Mp1604

Page 9

RABU, 16 APRIL 2014

10

SS Team

TAK SEBATAS KOMUNITAS, BUKAN SEKADAR BIKER

FOTO-FOTO: ISTIMEWA

KOPDAR: Kopi darat anggota SS Team bisa dilakukan dimanapun, mulai dari café hingga warung kopi pinggir jalan.

SATU lagi komunitas bikers lahir di Bumi Arema. Berawal dari sekumpulan motorider yang punya kebiasan sharing soal kuda besi masing-masing sambil nongkrong di warung kopi, Suka-Suka (SS) Team kemudian terbentuk medio Juli tahun 2013. Digagas oleh Tommy Yuda Pamungkas, Farouq Eko Wicaksono, Rangga Bayu Seno, Bagus Pramana Putra dan Suluh Fachris Zulfiqar, mereka mencoba mengusung konsep baru, yang

berbeda dari komunitas maupun klub-klub motor lain yang sudah ada sebelumnya. “Kenapa diberi embel-em bel ‘team’, bukan club atau community, karena kami mengusung semangat layaknya sebuah tim. Tidak akan bergerak sempurna jika satu orang saja tidak ikut berusaha,” terang Humas SS Team, Rangga Bayu Seno. Siapa sangka, dari sekadar aktivitas kumpul dan kopi darat (kopdar), komunitas ini menarik

minat banyak biker lain untuk bergabung. Dari semula diinisiasi lima orang, kini jumlah anggotanya sudah hampir 20 personil. “Sebetulnya kami malah tidak ada niat menambah anggota, kesannya komunitas privat untuk kalangan sendiri. Tapi, ternyata banyak teman yang ingin join,” imbuh Kapten SS Team, Tommy Yuda Pamungkas. Hingga kini, tidak pernah ada sis tem rekrutmen untuk masuk SS Team. Rata-rata anggota ba-

ru ber gabung setelah merasa enjoy mengikuti agenda kopdar di beberapa kesempatan. Konsep bro therhood dan persahabatan me mang menjadi atensi utama dalam komunitas ini. Tidak ada persyaratan administratif apapun yang harus dilakoni untuk menjadi bagian di dalamnya. Begitu juga untuk jenis motor anggotanya, juga sangat variatif. Ada yang menunggangi varian kuda besi keluaran Yamaha, Kawasaki, Minerva Sachs, Bajaj

maupun Honda. Perbedaan itu bukannya membuat sekat diantara para personil SS Team, malah membuat wawasan mereka soal sepeda motor bertambah. Di setiap kesempatan kopdar, berbagai masalah motor selalu menjadi topik menarik yang dibahas. Mulai dari sharing soal cara perawatan sampai ide-ide kreatif modifikasi. “Dari awalnya ada anggota yang tidak paham soal motor sama sekali, sekarang sedikit banyak sudah yang

paham soal mesin,” lanjut Bagus Pramana, mekanik SS Team. Sedangkan pengetahuan soal rolling thunder dan touring rata-rata sudah dimiliki para personil. Kebanyakan sudah fasih cara mengendarai motor dalam b e r b a g a i k o n d i s i , termasuk rambu-rambu saat berada dalam iring-iringan karena mayoritas anggota SS Team memang dasarnya biker serta pernah bergabung dengan komunitas atau klub motor. (tom/fia)

Makin Semangat dengan Boncengers BONCENGERS: Boncengers menjadi warna lain diantara para anggota SS Team yang didominasi para pria.

LAYAKNYA sebuah komunitas yang berangkat dari kesamaan hobby dan visi, personil SS Team juga berasal dari lintas profesi. Dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda, mereka menyatukan keragaman itu dalam sebuah wadah yang dibalut semangat brotherhood tanpa terkotak-kotak. Diantara anggotanya ada yang berprofesi sebagai jurnalis, bergelut di dunia bisnis, bekerja di bidang per tambangan, kedutaan besar, kontraktor, musisi dan sebagian lainnya masih aktif sebagai pelajar dan mahasiswa. Satu hal yang menyatukan mereka semua adalah kecintaannya terhadap dunia otomotif, khususnya motor sport. Tak jarang karena kesibukan

masing-masing, ada sebagian personil yang bisa aktif kopdar dua bulan sekali. Salah satunya adalah Ahmadiah Reza Lukman. “Saya bekerja di salah satu perusahaan pertambangan batubara di Kalimantan Timur. Jatah pulang saya cuma dua bulan sekali. Beruntung teman-teman di Malang selalu memberi support dan bisa memaklumi. Setiap mau pulang, yang di kangenin ya kumpul bareng teman-teman SS Team,” tutur pria tinggi besar ini. Hal senada juga dirasakan Ghu lam Akrim Amrullah yang sibuk dengan bisnis propertinya. “Seringkali saya harus pergi ke luar daerah untuk menjalankan bisnis. Tapi rekan-rekan sudah paham.

itu ada waktu luang di Malang, Begitu kirannya langsung kumpul SS kepikirannya Team kkarena sudah d h seperti ti ddengan keluarga sendiri,” ujar lajang asal Bontang, Kaltim ini. Menilik padatnya aktivitas masing-masing, tak heran jika kemu dian seluruh awak SS Team langsung mengagendakan touring ketika semua personil memiliki waktu longgar. Sejauh ini, mereka sudah pernah melakukan touring ke kawasan Pantai Pasir Pu tih Situbondo, pesisir pantai Tulungagung, Gunung Bromo, Waduk Selorejo, Bendungan Sutami Karangkates, Blitar hingga Kediri. Kegiatan touring inilah yang menjadi salah satu agenda mengasyikkan bagi para biker. “Meskipun

GANDA: Anggota SS Team rata-rata juga tergabung di komunitas rider lain. Kondisi ini membuat agenda kopi darat mereka sangat fleksibel.

tiddak touring itu sibuk, tapi kalau tidak rasanya aneh. Mungkin karena jiwa ji biker bik sejati j ti ya, jjadi di bawaannya b selalu ingin menggerus aspal dengan tunggangan kebanggaan,” timpal Fendy A Elbren alias Menyax, personil SS Team yang juga dikenal sebagai bassist band d’Kross. Di samping jiwa bertualang yang menggebu, nyatanya masih terselip jiwa kemanusiaan diantara para personil komunitas yang biasa nongkrong di Bhaswara Café ini. Sebagai wujud kepedulian kepada korban erupsi Gunung Kelud, belum lama ini SS Team juga mendonasikan bantuan kepada korban di wilayah Kabupaten Malang. Satu hal lain yang menjadi keistimewaan SS Team adalah ke-

biasaan para personil mengajak serta pasangan masing-masing di setiap Mulai ti kegiatannya. k i t M l i dari d i kopk dar, nobar sampai touring. Kaum hawa merasa nyaman berada di tengah-tengah kegiatan para biker lantaran nuansa kekeluargaan yang dibangun di dalamnya. “Rasanya sudah menyatu saja. Apalagi kegiatannya juga masih bermuatan positif. Kita semua sudah seperti keluarga,” kata Vira Fauziah Rosdiana, tunangan sekjen SS Team, Diki. Semangat itu pula yang dirasakan Hanum Oktavia. Jika sebelumnya tidak pernah bergelut dengan aktivitas biker, dara asli Malang ini langsung jatuh hati begitu diajak kopdar bareng SS Team. “Walaupun

pasangan kita yang seorang biker, tapi kami bisa ikut sharing saat kopdar k d dan d merasakan k refreshing f hi bareng-bareng waktu touring. Ini semua menantang sekaligus me ngasyikkan,” beber wanita berjilbab yang biasa dipanggil ‘Ibu Ketua’ ini. Membaurnya para kaum hawa ini rupanya menjadi salah satu magnet SS Team. “Ini yang bikin beda. Kalau biasanya ikut komunitas dan klub motor supaya punya gebetan, di sini malah kita bisa mengajak pasangan supaya semakin menyatu. Boncenger’s di SS Team sudah seperti anggota juga,” tandas Tri Susanto Indrawan alias Wawan, anggota pembesut Bajaj Pulsar. (tom/fia)

Perbedaan Bukan Halangan MENYATU dalam wadah komunitas bikers jelas bukan hal baru bagi awak SS Team. Pasalnya, rata-rata personilnya sebelumnya sudah berpengalaman gabung dengan komunitas atau klub motor. Hal ini semakin memudahkan masing-masing personil ketika mengadakan rolling thunder atau touring ke luar daerah. Usut punya usut, sekalipun sudah joint di SS Team, para personilnya tetap boleh bergabung dengan komunitas atau klub motor lain. “Karena kita ini tim. Jadi bukan klub yang punya batasan ini itu. Silahkan kalau masih punya komunitas atau klub di luar. Kami ini lebih cenderung seperti forum yang kumpul ketika mayoritas personil sama-sama bisa ketemuan,” papar Dikky Bagus Saputra, Sekjen SS Team. Diantara para personil, ada yang hingga kini masih tercatat sebagai anggota bahkan pengurus komunitas dan klub motor di bawah naungan Federasi Otomotif Malang (FOM).

Sebut saja klub motor khusus Yamaha Vixion, Yamaha Byson, Kawasaki Ninja, Bajaj Pulsar, Minerva Sachs dan Suzuki Thunder. Semuanya tetap bisa melakoni peran ‘ganda’ bersama klub masing-masing, namun tidak meninggalkan aktivitas SS Team. Lantas bagaimana mereka membagi waktu di sela padatnya agenda dua komunitas atau klub? “Biasanya jadwal kopdar masing-masing berbeda. Kalau sudah begitu, lebih mudah menyiasatinya. Tapi, ada kalanya jadwal bentrok. Kalau sudah begini, biasanya teman-teman di SS Team yang mengalah. Di SS Team agenda lebih fleksibel,” imbuh Suluh Fachris, yang juga dikenal sebagai Wakil Ketua MRC Malang. Tak heran jika kemudian SS Team tidak punya patokan kapan agenda kopdar wajib dilakukan. Bisa saja hari Selasa, Rabu dan Sabtu malam. Bahkan sering kali kopdar dilakukan dadakan setelah satu sama lain saling kontak. Begitu mayoritas personil

sedang luang, acara kumpul-kumpul pun langsung digelar dalam rentang waktu kurang dari satu jam setelah ‘woro-woro’. Lokasi kopdar pun tidak hanya berpaku di satu tempat. Seringkali agenda kumpul dihelat di tempat yang berbeda-beda. Supaya lebih melekat dengan sosok bikers, kopdar umumnya dilakukan di warung kopi pinggir jalan. Diantaranya di kawasan Soekarno Hatta, Bundaran Tugu sampai kawasan Sawojajar. Agar lebih akrab, tak jarang agenda kopdar diwarnai dengan kegiatan nonton bareng (nobar) pertandingan sepakbola, balapan MotoGP sampai nonton film terbaru di bioskop. “Tidak harus selalu di ruang terbuka atau warung kopi. Kita sering hang out bareng ke 21 cineplex, café dan juga tempat karaoke untuk sekadar melepas penat dan merasakan suasana baru,” tandas Risqi Adytya Pratama, yang tergolong personil baru SS Team. (tom/fia)

BEDA TAPI SATU: SS Team tak membatasi motor tertentu untuk bergabung. Sepanjang memiliki kecintaan yang sama terhadap motor, maka saat itu terbuka peluang bergabung dengan SS Team.

REDAKTUR: SHUVIA, LAYOUTER: OLIS


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.