Ekspose edisi #5 Polines: Berbenah Diri Di Ujung Tahun

Page 1

NAMA KONTEN

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

1


NAMA KONTEN

2

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012


Pelindung Dr. Totok Prasetyo B.Eng, MT Penasihat Garup Lambang Goro,ST,MT Pembina Drs Chaerul Shaleh ,M.S.I Pemimpin Umum Dian Adi Pratama Sekretaris Umum Syaiful Anam Bendahara Umum Ade Ulfa Arsiyana Pemimpin Redaksi Bela Jannahti Sekretaris Redaksi Ratih Widyaningrum Redaktur Pelaksana Ika Safitriana, Reza Annas Ma’ruf Redaktur Bahasa Vitri Dwi A., Yuniar Cahyani, Editor Inadinna Fadhliyah, Rifka Shofia A. Reporter Arum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi, Eka Widyaningrum, Erika Dwi A., Irma Novita, Ninda Prastika, Nofia Andreana, Nur Ainingsih, Putri Kristianingrum, Septina Budi, Tiara Dian M. Redaktur Foto Ido Ridwan Fidyanto Fotografer Dwiki Lutvi , M. Iftor Hilal, M. Yanuar Nur Adi, Nurul Rizqia S., Riska Putri S. Redaktur Artistik Galih Affandi Layouter Annisa Ayu Lestari, Annissa Permanasari, Hilda Heramita, Imam Agus Yunata, M. Nur Chafidhin, Sofiyan Arif K. Cyber Adita Pratiwi, Ahmad Gozali Ilustrator Eka Kurnia Saputra Pemimpin Litbang Muhammad Rukiyat Kepala Divisi PSDM Vinda Ayu Januarisqika Staf PSDM Anak Agung Maya S.,Bagus Barawonda, Siti Nurfaidah Kepala Divisi Humas Hardani Winata Staf Humas Fieryanti Kamaril Kusumawardhani, Intan Pranita Kepala Divisi Riset Dyah Arini Staf Riset Badra Nuraga, Ika Putri Raswati, Upik Kusuma Pemimpin Perusahaan Irfan Bagus Prasetyo Sekretaris Perusahaan Miftahul Jannah P.P. Bendahara Perusahaan Maulida Arta S. Kepala Divisi Periklanan Haidar Erdi Kepala Divisi Usaha Non Produk Dhanie Setiarini Staf Periklanan dan Usaha Non Produk Aliza Rahmawati, Ash Sulcha, Ira Sari Natasya, Miqdar Nafisi, Shella Widayanti, Tiwik Nur H. Kepala Divisi Desain Iklan Siswoyo Staf Desain Iklan Eko Prabowo Mukti, Meida Noor Santi Kepala Divisi Produksi dan Distribusi Gassela Dita P. Staf Produksi dan Distribusi Agus Wijayanto, Anwar Hamid

D

ari Dapur

i bulan penghujung tahun 2012 ini, disadari atau tidak, kampus kita sedang berbenah disana sini. Pembangunan gazebo, perbaikan taman, perbaikan jalan, pembangunan gedung baru, dan lain sebagainya, menjadi pemandangan yang sering kita lihat akhir-akhir ini. Pembangunan tersebut tentunya bertujuan baik. Salah satunya agar kampus kita semakin nyaman dan semakin sedap dipandang. Namun apakah itu yang paling dibutuhkan oleh mahasiswa? Sementara jalan yang belum rusak kembali di aspal, masih sering kita dapati kegiatan praktikum kita terganggu akibat terbatasnya alat atau fasilitas laboratorium. Mungkinkah memang “penampilan” saja yang diprioritaskan oleh pihak kampus? Pembangunan memang bertujuan baik. Sebaik gazebo baru yang dibangun di beberapa titik, sementara lapangan hijau masih saja tergenang air saat hujan tiba. Lewat bulletin edisi Desember ini kami ingin turut menyuarakan apa yang benar-benar dibutuhkan mahasiswa. Taman baru, atau fasilitas laboratorium yang memadai? Karena perbaikan tidak akan di dapat hanya dengan mengeluh di belakang. Hidup Pers Mahasiswa!

INDEKS

LAPUT 4 | Pembangunan: Aspek Peningkat Kualitas Pendidikan 5 | Pendanaan Polines Tidak Sesuai Rencana 8 | Pentingnya Sebuah Peran INFOGRAFIS 6 | 7 | Pembangunan Gedung VS Perbaikan Fasilitas OPINI 10 | 11 | Pembangunan Di Kampus POLINES RESENSI FILM & BUKU 12 | 13 | Cita-cita Setinggi Tanah & Buku Creative Junkies

SPEAK UP 16 | Beasiswa Kurang Tepat Sasaran KAMPUSIANA 16 | Kopma “Bahtera Manunggal” Kembali Beroperasi SKETS 17 | GALERI FOTO 18 | 19 | Polines dalam Musim Hujan


LAPORAN UTAMA

Pembangunan: Aspek Peningkat Kualitas Pendidikan Penulis: Vitri Dwi A.

P

embangunan merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik secara individu maupun kelompok. Politeknik Negeri Semarang sebagai lembaga pendidikan, juga berupaya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya dengan melakukan beberapa pembangunan fisik sebagai sarana dan prasarana pembelajaran. Menurut Budi Riyanto selaku Kepala urusan Kerumahtanggaan dan Perlengkapan, “pembangunan di Polines berarti perencanaan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mahasiswa.� Berbagai pembangunan fisik dilakukan Polines dengan tujuan meningkatkan sarana prasarana untuk memperlancar kegiatan akademik dan perkuliahan secara efektif serta nyaman. Selama tahun 2012, Polines melakukan berbagai pembangunan fisik diantaranya pembangunan gedung PKM, pengaspalan jalan, pembuatan taman,

RALAT

4

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012

serta berbagai pemeliharaan gedung. Pemeliharaan gedung juga merupakan hal yang penting, untuk menjaga agar bangunan tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan gedung yang telah dilakukan Polines yaitu pengecatan gedung. Tujuan lain dari pembangunan fisik ini yaitu untuk memenuhi suatu program dari masingmasing jurusan sebagai salah satu syarat untuk penilaian akreditasi jurusan tersebut. Pemeliharaan pembangunan gedung ini telah direncanakan dengan sebaik mungkin oleh Polines dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang diperlukan untuk pembangun-annya. Sehingga diharapkan pembangunan ini sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat sasaran untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Polines. Sejauh ini pembangunan di Polines dipusatkan pada lingkungan Jurusan Tata Niaga. Hal ini dikarenakan Ruang

Serba Guna (RSG) dan Auditorium yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan berada di kawasan tersebut. Selain melakukan berbagai pembangunan di dalam kampus, Polines juga melakukan kegiatan bina lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar kampus. Realisasinya yaitu berupa pengaspalan jalan di sekitar kampus. Untuk tahun 2013 ini, bagian kerumahtanggaan telah mempunyai beberapa rencana pembangunan. Salah satunya yaitu pembuatan lalu lintas dalam kampus dengan menata tempat parkir mobil agar terlihat rapi. Selain itu juga akan tetap dilakukan pemeliharaan gedung, ruang kelas, serta lingkungan. “Pembangunan merupakan tanggung jawab bersama, pesan dan saran bisa langsung disampaikan ke bagian kerumahtanggaan, kita menghargai orang yang peduli dengan sarana dan prasarana kampus,� ungkap bapak Budi Riyanto.

Redaksi meminta maaf kepada UKM Pengembangan Pengetahuan atas kesalahan penulisan nama UKM pada rubrik Speak Up Buletin Ekspose edisi November (Menilik Kinerja BEM 2012/2013)


LAPORAN UTAMA

Pendanaan Polines

Tidak Sesuai Rencana Penulis: Arum Ambarwati

S

aat ini Polines sedang gencar-gencarnya mempercantik diri. Berbagai gedung dibangun, perawatan dan perbaikan fasilitas dilaksanakan. Menurut penuturan Drs. Riyadi,MM selaku Wakil Direktur II Polines, meningkatnya pembangunan pada tahun ini dipicu oleh kenaikan anggaran sekitar 60% dibandingkan tahun lalu. Namun tahukah Anda dibalik pembangunan tersebut ada beberapa pendanaan yang tidak sesuai dengan rencana semula? Pertama adalah terjadinya keterlambatan pembahasan Rencana Anggaran Belanja (RAB) untuk tahun 2013. Wakil Direktur II mengungkapkan bahwa RAB tahun 2013 baru akan dibahas pada tanggal 27 Desember 2012. Padahal seharusnya pembahasan dan pengesahan ini sudah dilakukan sebelum bulan Desember. Dirinya memperkirakan akan berakibat terlambatnya pencairan anggaran tahun 2013 hingga bulan Januari 2013. “Saya kira dampak keterlambatan ini tidak banyak, khususnya untuk proses pembangunan. Sebab pembangunan yang kami lakukan itu baru dimulai pada bulan Maret atau April. Untuk biaya gaji, akan tetap kami usahakan dari sumber lainnya terlebih dahulu. Sedangkan untuk anggaran diluar gaji terpaksa belum bisa dicairkan. Saya hanya berharap pengertian segenap pihak yang bersangkutan. Sebab sekali lagi kendala ini

diluar kemampuan saya,� ungkapnya. Ia menambahkan keterlambatan pembahasan ini dialami oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Dengan kata lain Polines bukan satu-satunya yang mengalami keterlambatan. Selanjutnya juga terjadi pengalihan sumber pendanan untuk beberapa proyek yang dilakukan pada akhir tahun 2012. Beberapa proyek yang seharusnya didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terpaksa didanai dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Keduanya merupakan sumber dari seluruh pendanaan Polines. Hal ini dikarenakan pembahasan pengesahan di PNBP tidak berjalan sesuai jadwal. Berkaitan dengan pengalihan sumber tersebut, Drs. Riyadi,MM kembali menegaskan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi keadaan pendanaan untuk Polines. Sebab kedua sumber dana tersebut tidak memiliki ketentuan khusus untuk pengalokasiannya, dan bersifat saling melengkapi satu sama lain. Ketika salah satu sumber tidak dapat memenuhi pendanaan tersebut, maka sumber dana dapat dialihkan. “Sekali lagi saya tegaskan bahwa keterlambatan-keterlambatan itu tidak akan mengganggu jalannya proyek yang dijalankan Polines. Sebab semuanya itu telah kami rencanakan matang-matang,� tegasnya. DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

5


INFOGRAFIS

G

edung perkuliahan adalah salah satu fasilitas penting dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu terdapat fasilitas pendukung seperti kamar mandi, kursi, meja, papan tulis, dan lain-lain. Sehingga baik tidaknya fasilitas yang digunakan juga mempengaruhi kenyamanan bagi penggunanya. Untuk itu kami tim Riset Dimensi melakukan survei secara acak ke 100 mahasiswa pada lima jurusan di Politeknik Negeri Semarang (POLINES) atas tanggapannya mengenai gedung dan fasilitas tersebut. Dapat dilihat bahwa sebanyak 43% mahasiswa menyatakan bahwa gedung di POLINES yang rusak memerlukan perbaikan, sedangkan 38% mahasiswa menginginkan bukan hanya sekedar perbaikan tapi juga penambahan fasilitas, dan 18% mahasiswa menganggap pembangunan gedung baru lebih penting, dan sisanya abstain (tidak menjawab). Kita ketahui bahwa di area POLINES akhir-akhir ini sedang dilaksanakan aktivitas pembangunan gedung. Pembangunan gedung dan perbaikan fasilitas di POLINES adalah salah satu solusi agar kerusakan dan ketidaklayakan fasilitas dapat diminimalisir. Akan tetapi, 55% mahasiswa menyatakan bahwa pembangunan gedung di POLINES tidak efektif karena mereka lebih mengharapkan perbaikanperbaikan fasilitas kelas yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti LCD, komputerkomputer di lab yang sudah tua, dll. Sedangkan 44% mahasiswa menyatakan efektif karena mereka merasa kita memang membutuhkan tambahan ruang kelas. Sisanya sebanyak 1% tidak berkomentar.

6

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012


INFOGRAFIS

Dalam pelaksanaan teknis pembangunan gedung tersebut, apa dampak yang dirasakan mahasiswa? 51% mahasiswa menyatakan bahwa kegiatan tersebut mengganggu aktivitas mereka karena pengerjaanya terlalu lama dan dilakukan ketika KBM sedang berlangsung, selain itu banyak material pembangunan gedung yang berserakan dijalan sehingga mengganggu mahasiswa yang melewati jalan tersebut. Berbeda dengan 49% mahasiswa yang berpendapat tidak mengganggu aktivitas mereka. Dinyatakan bahwa walaupun sedikit terganggu tapi KBM dapat tetap berjalan dengan lancar.

Apakah pembangunan gedung mengganggu aktivitas anda? 51% 49% Sudah layakkah fasilitas yang anda terima saat ini?

Ya Tidak

17%

83% Belum Sudah

Di sisi lain, pembangunan gedung dan perbaikan fasilitas tidak merata. Hal ini tampak oleh hasil 83% mahasiswa yang menyatakan bahwa fasilitas yang mereka terima masih belum layak. Contohnya seperti kamar mandi yang kurang terawat dan masih adanya beberapa gedung sekolah yang tempat duduknya sudah tidak layak pakai, karena masih berbentuk seperti kursi kantin. Sedangkan 17% menyatakan pembangunan di POLINES sudah layak.

Dari hasil riset yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa program pembangunan di POLINES kurang dibutuhkan oleh mahasiswa. Mayoritas mahasiswa lebih menginginkan perbaikan dan penambahan fasilitias dalam kegiatan belajar mengajar yang dianggap belum layak pakai.

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

7


Pentingnya Sebuah Peran

LAPORAN UTAMA

8

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012

Penulis: Irma Novita

B

eberapa minggu terakhir, yang menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa khususnya Ormawa adalah mengenai gedung baru di sebelah barat Masjid Darul Hikmah (MDH) tepatnya di samping gedung PKM baru yang memiliki 6 ruangan didalamnya. Yang menjadi sorotan bukanlah bangunan baru yang tiba-tiba muncul, melainkan fungsi dari bangunan baru tersebut. Hampir di setiap universitas atau politeknik, pembangunan gedung memang bukan hal yang luar biasa karena di setiap universitas, pasti mempunyai master plan pembangunan. Dalam pembangunan yang ada di kampus, dalam hal ini Politeknik Negeri Semarang, mahasiswa memang tidak mempunyai peran secara langsung. Dalam kegiatan Temu AkadeSeperti yang telah dijelaskan mik Jurusan Akuntansi yang oleh Wakil Direktur III Garup berlangsung hari Rabu, 19 Lambang Goro, bahwasanya Desember 2012, Muhammad mahasiswa tidak terlibat langNur Ardiansah selaku Ketua sung dalam pembangunan, Jurusan Akuntansi menyamselain masalah pembangunan paikan, �sarana prasarana dan bukanlah hal yang dapat pembangunan di lingkundipandang sebelah mata, gan kampus khususnya di pembangunan memerlukan setiap jurusan itu tanggung perencanaan yang matang jawabnya bukan di jurusan dan proses yang tidak mudah. melainkan dari pusat. Jadi seperti taman dan kamar Mahasiswa memang tidak mandi yang ada di mushola dapat dengan mudah menguTN yang bertanggung jawab sulkan suatu pembangunan dalam pembangunannya atau perenovasian di dalam adalah pusat.� Dari pernykampus. Untuk itu biasanya ataan tersebut jelas bahwa mahasiswa menyampaikan yang memiliki wewenang sesuatu yang berkenaan dendalam urusan pembangunan gan pembangunan ke jurusan adalah Institusi, bukan jurusan masing-masing misalnya apalagi mahasiswa. melalui Temu Akademik dan selanjutnya pihak jurusan Kembali kepembahasan yang mengusulkan atau bangunan baru di sebelah menyampaikan ke Institusi.


LAPORAN UTAMA

barat MDH, bangunan tersebut memang dibangun untuk ormawa yang basecamp-nya masih di PKM lama. “Jumlah Ormawa yang ada di Polines sampai saat ini ada 17, dan ruangan yang tersedia di PKM baru belum mencapai 17 ruangan, dengan begitu bangunan baru yang ada disamping MDH memang ditujukan untuk Ormawa yang belum menempati gedung PKM baru. Dari pihak Institusi sudah membangunkan gedung PKM baru, setidaknya Ormawa menghargai pembangunan tersebut. Setelah bangunan tersebut diresmikan, saya berniat ingin mengundang para Ketua Ormawa untuk membahas mengenai fungsi bangunan tersebut”, tutur Garup Lambang Goro. Dalam menaggapi hal tersebut para Ormawa khususnya yang masih menempati gedung PKM lama menyambut baik pembangunan bangunan baru tersebut. Beberapa diantaranya adalah UKM Korps Suka Rela (KSR) dan Pengembangan Pengetahuan (PP). “Untuk masalah bangunan baru yang rencananya untuk UKM yang masih di PKM lama, dari pihak KSR menyambut baik pembangunan tersebut. Kalau memang nanti bangunan tersebut ditujukan untuk UKM yang masih menempati PKM lama, maka kami akan gunakan bangunan baru tersebut untuk kesekretariatan, sedangkan kegiatan utama KSR masih di PKM lama. Kami memang belum mendapatkan pengumuman resmi dari Institusi jadi sebelumnya kami hanya mendengar kabar burung dari teman-teman lain”, tutur Asep Novi Wijaya selaku Komandan

KSR. Tidak jauh berbeda dengan Asep, Choiril Sulaiman selaku ketua UKM PP juga menuturkan hal yang sama, pihaknya menanggapi dengan positif. “Dengan dibangunnya bangunan baru yang rencananya untuk UKM yang ada di PKM lama, itu artinya Institusi masih perhatian pada Ormawa yang ada di Polines, kamipun menyambut baik hal tersebut,” ujarnya. Semenjak dibangunnya gedung PKM baru yang pertama, hubungan antara UKM yang ada di PKM baru dan lama seperti ada jarak dan hal itu mengakibatkan penurunan keakraban Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polines. “Mungkin karena itu institusi ingin mengumpulkan Ormawa khususnya UKM dalam 1 kompleks, maka dari itu dibangun lagi gedung PKM. Kalau memang bangunan 6 ruangan itu ditujukan untuk kami yang masih ada di PKM lama, untuk UKM PP sendiri rencananya akan menggukakan bangunan tersebut untuk kesekretariatan,” tutur Choiril lagi. Dalam masalah ini, mahasiswa khususnya Ormawa berharap dari pihak Institusi sendiri jika melakukan pembangunan misalkan gedung untuk UKM atau apapun yang nantinya fungsinya untuk menunjang kegiatan mahasiswa secara langsung, sebaiknya Institusi memberikan informasi secara resmi mengenai tujuan pembangunan dan atau fungsi bangunan tersebut, agar tidak ada kesalahpahaman antara Institusi dan mahasiswa pada umumnya.

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

9


OPINI

Pembangunan di Kampus Polines

P Oleh:

Ir. Endro Wasito Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang

embangunan sarana dan prasarana kampus biasanya didasarkan pada Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Renstra (rencana strategis) yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi (Universitas, Institut termasuk Politeknik). Misalnya ITB mempunyai Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB 2006-2025. Perbedaan antara RIP dengan Renstra adalah, bahwa Renstra memuat hal-hal pokok dan umum, seperti visi, misi, tujuan dan sasaran disertai dokumen yang memuat indikator kinerja pencapaian rencana strategis sebagai rujukan utama penyusunan dan pelaksanaan program kerja tahunan, sedangkan RIP lebih banyak memuat pengembangan fisik dalam bentuk program kerja yang diuraikan lebih rinci dan kuantitatif dengan volume informasi yang besar. Saat ini beberapa perguruan tinggi di Indonesia berusaha mendapatkan predikat World Class University (WCU), kalau tidak salah termasuk Polines, yaitu universitas yang memiliki reputasi internasional di

10

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012

bidang penelitian, pembelajaran dan kontribusi bagi masyarakat luas. Untuk menuju WCU, penilaian didasarkan pada indikator kinerja : 1) kinerja penelitian, kualitas alumni dan staff (penghargaan yang diperoleh), publikasi ilmiah bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Seni/Humaniora, kinerja akademik; 2) penilai-an mitra akademik melalui survey, rasio dosen/mahasiswa, jumlah mahasiswa dan dosen internasional, penilaian stakeholder; 3) WEB universitas menyangkut aspek : visibility (50%), size (20%), rich files (15%), scholar (15%). Visibility: seberapa sering diakses oleh pihak lain. Size: jumlah muatan/ halaman/kolom/entri. Rich files: jumlah files yang dimuat ( misal bahan ajar, dokumen perpustakaan digital). Scholar: publikasi ilmiah dosen/staf akademik]. Disamping itu harus melaksanakan : 1). Internasionalisasi (Terus menerus berusaha membangun komunitas internasional; Memiliki program-program studi dan kurikulum internasional; Memiliki berbagai


OPINI program pertukaran mahasiswa/dosen; Memiliki sejumlah mahasiswa internasional (min5%); Membangun SDM berkualitas internasional; Memiliki berbagai hubungan kerjasama internasional untuk menciptakan program-program berkelas dunia; Merekrut dosen/profesor berkelas dari berbagai negara (min 5%), dan membuka diri bagi pendaftaran mahasiswa dari berbagai negara lain. 2) Menggunakan ICT dalam pembelajaran, manajemen universitas maupun perpustakaan. 3) Menyelenggarakan pembelajaran berkualitas (Calon lulusan disiapkan untuk bekerja dalam ekonomi pasar yang membutuhkan keterampilan untuk meninterpretasikan dan menerapkan informasi; Memiliki kurukulum yang relevan dengan pasar masa kini; Reputasi universitas ditentukan oleh kualitas mahasiswa dan kontribusi mereka dalam masyarakat; Menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif ). 4) Memiliki fasilitas unggul (Lab-lab dan fasilitas riset yang modern; Lembaga riset yang professional; Dana penelitian yang memadai dengan sistem seleksi dan penilaian yang ketat dan profesional (bukan sistem kuota/pemerataan); Link dengan industri/ perusahaan/sponsor; Administrasi pematenan yang baik) 5) PBM berkualitas untuk melahirkan lulusan berkualitas internasional (Fasiltitas

PBM : ruang kelas, lab, media pembelajaran yang memadai; Perpustakaan dengan koleksi buku/referensi /jurnal yang memadai, kemudahan akses dan link dgn perpustakaan lain; Program konsultasi berkala dengan stakeholder tentang prospek dan kualifikasi lulusan; Insentif untuk kegiatan magang internasional calon lulusan; Insentif untuk inovasiinovasi pembelajaran). Tahun 2012 ini polines telah melakukan pembanguan berupa pengecatan, pengaspalan jalan, perbaikan tempat parkir dan perbaikan beberapa ruang teori dan laboratorium, tentunya anggarannya tidak sedikit. Khusus tempat parkir sepeda motor jurusan elektro dan jurusan mesin, terutama sehabis hujan banyak ditemui genangan air disana sini. Akses jalan masuk polines dari jl prof sudarto (menuju SA, SB dan parkiran Elektro/Mesin) terlalu sempit, namun juga belum ada perbaikan. Pembangunan yg dilakukan belum menyentuh Ruang teori di jurusan elektro (terutama SBI/03 sudah 2 semester diserang rayap, sampai saat ini belum ada upaya perbaikan, ada AC dan LCD proyektor tapi tdk berfungsi). Beberapa stop kontak listrik dibeberapa ruang juga tidak berfungsi. Menurut pengamatan saya masih banyak dosen yang tidak memiliki fasilitas ruang tempat bekerja atau tempat kerja yg tidak ideal. Disamping itu fasilitas ruang untuk mahasiswa saat istirahat juga sangat kurang, meskipun ada usaha untuk itu (dengan

pembangunan beberapa gasebo yg terkesan hanya untuk jurusan tertentu). Pengadaan beberapa alat telah dilakukan (meskipun beberapa alat yang sangat diperlukan untuk mendukung penguasaan teknologi NGN (Next/Now Generation Network) di prodi telekomunikasi tidak termasuk yg diadakan misalnya teknologi MSAN, GPON (yang sekarang sangat diperlukan untuk penguasaan teknologi broadband access). Di bidang ICT (Information and communications technology) WLAN untuk akses internet sudah hampir menjangkau seluruh lokasi di polines, yang menjadi persoalan adalah kecepatan akses masih sangat lambat. Padahal ketersediaan banwidth ini sangat diperlukan untuk memungkinkan bekembangnya kegiatan e-learning dan teleconferece. Pemasangan CCTV di hampir seluruh ruang teori dan laboratorium kayaknya tidak untuk konsumsi mahasiswa dan dosen maaf saya sendiri tidak mengerti mengapa harus dipasang alat tersebut dan hubungannya dengan World Class University. Saya berharap semua civitas akademika polines dapat saling berbagi informasi terutama untuk menutup celahcelah kelemahan, kekurangan serta demi perbaikan polines menuju World Class University.

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

11


RESENSI FILM & BUKU

I

Penulis: Ratih Widyaningrum

tulah sepenggal dialog dari empat tokoh utama dalam film Cita-citaku Setinggi Tanah. Jawaban polos dari empat anak SD saat ditanya oleh gurunya tentang apa citacita mereka. Film karya sutradara Eugene Panji, “Cita-citaku Setinggi Tanah (CCST)” ini menceritakan perjuangan gigih para tokoh-tokohnya dalam berusaha mewujudkan cita-cita mereka. Film yang mengambil setting di daerah Sawangan, Muntilan, Jawa Tengah ini juga menampilkan keindahan alam lereng gunung Merapi. Ide cerita CCST berawal dari keprihatinan Eugene Panji dan rekannya, Marina Mayang Sari, ketika melihat anak-anak sekarang lebih menyukai jalan-jalan di mall atau pusat perbelanjaan dan bermain dengan benda elektronik mereka. Ketika sebagian besar anak-anak memiliki impian

Every big steps starts with an inch – Setiap langkah besar dimulai dengan satu inci. (Yoris Sebastian)

12

EKSPOSE EKSPOSE || EDISI EDISI V V || DESEMBER DESEMBER 2012 2012

setinggi langit, seseorang justru hanya ingin menggapai sesuatu yang sifatnya lebih sederhana. Kendati begitu, untuk menggapainya ternyata tidak sesederhana yang dipikirkan, banyak rintangan dan hambatan. “Iya, benar kok! Cita-cita saya adalah ingin makan di restoran padang!” Itulah yang diucapkan oleh Agus Suryowidodo dengan mantap saat ditanya oleh gurunya mengenai cita-citanya. Dibandingkan dengan temanteman dekatnya yang memiliki cita-cita setinggi langit, cita-cita Agus memang terkesan remeh dan hanya setinggi tanah. “Tahu bacem buatan ibuku paling enak se-kabupaten. Saking jagonya bikin tahu bacem, setiap pagi aku sarapan tahu bacem, siang makan tahu bacem. Saat makan malam, aku masih diberi tahu bacem juga,” cerita Agus yang rupanya bosan dengan menu

Buku Pintar Seorang Creative Junkies

Perjuangan di Dal “Cita-citak

makanan yang monoton. Bagi Agus yang hanya putra dari seorang karyawan pabrik tahu dan seorang ibu rumah tangga biasa, yang setiap hari hanya mampu memasak tahu bacem untuknya, makan di restoran Padang tentu adalah sebuah keistimewaan yang tak ternilai. Seperti Mey yang bercitacita jadi artis, maka dengan gigihnya dia berlatih akting setiap hari. Jono yang bercitacita menjadi Tentara setiap hari mempraktekan aksi-aksi seorang prajurit di medan perang dan mengoleksi mainan patung TNI. Puji yang

Jadi, apa yang ada dipikiran kalian bila mendengar kata “kreatif”? Masih banyak orang yang menganggap dirinya tidak kreatif. Sebenarnya setiap orang bisa menjadi kreatif. Kreativitas merupakan sebuah keterampilan atau skill yang dapat dilatih dan dikembangkan lagi. Setiap orang pada dasarnya sudah memiliki potensi untuk kreatif dalam diri, jika potensi ini terus diasah dan dilatih terus menerus maka kreativitas ini akan meningkat lebih jauh.


lam ku Setinggi Tanah” Penulis: Vitri Dwi A.

bercita-cita membahagiakan orang disekitarnya selalu berusaha melakukannya setiap hari, salah satunya dengan cara memberi bantuan tenaga pada orang-orang yang membutuhkan. Agus pun telah melakukan banyak hal untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Mulai dari menabung uang jajannya yang jumlahnya tidak seberapa, mencari keong untuk dijual hingga menjadi pengantar tahu dan ayam. Agus harus menahan keinginannya untuk jajan dan membeli mainan. Dia juga mengorbankan waktu ber-

Lalu, mengapa kita butuh kreativitas ? Dalam buku Creative Junkies, Yoris menceritakan bahwa kreativitas dibutuhkan oleh siapapun dan bagi orang yang bekerja dalam bidang apapun. Hal ini bertujuan agar kita mampu mencapai tujuan yang sudah kita rencanakan serta kesuksesan yang kita inginkan. Kreativitas juga membuat kita lebih unggul dari yang lainnya. Kreativitas juga dapat memotivasi diri untuk berbuat lebih baik terus menerus. Orang-orang yang kreatif tidak akan pernah me-

main dengan tiga sahabatnya Mey, Jono, dan Puji. Waktu yang seharusnya digunakan oleh Agus untuk bermain, dia habiskan sebagai pengantar tahu dan ayam, demi mendapatkan upah sebesar Rp 3.500 rupiah. Eugene mendedikasikan film ini untuk anak-anak Indonesia, agar bisa lebih menghargai dan memaknai arti mimpi yang sesungguhnya melalui proses untuk mencapai mimpi tersebut. Adegan demi adegan dalam film ini tampak sederhana dan natural, namun Eugene berhasil memberikan makna dalam setiap adegan, dimana arti sebuah perjuangan itu sangat dijunjung tinggi sebagai inti cerita. Film ini terekomendasi untuk semua kalangan dan semua usia. Karena memberi semangat, spirit dan inspirasi. Dimana setiap adegannya tidak hanya menyajikan

ketegangan dan perjuangan keras saja tapi juga menghibur dengan beberapa scene lucunya. Begitu juga dialog-dialog yang terlontar. Banyak dialog inspirasi diantaranya “cita-cita bukan untuk ditulis tapi untuk diwujudkan”, “rejeki tidak akan pernah hilang, hanya datang menunggu saat yang tepat” dan dialog inspirasi lainnya. Daya tarik lain film ini adalah para pemain ciliknya semua asli Yogya dan baru pertama kali main film, tapi akting mereka sebagai anak desa yang polos sangat mengesankan. Didampingi akting dari para artis senior berkelas seperti Agus Kuncoro, Nina Tamam dan pemain pendukung lainnya, benar-benar menjadikan film ini semakin menarik untuk dinikmati. Ditambah dengan adanya dialog-dialog dalam bahasa Jawa yang menambah daya tarik tersendiri film ini.

nyerah dengan kesulitan yang menghadang mereka dan inovasi untuk memecahkan masalah yang ada.

patut dicontoh kekreativitasannya dalam hal apapun, dimanapun, dan kapanpun. Tak hanya itu, sosok Yoris yang notabene hanya lulusan SMA mampu menjadi Manager Hard Rock Café pada usia 26 tahun. Prestasi yang dicapai oleh Yoris cukup menginspirasi dan membanggakan. Setiap orang siapapun dan dimanapun berhak untuk menjadi Yoris-Yoris lainnya dan memajukan Indonesia.

Creative Junkies juga memberikan tips untuk menambah pengetahuan yang akan menunjang kreativitas kita. Diantaranya dengan membaca buku, menonton film, bermain games, mendengarkan musik dan lainnya. Tips tersebut dikupas tuntas oleh Yoris pada chapter ke 2. Buku ini sangat menginspirasi kita, begitu juga dengan sosok Yoris Sebastian yang

Jangan takut untuk melakukan inovasi, because every big steps starts with a little steps. DESEMBER DESEMBER 2012 2012 || EDISI EDISI V V || EKSPOSE EKSPOSE

13


SPEAK UP

Beasiswa Kurang Tepat Sasaran Penulis: Fieryanti Kamaril

P

rogram Beasiswa di Polines diselenggarakan bagi mahasiswa yang tidak mampu membiayai pendidikannya dan mahasiswa yang berprestasi setiap tahunnya. Beasiswa yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan kesempatan belajar di perguruan tinggi, mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah karena tidak mampu membiayai pendidikan, meningkatkan prestasi dan motivasi mahasiswa baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler. Dana beasiswa Polines yang bersumber dari

Pemerintah untuk Politeknik Negeri Semarang dibedakan menjadi tiga yaitu Beasiswa bagi Mahasiswa Berprestasi yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan melalui Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Beasiswa Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler (PPE). Lalu apakah mahasiswa yang menerima beasiswa tersebut sudah tepat? Berikut adalah pendapat mahasiswa mengenai tepat atau tidaknya mahasiswa yang menerima beasiswa di Polines.

Alfin Kurniawan A (Jurusan Akuntansi Polines Angkatan 2010 – Penerima Beasiswa BBM) “Menurut saya tentang beasiswa tersebut yang patut dipermasalahkan ketepatannya yaitu beasiswa PPA dan BBM. Karena di kelas saya sendiri ketika pengumuman penerimaan beasiswa terjadi cekcok atau adu mulut antar teman. Hal itu terjadi karena penerima beasiswa PPA sendiri tidak sesuai kriteria. Setau saya yang diprioritaskan untuk PPA kan yang berprestasi, pada kenyataannya sang penerima PPA memiliki nilai lebih rendah daripada yang gagal menerima. Begitu pula dengan beasiswa BBM yang tidak diperuntukkan untuk mahasiswa kurang mampu. Banyak mahasiswa penerima beasiswa BBM yang tergolong mampu dalam hal ekonomi yang mendapatkannya.”

Miftahul Niam (Jurusan Teknik Elektro Polines Angkatan 2010) “Menurut saya masih belum tepat sasaran, karena sepengetahuan saya ada banyak mahasiswa yang menggunakan data yang tidak sesuai dalam keadaan sebenarnya, misalnya seperti surat keterangan tidak mampu (syarat beasiswa BBM). Pernah juga suatu ketika saya pernah mendapati seorang mahasiswa penerima beasiswa BBM yang ternyata merupakan anak PNS (Pegawai Negeri Sipil). Selain itu yang masih menjadi pertanyaan dalam pikiran saya adalah tentang beasiswa PPA, kenapa mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tersebut bukan merupakan mahasiswa yang nilainya tinggi, seharusnya kan beasiswa PPA diperuntukan bagi mahasiswa dengan IP (Indeks Prestasi) tinggi.”


SPEAK UP Desy Citra (Jurusan Teknik Elektro Polines Angkatan 2010) “Menurut saya, mahasiswa penerima beasiswa dikatakan tepat ya sudah tepat tetapi ada juga yang belum tepat. Tepat karena mahasiswa yang menerima beasiswa memang membutuhkan dana untuk kuliah, karena penghasilan orangtua kurang mencukupi untuk membiayai kuliah sedangkan mahasiswa yang menerima beasiswa tersebut berprestasi, jadi sayang banget kalau tidak berkuliah toh nantinya mereka juga akan bekerja untuk memperbaiki taraf hidup. Dibilang belum tepat karena pada kenyataannya ada mahasiswa yang secara materi mampu mencukupi biaya kuliah tapi masih dapat beasiswa. Bukankah sebenarnya masih banyak mahasiswa yang lebih membutuhkan? Lebih setuju untuk mahasiswa berprestasi tapi secara materi kurang mencukupi. Jadi mahasiswa tersebut masih bisa kuliah tanpa harus mempersoalkan biaya.”

Mahega Delta Pramudhita (Jurusan Teknik Mesin Polines Angkatan 2011 – Penerima Beasiswa PPA) “Sejauh ini yang saya lihat untuk beasiswa bidik misi sudah tepat sasaran. Akan tetapi untuk beasiswa yang lainnya ada beberapa yang masih belum tepat sasaran dan penggunaan uang beasiswa itu sendiri terkadang oleh sang penerima bukan untuk membayar uang kuliah akan tetapi malah dipakai untuk membeli kebutuhan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kuliah.”

Siti Murthosiyah (Jurusan Akuntansi Polines Angkatan 2011 – Penerima Beasiswa PPA) “Menurut saya pribadi, kurang tepat sasaran karena masih banyak mahasiswa yang kurang mampu yang tidak mendapatkan beasiswa. Salah satu contohnya teman sekelas saya, dia sangat membutuhkan beasiswa tersebut tetapi dia tidak masuk seleksi karena IP (Indeks Prestasi) yang kurang.”

Hesolindra Luthfi A (Jurusan Teknik Sipil Polines Angkatan 2011 – Penerima Beasiswa PPA) “Sebagian besar penerima beasiswa sudah tepat sasaran, tetapi ada juga yang belum tepat. Terutama beasiswa BBM dan Bidikmisi, karena ada beberapa mahasiswa yang mendapat beasiswa tersebut tapi menurut saya tidak masuk kriterianya. Yaitu mereka tidak memiliki potensi akademik memadai dan sudah mampu secara ekonomi.”


KAMPUSIANA

Koperasi Mahasiswa

“Bahtera Manunggal” Kembali Beroperasi Penulis: Nur Ainingsih

T

oko Koperasi Mahasiswa (kopma) “Bahtera Manunggal” kembali dibuka setelah sekitar 2 tahun vakum. Toko yang berlokasi di sebelah Markas Komando (mako) Resimen Mahasiswa (menwa) ini menyediakan berbagai macam kebutuhan alat tulis kantor (ATK), makanan, minuman, aneka produk dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), aksesoris, souvenir, serta melayani kegiatan simpan-pinjam khusus mahasiswa Polines. Syarat mengajukan simpan-pinjam sendiripun cukup mudah, yaitu dengan mengumpulkan fotokopi KTM dan surat pernyataan penggunaan dana. Respon positif banyak datang dari mahasiswa Polines khususnya jurusan teknik. Seperti yang dikatakan Mirandi mahasiswa tingkat II jurusan Teknik Elektro, dengan dibukanya kembali toko kopma ini dapat mempermudah mahasiswa Polines untuk mencari barang-barang seperti alat tulis, jas lab dan segala keperluan yang dibutuhkan. Hal senada juga diungkapkan Samsul Rois, mahasiswa tingkat II jurusan Teknik Mesin, “Sukses untuk dibukanya kembali toko kopma dan kepengurusannya, sedikit saran mungkin perlu ditambah plang nama karena parkiran motor didepannya membuat toko kopma kurang kelihatan. Selain itu publikasinya sendiri masih perlu ditingkatkan, karena saya juga baru tahu kalau toko kopma buka lagi.” Selama beberapa hari pasca dibukanya kembali toko kopma, omset yang didapat berkisar antara Rp120.000,00 -

16

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012

Rp145.000,00/hari dan pengunjungnya masih terbatas mahasiswa teknik dan karyawan kampus yang berada disekitar toko. Dari pihak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kopma telah menetapkan target seminggu kedepan pasca dibukanya toko akan menggalakan publikasi lebih gencar melalui pamflet-pamflet, media sosial, serta kunjungan ke beberapa ormawa untuk melakukan kerjasama. Selain itu pihaknya akan membagikan angket secara random ke mahasiswa Polines untuk mendaftar barang- barang apa saja yang mereka butuhkan sehinga nantinya kebutuhan mahasiswa Polines dapat tersedia di toko kopma dan tujuan di bukanya Koperasi Mahasiswa ini dapat terpenuhi. Belum ada kesulitan yang signifikan selama beberapa hari pasca dibukanya Toko Kopma. Adanya koperasi yang serupa disekitar toko juga tidak menjadikan sebuah hambatan atau malah persaingan diantara keduanya. “Untuk saat ini mungkin kesulitannya ada di waktu pembukaan toko yang seharusnya pukul 07.00 WIB bisa molor sampai siang. Selain itu lebih ke masalah non teknis seperti atap toko yang bocor dan parkiran depan toko yang menghalangi akses masuk ke toko dan kami dari Kopma secepatnya akan mengajukan masalah itu ke bagian KRT,” jelas Alvin Kurnia selaku General Manajer Kopma.


SKETS

LAPORAN UTAMA

N

NA U G N

N A L BU A

B PEM

DI

R E MB

E S DE

Beasiswa macet beberapa bulan ini Wah ada banjir kali ya yang bikin macet

Beberapa ormawa PKM baru mengeluh atap bocor Tambal sendiri salah, nunggu ditambalin lama Menjelang akhir kepengurusan program kerja ormawa menumpuk Siap-siap gas pol rem blong tuh

NGEDIMS

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

17


NAMA KONTEN

18

EKSPOSE | EDISI V | DESEMBER 2012


NAMA KONTEN

DESEMBER 2012 | EDISI V | EKSPOSE

19



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.