Majalah Sinergis Edisi 015

Page 57

Kilas DPP

A

Ngawi, SINERGIS

da yang beda bila kita melihat aktifitas murid-murid MA Al-Islam Desa Gentong Kabupaten Ngawi. Sekolah setingkat SMU dibawah naungan Kementrian Agama ini selain fokus pada pembelajaran materi ajar Umum, MA Al-Islam juga konsentrasi pada pengembangan kreatifitas dan kewirausahaan, mirip sekolah Kejuruan.

Aflan Rosidi, kepala MA AlIslam Gentong, Paron, Ngawi saat menerima bantuan dari EBY yang dwakili oleh Setyo Utomo.

Menengok Kerajinan Handycraft MA AL- ISLAM Desa Gentong Paron Ngawi

SEKOLAH BERBASIS AGAMA YANG SERASA SMK Kurikulum sekolahpun dibuat seperti kurikulum SMK yang berbasis pada pengembangan kewirausahaan. Program dari sekolah kejuruan seperti mata ajar KWU atau kewirausahaan di serap dan di ajarkan kepada siswa dan siswinya. Menurut Aflan Rosidi, kepala MA Al-Islam, lulusan MA Al-Islam harus siap menghadapi dunia kerja. ”Program peningkatan bakat, seperti halnya mata ajar kewirausahaan lebih kita tekankan pada anak didik, sehingga ketika mereka lulus nantinya sudah tidak gagap lagi menghadapi perkembangan yang ada disekelilingnya,” tukas Sarjana Komunikasi ini.

Saat Sinergis bertandang ke sekolah ini, siswa kelas 10 dan 12 tengah membuat handycraft berupa boneka dan gantungan kunci. ” Saat ini memang mereka baru kita ajarkan kewirausahaan membuat handycraft boneka dan pernik-perniknya, prinsipnya kami tidak ingin kalah dengan sekolah kejuruan, ” jelasnya. Sepekan sekali, selama 2 jam anak didiknya dilatih dan dikaryakan untuk membuat handycraft ini. ”Kerajinan siswasiswi ini sudah mampu merambah ke luar sekolah, dan ini sangat membantu menambah uang saku dan meningkatkan kesejahteraan siswa,” ujar Aflan.

pernik kunci ini dijual dengan harga Rp 2.000.00 hingga termahal Rp 45.000.00. ” Untuk pemesanan memang baru ada beberapa, hal ini karena para siswi harus menyesuaikan dengan mata pelajaran KWU, ” terangnya dengan optimis. Ika salah satu pelajar kepada sinergis menjelaskan, untuk pembuatan handycraft boneka dan gantungan kunci plus nama pemesan bisa dilakukan dalam sehari. Biasanya, pola dasar boneka dibuat sesuai dengan keinginan pemesan.”Sebenarnya pembuatan tidak lama mas, namun karena hanya ada 1 mesin jahit, sehingga harus bergantian menggunakannya,” ungkapnya polos. Pernyataan serupa juga di ungkapkan Any Yuliastuti, guru pembimbing KWU, diakuinya antusias siswa dan siswi cukup tinggi. Mereka mau terlibat langsung dalam kewirausahaan baik di sekolah maupun di jam luar sekolah. Namun lagi-lagi kreatifitas mereka terbentur permasalahan alat penunjang seperti halnya mesin jahit dan peralatan sablon. ”Mungkin kalau alat – alat lebih dari satu, siswa- siswi akan semakin semangat mengikuti progam KWU, karena selain untung di sekolah para siswi juga terbekali ilmu yang tidak ada di mata pelajaran ilmu pasti” tambah Any. Ardian

Kerajinan Boneka dan pernakSINERGIS l Edisi: 015/Th. II/2012 57


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.