Media Indonesia 5 Juni 2014

Page 1

Harian Umum Media Indonesia @ MIdotcom

Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com

KAMIS, 5 JUNI 2014 / NO. 12093 / TAHUN XLV / 28 HALAMAN

Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Perseteruan Berlanjut di 250 Cc Secara hampir berbarengan, Honda dan Yamaha melansir dua andalan baru mereka di kelas motor sport bergengsi, 250 cc. Fokus Otomotif, Hlm 22-23

Jokowi Gairahkan Dunia Usaha

Kepastian Hukum untuk Pilpres DALAM tingkatan apa pun, kompetisi bukan hanya soal kegigihan para kandidat untuk menggapai kemenangan, melainkan juga adanya pengadil serta aturan yang tegas dan jelas. Hal itu pula yang mutlak ada dalam ajang demokrasi bernama pemilihan presiden. Dalam kompetisi paling berpengaruh terhadap masa depan bangsa itu, pengadil dan aturan itu berwujud undangundang. Namun, di masa sejarah baru kompetisi pilpres secara langsung yang hanya diikuti dua pasang calon presiden dan wakil presiden, dasar hukum UU itu berpotensi menjadi pengadil dan aturan yang gamang. Itu terjadi karena adanya celah multitafsir pada UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu, aturan dalam UU tersebut bisa ditafsirkan tidak sesuai dengan aturan dalam Pasal 6A UUD 1945. Pada Pasal 159 ayat 1 UU tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden disebutkan bahwa ‘Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilu presiden dan wakil presiden dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia’. Jika kita mengacu ke pasal tersebut, kemenangan lebih dari 50% suara oleh salah satu pasangan kandidat belum cukup. Masih ada syarat tambahan 20% suara di lebih dari separuh provinsi. Silakan tanggapi Aturan tersebut bisa diperEditorial ini melalui: masalahkan oleh pihak yang www.metrotvnews.com kalah. Persentase suara berdasarkan sebaran provinsi dapat dijadikan senjata untuk berpolemik. Ujung-ujungnya bisa muncul kegaduhan yang tidak perlu. Padahal, jika mengacu ke Pasal 6A UUD 1945, disebutkan bahwa ‘pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden’. Dalam konstitusi tertinggi itu tidak terdapat aturan mengenai sebaran provinsi. Kontradiksi tersebut terjadi karena prinsip sistem pilpres yang hanya mempersiapkan perangkat aturan untuk pilpres dua putaran dengan kontestan lebih dari dua pasang. Seperti tembok yang terlihat kukuh, tetapi ternyata tidak kuat menghadapi berbagai guncangan, ia berpotensi tidak lagi dapat menjadi pelindung bagi bangsa ini untuk mengarungi kompetisi dan kontestasi pada 9 Juli mendatang. Sistem yang mudah retak karena rawan disalahartikan tersebut tentu tidak bisa diremehkan dan dibiarkan. Terlebih lagi, harga yang menjadi taruhan sangat mahal, yakni suasana kondusif dan kecepatan bangsa ini untuk segera bergerak dari ketertinggalan. Peraturan yang lebih tegas dan jelas harus segera dibuat. Celah bagi munculnya multitafsir harus ditutup dengan menyediakan payung hukum yang lebih jelas dan tegas. Terlebih bangsa ini telah memiliki pengalaman baik untuk membuat instrumen payung hukum yang bisa memunculkan kepastian. Sejarah telah menunjukkan selain melalui peraturan pemerintah pengganti UU (perppu), polemik yang memicu multitafsir dapat dihindari melalui fatwa Mahkamah Konstitusi. Itulah yang terjadi, misalnya, ketika MK menerbitkan fatwa tentang dibolehkannya kartu tanda penduduk sebagai identitas untuk memilih dalam pemilu. Tanpa adanya kepastian hukum, esensi pilpres untuk memilih pemimpin dengan transparan dan tanpa kecurangan bisa tenggelam oleh kisruh yang sebenarnya bisa dihindari.

Para pengusaha menaruh harapan kepada Jokowi-JK agar melakukan revolusi mental untuk memangkas ekonomi biaya tinggi. IQBAL MUSYAFFA

Celah bagi munculnya multitafsir soal pemenang pilpres harus ditutup dengan menyediakan payung hukum yang lebih jelas dan tegas.

T

EPUK tangan riuh ribuan pengusaha menyambut pasangan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla saat memasuki ballroom Hotel Ritz Carlton di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, tadi

malam. Para pengusaha itu terlihat antusias hadir dalam acara pemaparan platform ekonomi Jokowi-JK. Mereka menaruh harapan besar kepada pasangan capres-cawapres yang diusung lima parpol tersebut untuk memberikan kepastian dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Jokowi yang mengenakan setelan jas lengkap dengan dasi berwarna merah dan JK yang memakai kemeja batik abu-abu motif kotak-kotak juga terlihat bersemangat. Dalam mengawali pemaparannya, Jokowi menyatakan pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal terpenting yang harus dilakukan sebelum berbicara mengenai masalah perekonomian. “Selama ini kurikulum kita salah. Seharusnya 80% yang dikembangkan ialah karakter dan mental, baru 20% peningkatan pengetahuan,” tegas Jokowi yang disambut tepuk tangan riuh pengusaha. Selain menyodorkan konsep revolusi mental untuk pembangunan ekonomi, Jokowi-JK memaparkan target membenahi sektor infrastruktur yang merupakan kendala utama daya saing nasional. Namun, JK justru melihat kendala infrastruktur bisa jadi daya tarik investasi. “Justru karena masih banyak yang kurang, itu jadi membuka peluang investasi,” ujarnya. Terkait dengan masalah birokrasi, Jokowi berjanji menerapkan sistem daring dalam berbagai keperluan perizinan dan pengurusan pajak untuk menghindari adanya transaksi tawarmenawar atau suap yang marak terjadi di berbagai instansi pemerintahan. Jokowi berpendapat hal utama yang harus dilakukan ialah pemerataan perekonomian, bukan pertumbuhan perekonomian. Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) Rachmat Gobel menilai platform ekonomi yang ditawarkan pasangan Jokowi-JK mudah dipahami dan realistis dijalankan. Menurutnya, apa yang disampaikan, seperti masalah birokrasi, kebijakan energi, dukungan fiskal, serta buruknya infrastruktur, memang telah menimbulkan inefisiensi yang memicu kerugian ekonomi. “Saya sangat setuju dengan pandangan Jokowi-JK. Semua itu membutuhkan revolusi mental. Pengusaha menaruh harapan besar kepada Jokowi-JK. Apalagi, keduanya juga berlatar belakang pengusaha,” tegas Rachmat yang juga Ketua Kadin Indonesia, saat ditemui seusai acara itu. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi juga mengakui Jokowi tidak sekadar mempermudah segalanya, tapi juga membuatnya sangat sederhana. “Ini yang diperlukan, untuk implementasi, terutama edukasi mentalitas, hukum, dan birokrasi yang overlapping,” tambahnya. Guru Besar UI Anwar Nasution menganggap hanya Jokowi-JK yang mampu bekerja meningkatkan perekonomian untuk kepentingan nasional dan pertumbuhan perekonomian rakyat. (X-9)

iqbal@mediaindonesia.com

MI/RAMDANI

DISKUSI: Capres Joko Widodo berdiskusi dengan cawapres Jusuf Kalla sebelum menyampaikan pandangan dalam acara Paparan Platform Ekonomi Jokowi-JK di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, tadi malam. Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com

Jokowi-JK Unggul di Seluruh Teritorium PASANGAN calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla tetap unggul di tiga teritorium Indonesia. Pasangan yang diusung PDIP, Partai NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI itu juga mendominasi lima dari tujuh provinsi berpopulasi padat. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada awal Mei 2014 yang melibatkan 2.400 responden menunjukkan di teritorium barat, Jokowi-JK meraih dukungan 32,97% berbanding 24,61% untuk Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Untuk teritorium tengah, Jokowi-JK meraih 34,23% berbanding 25,92% dan di teritorium timur 42,35% berbanding 15,33%. Menurut peneliti LSI Rully Akbar di Jakarta, kemarin, persaingan perebutan suara akan terjadi di Indonesia barat dan timur. Dalam hal itu, ketokohan cawapres masing-masing sangat menentukan. “Di timur, kehadiran JK sebagai cawapres Jokowi menambah dukungan cukup signifikan, tetapi mengurangi dukungan di wilayah barat dari 36,12% menjadi 32,97%. Sebaliknya, Hatta Rajasa mampu mendongkrak suara untuk Prabowo di barat dari 21,70% menjadi 24,61%,” jelasnya. Jokowi-JK, imbuh Rully, juga mendominasi provinsi-provinsi padat penduduk. Dari tujuh provinsi yang total memiliki 70% populasi Indonesia, mereka memimpin di Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra Utara. PrabowoHatta unggul di DKI Jakarta dan Banten (lihat grafik). Rully mengatakan hal tersebut dipengaruhi kampanye hitam dan kampanye negatif. “Mudahnya informasi yang dapat diakses masyarakat kedua daerah itu membuat kampanye hitam berhasil memengaruhi keterpilihan satu pasangan.” Terkait dengan pengelolaan lima isu populer, Jokowi-JK unggul di bidang ekonomi, politik, hukum, keamanan, dan sosial. Di lain sisi, Prabowo-Hatta lebih dipercaya dalam isu stabilitas politik. Hanya, tegas Rully,

Anak dan Sayuran

peta persaingan sangat mungkin berubah karena masih banyak responden atau publik yang belum menentukan pilihan. “Dengan 34 hari tersisa, peluang bagi siapa pun untuk menang masih terbuka. Prabowo-Hatta lebih kuat di mesin politik. Jokowi-JK kuat di antusiasme relawan,” tandas Rully. Keunggulan Jokowi-JK terlihat pula dari hasil survei Populi Center. Peneliti Populi Center Dimas Ramadhan menyatakan, ketika responden dihadapkan pada dua pilihan pasangan capres-cawapres, elektabilitas Jokowi-JK 47,5% dan Prabowo-Hatta 36,9%. (Yah/Ant/X-8)

TIDAK ada kata sulit untuk membiasakan anak-anak mengonsumsi sayuran jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Hasil studi tim dari University of Leeds, Inggris, menunjukkan anakanak dapat belajar untuk mengonsumsi sayuran jika SENO mereka diperkenalkan secara teratur sebelum berusia dua tahun. Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, tim peneliti memberikan sup kental artichoke (jenis sayuran) kepada 332 anak-anak berusia antara 4 dan 38 bulan dari sejumlah negara di antaranya Inggris, Prancis, dan Denmark. Selama studi berlangsung, setiap anak diberikan 5 hingga 10 porsi atau minimal 100 gram sup kental artichoke. Diketahui, satu dari lima partisipan menghabiskan sup tersebut, dan 40% belajar untuk menyukai artichoke. Secara keseluruhan, tim peneliti menemukan anak-anak yang lebih muda banyak mengonsumsi artichoke ketimbang anak yang lebih tua. (BBC/Hym/X-4)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.