Harga Rp 1.000
Kamis, 7 Juli 2022
Tahun 18/ No.19
LPPIK UMS
Paket dari Universitas, Mahasiswa Non-Muslim Ikuti Perkuliahan Keislaman Reporter: Chesarisa Nugraheni Putri
Ilustrasi: Freepik
Paket pendidikan untuk mahasiswa non muslim
UMS, Koran Pabelan – Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) tetap mengharuskan mahasiswa non-muslim untuk mengambil mata kuliah keislaman, seperti Kemuhammadiyahan. Hal itu dikarenakan mata kuliah terkait sudah menjadi paket dari universitas.
S
aifudin selaku Kepala Bidang Pembelajaran AlIslam Kemuhammadiyahan Mahasiswa dan Kerja sama mengatakan, mahasiswa non-muslim memang harus menempuh mata kuliah dan kegiatan keislaman yang ada, karena memang sudah paket dari universitas. Untuk teknis pelaksanaanya sendiri, Saifudin menjelaskan bahwa aturannya sama dengan mahasiswa yang lain pada umumnya. “Hanya saja untuk mahasiswa non-muslim tidak melaksanakan salat dan baca Alquran,” katanya, Rabu (29/6).
Terkait kebijakan baru dalam mata kuliah Kemuhammadiyahan yang mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan sejenisnya, ia mengatakan bahwa mahasiswa nonmuslim diminta tetap harus melakukannya. Saat ditanya mengenai keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan mentoring, ia menuturkan bahwa mereka (mahasiswa non-muslim –red) juga mengikutinya. “Akan tetapi untuk lebih pastinya tanyakan ke bagian mentoring saja,” tutupnya.
Sediakan Layanan untuk Olah Data Skripsi Mahasiswa
Hartono selaku Kepala Urusan Mentoring dan Kerja sama Persyarikatan menyampaikan, terdapat kegiatan pengganti mentoring untuk mahasiswa nonmuslim. Ia mengatakan, sebelumnya mahasiswa nonmuslim hanya diminta untuk mengumpulkan sertifikat keaktifan di tempat ibadahnya masingmasing. “Sekarang mahasiswa non-muslim juga harus mengikuti kuliah Islamologi sebagai pengganti baitul arqam,” tambahnya, Selasa (2/7). Widiya Wigunawati, salah satu mahasiswa non-muslim dari
Program Studi (Prodi) Akuntansi UMS mengaku tidak keberatan untuk mengikuti beberapa kegiatan dan mata kuliah keislaman yang ada, mengingat universitas memang berlabel Muhammadiyah. Namun, ia mengatakan bahwa kurang mengetahui sosialisasi terkait kegiatan pengganti Baca Tulis Alquran (BTA) dan mentoring untuk mahasiswa non-muslim. “Padahal sertifikat dari dua kegiatan tersebut menjadi prasyarat untuk menempuh Mata Kuliah Kemuhammadiyahan,” Rabu (29/6). [Chesa/MSM]
Beberapa Dosen Urus Akreditasi, Proses KBM Dialihkan Daring
Salurkan Aspirasi...
Iklan dan Langganan: 085799412172 SMS Suara Pabelanis: 081338853137