Menuju Tubaba

Arsitektur

2022

Kapita Selekta

Konsep Desain Bangunan Andra Matin Architect (AMA) Menuju Tubaba

Muhammad Halim

1910812210015

Prologue

Tubaba : Negeri Pendatang Berbasis Budaya & Ekologi Tubaba, masa depan yang sedang dibangun, memiliki tiga komponen penting : 1. Pendatang, sebagai pendorong pembaharuan ekonomi dan wawasan 2. Budaya dan spiritualitas, sebagai penyeimbang pembangunan fisk & kemajuan ekonomi 3. Ekologi, pelestarian alam sebagai sumber kehidupan

Kapubaten Tulang Bawang Barat (TuBaBa) Kabupaten Tulang Bawang Barat berada di utara Provinsi Lampung, berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera dan berada di antara Kota Bandar Lampung dan Palembang. Ibukotanya adalah Panaragan, dan disinilah ikon pertama Tubaba, Islamic Centre, berada.

“Banyak yang menyebut Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai ‘Indonesia Mini’ karena aneka ragam budayanya.

Meski berbeda-beda, kehidupan antar suku di Tulang Bawang Barat sangat harmonis.”

Tempat Tinggal & Bekerja Kesejahteraan yang Berkelanjutan Visi ekonomi Tubaba adalah kesejahteraan yang berakar dari industri ‘bersih’: pemanfaatan kekayaan alam secara berkelanjutan dan aktivitas ekonomi lain yang tidak merusak lingkungan.

Kehidupan Modern yang Dekat dengan Alam Ambisi besar Tubaba adalah menulis ulang definisi hidup modern di Indonesia. Menuju Tubaba, kami mengundang Anda: ahli transportasi, sanitasi, smart city, dan lain-lain untuk mewujudkan tempat tinggal yang ideal bersama kami, melengkapi Uluan Nughik

Karakter Manusia Tubaba Pekerja Keras, Terbuka, Berwawasan, & Menghormati Alam Menuju Tubaba, kami ingin melestarikan dan terus mengembangkan nilai-nilai ini. Saat ini telah berdiri situs kebudayaan – Islamic Centre, Sesat Agung – kami ingin memperkenalkan wawasan akan luasnya pengalaman hidup manusia. Melalui program-program – Sekolah Seni Tubaba dan Tubaba Camp – kami mengasah pola pikir kritis, keberanian berpendapat, dan karakter manusia Tubaba.

Bangunan Andra Matin di Tubaba

Masjid As-Shobur

Sebelumnya, Andra Matin diberikan kepercayaan oleh Bupati Tulang Bawang Barat, Bapak Umar Ahmad untuk merancang fasilitas-fasilitas publik disana.

Sessat Agung

Sebenarnya tidak Andra Matin saja yang dipercayakan untuk merancang di Tubaba ini. Ada arsitek ternama Indonesia yang lain juga seperti Yori Antar, Gede Kresna, Danny Wicaksono, LABWRKS, Adi Purnomo, dan lainnya.

Ada beberapa bangunan yang dirancang Andra Matin, sebagian sudah terbangun dan ada beberapa yang statusnya masih tahap proposal. Disini, Penulis hanya membahas yang telah terbangun saja, yakni :

Pasar Pulung Kencana

Masjid As-Shobur 2013-2017 Tulang Bawang Barat, Lampung Religious Space

Complete 1156 m2

Masjid As-Shobur berada di dalam kompleks Islamic Center Tubaba. Bangunan ini merupakan desain pertama yang dirancang oleh tim arsitek andramatin.

Tim andramatin terpilih karena Bupati Tulang Bawang Barat, Bapak Umar Ahmad tertarik dengan desain & pemikiran Andra Matin yang berbeda, dan memiliki kedalaman konsep.

Andra Matin mendesain sebuah bangunan berbentuk podium horizontal dengan minaret persegi tinggi menjulang yang dibuat dari beton cetak polos, tanpa ornamen, bahkan tanpa finishing namun tetap mengaplikasikan simbol-simbol keislaman di masjid ini.

Representasi filosofi ritual shalat sebagai manusia menyembah Allah diwujudkan dengan bangunan yang menjulang tinggi sebagai simbol hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa atau dikenal dengan hablumminallah. Bangunan yang juga berfungsi sebagai minaret (tempat pengeras suara untuk mengumandangkan adzan) berdiri lurus tegak setinggi 30 meter yang melambangkan 30 juz Alquran. Lima sisi menara merupakan simbol dari shalat lima waktu yang wajib bagi umat Islam setiap hari sebagai tiang agama. Jajaran kolom pada koridor berjumlah sama dengan jumlah surah yanga ada di Alquran, yakni 114.

Pada langit-langit bangunan menara terdapat 99 lubang cahaya di atap menara yang bertuliskan Asmaul Husna, 99 nama Allah dalam bahasa aksara Arab. Tepat pada tengah hari, bayangan sinar matahari yang jatuh ke bawah membiaskan namanama suci Allah ke dinding menara yang gelap.

Bangunan untuk beribadah sendiri adalah bangunan horizontal dengan denah berbentuk bujur sangkar, dengan luas 40x40 m2, yang dikelingi air di tiga sisinya. Bangunan ini dilingkupi dengan dinding beton kantilever gantung. Dinding beton kantilever gantung ini menghasilkan bukaan rendah yang dibiarkan terbuka, mengalirkan udara sejuk dan cahaya matahari. Tidak ada pintu atau jendela. Dari dalam jemaah masjid bisa melihat keluar, memandang air dan pepohonan. Hal ini menciptakan hubungan yang cair, antara bangunan dengan alamnya sekaligus juga membuat kegiatan ibadah semakin khusyuk dan takzim.

Sessat Agung 2017 Tulang Bawang Barat, Lampung Culture

Complete 1920 m2

Sessat Agung merupakan sebuah bangunan yang difungsikan sebagai tempat komunal multifungsi dan berkumpul. Sessat Agung berada di kawasan Islamic Center Tubaba, tepatnya di sebelah Masjid As-Shobur.

Sessat Agung berperan sebagai sebuah balai raykat yang dapat menerima siapa saja, tanpa batasan suku, ras, dan agama. Sejak pembangunannya selesai, bangunan ini digunakan sebagai tempat untuk berkumpul, pertunjukan teater, resital Alquran, pertunjukkan anak-anak, dan banyak lagi kegiatan lainnya.

Pada awalnya, bangunan ini dirancang tim arsitek andramatin dengan menggunakan material beton, namun Umar Ahmad mengusulkan menggunakan material lain, agar tidak terlalu terkesan sama “keras”, sehingga kemudian kayu ulin dipilih sebagai material utama yang menampilkan ekspresi bangunan.

Sessat Agung dirancang sebagai bangunan dua lantai dengan pembagian zoning kegiatan yang jelas. Lantai atas adalah ruang terbuka dirancang tanpa sekat untuk kegiatan komunal multifungsi.

Sedangkan lantai dasar di desain empat ruangan terpisah : satu untuk toilet dan tiga ruangan kantor.

Bentuk bangunan Sessat Agung mengambil bentuk rumah panggung beratap pelana, seperti rumah-rumah yang ditemui di kampung-kampung adat Tulang Bawang Barat. Untuk memunculkan bentuk rumah panggung, bangunan Sessat Agung berdiri di atas kolom-kolom yang berjajar di lantai dasar. Kemudian sembilan atap pelana dirancang sebagai ruangan bangunan yang sekaligus juga menjadi ekspresi dari simbol sembilan kerucut mahkota adat Lampung.

Sembilan kerucut yang ada pada mahkota mewakili sembilan suku leluhur masyarakat Lampung.

Lantai dua didesain sebagai ruang multifungsi dengan layout lepas terbuka, sehingga dapat menampung banyak orang.

Dinding penutup dibuat kisi-kisi kayu ulin menggantung yang berfungsi sebagai kulit bangunan. Kisi-kisi ini menciptakan rongga yang berfungsi sebagai masuknya cahaya matahari dan sirkulasi angin. Pada ruang serbaguna, langit-langitnya dihiasi oleh ukiran sebelas nama desa leluhur Tulang Bawang Barat dalam aksara Kanganga.

Jika masjid yang berfungsi sebagai bangunan ibadah, maka Sessat Agung berfungsi sebagai wadah kegiatan budaya. Mulai dari kegiatan adat tradisi hingga latihan seni kontemporer sudah terjadi di sini. Masyarakat bergembira karena memiliki bangunan yang membuat mereka dapat berkumpul bersama, sesuai dengan “Menuju Tubaba” itu sendiri, membawa kebahagiaan.

Sessat Agung berbentuk horizontal dan mempresentasikan kegiatan antar manusia, yang tidak langsung menjadikan simbol hubungan antar manusia atau biasa dikenal dengan sebutan hablumminannas.

Pasar Pulung Kencana 2017 Tulang Bawang Barat, Lampung Marketplace

Complete 21000 m2

Salah satu masalah tentang keberadaan bangunan pasar yang dimiliki oleh daerah Tubaba adalah kondisi ruang-ruangnya yang belum tertata dengan baik. Beberapa pasar yang ada di Tubaba kurang bersih, kurang pencahayaan maahari, dan kurang memiliki aliran udara yang baik, sehingga pengunjung tidak betah.

Sejalan dengan visi pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas hidup penduduknya, maka dari itu Pasar Pulung Kencana dibangun. Hal ini ditujukan agar menciptakan pasar yang nyaman dan bersih.

Bentuk pasar ini terinspirasi oleh keberadaan perkebunan karet yang menutupi hampir 75% lahan produktif di Tubaba. Setiap atap merupakan makna konotasi dari kanopi pohon karet yang dilengkapi dengan sistem pengumpulan air hujan. Atap pasar dengan luas 2 hektar ini dibentuk dari susunan modul segaram yang diletakkan pada ketinggian yang berbeda. Celah yang tercipta dari adanya perbedaan ketinggian membuat cahaya matahari masuk ke dalam dan membuat sirkulasi angin yang membuat pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan.

Pasar ini terdiri dari 2 lantai, dengan layout denah lantai yang tidak mengikuti pola struktur kolom penutup atap. Lantai dasar ditempati para pedagang. Los-los pedagang, yang membentuk ruang di lantai dasar, disusun tidak terlalu rapat.

Rangkaian baris-baris pendek los pedagang, yang disusun mengikuti beberapa sudut berbeda, menciptakan ruangruang terbuka yang dapat digunakan untuk berinteraksi dan juga sebagai ruang serbaguna.

Bentuk pasar ini terinspirasi oleh keberadaan perkebunan karet yang menutupi hampir 75% lahan produktif di Tubaba.

Setiap atap merupakan makna konotasi dari kanopi pohon karet yang dilengkapi dengan sistem pengumpulan air hujan.

Atap pasar dengan luas 2 hektar ini dibentuk dari susunan modul segaram yang diletakkan pada ketinggian yang berbeda. Celah yang tercipta dari adanya perbedaan ketinggian membuat cahaya matahari masuk ke dalam dan membuat sirkulasi angin yang membuat pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan.

Tentang Arsitek Andra Matin, dikenal dengan pendekatan arsitektur yang bersih dan modern. Karya-karya andramatin telah menjadi cerminan konstan kontemporer mengambil nilai-nilai tradisional, yang didasarkan pada konteks dan kepekaannya terhadap lingkungan. Selain proyek arsitekturnya, Andra Matin juga merupakan salah satu pendiri Arsitek Muda Indonesia (AMI – eng: Arsitek Muda Indonesia), dan telah menjadi bagian dari kemajuan arsitektur Indonesia.

Terinspirasi oleh kecintaannya yang besar pada perjalanan, Andra Matin terus mencari lebih banyak pengetahuan dan pengalaman, untuk lebih merayakan arsitektur Indonesia.

Da ar Pustaka https://menujutubaba.com/ https://www.andramatin.com/ https://web.lintaslampung.com/luarbiasa-kolam-masjid-islamic-centretubabarat-panen-ikan-hingga-8-ton https://journal.sociolla.com/lifestyle/pasar -pulung-kencana