Edisi ke-42/Tahun III Februari 2016 Diterbitkan Oleh : PT. Cahya Bagus Mandiri SK MENKUMHAM RI No. AHU-15490.AH.01.01 Tahun 2013 Website : www.cahyamedia.co.id
e-mail: mediapringsewu@yahoo.co.id - redaksi@cahyamedia.co.id
Partai Politik Wadah Perjuangan M EN G AWAL I Bidang Ekonomi di PAN Kabupaten da Hakim, SE., MM bisa memberdayakhususnya, dalam dan politik. Sebab, menumis IV DPRD Pringsewu ini, adalah mana
karirnya sebagai Ketua kepengurusan DPD Pringsewu, Assa Attorimimiliki cita-cita ingin kan kaum perempuan panggung organisasi rut Sekertaris KoKabupaten dunia politik wadah disetiap
orang bisa mengeksplorasikan ide, gagasan dan cita-cita perjuangan demi mewujudkan rasa keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. Dengan semboyan “Bergerak dan Bekerjasama”, sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Pringsewu periode 2015-2020, Assa memiliki tanggungjawab besar untuk bisa membesarkan partai yang sudah menaunginya selama ini. “Hingga Pebruari ini, kita masih terus melakukan konsolidasi ditingkat kepengurusan PAN kecamatan guna mempersiapkan pelaksanaan musyawarah cabang (Muscab). Paska itu, memasuki Maret, target kita adalah menggelar musyawarah kepengurusan ditingkat ranting (Musran),” jelasnya. Setelah kedua agenda itu selesai dilaksanakan, lanjut Assa, maka memasuki April 2016, DPD PAN Pringsewu akan mulai melakukan berbagai persiapan dan menyusn langkah-langkah menghadapi Pilkada Pringsewu yang bakal dihelat di tahun 2017 mendatang. Diakui Assa, adanya sinyalemen negatif terhadap partai politik yang masih membekas dalam benak masyarakat, hal itu bukanlah “batu ganjalan” baginya untuk bisa terus berkiprah dalam panggung politik, yang umumnya selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. “Semuanya kembali kepada niat dan tujuan dari pribadi masingmasing. Sebab untuk bisa membangun bangsa ini dibutuhkan keterlibatan dari semua komponen bangsa baik itu kaum perempuan dan juga laki-laki,” tegasnya. Assa juga mengajak para kaum perempuan khususnya untuk mulai berani mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki melalui kelembagaan formal, baik itu partai politik dan juga organisasi lainnya. “Kepada temen-temen kaum perempuan yang ingin berkiprah dan ikut membangun pringsewu, hal itu bisa dilakukan melalui lembaga formal seperti organisasi dan juga partai politik. Sementara bagi para kader partai, diharapkan bisa bekerjasama membesarkan partai dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya. (Ful)
MTsN 1 Pesawaran Juarai Lomba di Pringsewu HALAMAN 4
Pesta Demokrasi Pilkades Serentak Masih “Abu-Abu” HALAMAN 5
Pemetaan Lahan Tanaman Pangan Berkelanjutan Terus Digarap HALAMAN 6
Rumah Warga Jadi Langganan Banjir HALAMAN 7
Praktek “Esek-Esek” PRAKTIK “Asusila” baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun “terselubung” melalui perantara seorang “mucikari dan germo”, kini embrionya sudah mulai memasuki sendi-sendi pergaulan para mudamudi di bumi jejama secacanan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan dan dinamika sosial dan di tengah-tengah masyarakat. Meski umumnya para pelaku dan penyedia jasa layanan “esekesek” ini berasal dari luar pringsewu. Namun, dengan letak dan kondisi pringsewu yang cukup mendukung terjadinya praktik-praktik “asusila” ini,
justru semakin membuka ruang kebebasan bagi mereka para penyedia jasa layanan “syahwat” menggaet sang hidung belang untuk kemudian diajak ke rumah kontrakan atau kos-kosan. Kafe tenda pun kerap menjadi tempat dimana para pelaku dan penyedia jasa layanan “syahwat” bertransaksi dan negosiasi. Kafekafe itu diantaranya yang berlokasi di pendopo pringsewu maupun yang berderet di sepanjang jalan menuju rest area wates kecamatan gadingrejo. Baca Selengkapnya di Hlm 2
Plafon dan Sepiteng Ambrol SETIDAKANYA dalam kurun waktu tiga tahun kebelakang, Pemkab Pringsewu sudah berhasil membangun tiga unit bangunan gedung kantor kecamatan. Dari ketiga bangunan gedung itu yakni kantor kecamatan ambarawa, pardasuka dan pagelaran utara. Lemahnya pengawasan dan dinas terkait justru semakin mbagi rekanan yang sudah memenangkan tender proyek untuk berbuat curang. Alhasil, belum juga lama selesai dibangun, sebagian kondisi bangunan sudah mulai rusak, mulai dari dindingnya yang retak serta kelengkapan jaringan listrik yang ada. Baca Selengkapnya di Halaman
3
Menyibak Sisi Lain Potret Kehidupan
Sugito, Penyandang Cacat Terampil LAMTENG (MP) – Sepintas saat sedang duduk, fisiknya akan terlihat normal. Namun setelah diperhatikan secara seksama, barulah kita b i s a tau, ka lau
Sugito (45), mengalami cacat fisik pada kaki kirinya. Namun hal itu tidak lantas membuat warga Kampung Sendang Mukti Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah patah semangat. Hari-hari ia jalani layaknya mereka yang memiliki fisik normal. Sebaliknya, dengan kekurangan yang dimiliki, Sugito mampu “menginspirasi” penyandang cacat lainnya untuk bisa membekali diri dengan keterampilan. Berangkat dari pengalamannya menimba pendidikan dan keterampilan selama satu tahun di BLK Cibinong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Sejak tahun 2006, Sugito pun dipercaya oleh departemen sosial RI menjadi tenaga kerja sosial kecamatan (TKSK) yang bertugas mencari dan merekrut penyandang cacat yang berkeinginan merubah nasibnya dan menimba keterampilan di BLK cibinong. “Semua biaya, mulai dari pemberangkatan dari daerah asal menuju BLK Cibinong gratis, termasuk biaya hidup dan tempat tinggal selama mengikuti pendidikan dan pelatihan disana selama satu tahun mas,” jelas Sugito. Kaki kiri Sugito mengecil akibat terkena folio saat masih berusia sekitar 3 tahun. Praktis, untuk bisa berjalan, Sugito harus sedikit menyeret kaki kirinya, namun kondisi itu tak membuatnya pasrah. Dari melaksanakan tugas sebagai tenaga rekruitmen penyandang cacat guna disalurkan ke BLK di Cibinong, Departemen Sosial RI memberikan tun-
jangan berupa uang insentif bulanan sebesar 200 ribu yang dibayarkan disetiap triwulan. Untuk bisa merekrut penyandnag cacat guna dislaurkan ke BLK Cibinong, Sugito menjalin kerjasama dengan aparatur pemerintahan di empat kecamatan yakni Bangunrejo, Kalirejo, Padangratu dan Sendang Agung. Dari profesinya menjadi TKSK, Sugito sedikitnya sudah menyalurkan 5o penyandang cacat asal Lampung Tengah untuk dididik dan belajar keterampilan di BLK Cibinong. Diluar tugasnya sebagai TKSK, Sugito juga beberapakali sempat memfasilitasi departemen sosial melalui programprogram bantuan sosial seperti bantuan bagi rumah tidak layak huni (RTHL) atau yang lebih dikenal dengan sebutan “bedah rumah” kepada warga di Kampung Sendang Rejo, Sendang Mulyo, Kotawinangun dan Sendang Asri. (Diding)