3 minute read

Cerpen

Fb In Tw

MENCANDU MEDIA SOSIAL

Advertisement

Di suatu pagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi, muridmurid SMAN 3 Blitar masih bersantai di koridor kelas dengan memandangi layar gawainya. Saat semua sedang asik-asiknya bermain gadget, ada satu anak yang sama sekali tidak pernah memegang smartphone selama di kelas, melainkan buku, buku, dan hanya buku yang ada ditangannya. Anak itu biasa disebut si Kutu buku, saat si Kutu buku berjalan masuk kelas, tiba-tiba ia dihadang oleh 2 anak hits di depan pintu kelas.

Celyne: “Eh ada si Manusia purba kutu buku, nih!”

Teman Celyne : “Zaman sekarang mana ada sih remaja yang ga punya handphone. Ya gak, Lyn? Kasian deh gue.”

Dengan beraninya si kutu buku menyeletuk, “Kenapa? Gue punya handphone kok, tapi gw tau batas penggunaanya. Gak kayak kalian kemanapun dimanapun HP mulu yang dipantengin.” Celyne dan temannya pun kaget dengan jawaban si Kutu buku. Akhirnya seisi kelas pun ricuh dengan ejek-ejekan dan debat. Ada yang berpihak di kubu anak hits dan ada juga yang memihak si kutu buku.

Tiba-tiba bel masuk sekolah pun berbunyi, dan kelas itu masih saja berdebat tanpa memperhatikan bahwa sekarang sudah waktunya jam pelajaran. Bu Dela, seorang guru matematika pun masuk kelas dengan raut wajah kaget sedikit geram karena kegaduhan di pagi hari itu. Dono si Ketua kelas pun menyadari dan akhirnya menenangkan suasana kelas dan menyuruh muridmurid duduk ditempatnya masing-masing untuk bersiap memulai pelajaran.

Bu Dela : “Selamat pagi anak-anak, seharusnya pagi ini menjadi pagi yang cerah, tapi kenapa kelas ini suasana nya membuat saya sangat panas? Ada kegaduhan apa dikelas ini?! Celyne? Dono? Bisa menjelaskan?”

Seisi kelas pun langsung hening, Celyne dan temannya saling sikut menyikut karena takut untuk menjelaskan. Akhirnya Dono sebagai ketua kelas pun berdiri dan menjelaskan dengan singkat apa yang baru saja terjadi. Akhirnya Bu Dela menunjuk si Kutu

44

buku, Celyne, dan temannya untuk maju ke depan.

Bu Dela : “ Oke ibu paham masalahnya, untuk hari ini kita akan belajar tentang penggunaan Handphone saja, karena materi pelajaran matematika juga sudah selesai.”

Seluruh murid pun teriak senang dan kembali hening.

Bu Dela : “Sekarang bisa dijelaskan kenapa kalian berdua, Celyne dan Tania mengatakan bahwa remaja zaman sekarang harus bawa handphone kemanapun.”

Celyne pun menjawab dengan sedikit ragu “Ee.. ya.. anu, Bu. HP itu kan penting banget, semua kebutuhan kita ada di HP, ee.. jadi ya aneh aja kalo remaja sekarang gak bawa HP,” “Iya, Bu. Bener. Saya aja bingung kalo HP saya tertinggal,” sambung Tania.

Bu Dela : “Baik, Ibu terima penjelasan kalian. Lalu apa tanggapanmu Naila (si Kutu buku)?”

“Mmh.. menurut saya, Bu. HP itu tidak terlalu penting, Bu. HP bisa merusak pribadi seseorang, Bu.” Ujar Naila. Naila adalah salah satu anak yang paling tidak suka dengan modernisasi, atau hal apapun yang sekarang menjadi mendunia.

“Huu, kampungan,” celetus salah satu murid dipojok kelas.

Bu dela : “Sudah-sudah, yaa Ibu paham. Begini anak-anak, memang betul kata Celyne. Zaman sekarang HP adalah salah satu barang yang sangat penting, semua kebutuhan dan kepentingan kita, bisa disimpan di HP, kita bisa browsing, kita bisa tau sesuatu juga dari Handphone. Tapi, semua itu punya batasan, kita juga tidak boleh menggunakan HP berlebihan, menggunakan di luar fungsi baiknya, contohnya HP dijadikan tempat menyebar hoaks, digunakan untuk menggibah aib seseorang, digunakan untuk menonton film di YouTube hampir seharian, itu tidak baik. Sekarang begini, Ibu mau tanya sama Naila. Naila kalau misalkan dikasih tugas dari guru dan tugasnya diberi waktu pasti Naila selalu ngumpulin di akhir. Ibu mau tanya kenapa kok seperti itu?”

Naila : “Ya kan saya mencari cara dan mengerjakan rumusnya, cari di buku ini, itu, Bu.”

Bu Dela : “Nah, makan waktu lama kan? Berbeda dengan Tania, dia kalau diberi tugas dengan waktu pasti lumayan cepat, karena ibu tau dia pasti browsing di internet. Jadi, handphone itu juga punya banyak manfaat, sekarang bukan zamannya literasi melalui buku-buku tebal, cukup dengan mencari video penjelasan di YouTube atau artikel di Google kita bisa mengetahui, jadi bisa belajar dimanapun. Tapi ingat gunakan candu kalian terhadap Handphone dan sosial media dengan baik, candu untuk belajar, candu untuk menambah wawasan, bukan candu menggibah, candu menebar hoax.”

Naila pun tercengang mendengar penjelasan Bu Dela, “Benar juga, bahwa kita bisa punya jalan pintas untuk belajar menggunakan Handphone. Bukan hanya pintar, tapi juga harus cerdas dalam belajar”, gumamnya. Tania dan Celyne pun juga sadar bahwa kecanduan mereka terhadap Handphone harus degera dibatasi, jangan sampai candu bermain HP mengakibatkan mereka lupa dengan waktu dan lingkungan sekitar.

Writer: Zalfaa’ Putri Arfiliesia (X MIA 2)

“Candu sosmed tak seindah candu senyummu”

This article is from: