Mp1106

Page 18

20

Kurang Promosi

SELASA

Atika Eka Prasanti.

11 JUNI 2013

KABUPATEN Malang kaya akan tempat wisata. Terlebih lagi tempat wisata Pesisir Pantai, jumlahnya sangat banyak. Di setiap Kecamatan di bagian Malang Selatan, selalu berbatasan dengan pantai. Mulai

Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Bajulmati, Pantai Sendangbiru dan lainnya. Namun sayang, menurut Atika Eka Prasanti ini, keberadaan pantai-pantai itu tidak bisa menyedot minat wisawatan

asing, seperti Pantai di Bali. Itu tak lain, karena tidak adanya fasilitas yang mendukung, tempat wisata yang ada di Kabupaten Malang ini, juga kurang dipromosikan. Baca Kurang... Hal.19

RIZAL FANANY/MALANG POST

Setengah Hati Kelola WWP MALANG – Pemkab Malang, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) tidak serius dalam mengelola taman rekreasi Wendit Water Park (WWP). Buktinya, taman rekreasi yang direvitalisasi dengan anggaran puluhan miliar pada tahun 2007-2008 lalu, sampai saat ini kondisinya mengenaskan. Banyak fasilitas yang dibiarkan minim perawatan dan rusak. Perubahan status dari UPTD Disbudpar menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang ditetapkan sejak awal tahun ini, juga tidak memberikan harapan baru untuk perbaikan taman yang memiliki banyak kera itu. Pengelola WWP yang masih di kelola UPTD meski sudah menjadi BLUD, harus angkat tangan untuk bisa mencapai target Rp 4 miliar sampai akhir tahun anggaran dengan segala keterbatasan yang ada dan minimnya anggaran perawatan. “Seharusnya instansi terkait itu harus memberikan perhatian lebih kepada WWP. Suka tidak suka, WWP asset pemerintah. Dan menurut saya, WWP mempunyai potensi untuk mendongkrak pendapatan dari sektor pariwisata kalau di kelola dengan profesional,” Ketua Komisi C, DPRD Kabupaten Malang, M Nor Muklas, S.Pd, M.Si kepada Malang Post, kemarin. Seperti diberitakan sebelumnya, pengelola WWP sudah “mengangkat bendera putih” untuk bisa mencapai target Rp 4 miliar sampai dengan akhir tahun anggaran. Sampai semester pertama ini,

DOK/MALANG POST

RUSAK : Atap Pendopo WWP yang biasa menjadi tempat istirahat para wisatawan dibiarkan rusak tanpa asbes. baru mendapatkan Rp 600 juta. Minimnya perhatian pemerintah dan perawatan menjadi penyebab kondisi WWP yang memprihatinkan saat ini. Padahal, kali pertama setelah WWP di revitalisasi dengan menggerojok anggaran puluhan miliaran rupiah pada tahun anggaran 2007-2008 lalu, WWP tidak hanya ditarget Rp 4 miliar saja, tapi di target hingga Rp 10 miliar, mengingat lengkapnya fasilitas yang disediakan di dalamnya. Tapi, fasilitas itu tidak di-

imbangi dengan perawatan yang memadai, kondisinya saat ini memprihatinkan. “Dengan kondisi WWP saat ini, mustahil mencapai pemasukan sebesar Rp 4 M. Untuk itu, pemerintah perlu mengkaji ulang,” ungkap politisi PKB itu. Menurut dia, hal itu setelah dibandingkan dengan beberapa tempat wisata lainnya yang serupa. Dia mencontohkan seperti kolam renang Sengkaling yang ramai dan kondisinya terawat. Sehingga

pendapatan Sengkaling, jauh di atas dari pendapatan WWP setiap tahunnya. “Selama ini kan kondisi WWP memang kurang terawat dan fasilitasnya banyak yang rusak. Sehingga mengurangi minat wisatawan maupun pengunjung untuk mendatangi WWP. Kondisi ini, otomatis membuat pendapatan dari retribusi tak maksimal. Bahkan bisa jadi pengelola mencapai minus,” bebernya. Untuk mengatasi hal tersebut kata pria akrab disapa Muklas ini, jalan satusatunya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengkaji ulang target retribusi yang dibebankan kepada pengelola WWP. Lanjut dia, saat pengkajian ulang itu, bila perlu melibatkan pihak independen seperti akuntan publik untuk menentukan pendapatan yang rasional. “Jadi, pemerintah tak serta merta menentukan begitu saja pendapatan yang harus dicapai WWP. Karena sudah ada pihak independen yang melakukan survey. Sekaligus menetukan pendapatan yang rasional dicapai,” terangnya. Menurut hitung-hitung perkiraanya, target pendapatan dari WWP yang rasional sebesar Rp 2.5 M. Kata dia, nominal sebesar itu sudah dikurang oleh biaya operasional dan biaya-biaya yang lainnya. “Dengan catatan, kondisi WWP harus dibenahi maupun diperbaiki terlebih dahulu, tentunya oleh pemerintah melalui instansi terkait. Itu penting, karena untuk menarik minat pengunjung maupun wisatawan,” tegasnya. (big/aim)

KRIMINAL

AGUNG PRIYO/MALANG POST

DIBEKUK: Kedua tersangka Soleh Nabil dan Nur Fauzi, bersama barang buktinya.

Asyik Nyabu, Sopir Travel Digrebek KEPANJEN – Dua sopir travel Pemulangan, Minggu malam lalu ditangkap petugas Reskoba Polres Malang, yakni Soleh Nabil, 28 tahun, warga Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi. Dan Nur Fauzi, 41 tahun, warga Jalan Krajan, Desa Sengguruh, Kepanjen. Keduanya digrebek, di dalam rumah tersangka Nur Fauzi saat hendak pesta narkoba jenis sabu-sabu (SS). Barang bukti yang diamankan petugas dari tangan mereka, yaitu dua poket SS seberat 1 gram, dua alat hisap serta dua buah korek api. “Barang bukti itu kami temukan di atas meja. Dan akibat perbuatannya itu, mereka dijerat dengan pasal 112 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. Ancaman hukumannya minimal 4 tahun kurungan penjara,” ungkap Kasubag Humas Polres Malang, Ipda Soleh Mas’udi. Menurut mantan Kanitreskrim Polsek Tirtoyudo ini, penangkapan kedua tersangka ini bermula dari informasi masyarakat yang mengatakan ada pesta SS di rumah Nur Fauzi. Berdasarkan laporan tersebut, petugas lalu melakukan penyelidikan. Begitu diketahui benar bahwa di rumah Nur Fauzi ada pesta SS, petugas langsung menggrebek dan menangkap keduanya. Baca Asyik... Hal.19

SUMBERPUCUNG – Kebakaran hebat, Senin (10/ 6) kemarin siang meludeskan kios tambal ban dan onderdil sepeda motor di Jalan Raya Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung milik Pujianto. Api yang membakar kios yang berada tepat di depan Pasar Ngebruk diduga dari bensin eceran yang dijualnya. Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai Rp 100 juta. Kasus itu sedang dalam penyelidikan petugas Polsek Sumberpucung. “Untuk sementara penyebabnya karena bensin eceran. Namun apakah ada penyebab lainnya, masih kami selidiki. Pasalnya, begitu terjadi kebakaran pemiliknya langsung pergi, kemungkinan dia ketakutan,” ungkap Kapolsek Sumberpucung, AKP Budi Harianto kepada Malang Post, kemarin. Kebakaran terjadi sekitar pukul 13.45. Menurut H Mahfud, Ketua RT20 RW03 setempat, sebelum terjadi kebakaran, Pujianto, 48 tahun pemilik kios ini sedang mengisi bensin eceran dari jirigen ke dalam botol. Ketika sedang mengisi itulah, datang seorang pengendara motor yang mau menambal ban. Pujianto lantas menambal sepeda motor itu. Dia kemungkinan lupa tidak menutup botol dan jirigen yang terisi bensin. Saat menyalakan api untuk menambal ban itulah, api langsung menyambar bensin dalam botol dan jirigen yang terbuka tanpa tutup. Korban tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab api yang membesar langsung menyambar seluruh bangunan rumahnya. Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu, berusaha memadamkan api dengan air dan perlengkapan seadanya. Sebagian lagi melaporkan ke petugas Polsek Sumberpucung dan petugas PMK Kabupaten Malang. Tak lama kemudian, polisi dan petugas PMK datang ke lokasi. Namun api sudah terlanjur meludeskan seluruh bangunan. Kejadian itu sendiri, selain mengundang ratusan warga yang ingin melihat, juga sempat membuat arus lalu lintas macet hingga sejauh satu kilometer.(agp/aim)

WAHANA TATA NUGRAHA

MUHAIMIN/MALANG POST

DINILAI LAGI : Piala penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) bidang lalu lintas yang diterima awal Mei lalu, diserahkan Bupati Malang Rendra Kresna kepada Plh Dishubkominfo Untung Sudarto. Hari ini akan dipertahankan.

Pertahankan WTN, Kepanjen Kembali Dinilai MALANG - Sukses meraih piala Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) bidang lalu lintas yang diterima awal Mei lalu, Pemkab Malang harus dapat mempertahankannya kembali. Hari ini, tim penilai WTN dari provinsi dan pusat akan menilai kembali ketertiban lalu lintas di Kota Kepanjen. Tahun 2011 lalu, Kepanjen hanya mendapatkan plakat WTN. Meski sebelumnya piala WTN pernah diraih Kepanjen. Tahun ini, piala WTN kembali dapat diraih dan menjadi kebanggaan masyarakat Kepanjen dan umumnya masyarakat Kabupaten Malang dan harus dapat dipertahankan kembali dalam penilaian tahap kedua dan ketiga. Baca Pertahankan... Hal.19

AGUNG PRIYO/MALANG POST

LUDES : Kondisi kios tambal ban sekaligus rumah Pujianto yang ludes terbakar.

SPBI Desak Dewan Kawal Kasus Perburuhan KEPANJEN – Puluhan buruh PT Golden Leaves Jaya Abadi (GLJA), di Jalan Raya Ampeldento 17 Kecamatan Pakis, kemarin mendatangi gedung DPRD Kabupaten Malang. Didampingi Ketua Umum Komite Pusat SPBI Lutfi Chafid, mereka meminta anggota Dewan ikut mengawal kasus mereka, yang kini sedang diselidiki oleh Reskrim Polres Malang. Mereka berangkat dari Kecamatan Pakis, dengan mengendarai puluhan sepeda motor dan dikawal mobil patroli Polsek Pakis menuju gedung DPRD Kabupaten Malang. Setiba di depan gedung, para buruh ini tidak masuk ke halaman. Karena di pintu masuk sudah dijaga puluhan aparat Polres Malang. Setelah melakukan orasi, Lutfi Chafid bersama perwakilan buruh diminta masuk untuk berdiskusi bersama anggota Komisi B,H Samsul Hadi, “Tujuan kedatangan kami ke sini (gedung DPRD) tidak untuk berdemo. Kami hanya ingin melibatkan DPRD supaya ikut mengawal kasus buruh. Pertama kasus buruh GLJA, yang kini sedang ditangani Polres Malang. Dan kedua kasus Onyx Niggi yang

telah melakukan penggelapan Jamsostek milik buruh. Itu kami lakukan supaya hidup, yaitu Polres, Dewan dan Disnaker samasama bergerak memperjuangkan nasib buruh,” terang Lutfi Chafid. Pria berambut gondrong ini, juga menyebut bahwa kedatangannya ke gedung Dewan, tidak hanya sekedar mengadu pada dewan terkait permasalahan buruh. Tetapi juga memberitahu dan mengingatkan kinerja Dinas Ketenaga Kerjaan (Disnaker) Kabupaten Malang, masih kurang baik dan maksimal. Banyak kasus menumpuk dan macet. Menanggapi pengaduan itu, H Samsul Hadi, menjanjikan bahwa Dewan akan mengawal kasus yang dilaporkan buruh ke Polres Malang. Pasalnya, apa yang dialami oleh para buruh ini jelas merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana gaji buruh tidak sesuai dengan UMK. Kedua dari ratusan buruh yang bekerja, hanya 43 orang saya yang diikutkan Jamsostek. Itupun uang Jamsostek tidak disetorkan oleh perusahaan. “Selain temuan pengaduan itu, juga ada temuan baru. Dimana ternyata ada pabrik besar yang berdiri sudah 2010, namun

AGUNG PRIYO/MALANG POST

LURUK DEWAN : Lutfi Chafid bersama para buruh mendesak anggota Komisi B H Samsul Hadi ikut mengawal kasus perburuhan yang sudah dilaporkan para buruh. izinnya baru 2013. Dan pabrik itu adalah PT GLJA. Dengan temuan ini, jelas bahwa kinerja Disnaker dan UPT perizinannya tidak maksimal kerjanya. Karena kalau ada pabrik besar berdiri belum ada izin IMB dan dan

izin HO itu adalah pelanggaran. Kami akan mengawal kasus ini. Bahkan, kami dalam waktu dekan akan turun ke lapangan (ke PT GLJA),” ungkap Samsul Hadi, yang juga Wakil Ketua Badan Kehormatan ini.

Sementara itu, Djaka Ritamtama, Kepala Disnaker Kabupaten Malang, dikonfirmasi menyatakan bahwa terkait pengaduan buruh PT GLJA ini, pihaknya sebelumnya sudah melayangkan surat teguran. Dan balasan dari perusahaan pada 5 Juni, dikatakan bahwa perusahaan telah menaikkan upah buruh dari Rp 17.500 naik sekitar 22 persen. Dan dari 43 orang yang memiliki Jamsostek menjadi 250 orang. “Namun apakah kenaikkan upah itu atas kesepakatan dengan buruh kami tidak tahu. Sebab meski dinaikkan 22 persen, namun masih dibawah UMK yang berlaku. Bahkan tadi juga ada masukan, kalau ada sekitar 40 buruh yang di PHK. Jika memang benar, kami akan memberikan teguran. Sebab janjinya dulu tidak akan memberhentikan buruh,” jelas Djaka. Terpisah, Kasatreskrim Polres Malang, AKP Decky Hermansyah, ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa kasus yang dilaporkan buruh sedang dalam penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi. “Kami masih mendalaminya. Sudah ada sekitar 15 orang yang kami periksa. Setelah ini, selanjutnya kami akan memanggil pemilik perusahaan untuk diperiksa,” tegas Decky.(agp/aim) REDAKTUR : MUHAIMIN, LAYOUTER : DJ AMIEL


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.