Catatan Kaki

Page 1

Lembaga Pers Mahasiwa Journal

Catatan Kaki

EDISI Pertama

EDISI #1 | Oktober 2012


Jejak-jejak Langkah Bulan ini Radiohead dan Kotak Kejujuran Bernama ‘In Rainbows’

11

Creep

13

Maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa

14

Pemaafnya Engkau

16

Harga kedelai naik, ukuran tempe mengecil

17

Cerita Ombak

18

Cup

19

Start, I hope:‘siapapun yang sudah menjadi pecandu rasa takut’

21

Aku Rumput yang Tumbuh Menjadi Oak

23

Menghibur hati

24

Malang on the Way

25

Kloset oh Kloset

28

Entah, hanya rindu saja.

29

Perhatian, si cantik mohon diperhatikan.

30

(.) (?)

31

Change

32


Catatan Kaki Anggota LPM Journal

Lembaga Pers Mahasiwa Journal

Penanggungjawab : Ilham Bagus Prastiko Pelaksana : Untung Prasetyo Sekretariat :

BSC Ruang VI.3.8, Kampus STMIK Amikom Yogyakarta, Jl.Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta

Telepon :

(0274) 7013524

E-mail :

redaksilpmjournal@gmail.com

Website :

www.lpmjournal.com


Sambutan dari Koordinator Divisi Media

Di awal bulan November ini, saya sempat melihat pengumuman di situs kampus: Pemenang Amikom Blog Competition Bulan Ini. Silahkan tebak ekspresi apa yang saya tunjukkan ketika tahu, sebenarnya kompetisi itu belum dimulai—ketika sang pemenang telah diumumkan. Mengejar jumlah posting? Tolonglah. Yang sedang kalian baca sekarang bukan dalam rangka melucu seperti cerita saya di atas. Sebenarnya, saya masih belum tahu juga apa cerita saya di atas cukup lucu untuk kalian. Ini hanya kumpulan blog. Tidak lebih. hanya kumpulan blog keluarga LPM Journal sejauh ini, yang kebetulan terkumpul di bulan November, tanpa pengumuman pemenang tentunya. Satu lagi. Kebetulan, kumpulan ini adalah edisi pertama kami. Bukan kami ingin terus mengidentikkan diri dengan tulismenulis. Bukan kami ingin terus bertipikal penulis. Bukan. Hanya kebetulan, beberapa anggota LPM Journal punya sedikit waktu untuk beratraksi di luar, dan kebetulan mendokumentasikannya secara pribadi. Kebetulan lain, dokumentasi pribadi ini boleh dikumpulkan. Narasi, cerita fiksi, puisi, sampai imaji dengan latar belakang yang sengaja disajikan sesuai dengan apa yang tersaji di blog si penulis. Dalam penerbitannya, kumpulan ini didesain sebagai buku elektronik. Dengan tujuan memudahkan kalian jika ingin membuangnya, ketika mulai bosan membaca. Ini bukan proses kreatif dengan tekanan deadline dari pimpinan redaksi. Alhasil, kumpulan ini tidak akan tersaji sistematis seperti buletin D’Journal. Akan jauh dari konteks kejurnalistikan dan sangat dekat dengan egoisme individu. Jika kumpulan ini bersifat anarkis, atau membuat kalian menangis, maafkanlah. Toh, ini hanya kumpulan blog. Akan saya sudahi coretan saya agar kalian lekas punya waktu membaca selanjutnya, seperti judul tembang dari Radiohead. Where I End and You Begin.

Ilham Bagus Prastiko


Catatan Kaki Catatan kaki merupakan wadah baru, yang digagas oleh Sub-divisi Daring (dalam jaringan). Berisikan postingan karya dari setiap blog awak LPM Journal, Pada awal bulan merupakan tugas Daring untuk memilah hasil postingan dari awak Journal yang ter-post pada bulan sebelumnya. November merupakan edisi pertama Catatan Kaki. Yang tak lepas dari kekurang disana-sini. Diharapkan dengan terbitnya Catatan Kaki Edisi Pertama ini meningkatan motivasi

Anggota

LPM

Journal

untuk

terus

mengasah

kemampuan berkarya di bidang kejurnalistikan. Dalam pengerjanya masih ada karya yang terpublis terakhir, awak journal oleh Daring masukan kedalam Catatan Kaki. Kenapa begitu? ini bertujuan untuk mengapresiasi karya dan agar awak journal lebih giat lagi untuk mempublis karyanya kedalam blognya, dan ada pula wadah buat tweet dan status pilihan dari setiap awak journal yang aktif berkicau di jejaring sosial twitter maupun di facebook.

Untung Prasetyo


Kontributor NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Af Idatun Khoiriyah : Af Idatun Khoiriyah : @deApid : http://afidakhairi.blogspot.com

Ida NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Ika Nuridah Perwitasari : Ika Nuridah Perwitasari : @ikanz91 : http://ikanurindah.wordpress.com

Ika Arleta Fenty Septiana : Arleta Fenty Septiana : @arletafenty : http://arletafenty.wordpress.com :

NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

Annisa Fauziah : Annisa Fauziyyah : @annisasuke : http://annisasuke.wordpress.com :

NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

Eta

Annisa 06

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Ilham Bagus Prastiko

: NAMA Ilham Bagus Prastiko : FACEBOOK @merakitsampah : TWITTER http://merakitsampah.wordpress.com : WEBSITE

Ilham Lutfi Fauziah : NAMA Lutfi Fauziah : FACEBOOK @awewekucrut : TWITTER http://akubahagiadisini.wordpress.com : WEBSITE

Uci NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Satrio Rizki Dharma : Satrio Rizki Dharma : @ioktaringtumpul : http://cepatdannegatif.wordpress.com

Iyok NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Fery Eka Achmad : Fery Eka : @ferdemon : http://ekaferyeka.wordpress.com

Feri 07

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Deni Dwi Kurniawan : Deni Dwi Kurniawan : @DeNi_D_K : http://denidwik.wordpress.com :

NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

Achmad Fikri Faqih : Achmad Fikri Faqih : @faqihhaq : http://mbooh.wordpress.com :

NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

Deni

Fakih NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Tirta Hardi Pranata : Za Franz Si KenArok : @ZaFranzKenarok : http://sikenarok.blogspot.com

NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Adam Ghifari Nuskara : Adam G. Nuskara : @adamghifn : http://adamghifari.tumblr.com

08

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Ngaliman : NAMA Ngaliman Bahagia Tralala : FACEBOOK @ngalimanBT : TWITTER http://ngaliman.wordpress.com : WEBSITE

Alex Zani Noviansyah : NAMA Sentimental Zanij : FACEBOOK @zanij : TWITTER http://diatasbumi.wordpress.com : WEBSITE Oben

NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Nurhapsoro Triyowibowo : Nurhapsoro Triyowibowo : @nurhapsoro : http://cupidermanart.blogspot.com

BOWO NAMA FACEBOOK TWITTER WEBSITE

: Untung Prasetyo : Untung Saysekhti Prasetyo : @uptovegan : http://brunlink.wordpress.com Tung

09

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Saran dan kritik yang berhubungan dengan CATATAN KAKI harap dilayangkan ke: lpmjournal@gmail.com

10

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Oleh : Ilham Bagus Prastiko

Demi warung internet dengan mbak-mbak gemes di seberang bilik. Demi 1,6GB dengan dua jam estimasi unduh. Mari menulis saja. Sebelum kepalamu terluka dan mati tanpa melihat konser Radiohead di Indonesia.

Bukan salah komputer di kos jika pada akhirnya pantatku terhempas di kursi (yang notabene bekas ratusan atau ribuan pantat yang lain) sebuah warung internet. Bukan salah modem yang tidak lebih lincah dari kura-kura di serial televisi Upin-Ipin. Kalau ingin menyalahkan, alamat itu tepat ditujukan kepada anak nakal bernama malware. Habis sudah isi laptopku. Benar. Waktunya merompak perangkat lunak di warnet. Kebetulan terkoneksi dengan dunia luar, lebih baik coba menulis apapun. Oh, maaf. Untuk penggemar tulisan nggerus, aku sedang libur dari hal-hal sedemikian.

11

Membaca beranda NME dan mencari informasi yang bisa dipahami dalam ke-inggrisankuyang jongkok. Khusus untuk Thom Yorke dan kolega, aku bisa dengan begitu mudah mengarahkan pointer dan membiarkan bunyi “klik” mengantarkanku ke dunia metafisik. Sebuah artikel yang entah aku paham atau tidak, “Did Radiohead’s ‘In Rainbows’ Honesty Box Actually Damage The Music Industry?“ Artikel yang mengajak pembaca memahami alasan mengapa album ke-7 Radiohead,sekaligus album pertama yang dikerjakan dalam label sendiri-”In Rainbows”, diberikan secara gratis

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


melalui situs resmi mereka. “Bayarlah sesuai keinginanmu,” adalah cara Radiohead melawan pembajakan musik yang tengah marak di era tersebut. Penggemar dapat mengunduh secara gratis, maupun membayar sesuai keinginan mereka. Sebuah terobosan yang masih menuai pro-kontra di kalangan musisi hingga saat ini-di antaranya Gene Simmons dan Trent Reznor. Di artikel lain yang aku baca, Dave Mustaine mengatakan bahwa memberikan karya musik secara gratis adalah perbuatan bodoh. Dave juga mengatakan bahwa merekaorang yang memberikan musiknya secara gratistidak akan bertahan lama di industri musik. Dua peluru yang coba dilesakkan oleh Radiohead adalah: 1. Menunjukkan bahwa respon terbaik melawan pembajakan adalah dengan membuat regulasi baru agar musik bisa sampai ke tangan penggemar. 2. Menunjukkan bahwa “In Rainbows” tidak membunuh gagasan/ide bahwa menikmati karya musik harus berbayar. Ide penyebarluasan album lewat honesty box membiarkan penikmat musik menghargai karya musik sesuai kemampuan mereka. Dan pada kenyataannya, “In Rainbows” tetap mendapatkan keuntungan memuaskan meskipun album ini-menurut Thom Yorke-adalah album dengan pengeluaran terbesar dibanding albumalbum Radiohead sebelumnya. Tentu aku sedang berusaha mencari kelompok musik pertama yang memberikan albumnya secara gratis. Tapi mungkin dikarena kebahasaanku buruk, aku belum berhasil. Ok, unduhan selesai. Waktunya pulang. (17/10/12)

http://merakitsampah.wordpress.com/2012/10/16/radiohead-dan-kotak-kejujuran-bernama-in-rainbows/

12

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Creep Oleh : Arleta fenty Pernah kubilang, aku selalu merasa tidak nyaman dengan film yang membunuh tokoh utamanya pada lima belas menit pertama. Lalu sutradara memutar waktu hingga tiga atau bahkan dua puluh tahun sebelum kematian itu. Dan di sepanjang film kita menyaksikan bagaimana tokoh utama menjalani harihari selama ia masih bisa berbicara. Tersenyum. Jatuh cinta. Berjalan kaki di antara gedung-gedung kota. Begitu seterusnya hingga kita mulai menyayanginya, hanya untuk tau bahwa dua jam lagi ia akan mati. Aku selalu merasa tidak nyaman dengan keniscayaan bahwa memilikimu adalah mustahil. Sedang perasaan kecil di satu titik di hatiku yang mengakui cintanya kepadamu begitu mendera. Lalu mataku membiasakan retinanya merefleksikan dirimu yang sublim, hanya untuk tau bahwa keagungan tidak akan pernah menjadi hakku. When you were here before, I couldn’t look you in the eye. You’re just like an angel. Your skin makes me cry. You float like a feather. In a beautiful world. Ada yang salah tentang cara tuhan bekerja. Ia membangun jembatan yang terlalu jauh membentang, antara kesempurnaan dan kehinaan. Hingga saat mata kita bertemu, tubuhku rengsa. Menyentuh kulitmu membuatku ingin menangis. Bahwa setiap pasir yang kau injak akan mengutuki betapa kecil dirinya dibanding kemuliaanmu. You’re so fucking special. I wish I was special.

selamat tinggal, dan bahwa aku pernah dan masih mencintaimu sejak ribuan tahun. Maaf, aku lupa kapan tepatnya aku mulai mencintaimu. Karena pada hari ketika hatiku pertama berdenyar, jarum jam membekukan dirinya. Kehidupan di sekelilingku berhenti. Memberi waktu pada diriku mengagumimu. Bukankah ini menyakitkan, bahwa aku mencintaimu bukan atas kesempatan yang kau beri, tapi karena semesta mengutuk dirinya menjadi batu hingga aku bisa bergerak bebas dalam kekelabuan. I don’t care if it hurts. Lalu aku menuntaskan kesempatan yang pernah alam sematkan pada bahuku untuk kejujuran ini. Dan kau hanya diam menyaksikan wajahku banjir air mata. Aku berharap itu bukan karena seseorang menancapkan paku di sepatumu. Ya, harus ada penjelasan bagus mengapa seorang pria diam saja saat ada wanita menjerit-jerit bahwa ia jatuh cinta padanya. Jantungku bagai berhenti berdetak saat aku menyelesaikan kalimatku. Apa itu artinya aku harus bicara lagi? Tentu saja. Apa kau pikir perasaan yang dipendam selama ribuan tahun bisa habis begitu saja dimuntahkan dalam tak lebih dari satu jam bicara? Tapi aku memilih berlari pergi, bahkan sebelum kau mengambil nafas pada detik pertama aku selesai bicara. Ini terlalu terlambat. I’m a creep, I’m a weirdo. What the hell am I doing here? I don’t belong here. I’m a creep, I’m a weirdo.. — Radiohead – Creep

Maka aku menemuimu pada satu hari sebelum kau menikah dengan sahabatku. Mengucapkan selamat menikah,

http://arletafenty.wordpress.com/2012/10/03/creep/

13

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa Oleh : Ngaliman

Lagi dan lagi coba saya berkisah atau bertutur tentang perubahan. Perubahan menimbulkan banyak akibat dari sebab yang terjadi, ambil contoh langsung saja ya; dulu kebiasaan saya semasa belum kuliah alias masa SMK saya jarang mengonsumsi mie instan, namun kini lain ceritanya ketika saya kuliah, maklum yang instan itu kadang lebih menggiurkan, dengan dalih murah dan cepat maka mie instan sering saya konsumsi. Sarapan pagi yang tadinya makan nasi sekarang instan saja dengan mie instan, biar lebih keren ditambah telur cukup sudah membikin perut terisi. Imbasnya pola makan kurang teratur, makan siang menjadi sarapan, makan malam menjadi makan siang dan makan malam. Sebabnya sih tidak rumit kenapa saya mesti mengonsumsi mie instan, yang jelas embel-embel hemat pengeluaran jadi alesan, padahal alibi saja karena diposisikan dalam situasi yang sudah merubah kebiasaan saya sehari-hari. Toh pengeluaran jajan harian masih aja boros walau makanya mie instan. Kenapa boros? Ya memang sudah begitu, tapi belum bias dikatakan boros juga kalo disesuaikan dengan pengeluaran teman-teman saya yang lain atau orang disekitar saya, boros itu alas an saya saja karena sering jajan in dan itu. Itu sedikit contoh kebiasaan yang coba saya jelaskan untuk saya pribadi memahami sebab-akibat kemudaian ada aksi perubahan pada kebiasan. Kembali lagi pada mie instan tadi, yang dimana ketika saya menulis ini perut saya baru terisi mie instan goring ditambah telur. Tapi bukan mau bertutur soal mie instan tadi, ini saya coba mau bertutur tentang kata instan saja soalnya mienya

14

sudah saya makan buat sarapan. Instan dalam pemaknaan saya kata instan itu bermakna siap jadi, siap saji, siap ada, dan cepat atau lebih tepatnya saya memaknainya dengan “maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa”. Kalo bicara instan kemudian saya memaknai “maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa” maka saya meng-iyakan dan setuju dengan makna instan tadi. Kenapa setuju? Ya jelas setuju itu pendapat saya koq. Maka kemudian yang disebut proses hingga apa yang dikata sebab-akibat menjadi terlupakan, bagaimana tidak wong “maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa”? padahal ketika ngomongin perubahan itu tidak ada yang instan atau bahasa saya “ujug-ujug malih (tiba-tiba berubah)”. Ya mungkin karena saya sering melihat sinetron yang tiap episodenya berubahrubah atau beda-beda maka saya juga menikmati tontonan yang lama-lama jadi tuntunan. Itu kejelakan saya ketika melihat tontonan sinetron kemudian manjadikanya acuan untuk dicontoh. Contoh lagi; pernah saya nonton sinetron yang ceritanya tentang percintaan remaja dimasa kuliah, disana ada seorang cowok yang tajir dalam tanda kutip kaya harta jika dipandang, ada seorang cewek yang tajir juga menjadi pasangan pacaranya, kemudian ada pemeran lain yang biasa-biasa saja atau bahkan tanda kutip tidak biasa karena dia tidak kaya. Si cowok tajir dan pacarnya itu anak orang kaya harta jika dilihat, maka jelas hidupnya beda dengan pemeran lain yang tidak biasa tadi. Tiba-tiba ada pemeran cewek yang tidak biasa dengan paras ayu berteman dengan cowok yang tidak biasa jugadan mereka dekat sekali dalam hal pertemanan, hingga si cowok jatuh cinta pada

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


temen ceweknya yang tidak biasa tadi. Tanpa sengaja cowok tajir tiba-tiba ketemu dengan cewek yang tidak biasa dan jatuh hati juga, lambat laun si cowok tajir dan cewek tidak biasa dekat. Mereka sering ketemu dan si cowok tajir sering jemput si cewek tidak biasa tadi. Nah si pacar alias cewek tajir memergoki cowoknya jalan berdua dengan cewek tidak biasa tadi, munculah rasa cemburu, kemudian timbulah hasrat memusuhi cewek tidak biasa tadi. Dikerjain dikelas, diancam, dihina, dimaki menjadi kebiasaan dan adegan yang menarik ditonton dalam sinetron. Memang pelik ceritanya dan membuat saya asyik bercampur penasaran bagaimana kisah selanjutnya ya? Soalnya ada kata bersambung pada detik-detik akhir penayangan sinetron tersebut. Menurut saya si cowok tajir dan cewek tajir itu ada memiliki sifat “maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa” atau tiba-tiba ada dan tiba-tiba bias. Mereka dilahirin langsung tanda kutip tajir. Mereka lahir tidak tau sebab mereka tajirnya mereka bagaimana prosesnya dan hingga mereka menjadi tajir. Yang jelas saya sebagai penonton sih sebatas menyikapi dan memikirkan dua aspek sebab-akibat dimana dintara itu ada proses alias peristiwa yang terjadi. Bias saja orang tua mereka dulu juga orang yang tidak biasa, hingga menjdai tajir dengan usaha mereka merintis usaha atau bekerja keras.

coba menuntun diri saya untuk coba jangan bertindak tanpa berpikir alias “maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa”. Kiranya sinetron sebenarnya memberikan tuntunan bagi saya dan mungkin bagi siapa saja. Asalkan satu yang perlu kita ingat bahwa sinetron iti dipertontonkan pastilah ada proses pembuatan sinetron da nada sutradara sebagai penentu akan seperti apa kisah akhirnya? Soal istilah “happy ending dan sad ending” itu kan nanti pas cerita sinetron ini berakhir. Kemudian begitu juga dengan kehidupan pasti aka nada perubahan walau bagaimana hasilnya nanti bahagia, suka, senang, berhasil, sukses, atau susah,sedih,luka bahkan mati itu yang menentukan bagaimana kita berproses, jadi harapanya saya pribadi sih jangan manjadi orang yang “maunya cepat jadi atau maunya cepat bisa” tanpa mau berusaha. Ingat ada sutradara dalam sinetron atau film atau apalah. Dan ingat juga ada Tuhan sebagai sang Maha Berkehendak. Dia Sang Khalik memiliki Kehendak terhadap makhluknya terutama terhadap manusia. Cukup sudah semoga tidak menjadikan saya pribadi jumawa, dan ini tulisan yang coba saya utarakan sekenanya semoga juga berguna.

Kemudian bagi si cewek dan cowok yang tidak biasa tadi pasti akan mengalami peristiwa atau proses hingga akhir episode sinetron. Bias saja si cewek tidak biasa tadi pacaran dan nikah dengan cowok tajir tadi, atau sebaliknya juga karena tahu cowoknya yang tajir pacaran dan nikah dengan cewek laian maka si cewek tajir juga bertindak hal yang sama. Maka dari tontonan tadi saya http://ngaliman.wordpress.com/2012/10/18/2maunya-cepat-jadi-atau-maunya-cepat-bisa/

15

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Pemaafnya Engkau Oleh : Af Idatun K

Kesalahan dilakukan bukan karena disengaja, ada juga bukan untuk selalu disalahkan. Kesalahan adalah bagian daripada hidup manusia. Manusia adalah tempatnya salah, manusia selalu berbuat kesalahan. Entah yang sama ataupun berbeda. Kesalahan hadir dan menggetarkan dinding-dinding jiwa. Kesucian hati tak mungkin ada jika selalu mengukir kesalahan dan tanpa ada kata maaf. Membuat kesalahan secara disengaja adalah hal tolol yang dilakukan manusia. Sesuatu yang tidak disengaja saja dikata lebih dari bodoh, apalagi yang disengaja. Namun dengan begitu saja kesalahan sering kali hadir di setiap hidup kita. Kita sadari atau enggak kita sering berbuat salah, salah terhadap diri sendiri atau juga orang lain. Kenapa kesalahan selalu menghinggapi kita. Apa yang disuka si kesalahan dari kita? Telah terjadi dan tinggal penyesalan. Itulah yang sering kali kita fikirkan tentang sebuah kesalahan. Namun kita masih bisa berbuat sesuatu daripada hanya memikirkannya. Meminta maaf, mencoba membaikkan keadaan dan berusaha menepati apa yang sudah terlewatkan. Walau sebagian orang berkata kata maaf tak cukup, yha memang tak cukup. Kita harus berusaha untuk memperbaiki sikap kita, merubah kebiasaan buruk kita, menjadi pribadi baru yang tidak mudah membuat kesalahan.

Untuk apa meminta maaf kalo hanya akan diulangi lagi? Maaf dan memaafkan. Mudah untuk di ucapkan, tapi tak mudah untuk dilakukan. Setiap kesalahan yang dimaafkan dengan harapan tidak akan terjadi lagi di waktu mendatang. Tidak ada toleransi dan tawar menawar. Mutlak. Berharap kesalahan tak terjadi lagi, dan tak ada kata maaf yang musti terucap lagi. Sama halnya dengan manusia lain, diri ini juga sering membuat salah. Sering juga mengucap maaf. Namun, apakah maaf itu datang dari jiwa? Ketika engkau marah karena keteledoranku, kelalaianku, kebodohanku, keisenganku, kecerobohanku dan sbgnya. Engkau selalu marah, itu wajar. Tapi engkau tak akan pernah marah lebih dari 5 menit. Senyum maaf selalu tersimpul di wajahmu. Seseorang berbuat salah kepadamu, kamu selalu memaafkan. Kesalahan yang sudah membuatmu merasakan hal yang melelahkan, namun engkau selalu memberikan maaf itu. Dia adalah orang yang menyayangimu. Namun maaf darinya bukan karena kamu adalah kamu. Tapi karena dia ingin kamu lebih baik daripada saat ini. Ingin merubahmu menjadi manusia baru. Dan dia benar-benar pemaaf sejati.

http://afidakhairi.blogspot.com/2012/10/pemaafnya-engkau.html

16

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Harga kedelai naik, ukuran tempe mengecil Oleh : Deni Dwi Kurniawan

Kedelai yang sudah diolah, namun belum diberi ragi. Kedelai inilah yang nantinya akan dibuat menjadi tempe dengan pembungkus daun pisang, Kamis (26/07/2012). | Foto : Deni

Beberapa hari belakangan ini harga kedelai melambung tinggi. Tempe dan tahu yang dahulu dibilang makanan merakyat, sekarang malah semakin tidak merakyat. Seperti yang diberitakan dari beberapa media masa sebelumnya, produsen tempe yang tergabung dalam Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta melakukan aksi mogok produksi tempe hingga Jumat (27/07/2012). Aksi tersebut merupakan respons atas kenaikan harga kedelai di pasaran. Mogok produksi itu pun telah disepakati oleh pengurus di lima wilayah di Jakarta. Lain halnya dengan salah seorang produsen tempe yang berada di Pelem Lor, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Meskipun merasakan dampaknya, namun dia masih tetap memproduksi meskipun dalam jumlah yang semakin sedikit. “Ya .. mau gimana lagi mas, emang keadaannya yang seperti ini,” ucap Parjinah (45 Tahun) –produsen tempe, Kamis (26/07/2012). Meskipun tetap memproduksi tempe, Parjinah menyiasatinya dengan

membuat ukuran tempe lebih kecil tanpa menaikkan harga.”Ukurannya yang saya perkecil, tapi untuk harga saya tidak naikkan,” kata wanita paruh baya itu. Hal itu dilakukan, agar para pelanggannya tidak ikut merasakan dampak naiknya harga kedelai dan untuk menanggulangi kerugian yang dialami. Namun jika nantinya ada salah satu pengrajin yang menaikkan harga. Maka Parjinah juga akan menaikkan harga tempe yang dia buat. Sudah 4 hari Parjinah membeli kedelai dengan harga Rp 8.000,-/kg disalah satu warung klontong. Tentu saja membuat dia semakin sulit untuk mendapatkan untung. Dengan modal yang minim, terkadang membuat Parjinah tidak memproduksi tempe.”Kadang saya buat, kadang juga tidak mas. Lihat modal cukup apa tidak,” ungkapnya. Pengrajin tempe yang sudah lama memproduksi tempe ini pasrah jika memang tidak bisa memproduksinya lagi. “Larang tenan je mas …. Kalau pun harus nganggur, saya sudah pasrah mas. Mungkin saya akan bertani kembali saja,” jelasnya.

http://denidwik.wordpress.com/2012/07/26/harga-kedelai-naik-ukuran-tempe-mengecil/

17

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Pada ombak yang bersahutan berkejar diantara sepi sudut pesisir mengusik.. Memburu deru angin meniup sejuta harap..

Cerita Ombak Oleh : Annisa Fauziah

Mengalunkan nada mengantarkan gelombang pasang.. Ombak pesisir selatan masih mengalun berirama Tengadah beralih duka, menatap nanar kosong Meratapi anaknya yang buta aksara.. Pada gulungan ombak yang meliuk mesra menjemput lembut pasir.. Sentuhan indah hamparan biru memberi nilai tergurat Bergemuruh sendu .. Dalam tangis orang pinggiran mlarat yang tangisnya tak pernah didengar Terombang-ambing janji manis para penguasa Suara yang tak akan kenyangkan perut rakyat Luka tak berobat untukmu negeriku..

http://annisasuke.wordpress.com/2012/10/27/cerita-ombak/

18

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Cup Oleh : Fery Eka 9 Juni 2012 02:37 Bulan ini paraf dosen baru terisi satu dari 11 baris, di kolom suatu kartu ber ukuran 17,4 x 24,4 berwarna pink dan tidak keren sama sekali. Documentary Film Making As A Media Recognition and Promotion Karst Tourism In District Gunungkidul adalah Title yang menjadi sebab kartu itu ada. Saya sendiri meragukan susunan kalimat berbahasa asing yang akhirnya menjadi sebuah judul itu, karena kamus kini mulai disaingi Google terjemah. Kemarin sore kedai tela goreng dan sup buah di festifal kuliner kampus ungu yang saya buka bersama Mei dan Disya sudah resmi kami tutup. Selain tidak mendapatkan keuntungan yang sebanding dengan kecapekan kami yang membuat badan berbau kambing juga karena sepinya mahasiswa di akhir minggu ini, yang akhirnya membuat jualan kami banyak tersisa. Acara itu diadakan di salah satu basemen kampus unggu. sebelumnya saya lihat di poster tentang acara festkul ini, disana tertulis panitia menyediakan tempat dan listrik. namun tidak seperti yang ada dibayangan saya, yang dimaksud tempat ternyata hanyalah garis dengan lakban hitam yang menghiasi lantai, membentuk persegi selebih lebih-lebih nya berukuran dua setengah meter persegi. dan listrik pun ternyata tidak diberi kalau tidak meminta. kami terpaksa mencari meja-meja rusak bekas yang banyak teronggok dibasemen lain, beberapa panitia membantu membawakannya. kertas kado bermotif bunga dan koran bekas terpaksa kami ijinkan mengemas salah satu dari dua meja tempat kami jualan, hingga serupa kado silang buatan anak TK. Hari pertama pengunjung lumayan banyak berdatangan meskipun tidak sebanyak hari kedua dan soup buah kamipun laku semua. namun tidak dengan dagangan lain, begitu dan begitu dihari-hari berikut nya. Hal itu membuat kami harus balik badan dan berjualan secara gerilya dengan

19

berjalan kaki mengintari kampus dengan nampan berisi esbuah, keripik pedas dan tela-tela. Beberapa dari orang kampus mengira yang kami bawa adalah makanan gratis.

Di hari terahir kami jualan kesepian dikampus ini ternyata bertambah matang, saya kira hari jumat bakalan banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya dikampus sembari mengunggu ibadah jumat. namun sebaliknya, ternyata mahasiswa lain lebih banyak mengahabisakan waktunya diluar kampus. prediksi gagal fatal sayapun langsung dikomentari Dysa. dan sesuai kesepakatan yang telah kami sepakati bila jualan kami tidak laku, akhirnya kami pun turun kejalan. *** Berpuluh-puluh meter kendaraan terlihat mengular dalam antrian demi untuk melewati lampumerah di perempatan UPN, kalau saya boleh mengandai bila Amikom lebih besar dari CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


UPN mungkin lampu merah itu akan disebut lampu merah Amikom, bukan lampu merah UPN. Dua orang laki-laki muda beratribut Punk terlihat giat mengamen dengan bertepuk tangan, mereka menysuri mobil-mobil dalam antrian itu. Mey bilang, salah satu dari mereka bertanya padanya, apakah mempunyai teman yang masih jomblo atau tidak. Penari dengan kaus bergaris merah dan putih ala reog ponorogo yang biasanya menari tidak jelas tanpa iringan musik— yang mungkin lebih mirip tarian epilepticnya Ian Curtis— kali itu terliahat sedang menikmati istirahatnya di bawah lampu merah. Pembeli pertama kami adalah kernet dari sebuah truk besar yang merupakan salah satu dari beberapa antrian. Negosiasi harga sepertinya memang bukan tempat nya di jalanan, kendaraan-kendaraan itu kapan saja bisa menjadi banteng yang melihat merah, disaat lampu hijau menyala.

selamanya sebanding dengan berat yang harus di pikul, namun menghabiskan uang itu seperti kapas yang kapansaja bisa terbang saat dirayu angin. Rutinitas berjualan empat hari kemarin membuat jatwal tidur kembali tak teratur, tidur jam tujuh malam dan bangun jam sembilan malam membuat sisa malam menjadi susah untuk ditiduri. Belum lagi suara ringtone SMS dan telefone dari Mei dan Disya yang selalu cerewet mendahului suara alarm dipagi hari, disaat klimaks dari tidur nyenyak dimulai. Nanti semoga tidak bagun terlalu siang, atau waktu untuk dirumah akan berkurang lagi. “Oktober lulus lho km� SMS dari seseorang dua jam yang lalu ini membuat topik imajinasi kembali menuju kartu berwarna pink itu lagi, ah kamu.

Jualan kami pun mulai laku satu-satu, hingga menyisakan dua buah suop buah dan dua buah kripik pedas. Disya dengan semangat menghampiri Polisi di pos nya, yang Disya bilang sebelumnya Polisi itu akan membeli jualan kami bila kami tidak laku menjual nya. dan ia menepati janji, Good Police mungkin.. Berjualan keliling adalah hal yang baru kali pertama saya lakukan, entah dengan Disya dan Mei. Diberikan tatapan aneh dan pelakuan yang tidak menyenangkan sama sekali, sepertinya menjadi hal baru yang saya alami. Sesuatu yang mungkin juga secara tidak sadar pernah saya lakukan dengan pedagang yang mencoba menawari saya jualannya. Terlambat mungkin, jika saya baru bisa merasakan hal yang sama dengan yang mereka alami, hal yang akhirnya membuka pemikiran yang lama tak disadari. Untuk mengumpulkan sedikit kepingan uang itu kadang memang tidak http://ekaferyeka.wordpress.com/2012/06/24/cup/#more-175

20

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Start, I hope:‘siapapun yang sudah menjadi pecandu rasa takut’ Oleh : Satrio Rizki Dharma

“Good evening, London. Allow me first to apologize for this interruption. I do, like many of you, appreciate the comforts of the everyday routine, the security of the familiar, the tranquility of repetition. I enjoy them as much as any bloke. But in the spirit of commemoration – whereby those important events of the past, usually associated with someone’s death or the end of some awful bloody struggle, are celebrated with a nice holiday – I thought we could mark this November the fifth, a day that is sadly no longer remembered, by taking some time out of our daily lives to sit down and have a little chat. There are, of course, those who do not want us to speak. I suspect even now orders are being shouted into telephones and men with guns will soon be on their way. Why? Because while the truncheon may be used in lieu of conversation, words will always retain their power. Words offer the means to meaning and for those who will listen, the enunciation of truth. And the truth is, there is something terribly wrong with this country, isn’t there? Cruelty and injustice…intolerance and oppression. And where once you had the freedom to object, to think and speak as you saw fit, you now have censors and systems of surveillance, coercing your conformity and soliciting your submission. How did this happen? Who’s to blame? Well certainly there are those who are more responsible than others, and they will be

21

held accountable. But again, truth be told…if you’re looking for the guilty, you need only look into a mirror. I know why you did it. I know you were afraid. Who wouldn’t be? War. Terror. Disease. There were a myriad of problems which conspired to corrupt your reason and rob you of your common sense. Fear got the best of you and in your panic, you turned to the now High Chancellor Adam Sutler. He promised you order. He promised you peace. And all he demanded in return was your silent, obedient consent. Last night, I sought to end that silence. Last night, I destroyed the Old Bailey to remind

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


this country of what it has forgotten. More than four hundred years ago, a great citizen wished to embed the fifth of November forever in our memory. His hope was to remind the world that fairness, justice and freedom are more than words – they are perspectives. So if you’ve seen nothing, if the crimes of this government remain unknown to you, then I would suggest that you allow the fifth of November to pass unmarked. But if you see what I see, if you feel as I feel, and if you would seek as I seek…then I ask you to stand beside me, one year from tonight, outside the gates of Parliament. And together, we shall give them a fifth of November that shall never, ever, be forgot!” Pidato “V” yang ditelevisikan ke seluruh Inggris setelah pembajakan salah satu stasiun televisi yang dilakukannya (dalam film “V For Vendetta) —– Ini memang belum 5 November untuk Guy Fawkes day. Tapi ini adalah hari-hari yang ‘seperti biasa’ untuk ‘ehm’ ketakutan-ketakutan kita yang rutin. Nomor pin, password, security key, barcode, fingerprint, retina, sadarkah kalo hidup kita penuh dengan kode keamanan sodara-sodari! Kita diarahkan untuk takut dengan apa yang mereka ingin kita takuti. Mereka menciptakan ketakutan dengan membuat alat pengaman. Alat pengaman itu yang menciptakan ketakutan kita. Kita menggigil begitu mendengar kabar nomor rekening kita bocor, atau ketika ada seseorang yang mencuri password email kita. Apa pentingnya? Citra? Apakah citra lebih berharga dari tidur nyenyakmu dan betapa nikmatnya sarapanmu yang sepaket dengan obrolan ceria ruang makan?

maian tercipta. Kedamaian yang disusun dari akumulasi ketakutan dari setiap kita. Kedamaian yang defensif bahkan agresif karena kemudian muncul kesepakatan siapapun yang mencoba mencolek saja kedamaian ini, harus binasa. Padahal sebenarnya kita cuma takut kehilangan sesuatu dan panik dengan cara-caranya. Ditengah ketakutan dan kepanikan kalian muncul paranoia. Saya takut gelap dan saya akan menuju benda bercahaya untuk mengurangi ketakutan itu. Paranoia yang membuat kita bergantung pada lembaga-lembaga negara yang berisi orang-orang yang lebih kaya dari kita. Kekayaan yang mereka dapatkan dari pekerjaan yang lebih ringan daripada kita yang setiap hari bangun pagi, menyapu jalan, menjaga toko, menjaga meja, menjaga pom bensin yang mereka bangun, mengecat rumah mereka, mengasuh anak mereka, menyetir ambulans ketika mereka sakit dan menjaga properti mereka tiap malam. Kitalah yang menjamin kenyamanan mereka setiap hari! Lalu sebenarnya milik siapa kedamaian? apakah yang kita miliki sebenarnya? negara atau ketakutan? saat kita benar-benar kehilangan bahkan untuk kedamaian itu sendiri, apakah mereka menjamin akan mengembalikannya? apakah kita boleh bertanya? takutkah untuk bertanya? lantas arti kedamaian? Kita takut kehilangan sesuatu yang kita miliki, bukannya marah ya? menurutku sih… tancep kayon

Lalu buff, apa yang mereka bilang keda-

http://cepatdannegatif.wordpress.com/2012/08/22/re-start-i-hope/

22

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012

3


Aku Rumput yang Tumbuh Menjadi Oak Oleh : Tirta Hardi Pranata

Terimakasih Tuhan, telah mengizinkan aku menikmati surya mu sampai saat ini. Terimakasih untuk segala kesempatan menikmati setiap hembusan angin, tetesan air, udara, tanah, matahari, dan segala yang kau cipta untuk ku sentuh untukku raba dan untuk ku miliki. Aku masih seperti rumput kecil yang tumbuh mengejar mentari. Bergoyang di terpa angin, terbaring diinjak-injak, hingga kering terbakar. Tapi aku rumput kecil yang kembali hijau, dan kembali tumbuh menentang angin. Tak bosan terbakar, dan bangkit dari patah ku. Duapuluh satu tahun aku menempati surga kecil mu ini. Di antara malaikat yang menjelma menjadi orang tua ku, menjelma jadi teman-teman ku, di antara nikmatnya kasih sayang. Aku di hapit kerinduan dan kebencian yang mengajarkan aku bertahan untuk terus bangkit dari roboh ku. Untuk terus hidup di antara baik dan buruknya takdir. Sampai saat ini ketika hari berganti dan umurku bertambah satu. Engkau masih membimbingku menjadi manusia tegar atas coba’an yang kau beri. Menjadi manusia yang berpikir dewasa atas ujian yang kau kasi.

Andai aku boleh memohon lebih banyak dari pada dosa ku. Aku hanya akan meminta, Tuhan hapuskan segala dosa ku semasa hidup hingga aku mati. Hapuskan dosa ke dua orang tua ku semasa mereka hidup hingga mereka mati. Hapuskan dosa keluarga-keluarga ku semasa mereka hidup hingga mereka mati. Dan berilah kami kebahagiaan dalam ridhoMu semasa kami hidup dan setelah kami mati. Satu kan kami setelah kami mati dalam indahnya surga MU, berkahi setiap langkah kami dengan izinmu. Dan ingatkan kami dari dosa ketika kami ingat ataupun lupa. Aku rumput kecil yang mencoba menjadi pohon oak yang lebih tinggi. Izinkan rumput kecil ini tumbuh hingga menjadi oak, dan mentang angin. Bimbing aku dengan uji Mu, tegarkan aku dengan coba Mu. Jadi kan aku mendekati sempurna dengan iman Mu. Di hari ini ketika usia ku resmi dua puluh satu tahun. Terimasih atas segala kenikmatan, keindahan, kesehatan, kebahagian, kesusahan yang Kau beri untuk menguatkan aku. Terimakasih TUHAN.

http://sikenarok.blogspot.com/2012/10/aku-rumput-yang-tumbuh-menjadi-oak.html

23

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Menghibur hati Oleh : Untung Prasetyo

Jalani apa adanya Sadarilah bahwa segala sesuatu berjalan secara alami dan semestinya. Tak perlu repot-repot membuang waktu untuk mencari jalan pintas, karena memang tak ada jalan pintas. Sesungguhnya kemudahan jalan pintas itu takkan pernah memberikan kepuasan sejati. Hargailah setiap langkah kecil yang membawa saya maju. Janganlah melangkah dengan ketergesaan, karena ketergesaan adalah beban yang memberati langkah saja. Amatilah jalan lurus. Tak peduli bergelombang maupun berbatu, selama aku yakin berada di jalan yang tepat, maka melangkahlah terus. Ketahuilah, jalan yang tepat itu adalah jalan yang menuntun ku menjadi diri ku sendiri.

http://brunlink.wordpress.com/2012/10/10/menghibur-hati/

24

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Malang on the Way Oleh : Achmad Fikri FH Perjalanan ini dilakukan karena mendapatkan tawaran menemani salah satu kenalan yang sudah saya anggap seperti bagian dari keluarga, walaupun tidak sedekat kawan seumuran, panggil saja dia Om. Kami berdua rencananya akan menuju Malang, Jawa Timur. Sebelum berangkat kami sempat berdiskusi mengenai kendaraan yang akan mengantarkan ke sana. Sebenarnya ada dua pilihan, Kereta atau Bis. Menggunakan kereta dengan tiket yang harganya 140 ribu dengan fasilitas kelas ekonomi, atau bis yang relatif lebih murah tapi harus melakukan perhentian di Jombang untuk berganti bis. Kereta menjadi pilihan utama dari saya. Ada beberapa alasan tentunya mengapa memilihnya. Pertama, barang bawaan Om cukup banyak, dua tas ransel dan sekotak kerdus yang berisikan buku serta satu tas kecil berisikan dokumen penting yang ingin diantar. Kedua, kereta lebih nyaman untuk membaca, merokok dan ngopi. Terakhir, saya sepertinya sudah merindukan suara angin yang masuk melalui celah jendela kereta yang berpadu dengan alunan ban kereta yang bergesekan dengan rel, seperti suara biola perjalanan.

umpang dalam perjalanan ini. Berdasarkan informarsi dari seorang pria yang menjual tiket dalam ruang kota yang dingin, ada 70 bangku belum memiliki penghuni. Asik. Saya memilih kereta Malabar. Salah satu kereta tengah malam menuju kawasan timur tempat saya tinggal sementara, Yogyakarta. 23.30 kami sudah duduk manis di ruang tunggu keberangkatan, karena 23.35 kereta akan tiba di Stasiun Tugu. Ternyata kejadian yang dikisahkan oleh Iwan Fals masih ideal dinyanyikan, Kereta Tiba Pukul Berapa kalau tidak keliru. Karena masih saja terlambat, walau tidak selalu. Mengisi waktu yang luang akhirnya kami memutuskan untuk mengeluarkan salah satu kawan perjalanan, buku. Buku karangan Jodi Picoult, “My Sister’s Keeper” sepertinya masih harus diselesaikan sesegera mungkin. Sedangkan Om membawa “Taj” terbitan Mizan karya Timeri N. Murari. Sepasang mata bercahaya datang dari arah barat. Sekitar 00.08 akhirnya kereta yang kami tunggu datang, dan ini hanya membutuhkan penantian 30 menit. “Kelas ekonomi dua gerbong

Sedangkan jika memilih bis juga ada keuntungan tersendiri. Pertama, biaya lebih murah, sehingga anggaran transportasi dapat diminimalisasi dan dipergunakan untuk berbelanja yang lain, seperti buku. Terakhir, alat transportasi ini siap sedia mengantarkan ketempat tujuan selama 24 jam sehari 7 hari seminggu. Mempertimbangkan kegiatan di Malang akan dilakukan pada siang esok, maka kami memilih kereta. Karena hari keberangkatan tidak termasuk dalam hari keluarga atau libur, sehingga saya menduga akan sepinya penhttp://mbooh.wordpress.com/2012/10/19/malang-on-the-way-i/

25

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Alasan adanya kebijakan ini sepertinya mengutamakan kenyaman beristirahat dari penumpang. Sepertinya hal ini cukup berhasil ketika saya melakukan perjalanan ke Malang, namun hal ini menghilangkan beberapa hal istimewa dari kereta dengan kelas ekonomi. Dengan tidak adanya penjual yang berkeliling dalam gerbong maka kesenangan menghitung macam-macam barang yang dijajakan serta asupan kopi dan rokok hilang. Bagi saya ini mengganggu dan aneh. Ketika kereta Malabar sedang beristirahat untuk menurunkan beberapa muatan di Madiun saya harus sedikit berolahraga, lari. Demi mendapatkan satu bungkus rokok dengan isi 12 batang saya harus menghitung waktu yang terbuang dalam salah satu kios di stasiun. Tentunya agar tidak tertinggal kereta.

dari belakang,” jawab satpam ketika saya menanyakan lokasi gerbong tempat istirahat malam ini. Akhirnya kami menemukan kursi 6A dan 6B, dan ini sesuai dengan yang tertera pada karcis. Merapikan barang bawaan dan mencari posisi istirahat. Om memutuskan untuk beristirahat lebih awal mungkin karena lelah, walaupun sebelumnya sempat membaca beberapa lembar. Sedangkan saya masih terjaga dan memutuskan untuk bermesraan dengan angin, asap dan huruf. Dalam kesunyian akhirnya musik mengajak berdiskusi tentunya dengan merangkai huruf-huruf ini dalam smartphone yang tidak cerdas. ----------------------------------------------Kebijakan demi kebijakan baru telah banyak diberlakukan oleh pemerintah, termasuk PT. KAI(Kereta Api Indonesia). Kebijakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam ranah transportasi darat sebenarnya mempernyaman pengguna jasa (penumpang). Melarang adanya penjual, pengimis dan pemberi jasa kebersihan berada selama perjalanan.

26

Ketika bersandar pada didik gerbong kereta jantung seakan memainkan marawis dengan tempo cepat, capek. Rokok sudah berada dalam saku celana namun tidak untuk segelas kopi panas. Selat antara gerbong tempat saya duduk dan gerbong barang sepertinya menjadi tempat yang tepat untuk berbagi udara dengan tembakau. Ketika saya sedang asik menghisap tembakau seorang bapak paruh baya menemani dengan menyalakan rokok berwarna putih. Perbincangan pun berlangsung; “Mau kemana Pak?” Tanyaku memulai pembicaraan. Dengan tersenyum beliau memandang saya. “Tulung Agung mas.” “Darimana memangnya pak?” “Cilacap mas. Lalu mas-nya darimana? Mau kemana?” “Dari Yogyakarta pak, terus sekarang mau main ke Malang. Berapa pak harga tiketnya dari Cilacap?” Sebelum menjawabnya bapak dengan kemeja putih itu menghisap rokok yang sedari tadi terjepit antara jari telunjuk dan tengah tangan kanannya. “Saya tadi dapat harga 105 ribu. Padahal waktu dari Tulung Agung dapat diskon 20%, CATATAN KAKI # 1 | Oktober 2012


karena lansia. Sedangkan sekarang tidak,” jelasnya dengan nada kecewa. Dengan keheranan saya memberikan tanggapan. “Wah saya kok mahal ya pak? Tadi saya beli tiket harganya 140 ribu.” Seketika pintu pemisah antara selat gerbong dengan bagian penumpang terbuka. Seorang pria kurus dengan sweater hijau dan kumis tebal memasuki ruang diskusi setelah menyantap nasi yang dibungkus dengan daun pisang. “Tiket sedang tidak stabil mas,” jelasnya. “Kemarin saya lihat di internet seharusnya Bandung ke Tulung Agung sekitar 100 sampai 150 ribu.” Penjelasan ini semakin memperkuat bawa saya tidak sendiri dalam kasus harga tiket yang labil. “Malah saya dapetnya tadi harga 170 ribu,” tambahnya. Permasalahan ini sepertinya harus masuk dalam list yang diperhatikan. Kebijakan demi kebijakan diterapkan. Memang nampak sulit, namun itu semua karena belum terbiasa saja. Sepertinya kepastian akan informasi sebaiknya diperhatikan kembali. Khawatirnya kenyamanan yang telah dibangun akan menguap dan hilang dalam sekejap karena masalah kepastian informasi, harga, tiket, ketersediaan tiket, kedatangan dan sampainya kereta ke stasiun. “Sepertinya kalau beli tiket pada hari keberangkatan harganya akan naik,” kata pria yang kumisnya nampak hitam. “Sebaiknya pesan dua atau tiga hari sebelumnya,” tambahnya. Lalu saya mematikan bara yang sudah dekat dengan filter rokok, dan kembali kemana ketempat yang tenang, dalam gerbong.

http://mbooh.wordpress.com/2012/10/22/malang-on-the-way-ii/

27

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Kloset oh Kloset Oleh : Nurhapsoro Triyowibowo

Kloset!! Banyak orang mendengar kata itu pasti akan jijik ataupun akan merasa risih apa lagi jika kata itu disebutkan ketika sedang makan, pasti kebanyakan akan marah – marah, yah mungkin anggapan orang tersebut benar adanya dikarenakan kloset sendiri menurut KBBI (kitab yg kadang – kdang ak baca kalo lagi kepepet. ^^) adalah tempat buang air besar. Yang dimana kebanyakan orang pasti akan melakukannya sebagai rutinitas dipagi hari. Sebuah rutinitas seperti itu yang hanya sekedar buang hajat. Anggapan orang yang merasa “tidak suka” dengan kloset itu ada benarnya, akan tetapi saya punya pemikiran yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang, kloset atau saya lebih suka menyebutnya dengan kloser bagi saya bukan hanya sekedar tempat buang hajat, akan tetapi tempat INSPIRASI. Yah memang sedikit aneh memang tp kenyataannya memang seperti itu,

media inspirasi, inspirasi bertindak dan menyusun agenda kegiatan pada hari itu, Nb :

Dengan kloset semua kagiatan saya dimulai. Merupakan seuatu kebiasaan saya dipagi hari untuk membuang hajat. Disitulah semuanya dimulai, diawali dengan bangun tidur trus langsung beranjak ke kloset.saat duduk disana semua fikiran melayang – laying semua angan – angan seperti menggambarkan sesuatu. Disana kadang saya memikirkan semuanya, kegiatan apa, mau apa yang akan saya lakukan pada hari ini suka saya planning atau rencanakan ketika berada di kloset, kadang kegiatan itu sangat mengasikkan mem- jangan lupa selalu membersihkan kloset agar planning segala sesuatu kegiatan agar tidak terasa nyaman, setelah nyaman akan membuat bentrok antara tagging jawab satu dengan inspiratif bagi diri kita. ^^ yang lainnya. Tidak hanya itu saja kadang pula kloset juga berguna sebagai tempat buat evaluasi apa saja yang telah saya lakukakan kemari harinya, Mengasikkan sekaligus inspiratif bagi saya kloset itu, tempat yang bagi sebagian orang hanya sekedar tempat buang hajat akan tetapi bagi saya kloset merupakan http://cupidermanart.blogspot.com/2011/06/kloset-oh-kloset.html

28

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Entah, hanya rindu saja. Oleh : Zani Noviansyah Bukdeku di Jakarta, kukenalkan dirimu dengan sanak saudaraku. Dalam potongan bayanganbayangan itu kamu berperan aktif berinteraksi, aktif sekali, tapi kita tak sempat berbincangbincang. Dan aku hanya bisa memperhatikan gerak-gerikmu, sesekali memanggil namamu. Entah, hanya rindu saja. Dirimu, dengan pertanyaanmu, dengan segala tandatanyamu. Kapan lagi bisa berbincang tentang malam, tentang keseharian, tentang musikmu, tentang musikku, tentang segala hal, tentang apa saja, tentang sesuatu yang hmm dan aaaakk. Berlebihan, biasa saja, biasa rindu, rindu saja, karena aku sudah biasa bukan? Kawanku tertidur di kasurku, ia lelap, susu coklat dalam gelas beling sisa bekal kawan mendaki merapi di sampingku, dengan suara Chris Martin dan kawan-kawannya di Coldplay dari pemutar pita. Jogja lagi sumuk cuacanya, siapa kira rindu ini bisa tetap bermain dengan rasa dingin bersama asap sigaret. Entah, hanya rindu saja. Ku terdiam beberapa waktu di sisi kamar, dikursi kerja karyaku, terdengar kabar dari rumah bahwa kondisi bapak terkena musibah, beliau jatuh. Sore tadi mama sudah mentransfer suaranya, aku sedikit tenang. Dan adikku akan menyusul ke Purwakarta. Dan aku masih disini, menunggu kepastian surat mainan dari sekolah itu, dan masih merancang strategi untuk melangkah kecil lagi.

Semoga bapak cepat pulih, dan kamu sehat disana. :)

Kuambil ponsel kusentuh huruf pertama dari namamu, beberapa kata kukirim berakhir tanya. Entah,di kepalaku saat itu hanya ada kamu. Kemarin malam, bagaimana ceritanya kamu bisa hadir dalam malam tak sadarku, kau mampir bersama adikmu,berkunjung ke rumah http://diatasbumi.wordpress.com/2012/10/02/entah-hanya-rindu-saja/

29

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Perhatian, si cantik mohon diperhatikan. Oleh : Adam Ghifari Nuskara diperhatikan kalau exit kekiri, kalau kekanan keluar. sesuaikan dengan penunjuknya. tapi yang jelas exit dan keluar akan tetap diperhatikan apa yang dikata si cantik, entah iya atau tidak tapi cantik pramugarinya. :-))

http://adamghifari.tumblr.com/post/28557779161/perhatian-si-cantik-mohon-diperhatikan

30

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


(.) (?) Oleh : Lutfi Fauziah

‌ bahkan tintaku telah mengering, sebelum puisi untukmu habis kutulis. Banyak huruf dan kata bergelantungan di kepalaku kala itu, hanya saja, semua temalinya masih merekat kuat di sana. Dan disinilah, kerinduan itu mengombak. Di sepetak kamar pengap tak berjendela. Sekelebatan kenangan menyentakku, aku sadar, inilah saatnya. Ah, tetapi aku terlalu pengecut untuk memulai pembicaraan ini, sekalipun dilidahi oleh pena dan kertas. Maka kubiarkan pena yang telah basah oleh tinta mengapung di udara. Terombang-ambing dalam kepastian yang mengerang-rintih. Ketika ujung pena telah sampai pada haribaan, huruf dan kata di kepalaku meluncur deras. Membentuk frasa, membentuk kalimat, membentuk sebuah paragraf. Pada paragrafku yang singkat, tersirat kenangan yang berkarat. Di dalamnya, kau dan aku terperangkap dalam kalimat pasif yang tak paham bagaimana cara menunggu. Sedangkan cintamu telah luput di titik terdekat dan langkahku telah lumpuh di tanda tanya terjauh. Hingga akhirnya aku menyapamu melalui ketukan jemariku saat menggumamkan lagu, lewat bayangan yang melintas dalam pertemuan kita yang telah menjadi serpih.

http://akubahagiadisini.wordpress.com/2012/08/22/343/

31

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Change Oleh : Ika Nuridah Perwitasari

Should I call your name? Should I? Hope that You will come without I call You. But that won’t happen. It seems that You far away for me. So far away! Okay, that’s my mistake. I stay away from You for a long time. First, I miss You. I feel so empty now. Empty. Empty. And empty. Don’t know what should I do. I need You. I need Your hugs. Your warm hugs. That will be make me so peaceful. Maybe You think that I’m still like a child. Not a mature one. Yap, sometime I’m so childish. But I want to change myself. Be a better person. Be a mature one. Be a real women. You. I keep praying on You. You’re the one and the only one that I trust. Give me a chance. Chance. Chance. And chance. Thanks for has been listening. Thanks for has been keeping me. Thanks for has been loving me. Thanks for all the things. I promise that I will be a better person. Love You.

http://ikanurindah.wordpress.com/2012/02/02/change/

32

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Tweet pilihan bulan ini Lutfi Fauziah @awewekucrut

31 Oct

Selamat (p)agi guritaaa. Semoga hari ini senantiasa bah(agi)a. Siap2 traktir eskrim 2 minggu pertama ya ;) Adam G. Nuskara @adamghifn

31 Oct

selamat (p)agi pemuda harapan bangsa. Yg ingusan,semoga tdk sia2 setiap mililiter ingus (dan air mata) yg kau hasilkan sepagi ini. NGALIMAN @ngalimanBT

30 Oct

Dalam hal peribadatan maka saya oleh simbah saya dibiasakan dg adat istiadat mau mengerjakan kewajiban sholat. Mugi saget netepi malih. Ilham Bagus Prastiko @merakitsampah

27 Oct

tentu, aku akan duduk dengan muram. tentu, aku akan duduk dengan tangan menggenggam. kaos kaki kiri yang kamu pinjamkan untuk tangan kanan. Satrio Rizki Dharma @ioktaringtumpul

27 Oct

Karena hal terberat dalam berkarya adalah mempertanggungjawabkannya, setuju? Ika Nurindah P @ikanz91

24 Oct

Karaokean. Kapan karaokean. Kepala udah mau pecah rasanya. Penat. Suntuk. Nurhapsoro T. @nurhapsoro

24 Oct

maaf pak,bkan sombong atau takabur,modul yg anda kasih udh prnah sya baca pda semester 1 saat kuliah dulu jdi sya sngat mngantuk.

33

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Tweet pilihan bulan ini Sentimental Zanij @zanij

23 Oct

ke dan di atas reruntuhan sisa2 suara kerinduan. tak lebih & tak kurang. kamu, saridin, tak perlu tenggelam dlm gelak. rindumu sperti hujan. Achmad Fikri Faqih @faqihhaq

17 Oct

Istirahat bukan karena lelah, melainkan tanda terima kasih. Arleta Fenty @arletafenty

16 Oct

Pak dokter ini ih. Saya pilih bracket warna ungu biar keliatan ungu Pak. Bukan biar keliatan aneh. annisa fauziyyah @annisasuke

9 Oct

Woiii... Ini kos"an kalo ga keluar kamar ga ada yg siapin sarapan ga pduli lg pusing setengah modar..huhuhu.. Deni Dwi Kurniawan @DeNi_D_K

3 Oct

Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung !!! Dimana kalian berpijak saat ini ??? jika hanya bisa mengkritik saja = menghancurkan !!!

Zafran Kenarok @ZaFranKenarok

3 Oct

dikasi "hati" malah di tusuk,.. "Kepercay aan itu lebih berharga dari gepokan uang yg kau pegang" camkan itu.. #Esmosi

34

CATATAN KAKI #1 | Oktober 2012


Catatan Kaki

BSC Ruang VI.3.8, Kampus STMIK Amikom Yogyakarta, Jl.Ring Rout Utara, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta T (0274) 7013524 www.lpmjournal.com lpmjournal@gmail.com

35

@lpmjournal F LPM JOURNAL STMIK AMIKOM YOGYAKARTA


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.