KABAR 560

Buletin Mingguan Paroki St. Mikael Kranji

KABAR Komunikasi Sejati Berbudaya Kasih Untu k Kal a n g a n Se n d i r i

Edisi 560 - Tahun XI Minggu, 06 Nopember 2016

Memahami Tentang Api Penyucian

FOTO & PERISTIWA

PERTEMUAN DOA ROSARIO V LINGKUNGAN ST. BERNADETTE 4 Sabtu, 29 Oktober 2016

Foto-foto dapat juga dilihat di :

Mata Mikael

KABAR Paroki Kranji

Dari Redaksi

Pembaca KABAR yang terkasih, Masih seputar bulan Arwah, KABAR kali ini mengetengahkan mengenai Api Penyucian. Apa itu sebenarnya api penyucian? Jawabannya bisa pembaca temukan dalam KABAR Utama kali ini.

Selain KABAR Utama, KABAR kali ini banyak menyajikan liputan kegiatan. Dari tlatah paroki, ada berita mengenai Perayaan Ekaristi HUT Keenam Paguyuban Tyas Dalem Paroki Kranji Sedangkan dari umat basis, kali ini juga banyak liputan dari berbagai lingkungan terkait penutupan bulan Rosario. Beragam kegiatan diadakan untuk menutup bulan Rosario. Lingkungan Santo Ignatius 3 dengan perayaan ekaristi bersama. Lingkungan Santa Ursula 4 dan Lingkungan Santa Bernadette 1 dengan kegiatan ziarahnya menuju Gua Maria Fatima Sawer Rahmat di Cisantana, Kuningan. Banyak kegiatan lainnya dari lingkungan lain.

Tidak ketinggalan dari lingkup anak-anak, ada kegiatan outing dari anak-anak BIA Wilayah Santo Antonius Padua.

Rubrik POJOK KKS kali ini menyajikan bagian terakhir dari Belajar Kitab Deuterokanonika. Semoga dengan berakhirnya bagian ini dapat semakin memperjelas umat mengenai kitab Deuterokanonika.

Redaksi KABAR menerima sumbangan tulisan yang relevan dengan kehidupan umat beriman di sekitar Paroki Kranji St. Mikael dan juga iklan.

Tarif Iklan (pembayaran di muka) : Cover 1 halaman (berwarna) : Rp 400.000,Tarif Iklan B/W : - 1 halaman: Rp 200.000,- 1/2 halaman: Rp 100.000,- 1/4 halaman: Rp 50.000,- - 1/8 halaman: Rp 25.000,- (Iklan baris) Naskah maupun iklan dikirimkan melalui Sekretariat Paroki atau email kabar.kranji@gmail.com paling lambat setiap hari RABU. Sertakan identitas penulis beserta no. telp yang bisa dihubungi. Redaksi berhak memilih iklan dan menyunting tulisan yang akan dimuat.

Pelindung dan Penasihat Rm. Antonius Sarto Mitakda, SVD Rm. Antonius Padua Ebo Resi, SVD Dewan Paroki Harian St. Mikael Kranji Dewan Redaksi R. A. Bambang Yunarto (DPH Bid. Komsos) FX. Sutardi (DPH Bid. Pewartaan) Pemimpin Redaksi Yohanes Dewandaru Liputan/Berita Veronica Um Kusrini Ronald Ronny Oktavianto Dwi Bernadetha Ayu Visual Grafis Maria Jessika Dokumentasi G. Idabagus Rai Arthakusuma Tim Mata Mikael Kontributor KABAR Andreas Hutomo Theresita Supadi Dorothea F. Mujiati Warsono Herman Yoseph Honorius Mardi Widyarto Roland MS Iklan Sekretariat Paroki Alamat Sekretariat Paroki : Jl. Bintara Raya No. 38 Kranji, Bekasi 17135 Telepon : 021 888 511 55 E-mail : kabar.kranji@gmail.com Tema KABAR Edisi 561 (13 Nopember 2016):

Apa itu Sakramen Krisma?

RENUNGAN

Menuju Surga Oleh: FX. Sutardi

B

agi Gereja Katolik, bulan November (terlebih tgl.

1 s/d 8), dikhususkan untuk berdoa dan berbuat silih untuk jiwa-jiwa yang masih berada di “Purgatorium” atau Api Penyucian; yakni “suatu tempat”, di mana jiwajiwa dibersihkan dari akibat-akibat perbuatan dosa. Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK), (Ende, 1995 no. 1030) disebutkan: “Barang siapa yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah, dipastikan dalam keselamatan abadi, namun harus menjalani suatu penyucian untuk memperoleh kekudusan seperlunya agar dapat masuk dalam kegembiraan surgawi”. Sedangkan menurut Rm. Pidyarto, O.Carm, Api Penyucian adalah suatu “keadaan sementara” di mana orang-orang mati tidak masuk neraka, tetapi di sisi lain mereka belum siap masuk surga, karena mereka masih mempunyai banyak cacat-cela serta akibat-akibat dosa yang masih melekat padanya.

Namun demikian, agar dosa-dosa mereka segera diampuni maka kita bisa membantu dengan mempersembahkan seperti intensi misa serta mempersembahkan penderitaan kita seperti berpuasa, matiraga, berderma melakukan amal perbuatan baik dan sebagainya. Lalu bagaimana agar kita yang masih berziarah atau masih hidup di dunia ini setelah mati bisa terhindar dari api penyucian dan langsung menuju surga?

Dalam buku “Rahasia Jiwa-Jiwa di Api Penyucian” (Jakarta:Marian Centre Indonesia, 2002), Maria Sima, seorang mistik dari desa Sonntag, Austria yang mendapat karunia dikun-jungi jiwa-jiwa di api penyucian selama kurun waktu 50 tahun, menyebut tiga kunci emas agar mereka yang masih hidup terhindar dari api penyucian dan langsung menuju surga (hlm. 27-28), antara lain: 1. Berbuat kasih. Dalam Injil Mateus (Mat. 25:31-46) disebutkan bahwa dalam perumpamaan pengadilan terakhir Tuhan Yesus

4

tidak menyebut kriteria pengetahuan untuk masuk surga, seperti apa agamamu, siapa nabimu dan lain sebagainya. Kriteria yang dipakai adalah apa yang kita lakukan terhadap mereka yang hina dan menderita, sebab dalam diri mereka, Tuhan sendiri hadir (Mat. 25:40). Sementara menurut Paulus, di antara berbagai karunia yang kita terima, karunia kasihlah yang paling besar dan tidak berkesudahan (1 Kor. 13:8-13).

Oleh karena itu perbuatan kasih menjadi tolok ukur untuk langsung masuk surga.

2. Rendah hati, bersikap rendah hati bukanlah upaya mudah untuk diupayakan, mengingat akar dosa manusia adalah kesombongan.

Da-lam kisah Adam dan Hawa merupakan contoh bujuk rayu iblis, sehingga mereka tidak tunduk pada kuasa Allah (Kej. 3:5).

Rendah hati berarti mengakui keterbatasan diri dan mau terbuka pada Allah serta tidak mengandalkan pada kekuatan sendiri.

Atau dengan kata lain ber-sikap miskin di hadirat Allah, sebab orang yang demikian dijanjikan sebagai empunya kerajaan surga (Mat. 5:3).

3. Taat pada Kehendak Tuhan. Hidup seturut kehendak Allah merupakan salah satu syarat masuk surga. Tuhan Yesus sendiri menegaskan, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan kehendak Bapa-ku yang di Surga” (Mat. 7:21). Mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya akan disebut sebagai saudara-saudara Yesus sendiri (Bdk. Mat. 12:46-50).

Bagi umat beriman, setiap orang yang meninggal dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah akan masuk surga, tetapi harus dibersihkan dahulu di api penyucian. Namun bisa langsung menuju surga asal ketika masih hidup orang tersebut melakukan perbuatan kasih, rendah hati serta taat pada kehendak Allah. Semoga!

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

KABAR UTAMA

Memahami Tentang Api Penyucian

A

[communio.stblogs.org]

pi penyucian, atau disebut juga Purgatorium, telah diajarkan sejak jaman para Rasul. Baru pada abad ke-16, kaum Protestan memutuskan untuk menolak doktrin yang telah lama ada ini.

Jika kita mempelajari sejarah Gereja serta membaca tulisan-tulisan Gereja Perdana, kita dapat melihat bahwa api penyucian senantiasa diajarkan oleh Gereja.

Menolaknya berarti menolak ajaran yang telah diwariskan kepada kita melalui para Rasul Kristus sendiri.

Api penyucian ada semata-mata karena belas kasih Allah. Persyaratan untuk masuk ke dalam surga begitu sulit karena “tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis� (Why 21:27). Agar dapat langsung menuju surga, kita harus sepenuhnya bebas dari noda dosa.

Artinya bahwa kita harus dalam keadaan rahmat, bebas dari dosa-dosa ringan, telah sepenuhnya melunasi penitensi dan siksa dosa temporal atas segala dosa kita,

serta bebas dari keterikatan duniawi yang menjauhkan kita dari Tuhan (misalnya: harta benda, dendam, dsb). Begitulah, kita dapat melihat betapa sulitnya menghindari api penyucian, tetapi dengan pertolongan rahmat Tuhan, kita dapat melakukannya!

Tujuan api penyucian adalah untuk memurnikan kita dari segala noda dosa, silih atas segala hutang dosa sepanjang hidup kita, serta melepaskan kita dari segala keterikatan duniawi agar kita dapat sepenuhnya mengasihi Tuhan dan sesama. Setelah noda dosa sepenuhnya dibersihkan, maka jiwa akan segera masuk dalam kemuliaan dan persekutuan penuh dengan Tuhan di surga.

Proses pemurnian di api penyucian sangat menyakitkan.

Jiwa-jiwa di sana melihat bagaimana dosa telah memisahkan mereka dari Tuhan dan mereka menyesali secara mendalam apa yang telah mereka lakukan. Bahkan dosa

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

5

KABAR UTAMA

di api penyucian suatu gerakan kasih yang berkobar-kobar hingga mampu membinasakan mereka, seandainya jiwa-jiwa itu fana. Diterangi dan dibakar oleh kasih yang murni ini, semakin jiwa mengasihi Tuhan, semakin jiwa jijik terhadap noda terkecil sekalipun yang menyakiti-Nya, dan semakin berkuranglah rintangan yang menghalangi persatuan jiwa dengan-Nya.”

[basukicilacap.blogspot.co.id]

ringan sekalipun menyebabkan mereka menderita, sebab seringan apapun dosa, dosa tersebut merupakan penghinaan terhadap Allah karena ketidaktaan pada kehendak-Nya. Jiwa-jiwa menderita memiliki kerinduan yang kuat untuk berada di surga, tetapi mereka tak dapat, karena ketaklayakan mereka. Hal ini juga mengakibatkan sengsara hebat dalam diri mereka. Jiwa-jiwa memohon, “Dari jurang yang dalam aku berseru kepadaMu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.”

(Mzm 130:1-2). Walau jiwa-jiwa di sana menderita sengsara yang dahsyat, tetapi mereka juga memiliki sukacita yang besar oleh karena pengharapan bahwa suatu hari nanti mereka akan berada di surga.

St Katarina dari Genoveva mengatakan bahwa “selain dari kebahagiaan para kudus di surga, aku rasa tak ada sukacita yang melebihi sukacita jiwa-jiwa di api penyucian.” St Katarina menambahkan, “Tuhan membangkitkan dalam jiwa-jiwa 6

Apakah orang-orang nonKatolik juga pergi ke api penyucian, dan jika ya, apakah yang terjadi dengan mereka sebab tak ada seorang pun yang mendoakan mereka?

Api penyucian diperuntukkan bagi orang-orang Katolik maupun nonKatolik yang ditetapkan untuk masuk ke dalam surga, tetapi masih belum dapat memasukinya karena noda dosa dalam jiwa mereka. Orang Katolik sungguh beruntung karena ada orang-orang yang mengasihi mereka yang mempersembahkan doa-doa bagi mereka sementara mereka berada di api penyucian guna mempersingkat masa tinggal mereka di sana. Sementara bagi orang non-Katolik, hampir-hampir tak ada yang mendoakan mereka karena kurangnya keyakinan akan api penyucian dalam diri mereka yang mengasihinya.

Hal ini merupakan suatu tragedi, tetapi dalam setiap Misa selalu dipanjatkan doa-doa bagi segenap jiwa-jiwa di api penyucian. Kita sebagai pribadi-pribadi janganlah melupakan mereka yang tak memiliki siapa-siapa untuk mendoakan mereka. Bahkan ada orang-orang Katolik di api penyucian yang tak mempunyai siapa-siapa untuk mendoakan mereka secara langsung karena sanak saudara dan para sahabat mereka melalaikannya, beranggapan bahwa tahun-tahun telah berlalu sejak kematian mereka, jadi pastilah mereka telah berada di surga sekarang. Sebagai tindakan amal dan

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

KABAR UTAMA

belas kasihan yang mengagumkan, marilah kita senantiasa mengenangkan sanak saudara serta teman dan sahabat apabila kita berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia, marilah berdoa pula bagi mereka yang tidak mendapat rahmat yang sama dari Tuhan seperti kita, dengan menjadi seorang pengikut Kristus dalam hidup mereka.

Mengapa Berdoa bagi Jiwa-jiwa Menderita di Api Penyucian?

Berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia bukan saja bermanfaat, tetapi juga amat penting. Sayang sekali kebiasaan ini hampir terabaikan. Kita telah lupa bahwa Gereja Katolik terdiri dari tiga bagian yang tak terpisahkan: GEREJA PEJUANG (kita di dunia, yang setiap hari berjuang demi keselamatan kita), GEREJA MENDERITA (jiwa-jiwa di api penyucian) dan GEREJA JAYA (para malaikat dan para kudus di surga). Ketiga gereja tersebut membentuk Tubuh Mistik Kristus dan saling bekerja sama dalam mempertahankan pondasi gereja. Jika kita, Gereja Pejuang, lalai berdoa bagi jiwa-jiwa para saudara kita di api penyucian (Gereja Menderita), berarti kita ikut melemahkan pondasi gereja.

Bagaimana Kita Menolong Jiwa-jiwa Menderita?

St Fransiskus de Sales mengatakan, “Kita seringkali tidak cukup mengenangkan saudara-saudara kita kaum beriman yang telah meninggal dunia.� Memang benar, kita seringkali lupa sama sekali untuk berdoa bagi jiwa-jiwa menderita di api penyucian. Kita dengan senang hati menolong mereka yang menderita di dunia, baik sesama manusia atau bahkan binatang, tetapi seringkali kita lupa menolong saudara-saudara kita, jiwa-jiwa di api penyucian, karena kita tidak dapat melihat mereka.

Sebagai warga Gereja Pejuang, sungguh penting bagi kita untuk membangkitkan kembali praktek saleh Devosi bagi Jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Jiwa-jiwa menderita di purgatorium tidak lagi dapat berdoa bagi diri mereka sendiri, mereka sama sekali tergantung pada kita. Jika kita tidak berdoa bagi mereka, maka mereka akan terlantar. Oleh sebab itu, selayaknyalah kita berusaha sebaik-baiknya menolong agar mereka segera terbebas dari siksa sementara api penyucian. Jiwa-jiwa yang dihantar masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui doa dan kurban kita bagi mereka sementara kita di dunia, kelak akan menjadi sahabatsahabat kita selama-lamanya di surga!

Mereka akan terus menjadi pendoa yang berdayaguna bagi kita semasa kita di dunia begitu mereka masuk dalam persekutuan surgawi dan penuh sukacita menjadi warga Gereja Jaya.

Ada berbagai cara di mana kita dapat menolong jiwa-jiwa di api penyucian: 1. Misa Kudus 2. Doa Rosario bagi keselamatan jiwajiwa di api penyucian: Rosario Arwah 3. Devosi Kerahiman Ilahi: Koronka 4. Perbuatan baik, tindakan amal kasih, kurban dan silih.

5. Ibadat / Renungan Sengsara Yesus, misalnya Jalan Salib.

6. Indulgensi bagi purgatorium

jiwa-jiwa

di

7. Tindakan menghormati mereka yang meninggal, misalnya: merawat jenazah / makam, kunjungan ke makam, tabur bunga, doa, dll.

Hal-hal Menarik Lainnya tentang Api Penyucian

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

7

KABAR UTAMA

Meskipun api penyucian sangat menyakitkan secara rohani, namun terdapat sukacita besar di sana, sebab jiwa-jiwa dijamin keselamatannya.

Jiwa-jiwa di api penyucian memutuskan untuk pergi ke sana (Tuhan tidak `mengirim mereka ke sana’), sebab mereka ingin dimurnikan serta dibersihkan sebelum masuk ke dalam surga. lihat ilustrasi yang indah mengenai hal ini di `Mengapa Kita Memerlukan Api Penyucian?’ Bunda Maria sering mengunjungi jiwa-jiwa di api penyucian guna menghibur mereka serta membesarkan hati mereka.

Jiwa-jiwa menyebut Bunda Maria sebagai Bunda Belas Kasih.

Kerendahan hati semasa di bumi merupakan salah satu cara paling ampuh untuk menangkis kejahatan dan mengurangi masa tinggal kita di api penyucian.

Satu tindakan amal kasih yang dilakukan dengan cinta kasih murni dapat menutupi banyak dosa dan mengurangi masa tinggal di api penyucian secara menakjubkan!

Penderitaan-penderitaan di dunia merupakan bukti kasih Tuhan yang terbesar, dan, jika kita mempersembahkannya dengan baik, penderitaan-penderitaan itu dapat memenangkan banyak jiwa!

Patutlah kita mempersembahkan segala penderitaan kita kepada Bunda Maria, sebab Ia sungguh tahu jiwa (atau jiwa-jiwa) mana yang paling memerlukan persembahan tersebut agar dapat diselamatkan.

Hanya ketika kita telah sampai di surga kita akan tahu berapa banyak jiwa yang telah diselamatkan karena kita menerima penderitaan-penderitaan kita di dunia dengan ketekunan dan mempersatukannya dengan Sengsara Kristus bagi jiwa-jiwa menderita.

Jiwa-jiwa di api penyucian tidak memberontak atas keberadaan mereka di sana, sebaliknya mereka menghendaki agar dimurnikan dan mereka memahami sepenuhnya perlunya api penyucian bagi mereka.

Kita dapat memohon pada Tuhan rahmat untuk mempersembahkan suatu penderitaan tertentu guna menjalani pemurnian di dunia dan bukannya sesudah kematian.

Jiwa yang dikutuk ke neraka memilih hal ini; ia secara terus-terang menolak Tuhan pada saat pengadilan.

Penggunaan Air Suci amat mengganggu iblis; ia segera lari terbiritbirit dari tempat di mana air suci dikenakan.

Redaksi KABAR/dari berbagai sumber

POJOK REDAKSI

1. Terima kasih bagi yang telah memberikan donasi selama ini.

Kami tetap menunggu donasi anda selanjutnya melalui Kotak KABAR depan Gereja atau melalui Sekretariat. Terima kasih.

2. Menghimbau agar setiap keluarga cukup mengambil 1 buletin KABAR. Mohon menjadi perhatian bersama. Harap maklum.

8

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

KABAR BIA

BIA Wilayah Antonius Padua:

Outing

menanjak.

Di samping outbond, peserta juga mencoba permainan tinju air.

Para pemain diwajibkan memakai sarung tinju dan duduk di atas pipa yang panjang. Pemain yang dinyatakan kalah adalah mereka yang jatuh dahulu ke dalam air.

Peserta berfoto bersama dengan orang tua dan pendamping Di permainan selanjutnya [Dok. BIA Wilayah St. Antonius Padua] peserta bermain bola, yang udah terasa jenuh dengan rutinitas Se- membedakan di sini adalah permainan bola kolah Minggu, kali ini Bina Iman Anak St. ini dilakukan di dalam kolam lumpur dan Antonius Padua outing ke daerah Bogor bola tidak ditendang melainkan dilempar. tepatnya di Kampoeng Bamboe Desa Ciburayut. Pertandingan bola lumpur tersebut antara tim Tidak hanya peserta dan panitia saja yang ikut, laki-laki dengan tim perempuan.

Meski sudah sangat lelah, masih ada tamelainkan ada juga perwakilan dari Wilayah Antonius Padua dan ibu-ibu WKRI Ranting man labirin yang harus dicoba oleh peserta.

Antonius Padua. Pukul 06.30 rombongan Ternyata cukup banyak peserta yang tersesat berangkat menuju lokasi menggunakan bus di taman labirin ini.

Waktu sudah menunjukkan jam makan dan beberapa mobil pribadi. Kondisi jalan yang lancar membuat perjalanan menjadi lebih siang, peserta diberikan waktu untuk membersihkan diri. Sebelum makan seperti biasa cepat dari waktu yang dijadwalkan.

Acara dimulai dengan doa pembukaan diawali dengan mengucap syukur lewat doa dan perkenalan antar peserta. Kemudian acara makan bersama. Setelah makan selesai para diserahkan panitia ke para pemandu untuk peserta melakukan permainan kecil yang dibriefing sebelum outbond. Sebagai pemanasan persiapkan panitia. Permainan tersebut adalah peserta berkeliling sejenak sambil memberi joget balon. Seperti biasa peraturannya adalah makan berbagai jenis hewan seperti rusa balon tidak boleh jatuh dan tangan di belakang. dan domba. Di sana juga terdapat beberapa Usai permainan joget balon inilah waktu yang unggas seperti burung dan ayam. Sebagai ditunggu peserta yaitu berenang.

Berenang kali ini membuat antusias para pembuka, peser-ta mendapatkan edukasi bagaimana cara menanam padi. Peserta juga peserta. Karena di kolam renang ini terdapat air ditantang untuk melewati berbagai rintangan mancur dan perosotan yang sangat panjang. untuk menguji keberanian dan rasa percaya Tidak sedikit dari peserta yang ketagihan mendiri masing-masing peserta. Ada rintangan coba wahana ini. Tak terasa ternyata hari sudah yang membuat peserta harus menjaga keseim- semakin sore dan mulai turun hujan. Keadaan bangan tubuhnya, melewati dengan posisi yang demikian membuat para peserta perlahan tubuh tiarap, melompati kolam yang penuh meninggalkan kolam renang. Rasa lelah dan air hanya dengan seutas tali. Selain itu ada lapar muncul kembali, snack sore dibagikan pula rintangan yang cukup sulit untuk dilewati oleh panitia. Selanjutnya acara ditutup dengan karena medan yang dilalui curam dan licin. doa dan sesi foto bersama. Rombongan meAkan lebih menguras tenaga bagi peserta ninggalkan tempat pukul 16.30 menuju Bekasi. yang berbadan gemuk dikarenakan posisi yang Petra Minurvia Yudha

S

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

9

KABAR KRANJI

HUT Keenam Paguyuban Tyas Dalem Paroki Kranji langsung.

Namun demikian rasanya kok sayang sekali kalau homili dalam Bahasa Jawa yang sudah ditulis Bapak Uskup dengan hati-hati dan dalam Bahasa Jawa yang halus tidak jadi kita dengarkan.

H

Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup KAJ [Tony A.]

ari Kamis (27/10), Mgr. Ign. Suharyo, Uskup Agung Jakarta berkenan mempersembahkan misa dalam Bahasa Jawa di gereja St. Mikael, Kranji.

Misa ini diselenggarakan dalam rangka merayakan HUT ke 6 Paguyuban Tyas Dalem Gusti Yesus Paroki Kranji.

Pada saat Homili, Bapak Uskup menyampaikan bahwa beliau sudah menyiapkan teks homili dalam Bahasa Jawa.

Bapak Uskup merasa perlu menyiapkan homili secara tertulis karena sudah lama tidak menggunakan Bahasa Jawa dalam homili, khawatir kalau nanti salah di sanasini. Tetapi karena yang hadir dalam misa ini tidak semuanya orang Jawa, ada suster ada Pak Yohanes, dan sebagainya yang tentu tidak mengerti Bahasa Jawa, maka Bapak Uskup minta ijin untuk membawakan homili dalam Bahasa Indonesia.

Sikap Bapak Uskup yang demikian itu tentu sangat tepat dan bijaksana. Umat yang hadir tentu ingin sekali mendengar homili Bapak Uskup dan menerima secara

10

Berikut ini adalah teks homili yang Bapak Uskup yang berhasil penulis dapatkan melalui email.

Semoga bermanfaat.

Para Ibu lan Bapak, Para sedulur lan putra-putra kabeh tunggal pengandel ing Sang Kristus.

Luwih dhisik aku ngaturaken sugeng tanggap warsa kang kaping 6 kagem paguyuban Tyas Dalem Gusti Yesus, paroki Kranji. Muga paguyuban iki dadia papan kang subur amrih ngrembakaning katresnan sejati, iya katresnan Dalem Gusti piyambak ing sugeng panjenengan kabeh, uga ing brayat-brayat panjenengan. Lan panjenengan kabeh tanpa kendhat tansah sembahyang, “Gusti Yesus ingkang lembah ing penggalih saha andhap asor. Mugi manah kawula kaemperna kaliyan Tyas Dalem�.

Panjenengan padha ngersakake nglelimbang bab ndherek Gusti, ngetingalake Tyas Dalem kang tansah welas asih. Sajatine ora angel yen mung nerangake. Sing angel iku,

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

KABAR KRANJI

kaya panjenengan kabeh priksa, anggone nindakake, anggone nglakoni.

Coba padha panjenengan gatosake gambar utawa lambang kang dipasang ing greja-greja Keuskupan Agung Jakarta sajroning Tahun Luar Biasa Kerahiman Allah. Gambar utawa lambang kuwi kanggo Pasamuwan Suci sajagad : ana gambar wong loro, sijine dipanggul. Sing siji, sing manggul cetha yen kuwi gambarae Gusti Yesus, merga ana tatu tilas paku salib ana ing asta lan sampeyane. Tatune cetha banget, mrelambangake tatu-tatuning urip, tatu-tatuning kamanungsan.

Sijine, sing dipanggul, bisa sapa bae, aku lan panjenengan kabeh.

Sing aneh, ana wong loro nanging Paduan suara (atas) dan Keroncong ‘Irama Kasih’ (bawah) yang turut mripate mung telu. Sijine ana HUT ke-6 Paguyuban Tyas Dalem Paroki ngendi? Sing siji iku mripatku, memeriahkan Perayaan Ekaristi Kranji [Tony A.] soca panjenengan kabeh nang mburine – utawa malah dadi siji – karo penggalihe”. socane Gusti Yesus.

Semono uga, aku panjenengan Surasane gambar mau jero banget kabeh sing dadi pendherek Dalem : yaiku supaya aku lan panjenengan Gusti, ya kudu mengkono. Kaya sing kabeh bisa ndeleng kahananing urip, dingendikakake Gusti, “Dadi kowe tatu-tatuning kamanungsan kaya diambeg welas kaya dene Ramamu Gusti Yesus anggone mriksani. Yen anggene ambeg welas”. Gusti Yesus panjenengan pada maos Injil, kerep ngetingalake ambeg welas Dalem nganti banget dicritakake bab Gusti Yesus tuntuas kaya sing dingendikakake ana yen priksa sesangganing manungsa, ing Injil, “… dina iki, sesuk lan mbesuk banjur “runtuh welase”, “kepranan ing emben Aku kudu nerusake laku awit raos welas”, utawa “trenyuh merga ora lumrahe, ana nagi seda ing jaban welase”. Upamane, nalika Gusti Yesus kutha Yerusalem”. priksa wong-wong sing pada ndherek Para sedulur kinasih, wis telung dina lan ora ana sing dipangan, “Gusti trenyuh welas marang Jaman Gusti Yesus sugeng, sing wong-wong mau”. Utawa, nalika Gusti diarani tatu-tatuning urip, tatu-tatuning priksa anake mbok randha saka Naim, kamanungsan iku kaya sing diaturke sing wis mati, banjut “trenyuh welas mau : dialami dening wong miskin

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

11

KABAR KRANJI

Para OMK yang membawa persembahan Gunungan [Tony A.]

sing ora digatekake sapa-sapa, randha sing kesingkir lan sapiturute. Sing dadi pitakonan kanggo aku lan panjenengan : apa bae sing saiki bisa disebut tatutatuning kamanungsan ? Akeh banget wujude : wing miskin isih akeh, bocahbocah sing kurang gizi utawa malah gizi buruk ya isih akeh. Tembung KDRT (=kekerasan dalam rumah tangga) rong puluh tahun kepungkur durung ana.

Saiki meh saben dina ana crita bab KDRT. Biyen masyarakat luwih rukun, ora nyawang suku, agama, budaya utawa asal-usul. Saiki kahanan beda banget. Saya-saya yen panjenengan pada nggatosake apa sing lagi kelakon ana ing wilayah Jakarta.

Kaya dene biyen yen Gusti Yesus priksa kahanan kaya mengkono penggalihe trenyuh welas penggalihe, semohon uga aku lan panjenengan kabeh sing kepingin dadi murid Dalem sing luwih setya. Nanging aku panjenengan kabeh, uga kaya Gusti Yesus, ora cukup mung trenyuh.

Rasa welas asih kudu ana wujude.

Wujude bisa werna-werna, yen aku panjenengan kabeh nyoba mangsuli pitakonan umum iki : apa sing kudu kita tindakake, amrih welas asih Dalem Gusti sangsaya nyata? Wangsulane bisa werna-werna. Upamane, kanggo 12

ngurangi mbantu sedulur-sedulur sing kekurangan, kita bisa nganakake “jimpitan”, saben brayat ing paroki, yen dina Minggu tindak nggreja, ngasta berasa sak plastik cilik, diklumpukke, lan yen wis nglumpuk dikirim upamane nang panti-panti asuhan. Nanggapi kahanan KDRT sing saya akeh, kita nganakake pahargyan ekaristi kanggo ngaturake panuwuning brayat upamane yen pas tanggap warsa. Lan mengkono sateruse. Pitakonane siji, wangsulane bisa werna-werna, gumantung kahanan sing padha kita adhepi.

Ayo padha nyenyuwun, amrih aku lan panjenengan kabeh bisa ndherek Gusti, ngetingalake Tyas Dalem kang tansah welas asih. Berkah Dalem “Matur nuwun Monsignur, Berkah Dalem.”

Seusai misa, seluruh umat yang hadir diundang mengikuti acara ramah tamah yang dilaksanakan di Graha Santo Mikael. Acara ramah tamah dimeriahkan dengan Keroncong ‘Irama Kasih’ besutan Bapak A. Tri Mawardhi. Dalam acara ramah tamah juga ada rebutan gunungan oleh para undangan. Tidak lupa pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Bapa Uskup KAJ, Mgr. Ignatius Suharyo.

Agustinus Sri H.

Pemotongan tumpeng oleh Uskup KAJ, Mgr. Ignatius Suharyo didampingi oleh Bapak Yohanes Taryono [Oktavianto Dwi]

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

KABAR LINGKUNGAN

Berziarah Ke Kuningan Cigugur. Perayaan ekaristi pagi itu dipimpin oleh Romo Eko OSC. Dalam homilinya, Romo Eko menyampaikan bahwa hendaknya kita memiliki sikap seperti Zakheus yang dikisahkan dalam bacaan injil.

Meski Zakheus dengan segala kekurangan namun ia tetap semangat berkeinginan melihat dan bertemu dengan Tuhan Yesus.

Usai mengikuti misa, pa-ra peserta ziarah beranjak ke bus untuk menuju ke Gua Maria.

Sebelum berdoa di Gua Maria, para peserta melakukan Ibadat Jalan Salib. Bertindak sebagai pemandu adalah pak Budi Hartono, seksi liturgi dan pewartaan lingkungan.

Secara bergantian setiap perhentian, para peserta bertugas membaca renungan dan doa. Dari satu perhentian ke perhentian membutuhkan stamina ekstra karena perjalanannya naik dan turun tangga.

Meski begitu, semangat peserta tak surut dan dengan begitu seperti benar-benar turut mengalami penderitaan Yesus yang sungguh berat dalam memanggul salib menuju puncak golgota.

Peserta ziarah berfoto bersama depan Gua Maria Fatima Sawer Rahmat, Kuningan [Yohanes MD.]

B

ulan Oktober telah berakhir, begitu pula berakhirlah sudah masa bulan rosario. Sebagai penutupan bulan Rosario, warga Lingkungan Santa Ursula 4 mengadakan ziarah ke Gua Maria Fatima Sawer Rahmat. Gua Maria tersebut berlokasi di daerah Kuningan, Jawa Barat. Gua Maria itu sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990, namun saat ini semakin banyak peziarah dari Jakarta dan sekitarnya yang datang mengunjungi semenjak diresmikannya jalan Tol Cipali yang mempersingkat perjalanan menuju ke Kuningan.

Perjalanan pun diawali pada dini hari jam 01.00. Sebanyak 50 orang peserta terdiri dari anak-anak, OMK, hingga lansia turut serta dalam perjalanan ziarah kali ini. Dengan menempuh selama 4,5 jam, seluruh peserta pun tiba di Susteran Ursulin Cisantana. Sesampai di sana, peserta cuci muka dan berganti pakaian dengan seragam kaos lingkungan.

Tepat pukul 07.00, peserta mengikuti perayaan ekaristi di Gereja Maria Putri Murni Sejati, Stasi Cisantana. Stasi tersebut merupakan stasi dari Paroki

Perhentian demi perhentian dilalui.

Peserta pun tiba di Gua Maria. Di Gua Maria, para peserta berdoa pribadi masingmasing. Usai berdoa, peserta menuju ke bus untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Bekasi. Dalam perjalanan pulang, beberapa peserta menyempatkan berbelanja oleh-oleh. Selama perjalanan pulang, tidak tampak raut wajah lelah dari para peserta. Itu terlihat dari semangatnya peserta bernyanyi-nyanyi.

Yohanes MD.

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

13

JADWAL AGENDA PAROKI BULAN OKTOBER - NOPEMBER 2016 Paroki Kranji - Santo Mikael HARI/TANGGAL Senin, 07 Nopember 2016

Selasa, 08 Nopember 2016 Rabu, 09 Nopember 2016 Kamis, 10 Nopember 2016

WAKTU Pk. 10.00 - 12.00

Ruang Mikael

Legio Mariae

Pk. 16.00 - 18.00

Ruang Rafael

Legio Mariae

Pk. 16.00 - 18.00

Ruang Rafael

Legio Mariae

Pk. 10.00 - 12.00

Ruang Mikael

PWK Santa Monik

Pk. 09.00 - 10.00

Ruang Mikael

Pendalaman Iman

Pk. 19.30 - 22.00

GKP Lt. 2

Persekutuan Doa

Pk. 10.00 - 12.00 Jumat, 11 Nopember 2016 Sabtu, 12 Nopember 2016 Minggu, 13 Nopember 2016 Senin, 14 Nopember 2016

Pk. 15.00 - 17.00 Pk. 08.30

Pk. 10.00 - 12.00 Pk. 16.00 - 18.00

Selasa, 15 Nopember 2016 Rabu, 16 Nopember 2016 Kamis, 17 Nopember 2016

Pk. 16.00 - 18.00 Pk. 10.00

Pk. 19.30 - 21.30

Sabtu, 19 Nopember 2016 Minggu, 20 Nopember 2016

Ruang Mikael Ruang Rafael

Latihan Koor Lans Legio Mariae

Gereja St. Mikael

Misa Penerimaan

Ruang Rafael

Legio Mariae

Ruang Mikael Ruang Rafael

Ruang Mikael Ruang Rafael

Legio Mariae Legio Mariae Soverdia

Latihan Keroncon

Pk. 09.00 - 10.00

Ruang Mikael

Pendalaman Iman

Pk. 19.30 - 22.00

GKP Lt. 2

Persekutuan Doa

Pk. 10.00 - 12.00 Jumat, 18 Nopember 2016

TEMPAT

Pk. 15.00 - 17.00 Pk. 18.30

Pk. 10.00 (Setelah misa kedua)

Ruang Mikael Ruang Rafael

Gereja St. Mikael Ruang Rafael

Latihan Koor Lans Legio Mariae

Adorasi Tahun Ke

Rekoleksi dan Gla

BOOKING

Bagi Tim Karya / Komunitas / Kelompok Kategorial / Wilayah / Lingkung

(GKP) / Graha Santo Mikael / ruang Gabriel / ruang Mikael / ruang R

petugas sekretariat paroki. Demikian informasinya. Mohon menjadi perhati

KEGIATAN

PENYELENGGARA Presidium Maria Assumpta Presidium Stella Maris Presidium Maria Bunda Kristus

ka

PWK Santa Monika

n

Paguyuban Lansia Simeon Hanna

sia

n Sakramen Krisma

ng

n

sia

erahiman

adi Bersih Orang Tua dan Wali Baptis (Baptis Bayi)

Paguyuban Lansia Simeon Hanna PDKK Sinar Sabda Allah Presidium Imaculata

Presidium Maria Assumpta Presidium Stella Maris

Presidium Maria Bunda Kristus Paguyuban Soverdia

Paguyuban Lansia Simeon Hanna Paguyuban Lansia Simeon Hanna Paguyuban Lansia Simeon Hanna PDKK Sinar Sabda Allah Presidium Imaculata

Tim Karya Katekese

G TEMPAT

gan / Pribadi yang akan mempergunakan Gereja / Gedung Karya Pastoral

Rafael agar membooking tempat terlebih dahulu dengan menghubungi

ian bersama. Terima kasih.

KABAR LINGKUNGAN

MISA PENUTUPAN BULAN MARIA LINGKUNGAN SANTO IGNASIUS 3

S

enin 31 Oktober 2016 Pesan yang disampaikan dalam Homilinya :

Rangkaian doa Rosario dan devosi kita kepada Bunda Maria pada bulan Oktober ini kita puncaki dengan Perayaan Ekaristi bersama. Dalam Perayaan Ekaristi ini kita bersyukur kepada Allah yang maharahim, yang telah mengaruniakan rahmat yang melimpah kepada kita, melalui Bunda Maria.

Selama satu bulan penuh dan telah menjadi tradisi di lingkungan ini sejak 18 tahun lalu setiap bulan Mei dan Oktober kita berdoa kepada Allah Bapa, melalui Bunda Maria.

Tentu banyak berkat, rahmat bahkan mukjizat yang kita terima, baik secara pribadi, komunitas keluarga, lingkungan, dan dalam masyarakat.

Rahmat dan berkat itu tidak selalu yang spektakuler tetapi yang seder-

16

hana, bahkan sangat sederhana yang kadangkala tidak selalu kita sadari bahwa itu adalah rahmat yang besar dari Allah. Butuh hati terbuka untuk dapat merasakan dan melihat hal yang sederhana dan manusiawi itu sebagai rahmat Allah yang begitu besar dalam hidup kita.

Dari Sabda Tuhan yang kita dengarkan pada malam ini ada tiga hal yang patut kita sadari dan kembangkan dalam rangka hidup beriman dan terutama dalam meningkatkan komunitas persaudaraan di Lingkungan St. Ignatius 3 ini.

Pertama; hidup berbagi. Rahmat dan berkat yang Allah karuniakan selama ini harus kita bagikan kepada semasa, tertutama yang sangat membutuhkan; yaitu orang-orang miskin, terlantar dan menderita. Situasi hidup kemasyarakatan kita saat ini sangat membutuhkan doa-doa dari

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

KABAR LINGKUNGAN

Gereja. Banyaknya bencana alam dan situasi perpecahan di masyarakat mengakibatkan hidup banyak orang menjadi terganggu bahkan menderita. Mereka butuh kekuatan untuk menghadapi saat-saat sulit itu. Kita harus seperti kotak sampah yang “bolong” alasnya. Semakin banyak rahmat yang dimasukkan dalam kotak itu, harus semakin banyak pula yang harus dikeluarkan dan dibagikan. Rahmat jangan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk membangun umat dan masyarakat.

Kedua; kita harus mau dan berani mengosongkan diri. Seperti Yesus yang mengosongkan diri dari ke-Allahan-Nya, kita juga harus belajar mengosongkan diri. Dengan sikap pengosongan diri maka akan semakin banyak rahmat mengalir dalam hidup kita. Seperti sebuah gelas yang kosong, yang selalu siap untuk menerima curahan rahmat Allah itu secara melimpah.

Ketiga; mementingkan diri sendiri. Hal yang selalu dapat menghancurkan persaudaraan, kebersamaan bahkan kekeluargaan adalah

sikap mementingkan diri sendiri.

Maka jauhkan bahkan hilangkan sikap mementingkan diri sendiri itu dari diri kita masing-masing. Bahwa masing-masing pribadi memiliki kepentingan sendiri. Ya, tetapi jangan sampai kepentingan diri sendiri itu menghancurkan kebersamaan dan kekeluargaan yang selama ini telah dibangun dengan baik. Namun kepentingan bersama juga jangan sampai mematikan kepentingan pribadi.

Kekeluargaan harus dibangun seperti yang dinasehatkan Santo Paulus dalam bacaan pertama “hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri”.

Semoga kebersamaan dan kekeluargaan Lingkungan Ignasius 3 dapat menjadi berkat dan penyalur rahmat bagi banyak orang. Berkah Dalem.

(Rm. Markus Tukiman SCJ).

• Kepala Sekolah SMA St Antonius Jakarta Timur • Ketua Forum Kepala Sekolah SMA/SMK - KAJ

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

17

POJOK KKS

Belajar Kitab DEUTEROKANONIKA Bagian III - Terakhir

P

ada bagian pertama sudah diuraikan tentang sejarah dan latar belakang tentang Kitab Deuterokanonika.

Pada bagian kedua sudah diulas tentang keberatan-keberatan saudara protestan dan hubungan antara PB dan Kitab Deuterokanonika.

Pada sambungan yang ketiga ini akan dipaparkan tentang urutan penetapan dan kanon Kitab Deuterokanonika, serta kesesuaian antara isi kitab Deurerokanonika dengan doktrin gereja protestan.

Urutan Penetapan dan Kanon Kitab Suci Tahun 367 M : Pada tahun 367 Masehi terdapat daftar Kitab PB yang jumlah dan urutannya persis sama dengan yang kita miliki saat ini dan ditulis oleh St. Athanasius, Uskup Alexandria.

Tahun 382 M : Pada masa ini adalah masa Konsili Roma. Paus Damasus I mulai menggulirkan ide untuk menentukan kanon universal bagi semua Gereja. Konsili ini menentukan daftar kitab-kitab Perjanjian Baru yang jumlah dan urutannya sama dengan kitab PB yang ada sampai saat ini.

Tahun 393 M: Konsili Hippo mulai ada menentang kanon Kitab Suci ditawarkan oleh Uskup Athanasius.

yang yang

Tahun 397 M: Konsili Kartago menyaring kembali

18

kanon Kitab Suci bagi Gereja Barat, lalu mengirimnya kepada Paus Inosensius untuk diratifikasi (disahkan).

Tahun 787 M: Konsili Ekumenis di Nikea II yang mengadopsi Kanon Kitab Suci yang dibuat pada Konsili Kartago tahun 393M. Pada titik ini, Bahasa Latin di Gereja Barat dan Bahasa Yunani/Bizantium di Gereja Timur memiliki kanon yang sama.

Tahun 1442M: Pada Konsili Florence, seluruh Gereja mengakui 27 kitab. Pada Konsili Florence ini menegaskan kembali Kanon Kitab Suci yang dikeluarkan oleh Gereja Katolik Roma melalui pengesahan Paus Damasus I.Hal ini terjadi pada masa seribu tahun sebelumnya. Artinya, mulai pada tahun 1439 seluruh Gereja Katolik telah secara hukum terikat pada kanon yang sama.

Pengkanonan ini terjadi 100 tahun sebelum gerakan reformasi Protestan.

Tahun 1536M: Romo Martin Luther memindahkan 4 kitab Perjanjian Baru (Ibrani, Yakobus, Yudas, dan Wahyu) dan menempatkannya ke dalam sebuah appendix oleh karena menurutnya kitab-kitab tersebut tidak/ kurang pantas jika dimasukkan ke dalam Kitab PB. Tahun 1546: Pada Konsili Trente, Gereja Katolik menegaskan sekali lagi dan selamanya daftar penuh ke 27 Kitab PB. Konsili ini

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

POJOK KKS

juga menegaskan penggabungan kitabkitab Deuterokanonika yang telah menjadi bagian dari Kanon Kitab Suci sejak Gereja Perdana dan telah diteguhkan pada Konsili-konsili ekumenis di atas.

Mendukung Doktrin.

Ada kemungkinan Romo Martin Luther mencoret kitab Deuterokanonika terutama karena tidak setuju dengan isi Kitab 2 Makabe yang mengajarkan untuk berdoa bagi keselamatan jiwa orangorang yang telah meninggal, sebab Luther berpendapat bahwa keselamatan diperoleh hanya karena iman (Sola Fide).

Martin Luther juga menganggap beberapa kitab dalam Perjanjian Baru sebagai “kitab deuterokanonika”, seperti halnya surat rasul Yakobus – yang disebutnya sebagai “Epistle of straw/surat jerami”, kitab Wahyu, dan surat Ibrani, karena kitab itu secara implisit mengutip kitab 2 Makabe 7, yaitu Ibr 11:35.

Walaupun Romo Martin Luther menolak kitab-kitab Deuterokanonika, akan tetapi dia juga beda pendapat dengan para tokoh Protestan lainnya, akhirnya Romo Martin Luther kembali lagi memasukkan kitab-kitab yang mau dibuang itu dalam Kitab Perjanjian Baru. Martin Luther dan para pengikutnya kemudian menyebut kitab-kitab Deuterokanonika sebagai kitabkitab Apokrif / Apokrip atau Apokripa/ Apokrifa atau apocrypha yang artinya adalah “samar”, “tersembunyi”, “tidak jelas asalnya” atau yang dianggap “buku yang tidak diketahui pengarangnya”, atau masih “dipertanyakan keasliannya”, yang “tidak diilhami oleh Roh Kudus”, “salah”, “buruk”, atau “sesat”. Namun demikian, Martin Luther tetap memasukkan kitabkitab Deuterokanonika tersebut di dalam terjemahan Kitab Suci yang disusunnya, sebagai tambahan/appendix antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Hal

ini berlangsung sampai, saat The British and Foreign Bible Society (tahun 1827) mencoret atau membuang kitab-kitab Deuterokanonika dari kitab suci mereka.

Maka dari itu Kitab Suci versi saudara kita dari Protestan itu tidak saja dikatakan “tidak lengkap”, jika dibandingkan dengan Kitab Suci dari Gereja Katolik, tapi juga tidak lengkap jika dibandingkan dengan Kitab Suci yang umum dipakai selama sekitar 1.500 tahun (dari abad ke 1 sampai ke 15).

Malahan, bahwa kitab suci saudara kita Umat Protestan saat ini usianya baru sekitar 150 tahun, dan ditetapkan oleh gerakan yang dipimpin oleh Romo Martin Luther, dan bukan oleh Tradisi turun temurun dari para rasul dan para Bapa Gereja.

Nilai Kitab Suci.

Dari uraian di atas dan tulisan terhadulu dapat dilihat bahwa Martin Luther menentukan sendiri kitab- kitab yang dianggap nilainya lebih tinggi atau lebih rendah dari kitab lainnya. Nilai yang dipegang adalah : 1. Beberapa Kitab dianggap nilainya “lebih penting” dari yang lain berdasarkan pemahaman pribadinya.

2. Kitab-kitab lain dianggap nilainya “lebih tinggi” derajatnya dari Kitab lainnya lagi.

3. Kitab lain dinilai “mutunya lebih rendah” dibandingkan dengan Kitab lainnya.

4. Kita lain nilainya “lebih dapat dipercaya” dari pada kitab lainnya lagi.

Hal-hal inilah yang kemudian mempengaruhi pandangan para pengikutnya. Sedangkan Gereja Katolik dalam menentukan kanon, tidak berdasarkan “Nilai” pemahaman pribadi tentang tinggi rendahnya derajat dan mutu tidaknya tulisan, melainkan dari bukti tertulis dari pengajaran Para Rasul dan Bapa Gereja,

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

19

POJOK KKS

serta pengajaran Junjungan kita Yesus Kristus, yang telah memasukkan kitabkitab tersebut.

Jika kita membaca kembali uraian di awal, kita melihat bahwa Kitab Suci Gereja Katolik ada sejak zaman Sinode Roma pada tahun 382 masehi, oleh Bapa Paus Damasus I dan baru dipermasalahkan oleh saudara dari protestan sekitar tahun 1546 pada saat Konsili Trente. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa sudah sekian lama, kira-kira sudah 1500 tahun lebih Kitab Deuterokanonika “Adem Ayem” keberadaannya dan menjadi satu dengan Kitab Suci seperti yang ada saat ini. Artinya dalam kurun waktu tersebut Kitab Suci tidak pernah ada yang mempermasalahkan.

Penentang Kristus.

Umat protestan dari Jemaat Injili mengatakan bahwa kitab-kitab Deuterokanonika tidak dapat dimasukkan ke dalam Kitab Suci karena tidak alkitabiah. Tetapi jika sejak awal kitab-kitab deuterokanonika sudah berada di dalam Kitab Suci seperti yang diungkapan oleh sejarah, maka bisa dikatakan bahwa Kitab Deuterokanonika sudah alkitabiah.

Untuk selanjutnya gereja Protestan menolak Kitab Deuterokanonika dikarenakan mereka ingin mengikuti “Kanon Jamnia”, dengan maksud supaya lebih sesuai dengan kitab asli dalam bahasa Ibrani yang diterima oleh umat Yahudi.

Tetapi hal ini justru bertentangan dengan iman Kristen, sebab pada Konsili Jamnia tersebut diputuskan untuk menolak Yesus anak Tukang Kayu itu. Nah, karena konsili Jamnia itu menolak Kristus, maka secara otomatis bahwa Kanon Jamnia itu juga menolak Injil dan Perjanjian Baru. Maka dari itu, tidak sepatutnya umat Katolik mempercayai Konsili yang menentang Yesus Kristus sebagai sumber keselamatan umat Kristen.

Kontradiksinya terletak pada menerima “Kanon Jamnia” padahal Kanon Jamnia menolak Kristus. Kita sebagai murid-murid-Nya apa untungnya mempercayai iman kelompok orang yang menentang sumber iman kita sendiri, yaitu Yesus Kristus…? (selesai) Laurent Ribut Sujarwo Tim Karya Kerasulan Kitab Suci

BAPTIS BAYI

Baptis Bayi akan dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Desember 2016 setelah Misa Kedua.

Rekoleksi dan Gladi Bersih Orang Tua dan Wali Baptis hari Minggu, 20 Nopember 2016 setelah Misa Kedua. Tempat: Ruang Rafael, Graha.

Persyaratannya: 1. Mengisi Formulir yang telah disediakan di Ruang Katekese.

2. Foto Copy Akte Lahir Anak 3. Foto Copy Akte Pernikahan 4. Foto Copy KK Gereja 5. Foto Copy Surat Baptis dan Sertifikat Krisma Wali Baptis 6. Mengikuti Rekoleksi, Gladi Bersih, dan Pengakuan Dosa Tim Karya Katekese

20

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

SANTO SANTA

Santo Willibrordus

W

illibrordus lahir di Northumbria, Inggris pada tahun 658.

Pendidikan masa mudanya, ketika ia masuk Ordo Benediktus, diperoleh di sekolah biara di Rippon, dekat York di bawah bimbingan Santo Wilfrid. Pada usia 20 tahun, ia pindah ke Irlandia untuk melanjutkan studinya. Di sana ia dididik oleh Santo Egbert dan Wigbert, mantan misionaris bangsa Fries. Guru-guru yang cakap itu tidak saja memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga mengarahkan perhatian Willibrordus kepada bangsabangsa yang belum pernah mendengar Kabar Baik tentang Kristus.

Di samping bersemangat rasul, Willibrordus juga terkenal sebagai seorang organisator yang baik. Setelah berada selama 12 tahun di lrlandia, ia bersama sebelas orang teman setarekat diutus ke Friskia oleh Santo Egbert atas permintaan raja Pepin. Mereka menyeberangi Laut Utara dan mendarat di muara sungai Reijn pada tahun 690. Mereka langsung menghadap raja Pepin, penguasa wilayah Frank dan Fries. Pepin meminta mereka mewartakan Injil Kristus kepada orang Fries.

Pepin kemudian mengutusnya ke Roma guna meminta restu dari Paus Sergius I (687-701) untuk berkarya sebagai misionaris. Atas suruhan Raja Pepin, ia sekali lagi pergi ke Roma. Di sana ia ditahbiskan menjadi Uskup oleh Paus Sergius pada tanggal 82 Nopember 695. Ia ditugaskan berkarya di kalangan orang Fries di berbagai bagian wilayah yang sekarang dikenal sebagai Nederland.

Pusat keuskupannya ialah kota Utrecht.

Di sana ia membangun sebuah gereja Katedral. Kemudian ia juga membangun sebuah biara yang luas dan termasyhur di Echternac, Jerman. Sementara itu Willibrordus menjelajahi seluruh wilayah Fries, merombak kuil-kuil berhala menjadi

Santo Willibrordus

gereja. Ia mendampingi dan memberi petunjuk kepada pembantu-pembantunya tentang bagaimana membuat sumursumur yang baik dan yang bisa dipakai juga untuk melaksanakan upacara Sakramen Permandian. Sampai sekarang, sumur-sumur itu masih ada, dan biasa disebut orang Sumur-sumur Willibrordus.

Di Denmark pun ia memberitakan Injil, tetapi kurang berhasil. Ia pun menaruh perhatian pada soal pendidikan imam-imam pribumi. Sayang sekali bahwa dua calon imam pribumi Fries meninggal dunia sebelum mereka menerima tahbisan imamat.

Willibrordus adalah seorang uskup yang rendah hati. Ia senantiasa merasa diri tak layak menjabat pangkat uskup. Santo Bonifasius menamakannya seorang pertapa.

Dalam wasiat rohaninya, Willibrordus menyebut dirinya seorang berdosa, tetapi karena pekerjaan kerasulannya ia mengharapkan kemurahan hati Allah. Ia meninggal dunia di Echternach, Luxemburg pada tanggal 7 Nopember 739.

Dari berbagai sumber

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

21

PENGUMUMAN

PENGUMUMAN PERKAWINAN Akan Menerima Sakramen Perkawinan

Diumumkan untuk kedua kali: 1. Adrianus Jevri Tua Christofer dari paroki Bekasi, Santo Arnoldus Janssen dengan Yustina Erny Lestari dari paroki Kramat, Gereja Hati Kudus.

2. Charles Suhero dari lingkungan St. Gregorius 2 dengan Diana Dian Kartiani dari paroki Grogol, St. Kristoforus.

Diumumkan untuk ketiga kali: 1. Fransiscus Indra Winata dari lingkungan Sta. Birgitta 2 dengan Maria Indah Novarina dari Paroki Ciledug, Sta. Bernadet.

2. Nikolas Dennise Pradipta dari lingkungan Sta. Birgitta 2 dengan Chitra Fiona Bellianty dari Katekumen.

3. Hugo Dimas Audy Putra dari lingkungan Ursula 5 dengan Natasha Saphira Fransisca dari paroki Cinere, St. Matias.

4. Fransiskus Xaverius Ferryanto dari lingkungan St. Vincentius 1 dengan Irene Fellicia Asim Gunawan dari paroki Harapan Indah, St. Albertus Agung.

5. Anastasia Linda Fransisca dari lingkungan St. Gregorius 2 dengan Joachim Ignasius Rachmat Hendiarto dari Gereja Bethel Indonesia

Akan Menerima Pemberkatan Perkawinan

Diumumkam untuk ketiga kali: 1. Stefanus Mario Darmawanto dari lingkungan St. Mateus 3 dengan Prasetyana Mardhika dari Islam.

Bagi siapa saja yang mengetahui akan halangan perkawinan pasangan tersebut, WAJIB menyampaikan kepada Pastor Paroki.

BACAAN KITAB SUCI MINGGU DEPAN Senin, 07 Nopember 2016 Selasa, 08 Nopember 2016 Rabu, 09 Nopember 2016 Kamis, 10 Nopember 2016 Jumat, 11 Nopember 2016 Sabtu, 12 Nopember 2016

Tit. 1:1-9; Luk. 17:1-6.

Tit. 2:1-8, 11-14; Luk. 17:7-10.

Yeh. 47:1-2, 8-9, 12; 1 Kor. 3:9b-11, 16-17; Yoh. 2:13-22.

Flm. 1:7-20; Luk. 17:20-25.

2 Yoh. 1:4-9; Luk. 17:26-37.

3 Yoh. 1:5-8; Luk. 18:1-8.

BACAAN MISA (12/11/2016 - 13/11/2016) HARI MINGGU BIASA XXXIII Bacaan I Bacaan II Bacaan Injil

Mal. 4:1-2a; 2Tes. 3:7-12; Luk. 21:5-19.

Seksi KKS

22

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

Dinas Tarigan, FX. Dwi Atmoko, B. Tatang Yenn, S. Hieronimus Tri Mulyanto Heru Supriyanto, A. Toto Sugiharto, St. Mardjono, Theopilus Mardi Widyarto, H. Sugeng Rahardjo, Simon P. Juwarta Suyudi, Ign

Belakang Gereja + sisi timur Gereja + depan Pastoran + Siram Tanaman Depan Gereja (bunderan) + saung + sisi kiri Graha + Siram Tanaman

Dalam dan teras Gereja

St. Vincentius 6

Sta. Caecilia 5

Sta. Ursula 5

St. Yoh De Britto 4

St. Matheus 3

Parkiran motor + kolam + Siram Tanaman Sisi kanan Graha + Sisi kanan Genset + Siram Tanaman

Samping Gereja sisi barat + Goa Maria + Jalan Salib + Siram Tanaman

CATATAN : • Jika ada kesulitan/berhalangan, dimohon mencari ganti sendiri dan menghubungi Seksi Liturgi • Sebelum bertugas, dirigen dimohon konsultasi dengan Pastur yang akan mempersembahkan misa, membicarakan lagu-lagu yang akan dinyanyikan Seksi Liturgi • Harap berhubungan/berkoordinasi dengan organis yang ditugaskan

05 Nop 2016

SABTU

Kerja Bakti

Sta. Brigitta 4

Rudyarto, R. Mari Sudarto, A. Riyan Situmorang, C. Suhadi, Alfonsius Sunarto, Yoh. Lilik Triwidodo, A.

Puji Syukur: 544, 640, 650, 718, 719, 721, 722; Ordinarium: 347, 348, 390, 411; Mazmur/All.: 837, 963;

Suster Suster Endro Wahjono, G. Kamidjo, J. Risdon Manihuruk Purnomo, JB Helan, Ign.

Agung Wibaw a, FX Fadjar lelono, Y. Pratisto, Andreas Purwoko W., R. Djarwo V., AH

Wilayah Markus Yoanna Fransisca Ratna Cicilia Driyanti Yosephine Glenis Yakobus Hartanto Syanne G. Andreas Wahyu

Minggu 13-11-'16 Pkl. 17.30 Gregorius 3 Christina Daeli Niken Birgitta 1 Merie Helena Clemencia Maria Noviana Eleonora Rahayu S. Florentina B. Yonita Carla Claudia Lisien

Wilayah Santa Ursula

Nico Denny Antonius Padua 8 Maria Elizabeth Yarnani Sri Brigitta Suryani Tamin Mikhael A. Stevano Bernadetha Ayu Verra Purnamasari Yoseph Celltha

Rena Bernadette 4 Petrus Willem Bernhardi Brigitta Surnartinern Antonius Googie Antonia Arindi V. Yan Mulders Togar Tri M

Minggu 13-11-'16 Pkl. 08.30 Wilayah Ursula Veronica Joko

Bunga Altar

Minggu 13-11-'16 Pkl. 06.00 Vincentius 3

HARI MINGGU BIASA XXXIII

Sabtu 12-11-'16 Pkl 17.30 Wilayah Yohanes de Britto

Lagu

Prodiakon

Lektor 1 Lektor 2 Komentator Pemazmur Misdinar

Pdp-Kolekte

Hari Tgl/Wkt Koor Dirigen Organis Among Tamu

JADWAL PETUGAS LITURGI MINGGU DEPAN

JADWAL

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

23

PANITIA NATAL

PENGUMUMAN PANITIA NATAL 2016 WILAYAH SANTA BERNADETTE 1. Mengundang Suster, Koordinator Prodiakon, Koordinator Wilayah, Ketua Lingkungan & Pewarta Lingkungan, dan OMK untuk menghadiri Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Adven, yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Nopember 2016 Waktu : Pk. 19.30 (sesudah misa Sabtu Sore) Tempat : GKP Lantai 2 Undangan resmi dapat diambil di kotak surat depan Gereja. Terima kasih.

2. Seksi Aksi Nyata Panitia Natal 2016 mengadakan beberapa kegiatan, di antaranya: a. Donor Darah pada hari Minggu, 27 Nopember 2016 Pk. 08.00 WIB - selesai di Gedung Karya Pastoral Lantai 2. b. Pengobatan Gratis (Umum dan Gigi) pada hari Minggu, 04 Desember 2016 pk. 07.00 - selesai di Klinik Kesuma. c. Seminar Kesehatan dengan tema “Kekentalan Darah� pada hari Minggu, 04 Desember 2016 pk. 11.00 - 12.00 WIB di Gedung Karya Pastoral Lantai 2. Biaya : Rp. 10.000,- (Pengganti Snack) d. Pemeriksaan Papsmear pada hari Minggu, 11 Desember 2016 pk.

08.00 WIB - selesai di Klinik Kesuma. Biaya: Rp. 75.000,e. Pemeriksaan EKG pada hari Minggu, 11 Desember 2016 pk. 08.00 WIB - selesai di Klinik Kesuma. Biaya Gratis.

Pendaftaran dimulai pada hari Minggu, 05 Nopember 2016 di depan Posko Kesehatan setiap selesai misa. Mohon partisipasi seluruh umat.

24

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

IKLAN

PENERIMAAN SISWA BARU

PENERIMAAN SISWA BARU Pendaftaran Siswa Baru TK, SD I, SD II, SMP Strada Bhakti Wiyata untuk tahun ajaran baru 2017-2018, dibuka tanggal 01 Nopember 2016.

Informasi lengkap harap menghubungi kantor Tata Usaha masing-masing unit sekolah pada jam kerja dari pukul 08.00 - 12.00. No. Telp yang dapat dihubungi: TK - 021 889 27 54, SD BW I - 021 884 64 37, SD BW II - 021 889 34 30, SMP - 021 884 68 40

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

25

IKLAN

PERDUKI CHAPTER BEKASI Mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i umat Paroki Kranji – Santo Mikael untuk bersama memuliakan nama Tuhan dalam acara Persekutuan Doa, yang diadakan pada: Selasa, 08 Nopember 2016 - Pk. 19.30 WIB Pembawa Firman : George Ancello Ganda Tema : Memuji Tuhan dengan Sikap yang Benar (Maz. 96:1-13) Selasa, 15 Nopember 2016 - Pk. 19.30 WIB Pembawa Firman : Reiner Bonifacius Raharjo Tema : Pentingnya Penguasaan Diri (Kol. 3:5-17) Selasa, 22 Nopember 2016 - Pk. 19.30 WIB Pembawa Firman : Vincentius Chandra Tema : Memelihara Kesatuan Roh (Ef. 4:1-16) Selasa, 29 Nopember 2016 - Pk. 19.30 WIB Misa Kudus : Romo Damianus CSsR Tema : Sesuai bacaan harian Kami menunggu kehadiran Bapak/Ibu dan Saudara/i. Terima kasih.

Tempat : Gedung Rhema (masuk samping Universitas Gunadarma) Jl. KH Noer Alie, Kalimalang, Bekasi

English For Overseas Study In englisHome-Galaxy, you only need 10 months to master TOEFL and IELTS so that you are one step ahead to win scholarship and eligible for continuing study overseas. Only Rp.380,000 per month, all inclusive. Contact : 0815 1939 6048 for further information.

26

KABAR Edisi 560 | Tahun XI - Minggu, 06 Nopember 2016

FOTO & PERISTIWA

ZIARAH LINGKUNGAN SANTA BERNADETTE 1 GUA MARIA FATIMA SAWER RAHMAT, CISANTANA, KUNINGAN Minggu, 30 Oktober 2016

Foto-foto dapat juga dilihat di :

Mata Mikael

KABAR Paroki Kranji

FOTO & PERISTIWA

ZIARAH LINGKUNGAN SANTA URSULA 4 GUA MARIA FATIMA SAWER RAHMAT, CISANTANA, KUNINGAN Minggu, 30 Oktober 2016

Foto-foto dapat juga dilihat di :

Mata Mikael

KABAR Paroki Kranji