INTERVIEW
“A Man of Steel� in Professional Culinary Industry
M
emperkenalkan diri ke calon mertua sebagai orang yang berprofesi
Program pencarian bakat chef terbaik di seluruh Indonesia
sebagai koki adalah hal yang oleh sebagian orang dirasa memalukan,
itu pun makin meroket karena imej sang chef. Namun siapa
kurang gengsi dan kalah kelas, tapi itu dulu.. sekarang, profesi juru
sangka sebelum menjadi seorang professional chef, Juna
masak bahkan ibarat juru selamat untuk sejumlah masyarakat,
harus menghadapi pahitnya kehidupan. Pengalaman serta
kalau perlu diburu hingga ke ujung negeri sekalipun. Bangkitnya kelas menengah
permasalahan lah yang menempa mental bajanya untuk
dan industri modern kuliner adalah sebagian kecil dari faktor pendongkraknya. So,
dapat terus bertahan melanjutkan hidup. Pria yang lahir
saat ini profesi juru masak sudah setingkat dengan profesi berkelas lainnya, bahkan
dan besar di Bali ini tak ingin terlalu banyak menguak masa
hingga dibayar mahal mengalahkan profesional eksekutif, salah satu juru masak
lalunya. Namun sedikitnya, ia tak pernah menampik bahwa
yang punya ciri khas dan pesona adalah Chef Juna.
dulu ia pernah menjadi ‘bad boy’ dan terseret ke dunia yang gelap. Beruntunglah di suatu pagi penuh renungan, usai ia
Di program pencarian bakat chef yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi
membasuh air mukanya, Juna menemukan pencerahan. Ia
nasional, nama Chef Juna menjadi buah bibir. Pria kelahiran 20 Juli 1975 ini didaulat
pun nekat merantau ke Amerika demi membangun hidup
sebagai salah satu juri yang dikenal kerap kali memberikan kritikan pedas kepada
yang lebih baik. Ingin tahu lebih lengkap tentang lika-liku
para kontestan acara tersebut. Raut wajah yang selalu serius serta menyiratkan
perjalanan pria yang sempat mengambil jurusan Teknik
pribadi yang keras menjadi impresi yang akrab melekat pada sosok bernama
Perminyakan di Universitas Trisakti tersebut? Berikut
lengkap Juna Rorimpandey. Apalagi Juna menawarkan sisi yang lain dari penampilan
wawancara eksklusif M&I Magazine bersama Chef Juna
seorang chef. Bak seorang model, badannya yang tinggi tegap dengan tato disekujur
saat ditemui di sela-sela aktivitasnya mengisi gelaran
tubuh serta ditunjang dengan wajah tampan justru membuat Juna digilai oleh
Arisan Lestari.
banyak wanita Indonesia.
Bagaimana ceritanya tertarik terjun ke dunia kuliner? Saya lebih senang menyebut ini sebagai kecelakaan. Saya dulu di Amerika itu sempet ikut sekolah penerbangan, kemudian juga ngambil kerja part-time. Tapi di perjalanan malah saya nggak bisa melanjutkan sekolah itu lagi, karena uang saya sudah habis di USA. Untuk bisa bertahan hidup di sana, saya memilih untuk fokus kerja. Saat itu, saya kerja di sebuah restoran Jepang. It’s like something good ya, lambat laun kinerja saya dilirik cukup bagus dan mendapat pujian dari chef setempat, sehingga cepat untuk saya naik jabatan serta tanggung jawab pun semakin bertambah. Karena itu juga, saya bisa mendapatkan sponsor green card untuk permanent resident di sana. Untuk mendapatkan itu kan nggak gampang, apalagi melalui pekerjaan, berarti kan diakui oleh pemerintah di sana. Semua yang saya lakukan di USA, seingat saya saat masih berusia 22 tahun. Memang dulu itu saya bandel, pergi ke Amerika pun dengan modal nekat. Dengan umur segini sekarang, apalagi yang saya bisa lakukan kalau tidak di bidang kuliner. Saya cuma punya ijazah SMA, ya jadi saya pilih untuk melanjutkan semua ini. Sudah terlanjur basah, ya sudah sekalian aja nyemplung.
34
Vol. 42 | Juni - Juli 2013
Vol. 42 | Juni - Juli 2013
35