Buletin Zoom Semata Edisi II

Page 1


EDISI 2024

Lembaga Pers Mahasiswa

Semata

Pembina

Riky Ardiyanto, Sp.d

Pemimpin Umum

Aura Pitaloka

Sekretaris Umum

Anggun Putri

Bendahara Umum

Dephy Indah

Pemimpin Redaksi

Laelatul Maghfiroh

Redaktur Pelaksana

Ahmat Fauzi

Tata Letak

Resta Sabrina

Syifa Nur Fadila

Staff Redaksi

Muhammad Iqbal Saputra

Nisa Zahra

Fathinah Shofiyatun

Khusnul Khotimah

Kesya Triaprilia

Citra Solila

SALURKAN IDEMU!

Semata menerima tulisan berupa opini, artikel, puisi, ataupun cerpen.

Selain itu, kami juga menerima karikatur, ilustrasi ataupun foto yang merupakan hasil karya sendiri

tidak mengandung plagiat, SARA maupun pornografi.

Karya dapat langsung dikirim ke email ukmpsemata@gmail.com

Selamat berkarya!

2 Dari Semata

Laporan Utama

Era Digital dan Pendidikan : Menelusuri Konsekuensi dan

Penerapan Teknologi

Peran Mahasiswa dalam Mengawal Kebijakan Tinggi

Gen Z dan Gadget : Satu Kesatuan Yang Tak Terpisahkan

Laporan Khusus

Kelas Reguler VS Kelas Ekstensi

Mengubah Pandangan Belajar : Dari Hafalan Ke Pemahaman

IPK dan Organisasi : Mana yang Lebih Penting?

Kenaikan UKT : Mimpi Kuliah yang Kian Mahal dan Tak Terjangkau

Penggunaan E-Money Pada Gen Z : Lebih Mudah atau Justru Kian

Boros?

Tegalan

Omah Sinau : Tempat Literasi dan Inspirasi Sosok

Urpocketdigicam : Merajut Mimpi Bisnis di Tengah Kesibukan Kuliah

Cerpen

Puisi

Secarik Kertas

Dibalik Layar

Resensi

Resensi Buku : Totto-Chan : Gadis Cilik di Jendela

Resensi Film : Jembatan Pensil

TTS

Semata Potret

EraDigitaldanPendidikan: MenelusuriKonsekuensi danPenerapanTeknologi

Era digital telah membawa pengaruh besar pada semua aspek kehidupan,

termasuk pendidikan yang menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan adalah proses perubahan perilaku, penambahan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman hidup, yang bertujuan agar peserta didik menjadi dewasa dalam pemikiran dan sikap. Di era digital saat ini, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga di sudah dapat dinikmati oleh anak-anak di usia sekolah dasar. Teknologi banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik sebagai sarana maupun prasarana untuk berinteraksi antara pendidik dan peserta didik.

Konsekuensi Era Digital terhadapPendidikan

Akses Lebih Luas ke Informasi dan Pembelajaran

Salah satu dampak positif utama dari era digital adalah meningkatnya akses ke informasi dan materi pembelajaran. Sebelum era digital, siswa terbatas pada sumber daya yang tersedia di sekolah

Buletin Semata

Oleh:AuraPitaloka

atau perpustakaan. Kini, dengan internet, siswa dapat mengakses informasi dari seluruh dunia, mempelajari topik yang mereka minati, dan bahkan mengikuti kursus online dari universitas terkemuka. Perubahan Metode Pengajaran

Penggunaan perangkat seperti laptop, proyektor, dan komputer telah menjadi hal umum dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, platform pembelajaran online dan Learning Management system (LMS) memungkinkan pengajar untuk mengelola kelas mereka secara lebih efektif dan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif.

Tantangan Kesenjangan Digital

Meskipun teknologi telah membuka banyak peluang, kesenjangan digital menjadi salah satu konsekuensi negatif. Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Di beberapa daerah, terutama di daerah pedesaan atau terpencil, akses internet dan perangkat digital masih sangat terbatas

Oleh:AuraPitaloka

Ketergantungan pada Teknologi

Era digital juga telah menimbulkan ketergantungan yang berlebihan pada teknologi Seseorang lebih bergantung pada internet untuk mencari jawaban daripada menggunakan keterampilan berpikir kritis mereka, terlebih sekarang marak AI yang kian berkembang pesat. Selain itu, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, seperti masalah mata dan gangguan tidur.

PenerapanTeknologidalam Pendidikan

E-Learning dan Pembelajaran Jarak

Jauh

Salah satu bentuk penerapan teknologi dalam pendidikan yang paling populer adalah e-learning atau pembelajaran jarak jauh. Pandemi

COVID-19 mempercepat adopsi elearning di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun pada implementasinya, terdapat kurangnya interaksi tatap muka, elearning telah menjadi solusi utama untuk memastikan pendidikan tetap berlangsung selama pandemi.

Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI)

Kecerdasan Buatan (AI) juga memberikan peran penting dalam pendidikan. AI dapat digunakan untuk menganalisis data siswa dan memberikan umpan balik yang lebih cepat dan akurat. Chatbot berbasis AI, misalnya, dapat digunakan untuk menjawab segala macam pertanyaan secara otomatis dengan cepat.

Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Teknologi di Pendidikan

Untuk mengatasi kesenjangan akses teknologi, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memperluas akses internet dan menyediakan perangkat digital yang terjangkau di seluruh Indonesia. Program seperti "Internet Masuk Desa" dan bantuan perangkat digital bagi siswa kurang mampu dapat menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan digital. Selain itu, sangat penting untuk memiliki pemahaman tentang etika digital dan cara menggunakan teknologi dengan bijak. Pendidikan tentang privasi, keamanan online, dan literasi digital juga perlu pelatihan dan pemahaman untuk memastikan bahwa dapat menggunakan teknologi dengan bertanggung jawab dan tidak melebihi batas.

Era digital telah membawa transformasi besar dalam pendidikan, menawarkan peluang untuk meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran. Namun, tantangan seperti kesenjangan digital dan ketergantungan pada teknologi juga perlu diperhatikan. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, menjadikannya lebih inklusif, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Buletin Semata

Oleh:AhmatFauzi

Sebagai agent of changes, mahasiswa memiliki peran yang tidak terbatas hanya pada lingkup kampus. Dalam sejarah, mahasiswa telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam mendorong perubahan kebijakan pada tingkat nasional. Kemampuan ini tercermin dalam berbagai gerakan mahasiswa yang mampu menarik perhatian publik dan pengambil kebijakan, mendorong pemerintah untuk meninjau ulang atau

Mahasiswa telah lama dikenal sebagai agent of changes atau agen perubahan, sebuah julukan

jyang mencerminkan peran signifikan mereka dalam mendorong perubahan sosial dan kebijakan di berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi Julukan ini bukanlah sekadar label, melainkan sebuah pengakuan

atas potensi besar yang dimiliki oleh mahasiswa dalam memengaruhi dinamika sosial, ekonomi, dan politik Sebagai aktor utama, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk turut serta dalam proses pengambilan kebijakan Peran ini didukung oleh perspektif unik dan pemahaman langsung terhadap berbagai isu yang terjadi di dalam kampus maupun dalam konteks pendidikan nasional yang lebih luas. Maka, partisipasi aktif mahasiswa dalam mengawal kebijakan pendidikan tinggi menjadi hal yang sangat krusial dan tidak bisa diabaikan.

bahkan mengubah kebijakan yang dianggap tidak adil atau merugikan Ketika kebijakan pendidikan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan, mahasiswa sering kali menjadi garda terdepan yang menyuarakan keberatan, dan menuntut penjelasan bahkan mendorong perubahan melalui aksi kolektif. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa bukan hanya sekadar entitas pasif yang mengikuti arus, tetapi mereka adalah subjek yang aktif dan kritis dalam

merespons kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan mereka

Pentingnya partisipasi mahasiswa dalam mengawal kebijakan pendidikan tidak bisa diremehkan. Partisipasi ini bukan hanya merupakan bentuk dari tanggung jawab moral sebagai bagian dari komunitas akademik, tetapi juga merupakan hak demokratis yang harus dipergunakan dengan bijaksana. Mahasiswa memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa

Buletin Semata

kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan institusi pendidikan benar-benar mencerminkan kebutuhan, aspirasi,dan kepentingan mereka.

Selain itu, peran mahasiswa dalam mengawal kebijakan pendidikan tinggi juga memiliki dimensi yang lebih dalam, yaitu sebagai pengawas moralitas kebijakan. Dalam konteks ini, mahasiswa berfungsi sebagai pengingat bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk tetap berpegang pada nilai-nilai etika dan keadilan dalam merumuskan kebijakan. Misalnya, dalam kasus kenaikan Uang Kuliah

Tunggal (UKT) pada tahun akademik 2024, banyak mahasiswa dari berbagai kampus seperti Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), dan masih banyak lagi, memberikan kritik tajam yang menuntut transparansi lebih lanjut mengenai proses penentuan besaran UKT dan penggunaan dana tersebut oleh institusi pendidikan. Kritik

ini bukan hanya sekadar protes, tetapi juga panggilan untuk akuntabilitas yang lebih besar dari pihak kampus dan pemerintah.

Adapun demonstrasi rutin yang terjadi pada peringatan Hari Pendidikan

Nasional (Hardiknas) merupakan contoh nyata lainnya dari bagaimana mahasiswa berperan aktif dalam mengawal kebijakan pendidikan. Demonstrasi ini menyoroti berbagai isu penting seperti ketimpangan akses pendidikan, beban biaya pendidikan yang terus meningkat, dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap

kebutuhan dasar mahasiswa. Aksi ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya berperan sebagai objek dari kebijakan pendidikan, tetapi juga sebagai subjek yang aktif dalam proses pembentukan kebijakan tersebut. Dengan memobilisasi opini publik melalui demonstrasi dan aksi kolektif, mahasiswa mampu mendorong pemerintah untuk bertindak lebih responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat, terutama dalam konteks pendidikan tinggi.

Sebagai Kesimpulan, peran mahasiswa dalam mengawal kebijakan pendidikan tinggi adalah sesuatu yang vital dan tak tergantikan. Mereka bukan hanya penerima kebijakan, tetapi juga penggerak utama yang memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar mencerminkan prinsipprinsip keadilan, inklusivitas, dan kepentingan publik. Partisipasi aktif dan kritik konstruktif dari mahasiswa adalah elemen kunci dalam membentuk kebijakan pendidikan yang lebih adil dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Dengan terus mengawasi, mengkritisi, dan mendorong perubahan, mahasiswa memainkan peran penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Lebih dari sekadar simbol perlawanan, mahasiswa adalah penggerak perubahan yang menjadi ujung tombak dalam perjuangan mewujudkan keadilan pendidikan yang lebih luas dan bermakna bagi seluruh masyarakat.

Oleh:SyifaNurFadila

Generasi Z atau sering disingkat Gen Z adalah

kelompok generasi yang lahir tahun 1997 hingga 2012-an. Generasi ini tumbuh dan berkembang di era digital, dimana mereka termasuk manusia-manusia yang melek teknologi, karena hidup di zaman kecanggihan teknologi yang di-support oleh internet. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa banyak mengandalkan internet dan gadget dalam kehidupan sehari-hari paling tidak 6 jam atau lebih dalam sehari. Kehidupan Gen Z yang dimudahkan oleh smartphone membuat mereka gampang mengakses situs hiburan maupun pembelajaran disitus media sosial dan platform seperti Instagram, TikTok, X, dan YouTube.

Mereka seringkali dicap sebagai generasi pemalas karena pertumbuhan hidupnya banyak didukung oleh teknologi. Pengenalan teknologi dan dunia maya sangat berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian para Gen Z, mereka menjadi orang individualistis, egosentris, kurang fokus, menyukai hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses.

Saat ini kita tidak bisa hidup tanpa gadget dan tanpa sadar gadget menjadi pengaruh besar dalam aktivitas seharihari Gen Z.

Kecendurangan melakukan aktivitas yang dibarengi dengan penggunaan gadget oleh Gen Z menimbulkan pro dan kontra karena saking lajunya inovasi teknologi yang dikembangkan, membuat fungsi barang elektronik lain mengalami penurunan akibat fungsinya sudah tersedia dalam satu genggaman berupa gadget.

Kemudahan teknologi juga berdampak pada kehidupan sosial mereka, minimnya intensitas pertemuan fisik akibat aplikasi chatting yang membuat Gen Z kurang berkomunikasi secara langsung. Karena terbiasa chatting di media sosial maka timbul rasa kaku dan nerveous ketika bertemu satu sama lain yang akhirnya mereka kembali tenggelam dalam dunia maya. Mereka tak lagi saling menyapa dan lebih asyik berselancar di dunia maya.

Karena Gen Z hidup di era digital, peran orang tua dalam mendampingi dan mendidik penuh dengan tantangan. Perlu edukasi bagi orang tua untuk membimbing anak-anaknya dalam menggunakan gadget. Banyak peluang untuk anak-anak mengalami dampak buruk dari penggunaan internet seperti kecanduan bermain game online, kecanduan bermain gadget, mengakses konten berbau pornografi, dan konten yang mengandung kekerasan.

KelasReguler VS KelasEkstens i

Oleh:CitraSolila

Pendidikan merupakan salah satu

aspek penting dalam perkembangan

individu dan waktu perkuliahan menjadi

salah satu faktor kunci yang mempengaruhi produktivitas belajar. Di beberapa perguruan tinggi, menghadirkan dua pilihan untuk jadwal kuliah, yaitu kelas reguler (pagi) dan kelas malam, termasuk di Politeknik

memuai hari dengan perkuliahan memberikan mereka energi tambahan dan meningkatkan fokus mereka.

Belajar di pagi hari sering kali dianggap memberikan keuntungan seperti: Kelas pagi memberikan keuntungan berupa rutinitas yang teratur dan konsisten, memudahkan mahasiswa dalam mengatur jadwal harian mereka. Banyak orang merasa lebih segar dan fokus di pagi hari, yang berpotensi meningkatkan kualitas belajar dan keterlibatan mereka dalam perkuliahan.

Selain itu, setelah perkuliahan selesai, mahasiswa memiliki waktu luang di sore dan malam hari

Harapan Bersama Setiap pilihan

memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi motivasi, minat, dan hasil belajar mahasiswa

Kelas pagi sering menjadi pilihan bagi mereka yang mencari rutinitas teratur dan kesempatan untuk menyelesaikan kegiatan akademik lebih awal. Di sisi lain, kelas malam menawarkan fleksibilitas bagi mereka yang harus bekerja atau memiliki aktivitas lain di pagi hari. Bagaimana pengaruh pilihan waktu kuliah terhadap pengalaman belajar dan hasil akademik mahasiswa?

Kelas Reguler (Pagi)

Kelas reguler (pagi) adalah pilihan yang umum bagi banyak mahasiswa karena dianggap sebagai jadwal yang biasa dan familiar Banyak mahasiswa memilih kelas pagi karena merasa bahwa

Muhamad Faqih, seorang mahasiswa yang memilih kelas pagi, menjelaskan bahwa keputusan ini terkait dengan beasiswa yang diterimanya. "Saya memilih kelas pagi karena mendapatkan beasiswa KIP, yang mengharuskan saya untuk tidak mengambil kelas malam.

Selain itu, saya lebih tertarik pada aspek akademik. Ia juga menyadari bahwa waktu belajar mempengaruhi minat dan motivasi belajar. Faqih juga mengungkapkan bahwa pada awalnya, ia tidak terlalu tertarik pada jurusan yang diambilnya, namun ia meyakini bahwa rencana Allah selalu lebih baik dari apa yang bisa dipikirkan manusia. Menurutnya, kunci utama adalah menjalani segala sesuatu dengan ikhlas, tawakal, dan berpikir positif.

Dalam mengikuti kelas pagi, Faqih menghadapi beberapa tantangan, seperti kebiasaan terlambat bangun,

kesulitan fokus ketika merasa mengantuk.Selain perkuliahan, Faqih juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi (Prodi), bermain futsal, dan mengerjakan hobi-hobinya.

Dalam mengatur waktu belajar, Faqih menyatakan, "Pada hari biasa, saya hanya belajar menjelang ujian. Sore hari, saya merapikan materi untuk ujian, dan di akhir pekan saya menggunakan waktu untuk beristirahat dan mengerjakan hobi agar mood tetap seimbang."

Motivasi Faqih untuk bertahan di kuliah adalah untuk menambah wawasan ilmu dan relasi, serta beradaptasi dengan lingkungan kerja di masa depan " Harapan saya adalah bisa ukses dan membahagiakan orang tua," tutupnya.

Kelas Ekstensi (Malam)

Kelas ekstensi atau kelas malam menawarkan alternatif yang fleksibel bagi mahasiswa yang memiliki kewajiban di siang hari, seperti bekerja atau menjalani aktivitas lainnya. Pilihan ini sering dipilih oleh mereka yang memerlukan waktu tambahan di pagi atau siang hari, serta bagi mereka yang merasa lebih produktif di malam hari

untuk lebih fokuskarena mereka tidak terganggu oleh kegiatan lain sepanjang hari.

Namun, memilih kelas malam juga memiliki tantangan tersendiri.

Misalnya, mahasiswa sering kali merasa kelelahan setelah seharian bekerja atau beraktivitas, yang dapat mempengaruhi konsentrasi mereka selama perkuliahan. Kelelahan ini bisa menjadi penghalang bagi beberapa mahasiswa dalam menyerap materi dengan efektif

Fahmi yang memilih kelas malam menjelaskan bahwa meskipun waktu perkuliahan malam hari membantunya menyesuaikan dengan pekerjaan di pagi hari, ia harus mengatur waktu dengan bijak untuk memastikan bahwa ia tetap bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Ia mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah kelelahan dan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan studi Untuk mengatasi hal tersebut, Fahmi berusaha untuk tetap disiplin dalam mengatur waktu dan menjaga kualitas belajar meskipun di malam hari.

Kelas malam memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menyesuaikan jadwal kuliah dengan rutinitas sehari-hari mereka. Sebagian mahasiswa merasa bahwa belajar di malam hari memungkinkan mereka

Dalam konteks ini, kelas malam menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan bagi mahasiswa yang perlu menyeimbangkan berbagai kewajiban, namun memerlukan manajemen waktu dan energi yang baik untuk memaksimalkan pengalaman belajar

Kelas malam VS Kelas Pagi

Memilih antara kelas pagi dan kelas malam dapat berdampak signifikan pada pengalaman belajar dan hasil akademik mahasiswa. Kelas pagi cenderung memberikan keuntungan dari segi rutinitas yang lebih terstruktur dan energi yang lebih baik di awal hari.

Banyak mahasiswa merasa lebih produktif dan fokus ketika memulai hari dengan perkuliahan. Sebaliknya, kelas

malam memberikan fleksibilitas yang sangat diperlukan bagi mereka yang harus menjalani aktivitas di siang hari, seperti pekerjaan atau kewajiban pribadi Mahasiswa yang memilih kelas

Kesimpulan

Memilih antara kelas pagi dan malam adalah keputusan yang harus di pertimbangkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup setiap mahasiswa. Kelas pagi menawarkan keuntungan berupa energi yang lebih baik di awal hari. Sebaliknya, kelas malam memberikan fleksibilitas bagi mereka yang memiliki kewajiban di siang hari.

Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, keputusan akhir harus di sesuaikan dengan situasi pribadi, tujuan akademik, serta kemampuan untuk mengelola waktu. Dengan memahami dampak dari masingmasing pilihan, mahasiswa dapat membuat keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, sehingga dapat memaksimal kan pengalaman belajar dan mencapai hasil akademik yang optimal.

malam sering kali merasa lebih nyaman arena dapat memanfaatkan waktu pagi atau siang hari untuk kegiatan lain Namun, setiap pilihan juga menghadapi tantangan tersendiri. Mahasiswa yang memilih kelas pagi mengalami kesulitan seperti kebiasaan terlambat bangun dan masalah konsentrasi dan mengantuk Keseimbangan antara pekerjaan dan studi menjadi kunci utama bagi mahasiswa yang memilih kelas malam untuk memastikan kualitas belajar tetap optimal.

Pendidikan adalah tentang menyiapkan generasi yang akan mendatang Sumber:Canva.com

untuk menghadapi dunia yang terus berkembang dan dinamis. Namun, selama bertahun-tahun sistem pendidikan sering kali terjebak dalam lingkaran rutinitas yang mengutamakan hafalan dibandingkan pemahaman materi Saat ini, saat dunia berkembang dengan sangat cepat, sudah saatnya kita mengubah pandangan belajar dari sekadar menghafal informasi menjadi pemahaman yang lebih mendalam.

Dalam sistem pendidikan tradisional, fokus utama sering kali terletak pada penghafalan fakta dan rumus. Siswa/i diharapkan untuk mengingat informasi dengan tepat dan mengulanginya kembali pada ujian. Pendekatan ini meskipun penting untuk membangun fondasi pengetahuan, sering kali gagal untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam dan keterampilan berpikir kritis.

Akibatnya, siswa mungkin dapat menjawab pertanyaan dengan benar di kertas ujian, tetapi mereka sering kali kesulitan menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata. Permasalahan ini semakin nyata ketika

kita melihat bagaimana dunia kerja dan masyarakat berkembang di sekitar kita Keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis menjadi semakin penting dalam menghadapi tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, pendidikan harus berfokus pada pengembangan keteram-pilan ini, bukan hanya pada penguasaan informasi. Memahami konsep secara mendalam yang memungkinkan siswa/i untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang berbeda, menja-dikannya lebih relevan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

salah satu cara untuk mengubah pandangan belajar ini adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Metode ini mendorong siswa/i untuk bekerja pada proyek yang memecahkan masalah nyata atau menciptakan solusi inovatif. Dengan cara ini, mereka tidak hanya belajar teori,

tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam situasi praktis. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa-siswi mengembangkan keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan kemampuan untuk berpikir secara kritis. Semua keterampilan yang sangat berharga di dunia modern.

Selain itu, pendidikan yang berfokus pada pemahaman mendalam harus melibatkan keterlibatan aktif dalam proses belajar. Alih-alih hanya duduk di kelas dan mendengarkan ceramah, mereka memang harus didorong untuk bertanya, berdiskusi, dan mengeksplorasi topik secara lebih mendalam. Pendekatan ini membantu mereka tidak hanya mengingat informasi, tetapi juga memahami bagaimana informasi tersebut saling terkait dan bagaimana cara menerapkannya dalam konteks yang berbeda.

Peran pengajar juga sangat penting dalam transisi ini. mereka perlu beradaptasi dengan metode pengajaran yang lebih interaktif dan berbasis pemahaman. Ini mungkin melibatkan pelatihan tambahan dan perubahan dalam cara mereka merancang kurikulum dan mengevaluasi kemajuan. Namun, dengan dukungan dan sumber daya tepat, guru dapat menjadi

fasilitator yang efektif dalam proses pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna.

Selain itu, penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat mendukung perubahan ini. Alat-alat digital seperti aplikasi pembelajaran, dan platform interaktif dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih mendalam. Teknologi memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan adaptif, memberikan siswa kesempatan untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan sesuai dengan gaya belajar mereka. Pada akhirnya, mengubah pandangan belajar dari hafalan ke pemahaman mendalam bukanlah tugas yang mudah, tetapi itu adalah langkah penting untuk mempersiapkan generasi mendatang menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Dengan mengutamakan pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan penerapan praktis, kita tidak hanya membekali mereka dengan pengetahuan, tetapi juga dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk sukses di dunia yang terus berubah. Saatnya kita beralih dari metode lama dan merangkul pendekatan yang lebih relevan dan efektif untuk masa depan pendidikan.

IPKdanOrganisasi:Mana yangLebihPenting?

Oleh:NissaZahra

Dalam dunia perkuliahan, IPK dan organisasi merupakan dua aspek yang menjadi poin penting untuk para

mahasiswa. Tak heran mahasiswa sering dihadapkan pada dua pilihan besar tersebut. Sebagian mahasiswa ada yang fokus untuk meningkatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) atau nilai akademis, sebagian pula ada yang lebih aktif dalam berorganisasi. Semua sesuai keinginan diri masing-masing. Dalam artikel ini akan membahas pentingnya IPK dan organisasi, serta bagaimana keduanya dapat saling melengkapi dalam kesuksesan karir masa depan.

Pentingnya IPK

IPK adalah ukuran akademis yang menggambarkan kemampuan seorang mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan. Nilai IPK yang tinggi sering kali menjadi tolok ukur pertama yang dilihat oleh perusahaan saat merekrut karyawan. Hal ini karena IPK dianggap mencerminkan disiplin, ketekunan, dan kemampuan intelektual seseorang.

Dalam beberapa bidang, seperti akademik, IPK yang tinggi sangat penting untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk mendapatkan beasiswa.

Namun, IPK yang tinggi saja tidak sepenuhnya menjadi kunci kesuksesan karir masa depan. Banyak perusahaan yang kini memperhatikan aspek lain seperti softskills, yang tidak bisa diukur hanya dengan IPK. Misalnya, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, dan kepemimpinan adalah hal-hal yang tidak dipelajari dari buku teks.

Pentingnya Organisasi

Aktif dalam organisasi menawarkan banyak pengalaman yang tidak kita dapatkan dalam kelas. Keterlibatan dalam organisasi kepada mahasiswa untuk mengembangkan ketrampilan sosial, seperti kepemimpinan, manajemen waktu, dan networking. Di dalam organisasi, mahasiswa belajar untuk bekerja dalam tim, mengambil keputusan, dan mengatasi masalah secara langsung. Pengalaman ini sangat berharga di dunia kerja, di mana soft skills sering menjadi penentu kesuksesan.

Selain itu, organisasi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas jaringan pertemanan. Jaringan yang kuat ini menjadi aspek penting saat mencari pekerjaan nantinya atau membuka peluang bisnis di masa depan.

Menurut Nisa, seorang mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk

bergabung dalam 2 organisasi, dari internal yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan dari eksternal yaitu FKMPI Jateng DIY mengatakan bahwa “Selama saya mengikuti organisasi, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dan tentunya sangat mempengaruhi perkembangan softskill saya, pasalnya di dalam organisasi tersebut, cara kita berpikir sangat diasah, kita diajarkan untuk memiliki pemikiran yang kritis dan logis, disitu juga dipaksa untuk bisa management waktu yang baik.”

Dalam beberapa kasus, pengalaman organisasi bahkan bisa menjadi daya tarik utama dalam CV, terutama jika posisi yang dilamar membutuhkan keterampilan manajemen atau kepemimpinan.

IPK vs Organisasi: Mana yang Lebih

Penting?

Memilih antara fokus pada IPK atau organisasi sebenarnya adalah dilema yang tidak perlu Keduanya memiliki kelebihan masing-masing dan dapat saling melengkapi. Idealnya, mahasiswa dapat mengelola waktu dengan baik sehingga dapat meraih IPK yang baik sekaligus aktif dalam organisasi

Bagi mahasiswa yang bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, fokus pada IPK mungkin lebih relevan. Namun, bagi mereka yang ingin angsung terjun ke dunia kerja setelah lulus, pengalaman dalam organisasi bisa menjadi nilai tambah

“Bila ditanya IPK atau organisasi yang lebih penting, menurutku pribadi kalau bisa keduanya dijalanin atau balancing atau ya temui titik tengah nya,” ucap Ikhsan yang menyarankan untuk menyeimbangkan antara IPK dan organisasi.

Pada akhirnya, yang paling penting adalah kemampuan untuk menyeimbangkan keduanya. Dengan manajemen waktu yang baik, mahasiswa dapat mencapai IPK yang memadai sekaligus mengembangkan soft skills melalui kegiatan organisasi. Kunci kesuksesan pada kehidupan sekarang adalah memiliki pengetahuan yang kuat yang bisa diwakili oleh IPK, serta keterampilan praktis dan sosial yang bisa diasah melalui organisasi.

Kesimpulan

IPK dan pengalaman organisasi adalah dua aspek yang sama-sama penting dalam mengembangkan diri mahasiswa. Tidak ada yang lebih unggul dari yang lain, karena keduanya memiliki peran yang berbeda tetapi saling melengkapi. Mahasiswa yang mampu menyeimbangkan antara akademis dan aktivitas organisasi akan memiliki modal kuat untuk menghadapi dunia kerja dan kehidupan setelah lulus. Pilihan yang terbaik adalah mengelola keduanya dengan bijaksana sehingga dapat meraih manfaat maksimal.

Sumber:Canva.com

POleh:LaelatulMaghfiroh

endidikan hingga perguruan tinggi menjadi impian banyak orang.

Mereka beranggapan bahwa dengan memiliki gelar yang tersemat di belakang nama, akan memberikan prestise bagi si pemilik. Tentu mimpi ini tidak hanya dimiliki oleh orang-orang “bersendok emas”, mereka yang terlahir dari kalangan biasa juga menginginkan berkuliah dengan harapan dapat mengubah garis takdir.

Namun ada hal yang menjadi pertimbangan mereka yakni, kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Tingginya UKT ini menimbulkan gejolak polemik dimasyarakat karena terasa seperti belenggu yang dapat mencekik leher bagi si mahasiswa dan orang tua.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata biaya pendidikan tinggi di Indonesia meningkat hingga sekitar 10% setiap tahun Kenaikan ini tentu tidak hanya menjadi beban finansial tetapi juga menimbulkan kecemasan tentang masa depan pendidikan mereka.

Pada saat yang sama, hal ini juga menimbulkan pertanyaan, apakah peningkatan biaya ini sebanding dengan kualitas pendidikan yang akan diterima? Pertanyaan ini merujuk pada apakah biaya yang terus meningkat memberikan nilai tambah yang sesuai dengan peningkatan kualitas pembelajaran, fasilitas, dan sumber daya akademik yang akan diterima mahasiswa. Selain itu, apakah sistem pendidikan tinggi yang sekarang memberikan kesempatan yang setara bagi semua lapisan masyarakat, atau justru menciptakan jurang yang semakin lebar antara mereka yang mampu membayar biaya kuliah dan mereka yang tidak mampu.

Kenaikan UKT yang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas pendidikan serta fasilitas yang memadai akan mengakibatkan rasa kecewa dan tidak serta fasilitas yang memadai akan mengakibatkan rasa kecewa dan tidak puas bagi mahasiswa.

Ketidakseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima dapat menimbulkan sebuah aksi protes mahasiswa. Hal ini mencerminkan adanya kegagalan institusi pendidikan dalam memenuhi ekspektasi dan kebutuhan mahasiswa, yang pada akhirnya dapat menghambat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Seharusnya, pendidikan dapat dijangkau bagi semua lapisan masyarakat. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan perkuliahan. Namun, kenaikan UKT ini dapat menghambat akses pendidikan kuliah bagi calon mahasiswa yang kurang mampu. Tidak sedikit dari mereka yang terpaksa harus memendam impiannya karena melihat biaya masuk kuliah yang tidak sedikit jumlahnya. Fenomena ini tentu bertentangan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia. Kenaikan

UKT ini menjadi bukti bahwa keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan telah dicederai.Hal ini berpotensi mereduksi intelektual bangsa, karena banyak orang berbakat yang terpaksa mengubur impiannya.

Tanpa langkah-langkah yang tepat dari pemerintah serta institusi pendidikan untuk menangani masalah ini, akan berisiko pada kemunduran angka pendidikan tinggi. Sehingga, akan berdampak pada ketidakmampuan melanjutkan pendidikan tinggi dan hilangnya sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang komprehensif untuk memastikan bahwa setiap orang berhak memiliki akses yang adil dan setara terhadap pendidikan tinggi tanpa terbebani oleh kekhawatiran finansial.

Oleh:KhusnulKhotimah

EMoney atau uang elektronik telah menjadi bagian dalam sistem keuangan modern Penggunaan emoney terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat E-money memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi sehari hari, dengan hanya menggunakan ponsel atau kartu, pembayaran dapat dilakukan dengan cepat tanpa perlu membawa uang tunai. Hal ini meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Survey Menunjukkan bahwa penggunaan e-money memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia. Volume transaksi e money yang meningkat berkontribusi pada peningkatan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. E-money menawarkan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan uang tunai. Transaksi yang dilakukan melalui emoney tercatat secara digital, sehingga lebih mudah untuk dilacak dan diaudit. Ini membantu mengurangi risiko penipuan dan pencucian uang

Oleh karena itu, kami melakukan survei terkait ‘’PENGGUNAAN E-MONEY PADA GENERASI GEN Z’’ Survei tersebut memperoleh 50 responden yang mayoritas berasal dari kelompok usia 1825 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa penggunaan e-money di kalangan

Gen Z cukup tinggi, dengan lebih dari 70% responden menggunakan e-money secara rutin untuk berbagai transaksi harian seperti pembelian makanan, transportasi, dan belanja online. Temuan Utama dari Survei: 1. Frekuensi Penggunaan E-Money Sebagian besar responden (sekitar 60%) menyatakan bahwa mereka menggunakan e-money sangat sering dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa e-money telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup digital Gen Z yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi

2. Kemudahan & Kecepatan Transaksi

Sebanyak 80% responden sangat setuju bahwa e-money membuat transaksi menjadi lebih mudah dan cepat. Mereka merasa terbantu karena tidak perlu membawa uang tunai dan dapat melakukan pembayaran hanya dengan menggunakan ponsel.

3. Dampak pada Kebiasaan Belanja Namun, survei juga mengungkap bahwa sekitar 50% responden merasa lebih sering berbelanja tanpa rencana sejak menggunakan e-money. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemudahan akses e-money mungkinmendorong perilaku konsumtif, terutama di kalangan generasi muda.

4. Pengelolaan Keuangan

Ketika ditanya apakah e-money membantu dalam mengatur keuangan, responden memiliki pandangan yang beragam. Sebagian menyatakan bahwa e-money memudahkan dalam melacak pengeluaran karena semua transaksi tercatat secara digital, tetapi yang lain merasa bahwa mereka justru menjadi lebih boros karena kemudahan transaksi tersebut.

5. Pengaruh Terhadap Keuangan

Pribadi

Menariknya, meski banyak responden merasa lebih boros, ada juga yang merasakan dampak positif dari penggunaan e-money. Sekitar 20% menyebut bahwa mereka menjadi lebih hemat dan disiplin karena bisa dengan mudah memantau setiap transaksi yang dilakukan.

Kesimpulan

Survei ini menunjukkan bahwa e-money menawarkan kemudahan dan efisiensi yang signifikan, ada tantangan yang perlu diatasi terkait pengendalian kebiasaan belanja dan pengelolaan keuangan. Edukasi mengenai penggunaan e-money secara bijak dan strategi pengelolaan keuangan yang tepat sangat penting, terutama bagi generasi muda yang cenderung lebih mudah terdorong untuk berbelanja tanpa rencana. Dengan pemahaman dan kesadaran yang lebih baik, e-money dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan finansial generasi muda di era digital ini.

Buletin Semata

Semata

OmahSinau:TempatLiterasi danInspirasi

Oleh:AnggunPutri

Di sudut Sulang Mejasem Timur, Kecamatan Kramat, Kabupaten

Tegal, berdiri sebuah tempat yang menjadi oase bagi para pencinta buku dan pembelajar Omah Sinau. Didirikan oleh Azmi, tempat ini tidak hanya menyediakan ruang untuk membaca, tetapi juga menjadi pusat kegiatan edukatif dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Perjalanan Mendirikan Omah Sinau

Cita-cita mendirikan Omah Sinau muncul dari kecintaan Azmi terhadap dunia literasi. Bersama suaminya, Azmi mengumpulkan tabungan mereka untuk merealisasikan impian ini. Meskipun menghadapi keterbatasan finansial, semangat Azmi tidak surut. Berkat dukungan suaminya dan tekad yang kuat, Omah Sinau akhirnya terwujud. Sebelum mendirikan Omah Sinau, Azmi sempat ingin membentuk komunitas literasi. Namun, rencana tersebut memerlukan upaya dan biaya yang lebih besar, sehingga tidak dapat terwujud pada saat itu. Pada tahun 2016, Azmi mulai belajar dari para ahli di bidang

Buletin Semata

literasi, seperti Bapak Yahya dan Bapak Ginanjar, selama 4-5 tahun dengan mengikuti berbagai workshop. Pengalaman ini memperkuat visinya dan memberikan dasar kuat untuk mendirikan Omah Sinau. Kegiatan di Omah Sinau

Omah Sinau bukan sekadar tempat membaca. Di sini, anak-anak dan masyarakat dapat mengikuti berbagai kegiatan edukatif, seperti belajar membaca dan menggambar. Selain itu, Omah Sinau juga sering menjadi tuan rumah berbagai acara sosial yang melibatkan komunitas sekitar. Beragam jenis buku tersedia di Omah Sinau, mulai dari buku anak-anak hingga dewasa, dari fiksi hingga nonfiksi sehingga banyak pilihan bacaan yang dapat meningkatkan minat membaca pada anak-anak.

Azmi, PendiriOmahSinau

Inspirasi dari Buku Favorit

Azmi sendiri terinspirasi oleh sebuah buku sosial yang sangat berkesan baginya, karya Romtorit. Buku tersebut menceritakan kisah seorang dari Amerika Serikat yang berkeliling dunia, menghibahkan uangnya untuk berbagi buku kepada orangorang. Kisah ini memberi Azmi dorongan kuat untuk mendirikan Omah Sinau sebagai tempat yang bisa membawa manfaat serupa bagi masyarakat di sekitarnya. Omah Sinau telah menjadi lebih dari sekadar tempat membaca; ia menjadi simbol semangat literasi dan inspirasi yang hidup di tengah masyarakat Sulang Mejasem Timur. Dengan berbagai kegiatan dan koleksi buku yang tersedia, Omah Sinau terus menghidupkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan budaya baca. Harapan Azmi, tempat ini bisa terus berkembang dan memberi manfaat yang lebih besar bagi komunitas sekitar.

Sumber:DokumentasiPribadi

Urpocketdigicam:MerajutMimpi

BisnisdiTengahKesibukanKuliah

Oleh:RestaSabrina

Muhammad Ramadhani Yudhoyono, mahasiswi teknik informatika ber-

usia 19 tahun dari Politeknik Harapan Bersama Tegal, memulai perjalanan bisnisnya pada Mei tahun lalu. Motivasi utama Yudo adalah untuk mencapai kebebasan finansial dan dia melihat pasar yang sibuk penuh dengan peluang dan memulai bisnisnya sendiri.

Urpocketdigicam menjalankan bisnis yang fokus pada produk kamera dan aksesoris yang dibutuhkan banyak orang. Tantangan terbesarnya adalah kesulitan menemukan produk yang tepat dan terbatasnya waktu antara kuliah dan bisnis. Namun, ia mengatasinya dengan memfokuskan pencarian produk dan memanfaatkan waktu luangnya untuk menjalankan bisnis sendiri.

Untuk mengatur waktu antara belajar dan bekerja, ia menerapkan metode membagi waktu dan memprioritaskan kegiatan yang lebih penting. Ini membantunya menjaga keseimbangan antara kedua aktivitas tersebut. Ia juga mengandalkan kursus e-commerce untuk mendukung dan mengembangkan

Sumber:DokumentasiPribadi

bisnisnya, serta menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Pencapaian terbesarnya hingga saat ini adalah pendapatan tetap dari bisnisnya yang menunjukkan bahwa ia berhasil mengatasi tantangan awal. Adapun kedepannya ia berharap usahanya dapat terus berkembang, dan ia juga berharap dapat terus memanfaatkan ilmu yang diperolehnya di dunia pendidikan untuk memantapkan karirnya.

Bagi mahasiswa lainnya yang ingin memulai bisnis sambil kuliah, Youduo menyampaikan pesan penting: “Jangan takut untuk memulai.” Percaya diri dan kerja keras adalah kunci sukses mengelola bisnis sambil melanjutkan pendidikan.

Kemiskinanbukan penghalangmenuju kesuksesan

Karya:FathinahShofiyatunNisa

DDi sebuah desa terpencil di Jawa

Tengah, hiduplah seorang anak

perempuan bernama Rania. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya hanya seorang petani yang menggarap ladang milik orang lain. Penghasilannya

yang tidak seberapa tidak cukup untuk menghidupi keluarganya. Sementara itu, ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan.

Namun, meskipun kehidupannya serba terbatas, semangat Rania untuk belajar tidak pernah pudar. Ia bercita-cita menjadi seorang dokter agar bisa membantu banyak orang.

Setiap pagi, Rania bangun dengan semangat untuk belajar. Prestasi demi prestasi telah diraihnya dalam berbagai perlombaan akademik dan nonakademik. Pagi itu, ia sudah siap dengan seragam sekolahnya dan tas ransel biru yang menggantung di punggungnya. Seperti biasa, ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki.

“Ayah, Ibu, Rania berangkat sekolah dulu, ya,” ucap Rania sambil tersenyum, berdiri di depan pintu rumah. Ibunya, yang tengah duduk di dekat jendela, menoleh dan tersenyum.

“Hati-hati di jalan, ya, Nak. Pelan-pelan saja jalannya, jangan terburu-buru,” kata ibunya lembut.

“Semangat, ya, sekolahnya!” seru ayahnya yang sedang memegang segelas air putih.

Rania mengangguk penuh semangat, lalu segera melangkah meninggalkan rumah. Jalan desa yang rusak tidak menyurutkan langkahnya. Sesampainya di sekolah, keadaan sudah ramai banyak siswa-siswi yang berhamburan menuju kelas karena bel masuk sudah terdengar. Rania pun berlari menuju kelasnya untuk mengikuti pelajaran.

“Anak-anak karena minggu lalu kalian sudah mengerjakan tugas tentang teks deskriptif mengenai Impian, saya minta salah satu untuk maju dan membacakan tulisannya. Setelah itu, kita gali mengenai strukturnya, jelas?”

“Jelas, Bu.” sahut seluruh murid serempak.

“Baik, sekarang siapa yang ingin membacakan impiannya di depan kelas?”

Rania dengan ragu mengangkat tangan, lalu maju ke depan kelas. Dengan suara yang sedikit gemetar, ia mulai

membaca, “Impian saya adalah menjadi seorang dokter yang berguna bagi banyak orang, terutama di desa saya. Saya ingin membantu orang-orang yang sakit dan tidak mampu.”

Mendengar kalimat yang terucap dari Rania itu, beberapa teman sekelas yang tidak menyukai Rania mulai mengejek dan merendahkan. Mereka tertawa keras, melontarkan cemoohan.

“Hahaha! Anak dari petani miskin kayak kamu mau jadi dokter?” ejek salah satu teman sekelasnya.

Ibu guru segera menengahi. “Sudah, sudah, kalian ini! Kenapa saling mengejek begini? Kita tidak tahu bagaimana diri kita di masa depan. Rania hanya diam menerima cacian itu, ia bertekad bahwa anka seorang petani juga mampu sukses menjadi seorang dokter.

Pelajaran pun selesai. Rania segera pulang ke rumah. Seperti biasa, setelah pulang sekolah, ia langsung menuju ke sawah untuk membantu ayahnya. Sambil membawa rantang berisi makanan yang di- siapkan ibunya. “Kamu kalau capek mending di rumah aja, Nak. Belajar untuk persiapan perguruan tinggi. Pekerjaan ini sudah jadi tanggungjawab Ayah,” ujar Ayah yang tidak tega melihat keringat di pelipis Rania.

“Rania nggak papa kok, lagian belajar bisa nanti malam, Yah,” sahut Rania. “Ya sudah terserah kamu, yang penting kamu senang nggak terpaksa,” ujar Ayah.

Hari-hari berikutnya, waktu pengumuman penerimaan perguruan tinggi tiba. Rania meremas jemarinya, takut jika hasilnya tidak sesuai harapan. Degup jantungnya berdetak kencang beriringan dengan jemarinya yang mengetikkan tanggal lahir di monitor.

“Bismillah,” ujarnya sambil memencet tombol enter.

Sedetik kemudian, Rania terdiam. Seperti darah yang berhenti mengalir, ia tak kuasa berkata apa-apa. Air matanya mengalir. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Alhamdulillah, ya Allah. Bu, saya lolos,” seru Rania, memanggil Ibu Guru. Karena tidak memiliki ponsel atau laptop, ia bersama teman-teman lain meminjam lab komputer didampingi guru untuk melihat pengumuman.

“Alhamdulillah ya Allah, terima kasih,” gumam Rania.

Ibu guru menghampiri dan memeluknya. Rania telah membuktikan bahwa kemiskinan bukan penghalang untuk meraih impian, dan ini adalah awal baru untuk kehidupan yang ia usahakan.

SECARIKKERTAS

Karya:MuhamadIqbalSaputra

Di tangan ini, secarik kertas ku genggam

Tempat terukir harapan, di balik tinta yang nyata

Merangkai makna sepenuh pengetahuan

Mengalirkan mimpi dalam barisan kata

Di tangan guru, kertas ini berharga

Membimbing jiwa-jiwa yang haus cahaya

Dalam baris-barisnya, ilmu disemai

Mengantar kita kepada langit yang lebih luas

Di ruang kelas, kertas ini menjadi saksi bisu

Perjalanan panjang menanti kesuksesan

Hingga suatu saat, kita melangkah

Membawa dunia penuh harapan

Di secarik kertas ini

Bukan hanya sekedar lembaran

Didalam nya terdapat benih harapan

Menuju generasi yang penuh kebijaksanaan

DIBALIKLAYAR

Karya:RistioF.H

Di layar kaca.

Cerita dan wajah-wajah sendu.

Jemari menari meluncur tanpa henti.

Komentar-komentar manis, terkadang

menyayat hati.

Membuat jiwa terombang-ambing, di lautan jati.

Di balik filter yang indah, Menutupi lukaluka tersembunyi.

Kehidupan ideal tercipta di dunia maya.

Menyingkirkan kenyataan, yang terasa

pahit dan nyata.

Namun dibalik layar ada hati yang merindu.

Sentuhan nyata tak tergantikan oleh ibu jari.

Dalam labirin digital yang tak berujung.

Kita jaga dunia maya yang kita ciptakan.

Sebagai wadah berbagi cerita.

Bukan ajang kompetisi buta.

Tunjukkan kepekaan di tengah derasnya arus informasi.

Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela

Oleh:KesyaTriaprilia

“Jika kamu mengerti rasa sakit, kamu akan memahami pentingnya bersikap baik pada orang lain.”

Judul Buku: Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela

Penulis: Tetsuko Kuroyanagi

Penerjemah: Widya Kirana

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tempat Terbit: Jakarta

Tahun Terbit: 2008

Jumlah Halaman: 272

Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela adalah buku anak-anak bertema pendidikan yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi. Judul asli buku ini adalah Madogiwa no Totto-chan dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1981. Buku ini berkisar pada masa kecil Tetsuko Kuroyanagi di sekolah dasar Tomoe Gakuen selama Perang Dunia II. Kuroyanagi menulis buku ini karena keprihatinannya terhadap anak-anak Jepang yang tidak mau bersekolah. Totto-chan adalah gadis kecil berusia 7 tahun yang sangat ceria dan ktif. Ia dikeluarkan dari sekolah lamanya karena tingkah lakunya dianggap aneh oleh para guru. Ibunya kemudian mencari sekolah yang cocok dengan kepribadian Tottochan, yaitu Tomoe Gakuen, yang mengajarkan pendidikan dan arti kehidupan tanpa membatasi ekspresi anak-anak. Sekolah ini berlokasi di gerbong kereta api bekas dan dipimpin oleh Pak Kobayashi yang mengedepankan ide-ide pembelajaran yang menarik.

Kelebihan

Pendekatan Pendidikan yang

Inovatif: Buku ini menggambarkan Tomoe

Gakuen sebagai sekolah yang mengutamakan kebebasan berekspresi dan menerima berbagai kepribadian anak.

Penggambaran yang Mendetail

dan Memikat: Deskripsi Tomoe Gakuen, termasuk gerbong kereta api bekas dan suasana sekitar, sangat hidup dan memungkinkan pembaca membayangkan lingkungan sekolah dengan jelas. Deskripsi ini memperkaya pengalaman membaca dan membawa pembaca ke dalam dunia Tottochan.

Pesan Moral yang Kuat: Buku ini mengajarkan pentingnya menghormati pekerjaan orang lain dan menerima orang apa adanya. Melalui pengalaman

Totto-chan, pembaca belajar untuk tidak memandang rendah orang lain dan menghargai perbedaan, dan pentingnya dukurangan orang lain saat ada menghadapi tantangan.

Teknik Penulisan yang

Menghibur: Penulisan Kuroyanagi sederhana namun efektif, menggunakan sudut pandang orang ketiga yang membuat cerita terasa lebih dekat dengan pembaca. Dialog antar karakter menambah kedalaman dan keaslian cerita, membuat setiap karakter terasa hidup.

Kekurangan

Kata-Kata yang Sulit Dipahami: Beberapa istilah dalam buku mungkin sulit dipahami oleh pembaca muda atau mereka yang tidak familiar dengan konteks Jepang. Ini bisa membuat pembaca perlu membaca dengan lebih hati-hati untuk memahami makna yang dimaksud.

Alur Cerita Maju Mundur: Meskipun alur cerita maju mundur menambah daya tarik, beberapa pembaca mungkin merasa bingung dengan perubahan waktu yang sering terjadi. Bagi mereka yang menginginkan alur yang lebih linear, teknik ini bisa menjadi tantangan.

Deskripsi yang Kadang Berlebihan: Deskripsi yang sangat mendetail tentang lingkungan dan karakter terkadang terasa berlebihan, dan mengalihkan perhatian dari inti cerita. Ini bisa membuat bagian-bagian tertentu terasa lambat.

Resensi

Oleh:DephyIndahAgustin

Judul : Jembatan Pensil

Genre : Edukasi, Drama

Sutradara : Hasto Broto

Produser : Tyas Abiyoga

Penulis naskah : Exan Zen

Durasi : 90 menit

Tahun rilis : 2017

Jembatan Pensil adalah film edukasi karya Exan Zen yang resmi dirilis pada tahun 2017. Film ini mengisahkan tentang perjuangan anak-anak di Desa Labalawa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara dalam menempuh pendidikan karena lokasinya yang terpencil. Cerita pada film ini berpusat pada lima anak Sekolah Dasar bernama Ondeng, Inal, Aska, Nia, dan Yanti. Ondeng merupakan anak berkebutuhan khusus, sedangkan Inal penyandang tunanetra. Meskipun begitu, mereka sangat semangat dalam menuntut ilmu. Mereka bersekolah di salah satu sekolah gratis dengan bangunan seadanya, bahkan kerap kali disebut seperti kandang sapi.

Dalam film ini, tokoh yang paling disorort adalah tokoh Ondeng

Meskipun ia memiliki keterbelakangan mental, tetapi ia pandai dalam membuat sketsa. Ia sering menggambarkan ayahnya yang merupakan seorang nelayan. Ya, Ondeng sangat menyayangi ayahnya karena Ibunya telah tiada. Selain itu, salah satu sketsa terbaiknya adalah sketsa jembatan. Sketsa tersebut memiliki makna yang mendalam untuk Ondeng. Ia ingin sekali membangun jembatan yang layak untuk temantemannya agar tidak kesusahan ketika pergi ke sekolah. Karena jembatan yang dilalui oleh teman-temannya sudah sangat rapuh dan berbahaya jika harus dilalui dalam jangka waktu yang panjang. Namun, sebelum impiannya terwujud, ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya yang merupakan seorang nelayan meninggal dunia karena badai di laut Ondeng yang merupakan anak yang

memiliki keterbelakangan mental, tidak bisa mengontrol emosinya ketika suatu hari ia mendengar suara petir Ia langsung teringat dengan sang ayah, lantas ia langsung menuju lautan dan menaiki kapal seorang diri dengan tujuan ingin mencari ayahnya. Sayang seribu sayang, pada saat sedang mendayung Ondeng tidak bisa mengendalikan kapalnya. Alhasil kapal yang ditumpangi Ondeng jatuh di lautan Ondeng meninggal dunia tak lama setelah ayahnya meninggal. Film ini diakhiri dengan usaha teman-teman Ondeng yang berusaha untuk mewujudkan impian Ondeng yaitu membangun jembatan yang menghubungkan rumah mereka dengan sekolah.

Film ini menyajikan realitas sulitnya akses pendidikan di daerah terpencil. Mulai dari fasilitas yang seadanya, tenaga pendidik yang sangat minim, akses dan medan yang ditempuh sulit, serta hambatan lainnya. Tentu saja ini menjadi tamparan keras untuk kita semua yang dapat menempuh pendidikan dengan mudah.

Didi Mulya, pemeran Ondeng dirasa sangat baik dalam memerankan tokoh tersebut. Tidak mudah untuk memerankan anak dengan

keterbelakangan mental. Ia mampu membuat penonton terbawa dalam kesedihan yang dirasakannya Selain itu, selama menonton film ini, penonton dimanjakan dengan pemandangan alam

Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, khususnya Pantai Towea. Namun, terdapat beberapa kekurangan dalam film Jembatan Pensil Skenario dalam film ini dirasa kurang matang, ada beberapa scene yang dimasukkan namun tidak ada korelasi dengan jalan ceritanya. Sehingga penonton bertanyatanya, lantas konflik tadi berujung seperti apa dan apa hubungannya dengan alur cerita dalam film ini? Dalam film ini pun lebih condong pada drama daripada sisi edukasinya.

Meskipun begitu, film Jembatan Pensil sangat layak ditonton terlebih lagi bersama keluarga. Karena banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan dari film ini. Dengan adanya unsur budaya dalam film ini, membuat wawasan penonton mengenai suatu budaya lokal menjadi bertambah.

Teka-Teki Silang Teka-Teki Silang

Menurun

1.E-moneymenawarkankemudahandan 2.Namabisniskameradanaksesorisyang dijalankan olehMuhammadRamadhani Yudhoyono

7.Penggunaangadgetyangtidakterkontroldapat menyebabkan

Mendatar

3.Namapenulisbukusosialyangmenginspirasi AzmiuntukmendirikanOmahSinau

4.Apakeuntungandarikelasmalambagi mahasiswayangperlumenjalaniaktivitasdipagi hari?

5.SingkatandariIPKadalahIndeksPrestasi

6.Jenispengetahuanyangdiperolehdari pengalamanorganisasidansangatdibutuhkandi duniakerja

8.Apacontohaksimahasiswayangmenunjukkan partisipasimerekadalamkebijakanpendidikan?

9.Dalamsistempendidikantradisional,fokus utamaseringkaliterletakpada

10.Perangkatlunakyangdigunakanuntuk mengeloladanmengaturpembelajaransecara onlineolehpengajardisebut

Petunjuk Pengisian

Bacalah seluruh tulisan dalam Buletin untuk dapat menjawab setiap pertanyaan yang ada!

Selamat Bermain! Selamat Bermain!

AksiDemontrasiTerkaitRevisiUU

PilkadadiGedungDPRDTEGAL

AksiDemontrasiTerkaitRevisiUU

PilkadadiGedungDPRDTEGAL

LatihanRutindanDiskusiLPM SemataPoltekHarber

SuasanaUKMExpoPKKMBPoltek Harber2024

PenampilanDanarWidiantodi HarberFestDiesNatalisPoltek Harberke-22

PenurunanBannerolehUKM PopalasaatPembukaanPKKMB PoltekHarber2024

GenZdanGadget

LPM Semata LPM Semata Poltek Harber Poltek Harber 2024

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.