ETALASE
METRO RIAU
KAMIS, 2 DESEMBER 2021
4
Inflasi 0,37 Persen di November JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,37 persen pada November 2021, karena secara umum berbagai harga komoditas mengalami kenaikan. “Perkembangan harga berbagai komoditas pada November 2021 secara umum mengalami kenaikan sehingga terjadi inflasi sebesar 0,37 persen,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono, di Jakarta, dilansir antaranews.com, Rabu (1/12). Dari 11 kelompok pengeluaran terdapat tiga kelompok pengeluaran yang paling memiliki andil terhadap inflasi pada November 2021. Kelompok pertama adalah kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yaitu terjadi inflasi sebesar 0,84 persen dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,21 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi dalam kelompok tersebut adalah minyak goreng dengan andil 0,08 persen, telur ayam ras dan cabai merah 0,06 persen serta daging ayam ras 0,02 persen. Kelompok pengeluaran kedua adalah transportasi dengan inflasi pada November sebesar 0,51 persen dan andilnya terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,06 persen karena adanya kenaikan tarif angkutan. Kelompok pengeluaran ketiga adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 0,14 persen dan andilnya terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,03
persen. “Ini karena kenaikan sewa rumah dan kontrak rumah dengan andil masing-masing 0,01 persen,” katanya. Dengan terjadinya inflasi pada November, maka inflasi tahun kalender Januari sampai November sebesar 1,3 persen dan tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,75 persen. Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 84 kota mengalami inflasi dan sebanyak enam kota yang mengalami deflasi pada November 2021. Untuk 84 kota yang mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 2,01 persen karena adanya kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,27 persen, telur ayam ras 0,23 persen dan kacang panjang 0,19 persen. Untuk inflasi terendah terjadi di Bima dan Pontianak yaitu sebesar 0,02 persen, serta deflasi terendah terjadi di Tuai yakni minus 0,16 persen. Sementara dari enam kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu yakni sebesar minus 0,53 persen karena adanya penurunan harga daun bawang, ikan cakalang, cabai rawit dan kangkung dengan masingmasing memiliki andil 0,15 persen. (mr/vi)
2022, Anggaran Kartu Prakerja Rp11 Triliun JAKARTA - Program Kartu Prakerja menjadi salah satu bantuan sosial yang akan dicairkan tahun depan. Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Kartu Prakerja sebesar Rp11 triliun atau 4,3% dari anggaran perlindungan sosial 2022. Program Kartu Prakerja merupakan inisiatif strategis Pemerintah dan penanganan Covid-19 karena tidak hanya menjadi sarana transfer dana dari pemerintah ke masyarakat, tetapi menawarkan skill development yang dapat menjadi pondasi meraih kesempatan kerja yang lebih luas. “Seringkali para pekerja kesulitan mendapatkan pekerjaan dikarenakan kompetensi yang diperoleh dari lembaga pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk menjembatani ini Pemerintah berupaya memberikan keterampilan bagi Angkatan kerja kita sehingga labor market akan menjadi lebih sehat dan lebih fleksibel,” ungkap Febrio, dalam Webinar bersama Kata Data “Diseminasi Hasil Studi Evaluasi Dampak Program Kartu Prakerja” di Jakarta, dilansir okezone.com, Rabu (1/12). Febrio melanjutkan, keterampilan yang diberikan dalam Program Kartu Prakerja harus memenuhi setidaknya satu dari skilling atau penambahan kemampuan, upskilling atau peningkatan kemampuan, dan reskilling atau penggantian kemampuan. Selain itu kebijakan pemberian Kartu Prakerja juga diarahkan untuk mendorong peningkatan keterampilan yang dibutuhkan terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan teknologi digital. “Melalui Program Kartu Prakerja diharapkan kompetensi baik para pencari kerja baru, pencari kerja yang alih profesi atau korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat
mengisi kebutuhan dunia kerja sehingga masalah pengangguran Indonesia dapat lebih diatasi,” jelas Febrio. Secara akumulasi, jumlah penerima Program Kartu Prakerja sampai dengan tanggal 30 September 2021 mencapai 12 juta orang yang tersebar pada 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) terhadap 7,2 juta responden penerima manfaat sebanyak 85% responden tidak atau belum mengikuti pelatihan, 52% responden tinggal di pedesaan, 49% berjenis kelamin perempuan, dan 3,6% diantaranya penyandang disabilitas. T Febrio menyatakan, hasil survei persepsi masyarakat terhadap manfaat program bantuan pemerintah di masa pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh IPSOS 2021 menunjukkan Program Kartu Prakerja menjadi bantuan sosial yang paling bermanfaat. Meski demikian, Febrio mengingatkan atas capaian yang diperoleh harus tetap dilakukan upaya perbaikan yang berkelanjutan. “Atas capaian yang sudah diperoleh oleh Program Kartu Prakerja ini kiranya tetap dilakukan upaya perbaikan berkelanjutan dengan meningkatkan tata kelola program secara semakin transparan dan akuntabel dari sisi pengadaan barang jasa pemerintah termasuk verifikasi atas lembaga pelatihan yang diusulkan oleh mitra platform digital. Selanjutnya, efisiensi program kartu pra kerja di era digital juga diikuti dengan modul pelatihan yang semakin variatif untuk memenuhi kebutuhan peserta di sektor formal maupun sektor informal yang paling terdampak akibat pandemi,” tutup Febrio. (mr/vi)
TANGKAPAN LAYAR - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/12). (antara)
Krisis Energi
Gapki: Permintaan Minyak Sawit Bakal Naik JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) optimistis tren permintaan minyak kelapa sawit bakal terus mengalami peningkatan seiring situasi krisis energi global. Kenaikan permintaan itu akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia sebagai produsen sawit dunia. Ketua Umum Gapki,
Joko Supriyono, mengatakan, sepanjang tahun ini industri sawit menikmati kinerja positif. Pasalnya, harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) mencatat rekor karena lebih dari 1.000 dolar AS per metrik ton (MT). Kenaikan harga itu juga didorong oleh peningkatan permintaan secara global terhadap minyak sawit. “Seiring masuknya fase pemulihan di berb-
agai negara, permintaan minyak nabati akan naik. Permintaan diperkirakan akan terus naik terutama karena krisis energi di sejumlah negara,” kata Joko dalam Indonesia Palm Oil Conference 2021 yang digelar secara virtual, dilansir republika.co.id, Rabu (1/12). Menurutnya, bahan bakar biodiesel yang menggunakan minyak sawit sebagai komponen
bahan baku telah menjadi energi alternatif untuk mengatasi krisis energi saat ini. Namun, terkait tren harga ke depan, industri belum dapat memproyeksi secara tepat. Meski begitu permintaan sawit untuk pasar dalam negeri setidaknya akan terus mengalami kenaikan. Salah satunya karena konsistensi pemerintah menjalankan mandat penggunaan bah-
an bakar biodiesel B30. Program tersebut, kata Joko telah membantu stabilisasi konsumsi sawit di pasar domestik bahkan cenderung meningkat. “Industri sawit optimistis dengan keberlangsungan bisnis ke depan seiring dengan kenormalan baru. Kami menyambut peluang 2022 karena Indonesia akan melanjutkan pemulihan ekonomi,” ucap Joko. (mr/vi)
NTP Perkebunan Rakyat Naik Tertinggi November 2021 JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan tertinggi pada November 2021, yakni sebesar 2,05 persen. “NTP pada perkebunan rakyat mengalami tertinggi karena kenaikan indeks yang diterima petani mengala-
mi kenaikan. Komoditas penyebab kenaikan yang dominan pada subsektor ini adalah kenaikan harga kelapa sawit, kopi, dan kelapa,” kata Margo saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, dilansir antaranews.com, Rabu (1/12). Sebaliknya, subsektor yang NTP-nya turun dalam adalah hortikultura. Adapun komoditas yang
DOKUMENTASI - Petani memanen kelapa sawit . (ist)
memengaruhi penurunan tersebut adalah penurunan harga bawang merah, cabai rawit, tomat. Margo memaparkan berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 34 provinsi di Indonesia pada November 2021, NTP secara nasional naik 0,49 persen dibandingkan NTP Oktober 2021, yaitu dari 106,67 menjadi 107,18. Kenaikan NTP pada
November 2021 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal. Kenaikan NTP November 2021 dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian,
yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,13 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,05 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,56 persen. Sementara itu, NTP pada dua subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 2,92 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,16 persen. (mr/vi)