Mini Majalah Edisi Magang 2020

Page 1



Lembaga Pers Mahasiswa

Cover

DIMENSI Pelindung Ir. Supriyadi, M.T. Penasehat Adhy Purnomo, S.T., M.T. Pembina Junaidi, S.T. M.T. Pemimpin Umum Alfandy Ilham S. Pemimpin Redaksi Joti Dina Kartikasari Koordinator Tita Tri Uma Wakil Koordinator R. Satrya Bramantya

Ilustrasi Novia Putri Fatmatuzzahro Desainer Rakha Yusan Al Hafizh

Salurkan Idemu ! Redaksi menerima tulisan, karikatur, ilustrasi, atau foto. Hasil karya merupakan hasil karya asli, bukan terjemahan/saduran atau hasil kopi. Redaksi berhak memilih karya yang masuk dan menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi. Karya dapat langsung dikirim melalui e-mail redaksidimensi23@ gmail.com atau dikirim langsung ke alamat kantor redaksi di: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Baru Lantai 2 No. 4-5, ­Kampus Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Soedharto Tembalang, POBox 6199 Semarang 50061 Selamat berkarya !

Reporter Fahri Pasya Ilham Afief Fatchurrohman Ririn Anjarwati Eliza Latifia Firmani Cintya Sofia Kusuma Wardani Rif’atul Qonita Aldisa Mutiarasari Bunga Kiscahyaning Silvia Naada Kamilia M Reski Efendi Merry Nilna Na’ma Aisyah Nabillah Aida Farzanah Disma Cahya Anindya Ayu Anggraeni Fikri Mubarok Lutfiyatul Iftitah Suzanah Rosita Galuh Wulandari Aisyah Shabira Yafie Nadia Rahmalia Rahim Andayani Surani Putri Kholifatul Mufti Lidya Pratiwi Allia Salma Nining Hapsari Vera Linda Astuti Vidya Rizqiani Arief Anom Septyawan Siti Nurhasanah Fotografer Alliffia Rahma Dhiany Muhammad Iqbal Ramadhan Mochamad Fahrizal Ian Zaputra Alda Anggi Rosiana Abillah Putri Emerallia Kournikova Wahyudi Ilustrator Adib Faiz Al Asyraaf Safi’atun Naja Mujiana Novia Putri Fatmatuzzahro Layouter Rakha Yusan Al Hafizh Zakiyah Zahra Ramadhani Salsabilla Az-Zahra Novita Alya Ramadhani Litbang Olivia Novitasari Dina Riantika Arini Sabila Ulya Perusahaan Maulana Malik Ibrahim Rani Thufaila Yofanda


Salah satu media sosial berlogo warna merah menyala dengan simbol play, tentu tak a­ sing lagi bagi kita, yap betul ialah YouTube. YouTube merupakan aplikasi yang menarik berisikan berbagai macam video, di mana kita dapat melihat video bahkan mengunggahnya pula yang kemudian akan tersiar ke jutaan pengguna YouTube di seluruh penjuru dunia. Kemudahan mengakses YouTube melalui gawai yang terhubung dengan koneksi internet membuat berbagai kalangan dengan mudah melakukannya. Berbagai hal yang kita inginkan tersedia didalamnya mulai dari konten hiburan, berita, edukasi, tutorial bahkan acara televisi pun banyak tersedia dalam YouTube. Tak heran jika hal inilah yang membuat orang mulai beralih dari acara televisi dan ­memilih konten pada YouTube dengan segala keistimewaannya. Dalam majalah kali ini pada ­Laporan Utama, kami mengulas mengenai eksistensi YouTube masa kini di kalangan mahasiswa. ­ ­Pemilihan isu ini didasari atas pemanfaatan media YouTube untuk mahasiswa dalam menunjang aktivitas akademik. Tren implementasi bisnis masa kini melalui start up merupakan isu yang kami angkat untuk Laporan Khusus. Kurangnya kecakapan para pelaku UMKM akan teknologi modern mendorong mereka melangkah jauh tanpa cukup bekal menghadapi kenyataan bisnis yang ternyata penuh strategi adalah fokus utama dalam artikel dan sosok dalam rubrik ini. Dalam majalah ini kami juga menyajikan Kampusiana, lalu bersama Travelogue kita akan ­ erwisata menuju Desa Tempur Jepara dengan pemandangan alam asri pedesaan kemudian b mencicipi lezatnya kuliner legendaris khas Pati. Tak lupa pula Semarangan, melihat indahnya sebuah perbedaan bersama komunitas sahabat difabel, serta rubrik Incognito. Melalui majalah ini kami berusaha memberikan berbagai info yang menarik, informatif, ­ dukatif dan pastinya aktual di setiap kontennya karena kami ingin kedepannya majalah LPM e ­Dimensi tak hanya menjadi sebuah bacaan semata tetapi juga bisa sebagai penggerak untuk kedepannya agar para generasi muda dapat lebih peduli, peka dan terbuka oleh berbagai fenomena yang terjadi. Hidup Pers Mahasiswa!

Redaksi




LAPORAN UTAMA

Kehadiran YouTube yang Kian Menggeser Televisi Oleh: Andayani Surani, Disma Cahya, Novita Alya Desainer: Zakiyah

Dok. Iqbal Potret dua remaja yang lebih berminat menonton Youtube daripada televisi

Sejak dirilis pada 14 ­ Februari 2005, platform ­berbagi video ­YouTube ­menjadi ­andalan masyarakat dari b ­ erbagai k­ alangan. ­Perlahan ­namun pasti, kehadiran ­YouTube kian ­menggeser peran televisi ­sebagai ­media hiburan ­maupun informasi bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan para p ­enonton dapat langsung ­ memilih ­ jenis konten yang i­ ngin mereka saksikan karena sifat YouTube yang ­dinamis dibandingkan dengan televisi yang bersifat satu arah. Dibandingkan acara televisi t­radisional, YouTube menyediakan konten yang ­ lebih ­beragam ­sehingga dapat disesuaikan dengan selera p ­ engguna. Selain itu, layanan video ini memiliki beberapa faktor dan aspek lain yang ­tidak dimiliki oleh televisi. ­Tidak ­heran jika pada akhirnya ­Y­ouTube akan memenangkan persaingan.

Pergeseran perilaku pengguna televisi ini ­tentunya akan mengancam bisnis t­elevisi ­kedepannya. Namun, b ­ elakangan ini diketahui ­bahwa be­berapa stasiun ­televisi s­wasta justru memiliki ­ channel ­ YouTube sebagai ­saluran ­resmi yang menayangkan s­ iaran ulangnya. Hal ini sering ­menjadi tanda tanya besar bagi kita, dapatkah YouTube ­menjadi televisi masa depan? Pandangan Stasiun Televisi Acara televisi sekarang cenderung agak lebih spesifik, contohnya ­ saluran televisi MNC TV yang fokus menayangkan ­program sinetron atau komedi. Lalu, RCTI yang mana menampilkan acara hiburan seperti music serta ­ Global TV juga dulunya mempunyai ­redaksi berita hingga akhirnya memiliki satu redaksi di I-News TV. Di luar negeri juga terDIMENSI 7


LAPORAN UTAMA dapat redaksi televisi yang mengkhususkan diri secara spesifik membuat program acara detail untuk entertainment, ­hiburan musik dan film, serta hobi seperti kuliner dan sepak bola. Sejauh ini acara televisi ­masih ­ber­upaya untuk meng­ hadirkan ­ program apa yang ­disukai masyarakat. Program acara yang la­ yaknya ­ ditonton oleh m ­ asyarakat terutama mahasiswa ­ mungkin sama dengan lapisan masyarakat lain. Namun, ditelevisi ­ ­ terdapat segmentasi program, yang mana nantinya mahasiswa akan ­menonton sesuai minatnya, entah ­program hobi ataupun berita. “Sebenarnya untuk informasi berita ­tidak perlu dikotak khususkan untuk mahasiswa ­karena menurut saya semuanya juga perlu a­danya ­ informasi itu. Malahan untuk ­meningkatkan ­minat mahasiswa agar menonton ­berita, kami sendiri mengangkat bagian highlight dari satu berita lalu mengunggah­nya ke YouTube agar ­makin mudah di­akses oleh masyarakt luas,” ujar Pak Indra salah satu staf kantor I-News TV. Pandangan Konten Kreator Lain kepala, lain pula isinya. ­Ketika ­pihak stasiun televisi ­ me­ nolak secara halus dan berusaha untuk membuat progam yang ­ ­menarik ­untuk masyarakat. Dua konten kreator ­yaitu ­Mahendrayana dan Sekar j­ustru k­ ompak ­setuju jika YouTube di­jadi­kan sebagai televisi masa d ­ epan. M ­ ahendrayana, seorang pegawai ­pajak dan konten kreator kawakan menuturkan b ­ eberapa faktor yang m ­ endukung isu tersebut. Ia m ­ enjelaskan ­bahwa ­YouTube ­memiliki sifat ­fleksibel yang ­tidak di­miliki oleh televisi yang mana video yang ada b ­ eragam dapat d ­ itonton sesuai kebutuh­an. Dengan YouTube, kita bisa ­me­milih kon­ ten apa saja yang sesuai d ­ engan minat dan­ kebutuhan ­ ­ serta menikmatinya kapan dan di mana saja ­ tanpa adanya batasan ruang dan ­ waktu. Sangat jauh ­ berbeda saat kita menonton televisi. Kita harus meluangkan ­ waktu di ruang yang terbatas, di mana televisi itu berada, hanya untuk menonton program yang kita ingin­kan. ­Terlambat ­sedikit saja, kita bisa ke­hilangan momen terbaik atau bahkan melewatkan program tersebut. 8 DIMENSI

Selain fleksibel, faktor lain yang menjadi nilai t­ ambah bagi YouTube a­dalah keberadaanya yang dapat meningkatkan ­ kreativitas dan taraf ­hidup ­masyarakat. ­Mulai dari anak-anak, remaja, ­mahasiswa, orang tua, intinya siapapun dapat berkontibusi menja­ di konten kreator dan mendapat­kan penghasilan melalui video yang di­buatnya di YouTube. Secara garis ­besar, ­kehadiran YouTube membuat suatu hubungan yang dapat kita ­kategorikan sebagai ­simbiosis ­mutualisme antara ­ ­ pihak YouTube, konten kreator, dan ­penonton. YouTube membutuhkan ­video yang dibuat oleh k­onten kreator untuk ­mengembangkan ­platfomnya. Konten kreator membuat dan ­mendapatkan ­pendapatan dari iklan yang muncul di v­ ideonya dan p ­ enonton mendapatkan ­ hiburan ataupun ­ informasi yang ­dibutuhkanya. Tidak jauh berbeda dengan Mahendrayana, seorang konten kreator dan beauty enthusiast bernama Sekar Hestining Maulidya atau yang lebih dikenal sebagai Sese juga mengungkapkan keberpihakannya pada YouTube sebagai televisi masa depan. Ketika ditemui dikediamaannya, perempuan kelahiran tahun 1998 ini mengungkapkan alasan­ nya mendukung hal tersebut. Menurutnya, banyak program televisi yang tidak relevan dengan kehidupan dan tidak memiliki nilai edukasi. Pandangan mahasiswa Kendati demikian, pihak ­ maha­ siswa ­berpendapat lain. ­Vonia, ­se­orang ­mahasiswa Jurusan ­Psikologi­ ­Universitas Negeri ­Semarang ­meng­ungkapkan alasan­nya yang ­setuju t­ idak setuju, karena keberadaan ­televisi ­masih diminati oleh masyarakat ­berusia 50 tahun ke atas yang j­arang me­nonton berita dan ­hiburan ­seperti komedi melalui YouTube. Berbeda d ­ engan generasi milenial sekarang ini yang lebih minat menonton ­ YouTube akan ­kepraktisannya dalam m ­ encari ­berbagai konten video misalkan ­ ­ pembahasan soal ­SBMPTN. YouTube juga dapat ­diatur konten apa saja yang selayaknya ditonton oleh anakanak dan remaja.


LAPORAN UTAMA

Dok. Iqbal Pemanfaatan YouTube Melalui Video Tutorial

Menilik Peran YouTube dalam Dunia Pendidikan Oleh: Ayu Anggraeni, Fikri Mubarok, dan Lutfiyatul Iftitah | Desainer: Zakiyah

DIMENSI 9


LAPORAN UTAMA Ketersediaan fasilitas pada era ­globalisasi ini telah menorehkan per­kembangan pesat ­dalam teknologi ­informasi dan ­komunikasi, termasuk bidang pendidikan. Menurut Coombs ­dalam ­­jurnal “Pemanfaatan YouTube s­ebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Kreatifitas Guru ­ Bahasa Inggris Mts-Al Insan”, yang ­ ditulis oleh Diah Retno ­Anggraeni, terdapat ­beberapa ­subsistem yang ­menentukan ke­berhasilan pembelajaran. ­Direktur utama I­nternational ­Institute for E­ ducational ­Planning (IIEP) Uni­ ted ­Nations of E­ ducational, Scientific, and Cultural O ­ rganization (UNESCO) di masa pemerintahan Presiden John F. Kennedy ­ tersebut mengatakan bahwa, ­ subsistem tersebut terdiri dari media atau alat pembelajaran, teknologi serta tenaga ­pengajar. Dalam sebuah proses pem­ belajaran, peran media cukup ­penting bahkan ­sangat penting untuk m ­ emudahkan ­proses ­belajar. Dalam proses p ­ enyampaian ­materi pembelajaran ­kepada m ­ ahasiswa, ­biasanya dosen menggunakan ­media pembelajaran dengan jenis audio ­visual. Hal ini bertujuan untuk mem­berikan ­pengalaman konkrit, motivasi ­belajar, s­ erta ­mempertinggi daya serap dan ­retensi belajar. Inilah yang disebut d ­ engan media ­pembelajaran.

Youtube sebagai Aplikasi Media ­Belajar

Media yang bertujuan untuk ­ menarik minat pelajar terhadap materi ­pem­belajaran yang disajikan ini memang banyak jenisnya. Media audio visual ­merupakan salah satu jenis media belajar yang dinilai efektif untuk digunakan saat ini, seperti YouTube. YouTube adalah salah satu media ­sosial yang saat ini bisa diakses oleh ­siapa saja. Tidak dapat dipungkiri lagi ­ media ­ sosial yang terkenal ini bahkan bisa diakses oleh anak kecil. Banyak s­ekali yang dapat kita tonton di ­YouTube. ­Video hiburan, ­tutorial ­melakukan s­ esuatu, tips dan trik ­kecantikan, ­bahkan cara ­cepat ­mengerjakan soal-soal ­latihan juga ter­sedia di sini. ­Dalam ­usaha 10 DIMENSI

­me­nambah ­pemahaman, mahasiswa dapat ­memanfaatkan YouTube untuk mem­pelajari ber­bagai materi yang dirasa ­kurang saat di kelas. Dilansir oleh m.cnnindonesia.com ­dalam artikel berjudul “YouTube jadi A ­ plikasi Media ­Paling Populer di ­Indonesia” edisi April 2018, saat ini minat masyarakat Indonesia untuk mengakses layanan ­video streaming terus meningkat. Konten video tidak lagi dianggap sebagai sarana hiburan semata tapi juga sebagai ­sarana edukasi. Jika dilihat, ­ memang saat ini pendidikan m ­ ulai meng­ikutsertakan peran teknologi terlebih media ­sosial. M ­ ulai dari S­ ekolah Dasar, Sekolah ­Menengah Pertama, S­ ekolah Menengah Atas hingga tingkat perguruan tinggi kini tak luput dari ­kehadiran media sosial ­dalam ­pembelajarannya.

Dampak Youtube sebagai Media ­belajar

Dunia perkuliahan yang ­ menuntut mahasiswanya untuk aktif, membuat ­mahasiswa mem­butuhkan banyak ­referensi materi. Youtube dapat di­jadikan salah satu alternatif dalam m ­ enambah pemahaman. Seperti yang dilakukan oleh ­Angga Wahyu Wibowo, selaku dosen ­Jurusan Elektro yang ­memberikan ­tugas ­kepada mahasiswanya untuk membuat dan meng­­­upload video di YouTube. ­ ­ “YouTube sebagai teman dalam ­pem­belajaran, ­mahasiswa juga mendapat pengetahuan tentang cara p ­ embuatan, dan editing. Jadi peran m ­ ahasiswa b ­ ukan ­hanya sebagai pemirsa YouTube t­etapi dapat sebagai konten kreator,” imbuh ­ Angga. Menurutnya, tugas tersebut ­sejalan d ­ engan salah satu misi Politeknik N ­ egeri Semarang (Polines), yaitu dalam upaya melaksanakan ­pendidikan tinggi vokasi bidang t­eknologi dan bisnis yang ­unggul, berkarakter, dan beretika. Pemberian tugas untuk meng­ -upload video materi di YouTube dari dosen ­dirasakan oleh Alia, mahasiswa J­ urusan Elektro. “Pemberian tugas ini sudah t­epat, karena dalam


LAPORAN UTAMA tugas ini ­seolah-olah kita membuat video ­tutorial, kita harus tahu tahapannya seperti apa,” ujar Alia. ­Menurutnya, ­penggunaan YouTube ­sebagai ­pe­nunjang dalam belajar cukup e ­ fektif, karena ­banyak teman-temannya yang lebih memilih mengakses materi di YouTube ­daripada mem­baca materi dari buku. Hal yang sama juga dirasakan oleh Nikado, m ­ ahasiswa ­Jurusan ­Akuntansi ­Polines. “­Melibatkan YouTube dalam upaya meningkatkan pemahaman ­mahasiswa itu ­sangat mendukung, karena apa yang kita ­butuhkan dan apa yang ­belum kita ­pahami dapat kita t­emukan di YouTube,” imbuh Nikado. Dengan menggunakan YouTube s­ ebagai media belajar, tentunya ada nilai tambah tersendiri. Hal ini ­dikarenakan, mahasiswa juga ­dituntut untuk dapat menjelaskan materi yang dibuat di YouTube tersebut kepada orang lain, sehingga ­ keterampilan berbi­ cara atau public speaking dan pe­mahaman mendalam pada ­materi ­sangat ­dibutuhkan. Selain itu, ­diperlukan kreativitas dan inovasi agar video yang dihasilkan tersebut menarik dan mudah dipahami oleh orang lain. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Bidang ­Pembinaan Guru atau ­Tenaga ­Kependidikan Kota Semarang, Sri ­Rahayuningsih. ­Beliau mengatakan bahwa p ­ embelajaran saat ini lebih menitikberatkan p ­ endidikan karakter

dibandingkan media yang digunakan dalam ­pembelajaran. Dalam ­pendidikan karakter diharapkan menumbuhkan ­ kesadaran ­mahasiswa sendiri untuk lebih bijak dalam menggunakan media ­sosial. Dari proses pembuatan ­tugas meng-upload video materi di YouTube, mahasiswa yang diberi t­ugas tak j­arang menjum­ pai ­kendala. P ­ embuatan ulang video materi salah satunya. L­antaran d ­ irasa belum mendatangkan ­ ­ pemahaman, mau tak mau ­ pembuatan ulang v­ideo materi se­ ringkali ­dilakukan. ­Perlu ­dipahami bahwa, ­pemahaman ­setiap orang berbeda-­beda, karena ­setiap orang ­memiliki cara tersendiri ­ untuk mencapai titik ­ paham ­ terhadap suatu materi. ­ Selain itu, d ­engan f­asilitas yang ada di YouTube dapat ­menyebabkan pengguna k­etergantungan, sehingga da­ lam ­kesehariannya selalu b ­ ergantung pada ­Youtube dan tidak m ­ engembangkan diri. Dari uraian di atas, dapat d ­ikatakan bahwa kehadiran YouTube ­sebagai ­media belajar m ­ emberi dampak ­ positif ­ maupun negatif. Dampak tersebut t­ imbul ter­ gantung pada pengguna ­Youtube itu sendiri. Setiap orang ­memiliki cara tersendiri dalam ­ memanfaatkan YouTube. Tidak dapat dipung­kiri ­bahwa pada ­dasarnya, YouTube masih ­digunakan ­sebagai ­media ­hiburan dan sarana menghilangkan kegabutan.

DIMENSI 11


INFOGRAFIS

Oleh: Dina Riantika, Olivia Novitasari, Arini Sabila

Desainer: Zakiyah

YouTube merupakan sebuah media sosial yang menyajikan berbagai jenis v­ ideo yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja oleh semua kalangan, termasuk m ­ ahasiswa. Konten yang ditawarkan YouTube sangat beragam, mulai dari hiburan hingga e ­ dukasi. Tak jarang pula YouTube dapat digunakan sebagai media pembelajaran online ­(e-learning) untuk menunjang kegiatan belajar bagi mahasiswa. Oleh karena itu, kami dari kru magang LPM Dimensi melakukan riset terhadap 251 mahasiswa secara acak sebagai responden mengenai pemanfaatan YouTube di ­kalangan mahasiswa.

Seberapa sering Anda meng­ gunakan YouTube sebagai media pembelajaran?

Seberapa sering Anda melihat YouTube dalam sehari?

23,9% 41,8%

> 1 jam 1-3 jam < 3 jam

34,3%

1,6%

Tidak ­­Pernah

51,8%

Jarang

46,6%

Sering

12 DIMENSI

Menurut Anda, Apakah YouTube merupakan media informatif?

YA

6%

97,2% Lainnya

Film

Game

Musik

Edukasi

Tutorial

Vlog

6,4%

10,8%

15,1%

18,3%

20,7%

22,7%

Konten apa yang sering Anda tonton?

TIDAK

3,8%


INFOGRAFIS

Menurut Anda, Apakah YouTube merupakan media interaktif?

YA

89,2%

YA

78,1%

Apakah dalam perkuliahan Anda ­memanfaatkan YouTube sebagai media pembelajaran?

TIDAK

YA

76,9%

10,8%

TIDAK

21,9%

Menurut Anda, Apakah YouTube dapat menjadi referensi dalam membantu tugas perkuliahan Anda?

TIDAK

23,1%

UMUM

51,8%

Sains

14%

BAHASA

13,1%

DESIGN

13,2%

LAINNYA

7,9%

Kategori chanel apa yang sering anda lihat?

Kesimpulan: Dari riset yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar m ­ ahasiswa sering menonton YouTube, konten yang lebih sering ditonton ialah konten ­keseharian (vlog atau tutorial) dibanding konten edukasi. Meskipun begitu banyak responden ­mengaku sering memanfaatkan YouTube untuk media pembelajaran dan referensi ­tugas kuliah karena memuat beragam informasi. Mahasiswa menganggap bahwa konten ­­ di ­dalam YouTube mudah dipahami karena disajikan dalam bentuk video, YouTube juga dinilai informatif dan interaktif, karena memuat banyak informasi di dalam konten dan dapat berinteraksi melalui kolom komentar ataupun Live Chat. Sejauh ini YouTube boleh dibilang cukup berperan sebagai media edukasi, karena hampir ­sebagian besar r­ esponden memanfaatkan YouTube sebagai media pendukung dalam proses per­kuliahan, tetapi dari segi pemanfaatan secara pribadi, responden cenderung jarang menggunakan YouTube untuk mengakses konten edukasi.

DIMENSI 13


LAYANAN MASYARAKAT

Iklan Layanan Masyarakat Ini Dipersembahkan Oleh : Lembaga Pers Mahasiswa

14 DIMENSI

DIMENSI



LAPORAN KHUSUS

Kompleksitas Bisnis Startup, Tren Bisnis yang Tak Mudah Diikuti

Illustrator : Safi’atun Naja Oleh: Rif’atul Qonita, Bunga Kiscahyaning, Aisyah Nabillah | Desainer: Novita Alya

Era teknologi membuat bisnis ber­evolusi menjadi terdigitalisasi ­(e-bussiness). Salah satu implementasi dari e-bussiness adalah startup. Dilansir dari Liputan6.com dalam postingan berjudul ­‘Pengertian­­ ­Startup ­Adalah, Sejarah Singkat dan ­Karakteristiknya’, startup diartikan ­sebagai suatu bisnis yang baru saja berdiri dan berkembang dengan didukung oleh layanan digital dan membutuhkan ­ba­nyak pendanaan untuk beroperasi dengan kelompok kerja yang minimalis. Startup berawal dari inovasi yang menjadi solusi dalam pemenuhan ke­butuhan masyarakat menggunakan teknologi. Tri Asworo, Co-Founder Tumbas.in, salah satu startup e-commerce di S­emarang me­ nyatakan alasannya memilih bisnis ­ startup. 16 DIMENSI

“Karena sudah zamannya teknologi, jadi sebisanya menyelesaikan masalah di sekitar kita dengan teknologi. Inovasi startup yang saya buat adalah mempermudah pem­ belanjaan ke pasar tradisional melalui a­ plikasi dan membantu pasar tradisional agar lebih maju,” tutur Tri Asworo. Tren Bisnis Startup di Kalangan Milenial ­Indonesia Startup Indonesia yang didirikan m ­ ilenial dengan usia rata-rata 35 tahun ­seperti G ­ ojek, Bukalapak, Tokopedia, ­Traveloka, Ovo, ­Ruang guru, Kita Bisa, dan Sayur Box berhasil bersaing di kancah global. Hal ini membuat bisnis ini tren bagi milenial untuk b ­ erinovasi


LAPORAN KHUSUS

membuat startup-startup baru. Tak hanya per­­dagangan, tetapi juga games, properti, konsultasi ­kesehatan online, asuransi, inves­ tasi online, pembukuan online, bahkan asisten pribadi online, dan masih banyak lagi. Dilansir dari artikel Detikinet yang ber­judul ‘Menkominfo: Indonesia Punya 2.193 Startup di 2019’ memaparkan ­pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika ­ (Menkominfo), Johnny G Plate saat ber­bicara dalam diskusi Spotlight On ­ Indonesia Unicorns And ­ Digital Economy ­Advancement: The Big ­Picture. Johnny menyebutkan ­bahwa ­I­ndonesia me­nduduki urutan n ­omor lima dunia startup ranking dengan jumlah perusahaan rintisan 2.193 ­ buah pada t­ ahun 2019. Ini sangat memungkin­ kan ­ karena maraknya penggunaan internet oleh m ­ asyarakat Indonesia. Menurut Fuad Widyantoro, dosen Sistem Kelembagaan Keuangan Politeknik Negeri Semarang (Polines), startup ­menjadi tren di ­kalangan milenial karena berbasis tekno­logi. Kecenderungan anak muda yang s­enang ­dengan teknologi akan mencipta­kan ­inovasi baru. “Startup menjadi tren di k­alangan milenial karena memang ber­ ­ basis web, ­aplikasi, dan mobile. Anak muda suka ­dengan teknologi,” tuturnya. Milenial yang mem­ punyai latar belakang ­Teknologi ­Informasi (TI) cenderung melirik bisnis startup, karena dasar dari bisnis ini adalah digital. Mereka mem­buka bisnis startup, freelance, maupun bekerja di salah satu ­perusahaan startup. Membangun Bisnis Startup Tidak Bisa ­Sekedar Mengikuti Tren Tren merupakan suatu kecenderungan dan bisa memengaruhi orang lain. Ada­ nya tren startup membuat milenial mudah ter­ bawa arus dan sekedar mengikuti tren bisnis. Banyak pengusaha yang gagal dalam bisnis startup disebabkan hanya mengikuti tren tanpa perencanaan yang matang, terlebih ­ pengusaha yang tidak mempunyai basic ilmu

TI. ­“­Jika ingin membuka bisnis startup, dilihat dulu berapa persen rasio keberhasilannya. Bisnis itu harus punya visi, jangan ikut-ikutan. Lihat dulu inovasi­nya ­sudah ada atau belum. Bisnis startup itu ­harus ada mentor agar tidak tersesat,” ­tambah Fuad. Ia juga menambahkan ­alasan banyaknya bisnis startup yang ber­henti di tengah jalan. “Kebanyakan karena hanya mengikuti tren, kurang fokus, skill ­programmer dan desain yang amatir, kalah bersaing, ke­ mudian ide inovatif yang bocor. Pembuatan bisnis ini dibutuhkan kesabaran dan sangat menyita waktu,” tutur Fuad. Dilansir dari Warta Ekonomi yang ber­ judul ‘Ini Alasan 90 Persen Startup di I­ ndonesia ­Gagal’, pengamat ekonomi ­digital yang juga CEO PT Duta Sukses Dunia, Yudi Candra, meng­ ungkapkan dari banyaknya startup di ­ Indonesia, yang sukses sekitar 1% saja, sedangkan 99% gagal. Diperlukan passion, ­ fokus, skill programmer dan d ­esain, inovasi baru, dan tim yang solid dalam membangun bisnis startup. Modal awal menjadi tonggak berdirinya startup. Sulit untuk mendapat ­modal awal dari i­nvestor karena harus siap menghadapi resiko yang ada. Tak hanya itu, saat mendirikan bisnis startup kita akan menghadapi ­ banyak ­ tantangan. Tri Asworo juga meng­ ungapkan tantangan yang ia ha­ dapi kala itu. ­“Tantangannya yang pertama yaitu teamwork, adanya perselisihan antar ­anggota tim, sulit untuk menyatukan visi yang sama dalam berbisnis. Kedua, terjadi kesulitan pada modal. Untuk saat ini kami belum ada investor, masih menggunakan uang pribadi sebagai modal,” ungkapnya. Para milenialpreneur dapat menjadi tonggak perekonomian bangsa. Namun, ­ ­milenialpreneur harus bekerja keras, tidak ­sekedar mengikuti tren. Selain itu, kita h ­ arus lebih kreatif lagi dalam menganalisis ke­ butuhan pasar sehingga bisa membuat ­produk yang mampu bertahan di pasar ­dalam waktu yang lama.

DIMENSI 17 04


Illustrator : R. Satrya Bramantya

di Era Digital

Peluang Startup

LAPORAN KHUSUS

Oleh: M. Reski Efendi, Silvia Naada, Mery Nilna | Desainer: Novita Alya

Di era globalisasi yang serba ­digital, per­ ekonomian sangat penting bagi ­kelangsungan hidup manusia. Salah satu bentuk dalam menjalankan perekonomian tersebut adalah dengan mendirikan sebuah usaha, baik ber­ upa usaha mikro, ­usaha kecil, maupun ­usaha menengah (UMKM). UMKM menjadi p ­ ilihan bagi ­mereka yang baru saja m ­ erintis usaha­nya ­ sebagai ­ langkah awal untuk berkecimpung di dunia ­usaha. Di era yang semakin digital, ­pastilah ­me­miliki banyak perkembangan

18 DIMENSI

khusus­nya dalam bidang perdagangan. Saat ini ­ani oleh startup. Istilah startup sering diartikan ­sebagai u­saha yang baru dirintis atau baru berkembang, dan belum lama beroperasi. Startup merupakan ­perusahaan rintisan b ­ erbasis digital yang berperan sebagai media p ­ romosi. Para pelaku usaha mikro dapat bergabung dengan startup dengan mencantumkan produk atau jasa miliknya agar bisa tersebar luas melalui platform digital. Dengan menyediakan be­r­bagai


LAPORAN KHUSUS ­kemudah­an dan fasilitas, startup ­menjadi platform yang menjanjikan bagi para pelaku usaha. Kendala bagi Pelaku Usaha Pada umumnya pengusaha yang baru merintis usaha sering kali muncul ber­bagai permasalahan, seperti rendah­ nya kua­ litas produk yang dihasilkan, ­keterbatasan m ­ odal yang dimiliki, dan terbatasnya akses dalam memasarkan barang. Untuk mengatasi hal tersebut, para peng­ usaha membutuhkan semacam pelatihan serta arahan dalam menjalankan usahanya agar usaha yang me­reka miliki dapat terus berkembang. ­Biasanya me­ reka tergabung dalam komunitas usaha mikro yang ber­ada dibawah naungan Dinas Koperasi dan UMKM di setiap daerah. Rani, selaku staf pemberdayaan usaha mikro di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, mengatakan bahwa kekurang­ an UMKM terletak pada mindset para pelaku ­usaha dan kesinambungan dalam ­usaha yang dijalankan. Untuk meng­atasi hal ter­sebut, pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang mengadakan ber­bagai ­macam pelatihan dan bim­bingan ­untuk para pelaku usaha. Pelatihan ter­sebut bekerja sama ­dengan beberapa ­instansi, ­seperti ­sertifikasi izin Produk ­Industri ­Rumah ­Tangga (PIRT) yang ­bekerja sama de­ ngan Dinas Kesehatan Kota, s­ertifikasi halal ­dengan Departmen Agama dan ­Majelis Ulama Indonesia, dan pengeluaran kekayaan hak intelektual de­ngan Direktoral Jendral Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Berbagai Kemudahan yang Ditawarkan Perusahaan Startup Startup menjadi primadona ­ tersendiri bagi para pelaku usaha karena k­emudahan dalam menjalankan usaha yang memanfaat­ kan teknologi. Bagi para pelaku usaha, s­ tartup lebih m ­ embantu dan ­ me­ mudahkan untuk berpindah dan memperluas akses pasar tidak hanya ­secara offline, tetapi juga secara online. ­Startup memberi­ kan be­ berapa kemudahan kepada pelaku ­ ­ usaha dalam menjalankan usaha­nya, ­seperti kemudahan komunikasi de­

ngan p ­ elanggan, kemudahan transaksi pem­ bayaran, dan kemudahan pemasaran produk. Bagi UMKM, perusahaan startup me­ miliki potensi yang besar untuk memasarkan u ­saha-usaha yang belum t­ erekspos. ­Usaha-usaha yang tergabung memung­kin­kan dilirik dan dijangkau para k­onsumen sekalipun dengan jarak yang jauh. Peng­gunaan aplikasi yang dibuat oleh p ­ er­usahaan startup menja­dikan UMKM yang dijalankan terasa le­ bih efisien dan praktis. Dari berbagai kemudahan yang d ­ itawarkan, para pelaku usaha mikro mulai melirik dan tertarik de­ngan startup. Salah satunya fitur yaitu live streaming, di mana penjual melakukan siaran langsung melalui aplikasi tertentu dan ber­ interaksi ­dengan pembeli secara real-time. Hal tersebut menjadi cara baru dalam mempromosikan suatu produk. Dilansir dari laman CNBC Indonesia, dari 58 juta usaha mikro yang ada di I­ndonesia sebanyak 8 juta atau 14% usaha telah b ­ er­alih ke platform online. Hal itu menandakan bahwa ketertarikan para pelaku usaha ­kepada perusahaan startup cukup tinggi. Terus Berinovasi Agar Tak Ketinggalan Dari banyaknya keunggulan yang d ­ i­miliki perusahaan startup, tentunya terdapat kelemahan yang ada. Dari ­kelemahan yang dimiliki, perusahaan startup dituntut untuk cepat dan tanggap dalam merespons ber­bagai kritik dan saran dari masyarakat terutama dari penggunanya. Selain itu, perusahaan startup juga dituntut untuk menyelesaikan perma­ salahan dengan berbagai inovasi yang mereka punya. Jika tidak, para pelaku ­usaha yang memakai jasa startup terancam di­tinggalkan. Di era yang serba digital ini, p ­ erusahaan startup menjadi primadona tersendiri. ­Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, agaknya pengusaha pemula akan me­milih model startup untuk menjalan­kan ­usaha pertamanya. Selain harus memanfaatkan teknologi dengan tepat guna, perusahaan startup harus tetap menjamin mutu, danjuga terus berinovasi untuk keberlangsungan usaha yang lebih baik. DIMENSI 19


SOSOK

Hero Wijayadi,

Dok. Pribadi

Jadikan Bisnis sebagai Lifestyle Oleh: Aida Farzanah, Aldisa Mutiarasari | Desainer: Novita Alya

Hero Wijayadi, seorang founder ­(pemilik) startup kelahiran Semarang, 19 Maret 1982 ini telah dikenal banyak orang berkat bisnisnya. Sebelum terjun ke dunia bisnis, ia sempat menempuh pendidikan magister (S2) Information Technology (IT) di Monash University, Australia. 20 DIMENSI


SOSOK

Latar Belakang Terjun dalam Bisnis Kesuksesannya tidak telepas dari ­pengorbanannya merintis bisnis dari nol. Ia pernah mencoba berkarir di A ­ ustralia, akan tetapi karena faktor keluarga dia memutuskan kembali ke Indonesia ­untuk m ­ eneruskan bisnis orang tuanya. ­ Sayangnya, sekitar tahun 2016 m ­ ­ engalami masalah finansial yang menyebabkan ­tutupnya bisnis ­tersebut. ­Hingga akhirnya tercetuslah sebuah ide untuk terjun ­dalam dunia bisnis online, mengingat dunia o ­ nline pada saat itu sedang dalam tahap ber­kembang dan sesuai dengan passion­-nya dalam bidang IT. Sebelum terjun dalam dunia bisnis, Hero sempat memiliki pengalaman kerja di sebuah bank swasta di Jakarta selama satu tahun dan pernah menjadi dosen di salah satu akademi swasta. Namun, sejak awal keinginannya ­hanya menjadi ­enterpreneur. Alasannya karena melalui bisnis dia m ­ erasa lebih bisa mengembangkan diri dan p ­ unya dampak besar bagi banyak orang di­ banding bekerja sebagai karyawan. ­Sebagai seorang internet marketer, ia k­ erap melakukan hobinya y­ aitu mem­baca dan self development guna menambah nilai dan pengalaman diri s­ erta me­rancang strategi dan inovasi bagi pemasaran bisnisnya. Hero menuturkan bahwa bisnis ­bukanlah hobinya. “Menurut saya, hobi itu tidak serius, hanya untuk k­esenangan saja, sedangkan bisnis ialah bagian dari hidup saya, jadi bisnis itu bukan hobi m ­ elainkan lifestyle.” Banyak ­sekali m ­ anfaat yang ­diperoleh dari berbisnis diantaranya ­ menjadi berkah bagi ­ banyak orang, baik material maupun non m ­ aterial. ­Secara ­material, ia dapat membantu stafnya menghidupi ­keluarganya, dapat b ­ erkontribusi membantu beasiswa anak-anak sekolah yang ­tidak mampu, dan memberi ­manfaat ­untuk para klien melalui produk dan jasa, serta ­berkontribusi terhadap negara melalui ­pajak. Secara non material dilakukan­ nya dengan berbagi ­pengalaman dan ­mentoring, ­misalnya melalui radio dan ­seminar-seminar. ­­“Di

s­amping saya berbisnis saya juga m ­ engatur waktu dan ­energi agar ­seimbang. Tidak ­hanya ­sukses di bisnis saja, melainkan di keluarga, ­spiritual, hubungan dengan orang lain, kesehatan juga diperhatikan,” ungkapnya. Sebuah Pencapaian Prestasi Kesuksesan Hero tidaklah diraih d ­ engan serta merta. Rintangan dalam menjalankan ­usaha pernah dialami­nya. ­Beberapa startup yang ia bangun harus dihentikan. Namun, ia tak b ­ egitu saja menyerah. Untuk membang­ kit­ kan ­ usahanya kembali, ia mengatasinya ­dengan meningkatkan wawasan maupun belajar dari pengalaman orang lain, serta men­ coba berkolaborasi dengan orang lain. Pada 18 April 2017, ia dipercaya m ­ enjadi mentor dalam sebuah program a­cara “Gerakan Nasional 1.000 Startup” dan mendapat kunjungan spesial dari tim Google Jepang. Tanggal 24 Agustus 2019, dirinya diundang organisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Asia Pasifik yang berkantor pusat di ­Singapura, ­bernama AMTC sebagai pembicara di event Inter­nasional “Asian Pasific E­ conomic Cooperation (APEC)” di Puerto Varas, Chile ­ mewakili UMKM di Asia Pasifik untuk berbagi pengalaman. Perusahaan yang dikelolanya yaitu Hero Soft Media bahkan mendapat pe­ ngakuan sebagai Google Partner resmi per­ tama di Jawa Tengah, hal ini menambah deretan prestasi seorang Hero Wijayadi. Hero yang saat ini menjabat sebagai CEO Hero Soft Media dan Meme Florist menyampaikan beberapa tips kepada para pebisnis muda. Ia menjelaskan ­bahwa pebisnis di awal karir harus mempunyai high-value skill atau keahlian khusus yang orang memang mau membayar untuk itu, tak berhenti belajar melalui berbagi ­sumber disertai dengan praktik. “Mulailah dengan menjadi spesialis dulu, setelah lima tahun skill akan menguat dan jika terbukti dibutuhkan orang, lalu mulai pikirkan manajemen bisnisnya, merekrut banyak orang dan mulai membuat sistem,” pungkas Hero.

DIMENSI 21




KAMPUSIANA

MINIMNYA PEMINAT JADI PEMICu PERLUNYA PERBAIKAN PROGRAM LANJUT JENJANG Oleh: Rosita Galuh dan Suzanah, Ilustrator : R. Satrya Bramantya | Desainer : Zahra Ramadhani

Program Lanjut Jenjang atau bisa di­sebut program LJ merupakan salah satu program pendidikan di Politeknik N ­egeri ­ Semarang (Polines) yang di­ buka bagi ­ mahasiswa lulusan ­ ­ Diploma III (D3) untuk melanjutkan pendidikan ke ­jenjang S­arjana Terapan (S.Tr). ­Program LJ bertujuan ­untuk memberi ­ke­sempatan ­mahasiswa ­lulusan D3 Polines 24 DIMENSI

agar dapat melanjutkan ­pendidikan ke ­jenjang se­ lanjutnya ­ tanpa harus memilih institusi lain. ­Tidak hanya ditujukan untuk ­mahasiswa Polines saja, ­ ­ program LJ juga di­ buka bagi mahasiswa dari institusi lain yang ingin ­ melanjutkan pendidikan­nya di Polines. Untuk tahun ini diharapkan pendaftaran masih di­ berlakukan sama ­seperti tahun ­sebelumnya.


KAMPUSIANA

­ amun, melihat kurangnya peminat di t­ahun N sebelumnya, ­ ­ program lanjut j­ enjang di­ rencanakan akan ­diberhentikan semen­tara. Endro Warsito selaku Wakil ­ Direktur (Wadir) bidang akademik ­Polines ­menjelaskan bahwa ini bagian dari k­ esalahan yang tidak diantisipasi sebelum­ nya. Pada mulanya de­ ngan dibuka program LJ diharapan banyak dari alumni yang men­daftar akan tetapi yang terjadi ­ sebaliknya. Kebanyakan p ­endaftar ­program LJ ­berasal dari perguruan ­tinggi lain ­sehingga pada 2 periode p ­ endidikan sebe­ lumnya ­dengan program yang m ­ asih baru dibuka, pem­belajaran tetap harus di­laksanakan karena atas permintaan alumni. Program pendidikan tetap berjalan walaupun ­dengan mahasiswa kurang dari 20 orang. Bahkan pada ­angkatan pertama, hanya berjumlah 5 orang. Tes Masuk Program LJ Dirasa Sulit Sedikitnya jumlah mahasiswa l­anjut jenjang tidak hanya disebabkan oleh peminat yang masih rendah m ­ elain­kan juga tes yang diujikan mempunyai t­ingkat kesulitan tinggi. “Tes yang di­ujikan berbentuk esai di mana materi soalnya b ­ ukan mata pelajaran umum ­melainkan sesuai jurusan yang d ­ iambil,” ujar Dadi ­ selaku dosen s­ekaligus ­ pe­ ngawas tes program LJ. Selain itu, dari per­nyataan Dadi dijelaskan bahwa rata-rata mahasiswa cukup kesulitan ­ ­ dalam mengerjakan tes t­ersebut, ­bahkan ada mahasiswa yang lembar jawabnya kosong karena sama sekali tidak bisa mengerjakan soal. Kurangnya jumlah mahasiswa ­ dalam ­ kelas Program LJ ini memberikan dampak tersendiri dalam proses ­kegiatan ­belajar mengajar. Se­ perti yang disampaikan oleh Dhea Aulya, salah satu mahasiswa lanjut jenjang Program Studi Perawatan dan Perbaikan Gedung (PPG). Dhea memaparkan bahwa dari segi pembelajaran dengan jumlah m ­ aha­siswa yang sedikit membuat sistem ­pem­belajaran menjadi kurang efektif. “­Kelas saya ada 15 mahasiswa, di mana tiap pembelajarannya tidak dapat melakukan diskusi dengan baik karena minim-

nya ­mahasiswa,” ucap Dhea. Selain dari segi pembelajaran k­eluhan juga disampaikan Fikri, salah satu m ­ aha­siswa lanjut jenjang Program ­Studi M ­ esin Produksi dan Perawatan (MPP). Fikri mengungkapkan bahwa dari segi pembelajaran materi yang diberi­ kan ­sudah sesuai akan tetapi dari segi waktu jam pembelajaran berkurang. Di mana yang seharusnya pembelajaran dimulai dari jam 4 siang sampai jam 9 malam, ­namun pembelajaran sering selesai kurang dari jam 9 malam. Hal tersebut membuat ­ mahasiswa dipaksa untuk memahami ma­teri dalam jangka waktu yang tidak seharusnya. Langkah yang Ditempuh Institusi Dengan berbagai kendala tersebut, pada tahun ini pihak institusi melakukan perbaikan dengan menetapkan ­kebijak­an tambahan untuk program LJ. “Tahun ini ada kebijakan tambahan di mana ­program LJ akan dibuka jika maha­ siswa yang diterima memenuhi kuota sekitar 20-24 orang,” ungkap ­Endro. Menurut penjelasan Dadi, ­kebijak­an ter­ sebut diterapkan karena pihak ­i­nstitusi mempunyai batas minimal k­ uota ­mahasiswa yang diterima, di mana batas m ­ inimal digunakan untuk memberikan honor kepada tenaga ­ pengajar. ­ Dengan demikian, semua beban pengeluar­ ­ an anggaran juga turut diper­ hatikan ­pihak institusi untuk mengantisipasi ­kerugian yang timbul dari program ini. Beliau juga menyebutkan bahwa dilihat dari apa yang terjadi, mahasiswa yang ­­ di­ terima belum memenuhi batas ­ ­ minimal ­ sehingga kemungkinan institusi bisa rugi. ­ ­ Sementara ini institusi ­menerapkan konsep subsidi silang. Hal ini ber­arti bagi mahasiswa kurang mampu tetap dapat mengenyam pendidikan dengan mendapat ­potongan dalam mem­bayar biaya pendidikan ­sedangkan untuk m ­ ahasiswa yang mampu dapat dikenakan biaya pendidikan tertinggi. ­ Namun, apabila belum menutupi maka akan ada t­ambahan pembiayaan dari ­institusi.

DIMENSI 25


SPEAK UP

Mengungkap Persepsi Fenomena Salah Jurusan Oleh: Nadia Rahmalia, Shabira Yafie I Desainer: Zahra Ramadhani

Dalam dunia perkuliahan seringkali kita menemukan beberapa mahasiswa yang mengaku bahwa dirinya salah jurusan. Salah satu contohnya seperti mereka yang ­masuk jurusan akuntansi padahal basicnya dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan bidang ekonomi keuangan. Karena hal t­ ersebut, banyak mahasiswa yang menganggap dirinya salah memilih jurusan. Lalu ­seperti apa pendapat mahasiwa Politeknik Negeri Semarang (Polines) dalam ­menanggapi fenomena salah jurusan tersebut. Benarkah salah jurusan itu ada? Yuk simak beberapa pendapat mahasiwa Polines di bawah ini.

Jullia Diah Sukma Jurusan Akuntansi Fenomena tersebut memang ada di sekitar saya. B ­ anyak teman saya yang mengalaminya. Kebanyakan dari m ­ ereka baru menyadari saat mereka tingkat 3 karena tidak ­nyaman dengan tugas yang bagi mereka terlalu berat. Saya ­sendiri juga merasakan fenomena tersebut, karena jurusan ­akuntansi bagi saya berat dan saya m ­ e­nganggap diri saya salah jurusan.

Raka Adi Pratama Jurusan Akuntansi Saya tidak mengalaminya tapi fenomena tersebut ­dialami teman kelas saya karena sebelumya dia jurusan IPA tapi mencoba masuk akuntansi, karena di jurusan yang dia ­ inginkan tidak diterima. Saya hanya bisa memberi ­semangat teman saya dan akhirnya dia bertahan di jurusan tersebut karena faktor kasihan kepada orangtua.

26 DIMENSI


SPEAK UP

Rifa Nurfauzan Al ikhsan Jurusan Elektro Bagi saya wajar jika banyak dari kita pasti pernah ­meng­alami salah jurusan. Sekarang sayapun ­sedikit m ­ erasa salah ­jurusan karena susah buat mencerna ­pelajarannya. ­Tetapi saya harus ingat sama tanggung jawab saya karena ini ­sudah keputusan yang dulu saya pilih, dan orang tua saya pun pasti menaruh harapan besar kepada saya.

Rhian Yoga Febriyano Jurusan Teknik Sipil Saya pernah mengalaminya karena belum terbiasa ­meng­ikuti program yang telah diberikan sebelumnya ­yaitu di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi bukan suatu masalah yang besar ketika saya salah jurusan dan saya memilih untuk bertahan. Yang menjadi masalah b ­ esar ­dalam diri saya adalah ketika tahu salah jurusan namun ­tidak mau melangkah apa yang sudah ada di depan. Dan ketika keliru jurusan bukan berarti keliru masa depan.

Aris Jesni Wicaksana Jurusan Administrasi Bisnis Saya sendiri mengklaim diri saya salah jurusan karena setelah berjalan satu tahun susah memahami p ­ elajarannya tapi ingin pindah nanggung juga. Akhirnya saya teruskan sambil memotivasi diri sendiri karena tidak ada yang ­percuma kita kuliah pasti banyak manfaatnya.

DIMENSI 27



GALERI FOTO

Kesederhanaan Persona Masyarakat Desa

Dok. Anggi

Oleh: Tim Foto | Desainer: Novia Putri

Seorang nenek dengan kayu bakar dibelakang badannya.

Masyarakat desa dengan kesederhanaannya membuat siapapun pasti iri. Tidak ­melulu harus memakai pakaian yang mewah, masyarakat desa lebih nyaman memakai p ­ akaian yang bisa dibilang sangat sederhana. Masyarakat yang disibukkan dengan ­kegiatan harian ­mere­­­ka seperti mencangkul, menanam benih padi, mencari kayu bakar, dan mata pencaharian lain yang digeluti sehari-hari. Suasana persawahan yang hijau, ­hasil per­kebunan yang melimpah, udara yang segar dan tidak tercemar membuat a­ nak-anak senang bermain di luar. Tidak melulu harus bekerja dengan tuntutan yang tidak ada ­habisnya, kehidupan di desa sebenarnya bisa lebih menyenangkan dan lebih berkualitas jika dinikmati dan tidak dijadikan beban.

DIMENSI 29


Dok. Fia

GALERI FOTO

Petani hendak menanam benih padi di sawah

Dok. Fia

Dok. Iqbal

Petani sedang bekerja mencangkul di sawah.

30 DIMENSI

Seorang ibu sedang bersepeda ditengah teriknya mentari.


GALERI FOTO Dok. Anggi

Dok. Iqbal

Seorang ibu sedang menjemur biji jagung.

Dok. Satrya

Seorang anak hendak terjun ke sungai.

Seorang anak dengan sepedanya.

DIMENSI 31


KOMUNITAS

Merealisasikan Talenta Penyandang Disabilitas Melalui KSD Semarang

Dok. Pribadi

Oleh: Siti Nurhasanah | Desainer: Novia Putri

32 DIMENSI

Dok. Pribadi


KOMUNITAS Satu minggu sebelum liburan berakhir, kami menyempatkan diri kembali ke Semarang untuk mengunjungi sebuah komunitas. Hari itu Senin (10/02) di pagi yang cerah, jalanan terlihat ramai lancar berpacu lurus me­­­ng­ ikuti arus dan tak ada persimpangan untuk tiba ke tujuan. Bermodal s­ epeda motor beserta atribut lengkapnya, kami tiba di sebuah rumah di Jalan MT. Haryono 266, Semarang. Roemah Difabel atau yang sering dikenal dengan Roemah D merupakan tempat yang digunakan sebagai pusat kegiatan Komunitas Sahabat Difabel (KSD) Semarang. Dalam buku Lintasan Peristiwa Komunitas Sahabat Difabel, disebutkan bahwa KSD merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan penyandang difabel yang memiliki komitmen untuk bekerja sama dalam mengawal pemerintah Kota Semarang mempersiapkan diri menjadi Kota ­Inklusif di tahun 2016. Dalam Kamus Besar Bahasa ­Indo­nesia (KBBI), difabel memiliki arti penyandang cacat. Juga berasal dari Bahasa Inggris, yaitu disability yang mempunyai arti cacat atau rusak. Di sinilah salah satu misi KSD untuk menggeser pemaknaan arti bagi para difabel menuju different ability atau kemampuan yang berbeda. Namun siapa sangka, komunitas ini telah terbentuk sejak 31 Juli 2014 dengan empat pendiri yang merupakan ibu ­ dari anak-anak berkebutuhan khusus. Siwi Parwati A. Basri, Windy Aryadewi, Benedicta Noviana, dan Lani Setyadi. Perjuangan yang mereka korbankan demi membentuk komunitas ini bukanlah suatu hal yang mudah. Sulit menghilangkan mindset orang tua bahwa anaknya yang memiliki keterbatasan fisik juga mempunyai

DIMENSI 33


KOMUNITAS

keunggulan di bidang lain. Menik Muwarni, pengelola Roemah D, menyampaikan bahwa mereka juga memberikan dorongan ke­ pada orang tua untuk mendukung dan membimbing perkembangan anak-anak di Roemah D. Komunitas hasil ini­ siasi dari Noviana ini di­ ketuai oleh Hilal Huda. Selain itu terdapat pula sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang meliputi humas, kerohanian ­ katolik, kerohanian m ­ uslim, seni dan budaya, pengem­bangan usaha, dan pendidikan. Aktivitas KSD telah berlangsung ­selama 5 tahun, sedangkan Roemah D baru beropera­ si ­ selama 2 tahun dengan ber­ anggotakan 60 orang dengan berbagai macam bentuk disabilitas. Anna Oktavia Ekasari, salah satu anggota yang telah bergabung dengan KSD sejak awal pendiriannya, merasa kurang percaya diri k­arena keterbatasan fisik yang dimilikinya. Maka dari itu, ­sulit baginya untuk meng­ ikuti sebuah komunitas secara normal. “Melalui KSD, saya mulai bisa melakukan fotografi dan penulisan kreatif. Saya menemukan bidang yang saya minati walaupun dengan keterbatasan yang

34 DIMENSI

saya miliki,” jelas Anna. Seperti kebanyakan komunitas, KSD ­memiliki kegiatan rutin yang bahkan bisa disebut sebagai sebuah pusat pendidikan. Jadwal kegiatan mereka padat dari hari Senin hingga Sabtu. Berbagai macam keterampilan mulai dari baca tulis, berhitung, menggambar, menjahit, menyulam benang dan pita, vokal, penulisan kreatif, bahasa Inggris, komputer, sablon, fotografi, hingga keterampilan gitar dan drum juga diarahkan. Untuk melatih kepekaan terhadap warna, Menik menetapkan aturan warna pakaian bagi para difabel untuk masing-masing hari dalam satu minggunya. Pengajar yang ada merupakan relawan yang mengajukan diri dan kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. KSD bahkan memiliki ruang produksi untuk menghasilkan barang ekonomis seperti tas dan pakaian. Produk tersebut selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat melalui RD Shop serta me­miliki nama akun yang sama dalam salah satu online shop terkemuka di Indonesia. Keuntungan yang didapat akan diberikan kepada anggota agar mampu mandiri secara finansial dan sebagian digunakan untuk menjaga keberlangsungan Roemah D. Akan tetapi, pemasukan tersebut tentu tidak mencukupi biaya operasional yang dikeluarkan. Oleh karena itu, KSD membuka rekening donasi bagi orang-orang yang tergerak untuk membantu dalam bentuk uang melalui Bank BCA, 8715070908 atas nama Noviana Dibyantari atau Lani S­ etyadi, serta sumbangan berupa pakaian, buku, ataupun makanan. Karena di rumah inilah para difabel melakukan kegiatan sehari-hari, disinilah tempat mereka berkreasi dan berinovasi, tempat mereka saling menghargai serta merangkul satu sama lain. Kini mereka tak perlu menundukkan k­ epala, ada singgahan yang sukarela menerima ke­kurangan mereka apa adanya. “Kecacatan bukanlah penghalang melainkan harus dihargai agar mampu mandiri di berbagai bidang.” (KSD Semarang)



KULINER

Mencicipi

“Sego Tewel Bu Siti” Kuliner Legendaris Khas Pati Oleh: Cintya Sofia, Ilham Afief Desainer: Dina Riantika

Dok: Ririn

36 DIMENSI


KULINER

Apabila anda sedang ber­ kunjung di ­da­­­­­­­e­rah­­­­­­­ Pati, tidak ­lengkap rasanya jika me­ lewatkan ­ kuliner khas yang satu ini. Salah satunya ­ ­ yaitu “Sego Tewel Bu Siti”. Warung makan l­egendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1988, kini telah dikelola oleh generasi ketiga ­mereka. Sego tewel berasal dari kata “sego” dan “tewel”. “Sego” dalam Bahasa Jawa ­diartikan sebagai nasi dan “tewel” berarti nangka muda. Jadi, sego tewel ­merupakan nasi yang diguyur sayur nangka muda ­bercampur dengan kuah santan kecoklatan yang sudah dibumbui dan disajikan di atas piring yang dilapisi daun jati muda. Banyak orang berpikir bahwa sego t­ewel mirip dengan nasi sayur ­lodeh, nasi sayur gori, dan nasi gudeg karena ­penggunaan nangka muda sebagai bahan dasarnya. ­ "Perbedaan sego tewel dengan lainnya itu kalau sego tewel ciri khasnya ­pakai alas daun jati muda supaya muncul aroma khas saat kuah sayur tewel ­diguyurkan di atas nasi yang masih hangat. ­Bumbunya yang gurih dan sedikit pedas juga bisa menambah cita rasa sego tewel," ujar Siti, ­selaku pemilik warung makan "Sego Tewel Bu Siti". Kuliner ini b ­ iasanya ditemani oleh irisan tempe goreng, bakwan, dan k­ erupuk s­ ebagai pelengkap. Hal t­ersebut sengaja dipertahan­ kan sejak g ­ enerasi ­pertama ber­dirinya warung makan ini. Bagi Siti, membuat sego tewel s­endiri sangatlah mudah. Hanya ­ membutuhkan bahan-bahan seperti, nangka muda yang ­ telah dikupas dan direbus, santan, dan ­ ­beberapa bumbu sederhana seperti bawang

merah, bawang putih, merica, kemiri, laos, dan penyedap rasa. Rempah-rempah yang khas membuat cita rasa sego tewel ini tidak terlalu asin dan tidak terlalu manis. Ditambah ­dengan sedikit irisan cabai merah sehingga me­nambah kenikmatan saat menyantapnya. Warung makan “Sego Tewel Bu Siti” berlokasi di Kabupaten Pati, lebih tepatnya di Dusun Ngerang, Kecamatan Tambakromo dan mempunyai satu cabang di daerah Pasar Pragola, Kecamatan Margorejo. Pengunjung­ nya tidak hanya dari Pati saja, tetapi juga ­berasal dari luar kota, antara lain Semarang, Demak, Kudus, Jepara, dan lain-lain. ­Bahkan, ada juga yang dari luar negeri, seperti ­Amerika Serikat, Jerman, dan Nigeria. Harga sego tewel yang dibandrol sangatlah terjangkau. Jika di Dusun Ngerang ­harga seporsi Rp3.000,00 sedangkan di ­daerah P ­ asar Pragola seporsi Rp5.000,00. ­ Untuk lauknya ­hanya Rp500,00 per biji. H ­ arga sego tewel di dua tempat tersebut hanya ­terpaut Rp2.000,00 dikarenakan daerah ­Pasar P ­ ragola berada di dalam kawasan sentra oleh-oleh dan p ­ roduk unggulan Usaha Mikro Kecil ­ Menengah (UMKM) Kota Pati. Jika ingin menikmati “Sego Tewel Bu Siti”, anda dapat datang di Dusun Ngerang pada sore pukul 15.00 - 20.00 WIB atau di daerah Pasar Pragola pada pagi pukul 08.00 - 20.00 WIB. Kuliner ini tidak kalah nikmat dengan yang lain. Cita rasa khas yang dihasilkan akan terasa spesial dan berbeda. Rasanya sudah tidak bisa diragukan lagi sehingga dapat ­memanjakan lidah bagi penikmatnya.

DIMENSI 37


PLESIR

Menelusuri Desa Desa Wisata Wisata Tempur Tempur dengan Sejuta

Keindahannya

Dok. Ilham

Oleh: Ririn Anjarwati, Eliza Latifia, Fahri Pasha Desainer: Zakiyah

Dok. Adib

Penanda masuk Desa Wisata Tempur

Akses masuk menuju Bukit Bejagan

38 DIMENSI


PLESIR

Perjalanan saya dan teman-teman dimulai pada Kamis, 30 Januari 2020 tepat pukul 08.00 WIB. Kami berangkat dari Semarang untuk menyambangi Desa Tempur yang terkenal akan Kopi Tempurnya. Desa ini merupakan sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Pagi itu, keberuntungan berpihak kepada kami karena mentari tidak bersinar dengan ­teriknya. Perjalanan kami tempuh sekitar empat jam dengan­­ Google Maps sebagai pemandu jalan. Terhitung sebanyak empat kali kami mengistirahatkan diri sambil mencari jalan terdekat agar cepat tiba di Desa Wisata ­T­empur. Jalan yang kami lewati sedikit ekstrem karena selain berkelok-kelok juga terdapat tikungan tajam sehingga harus berhati-hati. Perjalanan panjang kami tidak sia-sial dengan apa yang kami lihat sungguh indah alam ciptaan Tuhan. Sesampainya di Desa Tempur, kami di­ sambut dengan pemandangan terasering, tegalan sawah, kebun kopi, air terjun, serta aliran sungai. Kami memutuskan untuk singgah sejenak menikmati segarnya air sungai. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menelusuri Desa Tempur hingga sampai di Dukuh Duplak yang terletak di ujung paling tinggi. Setelah beberapa menit, sampailah kami pada sebuah rumah seorang pengelola Candi Angin yang merupakan salah satu destinasi wisata di desa tersebut. Di sana kami bertemu dengan Junaedi, pengelola di sini yang memberikan informasi tentang Desa Wisata Tempur. Asal Usul Desa Wisata Tempur Kata “tempur” mempunyai simbol tersendiri berasal dari pertemuan antara Sungai Kaligeris dan Sungai Kedukruyung ­ yang menjadi satu lokasi di bawah tower. Selain itu, terdapat punden Mbah Romban

yang ada Patung Ganesha dan Yoni. Junaedi juga menjelaskan bahwa “Yoni” berarti pasangan, sedangkan “Lingga” merupakan simbol dari jenis kelamin wanita. Pertempuran antara kedua sungai menjadi satu berada di bawah punden Mbah Romban yang disebut ­dengan Sungai Kaliombo. Desa Tempur memiliki tujuh dukuh y­ aitu Dukuh Nggodang, Karang Rejo, Nglagah, Pekoso, Petung, Miren, dan Duplak. Ada beberapa destinasi wisata di beberapa dukuh seperti: Dukuh Karang Rejo terdapat Kali Gelis, Dukuh Miren terdapat Kali Ombo, dan Dukuh Duplak terdapat Candi Bubrah, Sumur Batu, Puncak Gajah Mungkur, Bukit Bejagan, dan Candi Angin. Kami mendapatkan informasi tentang Candi Angin dari Junaedi selaku pengelola Candi Angin tersebut. Namun, cuaca dan jalan yang kurang mendukung membuat kami tidak bisa mengunjunginya secara langsung. Candi Angin terletak di Dukuh Duplak yang jaraknya sekitar 3 km dari rumah Junaedi. Candi Angin masih berkaitan dengan Sumurbatu yang memiliki kedalaman sekitar satu meter dengan d ­ iameter 78 cm, tetapi airnya tidak pernah habis walaupun diambil terus–menerus. Warga percaya bahwa hal tersebut berguna untuk mensucikan diri sebelum ke Candi Angin. Hasil penelitian arkeolog, Candi Angin merupakan tempat peribadatan, semedi, meditasi, dan sembahyang yang merujuk pada masa Kerajaan Majapahit. Menariknya, ditemukan sebuah prasasti di Candi Angin yang telah dibaca tapi belum selesai dan isinya mengajarkan “Dilarang seorang ­laki-laki mengambil istri kedua atau poligami, jika mereka berpoligami maka tidak akan dianggap sebagai kaum dewa Siwa. Selain itu, jika ajaran tersebut tidak dilak-

DIMENSI 39


PLESIR

Dok. Fahri Pengunjung menikmati fasilitas Bukit Bejagan untuk berfoto

sanakan sampai anak cucunya nanti, d ­ u­nia ini akan seperti kiamat atau selesai,” ujar ­Junaedi. Mayoritas penduduk desa ini bekerja sebagai petani kopi tempur yang merupakan produk unggulan dari Desa Tempur. Terdapat keunikan dari penduduk desa tersebut yaitu kekentalan adanya sistem barter dalam proses transaksi jual beli. Spot Foto di Puncak Bukit Bejagan Berbicara mengenai Bukit Bejagan, destinasi wisata ini menyuguhkan panorama alam yang sangat memukau dan memanjakan mata. Mulai dari pegunungan dan lembah yang mengelilingi bukit serta udara yang sejuk sehingga cocok untuk me-refresh pikiran dari segala penat. Perjalanan menuju ke Bukit ­Bejagan memang perlu perhatian dari pemerintah pengelola desa ini, akan tetapi jalanan

40 DIMENSI

yang berbatu dan berkelok dengan panorama alam sepanjang jalan menambah kesan tersendiri dari perjalanan kami. Untuk tiket masuk ke Bukit Bejagan sendiri gratis, akan tetapi harus membayar parkir sebesar Rp5.000,00. Beruntungnya kami datang ke Bukit Bejagan pada Hari Kamis, jadi kami tidak membayar sepeserpun untuk menik­mati keindahan bukit tersebut. Tetapi jika hari ­Jumat, Sabtu, dan Minggu tetap ada tarif biayanya. Bagi kalian yang ingin berburu foto bernuansa alam, destinasi wisata ini sangat cocok karena banyak spot foto yang keren dan instagramable. kalian yang takut untuk mengendarai motor sendiri karena jalan berbatu untuk mencapai bukit tersebut, jangan khawatir karena biasanya ada ojek untuk bisa sampai ke bukit tersebut. Bagaimana, tertarik untuk mengunjungi Desa Wisata Tempur?



PUISI

Sunyi dalam Keramaian Oleh: Vera Linda | Ilustrasi : Novia Putri | Desainer: Salsabilla Az-Zahra

Dalam keramaian aku berjalan Namun engkau menunduk tak menghiraukan Kemana slogan senyum, sapa, salam yang selalu didengungkan? Dalam keramaian kau terus menunduk Dengan mesranya kaca bercahaya itu kau peluk Mengusap lembut bak membelai seorang kekasih Sedikitpun pandanganmu enggan beralih Dalam keramaian aku merasa terasing Lagi lagi menunduk tanpa bising Kau enggan menatap apalagi bercakap Aku kesal, maka ku keluarkan kaca milikku Usapan demi usapan menghanyutkanku Menari liar dalam dunia yang tak lagi nyata Kita semakin dibungkam, benar benar tanpa kata

42 DIMENSI


PUISI

Penjuru Untaian Kata Karya: Allia Salma | Desainer: Salsabilla Az-Zahra | Ilustrasi: Adib Faiz

Terseok langkahnya mengayuh sepeda Merosot didepan mobil tua Nampak seorang wanita separuh baya Asik bermain teknologi layar kaca Dia tertegun tak percaya Lupa kalau zaman sudah beda Dia kira ini kejanggalan Tapi seiring jalan ini kewajaran Satu per satu Seperti diburu waktu Saraf jemari semakin lincah Fokus hanya pada satu arah Kornea mengecil, simpul senyum tercipta Bersarang pada dimensi niskala kala itu ada yang berkata “Ayo semuanya, yang kompak ya!” Senandung irama dimulai Mereka joged gemulai Sampai lupa, Sudah umur berapa?

Jika nanti, Salah satu dari kita mati Jangan tanya kami “Kenapa? Kok bisa?” Potret saja, Sebarkan semaunya pun seperlunya Satir kini tersendat Kuping-kuping itu telah tersayat Hidup adalah rangkaian sebab akibat Jika dirasa tak searah, ya tak ­dipedulikan pula secuil nasehat

DIMENSI 43


RESENSI FILM

MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK Oleh : Vidya Rizqiani, Arief Anom Desainer : Salsabilla Az-Zahra

Judul film Sutradara Penulis Pemeran Tanggal rilis Durasi

44 DIMENSI

: Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak : Mouly Surya : Mouly Surya & Rama Adi : Marsha Timothy, Dea Panendra, Yoga Pratama, Egi Fedly : 16 November 2017 : 93 menit 23 detik


RESENSI FILM Tokoh Marlina di film Marlina Si ­Pembunuh dalam Empat Babak ­adalah seorang ­wanita kuat dan pemberani u ­ ntuk ­membela keadilan yang ­dialami dari ­perlakuan para perampok. Dengan ­melewati empat ­babak yang mencampuradukan perasaan ­ menegangkan, menghibur, dan perlahan-­ lahan mengungkapkan sosok ­Marlina yang sebenarnya penuh misteri. Film ini berawal dari kisah seorang janda yang tinggal seorang diri di puncak ­ ­perbukitan di daerah Sumba, Nusa ­T­enggara Timur. R ­umah Marlina jauh dari rumah ­penduduk lainnya. Di sudut rumah itulah terdapat ­seonggok jenazah sang suami Marlina ­(Tumpal ­Tampubolon) dengan posisi duduk yang ter­selimuti kain yang kini menjadi saksi bisu adanya k­e­ biadaban para perampok ­tersebut. Kedatangan sekawanan perampok yang beranggotakan tujuh orang tidak serta merta hanya untuk mengambil segala harta, akan tetapi harga diri Marlina juga menjadi incaran. Sebelum perampok itu melakukan aksinya, Marlina memberikan racun ke dalam makanan hingga empat perampok meninggal dan dua orang lainnya pergi keluar. Marlina dengan keberaniannya memenggal kepala Markus (Egi Fedly) yang berusaha mempekosanya. Marlina berusaha mencari keadilan ke Kantor Polisi. Dalam perjalanannya ke Kantor Polisi, rintangan - rintangan yang dihadapi Marlina pun dimulai. Penonton disuguhkan ­ sinematografi yang sangat memanjakan mata dan film ini ber­ usaha melawan hukum, feminisme, dan ­patriarki yang masih sangat melekat di ­Indonesia. ­Akting dari Marsha Timothy ­berhasil mencuri perhatian dari akting yang penuh emosi dan ekspresi. Egi Fedly dengan minim adegan tetapi berhasil menampilkan sisi jahat dari dirinya, dan juga didukung oleh akting dari Dea Panendra dan juga Yoga ­ Pratama yang berhasil membawa suasana film ini menjadi lebih hidup. Penyampaian dalam film ini lebih disampaikan secara visual dan minim dialog. Namun, film ini didukung ­ ­ dengan

musik yang menambah atmosfer sumba kian terasa dan pesan yang disampaikan film maker bisa ­diresapi penonton hanya dari visual yang ditunjukkan karena tergambarkan dari akting dari para pemerannya yang penuh ­ekspresi. Alur dari film ini mudah dipahami karena ­dalam film ini dibuat empat babak yang menjelaskan perjalanan Marlina. Sayangnya, film ini tersaji dengan logat ­bahasa Sumba. Hal ini menjadikan orang yang mendengarnya kurang mengerti akan ­bahasa tersebut. Akan tetapi secara ­keseluruhan film ini sangat menarik, k­ arena mem­punyai ­pesan bahwa wanita adalah s­eorang yang kuat, berani, tidak mudah berkeluh k­esah. Tidak ­­ ­hanya itu, film ini menyuguhkan p ­ emandangan tanah Sumba yang indah h ­ ingga menyejukkan mata dan sangat l­engkap dipadukan dengan iringan musik yang menenangkan. Film Marlina si Pembunuh dalam ­ Empat Babak berhasil mendapat penghargaan ­ ­kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dan Sutradara Film Panjang Terbaik dalam ajang FFI 2018 berkat akting Marsha Timothy yang menjiwai dalam semua adegan dalam film dan juga ia berhasil mendapat penghargaan Piala Maya untuk Aktris Utama Terpilih pada tahun 2017. Di luar Indonesia, film ini ­berhasil meraih penghargaan Asia World Film Festifal (AWFF) 2018 yang berlangsung di Culver City, California, Amerika Serikat dan mendapat ­ penghargaan Tokyo FILMeX kategori Grand Prize pada tahun 2017. Penghargaan ter­sebut diraih karena film ini dikemas secara s­angat baik, baik secara skenario, pengambilan ­gambar, musik, peran dari para pemain, dan pesan yang disampaikan. Film ini sangat layak untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Dari rentang 1-10 kami memberi nilai film ini 8,7. Film ini recommend bagi penonton usia 17 tahun ke atas yang tertarik ­dengan film bergenre kombinasi drama, thriller dan Satay Western. Selain itu, film ini tidak ­direkomendasikan untuk anak-anak di bawah umur, karena mengandung unsur kekerasan dan pornografi.

DIMENSI 45


RUBRIK

MISTERI LABIRIN Oleh : Nining Hapsari, Allia Salma Desainer : Salsabilla Az-Zahra

Instruksi: 1.Untuk menyelesaikan tantangan, baca resensi film yang tersedia di halaman sebelumnya untuk mengetahui tokoh dan tujuan akhir dari labirin ini! 2.Isilah titik-titik pada pertanyaan di bawah dengan tokoh yang telah disediakan! 3.Buatlah garis untuk menyusuri jalan keluar dari labirin tersebut!

Selamat bersenang-senang dalam kisah Marlina!

Pertanyaan : Setelah memenggal kepala Markus dengan pedang, kemudian ………….…. membawa ­pergi sepenggal kepala untuk diserahkan ke kantor polisi sembari melaporkan apa yang telah ­dialaminya. Diwaktu yang sama pula salah seorang perampok yang bernama ………….…. menjadikan ………….…. sebagai sandera agar Marlina segera datang dan mengembalikan sepenggal kepala Markus untuk dipasangkan lagi dibadannya yang mana itu juga sudah ­menjadi tradisi dan adat istiadat masyarakat Sumba.

MARLINA

FRENZ Ilustrasi : Zakiya

46 DIMENSI

NOVI

MARKUS


RUBRIK

START

DIMENSI 47


Oleh: Adib Faiz

KANG PROV PROV YouTube - in aja KANGPROV

48 DIMENSI


NGEDIMS

Kini daftar ulang dan pembayaran tak perlu datang ke Polines!

Parkiran Tata Niaga tak kunjung diresmikan

Kegiatan Danusan, alternatif biaya tambahan suatu kegiatan mahasiswa

Program baru, Polines Pay siap geser transaksi manual!

Harusnya sedari dulu, agar liburan tak terganggu.

Motor sudah berjejer tak karuan, mau sampai kapan?

Cukup melatih jiwa kewirausahaan, meski ­­­­jadi beban saat danus ­berbarengan.

Lebih cepat karena tak perlu tunggu kembalian.

Pendaftaran jalur SPA diperpanjang! Antusiasme tinggi atau justru kurang diminati?

NGEDIMS DIMENSI 49





Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.