Majalah Chengho Surabaya

M U H A M MA

CH

ENG H DONESIA

EDISI 95 | 15 Desember 2017 - 15 Februari 2018

KOMBES POL MOHAMMAD IQBAL

‘Gandeng Masyarakat Jaga Keamanan’ DARI PROGRAM INTERNATIONAL VISITOR LEADERSHIP AS

Saling Menghargai, Membangun Kebersamaan JOKOWI MINTA AKSES PRODUK RI DIPERLEBAR

O

IN

Dr. Tuty EM: Belajarlah dari Tiongkok

O

YASAN H A YA

JI

D

CHENG HOO M A J A L A H D W I B U L A N A N K O M U N I TA S M U S L I M T I O N G H O A

Majalah Cheng Hoo

PENGUMUMAN LANGGANAN

MAJALAH-INFAQ Allah SWT berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti dengan sebiji/sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai (bulir) pada tiap-tiap tangkai pula ada seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(Q.S. Al Baqarah ayat 126) Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang sedikit shodaqohnya, maka Allah akan beri rezeki sedikit. Barang siapa yang banyak shodaqohnya, maka Allah akan beri rezeki yang banyak.”

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Assalamualaikum Wr. Wb. Guna menampung aspirasi sejumlah ang­­gota masyarakat, Ma­na­jemen Ma­ jalah Cheng Hoo mulai terbitan April 2015 me­ne­rima par­tisipasi menjadi pelang­ gan tetap me­­dia ini. Untuk itu cukup meng­hu­bu­ngi Se­kre­tariat Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI).

Di samping itu, kami juga menerima ZIS (za­kat, infaq, dan shoda­qoh) dari para do­na­tur untuk pengembangan Masjid Cheng Hoo mau­pun kepentingan sosial lainnya. Untuk ini silakan transfer zakat, infaq, dan shoda­qoh Anda ke:

2

Bank BCA Cabang Kusuma Bangsa Su­rabaya Nomor Rekening 188.882.2088 atas nama Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI).

Demikian, atas perhatiannya kami dari YHMCHI mengucapkan terima kasih. Informasi Selanjutnya HUB: Telepon: 031-5342224 atau 081230088489.

Saldo Zis

November - Desember 2017 1. HM. Maliki ................................... Rp. 500.000 2. Singgih Santoso/Jhoe Liehing..... Rp. 50.000 3. H. Trisno Admodjo........................ Rp. 2.500.000

!

Terima kasih atas perhatiannya dan sumbangannya.

Siapa yang akan menyusul

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Majalah Cheng Hoo

3

Majalah Cheng Hoo

Daftar IsI

SUSUNAN REDAKSI Pendiri Penangggung Jawab Pemimpin Umum-Pimred Redaktur Pelaksana Redaktur Senior Sekretaris Redaksi Editor Reporter Fotografer Layout Iklan Ketua Harian YHMCHI Kepala Seksi Pendidikan Keuangan Humas

: Alm. Sukardi (Wen Jing Zeng) : HMY Bambang Sujanto : H. Abd. Nurawi : H. Erfandi Putra : Gus Santo : Tri Setyaningsih : H. Soeharto, Drs. H. A Syaukanie Ong (Wang Li Fu), Joseph Ichwan, H. Soedirman : Tamam Malaka, Fathur Roziq (Surabaya), Bambang Sudarto (Jakarta) : Zacky Al-Pakong : Sulistyono : H. Rasid Harsono, H. Najib AR Bahasuan, SE, H. Ma’mun Hasan : Hasan Basri, S.Sos.I : Abdul Hakim : Sherly : Achmad Subiantoro

ALAMAT REDAKSI Gedung Serbaguna PITI Jawa Timur Jl. Gading No. 2 (Belakang TMP Kusuma Bangsa) Surabaya, 60272 Telp: (031) 534 2224, 534 2112, Fax: 534 2224

SERTIFIKASI MEDIA Terbit Tiras Tebal Ukuran Halaman Jumlah Kolom

Cover: Ustad Hasan Basri atau Liem Fuk Shan Lokasi: Amerika Serikat

1 COVER 4 ASSALAMU'ALAIKUM (DAFTAR ISI)

16 PENDIDIKAN

Jatim-Tianjin Luncurkan Luban Workshop di Ponorogo 18 Wagub Minta Menteri Agama Perhatikan Nasib Guru PIA

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

20 PERISTIWA Kombes Pol Mohammad Iqbal: ‘Gandeng Masyarakat Jaga Keamanan’ 32 KESEHATAN Manfaat Bersyukur bagi Kesehatan 34 BAKSOS Dai Muda Muhammadiyah Gelar Pengobatan Gratis di Bawean

36 WISATA Indonesian Islamic Art Museum: Melihat dari Dekat Sejarah Peradaban Islam 39 MAKRO Perdagangan Antar Daerah Strategis bagi Perekonomian Lokal 40 NASIONAL Diapresiasi Rekomendasi Munas NU

4

: : : : :

2 Bulan Sekali 5.000 Eksemplar 52 Halaman full colour (inc. cover) 21.5 cm x 28.5 cm 3 Kolom

Optimisme di Tahun 2018 TAK lama lagi kita akan mema­ ngat persaudaraan kebangsaan suki Tahun Baru 2018, mening­ (ukhu­wah wathaniyyah). gal­ kan tahun 2017. Memang ra­sanya sepanjang tahun (satu Pembaca yang Budiman tahun dari 2017 ke 2018) begitu Sebagai umat Islam kita su­ cepatnya berlalu. Kita seharus­ dah se­ harusnyalah menatap nya bertanya pada diri masingTa­­­hun 2018 dengan penuh opti­ masing, apa saja yang kita ber­ mistis di segala bidang. Terma­ buat selama 2017. Sejauhmana suk di da­lamnya kehidupan du­ ki­ ta meningkatkan iman dan nia­ wi. De­ ngan tatapan penuh taq­wa kepada Allah SWT. Mari optimistis tersebut diharapkan kita jadikan Tahun Baru 2018 dapat me­ma­cu kita untuk ber­ sebagai momentum kebangkit­ buat lebih baik lagi dibanding­ an spiritual berdasarkan iman, kan tahun se­ belumnya. Tidak H. A. NURAWI il­mu, dan amal shaleh. ha­­nya harus meningkatkan Guna mewujudkan keshalehan pribadi taqwa kepada Allah SWT, tetapi kita harus me­­nuju keshalehan sosial demi terwujudnya mempunyai optimistis di bidang dunia, se­ kemaslahatan umat dan bangsa. Kaum mus­ hingga kita mempunyai keseimbangan dalam li­min sudah sepantasnyalah agar memasuki hidup. Yakni se­im­bang dunia dan akhirat.

Ta­­hun Baru 2018 dengan penuh keimanan, Kita sama-sama melihat, beberapa tahun ketakwaan, dan keikhlasan. Serta senantiasa ter­­ akhir ini perekonomian menurun yang mengharap ridha Allah Subhanahu Wata’ala sa­­lah satunya sebagai dampak global. Pada dalam suasana hati yang sejuk, tenang, dan 2018, pengambil keputusan dalam masalah damai seraya berdoa semoga di tahun 2018 ini, menatap positif pada tahun 2018. Ta­ ini dapat meningkatkan amal kebajikan agar hun 2018 perekonomian Jatim diprediksi dapat memberikan kemanfaatan sebesar-be­ akan le­­bih baik. Ekonomi Jatim pada 2018 sarnya bagi bangsa dan negara. diproyeksikan akan mencapai kisaran 5,2% Memasuki Tahun Baru 2018, marilah kita hingga 5,6%. Sementara sepanjang 2017 per­ te­­rus menyuarakan dan mengembangkan si­ tumbuhan ekonomi di provinsi ini diprediksi kap toleransi (tasamuh), keseimbangan (ta­ di kisaran 5, 5,4 % . Dan diperkirakan sampai wa­­ zun), dan bersikap adil (i’tidal) dalam akhir tahun tingkat Inflasi diperkirakan ter­ men­­jalankan ajar­an agama. Mengapa? Agar kendali pada rentang 3,8 - 4,0 %. ki­ ta tidak ter­ je­ bak pada pertentangan dan Marilah kita bersama-sama untuk mening­ per­­selisihan sem­pit (furu’iyyat) dalam menja­ kat­kan kehidupan kita pada 2018. Peningkat­ lankan ajaran agama. Demi mewujudkan per­ an kehidupan baik ketaqwaan kita maupun saudaraan Islam (ukhuwah Islamiah) yang ki­ta sebagai anggota masyarakat. Marilah kita hakiki untuk menuju persatuan umat dan se­mua semakin tahun secara terus menerus bang­sa. Dengan harapan dapat menciptakan un­ tuk meningkatkan kualitas kita sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara yang ru­ ma­nusia, sehingga keberadaan kita semakin kun, harmonis, saling menghormati, saling ta­ hun semakin baik dan bermanfaat bagi mencintai, dan saling menolong dalam sema­ orang lain. l

Majalah Cheng Hoo DEWAN PIMPINAN WILAYAH PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM D/H PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA JAWA TIMUR

JI

M U H A M MA D CH

ENG H O

IN

DONESIA

O

YASAN H A YA

Penasihat : Ketua Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur Ketua PW Muhammadiyah, Jawa Timur Ketua PW Nahdlatul Ulama, Jawa Timur (Alm) H.M. Basofi Sudirman H.M.Y. Bambang Sujanto

SUSUNAN PENGURUS YAYASAN HAJI MUHAMMAD CHENG HOO INDONESIA PERIODE 2014-2019

DEWAN PENDIRI H.M.Y. Bambang Sujanto (Liu Min Yuan) H. Abdurrahman Djoko Widjaja (Wei Xue Liang) H. Fauzan Adjie Chendra (Zeng Fan Qi) Drs. H. Burnadi (Xie Xin Ke) Drs. H. A. Syaukanie Ong (Wang Li Fu) H. Ma’mun Hasan H. Gunthur Salahudin H. Nur Salim Soleh (Lin Wei Jiang) / Tjan Widjojo Koesumo Tjondro H. Ali Suseno Andy (Weng Chou Shou) H.M. Luthfillah Masduqie, SE. (Alm) H.M. Trisno Adi Tantiono (Chen Qi Xing) (Alm) H. Abdul Chalim M.Z. (Li Guang Lin) (Alm) H. Drs. Moch Anshori Thoyib DEWAN PELINDUNG DAN PENASIHAT Gubernur Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, SH., M.Hum. Ketua PW Nahdlatul Ulama Jatim, KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., MH. Ketua PW Muhammadiyah Jatim, Dr. KH Saad Ibrahim, MA (Alm) Mayjen TNI (Purn.) H. Moch. Basofi Sudirman Mayjen TNI (Purn.) H. Imam Utomo Mayjen Pol. (Purn.) Drs. H. Sumarsono, SH., MBA. Prof. Dr. Syafiq A Mughni, MA. Prof. Dr. H. Fasichul Lisan, Apt Dr. H. Ali Maschan Moesa, MSi. H. Muhammad Azmi H. A. Djauhar Arifin

Ir. Tony Hartono Bagio, MT, MM Edwin Suryalaksana Pengurus: Ketua DPW PITI Jatim: H. Haryanto Satryo Ketua 1 Bidang Organisasi dan Hukum: H. Gunawan Wibisono Ketua 2 Bidang Dakwah Pendidikan dan Hukum: Uzt. Hariyono Ong Sekretaris: H. Wantono Gono Putro Bendahara: HM. Chandra Gunawan

Prof. M. Syaifuddin Noer, dr., SpBP (K) (Alm) H.R.P. Mohammad Noer (Alm) Prof. Dr. H. Bisrie Affandi, MA. KETUA KEHORMATAN DEWAN PEMBINA H. Dahlan Iskan (Yu Shi Gan) Djajusman Surjowijono (Yu Xiang Hui) H. Susilawan S. (Xu You Qing) Drs. Ec. Judi Sugiharto HM. Sulthony Sunaryo (Wu Duan Lang) An Jian Long, Wei Lou Lou Yamin Naharto (Yang Xian Tai) DEWAN PEMBINA H.M. Jos Soetomo (Jiang Qing De) H. Abdurrahman Djoko Widjaja (Wei Xue Liang) H.M.Y. Bambang Sujanto (Liu Min Yuan) H.M. Gunawan Wibisono H.M. Chandra Gunawan (Lauw Song Tjai) H. Willy Pangestu Edwin Suryalaksana (Wu Qiong Zhi) H. Ali Suseno Andy Hadi Wijaya H. Ali Sujarwo H Rasid Harsono Prof. Dr. H. Eko Sugitario SH. C.N., M.Hum Drs. Herman Halim MBA DEWAN PENGAWAS Dr. H. Anton Baroto Budi Susatyo, M.MT. Muhammad Bafadhal H. Najib Ar Bahasuan, SE DEWAN PENASIHAT & KEHORMATAN (NON MUSLIM) Djono Antowijono (Lin Wu Yuan) Chandra Wurianto Woo (Hu Jiang Zhang) Ongkodigdojo Joseph Ichwan Yamin Naharto DEWAN PENGURUS : Ketua Umum: H. Abdullah Nurawi Ketua Pelaksana Harian: Hasan Basri, S.Sos.I Wakil Ketua 1: Drs. H. A. Syaukanie Ong (Wang Li Fu)

Wakil Ketua 2: H. Ma’mun Hasan Wakil Ketua 3: Abdul Hakim Wakil Ketua 4: HM. Suprianto Sekretaris Umum : H. Dion Sultan Ciptadimulya BA Sekretaris II : A. Subiantoro Bendahara Umum : Sherly Humas : H. Trisno Atmodjo Media : H. Erfandi Putra ANGGOTA DEWAN PEMBINA Alifuddin El Islami, H. Bintagus Berdikariyanto David Liem (Lin Zhong Chuan) Eddy Sulaiman Eko Sugitario, SH. C.N., M.Hum., Prof. Dr. H. (Zeng Fu Long) Eko Tanoyo / Tan Kok Tang (Chen Guo Xiang) Hadi Santoso (Chen You Quan) Haryanto Satryo, H. (Zhang Xin Hao) Henry Soegianto (Wu Bing Rong) Herman Rudyanto (Hoo Bing Kiat) Jusuf Satrio, H. (Tio Siem King) M. Chandra Gunawan, H. (Lauw Song Tjai) Maksum Pinarto, H. (Mai Guo Ping) Miftah Kuncoro Muh. Amin Muh. Syafi’i Antonio, M.Ec., Dr. (Lioe Guang Chong) H. Muliawan (Li Neng Yun) Oei Tjing Yen (Huang Jin Yuan) Ong, Andy Suyanto (Wang Qing An) Permadi Suharto (Liu Jia Hao) Puji Harsono Rahmat Azis Rachmat Kurnia Ruswadinata Roestiono, Drs. (Cai Chun Ji) Soeharto, H. Sukotjo Iwan (Yu Chang Zhao) Suyanto Wijaya / Yan Widjaja (Gu Long Yan) Titin Sandranaja, Hj. (Xu Gui Zhen) Tommy (Liu Shao Wen) Ir. Tony Hartono Bagio MT MM (Wang Xian Bao) Trisno Admodjo, H. (Chen Zhi Teng) (Alm) Wahyuda Gowantara, H. (Wu Guo Hua) (Alm) Akhmad Alie Sadikin (Liao Zhao Qing) Ketua DPD PITI se-Jawa Timur (21 DPD)

DISTRIBUSI 1. Perwakilan Negara Sahabat 2. Seluruh jajaran pemerintah pusat 3. Seluruh jajaran pemerintah propinsi di Indonesia (Sipil maupun Militer) 4. Seluruh jajaran pemerintah kota di Jawa Timur 5. Ulama, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda 6. MUI propinsi se-Indonesia dan MUI kota se- Jawa Timur 7. Organisasi Sosial dan Keagamaan tingkat pusat 8. Organisasi Sosial dan Keagamaan tingkat provinsi se- Indonesia 9. Organisasi Sosial dan Keagamaan tingkat kota se- Jawa Timur 10. Organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa tingkat provinsi se-Indonesia 11. Organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa Tingkat kota se-Jawa Timur

12. Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta si-Indonesia 13. Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Indonesia 14. Perpustakaan Umum, Dinas dan SMU se- Jawa Timur 15. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia dan Luar Negeri 16. Pondok Pesantren, Perpustakaan Pondok Pesantren se-Indonesia 17. Lembaga, Yayasan dan Paguyuban Tionghoa se-Indonesia 18. Koordinator Wilayah PITI (Provinsi) se-Indonesia 19. DPW, DPD PITI se-Jawa Timur 20. Donator, Pemasang Iklan dan Simpatisan PITI 21. Perbankan 22. Akademis / Intelektual 23. Dll

5

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Pelindung: Gubernur Provinsi Jawa Timur Kepala Badan Kesatuan Bangsa Provinsi Jawa Timur Kakan. Departemen Agama Provinsi Jawa Timur

6

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

7

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Laporan Utama

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Liu Yandong di Istana Merdeka, Jakarta. Liu tiba di Istana Merdeka, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017).

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

JOKOWI MINTA AKSES PRODUK RI DIPERLEBAR

Dr. Tuty EM: Belajarlah dari Tiongkok H OLEH: H. ERFANDI PUTRA

Permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar akses produk Indonesia ke Tiong­kok diberikan lebih besar lagi, sah-sah saja.

Hanya saja, kita harus benar-benar mempersiapkan secara matang, agar ketimpangan perdagangan kedua Negara (RI – Tiongkok) yang selama ini Indonesia selalu defisit, setidaknya bisa seimbang . Derasnya barang Tiongkok ke Indonesia, karena barangnya benar-benar murah.

8

al itu dikatakan Dr. Tuty Enoch Muas, Dosen Seja­ rah Tiongkok Universitas In­ donesia (UI) kepada war­­tawan Majalah Cheng Hoo, Senin (11/12/2017) di Jakarta.

“Ba­ rang Tiongkok itu tidak hanya membanjir di Indonesia, tetapi di se­ luruh dunia. Mengapa? Karena ba­ rang-barang dari Tiongkok jauh lebih murah. Apa pun kalau lebih murah pasti dibeli,” katanya.

Neraca perdagangan Indonesia-Ti­ ong­kok mengalami defisit pada se­ mes­­ter pertama 2017. Tercatat, defisit per­dagangan kedua Negara tersebut mencapai USD 6,628 miliar. Sebelum­

nya, Presiden Joko Widodo (Jokowi). menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiong­ kok (RRT), Liu Yandong di Istana Mer­deka, Jakarta. Liu tiba di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2017) pu­ kul 10.41 WIB. Jokowi kemudian mem­persilakan Liu dan rombongan masuk ke ruang utama Istana Merde­ ka untuk berbincang.

Dalam pertemuan ini, Jokowi di­ dam­pingi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Ma­ harani, Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. “Jadi dalam kon­

Laporan Utama

Mengapa Murah Lebih Lanjut Tuty mengatakan, se­­ lama ini dunia mengenalnya Ti­ ong­kok sebagai negara yang meniru.

Hanya saja yang perlu dicatat, nega­ ra tersebut tidak hanya meniru, teta­ pi terus memperbaikinya, sehingga pada akhirnya terciptalah barangba­­­rang yang mempunyai mutu.

Ter­­ penting lagi, selanjutnya harga ba­­rang-barang yang ditiru tersebut menjadi lebih murah.

Ada sejumlah alasan, seperti Pe­ me­­rin­tah Tiongkok dikenal sebagai sa­lah satu negara yang mendukung dan juga memberdayakan rakyatnya dengan cukup apik. Salah satunya bi­ sa dilihat dari perhatian mereka terhadap para produsen barang. “ Di sana, terdapat sebagian daerah yang memiliki potensi untuk produksi ba­ rang tertentu dengan kualitas yang ba­ gus. Kalau ada yang demikian, ma­ka pemerintah akan membuat ke­ bijakan yang menguntungkan para pe­ngusaha. Seperti memberikan ke­ mudahan dalam perizinannya. Ada pu­la yang memberikan jangka tahun pertama produksi satu pabrik, di­ mana pemerintah membebaskan pa­ jak,” kata Tuty.

Dikatakan, pada kasus tertentu, pe­merintah bahkan malah membe­ rikan subsidi pada setiap jumlah barang yang diproduksi dan dijual.

Besaran subsidi bisa sampai 10 pers­ en. Jadi misalkan harga modal awal untuk produksi satu gelas adalah Rp 1.000, maka setiap produksi gelas yang ada, mereka ini mendapatkan subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 100. Dengan demikian, mereka bisa menjual barang mereka di awal de­ ngan harga Rp 1.000, dimana mere­ ka sudah bisa dapat keuntungan di da­l­amnya.

Inilah mengapa, kalau kita men­ jual harga barang impor Tiongkok bisa jadi bisnis yang menjanjikan de­ ngan laba yang cukup besar. De­ngan bantuan pemerintahnya, me­ mung­

Dr. Tuty Enoch Muas

kin­ kan pengusaha China menjual barangnya dengan harga yang mu­ rah, maka kesempatan untuk meng­ ge­luti bisnis ini makin terbuka lebar.

Banyak lagi alasan mengapa har­ ga barang di Tiongkok murah. Ba­ rang-barang banyak pilihan. Bahkan, untuk sebuah bisnis yang menjan­ jikan untuk impor barang, kita bisa memesan untuk gelas yang harga­ nya Rp 50 saja. Dan mereka pun a­kan menyanggupinya. Asalkan, ki­­­ta membeli dalam jumlah banyak, ma­­ka barang yang visualnya bagus de­­ ngan harga yang sangat murah bisa kita dapat.

Kehidupan bisnis di Tiongkok cu­ kup tenang dan juga tenteram. Ham­ pir tidak ada demo dari para buruh

hingga atmosfir bisnis di sana bisa di­bilang cukup kondusif. Dari pihak karyawna, pengusaha, dan pemerin­ tah, mereka saling memberikan ke­ un­­tungan satu sama lain, jadi tercip­ ta iklim bisnis yang tenang. Karena itulah, mendalami bisnis yang men­ janjikan sebagai importer barang da­ ri Tiongkok menjadi banyak pilihan dari orang-orang, termasuk dari o­rang Indonesia sendiri.

Sementara, dari segi barang, ku­ a­­litas barang Tiongkok tidaklah je­ lek, hanya saja mereka tidak ba­nyak mengambil keuntungan terlalu be­ sar, dan dengan adanya subsidi pe­ merintah, kita semakin mudah dan murah mendapatkan barang dari sa­ na. Di samping itu, “harga” buruh di sa­­na masih rendah.

Diseimbangkan Lewat Investasi Dr Tuty Enoch Muas juga menga­ takan, langkah Indonesia untuk me­ ningkatkan ekspornya ke Tiongkok, seharusnya meniru Tiongkok. Teru­ tama bagaimana kebijakan-kebijak­ an pemerintah Indonesia untuk “mem­­bantu” produsen berbagai ko­­­moditas yang diekspor. Khusus­ nya ekspor ke Tiongkok. Misalnya, bu­ nga bank yang rendah hingga kepada berbagai kemudahan harus diciptakan.

Ada hal yang menarik belakangan ini, yakni meningkatkan investasi dari Tiongkok ke Indonesia. Ini, kata Tuty menjadi penyeimbang terhadap terjadi defisit perdagangan kedua negara tersebut. Karena itu, sambil kita berusaha untuk menyeimbang­ kan perdagangan, menarik investasi sebesar-besarnya menjadi langkah yang perlu diambil juga.

Sementara itu, Kepala Badan Ko­ or­dinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, hu­ bungan kedua negara bukanlah dari per­dagangan semata. Melainkan ju­ ga pada bidang investasi, sehingga ji­ka mengalami defisit pada perda­ gang­an, maka investasi bisa menjadi alternatif untuk menyeimbangkan hu­bungan.

“Hubungan ekonomi kedua ne­ ga­­­ra itu bukan hanya perdagangan, ta­­pi juga pariwisata dan investasi.

9

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

teks hubungan bilateral kita dengan Tiongkok itu ada beberapa konsulta­ si rutin yang dilakukan. Ada politik, keamanan , ekonomi maritim,” kata Retno usai pertemuan.

Di samping itu, sempat dibahas me­ngenai investasi dan perdagang­ an antara Indonesia dan Tiongkok.

“Pre­ siden juga meng-address dari waktu ke waktu agar akses produk Indonesia ke Tiongkok diberikan le­ bih besar lagi, termasuk di antaranya kelapa sawit,” jelasnya.

Sedikit lebih spesifik turut diba­ has mengenai One Belt One Road (OBOR), yang merupakan jalur su­ tera modern. Menko Kemaritiman, Lu­­hut Panjaitan, juga ditunjuk jadi koor­­ dinator di Indonesia. “Saat per­­ temuan Menko maritim sudah ditunjuk jadi koordinator untuk In­ donesia, bagaimana sinergikan pem­ bangunan infrastruktur kita dengan belt and road yang diinisiasi Tiong­ kok,” papar Retno.

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Laporan Utama K­ a­ lau uang yang mengalir dari Tiong­kok ke Indonesia kembali dari wisatawan atau kembali dalam ben­ tuk investasi, itu kan menyeimbang­ kan hubungan, walaupun defisit per­ dagangan kan bisa surplus di investasi,” katanya beberapa waktu lalu.

Yang saat ini sedang diupayakan lanjut Thomas, adalah investasi di sektor pariwisata. Karena menurut­ nya menggenjot investasi pariwisata lebih cepat dibandingkan dengan ekspor. “Yang sekarang lagi diupa­ ya­­kan adalah investasi dan pariwisa­ ta. karena genjot mereka lebih cepet dari pada lewat ekspor, menyeim­ bangkan balancing hubungan kedua negara,” kata Thomas.

“Kan industri butuh waktu, ba­ ngun smelter, pabrik, kan bagus, ke­ marin kan bapak Wakil Presiden dan PT Shanghai meresmikan pabrik mo­­tor Wuling, jadi ini semua butuh waktu. Maka sektor pariwisata yang akan lebih cepat,” katanya.

Nilai investasi Tiongkok sepan­ jang semester I-2017 mencapai US$ 1,96 miliar atau Rp 26 triliun (kurs Rp 13.300 per dolar AS). “Investasi

dari Tiongkok sejauh ini tidak ada dampak signifikannya dari wacana sentimen anti-Tiongkok. Investasi Ti­­ ongkok terus meningkat, baik jum­lah maupun kualitasnya,” kata Thomas Trikasih Lembong.

Dari data BKPM menunjukkan, Tiongkok menduduki peringkat ke­ tiga sebagai negara terbesar yang berinvestasi di Indonesia. Nilai in­ vestasinya mencapai US$ 1,96 mili­ ar atau Rp 26 triliun dalam kurun waktu Januari-Juni 2017, sedangkan jumlah proyeknya sebanyak 1.243

proyek.

“Investasi dari Tiongkok di sek­ tor padat modal, smelter, dan infra­ struktur. Tapi kini mulai meram­bah ke sektor padat karya dan pari­wi­­sata yang strategis buat kita,” Lem­­bong menjelaskan.

Sebelumnya, BKPM mencatat re­ a­ lisasi nilai investasi Penanaman Mo­dal Asing (PMA) mencapai Rp 206,9 triliun atau US$ 15,55 miliar (asumsi kurs Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat) sepanjang JanuariJuni 2017. l

Tiongkok Masih Dominasi Ekspor-Impor RI

14,54%, dengan kumulatif dari Ja­ nua­ ri-September 2017 sebesar US$ 123,4 miliar, sekitar 13,02% ke Tiong­ kok dengan nilai US$ 14,57 miliar.

“Pangsa pasarnya enggak banyak berubah, Tiongkok masih pertama diikuti Amerika Serikat, dan Jepang, sedangkan untuk ASEAN 21,60% dan Uni Eropa 10,68%,” kata Kepala BPS, Suhariyanto.

Mengenai barang-barang yang di­­ekspor, sejak Januari-September 2017 lemak dan minyak hewan/ na­ bati masih menjadi yang paling tinggi dengan kontribusi 15,28% se­ tara US$ 17,10 miliar, dan bahan ba­ kar mineral 13,53% setara US$ 15,14 miliar. Sedangkan untuk impor, kata Suhariyanto, Tiongkok juga masih mendominasi neraca perdagangan Indonesia hingga September 2017.

Pada bulan ini, nilai impor Indonesia mencapai US$ 12,78 miliar dan se­

cara kumulatif mencapai US$ 112,49 miliar.

Jika dilihat secara pangsa pasar, Tiongkok menempati urutan perta­ ma dengan porsi 26,07% atau setara US$ 24,81 miliar, diikuti oleh Jepang sebesar 11,46% dengan nilai US$ 10,90 miliar, dan Thailand 7,24% dengan nilai US$ 6,89 miliar.

“Kalau untuk Asean 20,61% de­ ngan nilai US$ 19,61 miliar, dan Uni Eropa 9,43% nilainya US$ 8,97 mili­ ar,” jelas dia.

Suhariyanto menyebutkan, kon­ tri­­ busi impor masih didominasi o­leh mesin-mesin/ pesawat mekanik sebesar 16,12% atau setara US$ 15,34 miliar, dan mesin/peralatan listrik sebesar 13,33% atau setara US$ 12,68 miliar. “Sharenya pertama mesinmesin/pesawat mekanik, dan kedua mesin dan peralatan listrik,” kata­ nya. l fan, jef, dtc

BADAN Pusat Statistik (BPS) men­ catat, Tiongkok masih mendominasi dalam kegiatan ekspor dan impor In­donesia pada September 2017. Ne­ raca perdagangan Indonesia menga­ lami surplus US$ 1,76 miliar dolar di mana ekspor US$ 14,54 miliar dan impor US$ 12,78 miliar.

Ekspor maupun impor Indonesia masih didominasi negeri tirai bam­ bu tersebut. Di mana, dari ekspor per September yang mencapai US$

10

Global

Program International Visitor Leadership yang digelar oleh Pemerintah Amerika Serikat dengan sejumlah negara lainnya tahun ini telah memberikan pemahaman yang utuh bagi para pesertanya, terutama tentang negara tersebut.

Berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan beragama memberikan gambaran positif soal agama dan keberagaman.

DARI PROGRAM INTERNATIONAL VISITOR LEADERSHIP AS

U

stad Hasan Basri atau Liem Fuk Shan, Ketua Hari­ an Yayasan Haji Mu­hammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) yang merupa­kan satu dari delapan dari Indonesia yang mengikuti acara tersebut secara umum mengatakan, “perjalanan’ 4 hingga 25 Novem­ ber 2017 tersebut telah mem­berikan gambaran nyata bagaimana kehidu­ pan sosial masyarakat Amerika, khu­ sus­nya dalam kehidupan beragama.

“Kami mengunjungi sejumlah tem­ pat ibadah, khususnya masjid.

Bah­ kan kami di Masjid Rochester, New York sempat menjadi relawan untuk membagikan ma­kan­an kepa­ da para gelandangan. Kami mem­ be­ rikan makanan tersebut tanpa m­e­lihat, agama hingga warna kulit.

Be­ gitu indahnya kita melihatnya,” kata Ha­san.

Hidup berdampingan dengan pe­ nuh ke­setaraan “ditampilkan” di se­ jumlah tem­pat yang didatangi rom­ bongan tersebut. Di sejumlah masjid yang dikunju­ ngi, semua menyam­ but­nya dengan ke­ra­mahan, teruta­ ma oleh ta’mir masjid se­tempat. Tak ada perbedaan. Tak ada golongan yang “berbicara”.

“Bahkan untuk penggalangan da­ na masjid misalnya, malah tidak ja­ rang dila­kukan bersama-sama umat lintas agama. Ini menarik. Bayangan kami sewaktu di ta­nah air, Amerika itu begini dan begitu, Alhamdulillah­

kami dapat dikata tak me­­­nemukan hal ter­ se­­but.

Keramahan se­­lalu ditunjukkan se­ tiap kami me­ ngun­jungi ber­ba­ gai tempat, teru­ tama masjid,” ka­ta Hasan.

Apa yang da­ pat diambil se­ ba­gai pelajaran dari kunjungan ini? Ten­tang ini Ustad me­nga­ takan, kegiat­an lintas agama be­ nar-benar berja­ lan de­ ngan baik, tan­pa menyinggung sa­­ tu sama lainnya. Per­ kembang­ an Islam cukup baik, terutama di Washing­ ton DC dan New York.

Di kota New York ada se­­ kitar 800 ri­bu umat Islam pa­ ling tidak dari 8 ju­ ta le­bih­total warga atau se­ kitar 10% dari total masya­ rakat New York. Ada seki­ tar 120 ribu murid Muslim yang bersekolah di sekolah umum, diduga sekitar 1013% dari total murid.

Ada tiga alasan secara de­ mography darimana peme­ luk Islam tersebut. Pertama ada­­lah umat Islam dari Asia

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Saling Menghargai, Membangun Kebersamaan

Ustad Hasan Basri

11

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Global Se­latan. Kedua dari Timur Tengah dan terakhir dari Afri­ka. Selebihnya seluruh Islam terdapat di sana, da­ tang dari Indonesia, Tiongkok, Ero­ pa, Checnya dan Hispanik.

Asli Amerika pun sudah mulai ba­nyak. Semenjak peristiwa 11 Sep­ tem­ber yang kemudian mereka tidak sedikit yang masuk Islam. Tidak lagi warga pendatang atau kulit hitam, tapi banyak sekali dari mereka ialah orang kulit putih dan hispanik. Dan secara ka­rakter mereka paling terdi­ dik, muda-mu­da dan profesional.

Islamofobia yang terjadi tidak ber­bentuk penyerangan fisik, na­ mun menjelek-jelekan Islam lewat buah pena dan lainnya. Dan teknik meredam Islamofobia ialah dengan mendapat pembelaan dari pihak me­reka sendiri.

Berbeda dengan permasalahan Isla­mo­fobia dengan di Indonesia. Di sana ter­dapat kekerasan, tapi paling kecil se­kali, sebab di Amerika saat seorang me­ngerjakan kekerasan ti­ dak bakal ditanya motifnya. Sebab perbuatan mengancam, mengusung tangan atau menusuk apalagi mem­ bunuh itu ialah sebuah kesalahan.

Ustad Hasan lebih lanjut menga­ takan, Islam belakangan ini di Ame­ rika Serikat tumbuh dengan baik. Ini dapat dilihat dari angka penduduk yang memeluk Is­lam yang trennya me­ ningkat. Hal ini tidak terlepas ba­ gaimana para pengurus masjid

12

Ustad Hasan (kanan) sedang mempersiapkan makanan untuk dibagikan kepada para gelandangan.

memberikan pemahaman yang sebe­ nar­nya apa itu Islam.

Berbabagi kajian-kajian Islam dilak­­sa­nakan rutin di sejumlah mas­ jid. Pe­ ser­ tanya tidak sedikit. Yang lebih men­­cengang­kan yakni para peserta ke­ las-kelas pendidikan itu kebanyakan anak muda. Ini menjadi penting, karena melalui anak-anak muda inilah pengertian Islam diberi­ kan dengan harapan da­pat menso­ sialisasikan dengan benar.

Lalu pelajaran apa yang dapat di­ petik dari hasil perjalanan ini? Ten­ tang ini Ustad Hasan mengatakan, yang paling mendapat perhatian Ustad Hasan yakni begaimana para

pengurus masjid tersebut berhasil membangun jaringan internasional.

Terutama dalam penggalangan dan untuk kemakmuran masjid. “Kalau soal lintas agama, YHMCHI sudah lama menjalankan hal tersebut. Yang jelas program ini sangat bermanfaat bagi kami. Terutama bagaimana me­ ngelola masjid secara modern,” kata Ustad Hasan.

Membangun Kesepahaman Ustad Hasan mengatakan, kegiat­ an ini adalah kegiatan rutin yang di­ laksa­na­kan oleh pemerintah Amerika Serikat dan negara lain di seluruh du­ nia untuk membangun kesepa­ham­

an antara Ame­ rika Serikat de­ ngan ne­gara lainnya. Ter­ma­suk Indonesia tentang berbagai isu pen­ting.

Tahun ini Indonesia mendapat­ kan kuo­ta lebih banyak dibanding ta­hun-ta­hun sebelumnya. Salah satu ke­lompok yang berangkat pada bu­ lan November 2017 ini adalah ke­ lom­pok Religious To­leran­ce and Plu­ralism.

Ada 8 orang terpilih dari Indone­ sia yang tergabung dalam kelompok ini. Me­reka adalah: 1. Mr. Liem Fuk Shan Executive Di­ rector, Haji Muhammad Cheng Hoo Foundation Indonesia.

2. Mr. Muhammad ISA English Tea­ cher, SMA Kebangsaan Lampung (Ke­ bangsaan Lampung Senior High School).

3. Ms. Sri Rahayu KASIM Head, Education, Cadre, and Organiza­ tional De­velopment, Fatayat Nah­ dlatul Ulama (Female Youth wing of Nahdlatul Ulama).

4. Mr. MURSALAAT Editor, Journal Al‑Izzah Institute for Research and Community Services (LPPM), State Islamic Institute (IAIN), Ken­dari.

5. Mr. David Danial Edison NATUN Chairman, The Protestant Church Youth Ministry, Gereja Masehi In­ jili di Timor (Protestant Church in Timor).

6. Mr. I Nyoman Bintare PRAYUDI Chairman, East Java Chapter, In­ do­nesia’s Hindu Youth Associa­ tion.

7. Mr. Asep Saduddin SABILURRA­ SA DProject Officer, Lakpesdam PBNU. 8.

Ms. Risnoni SUMBARASection Chief of Christian Guidance, Mi­­­­­nis­ter of Religious Affairs (MoRA), Poso District.

Peserta yang terpilih ini sudah melalui berbagai tahap seleksi. Mu­ lai dari proses nominasi yang dilaku­ kan di tingkat Konsulat General dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Hasil nominasi ini kemu­ dian melalui diskusi dan perdebatan untuk penentuan siapa yang akan di­ikutkan sehingga kemudian diaju­ kan ke Departemen Luar Negeri

Ame­­rika Serikat. Proses seleksi ini memang cukup rumit dan sepenuh­ nya berada di tangan konsulat jen­ deral atau kedutaan karena orangorang yang dipilih diharapkan akan menjadi pemimpin di masa depan.

“Selama di Amerika, peserta IVLP Religious Tolerance & Plura­ lism mengunjungi 4 negara bagian dan Washington DC sebagai ibu ko­ta negara menjadi destinasi awal dari perjalan ini. Di Washington DC para peserta ini mengunjungi be­ berapa tempat penting dan tempat bersejarah di Amerika Serikat seper­ ti Gedung Putih, Gedung Parlemen, Mo­numen Thomas Jefferson, dan Mo­numen Abraham Lincoln,” kata Ustad Hasan.

Selain itu para peserta IVLP Reli­ gius Tolerance & Pluralism juga ber­ temu dan berdiskusi langsung de­­ ngan pihak Departemen Luar Ne­geri Amerika Serikat dan tokoh lin­ tas agama serta lembaga yang ber­gerak di bidang keagamaan dan isu-isu perdamaian.

Setelah mencoba memahami dan belajar tentang religious tolerance dan pluralism di Washington DC

pada tanggal 4-10 November 2017, para peserta kemudian melanjutkan perjalanan menuju Rochester dan berinteraksi disana pada tanggal 1015 November, di Atlanta pada tang­ gal 15 - 20, dan destinasi terakhir adalah Indianapolis pada tanggal 20-25 November.

Dikatakan, banyak hal tentunya yang diharapkan melalui kegiatan ini, salah satunya adalah memba­ ngun­harmoni perdamaian antar umat beragama di seluruh dunia ini.

Bahwa agama bukanlah batas untuk kita bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Memberikan kita pema­ haman yang benar tentang penting­ nya menjaga perdamaian dalam ke­ ra­gaman.

“Melalui kegiatan ini juga tim­ bul harapan agar umat beragama di Indonesia bisa berkolaborasi un­ tuk saling menghormati dan saling memberikan manfaat, menghilang­ kan rasa saling curiga, dan membuat suatu kesatuan yang kokoh yang memperjuangkan nilai-nilai kasih sayang yang juga merupakan sifat dari Tuhan yang telah menciptakan kita,” katanya. l H. Erfandi Putra

13

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Global

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Kam era

14

Religious Tolerance and Pluralism USTAD Hasan Basri (Liem Fuk Shan), Ke­ tua Harian Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) bersama tujuh orang lainnya dari berbagai organisasi di In­ donesia terpilih untuk mengikuti Program International Visitor Leadership yang digelar oleh Pemerintah Amerika Serikat. Untuk ta­ hun ini mengambil tema “Religious Toleran­ ce and Pluralism”.

Tujuan dari program ini untuk memberi­ kan pemahaman yang utuh bagi para peser­ tanya, terutama tentang negara Amerika Seri­ kat, dari berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan beragama dipaparkan dalam pro­

gram tersebut. Dan nyatanya, kehidupan ber­ bagai aspek, khususnya agama di Amerika Serikat berjalan dengan baik. Juga demikian dengan kehidupan lintas agama yang juga berjalan dengan baik.

Rombongan tersebut secara keseluruhan dimulai 3 hingga 27 November 2017 telah mengunjungi setidaknya 4 negara bagian, yaitu Washington DC, Rochester New York, Atlanta hingga Indiana Polis. Selama kurun waktu itu rombongan mengunjungi tempattempat ibadah hingga turun langsung dalam membantu memberikan makanan pada ge­ landangan. l

15

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Pendidikan

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Peluncuran proyek konstruksi “Luban Workshop” Tiongkok Indonesia di SMK PGRI 2 Kabupaten Ponorogo.

Jatim-Tianjin Luncurkan Luban Workshop di Ponorogo Guna merealisasikan kerjasama di bidang pendidikan antara Pemprov Jatim bersama Peme­ rintah Tianjin, Tiongkok, peme­ rintah negeri tirai bambu itu meluncurkan proyek konstruksi “Luban Workshop” Tiongkok Indonesia di SMK PGRI 2 Kabupaten Ponorogo.

16

A

cara yang dihadiri 10 delegasi Tianjin, Tiongkok yang dipimpin Vice President of Mrs. Liu Ping di­ dampingi Executive Director Ex­ change Center, Jasper Ho itu di­ laksanakan di salah satu aula belakang SMK PGRI 2 Ponorogo, Selasa, (12/12) siang. Ha­ dir pula Sekretaris Bakorwil Madiun Poppy­ Hariyati, Wakil Bupati Ponorogo Soedjarno dan Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo, Samhudi Arifin.

Jasper Ho menjelaskan, kerja sama antara Pemerintah Tianjin, dengan Pemprov Jatim ini sudah terjalin sejak tahun 2003. Kerjasama tersebut meliputi bidang pendidikan, pari­ wisata dan investasi.

“Untuk bidang pendidikan namanya Lu­

ba. Kepala Dinas Pendidikan Jatim sudah me­lakukan MoU pada tahun 2016. Salah sa­ tunya di SMK 5 Surabaya lewat proyek Se­ peda Listrik, dan itu sekarang sudah jalan,” katanya.

Setelah SMK 5 Surabaya, Jasper menjelas­ kan, realisasi kerjasama tersebut dilanjutkan ke SMK PGRI 2 Ponorogo. “Luban adalah nama orang tua asal china yang bikin barang pintar salah satunya workshop di sini,” ka­ tanya menjelaskan filosofi nama workshop tersebut.

Selain membangun Luban Workshop, lan­ jut dia, pihaknya juga memberikan bantuan hibah berupa robotik, TV big screen, mesin walding, drone, bus Listrik serta kompor listrik yang kesemuanya senilai Rp 6 miliar.

“Ada kebijakan dari dari Pemerintah Tianjin ada berupa pertukaran pe­ lajar setiap tahun bisa 10 hingga 20 orang. Termasuk pertukaran dengan siswa Ponorogo,” katanya.

Kerjasama Sister Province di bi­ dang pendidikan, menurut dia, su­ dah dilaksanakan lewat kerjasama de­ngan Diknas Jatim. Salah satu ca­ ranya dengan memilih sekolah ter­ baik.

“Jadi nanti kerjasama itu barang­ nya dari Tianjin, dan SMK disini su­ dah bisa dipasang dan bisa dipakai.

Sementara barangnya bisa dipakai guru untuk belajar,” terangnya.

Masih menurut Jasper, kerjasama sister province dinilainya sangat ba­ gus buat kedua wilayah. Apalagi di Tianjin, Tiongkok saat ini memiliki populasi penduduk sebesar 15 juta.

Kondisi tersebut membutuhkan pembangunan Sumber Daya Manu­

sia, termasuk pembangunan pada segi infrastruktur.

“Makanya ini sangat bagus, kita cari partner sister sekolah 8 sampai 10 siswa, ada kimia juga,” jelasnya.

Salah satu hasil partner sister pro­ vince tersebut menetapkan SMK 6, SMK 3 serta beberapa se­ kolah di Jatim dikirim ke Tianjin, Tiongkok.

“Pak Gubernur minta lebih ba­ nyak SMK-nya, utamanya SMK apli­ kasi yang banyak,” ungkapnya.

Sementara, Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo, Samhudi Arifin menga­ takan, sejak ditandatangani MoU ker­ jasama tersebut sudah tersedia seluruh sarana dan prasarana. Ter­ ma­suk penataan tempat workshop, pemilihan peralatan beban work­ shop, pemilihan pelatih, pelatihan materi, penyiapan organisasi serta persoalan Sumber Daya Manusia

(SDM) nya.

“Walaupun kegiatan ini mem­ butuhkan dana yang tidak sedikit, SMK PGRI 2 Ponorogo sudah melaksanakan sungguh-sungguh hingga terwujud seperti ini,” jelas Samhudi.

Ia berharap, lewat Luban Work­ shop yang berdiri di sekolahnya itu bisa mengangkat kualitas guru dan murid di masa mendatang. Selain itu, tempat pelatihan tersebut bisa menjadi pusat pelatihan modern di Jatim.

“Dan saya berharap bisa mencetak murid dan guru kreatif dan inovatif.

Hingga bisa ikut lomba di tingkat internasional. Kedepan kami akan mengirim siswa dari 10 sekolah ter­ baik di Jatim selama 10 hari,” kat­ anya.

Kabid Pembinaan Pendidikan SMK Dispendik Prov. Jatim, Hudi­ yono menambahkan, Luban Work­ shop yang diluncurkan Pemerintah Tianjin, China tersebut sudah didiri­ kan di beberapa negara, seperti di Thailand, India dan Indonesia.

“Ini sangat bermanfaat buat ke­ majuan pendidikan vocational di Jatim. Karena pada tahun 2035 nanti diperkirakan jenis pekerjaan itu se­ su­ai bakat dan minat anak yang me­ nguasai usaha dan industri,” terang­ nya.

Untuk itu, mewakili Pemprov Jatim, dirinya menyampaikan rasa terima kasih atas terwujudnya acara ini.

“Kami berharap agar Luban workshop ini dapat menjadi pusat pelatihan dengan teknologi mod­ ern bagi guru dan siswa khususnya di bidang otomotif, robotik dan sistem,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMK Dong­ li, Mrs. Liu Ping, mewakili pemerintahannya menyampaikan rasa terima kasih atas terseleng­ garanya kerjasama tersebut. Proses kerjasama ini dinilainya sebagai se­ buah sejarah.

“Apalagi program ini dapat men­ dorong kerjasama dalam meningkat­ kan sumber daya manusia. Semoga ini terjalin lebih baik lagi,” kata Liu Ping. l fan,ins

17

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Pendidikan

Pendidikan

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) di JX International Convention Center, Surabaya, Sabtu (2/12/2017).

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Wagub Minta Menteri Agama Perhatikan Nasib Guru PIA JUMLAH guru pendidikan agama Is­ lam (PIA) di Jawa Timur terus mengala­ mi penurunan. Tahun 2007 jumlahnya diperkirakan masih 35 ribu orang, tapi sekarang diperkirakan tinggal 27 ribu orang. “Kami minta Kementerian Agama memperhatikan nasib guru Agama Islam agar diperjuangkan lebih baik,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, di sela acara Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) di JX Inter­ national Convention Center, Surabaya, Sabtu (2/12/2017).

Wagub yang biasa disapa Gus Ipul mengatakan, jika tidak ada upaya nyata dari Kementerian Agama, maka tidak

18

menutup kemungkinan jumlah guru aga­ma di Jatim akan terus berkurang.

“Diperkiraan 10 tahun lagi tinggal 15 ribu. Kalau tidak ada tindakan nyata dari pak Menteri Agama untuk mere­ krut kembali guru-guru agama Islam,” tuturnya.

Dalam acara yang juga dihadiri Men­ teri Agama Lukman Hakim Saifuddin ini Gus Ipul menambahkan, banyak guru pendidikan agama Islam (PAI) yang seharusnya ada dibawah naungan Kementerian Agama, tapi diangkat me­ lalui Kementerian Pendidikan dan Ke­ budayaan. “Perlu kejelasan nasab dan nasib bagi guru PAI. Ini penting, supaya lebih mantab dalam rangka memberi­

kan pengajaran dan pendidikan pada anak-anak didik kita,” jelasnya.

Ia menerangkan, Pemerintah Provin­ si Jawa Timur terus berjuang bersama PGRI dan elemen guru lainnya, agar para guru tidak tetap (GTT) yang me­ ngajar di sekolah negeri, nasibnya lebih baik lagi dengan menjadi bagian pega­ wai pemerintah melalui sistem kontrak kerja. Sedangkan nasib guru swasta, diharapkan mereka mendapatkan upah minimal Upah Minimum Guru (UMG) atau setara dengan buruh (Upah Mini­ mum Kabupaten/Kota). “Namanya bu­ ruh saja memiliki UMK. Kenapa guru tidak diberi UMG. Ini yang harus kita perjuangkan bersama-sama, sehingga guru di (sekolah) negeri maupun swas­ ta diurus oleh pemerintah,” tandasnya.

Sekadar diketahui kongres 3 AG­ PAII kali ini diikuti lebih dari 10 ribu guru Agama Islam. Mereka berasal dari 29 provinsi dan 230 kabupaten/kota.

Da­lam kesempatan ini, Gus Ipul juga sempat membacakan sebuah puisi ber­ judul ‘Guru Zaman Now’. Ketua panitia acara, Ghazali mengapresiasi keinginan Gus Ipul yang akan memperjuangkan GTT serta memberikan standar gaji la­ yak bagi guru swasta.

“Saat ini masih ada guru yang hanya digaji Rp150 ribu per bulan. Saya kira keinginan Gus Ipul untuk menyejahte­ ra­kan guru harus kita dukung bersa­ ma,” kata Ghazali. l fan

19

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Peristiwa

Pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) foto bersama mantan Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Kota Surabaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal dalam acara pisah sambut Kapolrestabes, Selasa (5/12/2017).

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

KOMBES POL MOHAMMAD IQBAL

‘Gandeng Masyarakat Jaga Keamanan’ Masyarakat merupakan bagian dari kekuatan aparat kepolisian dalam menjaga keamanan.

Karena itu, mereka harus digandeng agar turut terlibat dalam setiap proses pengamanan daerah masing-masing.

20

D

emikian dinyatakan mantan Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapol­ restabes) Kota Surabaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal dalam acara pisahsambut Kapolrestabes dari Kombes

Pol Mohammad Iqbal kepada Kombes Pol Rudi Setiawan, Selasa (5/12/2017).

Pria yang menjabat Kapolrestabes Kota Su­ raba­ya sejak tahun 2016 tersebut, mengatakan, pe­libatan dan kerja sama secara intensif dengan

Peristiwa

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

masyarakat merupakan langkah yang ia terapkan selama menjabat Kapolres­ tabes Surabaya.

“Selama menjabat sebagai kepala ke­ satuan wilayah selama 4 kali, itulah kes­ impulan hipotesa yang saya peroleh. Al­ hamdulillah, berkat kerja sama berba­gai elemen masyarakat, tindak kejahatan benar-benar menurun, dan kehadiran aparat kepolisian pun semakin diterima oleh masyarakat,” katanya.

Iqbal juga mengucapkan banyak te­ rima kasih kepada semua pihak yang te­ lah turut bersama-sama menjaga kea­ manan di wilayah kota Surabaya.

Se­ cara khusus, ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua ang­ gota kepolisian yang telah bekerja keras menjaga keamanan.

“Jika dalam kepemimpinan saya di­ anggap berhasil, maka sebenarnya itu adalah keberhasilan semua anggota. Se­ jak awal bilang kepada mereka, tolong bantu saya jaga keamanan. Saya tidak akan bisa menjaga Surabaya sendirian,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Iqbal ju­ ga menceritakan bahwa jabatannya se­ bagai Kapolrestabes Surabaya, tidak terlepas dari peran Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Menurutnya, Rismalah yang memanggilnya ke Surabaya. Sela­ ma menjabat Kapolrestabes, ia menjadi­ kan Risma sebagai inspirasi semua ang­ gota dalam melaksanakan tugas. “Setiap kali rapat, saya bilang ke semua anggota agar melihat bagaimana bu Risma beker­ ja. Bayangkan beliau masih mau bekerja meski kehujanan dan berpanas-panas di jalan. Jadi, saya ucapkan banyak terima kasih untuk bu Risma,” katanya.

Di masa-masa mendatang, Iqbal me­ nambahkan, ia berharap keberadaan apa­rat kepolisian semakin bersinar dan posisinya semakin mendapatkan keper­ cayaan dari masyarakat luas. Ia juga me­mohon doa dan restu semoga per­ jalanan ke Jakarta diberikan bimbingan, kekuatan dan perlindungan oleh Allah.

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh, seperti Walikota Surabaya,Tri Ris­marini, Kepala Kejaksaan Negeri Su­rabaya, Bri­ gadir Jenderal (Brigjen) Widodo Dwi Purwanto, sejumlah pe­ngu­rus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia maupun sejumlah tokoh-tokoh lainnya. l Tamam Malaka

21

Peristiwa

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

40 TAHUN PERNIKAHAN ARDY - DEWI

Mendidik Anak Penuh Kedisiplinan

22

Peristiwa Pesta peringatan 40 tahun pernikah­ an Tsang Joshua Ardy (Ardy)-Puspita Dewi Prijadi (Dewi) di Imperial Ballroom I, Pakuwon Golf & Family Club, Surabaya, Rabu (22/11/2017) malam berlangsung meriah dan penuh kekeluargaan. Setidaknya 1.000 undangan yang menghadiri acara tersebut tidak hanya datang dari Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnnya, tetapi juga datang dari Hongkong hingga Tiongkok.

Kemeriahan pesta peringatan 40 tahun pernikahan Tsang Joshua Ardy (Ardy)-Puspita Dewi Prijadi (Dewi) di Imperial Ballroom I, Pakuwon Golf & Family Club, Surabaya, Rabu (22/11/2017).

pada sang mama, anak-anak secara umum memuji keuletan dan kete­ kun­an dalam bekerja. Juga demikian dengan jiwa sosialnya yang tinggi membuat anak-anaknya menjadikan figur kedua orang tuanya sebagai panutan.

Yang membuat sejumlah undang­ an semakin kagum, karena acara dii­ si oleh keluarga. Maka tak salah bila dikatakan peringatan tersebut penuh kekeluargaan. Bagaimana tidak, anak hingga cucunya mendominasi mengisi hiburan. Dari nyanyi hingga sajian tari-tarian diisi oleh keluarga.

Juga tak ketinggalan karyawan Ma­ tahari Sakti Group menyanyi dan

menari pada acara tersebut.

Di samping itu, Dewi yang dike­ nal mempunyai sosial tinggi itu, pa­ da acara tersebut memberikan tali asih kepada 11 yayasan hingga orga­ ni­sasi.

Seperti Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), Yayasan Kanker Indonesia, Permit Jatim, Yayasan Budha Tzu Chi In­ donesia, Lion Club Shining, Rotary Club Jembatan Merah, Yayasan Hwie Tiau Ka, Yayasan Senin Mu­ lia, Klinik Jembatan Merah, Cancer Awareness Community dan Yayas­ an Union Club Surabaya. l Erfandi Putra

23

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

D

alam sambutannya De­wi yang juga Presi­ dent Director Mata­ ha­ ri Sakti Group itu me­ngungkapkan per­ jalanan hidupnya ber­ sama Ardy, sang suami. Dengan su­ ara yang sedikit bergetar, Dewi juga mengatakan, rasa cinta dan sayang­ nya kepada sang suami tercinta yang mendampinginya hingga 40 tahun.

“Saya bahagia sekali mempunyai suami Ardy. Dia baik dan penuh pengertian. Semoga kita selalu ber­ sama,” kata Dewi.

Sementara anak-anak kedua pa­ sangan tersebut saling memberi­ kan pujian kepada orangtuanya.

Teru­tama kepada sang mama yang dinilai penuh kedisiplinan dalam mendidik anak-anaknya. Berkat ke­ displinan tersebut, telah menjadikan anak-anak yang mandiri. Khusus ke­

Peristiwa

Dubes India untuk Indonesia dan Timor Leste, Pradeep Kumar Rawat bersilaturahim dengan para pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), Senin (6/11/2017).

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Dubes India Terkesan Spirit Pendirian Masjid Cheng Hoo DAYA tarik Masjid Cheng Hoo bukan ha­­ nya terletak dari sisi arsitekturnya yang unik dan berbeda dengan ratarata masjid pada umumnya. Lebih dari itu, daya tariknya lainnya yang paling utama adalah sosok Laksamana Cheng Hoo yang menjadi spirit pendirian mas­ jid yang berbentuk kelenteng tersebut.

Paduan antara keunikan arsitektur dan dimensi sejarah yang melatarbela­ka­ ngi berdirinya Masjid Cheng Hoo inilah yang mampu memantik keter­tarik­­an dan perhatian Duta Besar (Du­bes) India un­ tuk wilayah Indonesia dan Timor Leste, Pradeep Kumar Rawat. Lan­ taran itu,

24

dalam perjalanannya ke Su­ rabaya, ia menyempatkan untuk ber­ kunjung dan bersilaturahim dengan pa­­ ra pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), Senin (6/11/2017).

Kedatangan Pradeep Kumar ke Mas­ jid­­Cheng Hoo bersama sang istri, Shru­ ti Ra­wat. Keduanya langsung disam­but gembira oleh pendiri Masjid Cheng Hoo, HMY Bambang Sujanto, bersama sejumlah pengurus YHMCHI. Pradeep Kumar Rawat yang juga menguasai bahasa Man­darin, terlibat percakapan hangat dengan HMY Bambang Sujanto di ruang kantor utama YHMCHI.

Dalam kesempatan tersebut, den­ gan diikuti oleh para pengurus YHM­ CHI, HMY Bambang Sujanto kemu­ dian mengajak Pradeep Kumar Rawat berkeliling, melihat-lihat setiap sudut gedung YHMCHI dan Masjid Cheng Hoo. Pradeep Kumar terlihat antusias mendengarkan penu­tur­an HMY Bam­ bang Sujanto yang menceritakan ter­ kait sejarah, filosofi maupun jumlah Masjid Cheng Hoo yang sudah berhasil didirikan sejumlah daerah di Indonesia.

“Sampai saat ini, terdapat sebanyak 14 Masjid Cheng Hoo yang sudah berdiri di berbagai daerah di Indonesia,” kata HMY Bambang Sujanto.

Menurut Pradeep, kedatangannya me­­­mang disengaja untuk mengunjungi Masjid Cheng Hoo, karena ingin meli­ hat-lihat secara langsung keberadaan Mas­jid Cheng Hoo yang selama ini ha­ nya didengarnya dari orang lain. Ia me­ ngaku senang akhirnya keinginannya ter­sebut bisa benar-benar terlaksa­na.

“Bagi saya, masjid Cheng Hoo bukan hanya istimewa dari sisi arsitekturnya yang memiliki keunikan dari rata-rata masjid pada umumnya. Saya juga sa­ ngat tertarik dan ingin untuk tahu lebih jauh mengetahui sebab sejarah yang me­latarbelakanginya, yaitu yang terkait sejarah Laksamana Cheng Hoo,” kata­ nya. l Tamam Malaka

Peristiwa PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Sejumlah tokoh agama dari berbagai keyakinan berikrar menjaga kerukunan di Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal-Wada, Simoktawang, Sidoarjo.

S

ebanyak enam tokoh agama yang berasal dari berbagai ke­ yakin­an melakukan ikrar dan ko­mitmen bersama untuk sa­ ling menjaga kerukunan dan ke­ bersamaan dalam bingkai Negara Ke­ satuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlangsung di Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal-Wada, Simoktawang, Sidoarjo.

Keenam tokoh tersebut merupakan para pemuka agama dari agama Kris­ ten, Hindu, Budha, Konghucu, Islam dan aliran kepercayaan. Mereka samasama bersepakat melalui posisinya seba­ gai pemuka agama untuk menekankan pa­da umatnya agar selalu berpegang te­ guh pada nilai luhur agama masing-ma­ sing, saling menghargai dan menghor­ mati sesama umat beragama.

Pernyataan komitmen tersebut me­ ru­pa­kan rangkaian dari acara mempe­ ringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh Pondok Pe­ san­­­tren Ahlus-Shafa Wal-Wada, Rabu (6/12/1017) yang rutin digelar tiap tahun.

Pengasuh sekaligus Pembina Pondok Pesantren Ahlus-Shafa Wal-Wada, KH. Mo­hammad Nizam As-Shofa, mengata­

kan, pihaknya sengaja mengundang pa­­ra pemuka umat lintas agama, menu­ rutnya tidak ada kepentingan apapun.

Menurutnya, salah satu suri tauladan dari Kanjeng Nabi Muhammad adalah cinta dan kasih-sayangnya kepada sesa­ ma. Karena itu, bagian dari cara untuk meneladani beliau adalah dengan me­ muliakan semua manusia, termasuk

mereka yang berbeda agama.

“Nabi Muhammad menghormati se­­ mua manusia, tetapi beliau tidak me­ minta untuk dihormati. Beliau menga­ sihi semua manusia, tetapi beliau sen­diri tidak meminta untuk dikasihi.

Maka inilah bagian di antara suri taula­ dan yang perlu kita teladani dari bagin­ da Nabi SAW,” katanya.

Kiai yang lebih dikenal dengan pang­ gilan Gus Nizam tersebut melanjutkan, kehadiran para pemuka lintas agama tersebut bertujuan menciptakan keber­ samaan, kekeluargaan dan bersatu pa­ du membangun semangat cinta sebagai saudara sebangsa dan setanah air dalam bingkai Negara Kesatuan Republik In­ donesia (NKRI) yang majemuk.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengajian oleh KH. Mohammad Nizam As-Shofa yang sedianya diisi oleh alHa­bib Muhammad Luthfi bin Ali Yah­ ya, Pekalongan, Jawa Tengah, namun ternyata berhalangan hadir. Sebanyak 3000 jamaah menghadiri acara ini yang berdatangan dari berbagai pelosok dae­ rah di Jawa Timur, termasuk di antara­ nya jamaah Masjid Cheng Hoo dan DPD Persatuan Islam Tionghoa Indone­ sia (PITI) Surabaya. l Tamam Malaka

25

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Gus Nizam: ‘Suri Tauladan Nabi, Memuliakan Umat Manusia’

Peristiwa

Acara Sarasehan Khazanah Intelektual Ulama dan Pesantren di Masjid Cheng Hoo, Pandaan Pasuruan, Minggu (29/9/2017).

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

SARASEHAN KHAZANAH INTELEKTUAL ULAMA DAN PESANTREN

Menapaktilasi Karya Emas Ulama Nusantara Sejak dulu, para ulama di Nusantara sudah memiliki pengaruh yang sangat luas di kalangan umat Islam internasional, terutama berkat karya-karyanya di bidang pemikiran keislaman. Selain menjadi pegang­ an umat Islam di Nusantara, karyakarya tersebut juga menjadi pegangan masyarakat Islam di belahan nega­ ra-nega­ra Islam lainnya.

26

F

akta yang cukup menarik tersebut di­ kemukakan intelektual muda yang juga peneliti bidang kajian Ulama dan Islam di Nusantara, Rijal Mumazziq dalam acara Sarasehan Khazanah Intelektual Ulama dan Pesantren di Masjid Cheng Hoo, Pandaan Pasuruan, Minggu (29/9/07).

“Karya-karya para ulama Nusantara ini bahkan juga dicetak ulang di berbagai pener­ bit di luar negeri, seperti penerbit buku Mus­ tafa Babi al-Halabi, Mesir; maupun di Beirut, Bombai, dan Singapura,” kata Rijal.

Ia menambahkan, karya-karya tersebut se­ lain banyak ditulis dengan menggunakan ba­ hasa Arab, juga ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu maupun bahasa Jawa. Tidak heran, jika baik bahasa Melayu maupun ba­ hasa Jawa kemudian menjadi salah satu di an­­­tara bahasa pengantar keilmuan yang si­ fat­­nya sejajar dengan bahasa pengantar aka­ demik lainnya, seperti bahasa Arab, Urdu,

Persia dan Turki.

Kenyataan tersebut, jelas Rijal, menunjuk­ kan tentang betapa besarnya pengakuan akan kredibilitas para ulama Nusantara sejak dulu di bidang keilmuan maupun pemikiran di kan­cah dunia Islam. Rijal kemudian mencon­ tohkan di antara sekian banyak karya terse­ but, misalnya seperti Kitab yang berjudul ‘Irsyadus Sari’, yang berisi sebanyak 18 kitab.

“Kitab ini merupakan karya pendiri NU, KH. Hasyim Asyari,” katanya.

Karya ulama Nusantara lainnya adalah ki­ tab yang berjudul “As-Shawaiq al-Muhriqah li al-Awham Al-Kadzibah fi Bayani hilli alBe­ lut wa ar-Raddu ‘ala Man Harramahu.

Ki­tab yang ditulis pada awal abad XX oleh Syekh Raden Mukhtar bin Atharid al-Bughu­ ry tersebut terbilang sangat unik. Pasalnya, se­ lain menjelaskan kuatnya pergaulan dan pe­ ngaruh ulama Nusantara di tanah Arab maupun negara Islam lainnya, di balik penu­ lisan kitab tersebut juga terdapat kisah yang

menarik.

Rijal menceritakan, di abad XX terse­ but, komunitas Jawi (Nusantara) per­ nah dirisak karena memiliki kebiasaan yang dianggap aneh yaitu karena ter­ biasa makan belut. Saat itu, orang Arab menganggap binatang ini sebagai ular.

Tidak pelak, maka ramailah gosip jika kaum muslimin Nusantara suka mela­ hap ular, jenis binatang yang nyata-nya­ ta haram untuk dikonsumsi oleh Umat Islam.

“Karena hoax ini semakin liar, maka Syekh Raden Mukhtar bin Atharid alBughury tampil mengklarifikasinya de­ ngan menulis kitab ini,” katanya.

Rijal juga memaparkan tentang ma­ sih banyaknya naskah-naskah terbaik milik kesultanan Nusantara yang masih berada di berbagai perpustakaan kam­ pus Eropa.

Kitab-kitab tersebut menurutnya bi­­ sa berada di perpustakaan kampus Eropa tidak terlepas dari tragedi penja­ rahan besar-besaran oleh infanteri berat Inggris di Keraton Jogja pada tahun 20 Juni 1812.

Dalam peristiwa tersebut, bukan ha­ nya isi gudang pusaka yang ludes dija­ rah, tetapi koleksi perpustakaan keraton dirampok atas restu Letnan Gubernur Inggris, Thomas Stanford Rafles.

“Kabarnya, Ratu Elizabeth pernah ber­­niat mengembalikan naskah-naskah hasil rampokan ini, tapi ditolak oleh Sri Sultan HB IX, karena kalaupun naskah ini kembali, belum tentu perawatan dan minat mengkaji isinya sama baiknya de­ ngan saat dipegang sarjana Eropa,” ka­ tanya.

Untuk itu, jelas Rijal, maka sangat pen­­ting karya-karya tersebut untuk di­

lakukan proses penelitian dan pener­ je­­ mahan ke dalam bahasa Indonesia, ke­ mudian dipublikasikan secara luas ke tengah-tengah masyarakat. Dengan de­ mikian, generasi muda juga bisa mempelajari keteladanan para ulama terdahu­ lu yang banyak menelorkan karya emas yang berkelas dunia.

“Upaya ini juga sebagai upaya men­ da­lami karakteristik dan identitas kita sebagai pewaris kegemilangan masa lampau. Ibarat menarik tali busur, se­ ma­kin kuat menarik ke belakang, se­ makin kuat dan jauh lesatan ke arah depan,” katanya. l Tamam Malaka

27

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Peristiwa

Peristiwa

YHMCHI kembali menjalin kerja sama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien, Prenduan, Sumenep

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

YHMCHI-Pondok Pesantren Al-Amien Kerja Sama Bidang Ekonomi-Pendidikan Gerakan untuk ikut berkontribusi di bidang pemberdayaan ekonomi umat yang digagas Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) yang mu­­lai berjalan se­jak Agustus lalu, semakin berkembang.

Kali ini YHMCHI bekerja sama de­ ngan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien, Prenduan, Sumenep.

28

S

ebelumnya, YHMCHI juga bekerja sa­ ma dengan Ponpes, Ngalah, Pasuruan, di bidang budidaya ternak sapi yang berbasis teknologi pada Agustus lalu.

Untuk kerja sama dengan Ponpes AlAmien, Prenduan, Sumenep, kedua belah-pihak

sepakat dalam dua bidang, yaitu kerja sama di bi­ dang kemandirian ekonomi dan di bidang pen­didikan bagi para santri.

Hubungan kerja sama yang cukup sinergis tersebut, berhasil disepakati dalam pertemuan yang diadakan di Ponpes Al-Amien, Prenduan,

Peristiwa pe­­ layanan dan penjualan. Dalam hal ini, YHMCHI akan menyiapkan semua hal yang diperlukan, seperti produsen, pengusaha maupun teknologinya, beri­ kut investornya.

“Untuk keperluan tersebut, kita su­ dah menyiapkan apa saja bentuk kese­ pakatan kerja sama tersebut, sehingga tinggal dipelajari dan dikoreksi apa saja yang kurang, dan mungkin masukanmasukan tambahan yang sekiranya di­ butuhkan,” katanya.

Sementara itu, KH. Ahmad Fauzi Ti­ djani, selaku pengasuh Ponpes AlAmien, menyambut positif kesepakat­ an yang ditawarkan oleh YHMCHI. Ia menjelaskan, untuk pesantren sendiri se­ betulnya sejak dulu sudah memba­ ngun kemandirian melalui berdirinya ko­perasi pesantren. Sampai saat ini, la­ poran terakhir, omsetnya sudah men­ca­ pai 1 miliar pertahun.

“Maka, dengan adanya kerja sama ini, semoga nantinya bisa segera tereali­ sasi dan semakin meningkatkan profe­ sionalitas. Karena apa? Potensi yang ada sesungguhnya sangat besar yang bi­sa kita kembangkan dari nilai omset

yang ada tersebut,” katanya.

KH. Ahmad Fauzi Tidjani juga ber­ harap hubungan kerja sama tersebut bisa terus bersambung hingga masamasa mendatang, bukan hanya tersam­ bung oleh ikatan duniawi, tetapi juga bisa sekaligus tersambung oleh ikatan silaturahim batinnya.

“Dengan begitu, semoga hubungan kerja sama ini nantinya benar-benar penuh keberkahan,” katanya.

Selain di bidang kemandirian se­ cara ekonomi, kerja sama lain yang disepaka­ ti adalah di bidang pendidi­ kan. KH. Ahmad Fauzi Tidjani berharap nanti­nya juga ada kerja sama di bidang kursus bahasa Mandarin. Pihaknya juga siap untuk menyediakan para ustad untuk mengajar bahasa Arab jika dibu­ tuhkan. Permintaan tersebut disambut sema­ngat oleh HMY Bambang Sujanto, pendiri Masjid Cheng Hoo. “Kami siap untuk memfasilitasi, yaitu dengan mendatangkan guru yang langsung dari Tiongkok untuk me­ ngajar para santri kursus bahasa Man­darin,” kata HMY Bambang Su­ janto antusias. l Tamam Malaka

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Sumenep, yang dihadiri oleh para pe­ ngu­ rus YHMCHI, Pengasuh dan De­ wan Majelis Kiai Ponpes Al-Amien, Ka­ mis (26/10/2017).

Dalam pertemuan yang berlang­ sung hangat tersebut, YHMCHI siap memban­ tu menyiapkan tenaga dan pikiran demi menguatkan kemandirian para santri di bidang wirausaha atau enterpreneur. Salah satu jenis usaha yang ditawarkan YHMCHI adalah kerja sama pembuatan roti atau bakery yang dapat diikuti para santri. Nantinya, di­ harapkan dapat mengantarkan para santri men­ jadi pribadi yang mandiri setelah ke­luar dari Ponpes.

“Kita siap menggelar pelatihan ke­ mandirian bagi para santri. Pihak pon­ pes nantinya tinggal menyiapkan tem­ pat dan sumber daya manusia (SDM) santri yang akan dilatih dan dibina un­ tuk menjadi pengusaha,” kata Ketua YHMCHI, Abdul Nurawi.

Nurawi menyebutkan salah satu pe­ latihan yang sangat penting untuk di­ kuasai para santri yang nanti bisa dige­ lar adalah pelatihan gratis dalam bidang software retail untuk meningkatkan

29

Peristiwa D. ZAWAWI IMRON:

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Meniru Model Dakwah Laksamana Cheng Hoo SAAT mengunjungi Nusantara pada abad ke-14, Laksamana Cheng Hoo ti­ dak hanya membawa misi berdagang dan menjalin kerja sama dengan dae­ rah-daerah yang dikunjungi. Laksama­ na juga berdakwah turut hadir dalam denyut kehidupan masyarakat yang didatangi.

“Laksamana juga tidak segan-segan untuk membantu pemerintahan setem­ pat di bidang keamanan, misalnya ikut mengamankan di jalur-jalur penting, seperti di selat Malaka yang marak aksi perompakan kala itu,” kata budayawan D. Zawawi Imron dalam seminar yang bertajuk, “Menyusuri Jejak Dakwah Laksamana Cheng Hoo, Upaya Me­ ning­katkan Ekonomi Umat Islam Indo­ nesia”, di Gedung Geserna TMI Putri, Pondok Pesantren Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Madura, Jumat (27/10/2017).

Zawawi kemudian menjelaskan ten­ tang kepribadian Laksamana Cheng Hoo yang punya penghargaan dan peng­hormatan yang cukup tinggi kepa­ da sesama tanpa pandang bulu. Dalam menyiarkan agama Islam pun, Laksa­ mana Cheng Hoo lebih mengedepan­kan akhlak atau budi pekerti yang luhur.

“Karena itu, tidak mengherankan, jika di setiap daerah yang dikunjungi laksamana Cheng Hoo di bumi Nusan­ tara, namanya selalu harum dan dike­ nang sepanjang masa,” katanya.

Terlepas dari itu, Zawawi menga­

30

Budayawan D. Zawawi Imron (tengah ) bersama Bambang Sujanto (kanan) dan H.A. Nurawi.

jak hadirin agar tidak semata terjebak pada kebesaran Laksamana Cheng Hoo yang tercatat dalam sejarah di masa lalu.

Menurutnya, dalam membaca sejarah yang diambil janganlah abunya. Tetapi yang diambil haruslah apinya sejarah.

Jika tidak demikian, maka kita tidak dapat mengambil pelajaran apapun.

“Jadi ambillah semangatnya dari seja­ rah. Semangat laksamana Cheng Hoo pada 400-an tahun lampau, yang menja­ dikan pribadinya terus hidup, sekalipun sudah wafat ratusan tahun,” katanya.

Menurut budayawan Madura yang terkenal dengan penyair celurit emas tersebut, akhlak, budi pekerti dan sikap yang senang membantu tanpa pandang bulu merupakan bagian yang paling

penting yang perlu kita ambil. Karena itu, model berdakwah laksamana layak diteladani. “Jika sedang berdakwah, ma­ka tirulah bagaimana laksamana ber­ dakwah. Misalnya, kita jika sedang ber­ ceramah di atas mimbar, jangan sampai sembari memaki pihak lain de­ ngan ucapan­-ucapan yang buruk, seper­ ti ucap­an sesat atau kafir,” katanya.

Zawawi juga menyinggung sejarah dan keberadaan orang-orang Tiong­ hoa yang berada di daerah-daerah di Sumenep. Pada tahun 1740, saat terjadi pembantaian besar-besaran oleh Be­ landa di Batavia, banyak dari mereka yang lari ke ujung timur Madura, yaitu Sumenep, seperti di desa Jungke dan pedalaman desa Batang-batang. Pela­ rian tersebut juga meninggalkan karya berupa masjid Agung Sumenep yang sam­pai kini masih tegak berdiri.

“Raja Sumenep kala itu, yaitu Binda­ ra Saod ingin mendirikan masjid yang bagus dan megah, namun kesulitan mencari arsiteknya. Nah, beliau kemu­ dian menemukan ada warga Tionghoa yang ahli. Namanya Lauw Piango. Pem­ bangunan dimulai pada tahun 1779, se­ lesai pada tahun1787,” katanya.

Dalam seminar tersebut, selain Za­ wawi Imron, juga hadir narasumber lainnya, sepertu Kardono, wartawan Jawa Pos yang pernah melakukan ekspedisi terkait jejak sejarah Laksa­ mana Cheng Hoo di berbagai tempat. l Tamam Malaka

Peristiwa

Surabaya Raih Penghargaan Global Green City

WALIKOTA Surabaya, Tri Risma­ ha­ rini menerima penghargaan Sustai­ nable Cities and Human Settlement Awards kategori Global Green City di New York, Amerika Serikat (AS). Pro­ gram Surabaya Green and Clean yang diusung Risma dinilai berhasil me­ ngubah wajah Surabaya menjadi lebih hijau dan bersih.

Global Forum on Human Settlement yang didukung program lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini menilai Surabaya menjadi salah satu kota yang telah berubah. Program ber­ sih dan hijau dinilai mampu menjadi­ kan warga Surabaya lebih peduli de­ ngan lingkungan.

Beberapa kegiatan di Surabaya seper­ ti menata permukiman kumuh, meng­ hi­jaukan taman, hingga menggerakkan masyarakat untuk peduli lingkungan membuat Surabaya masuk menjadi ja­ jar­an kota penting di dunia.

Risma yang menerima penghargaan di Hotel Hilton New York, Amerika Se­ rikat, pun mengaku ini hasil kerja keras semua pihak di kota Surabaya. Selain menerima penghargaan, Risma juga akan menjadi pembicara di hadapan 400 anggota PBB di Markas Besar PBB. “Jadi itu berdasarkan penilaian mereka bahwa di Surabaya udara yang baik le­ bih banyak, banjir turun, air bersih ham­pir merata, kualitas udara lebih ba­ gus setiap tahun, jumlah sampah turun,

jumlah pohon yang ditanam banyak,” ujar Risma kepada wartawan di ruang kerjanya Gedung Balai Kota Surabaya, Sabtu (4/11/2017).

Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang mendapatkan peng­ hargaan dari Global Green City dari Global Forum on Human Settlements (GFHS). Risma juga mengatakan, proses­ penilaian agak lama karena persaingan

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

WALIKOTA Surabaya, Tri Rismaharini memegang piala penghargaan Sustainable Cities and Human Settlement Awards kategori Global Green City.

yang ketat. Namun, hal itu diakui Ris­ ma bukan menjadi tujuan utama. “Saya di sana diceritain sama orang dubes, pro­­sesnya (penilaian) agak lama kare­ na persaingan ketat. Karena ma­­ singmasing kota menunjukkan ke­le­­bih­an seperti ada kota dari China yang sekota pakai solar cell, sementara Suraba­ya be­ rangkat dari konvensio­nal,” ujarnya.

Menurutnya, isu green city menjadi suatu isu yang penting di negara barat.

“Ini isu yang cantik dan seksi untuk di­ nilai. Waktu saya di sana, mereka (Ne­ gara-negara lain) heran kita bisa dapat penghargaan ini. Bahkan waktu saya cerita kita menanam satu juta pohon se­ tiap tahunnya, mereka kaget. Mau laku­ kan juga tapi beda musim,” ujar Risma.

Risma pun kembali menekankan, hal tersebut dilakukan bukan untuk meraih penghargaan semata.

“Kota lain mungkin berlomba mem­ buat bangunan, tapi kita jadi ruang ter­buka hijau. Tujuannya bukan untuk penghargaan, tapi untuk memperbaiki kualitas lingkungan supaya generasi di masa mendatang bisa merasakan kuali­ tas pembangunan Kota Surabaya yang baik,” pungkasnya. l fan,dtc

31

Kesehatan

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Sungguh hidup ini dipenuhi dengan nikmat berlimpah. Bila dengan jujur kita menghitung, dalam suatu usaha yang dilakukan, mungkin kita hanya mendapatkan nilai tiga saja, tetapi Allah SWT malah memberikan lima atau bahkan lebih banyak lagi. Begitulah rahmat-Nya.

MANFAAT BERSYUKUR BAGI KESEHATAN

I

mam al-Ghazali menyebut si­ fat Syakr, Allah SWT menga­ nu­gerahkan nikmat yang ba­ nyak kepada manusia yang ta­at dan melaksanakan ke­­ba­ ik­an walau hamba itu hanya se­dikit ber buat baik. Memberikan nikmat tak terbatas walau amalan hamba terbatas. Allah SWT selalu memberi­ kan yang terbaik bagi hamba- Nya. Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembi­ lan puluh sembilan dan diturunkanNya di bumi ini satu bagian: yang sa­tu bagian inilah yang dibagi ke se­ luruh makhluk, yang tercermin an­ tara lain pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya, terdorong oleh rahmat dan kasih sa­ yang, khawatir jangan sampai me­

32

nya­kitinya.” (HR Muslim).

Ada tiga bentuk syukur, yaitu de­ ngan hati, lisan, dan perbuatan. Hati selalu berpuas dengan segala anuge­ rah yang diberikan. Lisan selalu me­ ngu­ capkan kebaikan dan memuji pemberinya. Bersyukur melalui per­ buatan dengan cara menggunakan semua anugerah sebagaimana dipe­ rin­tahkan Pemberinya. Dengan ber­ syukur, nikmat akan terus berlim­ pah. Jika tidak bersyukur, Allah­ SWT akan menghukum dengan azab yang pedih.

Bahkan dari sebuah penelitian memiliki kebiasaan bersyukur dapat membantu kesehatan fisik maupun mental. Dilansir dari laman TIME, berikut tujuh manfaat bersyukur.

1. Bersyukur dapat membuat se­se­ o­­rang lebih sabar

Peneliti dari Universitas Northeas­ tern, Boston, Amerika Serikat mene­ mukan bahwa orang yang merasa bersyukur meski dengan hal kecil le­bih sabar dan lebih baik dalam me­ nentukan pilihan. Ketika 105 maha­ siswa ditanya memilih menerima uang dalam jumlah sedikit dalam waktu yang cepat atau uang dalam jumlah banyak dalam banyak dike­ mu­dian hari. Pada eksperimen ini, ma­ hasiswa yang bersyukur lebih mam­pu bertahan untuk memilih pi­ lihan kedua.

2. Bersyukur dapat memperbaiki hu­­­bu­ngan Berdasarkan studi dari jurnal Psi­­ kologi Sosial Teorotikal, merasa ber­syukur dengan pasangan sen­di­ ri dapat memperbaiki hubungan,

Kesehatan ter­masuk merasa terhubung dan ke­­ puasan dengan pasangan secara ke­ se­luruhan.

3. Bersyukur memperbaiki kepe­ du­­­li­an diri Studi yang diterbitkan dalam jur­­ nal “Personality and Individual Diffe­rences”, para peneliti menemu­ kan korelasi positif antara rasa syu­ kur dan kebiasaan keseharian mere­ ka. Hasilnya adalah memiliki rasa syu­kur yang tinggi membantu orang menghargai dan merawat tubuh me­ reka.

5. Bersyukur dapat menghentikan ma­kan secara berlebihan Thompson mengatakan bahwa me­ numbuhkan rasa syukur dapat me­ ningkatkan kontrol impuls, hal tersebut dapat membantu memper­ lambat dalam membuat keputusan yang lebih baik. Thompson mem­

berikan saran untuk mencatat daftar kecil mengenai hal kecil yang sudah disyukuri. Hal ini dapat membersih­ kan pikiran dan membuat seseorang dapat menahan godaan.

6. Bersyukur dapat meringankan de­­pre­si Thompson mengatakan bahwa pe­ nelitiannya menunjukan bahwa orang-orang yang melakukan kegiat­ an “Tiga Hal Baik” yakni mendorong seseorang untuk memikirkan tiga hal baik yang terjadi di hari itu, memiliki tingkat depresi yang cukup tinggi.

Mes­ki merasa bahagia, namun keba­ ha­ giaan tersebut hanya bertahan be­­ berapa minggu. “Jika ada orang yang menemukan dan mematenkan

obat itu, dia akan menjadi kaya,” lan­ jut Thompson. “Bersyukur memiliki kekuatan yang sangat besar.”

7. Bersyukur dapat memberikan ke­ bahagiaan Banyak hal yang dapat membawa kebahagiaan seperti diberi sepotong cokelat oleh teman atau mendapat pu­jian. Hal tersebut merupakan ke­ puasan instan yang cepat hilang.

Seppala menjelaskan bahwa orang bisa mendapatkan lebih dari itu.

“Rasa syukur adalah sesuatu yang mengarah pada bentuk kebahagiaan yang berkelanjutan. Karena ini bu­ kan didasari oleh kepuasan sesaat, na­mun menjadi kerangka pikiran,” tu­tupnya. l agk,rpk

33

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

4. Bersyukur dapat membantu tidur “Hitung rasa syukur, bukan dom­ ba,” kata Seppala. Penelitian da­ ri jurnal Psychosomatic Research me­ ne­mukan bahwa merasa bersyukur dapat membantu orang tidur le­bih baik dan panjang. Seppala me­nya­ takan bahwa menulis daftar harian hal yang membuat bersyukur sebe­ lum tidur dapat menambah piliran positif sebelum tidur.

Baksos

Dai Muda Muhammadiyah Gelar Pengobatan Gratis di Bawean Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean Kabupaten Gresik mendadak ramai oleh antrean panjang warga yang ingin berobat gratis. Meski hujan, semangat untuk sembuh dan terbebas dari penyakit tidak pernah surut dari puluhan warga yang rata-rata berusia lebih dari 50 tahun. Ini terbukti dari antrean yang berjajar sejak pukul 06.00 WIB.

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

S

Dai Muda Muhammadiyah menggelar pengobatan Gratis Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean Kabupaten Gresik.

ejak, Senin (27/11/2017) meru­ pakan hari pertama Dai Dokter Muda Muhammadiyah Meng­ abdi (D2M3) bekerja. Program unggulan yang digagas Bi­ dang Sosial dan Kesehatan PWPM Jawa Timur ini memilih Pulau Bawean yang disasar untuk kali pertama dengan per­ timbangan sebagai wilayah T3 (terluar, terdepan, dan terpencil).

D2M3 menurunkan tim medis dari RS Muhammadiyah Surabaya dan RS Aisyiyah Bojonegoro diturunkan. Dua dokter berusia muda, dr Wildan dan dr Eka Rahayu Utami, serta dua perawat, Mas Wisuda dan Mas Muhibbul Ariq ikut ambil bagian pada kesempatan ini.

Dokter Wildan menyampaikan bah­

34

wa program ini sangat bagus. “Yang perlu dilengkapi adalah alat cek koles­ terol, mengingat banyak keluhan terkait penyakit ini. Intinya ke depan perlu dit­ ingkatkan. Kalau bisa dokternya ditam­ bah karena banyak pasien yang me­ ngan­tri semacam ini,” jelasnya di sela is­tirahat shalat Dhuhur.

Di barisan antrean warga, tampak Bambang Kushariyanto, Kapten Infan­ tri yang turut mengunjungi kegiatan pe­ ngobatan ini. “Alhamdulillah, de­ ngan adanya pengobatan gratis, akan se­ makin memantapkan komunikasi so­ sial, memberikan pertolongan pada masyarakat karena rumah sakit jauh dan dokter terbatas. Jadi untuk Muham­ madiyah, saya acungi jempol,” ungkap

Danramil 0817/18 Kecamatan Tambak sambil mengangkat ibu jari kanannya.

“Saya berharap, kegiatan ini tidak hanya di sini saja, karena di Bawean ada 30 desa dan kebutuhan kesehatan ma­ syarakat sangat utama,” imbuhnya.

Selain tim medis yang datang untuk memberikan pengobatan, hadir juga Tim TB Care Pimpinan Daerah Aisyi­ yah Gresik. Bu Lilik dan Bu Yani, 2 di an­tara 7 orang kader yang hadir mem­ berikan penyuluhan akan bahaya virus yang mematikan ini.

Mereka menjelaskan agar warga tahu apa itu TB, penyebabnya, dan tindakan yang harus dilakukan supaya tidak me­ nular dan lain-lain, mengingat Indone­ sia cukup banyak yang terdampak pe­ nyakit ini. Dukungan pada kegiatan ini juga hadir dari Kepala Desa, Tamyis.

“Alhamdulillah, saya merasa senang se­kali ada pengobatan gratis. Kan tak se­mua mampu berobat secara pribadi.

Mudah-mudahan kedepan bisa hadir lagi,” harapnya.

Salah satu pasien yang mengantri mulai pagi, Ibu Imania, menjelaskan bahwa beliau punya penyakit koleste­ rol, darah tinggi, dan penyakit maag.

“Alhamdulillah, saya senang dan me­rasa terbantu dengan adanya pengo­ batan gratis ini. Saya berharap bisa se­ gera sembuh dari penyakit yang saya de­ rita ini,” ungkapnya dengan mata ber­kaca-kaca. l fan, pwmu

Baksos

Ketua Harian YHMCHI Ustad Hasan saat menghadiri baksos PT Sinar Indogreen Kencana (Grand Elephant) dengan YHMCHI di kawasan Tanah Merah Indah, Kenjeran, Kota Surabaya.

U

ntuk kesekian kalinya, PT Si­­nar Indogreen Kencana (Grand Elephant) bekerja sa­­ma dengan Yayasan Haji Mu­hammad Cheng Hoo In­ donesia (YHMCHI),) kembali mengge­ lar bakti sosial (baksos). Kali ini bak­ sos tersebut digelar untuk masyarakat yang kurang mampu di kawasan Tanah Merah Indah 43, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, Kota Surabaya.

Acara baksos ini diikuti 200 warga ku­­rang mampu dan anak-anak yatim da­ri Yayasan Shohibul Yatim Surabaya, yang mana dilangsungkan di halaman Masjid Nurul Hidayah, Kamis (2/11/07).

Dalam kesempatan tersebut, pani­ tia dari PT Sinar Indogreen Kencana (Grand Elephant) yang dibantu Takmir Masjid Nurul Hidayah membagikan se­ jumlah uang dan makanan kotak.

“Kami mewakili keluarga besar ba­ pak Freddy Tjandra, selaku owner PT Si­nar Indogreen Kencana, sangat ber­ syu­­kur bisa saling berbagi dengan se­ mua warga. Mohon doanya, di masa

men­ datang kita bisa semakin sering ber­­­­bagi dan semakin terbuka pintu-pin­ tu rezekinya,” kata Rusnanti, panitia da­ri PT Sinar Indogreen Kencana.

Pengurus Harian YHMCHI Ustad Ha­san mengatakan, antara PT Sinar In­ dogreen Kencana dengan YHMCHI su­ dah sering melakukan baksos di berba­

gai lokasi. Kali ini, kegiatan baksos di­­­gelar dalam rangka ikut mensyukuri Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 No­ vember. “Jadi baksos seperti ini bukan yang kali pertama. Kita berharap, mu­ dah-mudahan kegiatan positif ini bisa memacu pihak-pihak lain untuk samasama berbagi peduli dengan sesama yang membutuhkan,” katanya.

Ustad Hasan juga meminta kepada se­ mua masyarakat yang hadir, berdoa ber­ sama-sama untuk mendoakan PT Sinar Indogreen Kencana (Grand Elephant) dan keluarga besar Freddy Tjandra selaku owner, agar terus diberi kesehatan, ke­ berkahan dan pintu-pintu rezeki, sehing­ ga bisa terus berbagi dengan kalangan masyarakat yang membutuhkan.

Sementara itu, ketua takmir Masjid Nu­ rul Hidayah, menyatakan rasa te­ ri­­­­ma kasihnya karena telah dipercaya menjadi lokasi digelarnya baksos. Ia ber­­ harap kegiatan mulia seperti baksos ber­ bagi kepedulian dengan warga ku­rang mampu bisa terus berlanjut. “Mewakili warga dan Yayasan Sho­hi­bul Yatim, kami sangat bahagia atas ke­pedulian semua pi­ hak, baik dari Yayasan Haji MUhammad Cheng Hoo Indonesia maupun dari PT Sinar Indogreen Kencana. Semoga peru­ sahaan bisa terus maju dan berkembang pesat,” katanya. l Tamam Malaka

35

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Grand Elephant-YHMCHI Gelar Baksos di Tanah Merah

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Wisata

INDONESIAN ISLAMIC ART MUSEUM

Melihat dari Dekat Sejarah Peradaban Islam Jika Anda berniat berwisata ke Wisata Bahari Lamongan di Kabupaten Lamongan maka sebaiknya sempatkan mengunjungi Indonesian Islamic Art Museum. Museum Islam pertama di Indonesia ini hadir dengan konsep yang lebih modern dan berbeda dengan museum-museum pada umumnya.

36

M

useum ini terdiri dari tiga zona, yaitu zona audio visual, galeri benda-benda berseja­ rah dan diorama.

Ke­­tika kita masuk ke zona satu, kita akan disuguhkan sebuah ruangan yang mirip dengan movie theater. Di zona ini kita bisa melihat film “The Glorious of Islam” yang bercerita tentang peradaban Islam sebelum Rasulullah lahir sam­ pai Islam tersebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

Di zona dua terdapat ribuan ben­ da-benda bersejarah peninggalan ke­rajaan Islam dunia, seperti Otto­ man Turki, Mughal India dan di­

masih banyak lagi. Berbagai benda peninggalan kerajaan Islam dari ber­ bagai daerah di Indonesia tentu juga ada di Indonesian Islamic Art Muse­ um ini, seperti mata uang yang digu­ nakan pada masa kerajaan Samudra Pasai dan Gowa. Pakaian-pakaian pada jaman kerajaan Aceh, Perisai dari kerajaan Mataram Islam dan

ma­sih banyak lagi.

Suasana di zona dua ini sangat menyenangkan bagi otak, mata, te­ linga dan hati kita. Tata letak dis­ play dan lightingnya sangat keren, serta backsound musik khas Timur Te­­ngah yang ada di zona ini menja­ dikan Museum Islam tampak sa­ ngat­hidup. Selain itu, kita juga di­ sampingi oleh para Story Teller handal yang akan bercerita tentang sejarah dari benda ataupun kisah yang terjadi pada masa pembangun­ an, kejayaan sampai keruntuhan ke­

ra­jaan-kerajaan Islam terdahulu.

Zona tiga, yakni Diorama yang di dalamnya terdapat miniatur tiga dimensi, seperti masjid dan kapal Cheng Hoo, toko klontong, Mas­ jid Agung Banten, toko Persia yang disertai dengan pemandangan pan­ tai serta suara-suara yang membuat pengunjungnya seakan-akan berada dalam sebuah situasi yang nyata.

Zona Diorama ini bisa dibilang seba­ gai area photo spot, kita bisa berfoto ria di miniatur tiga dimensi sambil memakai berbagai macam kain per­ sia yang telah disediakan.

Menariknya lagi, Indonesian Is­ la­­­mic Art Museum merupakan mu­­­­seum yang berbasis Teknologi Informasi Modern. Kita bisa men­ down­­­load aplikasi Augmented Rea­­li­ ty, AR Indonesian Islamic Art Muse­ um di playstore, kemudian kita bisa menscene gambar-gambar yang ber­ barcode dan nantinya gambar-gam­ bar tersebut akan tampil menjadi Tiga Dimensi. Selain itu, kita juga bisa berfoto dengan gambar Tiga Di­ mensi tersebut, sehingga kita se­akanakan sedang memegang masjid, ku­ da, bola dunia dan lain-lainnya.

CEO Marcomm Museum Indone­ sian Islamic Art Museum Elly Hal­­ samer mengatakan, di lokasi mu­ seum pemandu wisata akan mengenakan kostum berbeda setiap harinya sesuai dengan tema perja­ lan­an Islam. “Kami ingin pengun­

nasti-dinasti Tiongkok. Memasuki area pertama di zona dua ini, kita bisa melihat full set pakaian perang dari kerajaan Ottoman yang terbuat dari besi. Kita juga bisa menyaksikan berbagai macam pedang dalam du­ nia Islam.

Pedang yang sangat menarik per­ hatian saya adalah Zulfikar Shamsir, karena pedang jenis ini juga pernah dimiliki oleh Rasulullah yang kemu­ dian diwariskan pada sahabat Ali bin Abi Thalib.

Bergeser ke tempat lain kita bisa melihat kain gujarat yang sudah ber­ u­ mur 600 tahun, pakaian perang khas kerajaan Mughal, keramik-ke­ ramik khas 4 dinasti Tiongkok dan

37

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Wisata

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Wisata

jung mendapat pengalaman berbeda saat datang ke museum kami, dan menemukan sejarah Islam dunia yang menakjubkan. Kami berharap tempat kami dapat menjadi pusat edukasi interaktif dengan teknologi modern,” katanya.

Pengembang Indonesian Islamic Art Museum, Reno Halsamer me­ nam­bahkan, museum Islam ini sa­ ngat perlu dan penting. Sebab, di

38

Indonesia belum ada yang menjelas­ kan secara runtut dari awal.

“Museum ini menjadi penting, karena pengunjung setelah masuk ke museum menjadi lebih tahu, menjadi tahu tentang sejarah the glo­ ry of Islam,” tambahnya.

Sementara Strory Teller atau Gui­ ding di Indonesian Islamic Art Mu­ seum, Achul Karim mengatakan, tu­ juan museum ini ingin memberikan

edu­ kasi dan pengetahuan kepada para pengunjung, utamanya anak usia sekolah.

“Visi utama kami untuk membe­ rikan edukasi dan pengetahuan, ten­ tang sejarah Islam, terlebih pe­ ngunjung museum untuk lebih ke­ nal sejarah Islam tidak hanya Indo­ nesia saja tapi di luar Indonesia,” jelas Achul Karim.

Untuk bisa menambah pengeta­ huan tentang sejarah peradaban Islam di Museum Islam ini, jelas Ka­ rim, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 10.000 saat hari biasa (Senin-Kamis) dan Rp 15.000 untuk weekend (Ju­ mat-Minggu) sebagai biaya tiket ma­ suk Museum Islam ini.

“Kita punya ratusan koleksi, ko­ leksi dari luar negeri juga ada,” ujar Karim.

Bagi pengunjung, selama ini ha­ nya mengetahui dongeng mengenai kejayaan Islam hanya bisa ditemu­ kan di perfilman dan buku-buku sa­ ja.

Namun kini di Lamongan, mere­ ka dapat melihat secara langsung ben­da-benda bersejarah bukti kebe­ saran Islam di dunia. l agk, dtc

Makro

Perdagangan Antar Daerah Strategis bagi Perekonomian Lokal

Gubernur Soekarwo saat menjadi keynote speaker Workshop Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (22/11/2017).

dari industri di tanah air,” tegas Pakde Karwo.

Ditambahkan, melalui KPD tersebut, berbagai kegiatan bisa dilakukan. Di antaranya, promosi produk unggulan Jatim, temu bisnis dan transaksi da­ gang, melakukan support value chainkomoditi dalam negeri, business aggre­ gator, serta sekaligus market intelligent dan pameran terpadu terhadap komod­ iti unggulan seperti fashion, kerajinan, kulit dan produk kulit, perhiasan, alas kaki, kosmetik, logam, kayu, dan akse­ soris di beberapa wilayah.

Setiap tahun, kinerja perdagangan antar daerah naik 19-21 persen. Kiner­ja perdagangan antara daerah Jatim sen­ diri, lanjut Pakde Karwo, tiap tahun­ nya mengalami peningkatan khususnya ekspor antar daerah. Kenaikannya dari ta­ hun ke tahun cukup tajam sekitar 19-21 Persen. “Itu kenaikan yang luar biasa. Grafik kenaikannya tidak linear,

tetapi kuantum,” kata orang nomor sa­ tu di Pemprov Jatim tersebut.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) Jatim, tahun 2016 kinerja perda­ gangan Jatim surplus Rp 100,56 triliun.

Untuk kinerja ekspor antar daerah dan luar negeri pada tahun 2016 mencapai Rp 808,69 triliun dan impor luar negeri dan antar daerah mencapai Rp 733,42 triliun. Nilai tersebut juga ditunjang den­ gan posisi Jatim yang diuntungkan dari segi geografi ekonomi, sehingga logistik dan connectivity menjadi lebih murah.

Melalui Workshop APPSI ini, Pakde Karwo berharap, perdagangan antar da­ erah bisa lebih dioptimalisasi dan diperluas. “Ini pertemuan yang paling­ produktif. Kepala daerah bisa lebih me­ ngerti dan care (peduli – red.), sehingga perdagangan bisa lebih optimal,” pung­ kasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Ke­ menterian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, perdagangan antar daerah dari 34 provinsi ini sangat ber­ pengaruh pada PDB Indonesia. Guna meningkatkan perdagangan, presiden telah memberikan tiga mandat kepada Kementerian Perdagangan, antara lain menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga bahan pokok dan barang penting, mengutamakan penyerapan produksi dalam negeri, meningkatkan ekspor dan menjaga neraca perdagangan, serta membangun dan merevitalisasi pasar rakyat. Workshop APPSI yang berlang­ sung 21-23 November 2017 dihadiri 11 gubernur, serta perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia. l fan

39

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

PERDAGANGAN antardaerah me­ mi­ li­ ki peran yang strategis bagi per­ ekonomian daerah maupun nasional.

Perdagangan antardaerah memperkuat pasar dalam negeri dari serangan pasar bebas, apalagi sebanyak 40 persen pasar atau captive market ASEAN berasal dari Indonesia.

“Perdagangan dalam negeri ini ha­ rus terus didorong dalam pasar global,” ujar Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat menjadi keynote speaker Work­ shop Asosiasi Pemerintah Provinsi Se­ luruh Indonesia (APPSI) dalam rangka Kerjasama Pemanfaatan Produk Ung­ gulan Daerah “Optimalisasi Kerjasama Perdagangan AntarDaerah” di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (22/11/2017).

Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, menjelaskan, melihat po­ tensi besar perdagangan dalam daerah, Jatim mendirikan Kantor Perwakilan Da­ gang (KPD) di 26 provinsi guna memperkuat logistik dan konektivitas antardaerah, termasuk meringankan bi­ aya perdagangan. KPD Jatim juga ber­ peran memotong jalur distribusi yang terlalu panjang di Indonesia sehingga masyarakat bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah.

“Konektivitas antar daerah akan me­ ringankan biaya perdagangan. KPD Ja­ tim berperan penting dalam memotong jalur distribusi yang terlalu panjang

Nasional

Presiden Joko Widodo saat membuka Munas dan Konbes NU di NTB dengan memukul gendang.

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Diapresiasi Rekomendasi Munas NU Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2017 resmi berakhir.

Penutupan Munas NU di Pondok Pesantren Darul Quran, Bengkel, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (25/11/2017) digelar dalam keadaan hujan.

Meski demikian, hal ini tak mengurangi kekhidmatan acara.

40

W

akil Presiden Jusuf Kalla me­ngingatkan, pentingnya tindak lanjut dari Munas me­ lalui tindakan nyata. “Musya­ warah saja tidak cukup tanpa kita iringi dengan kerja keras,” ujar JK. JK mengapresiasi hasil rekomendasi Mu­ nas dan Konbes NU yang menjadi masukan berharga bagi pemerintah. JK memapar­ kan sejumlah perkembangan Islam saat ini dibandingkan 20-30 tahun ke belakang. JK juga menjelaskan sejumlah tantangan yang dihadapi dunia Islam di Indonesia, mulai dari radikalisme, modernisasi, hingga eko­ nomi.

Sidang pleno forum yang mengusung te­ ma “Mengokohkan Nilai-nilai Kebangsa­ an melalui Gerakan Deradikalisasi dan Pe­nguatan Ekonomi Warga” ini diisi lapor­ an dari sidang-sidang komisi, antara lain Bahtsul Masail Maudlu’iyah (pembahasan isu-isu tematik-konseptual), Bahtsul Ma­ sail Waqi’iyah (pembahasan isu-isu aktual), Bahtsul Masail Qanuniyah (pembahasan soal

perundang-undangan), Program, Organisa­ si, dan Rekomendasi.

Forum yang dihelat selama tiga hari ini me­lahirkan sejumlah rekomendasi bagi pe­ merintah di bidang ekonomi dan kesejahtera­ an, pencegahan dan penanggulangan radika­ lisme, kesehatan, pendidikan, serta politik da­lam negeri dan internasional.

Selain di Islamic Center NTB sebagai loka­ si pembukaan, perhelatan akbar tersebut juga melibatkan lima pesantren sebagai lokasi utama, antara lain di Pesantren Nurul Islam (Mataram), Pesantren Darul Fallah, Pesantren Darul Hikmah, Pesantren Darul Qur’an, dan Pesantren al-Halimy (Lombok Barat).

Ketua Panitia Daerah Munas dan Konbes NU Lalu Winengan bersyukur atas kehor­ matan yang diberikan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang berkenan membuka dan menutup gelaran Munas dan Konbes NU di NTB, serta dukungan penuh Guber­ nur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi dan Wali Kota Mataram Ahyar Abduh. Winengan mengatakan, kerja sama pemerintah pusat

Nasional dan juga dukungan pemerintah daerah menjadikan Munas NU di NTB berjalan lancar dan sukses.

rak­ yat. Menjamurnya bisnis ritel mo­ dern di berbagai pelosok negeri telah menjadi ancaman bagi usaha warungwarung kecil di daerah.

Kelima, pemerintah perlu menge­lu­ ar­­kan kebijakan yang diarahkan untuk pe­nguatan dan perlindungan kegiatan pe­rekonomian sektor informal agar ti­ dak rentan terhadap ekternalitas (pe­ ­ ner­tiban, penggusuran, volatilitas harga dan lainnya). Sektor informal ter­buk­ti mam­pu menyelematkan perekono­mi­an nasional di saat krisis, tetapi tidak pu­­ nya daya tawar di hadapan institusi per­ bankan, lembaga keuangan non-bank, produsen, dan pemerintah sehingga ti­ dak punya jaminan kelangsung­ an usaha.

Keenam, pemerintah perlu mendu­ kung program ekonomi warga mela­ lui kebijakan dan anggaran dengan: (i) melakukan perluasan kesempatan ker­ja untuk mengurangi penganggur­ an dan ketimpangan dengan mencipta­ kan iklim usaha mikro-menengah-be­ sar yang kondusif dan meningkatkan kualitas angkatan kerja khususnya yang menyasar santri; (ii) menjaga stabilitas harga dengan intervensi pasar dan daya beli masyarakat dengan optimalisa­ si dana desa untuk pemberdayaan ekono­ mi warga, program padat karya dan

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Berikut isi rekomendasi Munas NU 2017: Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Pertama, pemerintah perlu menga­ wal agenda pembaruan agraria, tidak terbatas pada program sertifikasi tanah, tetapi redistribusi tanah untuk rakyat dan lahan untuk petani.

Agenda pembaruan agraria selama ini tidak berjalan baik karena pemerin­ tah tidak punya komitmen kuat men­ jadikan tanah sebagai hak dasar warga negara. Pemerintah perlu segera melak­ sanakan program pembaruan agraria meliputi a. Pembatasan penguasaan tanah/hu­ tan; b. Pembatasan kepemilikan tanah/hu­ tan; c. Pembatasan masa pengelolaan ta­ nah/lahan; d. Redistribusi tanah/hutan dan lahan terlantar; e. Pemanfaatan tanah/hutan dan lahan terlantar untuk kemakmuran rakyat; f. Penetapan TORA (Tanah Objek Agraria) harus bersifat partisipatoris, melibatkan peran serta masyarakat,

dan tidak bersifat top down; g. Data TORA harus akurat; h. Perlu dibentuk Badan Otorita ad hoc yang bertugas mengurus restrukturi­ sasi agraria; Pemerintah perlu menjalankan pro­ gram pro-petani seperti pemberdayaan koperasi petani, kredit usaha petani, asuransi petani (menghadapi ekternali­ tas dan perubahan iklim), peningkatan kapasitas petani, inovasi teknologi per­ tanian, penciptaan pasar dan nilai tam­ bah komoditas, penciptaan lahan perta­ nian, riset pertanian, dan menyiapkan lahirnya petani-petani baru.

Ketiga, pemerintah perlu konsisten menempuh strategi pembangunan eko­ nomi inklusif yang menciptakan link antara makroekonomi dan mikroekono­ mi, antara sektor penghasil barang dan sektor jasa, antara pasar modal dan pa­ sar riil, antara perbankan dengan sektor usaha dan usaha mikro kecil menengah (UMKM), antara daratan dan lautan, antara kota dan desa, antara Kawasan Indonesia Barat (KIB) dan Kawasan In­ donesia Timur (KIT).

Keempat, pemerintah perlu mengen­ dalikan liberalisasi perdagangan de­ ngan mengerem perkembangan bisnis re­tail di tingkat kecamatan/desa karena berpotensi merampas lapak ekonomi

Wapres Jusuf Kalla menghadiri penutupan Munas dan Konbes NU di NTB.

41

Nasional program cash-transfer ; (iii) memberi­ kan kemudahan izin, akses permodalan dan perlindungan harga kepada pro­ dusen lokal skala menengah-kecil baik yang formal maupun yang informal; (iv) mendukung langkah-langkah NU dan organisasi sosial dalam upaya pem­ berdayaan ekonomi warga, baik dari sisi anggaran maupun program.

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

i. Perlu dukungan instansi militer dan organisasi masyarakat sipil.

Kedua, pemerintah perlu memberi­ kan perhatian lebih kepada pembangun­ an pertanian dengan mempercepat pro­ ses industrialisasi pertanian dengan me­ nempuh sejumlah langkah yang di­mulai dengan pembagian lahan per­ tanian dan pencetakan sawah baru, pening­ katan produktivitas lahan, per­ baikan dan revitalisasi infrastruktur iri­ gasi, pro­teksi harga pasca panen, perbai­ kan infrastruktur pengangkutan untuk me­­ ngu­ rangi biaya logistik, dan pem­ batasan impor pangan, terutama yang bisa dihasilkan sendiri di dalam negeri.

Bidang Pencegahan dan Penanggulan­ gan Radikalisme Pertama, pemerintah perlu bersikap dan bertindak tegas untuk mengatasi persoalan radikalisme dengan tetap mengedepankan pendekatan kemanu­ siaan. Karena itu, diperlukan strategi na­ sional (STRANAS) yang komprehensif meliputi aspek agama, pendidikan, poli­ tik, keamanan, kultural, sosial-ekonomi, dan lingkungan berbasis keluarga.

Kedua, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama perlu mengambil peran lebih aktif sebagai leading sector dalam strategi nasional penanganan ra­ dikalisme agama, terutama mengawasi perkembangan aliran keagamaan dan mengembangkan sistem respons dini ter­hadap aliran keagamaan yang mem­ bahayakan persatuan dan kesatuan bang­sa.

Ketiga, pemerintah perlu menjadikan pendidikan sebagai garda depan pence­ gahan radikalisme melalui penguatan pendidikan karakter berwawasan mo­ dera­tisme dalam implementasi kuriku­ lum, peningkatan kapasitas tenaga pen­ didik, dan pengelolaan program stra­tegis seperti bidik misi dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

42

Keempat, revitalisasi Pancasila seba­ gai falsafah bangsa dengan mengopti­ malkan peran UKPPIP (Unit Kerja Pre­ siden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila) dalam pemantapan ideologi Pancasila di lingkungan aparatur sipil negara (ASN), kementerian dan lemba­ ga-lembaga negara (K/L), BUMN, dan TNI/Polri.

Kelima, partai politik dan politisi ha­ rus berhenti menggunakan sentimen agama dalam pertarungan politik prak­ tis. Memainkan sentimen agama untuk perebutan kekuasaan 5 tahunan meru­ pakan tindakan tidak bertanggung­ jawab­yang dapat mengoyak kelang­ sungan hidup bangsa.

Keenam, aparat penegak hukum ha­ rus menjamin hak konstitusional warga negara dan tidak tunduk kepada tekan­ an kelompok radikal, serta tegas menin­ dak terhadap: a. setiap tindakan pelanggaran hukum yang mengatasnamakan agama, ter­ utama ujaran kebencian (hate speech) dan hasutan untuk melakukan keke­ rasan (incitement to violence) agar ti­ dak semakin lepas kendali. b. Penggunaan sentimen agama dalam pertarungan politik praktis oleh par­ tai politik dan politisi agar dapat menjadi efek jera.

Ketujuh, organisasi-organisasi Islam Indonesia perlu memperkuat jaringan Islam moderat yang selama ini sering dijadikan teladan dunia Islam dan role model bagi masyarakat dunia.

Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan: 1. Pemerintah perlu melakukan upa­ ya-upaya promotif pencegahan dan penanggulangan masalah gizi khu­ susnya stunting di seluruh wilayah Indonesia demi masa depan generasi bangsa yang lebih berkualitas.

2. Pemerintah perlu melakukan sinergi lintas sektor dan lintas program agar tercipta keterpaduan upaya penang­ gulangan stunting. Pemerintah perlu bekerjasama dengan kelompok-ke­ lom­ pok masyarakat dalam upaya pen­cegahan 3. Mengajak lembaga dan organisasi ke­agamaan untuk secara aktif meng­ kampanyekan pencegahan stunting terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak anak dalam kan­

dungan sampai anak usia 2 tahun) dan mendorong upaya peningkatan kesehatan dan gizi bagi masyarakat Indonesia.

4. Mengajak kiai dan ulama seluruh In­ donesia untuk meningkatkan kesa­ daran masyarakat tentang gizi ibu dan gizi anak melalui berbagai ke­ giat­an dakwah.

5. Menyerukan kepada masyarakat un­ tuk memastikan pemberian gizi ter­ baik bagi ibu hamil dan anak teruta­ ma masa usia di bawah 2 tahun, de­ngan memperhatikan asupan gizi selama kehamilan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan melanjutkan pem­ berian ASI selama 2 tahun serta pem­ berian makanan pendamping ASI pa­ dat gizi sejak bayi berusia 6 bulan.

6. Pemerintah perlu memperhatikan secara serius terhadap kaum disabili­ tas dengan menyediakan berbagai ak­ses dan kemudahan di segala bi­ dang agar mereka bisa mendapat ke­ sempatan seperti orang normal pada umum­nya.

Bidang Pendidikan: 1. Pemerintah perlu melakukan kebi­ jakan afirmatif dengan segera mem­ bu­ at UU tentang Pesantren dan Lem­­baga Pendidikan Keagamaan se­ bagaimana termuat dalam Ketetap­ an DPR RI Nomor 7/DPR-RI/II/2016 -2017 tentang Prolegnas RUU Priori­ tas Tahun 2017 nomor rut 43. Regu­ lasi tersebut perlu mengatur pening­ katan mutu pesantren dan lembaga pendidikan agama agar dapat ber­ peran lebih aktif dalam menangkal ekstremisme dan radikalisme.

2. Pemerintah perlu membentuk Ke­ ­ men­terian Urusan Pesantren se­ba­­ gai langkah promotif memaju­ kan pesantren dan pendidikan kea­ga­ma­ an melalui kebijakan, program, dan ang­garan.

3. Melakukan revisi dan revitalisasi UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memung­ kinkan upaya peningkatan mutu gu­ ru tidak dihambat oleh UU Otonomi Daerah.

4. Pemerintah perlu menindaklanjuti Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Pe­ nguatan Pendidikan Karakter

Nasional

Politik Dalam Negeri dan Internasional 1. KPK: a. KPK masih diperlukan keberadaan­ nya dan perlu dilindungi dari se­ rang­ an berbagai pihak, karena itu Pemerintah perlu mengonsolidasi­ kan kekuatan aparatur pemerintahan dan partai-partai pendukung peme­ rin­ tah untuk ikut dalam barisan pe­ ne­ gakan dan penguatan pembe­ rantas­an korupsi oleh KPK. b. Pengawasan yang ketat terhadap po­ litik uang (money politics ) dan ko­ rup­si terhadap pelaksanaan pilkada oleh semua pihak dengan melibat­ kan secara intensif lembaga-lembaga penegak hukum termasuk KPK. c. Memberi sanksi berat kepada siapa saja yang terlibat dalam politik uang

dan korupsi dalam pelaksanaan Pil­ ka­da. d. Memperketat persyaratan dan kri­ teria track record dan success story calon Kepala Daerah yang bersih dari korupsi dan telah memiliki pengala­ man melakukan perbaikan lembagalembaga tertentu yang berorentasi pa­da keterbukaan, kejujuran, dan ke­ adilan. e. Melibatkan lembaga-lembaga ma­ sya­rakat atau masyarakat sipil secara formal dalam pelaksanaan pilkada 2018 dengan tujuan untuk mereduksi politik uang dan korupsi.

2. Myanmar a. Pemerintah perlu mengambil si­ kap lebih tegas kepada pemerintah Myanmar atas perlakuannya yang ti­ dak patut bukan hanya kepada etnis Rohigya, tetapi juga kepada sukusuku minoritas lain yang tertindas di Myanmar. Indonesia perlu meman­ faatkan posisinya untuk menekan negara-negara anggota ASEAN agar lebih bersikap tegas terhadap semua

aksi kekerasan dan pemusnahan et­ nis tersebut. b. Indonesia perlu memelopori agar ASEAN mengambil inisiatif mende­ sak PBB dan negara-negara demo­ krasi internasional memberikan sank­si lebih berat kepada Myanmar dan menghentikan aksi semua keke­ rasan, penindasan dan penghapusan etnis Rohingya.

3. Arab Saudi a. Pemerintah perlu mencermati dina­ mika perubahan politik yang sedang terjadi di Arab Saudi dan mendorong agar dinamika ini mengarah kepada moderatisme Islam sebagaimana yang telah menjadi arus besar Islam Indonesia. b. Nahdlatul Ulama menyambut baik ke­ inginan Arab Saudi yang ingin kem­bali ke Islam moderat dan me­ nga­ jak pemerintah Arab Saudi be­ ker­ ja sama dengan Pemerintah In­ do­ nesia menciptakan dialog yang se­hat dan terbuka untuk perdamaian Ti­mur Tengah dan dunia. l fan, rpk

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

(PPK) melalui kebijakan operasional dan anggaran di sekolah dan madra­ sah tanpa membeda-bedakan seko­ lah negeri dan swasta.

5. Pemerintah perlu membuat metode dan aplikasi pendidikan untuk kaum disabilitas.

43

Nasional

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

MUI Dorong Pembentukan Majelis Ulama Dunia MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) me­ ngajak anggota Organisasi Kerja sa­ ma Islam (OKI) membentuk forum kerja sama antara majelis ulama di semua negara dalam rangka mendunia­ kan Islam wasathiyah atau moderat.

“MUI menginisiasi negara-negara du­ nia untuk membentuk majelis ulama untuk memudahkan koordinasi dan sikronisasi untuk menduniakan Islam wasathiyah,” kata Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin dalam rapat kerja na­ sional MUI ketiga di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/11) malam.

KH Ma’ruf menjelaskan Islam wasathi­ yah adalah Islam moderat menghargai perbedaan, santun, toleran, ramah, dan merangkul semua pihak. Menurutnya ter­ bentuknya majelis ulama di sejum­ lah negara supaya ada kesamaan dalam menyebarkan Islam yang damai seperti yang diinginkan negara-negara dunia dapat meniru Indonesia yang rukun.

“Kita ingin suasana Indonesia menjadi suasana di seluruh dunia. Jangan ada konflik seperti Afghanistan,” katanya.

Salah satu negara yang sudah me­ ngi­nisiasi terbentuknya majelis ulama adalah Afghanistan. Hal ini disampai­ kan saat delegasi negara tersebut ber­ temu dengan MUI beberapa waktu lalu.

Menurut Ma’ruf, jika majelis ulama seluruh negara terbentuk, MUI akan me­nga­dakan pertemuan majelis ulama baik lokal, nasional, dan internasional untuk berkumpul dalam satu forum internasional. “Secepatnya jika majelis ulama di negara-negara ini terbentuk, forum pertemuan ini akan kita gelar, In­ sya Allah tahun depan,” katanya.

Dukungan untuk membentuk majelis ulama di dunia ini menjadi salah satu

Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin.

rekomendasi dalam rapat kerja nasional MUI ketiga yang ditetapkan malam ini.

Selain membentuk majelis ulama, MUI juga merekomendasikan agar negara OKI dapat meningkatkan kebersamaan dalam mengatasi kesenjangan politik, ekonomi, dan sosial budaya di negaranegara Islam dengan prinsip saling menghargai kedaulatan politik. Untuk itu, MUI melalui konsep Islam wasathi­ yah bersedia menjadi inisiator dan pro­ motor untuk menciptakan tatanan du­ nia yang aman dan damai.

Evaluasi Kerja KH Ma’ruf Amin mengatakan, ber­ syukur bisa menyelenggarakan Rakernas setiap tahun untuk mengevaluasi kerja MUI setiap tahun. Kemudian membuat rencana kerja tahun berikutnya. Sehingga program lima tahun yang sudah ditetap­ kan di Munas akan terus memperoleh evaluasi dan penilaian setiap tahunnya.

Menteri Agama Lukman Hakim membuka rapat kerja nasional MUI ketiga di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/11).

44

“Rakernas juga dijadikan untuk melaku­ kan penilaian keadaan, merespon berba­ gai keadaan, masalah-masalah yang ber­ kembang pada saat ini untuk kita sikapi dan kita berikan pandangan kita kepada masyarakat dan bangsa terutama kepada negara,” kata KH Ma’ruf.

Ia menjelaskan, tema utama MUI ma­sih pada penguatan Islam Wasatiy­ yah­dan arus baru ekonomi Indonesia.

Arus baru ekonomi Indonesia digagas oleh MUI melalui kongres ekonomi umat. Ketika menyampaikan gagasan arus baru ekonomi Indonesia kepada presiden, presiden menyambut dengan baik. “Kenapa baru karena arus lama itu pembangunan ekonominya dari atas, melahirkan konglomerat, diharapkan nantinya menetes ke bawah tapi tidak menetes-menetes,” ujarnya.

Ia menyampaikan, akhirnya yang di atas semakin kuat, sementara yang di ba­ wah semakin lemah. Industri kecil ma­ti dan warung milik masyarakat tu­ tup. Sehingga terjadi kesenjangan eko­ nomi. Kalau kesenjangan ekonomi di­ biar­kan akan terjadi ketidak harmo­nis­an dan kecemburuan sosial.”Dan akan me­ nimbulkan terjadinya konflik horizon­ tal, kesenjangan ini bisa jadi bom waktu kalau kita tidak matikan,” ujarnya.

Di samping itu, pemahaman Keislam­ an perlu terus memperoleh penguatan.

Jadi Islam Wasatiyyah menyangkut pemi­kiran, fikrah dan harakah. Pemikir­ an yang ingin dibawa adalah pemikir­ an moderat. Ia menyimpulkan, cara ber­pikir moderat adalah cara berpikir yang dinamis. Tapi walau dinamis tidak liberal. Moderat dan dinamis tapi ada pakemnya, artinya tidak ngawur tanpa batas dan tanpa pedoman. “Bagaimana mewujudkan itu, ini yang kita bangun di Majelis Ulama Indonesia,” jelasnya.

Rapat kerja nasional MUI menghasil­ kan sejumlah rekomendasi, baik di bidang kehidupan berbangsa, bidang eko­nomi, dan hubungan internasional.

Rakernas ketiga MUI berlangsung dari 28 sampai 30 November.

Dihadiri Menteri Agama Lukman Ha­kim Saifuddin pada pembukaan dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada penutupan. l agk, rpk,ant

2018, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Diprediksi 5,2% EKONOMI Jawa Timur (Jatim) pada 2018 diproyeksikan akan mencapai ki­ sar­an 5,2% hingga 5,6%. Sementara se­ pan­ jang 2017 pertumbuhan ekonomi di provinsi ini diprediksi di kisaran 5, 5,4%. Dan diperkirakan sampai akh­ ir tahun tingkat Inflasi diperkirakan terken­dali pada rentang 3,8-4,0 %.

Hal itu dikatakan Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Di­fi Ahmad Johansyah dalam Perte­ muan Tahunan Bank Indonesia dan Outlook Perekonomian 2018 di Ball­ room Shangri La Surabaya, Rabu (13/12/2017). Pada acara tersebut hadir pula Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dan Jajaran pimpinan daerah, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, Perbank­ an, Akademisi, Pengusaha dan Asosiasi.

Dalam sambutannya Difi menga­ ta­kan, bahwa Ekonomi global selama ta­ hun 2017 menunjukkan momentum pemulihan dan mengindikasikan per­ tumbuhan yang lebih tinggi dibanding­ kan pada perkiraan semula. Menurut dia, sejalan dengan kondisi tersebut, eko­ nomi domestik turut mengalami mo­mentum pemulihan di tahun 2017.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,1% dengan tingkat inflasi diperkirakan terjaga pada level rendah, di sekitar 3,0-3,5%.

Sementara itu, masih kata Difi, mes­ ki­pun tumbuh lebih rendah dibanding­ kan dengan pencapaian tahun 2016 ha­ nya sekitar 5,5 %. Namun, pada tahun 2017 perekonomian Jatim diperkirakan tum­buh di kisaran 5, 5,4 %. Dan diper­ kira­kan sampai akhir tahun tingkat In­ fla­si diperkirakan terkendali pada ren­ tang 3,8-4,0 %. Ekonomi Jawa Timur di­ perkirakan tumbuh di kisaran 5,05,4% pada tahun 2017. Tingkat inflasi sampai akhir tahun diperkirakan ter­ ken­dali di rentang 3,8-4,0%.

“Stabilitas Sistem Keuangan Jawa Ti­ mur dalam kondisi terjaga, dengan pe­ ningkatan kinerja kredit dan dana pihak

SOEKARWO

ketiga yang cukup baik, dan risiko kredit terkendali.” kata Difi saat meng­ha­diri acara Pertemuan Tahunan 2017 dan Out­ look Perekonomian 2018 di Ballroom Shangri La pada Rabu (13/12/2017).

Difi mengungkapkan, tantangan yang dihadapi perekonomian Jawa Ti­ mur terutama disebabkan oleh Konsum­ si Rumah Tangga sebagai kontributor uta­ma ekonomi Jawa Timur masih be­ lum sekuat pola normalnya. Dari sisi sektoral, kontribusi dan daya dukung sektor pertanian terhadap perekonomi­ an juga semakin melambat. Jika di tahun 2011 sektor pertanian mampu tumbuh di kisaran 4%-5% (yoy), di tahun 2017 secara kumulatif hanya tumbuh 1,65%.

Karena itulah, dia juga mengatakan bah­ wa sumber-sumber pertumbuh­ an baru perlu segera dikembangkan.

Ber­dasarkan riset dan kajian Bank In­ do­ nesia, terdapat 3 industri potensi­ al kompetitif daerah yang berpotensi di­ kembangkan di Jawa Timur. “Potensi ter­sebut yakni, industri pengolahan ikan dan biota laut, industri galangan kapal dan industri pariwisata.” Katanya.

Meskipun perekonomian masih di­ ha­ dap­ kan pada berbagai tantangan di ta­ hun 2018, Bank Indonesia optimis kon­disi perekonomian Indonesia masih kondusif. Perekonomian Jawa Timur di­ yakini mampu mencatat perbaikan per­ tumbuhan di tengah berbagai tantangan yang ada, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2018

mencapai 5,2-5,6%. Sementara itu, kredit dan pembiayaan diperkirakan tumbuh di kisaran 10-12%, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9-11%. Adapun inflasi diperkirakan masih terken­dali di kisaran 3,5±1%, sejalan dengan si­ nergi berbagai pihak dalam mengenda­ likan inflasi Jawa Timur. “Optimisme per­­ tum­ buh­ an ekonomi Jawa Timur di ta­ hun 2018, didukung upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkat­ kan pembangunan infrastruktur yang ber­dampak pada pening­katan investasi, yang diyakini tetap tumbuh tinggi, didu­ kung oleh pembangunan proyek infra­ struktur, seperti jalan tol Trans Jawa mau­ pun non Trans Jawa, serta pembangunan bandara dan pelabuhan. Peran aktif dan kontribusi berbagai pihak terkait, dinilai mampu mengantarkan ekonomi Jawa Timur tetap tumbuh positif ditengah ber­ bagai tantangan yang ada.” jelas Difi.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soe­ karwo mengatakan, pihaknya sa­ ngat bangga terhadap para pengusaha Jatim. Untuk itu, Pak De Karwo sapaan akrabnya, ingin memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap kontribusi pengusaha yang telah menjadi mitra in­ formasi terbaik, pelapor terbaik dan re­ sponden survei terbaik Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur selama tahun 2017 menjadi peringkat 1 dalam tingkat ke­ mudahan berbisnis ( ease of doing busi­ ness ) ditahun 2017, yaitu dari 3 Aspek yaitu daya tarik investor, keramahan bisnis serta kebijakan yang kompetitif.

Hal ini diharapkan dapat mendorong minat pengusaha dan investor untuk me­ ningkatkan investasi di Jawa Timur. Ko­ laborasi pemerintah dan swasta juga per­ lu terus ditingkatkan, untuk mendukung terciptanya sumber-sumber pembia­ya­an baru pembangunan ekonomi Jawa Ti­ mur. “Melalui program Public Private Part­nership dan Corporate Bond untuk men­ dorong akselerasi perkembangan eko­nomi Jawa Timur ke depan.” Katanya.

Soekarwo berharap, Jawa Timur un­ tuk melangkah kedepan masih akan meng­ hadapi tantangan yang berat.

Oleh sebab itu, semua pihak diharap­ kan terus meningkatkan sinergi antar se­ luruh institusi untuk mewujudkan Indonesia dan Jawa Timur yang sema­ kin makmur, inklusif, sejahtera, dan ber­keadilan. l H. Erfandi Putra

45

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Ekonomi

Dunia Islam

Presiden Joko Widodo saat mengunjungi beberapa masjid bersejarah di Tiongkok beberapa waktu lalu.

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Masjid-masjid Bersejarah di Tiongkok Diperkirakan terdapat 100 masjid yang diba­ ngun sebelum tahun 1700 di seluruh Tiongkok tengah dan utara, dari total sekitar 30 ribu masjid. Dari lebih dari 1,3 miliar warga Tiongkok sekitar 1,8 persen, atau 23 juta, adalah Muslim.

Populasi Muslim ini terdiri dari 10 kelompok etnis dan bahasa utama, termasuk 10 juta orang Hui berbahasa Mandarin dan 8,4 juta orang Uighur yang berbahasa Turki.

Sisanya adalah Kazaks, Kyrgyz, Salars, Tatar dan Uzbek, yang semuanya berbahasa Turki, serta Dongxiang dan Bao’an yang berbahasa Mo­ ngolia, dan Tajik yang berbahasa Farsi.

46

H

al yang jauh lebih menarik di sa­na adalah masjid-masjid ber­ se­ jarah yang kurang dikenal dan terkenal dari Tiongkok te­ ngah dan utara yang diadopsi, disesuaikan dan dibangun di atas desain ba­ngunan tradisional Tiongkok untuk me­ menuhi kebutuhan Islam.

Di provinsi Hebei barat, sebelah barat laut Beijing. Sepanjang perjalanan tiga jam, terlihat sekilas Tembok Besar sebelum ber­ henti di kota Zhangjiakou (za-jea-koo) un­ tuk mengunjungi Masjid Utara Xuanhua (shwen-hwua).

Banyak masjid di Tiongkok dikatakan me­miliki sejarah panjang, namun sering­ kali sulit untuk memastikan berapa umur bangunannya. Tidak ada yang suka mem­ bicarakan apa yang terjadi selama Revolusi Kebudayaan, yang berlangsung dekade ini hingga kematian pemimpin Mao Zedong 1976.

Selama masa itu, praktik agama dibata­ si, dan banyak bangunan keagamaan telah disesuaikan dan dipulihkan. Di beberapa tempat, prasasti tertulis (batu datar tegak lurus), sering ditulis dalam bahasa Arab di satu sisi dan bahasa Tiongkok di sisi lain,

menceritakan kisah-kisah masjid kembali selama berabad-abad.

Namun, sebagian besar dari waktu yang tersisa tidak lebih jauh dari tahun 1700-an, dan seringkali dilapisi dengan rekonstruk­ si modern, perbaikan dan pengecatan u­lang, yang semuanya sangat berbeda de­ ngan desain yang lebih tua. Contohnya di Tianshui, provinsi Gansu, Masjid Beiguan sedang direnovasi.

Selain masjid- masjid tua yang berasal dari tahun 1700an, di Tiongkok juga dite­ mu­kan banyak masjid kuno yang tampil baru, hasil renovasi.

Segera setelah Kebangkitan Islam di a­ bad ketujuh ketika umat Islam datang ke Tiongkok, terutama sebagai duta besar atau pedagang.Mereka datang baik mela­ lui darat, sepanjang jalan sutra melalui Asia tengah, dan laut, mencapai Samudera Hindia melalui Selat Malaka.

Sumber-sumber sejarah mengklaim bah­wa pada 651, utusan mewakili Khalifah ketiga, Usman, datang ke Pengadilan Tang di Chang’an di Tiongkok tengah. Dengan penyebaran Islam ke Asia tengah dan pe­ rubahan dari Turki ke Islam, Kota di Barat Provinsi Xinjiang (Sheen-Jee-Ahn) menjadi

pusat penting budaya Muslim pada awal abad ke-10.

Terlepas dari beberapa batu nisan abad ke 12 yang ditemukan di KotaKo­ta pesisir, bukti fisik pertama untuk kehadiran Muslim di Tiongkok hingga masjid dari sekitar abad 14 di Tenggara yang saat ini banyak direkonstruksi.

Pada abad 18 dan 19, pengikut Afak Kho­ja, yang dimakamkan di 1693 atau 1694 di luar Kashgar di Provinsi Xinji­ ang, membawa gelombang Islam Timur ke Gansu, Ningxia dan daerah lain Pusat Tiongkok. Makam pengikutnya menjadi Pusat kompleks agama yang juga termasuk kamar untuk ibadah dan mengajar.

Bangunan-bangunan ini menga­dap­ ta­si bentuk dan motif tradisional Tiong­ hoa untuk memenuhi kebutuhan Islam.

Namun demikian mereka melakukan­ nya dengan cara yang mungkin menge­ jutkan pengunjung dari kawasan barat Islam. Misalnya, banyak yang dihiasi tidak hanya dengan kaligrafi Arab, tapi ju­ga dengan pemandangan alam dan fi­ gur Tiongkok tradisional.

Kota Linxia (lin-shee-a) di provinsi Gansu adalah rumah bagi banyak kom­ pleks semacam itu, yang tidak hanya melayani pusat-pusat beasiswa Mus­ lim, namun sebagai oasis yang sepi di te­­ngah kehidupan kota.

Pada abad-abad sebelumnya, sangat sulit bagi umat Islam di Tiongkok un­ tuk melakukan perjalanan panjang ke pu­ sat pembelajaran Muslim ke barat, terutama haji, atau ziarah ke Makkah, yang mungkin memakan waktu selama

dua tahun.

Saat ini, umat Islam Tiongkok de­ ngan seluruh negara, lebih terhubung ke seluruh dunia daripada sebelumnya, dan konsekuensi arsitektur ini semakin nyata. Banyak masjid tua sekarang yang dihiasi dengan benda-benda berkilauan yang baru. Seringkali didanai dari luar negeri dan desainnya dirancang dalam gaya yang disebut Islam internasional.

Gaya ini ditandai dengan kubah hijau dan ramping, menara tinggi, yang tidak satupun berasal dari desain Tiongkok.

Salah satu contohnya berada di Yong­ ning di Ningxia, di mana Mas­ jid Keluarga Na yang tradisional (juga disebut Masjid Naijahu) berdiri dekat Taman Budaya Hui, yang tampaknya arsitekturnya telah banyak terinspirasi oleh Taj mahal.

Menurut Ibrahim Tien Ying Ma,

mas­jid pertama kali yang dibangun di Tiongkok adalah Masjid Kwang Tah Se. Kwang Tah Se berarti masjid dengan Menara Cemerlang, di daerah Changan (Kanton). Dinamakan demikian, ka­rena menara masjidnya merupakan bangunan terbaik ketika itu. Dan, ketika malam hari cahayanya sangat terang.

Dalam versi lain disebutkan, masjid itu bernama Huaisheng, atau Masjid Me­morial. Konon, Masjid Kwang Tah Se dibangun oleh seorang sahabat Saad bin Abi Waqqash yang bernama Yusuf.

Pendirian masjid ini diizinkan oleh kai­ sar yang berkuasa ketika Dinasti Tang, yaitu Kaisar Yong Hui (Yung Wei).

Ibrahim menyatakan, menara Mas­ jid Kwang Tah Se di Kanton itu, selain di­pakai untuk memanggil orang shalat (adzan), juga dipakai sebagai mercu­ suar oleh kapal-kapal yang berlayar me­masuki Kanton. Sedangkan, jentera pada puncak atapnya dipergunakan untuk menunjukkan arah mata angin.

Profesor SM Fatimi, guru besar di Uni­ versitas Malaya, mengungkapkan, masjid dengan Menara Cemerlang di Kanton itu pembangunannya meniru masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW, yaitu Masjid Quba.

Per­ nyataan ini juga dikukuhkan oleh Senator AD Alonto, yang juga melaku­ kan penelitian tentang masjid tersebut.

Sedangkan, masjid lainnya yang di­ bangun di Kanton adalah Chee Lin Se, yang berarti masjid dengan Tanduk Satu. Masjid itu masih tetap berdiri hingga saat ini setelah 14 abad. l agk, rpk

47

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Dunia Islam

Pesantren PONDOK PESANTREN JAUHARATOL HIKMAH

Ingin Perkuat Pesantren di Kawasan Prostitusi Berdiri di tengah-tengah lingkungan sosial yang pernah dikenal sebagai basis prostitusi di Kota Surabaya, keberadaan Pondok Pesantren Jauha­ ratol Hikmah terlihat begitu unik.

Terlebih sejalan dengan waktu, respon warga kian bertambah besar.

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

D

aerah Putat Jaya dan di seki­ tarnya tentu akan sangat ja­ uh berbeda suasananya dari yang terlihat sekarang, yaitu sebelum Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, membebaskan daerah ini sebagai poros prostitusi terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2014. Lalulalang para kupu-kupu malam maupun hentakan musik dari gedung diskotik di sekitarnya, kala itu merupakan feno­ mena yang biasa.

“Jauh berbeda dari suasana di sekitar, pada tiap sore sampai magrib, Ponpes ini selalu ramai oleh anak-anak yang be­ lajar agama dan ngaji Al-Quran,” tutur Ustad Muhammad Nasikh, salah satu pengasuh Ponpes Pondok Pesantren Jau­ haratol Hikmah kepada wartawan Majalah Cheng Hoo, saat berkunjung ke pesantren yang berlokasi di Putat Jaya 4B No 4 ini, Kamis (30/11/2017).

Sekalipun berdiri di tengah perkam­ pungan prostitusi, fenomena yang sa­ ngat kontras tersebut terasa sangat me­ narik. Namun demikian, keberadaan ponpes yang dirintis sejak tahun 2008 ter­sebut tetap berlangsung lancar dan aman. Mengenai hal ini, ustad Muham­ mad Nasikh, memiliki pengalaman ter­ sendiri yang membuatnya sangat tre­ nyuh.

“Suatu waktu, ketika anak-anak se­ dang asyik ngaji dan belajar, seorang perempuan berdiri di luar dengan ter­ mangu. Ketika saya dekati, saya lihat air matanya merembes. Dia bilang, jika dia teringat anaknya. Dan berharap sang anak tersebut nanti juga berada di tengah-tengah anak-anak yang lagi khusyuk belajar itu,” katanya.

Bagi ustad Nasikh maupun para pe­ ngurus lainnya, kisah kecil tersebut te­ ra­ sa sangat mendalam. Sekalipun

48

Ustad Muhammad Nasih (tiga dari kanan), salah satu pengasuh Ponpes Pondok Pesantren Jauharatol Hikmah di Putat Jaya 4B No. 4 Surabaya bersama sejumlah pengasuh dan para santrinya.

me­ reka berada di dunia yang terbi­ lang dunia yang gelap, namun mereka nyatanya tetap memiliki harapan akan masa depan terbaik anak-anak mereka.

Harapan tersebutlah yang menurutnya semakin menguatkan motivasi semua pengurus untuk terus memperjuang­ kan hak-hak anak-anak di kawasan Pu­ tat Jaya dan sekitarnya.

Soal jumlah pengajar, saat ini ponpes Jauharatol Hikmah memiliki sebanyak 9 ustad. Mereka berasal dari berbagai ponpes yang berada di Jawa Timur, seperti Ponpes Al Amien, Prenduan Sumenep, Al Falah, Ploso, Jombang, Darul Ulum, Peterongan, Jombang, dan Ponpes Langitan, Tuban. “Kita memiliki kelas TPQ dan Diniyah,” katanya.

Santri Terus Bertambah Seiring perjalanan waktu, minat war­ ga untuk memasukkan anak-anaknya un­ tuk belajar ngaji semakin bertam­ bah. Hingga saat ini, jumlahnya sudah mendekati 120 santri, baik dari tingkat TPQ dan Diniyah. Terus bertambahnya jumlah santri menjadikan gedung yang ditempati kekurangan tempat belajar.

“Ka­ rena itu, kami terpaksa memanfa­ atkan rumah tiga ustad sebagai lokasi be­lajar anak-anak dalam 3 gelombang.

Pergelombang ada 3 kelas secara bergan­

tian, yaitu pada pukul 3 sore, sete­ngah lima, dan sehabis magrib,” kata­nya.

Mengingat kebutuhan soal kelas mendesak, berdasarkan keputusan se­ mua pengurus, sekalipun dananya me­ pet, mereka berinisiatif dengan nekat untuk membeli dua gedung yang kebet­ ulan berdekatan dengan lokasi gedung pusat para santri belajar ngaji. Terlebih, gedung yang saat ini mereka menurut­ nya juga hasil pinjaman. Pemilik rumah kala itu menurutnya mempersilakan ditempati belajar berhubung sedang tidak mereka tempati. Ustad Muham­ mad Nasikh melanjutkan, sampai saat ini, pihaknya masih mencari kekurang­ an dana untuk membayar dua gedung ter­sebut, yaitu sebesar 200 juta.

“Ya mengingat antusiasme para san­ tri maupun para wali murid, pihak pe­ ngurus tetap melakukan alternatif terbaik tersebut. Semoga nanti Allah mem­berikan kita jalan keluar, soal dari­ mana pendanaannya,” katanya.

Para pengurus memiliki harapan nan­ tinya, para santri lulusan Pondok Jau­ harotul Hikmah bisa mengubah ling­kungan di sekitarnya, yaitu dapat melahirkan generas-generasi penerus yang berasal dari warga sendiri dan mam­ pu memberikan inspirasi bagi anak-anak lainnya untuk membangun

kehidupan baru yang jauh lebih dari se­ be­lumnya.

“Hal paling berat bagi anak-anak yang besar di sini adalah daya rekam memori mereka pada dunia sekitarnya.

Misalnya, saat mereka menyaksikan akti­vitas yang tidak baik, seperti akti­ vitas hubungan orang dewasa, itu nanti pasti dapat mempengaruhi perkemba­ ng­an perilakunya,” katanya.

Totalitas Pakde Umar Ustad Muhammad Nasikh, menam­ bahkan, membangun sebuah pesantren di zaman tersebut, tentunya bukan ha­ nya membutuhkan pendekatan yang khu­s­us agar bisa diterima kehadiran­ nya, namun juga memerlukan perjuang­ an dan daya tahan yang sangat luar bia­ sa. Soal berdirinya Pondok Pesantren Jauharatol Hikmah, menurutnya tidak terlepas dari sosok Umar Abdul Aziz, pakde dari ustad Muhammad Nasikh.

“Beliaulah yang pertama kali merin­ tis keberadaan tempat belajar ngaji sini.

Pada akhir tahun 1960, beliau hijrah dari Gresik dan memilih tinggal disini. Lalu, beliau mengajak keluarganya, juga para tetangganya yang santri untuk cari kerja di sini juga. Tujuannya agar sama-sama merintis dakwah,” katanya.

Bagi pakde Umar, jelasnya, apa saja akan dilakukan demi terus berkembang­ an pendidikan keagamaan di lingkung­ an Putat Jaya. Termasuk menjual tam­ bak­nya demi tujuan menggelar rintisan tempat belajar ngaji di daerah yang saat itu masih kental dengan prostitusinya.

“Jika sudah berkaitan dengan kebu­ tuhan merintis tempat belajar ngaji, apa­ pun beliau lakukan, seperti men­

jual tambak yang beliau miliki dan lain seba­gai­nya,” tuturnya.

Semangat dan tekad tersebut jugalah yang kemudian menular ke putra-putra maupun keponakannya yang sejak awal lahir dan dibesarkan di Putat Jaya. Kerja keras dan perjuangan totalitas tersebut menurutnya selalu membekas, baik ba­ gi putranya sendiri maupun para kepo­ nakannya. Kini sudah berdiri lembaga pendidikan Bahrul Ulum buah dari ker­ ja keras Pakde Umar tersebut.

“Jadi kami ini merupakan generasi yang kedua. Pada generasi kedua ini, yang ingin kami lanjutkan dari tekad be­liau adalah mendirikan pondok pe­ santren, karena yang sudah ada masih berupa sekolah,” katanya.

Diceritakan ustad Nasikh, pada da­ sarnya, ketika dirinya maupun sepupusepupunya sudah memasuki usia Seko­ lah Dasar (SD), keluarga menjauhkan mereka dari lingkungan lokalisasi agar tidak terpengaruh lingkungan. Setelah me­ reka sama-sama dewasa, ingatan me­reka akan masa depan anak-anak di tempat mereka dilahirkan pun timbul kembali. “Kami bisa lepas dari pengaruh lingkungan, tetapi lalu bagaimana de­ ngan nasib anak-anak di sana? Di mana orangtua mereka tidak seperti orang tua-orang tua kami yang kuat dalam membentengi anak-anak? Inilah yang memanggil kami untuk kembali ke dae­ rah kami lahir dan dibesarkan, terutama putra-putra pakde sendiri, yaitu Muha­ mad Nu`man,” katanya.

Ingin lebih Profesional Dengan respon masyarakat yang mu­ lai besar, dan perkembangan para santri

yang juga memilkiki semangat yang tinggi untuk belajar, para pengurus me­ miliki harapan untuk mengembangkan lembaga pendidikan keagamaan yang lebih terorganisir dan profesional. Jika sebelumnya berlangsung ala kadarnya, ia berharap nantinya harapan tersebut dapat terwujud.

“Kami bersepakat untuk terus ber­ juang meneruskan apa yang telah diba­ ngun dan dirintis oleh alhmarhum pak­ de Umar Abdul Aziz. Selaku penerus, kami ingin mengembangkan model pon­ dok pesantren yang lebih serius.

Yai­tu agar ada anak-anak yang mengi­ nap dan serius belajar, sebagaimana la­ yaknya pesantren, ” katanya.

Alasan lain soal harapan besar terse­ but, sehingga juga mendorong untuk nekat membeli dua gedung di sebelah pondok utama. Di antaranya dengan mun­culnya beberapa kejadian yang me­ nurutnya sangat miris. “Beberapa santri kami, ada yang ternyata masih terjebak masuk dalam kehidupan di sekitarnya.

Bahkan ada yang sampai hamil,” kata­ nya.

Sebagai langkah antisipasi dan me­ ngu­atkan apa yang sudah dibangun se­ lama ini, pengurus mencoba membuat program-program yang dapat membuat anak-anak jadi senang dan gembira se­ hingga selalu semangat belajar sampai selesai. “Misalnya dengan membuat outbond dan nobar (nonton bareng) sepak bola. Jadi hubungan kami, baik dengan santri maupun wali santri bisa semakin erat, apalagi semuanya kami gratiskan,” katanya.

Masih ada langkah lainnya yang di­ lakukan pengurus, yaitu dengan me­ ngikutkan anak-anak TPQ yang sudah lulus agar ikut pelatihan khusus me­ nga­jar ngaji. Ke depan, melalui lang­ kah-langkah tersebut, akan lahir para pengajar yang benar-benar lahir dari warga sendiri, sehingga secara kesadar­ an dan beban tanggung jawab bisa ja­uh lebih besar bagi masa depan sekitar­nya.

“Karena apa? Para pengajar itu me­ rupakan bagian dari lingkungan, se­ hingga kepekaannya dan kesadar­an­nya akan lebih kuat. Kami juga me­la­kukan strategi silaturahim pada ma­­sing-m­a­ sing­rumah para santri, sehing­ga hu­ bungan antara pondok dan wali santri bertambah erat. l Tamam Malaka

49

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

Pesantren

50

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

51

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017

52

CHENG HOO | Edisi 95 | Desember 2017