KIPAS TARI JAUK KERAS



UNIT KEGIATAN MAHASISWA YANG BERGERAK DI BIDANG
PELESTARIAN KESENIAN DAN KEBUDAYAAN BALI
Maha Gotra Ganesha (MGG) didirikan pada tahun 1971 sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan pertama di ITB yang bergerak di bidang kesenian dan kebudayaan. Pada dasarnya, MGG menyediakan ruang kepada anggotanya untuk berlatih, mengembangkan, dan mementaskan kesenian Bali, seperti Tari Bali, Gamelan Bali, dan Sendratari.
Maha Gotra Ganesha berarti "Keluarga Besar Ganesha". Ganesha merujuk pada kampus utama ITB, Kampus Ganesha di Jalan Ganesha, Bandung. MGG diharapkan mampu menyediakan ruang untuk mengembangkan idealisme mahasiswa ITB dalam melindungi dan melestarikan kebudayaan nasional, terutama budaya Bali.
Dewasa ini, MGG berkembang ke arah unit kebudayaan melebihi kesenian. MGG tidak hanya fokus pada seni pementasan, tetapi juga pada kebudayaan Bali lainnya seperti Bahasa, Aksara, Kuliner, Teknologi, Tata Rias, dan sebagainya. Pengembangan ini adalah jawaban atas kebutuhan mahasiswa ITB, khususnya mereka yang berasal dan mencintai kebudayaan Bali.
Topeng Jauk Keras adalah topeng berbahan dasar kayu yang menjadi bagian dari kostum dalam pementasan Tari Jauk Keras. Jauk sendiri merupakan jenis tarian Bali yang menggunakan topeng menyerupai wajah dan terdiri atas dua macam, yaitu Tari Jauk Keras dan Tari Jauk Manis. Berbeda dengan Topeng Jauk Manis yang berwarna putih, Topeng Jauk Keras berwarna merah yang lebih menggambarkan keberingasan dari Kala Durga (salah satu tokoh mitologi Hindu) yang diperankan oleh sang penari. Kesan beringas ini dipertajam melalui ekspresi wajah yang menyeringai, mata yang terbuka lebar, serta alis dan kumis yang tebal.
Berbicara tentang Jauk Keras, Tari Jauk Keras merupakan salah salah satu igel muani keras (tari putra keras) sehingga dominan ditarikan oleh seorang penari pria. Tarian ini menggambarkan gerak-gerik Kala Durga dalam perwujudannya sebagai raksasa yang digambarkan dengan wajah seram, mulut menganga, disertai rambut gimbrang dan kuku panjang, namun tetap tidak meninggalkan karakter kegagahan, kewibawaan, dan keagungan sebagai perwujudan
Dewa. Gerakan-gerakan energik dari tari yang beringas ini akan diakomodir oleh alunan gamelan dan gong yang cepat.
Penasaran seperti apa energiknya penampilan
Tari Jauk Keras ini ?
Kepet (Kipas Tari) merupakan bentuk kerajinan khas Provinsi
Bali yang memiliki nilai seni tinggi.
Tidak hanya dapat dipakai untuk berkipas saja, secara historis
Kepet juga memiliki fungsi estetik dan simbolik dalam dunia seni
tari, mulai dari
Tari Klasik
Legong Keraton
hingga
Kini, Kepet tidak lagi hanya digunakan sebagai properti pada
tarian-tarian tertentu, namun juga sebagai cinderamata khas Bali
yang banyak digemari oleh wisatawan. Kipas ini dibuat oleh pengra -
jin Bali dan menggunakan beberapa jenis bahan dasar seperti:
Kain Prada. Kain prada mer -
upakan kain khas Bali yang
dikenal karena desainnya yang
mewah dengan ragam bentuk
flora dan fauna serta lapisan
corak keemasan pada seluruh
bagian kainnya. Dahulu, corak
emas pada kain prada dibuat
dari emas asli. Namun, seiring
berjalannya waktu, pengrajin
kain akhirnya menggunakan
benang atau foil berwarna emas
dalam pembuatan kain prada.
Kayu Cendana. Kepet berbah -
an dasar kayu cendana dikenal
sebagai jenis kipas dengan
harga paling mahal karena
otentisitasnya dan penggunaan
kayu cendana itu sendiri. Sei -
ring berkembangnya zaman
dimana kayu cendana menjadi
langka dan dilindungi, keberadaan Kepet jenis ini pun
semakin langka untuk ditemui
sehingga menjadi benda yang
sangat berharga.
SEMARAK BUDAYA
Sabtu, 4 Maret 2023
Dalam Main Event Semarak Budaya 2023, Maha Gotra Ganesha akan menampilkan performance Tari Bali khas yang dikenal sebagai Tari Jauk Keras serta mempertunjukkan busana daerah elegan Payas Agung dalam bentuk Fashion Show.
Tari Jauk Keras
Mengenakan Topeng Jauk Keras dan pakaian berwarna hitam, penari akan menggambarkan gerak-gerik Kala Durga dalam perwujudannya sebagai raksasa yang mengerikan namun tetap berwibawa. Alunan gamelan dan gong yang cepat akan mengakomodir gerakan-gerakan energik dari tari yang beringas ini.
Busana Payas Agung
Seperti namanya, Payas Agung menggambarkan keagungan dari siapapun yang mengenakannya. Busana yang biasa dikenakan oleh sepasang pengantin ini didominasi oleh ornamen berwarna kuning keemasan yang memberikan makna kemewahan, kebahagiaan, dan kehormatan.
Maha Gotra Ganesha akan menghadirkan konsep boothstand yang kaya akan nuansa Bali, dimana pengunjung dapat mencoba beberapa kebudayaan Bali secara langsung. Melalui
Hands-On Kamen (kain khas Bali), pengunjung dapat merasakan pengalaman menggunakan pakaian adat ringan yang biasa digunakan masyarakat Bali dalam keseharian mereka. Tentunya akan membuat pengunjung tampil semakin oke sebelum berfoto bersama
Icon Unit MGG nantinya. Pengunjung yang tertarik dengan musik
tradisional juga dapat mencoba memainkan gamelan Bali secara langsung melalui Hands-On Gamelan yang akan dipandu oleh penabuh handal dari Maha Gotra Ganesha.
Salah satu merchandise yang diperkenalkan saat Festival Tari
Bali XXII berlangsung, bertajuk: "Campuhaning Rasa"
( The Collaboration of Senses ) dan
"Satyam-Sivam-Sundaram" ( Truth-Godliness-Beauty ), T-Shirt Festival Tari Bali XXII memiliki desain yang eyecatching serta mampu menonjolkan Tari Legong sebagai salah satu jenis kebudayaan Bali.