edisi 01 | JUNI 2012
MAIA Estianti ternyata bukan arti sembarangan. Setidaknya, mantan istri musisi Achmad Dhani ini, memiliki “trah” yang tidak biasa. Maia ternyata cicit dari seorang to koh pergerakan HOS Tjokro aminoto, yang hari-hari ini banyak dibicarakan se hubungan dengan wa cana nasionalisme. Ayahanda Maia, Ir Harjono Sigit BS yang mantan Rektor ITS itu adalah cucu dari tokoh legenda ries tersebut. “Biasa saja, tapi mau nggak mau saya harus ikut menjaga nama harum Tjokro aminoto. Tapi itu beban bagi sa ya, tapi malah membanggakan,” jelas Maia ten tang keberadaannya sebagai cicit Tjo kroaminoto. Maka tidak heran jika kini Maia tergo long pelopor di blantika musik Indonesia. Darah pejuang Mbah Yut Maia, Tjo kroaminoto, agak nya merembes pada diri janda mu da itu. Lihat saja, meski ia dalam “lepas” dari Dhani karir mu siknya te tap muncar. Sebelum membentuk Duo Maia, ia sempat membentuk grup musik Ratu bersama Pinkan Mambo, yang juga samasama menjadi backing vocal Dewa 19. Sayang baru sebuah album mereka rilis yakni “Bersama” (2003), Pinkan mundur di tahun 2005. tapi melalui proses audisi, posisi Pinkan bisa digantikan oleh Mulan Kwok yang berubah nama menjadi Mulan Jami lah di tahun 2008. Bersama Mulan, Maia merilis al bum kompilasi
DI tengah wacana nasionalisme hari-hari ini, rasanya “mencubit” nama seorang patriot dari dunia musik Leo Imam Soekarno ko mandan Konser Rakyat Leo Kristi. Dimana dia sekarang? Masih bermusik? Leo masih ada, di Surabaya, dan masih bermu sik meski di luar mainstream in dustri musik Indonesia. Terma suk tidak pernah muncul di layar televise Indonesia. “Seniman musik seperti saya memang sulit mendapat tempat di televise, anda juga pasti tahu bagaimana selera musik penge lolah stasiun televise sekarang. Bagi saya muncul di teve atau ti dak sama saja. Dari dulu saya tidak boros muncul di teve. Da lam bermusik saya bisa bereks presi dimana dan kapan saja, le wat ngamen misalnya,” kata Leo seperti berorasi dengan gagah. Leo memang masih menunjukkan eksisten sinya. Itu dibuk tikan dengan menghadirkan karya terbarunya yang dirilis pada 2010. Anehnya, tanpa menyebutkan judul, album ke-12 ini lebih diminati oleh pasar luar negeri. “Ini memang menarik, album saya malah diminati orang-orang di Australia, Jepang, Amerika Se rikat, Swiss dan Yunani. Di Indonesia sendiri saya punya peng gemar khusus yang meminati CD-CD saya, yaitu komunitas LKers (sebutan komunitas pe nggemar Leo Kristi, red) yang juga sering mengundang saya tampil,” jelas Leo. Selain Gombloh dan Franky Sahelatua yang sudah almar hum, Surabaya beruntung punya Leo Kristi. Seniman musik deng an karakter kerakyatan dan patriotism sangat kental. Boleh di kata, Leo merupakan salah satu dari sedikit pemusik Indonesia yang konsisten mengangkat lirik, melodi, harmoni, dan karakter musiknya dalam nuansa kerak yatan yang riang. Karena itu, tak berlebihan jika Leo menyebut
grupnya sebagai Konser Rakyat Leo Kristi. Nama Leo Kristi dipetik dari tiga kata: Leo Keris dan Sakti dan nama itu menjadi nama gitarnya yang kemudian diangkat menjadi na ma kelompok musiknya Leo Kris ti. Adapun nama asli yang dibe rikan oleh orang tuanya, Imam Soebiantoro dan Roekmini Idayati, adalah Leo Imam Soekarno. Ayah Leo bekerja sebagai pengawas pajak di kantor inspeksi keuangan. Walaupun kehidupan ekonomi orang tua nya serba cukup, sifat kerakyatan sudah kelihatan dalam pribadi nya. Leo kecil suka mencuri wak tu tidur siang dan pergi bermain bersama teman-temannya, jajan di pinggir jalan, bergaul dengan anak kampung, bermain lumpur, menyanyi di belakang gubuk gelandangan. Sejak kecil Leo sudah menunjukkan bakat di bidang musik. Melihat bakap tersbut, sang ayah memberi hadiah sebuah gitar. Semasa SMA, dia sudah memimpin sebuah grup band. Sempat kuliah di ITS jurusan arsitektur sampai tingkat dua, Leo memilih keluar karena jiwa seninya jauh lebih menonjol katimbang menekuni rumus-ru mus arsitektur. zcs
24
pertama bertema “Ratu & Friends” (2005) dengan single “Teman Tapi Mesra” dan “Di Dadaku Ada Kamu”. Setahun kemu dian, Ratu kembali merilis album “Nomer Satu” , dengan lagu andal an “Lelaki Buaya Darat” dan “Dear Deary”. Tetapi Mulan kemudian hengkang dari Ratu di awal 2007. Setelah vakum selama satu tahun Maia kembali dengan formasi baru Duo Maia bersama Mey Chan. Me reka kemudian merilis album per dana bertajuk “Maia & Friends” (2008) dengan lagu andalan “Ingat Kamu dan EGP” Selain menyanyi Maia juga ter jun ke dunia acting. Maia sempat menjadi salah satu pemeran ko medi Extravaganza di Trans TV (2006) tetapi kemudian berhenti di tahun 2007. Maia pun sempat ber main di beberapa episode di situasi komedi OB di RCTI. Maia kemudi an menjadi bintang tamu di film ho ror “Lantai 13” (2007). Dalam perkembangan karirnya sebagai musisi, Maia menjadi pro duser grup vocal Pasto. Dalam Duo Maia ia menggaet artis Cinta Laura untuk duet di lagu “Pengkhianat Cin ta”. Lagu ini ada di album terbaru Dua Maia “Sang Juara”. Satu lagi prestasi yang ditoreh kan Maia pada Mei 2009, lagu cip taannya TTM dibeli oleh salah satu grup di Swedia, menggunakan irama yang sama hanya berganti lirik dan judul menjadi “Dreaming of Time”. Lagu ini sempat populer karena sering diputar pada salah satu radio di Amerika Serikat. Maia ternyata juga berhasil menorehkan karir di luar dunia musik, pada akhir Nopember 2010 ia dinobatkan sebagai Duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan oleh Kementrian Negara Pemberda yaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Di sini Maia akan terlibat da lam upaya pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Maia juga akan mengkampanye kan bagaimana caranya mencegah terjadinya kekerasan karena KDRT diawali adanya persoalan dalam ke luarga. KDRT yang dialaminya ke tika menjadi istri Achmad Dhani menjadi pengalaman yang ber harga, juga sikapnya yang gigih menjadi contoh perempuan yang lain yang menghadapi kasus se macam. zcs