
8 minute read
Sigit Juli Hendriawan, Kepala Inspektorat
KAMIS, 2 DESEMBER 2021
12
Advertisement
BENGKALIS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis sedang mengupayakan penerapan sistem e-Ticketing di pelabuhan penyeberangan Air Putih dan Sei Selari. Kalau tidak ada kendala dan sesuai rencana, maka Februari 2022 mendatang sistem e-Ticketing sudah diberlakukan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis, Djamaluddin, mengatakan, untuk pengelolaan pelabuhan penyeberangan dengan e-Ticketing tersebut, Pemkab Bengkalis menyerahkan kepada BUMD PT Bumi Laksamana Jaya (BLJ).
“BUMD ini nanti membentuk Badan Layanan Umum Pelabuhan, bekerja sama dengan pihak ketiga dalam mengelola pelabuhan penyeberangan dengan sistem e-Ticketing,” ujar Djamaluddin, Rabu (1/12).
Menurutnya, realisasi dari eTicketing tersebut sangat bergantung kepada seberapa lama proses pembentukan BLU Pelabuhan, karena dari sisi perangkat lunak melalui pihak ketiga sudah ready. “Logikanya bisa cepat, tapi tentu semua bergantung kepada BUMD dan ini nanti bisa ditanyakan ke direkturnya,” katanya lagi.
Sistem e-Ticketing, terang Djamaluddin yang juga menjabat Kepala BKPP Bengkalis ini, merupakan salah satu solusi untuk menertibkan sistem antrean di pelabuhan roro sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi. “Intinya dengan e-Ticketing, maka kualitas pelayanan bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga keluhan dari pengguna bisa kita minimalisir,” katanya.
Namun demikian, lanjut Djamaluddin, untuk meningkatkan pelayanan tidak hanya cukup dengan menerapkan e-Ticketing, melainkan juga peremajaan dan penambahan armada serta perbaikan pelabuhan sandar. Terkait dengan peremajaan dan penambahan armada penyeberangan ini, Djamaluddin mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak operator agar bisa direalisasikan sebelum e-Ticketing diberlakukan. “Mengapa, karena diberlakukan pun e-Ticketing tapi kalau armadanya sering rusak dan jumlahnya terbatas, tentu tidak akan bisa mengatasi antrean yang semakin hari semakin sering terjadi. Tentu armadanya harus diganti dengan yang bagus dan jumlahnya ditambah, baru bisa mendukung e-Ticketing,” ucap Djamaluddin, seraya menambahkan, setidaknya butuh 8 armada untuk kelancaran penyeberangan. (zul) RORO - Pelabuhan roro Air Putih dan Sei Selari bakal menerapkan sistem e-Ticketing pada Februari 2022. (zul)
BENGKALIS - Masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin Covid-19 diimbau memanfaatkan layanan vaksin centre. Untuk Kabupaten Bengkalis, selain di Kota Duri, vaksin centre juga ada di Kota Bengkalis.
“Kalau di Duri, sebagaimana kita sampaikan beberapa waktu lalu lokasi vaksin centre ada di Mall Mandau City. Sedangkan untuk di Bengkalis, layanan vaksin centre ada di Gedung Serba Guna (Hok Ann Kiong,red) di Jalan Diponegoro Bengkalis,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, dr Ersan Saputra, Rabu (1/12).
Menurutnya, dengan adanya vaksin centre ini maka masyarakat yang ingin divaksin bisa datang kapan saja tanpa harus antre. Selain mempermudah masyarakat, layanan vaksin centre ini juga untuk mempercepat tingkat persentase masyarakat yang divaksin.
“Saat ini kita dalam kisaran 48 persen, harapan kita tentu dalam waktu dekat ini sudah bisa mencapai setidaknya 50 persen,” kata Ersan.
Mantan Direktur RSUD Mandau ini mengatakan, meningkatnya persentase warga yang divaksin tidak hanya menurunkan level PPKM, melainkan juga mempercepat tercapainya herd immunity. Saat ini level PPKM Kabupaten Bengkalis berada pada level III dengan situasi kasus positif Covid-19 sudah mulai terkendali. Namun, karena persentase masyarakat yang divaksin belum mencapai 50 persen, maka belum bisa turun ke PPKM level II.
“Karena itu, sekali lagi kita mengimbau masyarakat untuk benar-benar memanfaatkan layanan vaksin center,” katanya lagi.
Nataru, ASN Dilarang Bepergian
Sementara itu, untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19, Bupati Bengkalis mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Bengkalis, Nomor : 800/ BKPP-PKPP/2021/3525 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah dan/atau Cuti Selama Periode Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi Covid-19.
SE itu memuat larangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis untuk mengambil cuti atau bepergian ke luar daerah selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Larangan tersebut berlaku sejak 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022.
SE Bupati Bengkalis ini dibuat sebagai tindak lanjut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor : 26 Tahun 2021 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah dan/atau Cuti Selama Periode Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi Covid-19.
Namun, larangan ini dikecualikan bagi ASN yang melaksanakan perjalanan ke luar daerah dalam rangka tugas kedinasan dan telah memperoleh surat tugas, yang telah ditandatangani minimal pejabat pimpinan tinggi pratama (eselon II), atau kepala kantor satuan kerja. Kemudian, izin diberikan bagi ASN yang terpaksa harus melakukan kegiatan bepergian ke luar daerah, namun terlebih dahulu harus mendapat izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian. (zul) SE - Surat Edaran (SE) Bupati Bengkalis Nomor : 800/BKPP-PKPP/2021/3525 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah dan/atau Cuti Selama Periode Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Dalam Masa Pandemi Covid-19. (ist)

SIAK

BUKA ACARA - Sekdakab Siak, Arfan Usman, membuka acara sosialisasi Analog Switch O (ASO) dan Penyiaran Digital, Rabu (1/12). (din)
KPAI Riau Sosialisasi ASO dan Penyiaran Digital
SIAK - Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Siak, Arfan Usman, didampingi Assisten III Setdakab, Drs H Jamaluddin MSi, membuka acara sosialisasi Analog Switch Off (ASO) dan Penyiaran Digital. Kegiatan tajaan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau ini dilakukan Rabu (1/12).
Kegiatan digelar di ruang rapat Sri Indrapura Kantor Bupati Siak dan turut hadiri Asisten Administrasi Umum Kabupaten Siak, Komisioner/Koordinator bidang PS2P KPID Riau, Warsito SIKom, Komisioner/Koordinator bidang pengawasan isi siaran KPID Riau, H Asril Darma SSi MIKom, Kepala Dinas Kominfo se-Provinsi Riau, mahasiswa Riau dan Kabupaten Siak
Dalam sambutannya, Jamaluddin mengucapkan terimakasih kepada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Riau. “Kami mengucapkan terimakasih kepada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Riau telah mempercayakan Kabupaten Siak sebagai tempat dilaksanakannya acara sosialisasi ini,” ujarnya .
Jamaluddin menambahkan, kegiatan FGD dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Riau ini dalam rangka mensosialisasi penyiaran televisi dari analog ke digital. “Mutasi penyiaran ini sudah dimulai pada Agustus 2021 lalu, di mana diprioritaskan untuk daerah diperbatasan. Dengan dilaksanakan acara ini semoga mempercepat mutasi televisi dari analog ke digital,” katanya.
Sementara Asril Darma, mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan agar masyarakat bisa dengan mudah mengakses televisi tanpa melakukan pembayaran seperti yang dialami sekarang dengan kondisi harus support ke digital.
“Jika tidak disupport, kita memiliki alat-alat agar nanti masyarakat bisa mengakses tanpa harus membeli televisi kabel atau harus membeli paket seperti sekarang. Mengenai biaya untuk pembuatannya kisaran Rp200-300 ribuan, namun melalui program pemerintah bagi masyarakat miskin yang sudah terdaftar di dinas sosial digratiskan,” papar Asril Darma.
Sedangkan Sekdakab Siak, Arfan Usman, menyampaikan komitmen Kabupaten Siak dalam mendukung program komisi penyiar daerah Riau.
“Apa yang menjadi program Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Riau sudah berjalan dengan baik dan sudah bekerja sama dengan Kabupaten Siak . Pemkab Siak memiliki komitmen mendukung program-program dari KPID Riau. Di era maju sekarang memang kita dituntut untuk lebih maju lagi mengikuti era digital. Jadi program mutasi televisi dari analog ke digital merupakan program yang baik bagi masyarakat ke depan,” kata Arfan.
Dia menambahkan, Pemkab Siak serta Siak televisi dan Radio Kabupaten Siak mengapresiasi mengenai program tersebut.
“Siak Televisi dan Radio Kabupaten Siak mendukung program dari Penyiar Indonesia Daerah Riau, namun karena kondisi yang dialami Kabupaten siak dalam 2 tahun ini, maka program mutasi ini sedikit terhambat,” paparnya.
Ke depan, sambung Arfan, Komisi Penyiar Daerah Riau dan Pemkab Siak saling mendukung dan mengevaluasi kembali apa program-program yang akan dilakukan, supaya apa yang menjadi prioritas bisa segera terlaksana. (din) SELATPANJANG - Minuman Kopi Liberika Meranti jawara sebagai minuman tradisional terpopuler pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021.
Penghargaan itu dijemput Bupati Kepulauan Meranti, H Muhammad Adil, didampingi tim untuk menerima penghargaan API Award 2021 dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Sekayu, Musi, Palembang, Sumatera Selatan, pada malam penganugerahan API Award, Selasa (30/11) malam.
Penyerahan piala dilakukan Staf Ahli Menteri Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik Kemendagri, Drs La Ode Ahmad P Balombo. Tak tanggung-tanggung, minuman Kopi Liberika memenangkan 47 persen vote dan mengalahkan minuman tradisional lainnya, yakni Jamu Coro dari Kabupaten Demak.
Ada pun minuman tradisional lainnya yang masuk nominasi, yakni Suru Thamere asal Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, Teh Gaharu Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat, Rampa Patappulo Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan, Kopi Khop Aceh Barat Provinsi Aceh.
Selain itu, ada Serbat Mangga Kweni Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, Susu Kuda Liar Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Toge Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, dan Teh Talang asal Kabupaten Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah.
Bupati Adil mengucapkan syukur dan bangga, serta terimakasihnya kepada masyarakat Kepulauan Meranti yang terus mendukung sehingga minuman khas daerah ini bisa memenangi penghargaan bergengsi ditingkat nasional.
“Alhamdulillah, ini kemenangan bersama masyarakat Meranti, atas dukungannya, Kopi Liberika Meranti menjadi minuman tradisional terpopuler pada penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2021. Perjuangan yang dinantinanti sekian lama akhirnya terwujud juga,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat.
Rizki juga mengucapkan terimakasihnya kepada seluruh pihak yang sejak awal mendukung kemenangan Kopi Liberika Meranti mulai dari OPD, lembaga dan organisasi masyarakat serta komunitas lainnya dan masyarakat luas yang turut berjuang keras memenangkan Kopi Liberika Meranti.
Ke depan, diharapkan, produk lainnya juga bisa meraih predikat yang sama dan bisa bersaing dan dikenal di tingkat nasional maupun internasional.
Kepala Disparpora itu juga mengatakan, dengan terpilihnya Kopi Liberika sebagai pemenang minuman tradisional terpopuler, dirinya berharap kemenangan ini bisa menginspirasi para pelaku kuliner, UMKM khususnya kedai kopi di Meranti untuk menyuguhkan kopi khas gambut ini.
“Kita minta pengusaha kedai kopi untuk menggunakan dan menyuguhkan Kopi Liberika, sangat disayangkan sekali jika tidak dan ini juga sudah terkenal di Indonesia, dengan begitu jika peminatnya sudah banyak tentu petani kopi juga lebih semangat,” ucapnya.
Ditambahkan Rizki, dengan kemenangan ini, akan sangat bermanfaat untuk pengembangan pariwisata dan produk unggulan produksi lokal nantinya. Karena penghargaan tersebut merupakan acuan kalibrasi bahwa program kerja yang dilakukan sudah on the right track.
Selain itu penghargaan ini juga merupakan predikat pengakuan seberapa baik atau bisa dikatakan sebagai standar kualitas yang telah dicapai penerima penghargaan.
Sementara itu, penggiat Kopi Liberika, Abdul Hakim, mengatakan, Kopi Liberika Meranti sangat aman dikonsumsi lambung dan memiliki kafein yang rendah dan cita rasa yang khas. Selain itu juga ada rasa cokelat padahal tidak ada dicampurkan dengan cokelat sama sekali.
Harapannya, dengan telah memenangkan API ini, pemasaran kopi bisa lebih luas karena ini salah satu brand yang dimiliki Riau.
Sebagai pengakuan akan kopi khas Indonesia, saat ini telah terdaftar 32 Indikasi Geografis (IG) kopi, di mana salah satu diantaranya Kopi Liberika Rangsang Meranti yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, yang telah mendapat sertifikasi IG sejak 2016. Sementara itu varietas kopi jenis liberika asal Pulau Rangsang itu juga sudah dilepas yang diberi nama Liberoit Komposit Meranti.
Untuk penghargaan API ini, Meranti sudah beberapa kali memenangkannya diantaranya pada tahun 2018 juara I iven perang air kategori festival pariwisata terpopuler di Indonesia, selanjutnya tahun 2019 juara II Lari Diatas Tual Sagu masuk nominasi kategori olah raga dan petualangan terpopuler, kemudian pada tahun 2020, wisata Jembatan Pelangi juga meraih juara III kategori ekowisata terpopuler. (ali)