Majalah Smart

Page 23

Sorotan

Peneliti Harus Peka Terhadap Masalah Setelah dilantik oleh Menteri Agama, Surydharma Ali 25 Agustus 2010 yang lalu, Prof. DR. Abdul Djamil, M.A, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian agama, segera melakukan konsolidasi pada Balai-Balai di bawah UPT Badan Litbang dan Diklat Keagamaan. Salah satunya adalah di Balai Litbang Agama Semarang.

P

ada kunjungan dalam rangka konsolidasi tanggal 15 September 2010 Abdul Jamil yang menggantikan Kepala badan Litbang dan Diklat Kementerian agama, Prof. DR. Atho Mudzhar, memberikan pengarahan kepada seluruh pegawai Balai Litbang Agama Semarang. Pengarahan tersebut diberikan kepada para peneliti, calon peneliti, litkayasa, dan tata Usaha. Dalam pengarahan Prof. DR. Abdul Jamil, M.A menegaskan peneliti harus peka terhadap permasalahan yang ada. “Seorang peneliti adalah individu yang tertarik terhadap suatu fenomena sehingga selalu mempermasalahkan sesuatu yang bagi orang lain biasa saja serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dalam mengungkap suatu fenomena tersebut,” tutur Djamil. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian agama menambahkan, para peneliti khusunya peneliti Balai Litbang Agama Semarang dituntut untuk lebih mengutamakan diserfikasi dalam mengatasi masalah – masalah yang berguna bagi pemerintah. “Melalui out put dari hasil penelitian Balai

Litbang Agama, maka Kementerian Agama dapat mengambil keputusan secara tepat,” tambah Djamil. Dalam pertemuan tersebut terungkap, sama halnya dengan eksistensi keberadaan Balai Litbang Agama yang secara profesional, sangat erat kaitannya dengan Kanwil Kementerian Agama. Hasil penelitian dari Balai Litbang Agama secara umum baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif diharapkan dapat menjadi acuan bagi Kanwil Kementerian Agama untuk menentukan strategi. Djamil memberikan contoh tentang kasus Ahmadiyah yang muncul sejak tahun 1925 dan diikuti oleh berbagai reaksi masyarakat. Menurutnya diper-

lukan adanya kerja sama antara Kemen terian Agama dengan Balai Litbang Agama sehingga ada keterkaitan antar instansi dan tidak hanya penelitian teoritis, akan tetapi penelitian terapan yang lebih berguna bagi struktural. “dengan penelitian terapan, maka data maupun hasil penelitian tersebut dapat bermanfaat dan diterapkan terhadap masalah yang sedang marak dewasa ini,” Imbuhnya. Di lain pihak Kepala Balai Litbang Agama Semarang, Drs. Arifuddin Ismail, M.Pd. berharap konsolidasi ini bertujuan dapat memberikan motivasi kepada seluruh pegawai agar memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan dan penelitian. Dengan komitmen yang tinggi Ia berharap penelitian yang dihasilkan akan memiliki manfaat yang maksimal. Arifuddin menambahkan berdasarkan pada KMA Nomor 346 Tahun 2004 tentang Organisasi, Tata Kerja, Tugas dan Fungsi Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, maka Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Wilayah kerja dari Balai Litbang Agama Semarang meliputi sembilan propinsi yakni: Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, dan NTB. (Roksi)

Smart

Volume I No.2 Juli-Desember 2010

23


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.