PERAN MALARIA SEBAGAI PENYAKIT INFEKSI Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan dunia yang banyak menyebabkan kematian. Penyakit ini merupakan salah satu dari tiga penyakit infeksi utama di dunia bersama dengan acquired immunodeficiency syndrome(AIDS) dan tuberculosis (TBC). Umumnya, malaria menyerang penduduk dari negara-negara yang terdapat di daerah tropis. Di Indonesia, penyakit ini masih banyak ditemui terutama di bagian timur. Papua, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara merupakan daerah endemis tinggi malaria, diikuti oleh Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera yang endemis rendah, semetara Pulau Jawa dan Bali sudah hampir seluruhnya bebas malaria. Di daerah malang sendiri malaria menjadi endemik di Malang bagian selatan. Rata-rata kasus klinis malaria diperkirakan 15 juta tiap tahunnya.
Gejala yang ditimbulkan berupa demam yang berulang setiap beberapa hari (relapse fever), anemia, dan pembesaran kelenjar limfa (sphlenomegali) yang selanjutnya tiga tanda utama ini dikenal dengan trias malaria. Demam biasanya diikuti dengan tanda lainnya seperti rasa dingin sampai menggigil dan berkeringat. Â Namun, gejala klinis malaria juga dapat menyerupai penyakit lain yang memberikan gejala demam. Maka untuk meningkatkan keakuratan diagnosis, setiap kasus malaria klinis harus dikonfirmasi menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium. Terjadinya penyakit malaria bergantung kepada tiga faktor penentu. Faktor yang pertama adalah parasit yang menyebabkan penyakitnya, yaitu Plasmodium. Plasmodium yang merupakan mahluk hidup mirip hewan ini berukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sel darah merah, sehingga plasmodium dapat dengan mudah masuk ke tubuh nyamuk dan menyebar dari orang ke orang. Terdapat lima jenis Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, antara lain Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, dan Plasmodium knowlesi. Perbedaan spesies parasit ini mempengaruhi tipe gejala klinik yang timbul dan kecendrungan untuk terjadinya relaps (kambuhnya penyakit). Pada spesies parasit P. ovale dan P. vivax, parasit dapat masuk ke tahap laten, dimana gejala tidak dapat dilihat dan dirasakan. Namun parasit ini selanjutnya dapat menyerang penderita setelah 24 minggu selanjutnya.