Bahasa Daerah di Sekolah
Setengah Hati, Setengah Hasil
M
ata pelajaran bahasa daerah hari ini telah menggeser posisi mata pelajaran Matematika dan bahasa Inggris selaku pelajaran yang dianggap "momok " oleh anak didik hampir disebuah tingkatan pendidikan. Hal ini tentu merupakan keprihatinan dunia pendidikan yang sejatinya anak didik tidak bersikap demikian. Karena dalam filosofi pembelajaran tidak seharusnya ada mata pelajaran yang harus ditakuti murid maupun siswa. Lalu bagaimana solusinya? Tim “Macca” turun kelapangan menemui beberapa nara sumber yang dinilai cukup komputen untuk memberikan tanggapan akan benang merah yang dihadapi murid dan siswa serta guru sastra dan bahasa daerah. Dr. H. Ajeip Padindang, SE., MM., Anggota DPD/ MPR RI menilai, persoalan pengajaran bahasa daerah di sekolah memang tidak mudah mengurai kendala yang dihadapinya. Tidak sedikit pengaruh yang dapat disebut sebagai tantangan dalam penerapan pembelajarannya. Faktor guru bukan masalah yang serius, namun adalah anak didik. Ajeip memberikan contoh orang tuanya Bugis tulen tapi anaknya gagap untuk 4 | Macca No. 2/Oktober 2021
berbahasa Bugis. Ini menjadi tantangan bagi guru sastra dan guru bahasa dalam proses belajar mengajar, kata pendiri sekolah Bugis di empat kabupaten di Sulsel. Untuk itu peran orang tua dirumah cukup penting selain tenaga pendidik disekolah sebagai upaya melestarikan bahasa daerah. Sementara menurut Kepsek SD Inpres Layang bertingkat Dra. Hj .Lili Suratin M., MPd., bahasa daerah
ditingkat Sekolah Dasar sangat penting sebagai awal pengenalan tahap awal untuk mengenali budaya bangsa. juga menurutnya dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk peningkatan nalar anak didik. Dikatakan, bahasa daerah juga dapat menjadi
identitas jati diri di era globalisasi sehingga menjadi saringan masuknya pengaruh budaya asing, jelas kepsek yang banyak mengantar SD Inpres Layang bertingkat yang berdomisili di jalan Tinumbu Makassar. Menyinggung, animo anak didik untuk
mengikuti mata pelajaran bahasa daerah, Dra. Hj. Lili Suratin M., MPd, menilai khusus untuk disekolah yang dipimpinnya, murid cukup antusias untuk mengikutinya, meskipun katanya, memang perlu ekstra disiplin dalam sistem pengajarannya sehingga murid cepat paham