OKTOBER 2021
EDISI 6
PROYEK PENELITIAN
MOBILE ARTS FOR PEACE
dok. Unika Atma Jaya
Selama bulan Oktober sampai dengan Desember 2021, MAP melakukan lokakarya seni yang melibatkan beberapa pelaku seni, para pendamping atau fasilitator, dan remaja dari sejumlah lembaga mitra. Kegiatan Lokakarya seni tersebut mencangkup seni teater, film dan musik. Lokakarya ini dilakukan agar para remaja partisipan penelitian MAP dapat melakukan eksplorasi terhadap bentuk-bentuk seni budaya yang diajarkan untuk mengembangkan ruang-ruang dialog untuk dan bersama remaja lewat berbagai kegiatan dan agar mereka
dapat
menuangkan
ide-ide
yang
sudah
dimiliki
Lokakarya Musik Lokakarya Film Lokakarya Teater Evaluasi Lokakarya Kegiatan Mendatang
mereka melalui berbagai bentuk seni.
LOKAKARYA MUSIK Lokakarya Musik yang dilakukan secara luring berlangsung dalam 4 hari untuk peserta berbeda-beda, yaitu pada tanggal 9 Oktober, 16 Oktober, 17 Oktober, dan 24 Oktober 2021. Lokakarya ini difasilitasi oleh Ribut Cahyono dan Karina Adistiana dari Yayasan Peduli Musik Anak Indonesia (YPMAI), dan total jumlah peserta remaja adalah 36 orang. Di hari pertama, YPMAI bersama dengan para remaja dari lembaga Red Nose Foundation, belajar tentang apa saja yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum membuat musik bersama dengan mendiskusikan tema dan pesan apa saja yang ingin dimasukkan kedalam karya musik dan lirik musiknya. Diawali dengan latihan pemanasan dengan bernyanyi remaja pun kemudian belajar bagaimana mengubah masalah yang mereka identifikasi menjadi lirik, menemukan nada yang cocok untuk lirik mereka, dan merekam lagu yang mereka buat. Remaja di Red Nose Foundation membuat dua lagu tentang tuntutan untuk berhasil di sekolah. Kemudian mereka mendiskusikan cara untuk mengubah masalah yang teridentifikasi menjadi lirik lagu yang menyampaikan pesan mereka dengan jelas kepada publik. Sebagai penutup kegiatan di akhir hari, remaja Red Nose Foundation menyanyikan hasil karya musiknya. HALAMAN 1
MAP INDONESIA
dok. Unika Atma Jaya
Di hari kedua, YPMAI memperkenalkan proses pembuatan musik bersama dengan remaja dari lembaga Forum Anak Pademangan Barat dan Yayasan Bandungwangi di RPTRA Budi Mulia. Para remaja dibagi dalam beberapa kelompok untuk membahas pesan apa saja yang ingin disampaikan dalam karya musik mereka. Selama lokakarya, mereka memutuskan untuk menulis dua lagu tentang anak muda yang berisiko mengalami kekerasan seksual. Kemudian mereka mendiskusikan cara untuk mengubah masalah yang teridentifikasi menjadi lirik lagu yang menyampaikan pesan mereka dengan jelas kepada publik. Seetelah mereka memilih ritme dan nada, mereka mempraktikkan lagu itu sendiri-sendiri, dan kemudian sebagai kelompok, sebelum membawakan lagu secara langsung di akhir lokakarya. Pertunjukan langsung memungkinkan para remaja untuk terlibat dalam lagu-lagu kelompok lain dan untuk setiap kelompok mendapatkan kesempatan menjelaskan inspirasi dan/atau proses kreatifnya. Di hari ketiga, remaja dari Forum Anak Cipinang Besar Utara, Cipinang Besar Selatan, dan Wahana Visi Indonesia bergabung untuk membahas dan membuat karya musik bersama YPMAI. Mereka memutuskan untuk menulis tiga lagu: satu tentang tantangan remaja dengan orang tua yang toxic, yang kedua tentang remaja yang terlibat dalam tawuran antar komunitas, dan yang ketiga tentang remaja yang berjuang dengan kesehatan mental. Di hari keempat, remaja dari lembaga Yayasan Bina Matahari Bangsa (YBMB) menemukan pesan yang ingin disampaikan lewat lagu mereka adalah tentang bahaya narkoba. Seperti di lokakarya sebelumnya, para remaja mendiskusikan cara untuk mengubah masalah yang teridentifikasi menjadi lirik lagu yang menyampaikan pesan mereka dengan jelas kepada publik dan kemudian berlatih, sebelum membawakan lagu secara langsung di akhir lokakarya.
LOKAKARYA FILM Lokakarya Film dilakukan secara luring selama 2 hari, yaitu pada tanggal 20 November dan 21 November 2021 di Anjungan Lampung TMII. Lokakarya ini difasilitasi beberapa pelaku seni yaitu Aris Yuswandi dan Angga Irfan Fauzi dari Rumah Film Kalamtara. Lokakarya ini diikuti oleh remaja dari Forum Anak Cipinang Besar Selatan, Forum Anak Cipinang Besar Utara, Wahana Visi Indonesia, dan Yayasan Bandungwangi. Total ada 21 remaja yang ikut serta dalam lokakarya Film, dengan didampingi pendamping lembaganya masing-masing.
dok. Unika Atma Jaya
HALAMAN 2
MAP INDONESIA
Para remaja di hari pertama dikenalkan dengan teori dan konsep dasar film, genre film, alat-alat atau persiapan apa saja yang diperlukan untuk pembuatan film, dan berbagai cara untuk memproduksi film dan video klip. Setelah itu, peserta dibagi menjadi empat kelompok sesuai asal lembaganya, dan diminta untuk mengembangkan tema, plot, job desk, dan calon pemeran film mereka. Tema-tema yang dituliskan para remaja muncul dari analisis pohon masalah masing-masing kelompok. Pada hari kedua, para remaja membuat film pendek di sekitar tempat acara lokakarya diadakan, mengulas hasil
karya
mereka
mendiskusikan
dalam
bagaimana
kelompok,
meningkatkan
dan
dok. Unika Atma Jaya
proses
membuat film. Diskusi memungkinkan para remaja untuk terlibat secara kritis dengan proses kreatif dan belajar lebih banyak tentang hal-hal teknis sebuah produksi film.
LOKAKARYA TEATER Sama seperti Lokakarya Musik, Lokakarya Teater dilakukan secara luring selama 2 hari, yaitu pada tanggal 20 November dan 21 November 2021 di Hotel Desa Wisata TMII. Lokakarya ini difasilitasi beberapa pelaku seni yaitu Jose Rizal Manua, Eddie Karsito, Adinda Luthvianti dari Studio Hanafi, Dina Triastuti dan Andika Ananda. Lokakarya ini diikuti oleh 13 remaja dari lembaga Red Nose Foundation dan Forum Anak Pademangan Barat.
dok. Unika Atma Jaya
Di hari pertama para remaja belajar cara untuk mengendalikan gerakan dan ekspresi tubuh mereka dan termotivasi untuk tampil. Peserta berpartisipasi dalam
latihan
meditasi,
dan
gerakan
tubuh
pengembangan
seperti
menari,
imajinasi
(seperti
mengembangkan puisi dari sebuah adegan). Setelah itu mereka mendiskusikan pohon masalah mereka, masalah
yang
diidentifikasi
mengintegrasikannya
dalam
dan
cara
untuk
pertunjukan
teater.
Sepanjang sesi, remaja menunjukkan peningkatan kepercayaan
diri
(misalnya
berakting
di
depan
penonton).
dok. Unika Atma Jaya
HALAMAN 3
MAP INDONESIA
Di hari kedua, para remaja semakin menampilkan kepercayaan diri dan gerakan tubuh yang terkendali (menari
bersama,
bermeditasi
dan
berakting)
di
depan penonton. Di penghujung hari, para peserta juga
mengungkapkan
keinginan
mereka
untuk
mengikuti lokakarya lanjutan untuk meningkatkan kemampuan akting mereka. Berkat bantuan Eddie Karsito, kegiatan lokakarya ini juga diliput sejumlah media online, diantaranya adalah goIndonesia. https://www.goindonesia.co/duniapendidikan/mobile-arts-for-peace-map-membangunkesepahaman-dan-perdamaian-melalui-metode-seni/
dok. Unika Atma Jaya
EVALUASI LOKAKARYA Setelah lokakarya film dan teater terlaksana, para pelaku seni berkumpul dan mengikuti evaluasi lokakarya film yang diadakan secara daring (online) pada tanggal 8 Desember 2021 dan evaluasi lokakarya teater pada tanggal 14 Desember 2021. Dalam evaluasi para pelaku seni dan tim MAP mengingatkan kembali secara singkat tentang MAP, perjalanan MAP, dan timeline kegiatan MAP apa saja yang sudah dan akan dilakukan bersama lembaga-lembaga mitra dan pelaku seni. Kegiatan dilanjutkan dengan membahas perubahan atau dampak apa saja yang muncul pada remaja, pelaku seni, dan pendamping ketika dan setelah mengikuti masing-masing lokakarya, hal positif apa saja yang didapatkan saat mengikuti lokakarya, hal apa saja yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan, dan sejauh mana keinginan remaja partisipan penelitian MAP untuk menggunakan salah satu lokakarya sebagai bentuk seni pasca lokakarya.
KEGIATAN MENDATANG Kegiatan selanjutnya, para remaja tersebut akan mendapat kesempatan menjadi peneliti muda, menjadi bagian dari Youth Advisory Board untuk melaksanakan Small Grant Research Projects. Ditargetkan pada kegiatan Youth Advisory Board, para peneliti muda, dibantu bersama pendamping, akan membuat proposal penelitian yang akan diajukan untuk Small Grant Research. Setelah tema proposal dipilih berdasarkan pohon masalah yang sudah dibuat sebelumnya, para peneliti muda akan berdiskusi bersama tim MAP dari Unika Atma Jaya, Jakarta dan memilah masalah manakah yang dianggap cukup marak terjadi di kalangan remaja dan kaum muda untuk diajukan sebagai topik penelitian. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan MAP Indonesia, silahkan hubungi: Project Manager - N. Indra Nurpatria, M.Si., Psikolog (surel: indra.nurpatria@atmajaya.ac.id) Ketua Peneliti - Dr. Harla Octarra, M.Sc. (surel: harla.sara@atmajaya.ac.id)
HALAMAN 4
MAP INDONESIA