[TRIBUNE EXPRESS LK2 FHUI EDISI (1): Mei 2022]
Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan vonis bui dua tahun yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Mojokerto kepada Bripda Randy Bagu Hari Sasongko. Bripda Randy dinilai terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang tertera dalam Pasal 348 ayat (1) KUHP juncto Pasal 56 ke-2 KUHP, yakni tentang dengan sengaja memberi kesempatan, sarana, atau keterangan untuk menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita, dalam hal ini kekasihnya, Novia Widyasari, dengan persetujuan dari wanita tersebut dan diancam pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. Hukuman yang dijatuhkan oleh hakim jauh lebih ringan daripada ancaman hukuman yang tertera pada KUHP. Terlebih lagi, vonis tersebut juga lebih ringan 1,5 tahun bila dibandingkan dengan tuntutan jaksa, yaitu 3,5 tahun. Lalu, bagaimanakah sebenarnya hukum positif Indonesia mengatur hal tersebut? Dan apakah sikap sopan yang menjadi dasar peringan pidana sejalan dengan rasa keadilan masyarakat?