THE POWER OF INNOVATION Harian Pagi
Diserahkan Langsung Oleh :
013
DEWAN PERS
BE
Di Harris Hotel & Conventions Surabaya, Rabu, 1 November 2017
ER 2
THE
METRO RIAU BERWAWASAN DAN BERKEPRIBADIAN
ST O
Berwawasan dan Berkepribadian
LULUS VERIFIKASI FAKTUAL
ARD
GOLD WINN
E
W IA A ED
SIA DONE PRINT M R IN
AP F SU MATERA NEWSP
KAMIS, 22 MARET 2018 M 4 RAJAB 1439 H
Eceran: Rp 4.000.- per eksemplar Luar Kota + Ongkos Kirim
3 Merek Sarden Terbukti Bercacing BBPOM Minta Warga Riau Tak Resah
PEKANBARU - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan ada tiga kemasan produk ikan mackerel (sarden) impor yang terbukti mengandung cacing. Semua sarden tiga merek itu segera ditarik dari peredaran dan masyarakat diminta tidak mengonsumsinya. Tiga produk itu terbukti mengandung cacing setelah BBPOM Pekanbaru melakukan uji laboratorium. “Ada tiga produk ikan mackerel, yaitu merek IO, Farmer Jack, dan HOKI (yang mengandung cacing),” kata Kepala BBPOM Pekanbaru, Muhammad Kashuri, Rabu (21/3). BBPOM Pekanbaru bergerak cepat setelah beredar luasnya video dan foto di media sosial dari kiriman warga pada pekan lalu, yang menunjukan ada cacing di dalam produk ikan kaleng jenis mackerel. Menurut Kashuri, kasus pertama mencuat di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Kasus serupa terjadi di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepu-
lauan Meranti. Kashuri mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di lokasi tersebut untuk mengambil sampel produk untuk diperiksa di laboratorium. Uji laboratorium itu juga dibahas oleh sejumlah ahli, sebelum akhirnya BBPOM Pekanbaru mengungkap hasil pengujian pada produk impor dari Tiongkok tersebut kepada publik. “Artinya, terkonfirmasi memang benar ada sejenis cacing, tapi bukan cacing pita seperti yang viral di media sosial. Jadi ada cacing anisakis species, cantik namanya,” kata Kashuri. Baca..... hal 7
Asal Sarden Ditelusuri BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI langsung bereaksi menyusul ditemukannya tiga kemasan produk ikan mackerel (sarden) impor yang terbukti mengandung cacing. BPOM sedang melakukan penelusuran. “Saya sedang telusuri,” kata Kepala BPOM, Penny Lukito, Rabu (21/3). Secara terpisah, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Olahan BPOM, Suratmono mengatakan, dalam waktu dekat akan menelusuri ihwal asal-muasal ketiga produk tersebut. BPOM, katanya, akan melakukan penelusuran mulai dari pabrik pengimpor ketiga produk sarden kaleng di Tiongkok. Selain itu, kata Suratmono, BPOM juga perlu mengetahui dari perairan mana ikan-ikan sarden yang menjadi bahan baku ketiga produk itu ditangkap. Soalnya, menurutnya, lokasi perairan menentukan kualitas dari ikan yang ditangkap. Baca..... hal 7
Dugaan Korupsi Proyek Jalan
KPK Angkut 8 Kontainer Dokumen dari Bengkalis
PEKANBARU di Kantor DPRD - Komisi Pembedan Dinas PU rantasan KorupBengkalis, penyisi (KPK) menyidik menyita delata banyak dokupan kontainer bermen terkait kasus kas dan dokumendugaan korupsi dokumen proyek proyek pembajalan,” ungkap Jungunan Jalan Batu ru Bicara KPK, Panjang, PangkaFebri Diansyah, Febri Diansyah lan Nyirih, KecaRabu (21/3). matan Rupat, Kabupaten Penggeledahan itu diBengkalis, Provinsi Riau lakukan selama sekitar 12 tahun 2013-2015. Tak tang- jam sejak Senin (19/3) sore gung-tanggung, dokumen hingga Selasa (20/3) diniyang diangkut lembaga an- hari. Hasil sitaan selanjuttirasuah sekitar delapan nya akan dijadikan bukti. kontainer. Nantinya, Febri menyebut “Hasil penggeledahan bukti tersebut akan dipelasebelumnya yang dilakukan jari lebih lanjut dan diklari-
fikasi kepada saksi atau tersangka. Penggeledahan sendiri hingga kini masih berlanjut. “Sebagai rangkaian dari kegiatan di Bengkalis sejak Senin kemarin, hari ini (kemarin) tim masih melakukan kegiatan di daerah,” tutur Febri. Setelah dari Bengkalis, KPK melakukan penggeledahan terhadap sejumlah tempat di Kota Pekanbaru. “Penyidik menggeledah sejumlah tempat di Pekanbaru.
IKAN KALENG IMPOR BERCACING - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru menunjukkan kemasan produk impor ikan mackerel kaleng yang terbukti mengandung cacing di Pekanbaru, Riau, Rabu (21/3). Hasil uji laboratorium BBPOM Pekanbaru menunjukkan ada tiga merek produk impor ikan mackerel kaleng dari Tiongkok yang mengandung cacing, sehingga harus ditarik dari peredaran. (antara)
Korupsi Massal di Malang
Wako dan 18 Anggota DPRD Tersangka
19 TERSANGKA KORUPSI MASSAL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Baca..... hal 7
17. 18. 19.
Moch Anton
KURS
TRANSAKSI BI
RABU, 21 MARET 2018
USD AUD SGD HKD JPY MYR EUR CNY
13,828.00 10,639.26 10,489.27 1,762.70 129.8892 3,526.65 16,948.98 2,181.21 Sumber www.bi.co.id
成功,往往 住在失败的 隔壁 Chéng gōng, wǎng wǎng zhù zài shī bài de gé bì Sukses, seringkali hanya berada di sebelah dinding kesuksesan
Moch Anton, Wali Kota Malang Suprapto, Anggota DPRD Malang (PDIP) HM Zainuddin, Wakil Ketua DPRD Malang (PKB) Sahrawi, Anggota DPRD Malang (PKB) Salamet, Anggota DPRD Malang (Gerindra) Wiwik Hendri Astuti, Wakil Ketua DPRD Malang (Demokrat) Mohan Katelu, Anggota DPRD Malang (PAN) Sulik Lestyowati, Anggota DPRD Malang (Demokrat) Abdul Hakim, Anggota DPRD Malang (PDIP) Bambang Sumarto, Anggota DPRD Malang (Golkar) Imam Fauzi, Anggota DPRD Malang (PKB) Syaiful Rusdi, Anggota DPRD Malang (PAN) Tri Yudiani, Anggota DPRD Malang (PDIP) Heri Pudji Utami, Anggota DPRD Malang (PPP) Hery Subiantono, Anggota DPRD Malang (Demokrat) Ya’qud Ananda Gudban, Anggota DPRD Malang (Hanura) Rahayu Sugiarti, Anggota DPRD Malang (Golkar) Sukarno, Anggota DPRD Malang (Golkar) H Abd Rachman, Anggota DPRD Malang (PKB)
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Walikota Malang periode 2013-2018, Moch Anton sebagai tersangka kasus dugaan suap. Selain itu, 18 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Malang juga dijerat lembaga antirasuah sebagai tersangka. “Setelah mengumpulkan data dan dari hasil sidang, dilakukan penyelidikan lebih dalam dan mencermati fakta persidangan sehingga ditemukan dua bukti permulaan untuk penyidikan beberapa orang l a i n n y a . Baca..... hal 7
Harimau Bonita Bergeser ke Hutan PEKANBARU - Upaya penangkapan terhadap Harimau Sumatera bernama Bonita yang telah menewaskan dua warga di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, masih terus dilakukan. Satwa dilindungi itu dilaporkan mulai bergeser dari area perkebunan kelapa sawit dan permukiman ke kawasan hutan penyangga atau green belt. Ketua Tim Penyelamat Bonita, Mulyo Hutomo mengemukakan hal tersebut di Kota Pekanbaru, Rabu (21/3). Baca..... hal 7
PATROLI PENYELAMATAN HARIMAU SUMATERA - Anggota Polri yang tergabung dalam Tim Penyelamat Harimau Sumatera melakukan patroli di kawasan perlintasan Harimau bernama Bonita di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau, Rabu (21/3). (wahyudi)
Informasi langganan dan pengaduan hubungi: Hendra Gunawan 081275375188 e-paper: www.metroriau.com website: www.halloriau.com email: metroriau.redaksi@gmail.com