Hmmm... Tidak Percaya diri Banyak orang yang merasa tidak percaya diri terhadap dirinya sendiri, bahkan terhadap dengan pencapaiannya masing-masing meskipun dengan jerih payahnya sendiri. Hal ini bagi sebagian orang dianggap sepele karena merasa hal ini hanyalah masalah kepribadian yang mudah diselesaikan. Mungkin, dengan sedikit liburan sudah selesai. Namun ternyata, jika seseorang mengalami perasaan ini bisa sangat kronis karena hal ini merupakan termasuk salah satu kelainan mental yang dalam bahasa medis adalah imposter syndrome. Tokoh dunia seperti Michelle Obama pun pernah mengakui memiliki jenis sindrom ini. "Saya memiliki imposter syndrome atau rasa tidak percaya diri, dan itu tidak pernah hilang," "Itu tidak hilang, perasaan bahwa saya sebetulnya tidak dianggap. Apa yang saya kuasai? Saya katakan sekarang, kita semua memiliki keraguan akan kemampuan kita, tentang kekuatan kita, dan apa kekuatan itu," "Jika saya memberi harapan kepada orang-orang, maka itu adalah sebuah tanggung jawab, jadi saya harus memastikan bahwa saya bertanggung jawab." "Kita tidak punya pilihan lain selain memastikan bahwa kita sebagai orang yang lebih tua memberikan alasan bagi generasi muda untuk berharap." Pernyataan Michelle Obama saat rangkaian tur promosi bukunya yanng berjudul Becoming di Southbank Centre, London. Imposter syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dicapainya. Orang dengan sindrom ini justru merasa waswas, seolah suatu hari orang-orang akan tahu bahwa dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilannya. Kondisi psikologis ini sebenarnya tidak masuk dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), yang berarti imposter syndrom tidak tergolong penyakit jiwa. Akan tetapi, berbagai penelitian menunjukkan kalau sindrom ini cukup umum ditemui dalam masyarakat. Selain itu, kondisi ini terkadang disertai dengan gejala-gejala gangguan cemas atau depresi. Gejala dari sindrom ini antara lain adalah: gampang cemas, tidak percaya diri, frustasi atau depresi ketika gagal memenuhi standar yang ia tetapkan sendiri, serta cenderung perfeksionis (menuntut kesempurnaan), serta masih banyak contoh lain yang tidak kita sadari.