Koran Lensa Indonesia Edisi 152

Page 1

konspirasi

Hitler Meninggal di Surabaya?

Benarkah ini makam orang yang pernah menjadi momok pada Perang Dunia II yang ditakuti oleh negaranegara besar seperti Amerika, Rusia, Perancis dan Inggris sekaligus? Baca halaman 13.

Terbit 16 halaman | Harga Eceran: Rp 4.000 | Langganan: Rp 16.000 (Luar Jawa tambah ongkos kirim)

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Buwas vs Tomy Winata

Puluhan anak buahnya diperiksa Propam usai menggeledah perusahaan milik pengusaha Tomy Winata. Buwas pun meradang. Dia mengancam diperiksa dan dicopot.

i

nspektur Pengawasan Umum serta Divisi Profesi dan Pengamanan Markas Besar Polri memeriksa dua puluhan anak buah Komisaris Jenderal Budi Waseso (Buwas). Mereka diperiksa atas aduan PT Maritim Timur Jaya, perusahaan tangkap dan pengelolaan ikan yang masih

Jokowi Rasa PDIP atau Jokowi Rasa Golkar?

M a n u v e r Partai Gol­­kar yang mencapreskan Jokowi di Pilpres 2019, lalu memajang juga foto Jokowi di spandukspanduk dan alat peraga kampanye untuk dijual di Pilkada serentak 2017, membuat PDIP kebakaran jenggot. Sikap Beringin ini dianggap sebagai upaya untuk mengkatrol suara yang sempat terpuruk akibat konflik internal. Sejak sepekan ini, span­ duk-spanduk Golkar yang dipasangi foto Jokowi mulai bermunculan. Di markas DPP Golkar, Slipi, Jakarta, misalnya, ada tiga baliho raksasa yang menyandingkan Jokowi bersama tiga petinggi Golkar yakni Ketum Golkar Setya Novanto, Sekjen Idrus Marham dan Bendahara Umum Robert Joppy Kardinal. Di baliho berukuran sekitar 3x4 meter itu ditulisi slogan Golkar, ditambahi dengan tulisan “Bersama Jokowi Kita Berkarya Untuk Bangsa”

dengan ukuran besar. Ketua DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo menyampaikan ada beberapa alasan kenapa foto Jokowi ikutan dipajang di baliho Golkar. Pertama, untuk mendongkrak elektabilitas calon dari Golkar. Dia menilai, elektabilitas Jokowi saat ini masih tinggi dan publik puas dengan kinerjanya. “Selain itu, strategi ini dijalankan agar publik mengetahui bahwa Golkar pendukung pemerintahan Jokowi,” kata Bambang di kantor DPP Golkar, kemarin. Apakah sudah izin kepada Jokowi atau kepada PDIP? Ketua Komisi III DPR ini merasa tidak perlu. Malah, dia menilai, pemasangan foto akan memuluskan langkah Jokowi di Pilpres 2019. Bambang memang belum mendengar ada komplain dari Istana, meski memang pemasangan foto atas inisiatif Golkar tanpa

ada perintah dari Jokowi. “Beliau nggak minta tapi juga nggak protes. Ya barangkali sama-sama saling dukung,” kata Bambang, menduga. Bagaimana sikap PDIP? Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga mengatakan, sebagai kader tentunya sangat bangga jika ada kader terbaik PDIP dipergunakan fotonya untuk menarik minat masyarakat. Artinya, kritikan yang selama ini ditujukan kepada PDIP bahwa tidak punya kader terbaik terjawab sudah. Namun, kata dia, saat ini posisi Jokowi sebagai Presiden dan Kepala Negara milik semua golongan. Jadi, jika ingin memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan satu golongan, etis atau tidaknya sebaiknya ditanyakan dulu kepada Presiden. Jangan kemudian ada anggapan Jokowi rasa PDIP dan rasa Golkar.

berkaitan dengan perusahaan di bawah payung Artha Graha Grup milik pengusaha Tomy Winata (TW). Kepala Divisi Propam Polri Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan membenarkan hal itu. “Pemeriksaan masih berlanjut,” katanya, Kamis pekan lalu. Total jenderal sudah ada 24 orang

bekas anak buah Buwas yang diperiksa. Empat di antaranya sudah berstatus terperiksa atau sama dengan tersangka dalam perkara pidana. Irwasum Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno, yang menjadi penanggung jawab pemeriksaan, menguatkan keterangan rekannya. nBaca: Buwas... Hal 7

Dijual Lewat Facebook, Sindikat 99 Anak Korban Gay Dibongkar Ada puluhan anak menjadi korban prostitusi gay di Cipayung, Puncak, Bogor. Mereka diselamatkan Bareskrim Polri dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari germo yang menawarkan anak usia 13-17 tahun ini dari pria penyuka sesama jenis. nBaca: Dijual... Hal 7

nBaca: Jokowi... Hal 7

Menteri Susi Bersedia jadi Juru Kampanye Rizal Ramli

Menteri Susi siap menjadi Jurkam Rizal Ramli di Pilgub DKI 2017.

Setelah memutuskan bersedia dicalonkan sebagai kandidat gubernur di Pilkada Jakarta 2017, Rizal Ramli langsung mendapat lebih banyak dukungan signifikan. Sebelumnya, ada 40 ormas yang telah menyatakan mendukung dan meminta Rizal Ramli untuk maju di Pilkada DKI 2017.

Dukungan masyarakat ini disebut Rizal sebagai “people movement” yang menginginkan adanya perubahan di Jakarta. Dukungan kepada Rizal Ramli juga telah disampaikan oleh tokoh-tokoh nasional seperti Buya Syafii Maarif, Solahudin Wahid atau Gus Solah, Yenny Wahid, Lily Wahid, AS

Hikam, JJ Rizal, dan tokoh masyarakat Maluku di Jakarta, Engelina Patisana. Namun tidak banyak yang mengetahui, Rizal Ramli juga mendapat dukungan dari mantan koleganya ketika ia masih menjabat Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya. nBaca: Menteri Susi... Hal 7

Proyek Jalan Tol Jombang-Mojokerto Korbankan Hak-hak Wong Cilik

Ngeri! Warga Jombang Ancam Bunuh Diri Massal

Bangunan sekolah Tapas dirobohkan alat berat demi proyek jalan tol Jombang-Mojokerto.

Warga Jombang saat demo eksekusi lahan proyek jalan tol dan mengancam bunuh diri massal.

www. l e n s a i nd o n e s i a . c o m

Puluhan warga dari tiga kecamatan Megaluh, Tembelang, dan Kesamben, Kabupaten Jombang yang terdampak pembangunan tol melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pengadilan Negeri (PN) Jombang, Selasa (30/08/2016). Mereka tergabung dalam Jamaah Korban Pembangunan Jalan Tol Jombang Mojokerto (JKPT) meminta agar PN Jombang menunda pelaksanaan eksekusi. Dengan alasan proses penentuan tersebut tidak sesuai dengan mekanisme. Pada ketentuan tertulis ada musyawarah mufakat dari kedua belah

Menembus Zona Tahun ke-7

pihak dan dilapangan yang terjadi hanya sebatas sosialisasi. Supi’i kordinator aksi JKPT meminta pada PN Jombang untuk menunda eksekusi korban pembangunan tol Jombang - Mojokerto. Karena proses penentuan harga tersebut tidak melalui musyawarah dengan warga. Padahal dalam ketentuan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2012, pasal 68 - 73 dijelaskan bahwa panitia menyelenggarakan musyawarah secara terbuka, adil, dan tranparansi. Supi’i menjelaskan me-

mang pemerintah saat ini sedang membangun 225 (dua ratus dua puluh lima) proyek strategis sebagaimana dituangkan dalam Perpres Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dan salah satu dari proyek tersebut adalah Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol Jombang - Mojokerto sepanjang 41 (empat puluh satu) kilometer. Masyarakat pada prinsipnya mendukung pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan pemerintah. nBaca: Ngeri!... Hal 7


bisnis

2

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Jika Dana Repatriasi Properti Indonesia Rp 1.000 Triliun, Maka Singapura Bakal Anjlok Dalam Rakerda REI (Real Estate Indonesia) Jatim di Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (31/08/2016), Ketua DPD REI Jatim, Drs. Paulus Totok Lusida, Apt menargetkan 80% anggota REI ikuti amnesti pajak sebelum Desember 2016. Totok Lucida menjelaskan, Anggota REI Jatim yang mengikuti tax amnesty belum mencapai 50%. Ini alasan yang melatarbelakangi Direktur Peraturan Perpajakan ikut hadir dalam acara tersebut. Sesuai himbauan Direktur Peraturan Perpajakan, Totok Lucida mengajak seluruh anggota REI Jatim segera mendeklarasikan asetnya pada negara sebelum akhir Desember 2016.

“Yang jelas semua dana harus masuk, karena kalau tidak masuk sanksinya luar biasa. Seperti yang sudah dijelaskan Dirut Peraturan Perpajakan tadi bahwa yang tidak menebus TA sampai 1 April nanti asetnya akan diambil alih oleh pemerintah, karena beban pajaknya menjadi 75% dari nilai aset”, papar Totok Lucida kepada Lensaindonesia.com. Totok Lucida mengaku tak mengetahui besaran dana repatriasi yang sudah masuk dan diinvestasikan ke sektor properti, namun ia sangat berharap nominal dana repatriasi yang masuk sesuai dengan yang ditargetkan pemerintah, terserah mau di

investasikan di sektor mana. “Jika semua dana repatriasi masuk ke Indonesia dan 10% saja di investasikan ke properti. Maka properti kita jelas akan maju pesat”, imbuh Totok Lucida. Dana WP (Wajib Pajak) Indonesia yang disimpan di Singapura diperkirakan mencapai Rp 3.000 triliun baik yang telah dilaporkan maupun yang belum. Jumlah tersebut sekitar 56 persen dari total simpanan yang ada di perbankan Singapura yang mencapai Rp 5.300 triliun. “Jika 1.000 Trilyun saja, berhasil direpatriasi ke Indonesia. Properti Singapura pasti jatuh”, pungkas Totok. nretha

Ketua DPD REI Jatim, Paulus Totok Lusida.

Menteri BUMN: Kartu Tani Mampu Produksi Gula 170 Ton

Dengan kartu tani, para petani akan memperoleh banyak kemudahan. Industri gula bisa saling terintegrasi dengan perusahaan lain.

m

enteri BUMN Rini Soemarno menjadi saksi soft launching Kartu Tani di Pabrik Gula (PG) Tjoekir, Kabupaten Jombang didampingi oleh para direksi PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) Selasa (30/8/2016). Kartu Tani ini merupakan yang pertama dalam sejarah Indonesia yang mampu mengintegrasikan data sektor pertanian, mulai dari tanam, pemeliharaan, pasca-panen, hingga pembiayaannya. Saat itu, Menteri BUMN, Rini Soemarno secara sim-

bolis menyerahkan Kartu Tani kepada 904 petani di lingkungan pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) tersebut yang meru­pakan tahap awal. Hingga kini, masih juga disiapkan untuk para petani daerah lain, kartu tersebut tak hanya digunakan untuk komoditas tebu saja, namun bisa juga untuk komoditas pangan lain. ”Soft Launching kartu ini mengkondisikan industri gula saling terintegrasi dengan perusahaan lain. Pelakunya langsung bersinergi, mulai dari petani, pabrik gula, produsen pupuk, hingga perbankan. ini

merupakan terobosan baru di sektor pertanian Indonesia menuju modernisasi, dan lebih menitikberatkan pada kemampuan untuk memfasilitasi petani agar memperoleh kemudahan untuk menjual hasil panennya,” ungkap Rini kepada para awak media saat gelaran Press Conference . Kartu Tani adalah basis data yang menunjukkan profil petani secara lengkap, mulai dari luas dan lokasi lahan, jadwal panen, penjatahan pupuk, hingga akses pembiayaan perbankan. Untuk petani tebu, datanya dilengkapi dengan rincian transaksi pabrik gula, termasuk jumlah rendemen (kadar gula dalam tebu) dan jumlah produksi gula. Dengan sekali klik, semua aktivitas petani terekam, sehingga

semuanya transparan. Rini menambahkan, para petani akan memperoleh banyak kemudahan saat menggunakan kartu tersebut. Di antaranya memperoleh kepastian ketersediaan sarana produksi pertanian (saprotan) bersubsidi/non-subsidi, termasuk distribusi pupuk; kemudahan akses pembiayaan bank BUMN melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga terjangkau, dan memperoleh kemudahan sertifikasi tanah melalui skema Prona dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tak hanya itu, para petani juga bisa menikmati kemudahan subsidi dari program-program yang dijalankan pemerintah. ”Para pemegang Kartu Tani mendapatkan kemuda-

Dorong Anak Muda Kembangkan Industri Penerbangan Sudah 12 tahun Prio Adhi Se­tiawan bekerja seba­ gai insinyur aeronatik industri pesawat di Hamburg Jerman. Ia banyak merancang soal batas toleransi kerusakan dan kepenatan bagian-bagian pesawat.Master lulusan Technical University Munich (TUM) Munich, Jerman ini juga terlibat langsung dalam rancang bangun dan pengembangan sejumlah tipe pesawat Airbus seperti Single Aisle (A319/A320/A321), Long Range (A340 family, A330 MRTT), new Airbus A/C (A350-900/1000, A320 neo, A380) and military aircraft (A400M). Meskipun hidup di Jerman, benaknya selalu tertuju ke Indonesia, Tanah Air tempat kelahirannya 39 tahun silam. Prio tak ingin keahlian dan pengalamannya dalam industri penerbangan hanya untuk dirinya sendiri dan perusahaannya saja. Karena itu, setiap liburan tahunan, lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang angkatan IV ini selalu menyempatkan pulang ke Indonesia. Bukan untuk berwisata, tetapi menularkan keahlian dan pengalamannya kepada anak-anak muda, terutama mahasiswa-mahasiswi pener­bangan. “Di Jerman, diasporadiaspora Indonesia yang bekerja sebagai propesional industri dirgantara bersinergi membuat semacam thinktank, menggodok berbagai konsep untuk mengem-

Prio Adhi Setiawan membagi pengalamannya tentang industri dirgantara kepada puluhan mahasiswa penerbangan.

bangkan industri dirgantara di Indonesia,” kata pria kelahiran Jakarta ini. Konsep-konsep tersebut lalu disebarkan kepada mahasiswa penerbangan dan pemangku kepentingan industri dirgantara di Indonesia. “Kami mencoba menularkan virus ke adik-adik mahasiswa untuk mempunyai visi global act local. Bangun bangsa bareng-bareng,” kata sarjana Teknik Sipil Universitas Indonesia ini. Beberapa konsep kini tengah dikaji oleh Prio dan tim profesional dirgantara yang tergabung dalam organisasi Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) di Jerman. Salah satunya mendorong pembangunan Airbus Engeneering Center (AEC) di Indonesia. “Berkaca pada success story India, Indonesia berkepentingan mengajak Aibus membangun Airbus En-

Penerbit: PT Lensa Indonesia Cipta MEDIA SIUP: 17148-04/ PK/1.824.271/2014

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

gineering Center. Keuntungannya adalah terjadi transfer of technology dengan state of the art ilmu Aerospace dan Aviation secara berkesimbungan sehingga SDM Indonesia mampu menguasai pangsa pasar ASEAN untuk industri jasa engineering dirgantara,” katanya. Menurut Prio, di India tercatat sekitar 5.000 insinyur lokal terlibat langsung dalam rancang bangun produk-produk mutakhir Airbus. Setiap tahunnya Airbus di India membelanjakan hampir 500 juta dollar AS untuk jasa engineering dengan melibatkan industri lokal. Dengan pertumbuhan 15 persen per tahun, diperkirakan sedikitnya belanja jasa engineering Airbus di India akan mencapai 2 miliar dollar AS dalam 5 tahun ke depan. Menurut penggemar fo-

tografi ini, Indonesia memiliki sejumlah modal kuat untuk menjadi pemain pada industri penerbangan glo­ bal. Pertama, adanyapembelian ratusan pesawat baru Airbus oleh perusahaan Indonesia dan ratusan lainnya yang sudah beroperasi di Indonesia maupun di kawasan ASEAN. Kedua, tersedianya SDM berpengalaman dari institusi yang memiliki tradisi di bidang dirgantara seperti PT Dirgantara Indonesia, LAPAN, BPPT, GMF, dan sejumlah perguruan tinggi. “Modal tersebut akan menjadi daya tarik bagi Airbus untuk berinvestasi dan membangun kemitraaan dengan mendirikan Airbus Engineering Center di Indonesia,” kata Koordinator Tim Dirgantara IASI di Jerman ini. Menurut Prio, nantinya Airbus Engineering Center akan menjadi pusat kegiatan rancang bangun pesawat Airbus yang diisi oleh tenaga ahli Indonesia dan menjadi simpul jejaringan industri pesawat terbang dan seluruh cluster industri komponennya di Indonesia. “Paralel dengan itu, kami juga mendorong tumbuhnya cluster-cluster atau puzzle sektor penerbangan di Indonesia. Kami minta mahasiswa membuat ikatan mahasiswa dirgantara Indonesia lintas universitas. Tujuannya agar bisa membangun industri penerbangan Indonesia bersamasama,” katanya.nfaj/ko

han karena datanya sudah terekam dengan lengkap. Misalnya, saprotan bersubsidi hanya untuk petani yang berhak, yang sudah terekam datanya di kartu ini. Ini semua bertujuan untuk meningkatkan produktifitas baik petani maupun hasil panen. Seperti halnya gula, Kita merdeka sudah menginjak ke 71 tahun, kenapa masih melakukan impor gula? Padahal negeri kita ini masih bisa menghasilkan gula lebih maksimal dari negara lain,” tegas Rini. Rini melanjutkan, seperti program yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi agar Indonesia mampu swasembada pangan seperti padi, gula dan jagung. Untuk itu, sangat diperlukan hubungan harmonis antara petani, pabrik

gula dan perbankan agar semua tujuan tersebut tercapai deng­an maksimal. “Saya berharap ketersedia­ an pupuk di Indonesia hrus selalu tepat waktu berikut dengan harga terjangkau. Se tidaknya produksi gula yang di Indonesia yang sebelumnya mampu di angka 3.500 Ton Crane per Day (TCD), nantinya mampu mencapai 4.200 TCD. Atau paling tidak dua tahun mendatangkita bisa mencapai angka 170 Ton/ha. Dan untuk meningkatkan produksi gula tersebut memang membutuhkan anggaran sekitar Rp 4,1 triliun, pungkas Rini. Sementara itu, Direktur Utama PTPN X, Subiyono menyampaikan, Kartu Tani merupakan hasil sinergi antara PTPN dan para perbankan

BUMN. Sistemnya bekerja untuk mengintegerasikan antara perusahaan. Bahkan kini di seluruh lingkungan pabrik gula milik PTPN X sudah melakukan pendataan terhadap 8.748 petani dengan sebaran 75.853 petak seluas 58.704 hektare. “Data tersebut bakal divali­ dasi secara bertahap melalui foto udara, sehingga presisi petak per petak lahannya. Setelah itu baru diberikan Kartu Tani. Para petani juga diedukasi terkait pentingnya asuransi, termasuk penjamin kebutuhan pendidikan anak-anak. Kartu Tani ini juga sekaligus mendorong terwujudnya inklusivitas sektor keuangan sebab memperbesar aksesibilitas publik terhadap produk keuangan,” pungkas Subiyono.neld

Pelindo III Terapkan Transaksi Non Tunai Via e-Port Pelindo III gandeng Bank Mandiri implementasikan layanan transaksi non tunai (uang elektronik) guna memudahkan dan percepat proses bisnis di pelabuhan. Sinergi kedua BUMN tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama terkait implementasi sistem pembayaran elektronis pra bayar yang ditandatangani Direktur Keuangan Pelindo III Saefudin Noer dan Director of Digital Banking and Technology Bank Mandiri Rico Usthavia Frans, serta disaksikan perwakilan dari Bank Indonesia, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu (31/08/2016). Pelindo III juga luncurkan Kartu e-Port untuk layanan multi transaksi non tunai bagi pengguna jasa dan karyawan Pelindo III. Aktivasi penggunaan Kartu e-Port dimulai secara simbolis dengan menggunakan Kartu E-Port sebagai alat pembayaran non-tunai di mesin di gerbang masuk Terminal Jamrud. Saefudin Noer, mengungkapkan, konsep e-Port merupakan transformasi layanan Pelindo III di sistem digital dan online (dalam jaringan) tanpa batas ruang dan waktu. Untuk mempelopori e-Port tersebut, Pelindo III akan berafiliasi dan berintegrasi dengan berbagai pihak terkait pada bisnis kepelabuhanan. “Sinergi ini merupakan langkah nyata Pelindo III dan Bank Mandiri, sebagai badan usaha milik negara, dalam mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan Bank Indonesia. Melalui layanan ini, Pelindo III juga mendo­ rong insan kepelabuhanan

Seremonial penerapan transaksi kepelabuhanan menggunakan e-Port sebagai implementasi GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai).

mewujudkan cash-less socie­ ty (komunitas yang meminimalisasi transaksi tunai) sehingga Pelabuhan Tanjung Perak dapat menjadi pelopor e-Port di Indonesia,” tandas Saefudin Noer. Kartu e-Port, lanjut Saefudin, merupakan salah satu langkah Pelindo III mendukung peningkatan penggunaan layanan perbankan di Tanah Air. Inovasi e-port yang kini bekerjasama dengan Bank Mandiri, pengguna jasa tak perlu lagi melakukan pembayaran saat masuk pelabuhan secara tunai, namun media transaksi pembayaran digantikan dengan kartu dari Bank mandiri yang bisa diisi ulang melalui merchant Bank Mandiri yang tersedia di berbagai tempat. Implementasi e-Port dilakukan mulai dari mentransformasikan sistem teknologi informasi dan komunikasi untuk proses bisnis di operasional dan back office dengan dukungan aplikasi SAP bertaraf internasional. Berikut juga mendukung pemberlakuan sistem tunggal pengu­ rusan dokumen pelayaran (Inaportnet) dan Indonesia

National Single Windows yang digagas Kementerian Perhubungan guna memberikan kepastian bisnis bagi agen pelayaran dan mengefisienkan kinerja logistik nasional. Rico Usthavia Frans memaparkan, layanan e-money ini merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Mandiri untuk mendorong peningkatan kinerja Pelindo III. Selain e-money, Bank Mandiri juga mendukung Pelindo III melalui penyediaan fasilitas derivative line untuk transaksi lindung nilai dengan nilai plafon sebesar 40 juta dolar AS sejak tahun 2015, transaksi valuta asing, pinjaman sindikasi yang melibatkan Bank BRI dan BNI. “Kami juga memberikan layanan Mandiri Cash Management untuk memudahkan Pelindo III dalam melakukan transaksi keuang­ an. Bank Mandiri berharap, layanan perbankan yang telah diberikan dapat mendukung Pelindo III dalam mengembangkan bisnis kepelabuhan sehingga mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Riconlicom

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Arief Rahman Wakil Pemimpin Redaksi: Novianto Aji Dewan Redaksi: Joko Irianto Hamid, Arief Rahman, A Sukma Sonata, Mohammad Ridwan Redaktur: Andiono Hernawan, Redaktur Ekbis: Andika Eldon Koordinator Jakarta: Endang Saputra, Reporter : Yuanto, Rudi Purwoko, Winarko, Fatah Sidik, Widji Ananta Staf Redaksi: Ian Kurima, Iwan Christiono, Dimas Angga Perkasa, Sarifah Aini, Mohammad Rofik, Sam Budiono Sekretaris Redaksi: Dina Kurniawati Jawa Barat: Sarkoni Asyeh (Ronny), Caca Cariwan, Ahmad Syukri (Biro Bandung), Hafidz Mabrur (Tangsel), Aji Dewa Roisky (Malang Raya), M Ibnu Al Farabi (Jombang) Biro Semarang, Kendal: Eko Purwanto Biro Sidoarjo: Bram (Kabiro), Alvian Pemimpin Umum: Joko Irianto Hamid Pemimpin Perusahaan: Sukma Sonata Dewan Direksi: Nina Martini, Arief Rahman, A Sukma Sonata  Staf Keuangan: Rewina Widorini Marketing Manager: Surya Alamat Redaksi: Graha Pena LT. 8, Jl. Kebayoran Lama No. 12, Jakarta Selatan, Telp. (021) 5366 0177, Graha Pena Lt. 7, Jl A Yani 88 Surabaya, No Telp ( 031 -8160 0296 ), Jl Sidosermo PDK V-A No. 19 Surabaya, Telp ( 031- 8410288) Fax ( 031-8410288) Email: koran@lensaindonesia.com Bank Rek Mandiri: 140-00-1121946-7 a/n PT LENSA INDONESIA GLOBAL MEDIA Bank Rek BCA: 5120393288 a/n PT LENSA INDONESIA GLOBAL MEDIA Harga Iklan: Halaman 1 ( FC ): Rp 70.000/mm Kolom, Halaman 8,9 & 16 ( FC ): Rp 35.000/mm Kolom, Halaman Black White: Rp 25.000/mm Kolom, Harga Koran Langganan: Rp 16.000/ bulan CP Langganan: Pandu ( 0856 3144 887) Percetakan: PT. Temprina Media Grafika (isi diluar tanggungjawab percetakan) wartawan lensa indonesia dalam menjalankan tugas jurnalistik dibekali tanda pengenal dan dilarang menerima imbalan bentuk apapun dari narasumber


merebut tahta dki jakarta

3

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Rahasia Keberanian Ahok

Guncang Politik Indonesia

Setelah menggantikan Jokowi, Ahok mulai dikenal dengan sosok yang terlalu berani dan cend­ erung lancang. Di kota sebesar Jakarta, sosok yang kini memimpin ibu kota tersebut, seakan tak kenal takut dan gentar. Ia menjadi bagian dari sedikit minoritas yang berani berbicara keras di tengah masyarakat yang kerap membuat blok-blok minoritas-mayoritas. Lalu, apa yang membuat seorang Ahok berani? Boleh jadi itu merupakan pertanyaan sebagian besar masyarakat, terutama yang berdomisili di Jakarta yang saban hari tak pernah absen untuk menyimak berita seputar dirinya. Lantaran memang selalu saja ada ge­ brakan yang ia lakukan. Dari berbagai gebrakannya, tak sedikit yang menuai kontroversi, menjadi pembicaraan publik dan me­ munculkan perdebatan pro dan kontra. Tetapi apa saja pandangan publik terhadapnya tak membuat dirinya menyerah atau mengalah. Ia terlihat begitu yakin den­ gan semua yang ia lakukan. Ahok sedang menunjukkan dirinya tidak bergerak berdasarkan bagus tidaknya hal itu terlihat di mata publik. Melainkan, ia ingin menunjukkan ada hal lain yang dibutuhkan oleh masyarakatnya, baik untuk mer­ eka, meski dengan itu ia sendiri terlihat buruk. Maklum karena gebrakan-gebrakan ia lakukan juga, bukan hal as­ ing, dirinya dinilai sebagian kalangan sebagai figur yang lancang, tak kenal etika, tidak tahu adat sopan santun, dan berbagai tudingan tidak simpatik. Artinya, ada prinsip yang ia pegang teguh dan ia ya­ kini sehingga tidak ia lepaskan. Walaupun dengan itu ia membuat pembencinya tak lagi diam-diam mengadang dirinya. Secara terang-terangan, mereka yang tidak me­ nyukainya menampakkan batang hidungnya. Ada hal menarik di sini, mereka yang menentangnya cenderung bukanlah pihak yang bisa menunjukkan kekurangannya secara substansial. Kebanyakan yang diungkapkan dari sebagian kritik tajam kepadanya, ada­ lah kritik yang melulu berkutat pada bagaimana ia harus tampil dan berbicara. Sedikit sekali yang memberikan kritik konstruktif, yang menyorot soal rencana kerja, visi dan misi, dan berbagai hal penting lainnya. Di situlah, maka mereka yang berseberangan dengan­ nya kemudian justru gagal menunjukkan diri lebih baik dari seorang Ahok yang berasal dari minoritas. Alhasil Ahok menemukan celah yang sejalan dengan prinsipnya, bahwa sepanjang mereka mengadangnya, sementara yang ia lakukan bukanlah kesalahan, maka kebenaran akan secara sendirinya menunjukkan kekuatannya. Kecuali jika rival-rivalnya mampu menunjukkan ide-ide dan berbagai pikiran lain yang lebih baik dari dirinya, mungkin ini akan mampu menunjukkan kelebi­ han mereka. Termasuk di dalamnya ada aksi-aksi yang lebih konstruktif dan bermanfaat langsung terhadap masyarakat, mungkin masyarakat Jakarta akan lebih tertarik kepada penentangnya itu. Sayangnya hal ini lagi-lagi gagal ditunjukkan mereka. Perlawanan terhadap Ahok tidak berangkat dari per­ soalan baik dan tidak baik secara komprehensif. Mereka yang melawannya cenderung karena faktor sudut pan­ dang bahwa mereka mayoritas dan Ahok hanya pejabat yang berangkat dari kalangan minoritas. Juga perspektif bahwa mereka memiliki massa lebih banyak dan Ahok tak memiliki itu. Sehingga yang terjadi, munculnya aksi-aksi pe­ nentangan yang memanfaatkan kalangan massa yang mudah disetir. Massa tersebut sudah menjadi rahasia umum adalah kalangan yang memang gampang disetir dan dipanas-panasi. Kenapa mereka harus panas, belum tentu mereka pahami sepenuhnya. Di sinilah massa ini dimainkan, dijadikan tumbal, dijadikan lawan untuk menghadang Ahok. Apakah hal itu membuat Ahok lantas surut lang­ kahnya? Sejauh ini, belum ada satupun dari gerakan itu yang mampu membuat Ahok terlihat gemetar dan mengecilkan suaranya. Ia masih terus bersuara yang tak kalah dari suara massa itu. Buktinya, apa-apa yang diutarakan seorang Ahok jauh lebih banyak terdengar seantero Indonesia hingga mancanegara, dibanding kalangan massa tersebut. Fenomena itu terang saja merupakan hal menarik. Menggugah rasa penasaran sebagian kalangan lainnya. Maka itu banyak pihak yang mencoba mencari penyebab kenapa seorang Ahok bisa begitu berani di tengah rimba Jakarta, dengan jumlah orang-orang baik dengan orang jahat sulit dibedakan. Juga di kota ini, sulit membeda­ kan yang mana orang yang benar-benar baik dan buruk susah dibedakan. Nah, di sini juga, dengan “kelancangan” dirinya itu, maka Ahok akhirnya justru berhasil membawa rivalnya ke satu sudut dan pendukungnya ke sudut lain. Ia dengan mu­ dah memetakan, di mana saja ada bahaya yang mengancam dirinya. Ia juga dengan leluasa mendeteksi siapa di balik siapa, siapa di balik apa, dan siapa menuju ke mana. Pemahaman seperti itu, sedikitnya membantu so­ sok Ahok untuk ia menempatkan dirinya, untuk terus bergerak maju dan merangsek hingga ke berbagai titik yang rawan sekalipun. Meski begitu, semua itu sejauh ini belum sampai benar-benar membahayakan dirinya. Ia ibarat prajurit yang harus menuju benteng masalah yang harus ditaklukkan dan harus melewati banyak ran­ jau darat yang bisa kapan saja menghancurkan dirinya. Namun karena pemahaman dan instingnya membawa potensi bahaya itu, maka alih-alih membuatnya takut, justru ia dengan leluasa meloncat ke sasaran yang ia inginkan. Ada filsafat hidup di sini, bahwa yang lebih menjadi prioritas dirinya bukanlah terpaku pada masalah, tapi bagaimana menyelesaikan masalah. Ini tentu saja hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki mental sekaligus insting kepemimpinan tidak sederhana. Ibarat orang berlayar, mengutip pepatah, daripada merutuki badai lebih baik mengarahkan kemudi agar perahu selamat dan tujuan tercapai. Di luar itu, ada hal yang juga menjadi penyebab ia berani di tengah kota yang terkenal kejam. Bahwa ia su­ dah memastikan dirinya tidak akan tergoda dan tergiur dengan berbagai hal melenakan. Terbukti ia menjadi salah satu pejabat yang diakui bersih. Sedikitnya hal ini membuat ia seperti pengemudi yang memiliki kaca depan yang bersih dan spion yang bening, sehingga ke­ tika ia harus melaju, ia takkan dirisaukan seperti halnya pengemudi lainnya yang memaksa diri melaju dengan kaca yang penuh debu. Tidak itu saja, pada diri Ahok terlihat hal lain yang juga ingin ia tegaskan. Bahwa ketika berbicara Bhin­ neka Tunggal Ika, maka paradigma minoritas-mayoritas seyogianya untuk dihilangkan. Lantaran ia memahami sekali sudut pandang seperti itu hanya membuat minori­ tas tak berani berbuat banyak dan mayoritas terlena dan lupa berbuat yang sepadan dengan jumlah mereka.

Harian The New York Times pernah mengulas sosok Ahok. Harian dengan oplah nomor dua terbesar di Amerika Serikat (AS) itu menyebut Ahok sebagai so­ sok yang mengguncang sistem perpolitikan Indonesia yang selama ini dikendalikan oleh kaum elite partai. Sistem perpolitikan yang terguncang itu, kata harian tersebut, adalah sistem yang dikuasai kelu­ arga dinasti politik, para mantan jenderal, atau para pebisnis kaya. Dikatakan bahwa politisi di daerah “disandera” oleh kepentingan politisi nasional. Dalam sistem semacam itu, walau unggul dalam survei, para calon kepala daerah kadang-kadang tidak dapat berbuat banyak. Partai politik umumnya meminta “mahar” untuk pen­ calonan dan mensyaratkan untuk membiayai sendiri kampanye politik. New York Times menyebut Ahok sebagai sosok political outsider karena latar belakangnya sebagai minoritas dari sisi etnis dan keyakinan agamanya. Status outsider itu semakin kuat dengan keputusannya berpolitik melalui jalur independen. Sejak menjabat November 2014, Ahok disebut tidak menunggu lama untuk “menyikat” birokrat yang tidak kompeten dan memberantas korupsi yang merajalela. Harian itu menulis, target baru mantan Bupati Beli­ tung Timur itu adalah mengguncang sistem politik nasional yang dikuasai kelompok oligarki. New York Times kemudian mengutip Charlotte Setijadi, periset di program Ilmu Indonesia di Insti­ tut Studi Asia Tenggara-Yusof Ishak yang berbasis di Singapura. Charlotte mengatakan, “Basuki (Ahok) menampilkan dirinya sebagai sosok alternatif mela­ wan sistem politik yang memuakkan banyak rakyat Indonesia.” “Keberaniannya itu akan menolong dia meraup suara pada Pilkada DKI,” lanjut Charlotte. Laporan itu menyatakan, Ahok memilih jalur in­ dependen demi menghindari bernasib sama seperti Presiden Jokowi yang terkadang mendapatkan kesu­ litan dari partai politik pendukungnya sendiri. Ahok disebut menolak tawaran dukungan dari PDIP untuk maju sebagai calon gubernur Jakarta. Laporan itu juga mengutip bakal calon gubernur DKI dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, yang menga­ takan keputusan Ahok maju melalui jalur independen seharusnya membangunkan elite politik. “Jika parpol tidak mendapatkan kandidat yang tepat yang didukung rakyat, parpol akan menghadapi calon independen yang didukung rakyat. Parpol perlu mem­ persiapkan strategi untuk menarik calon dengan kemam­ puan terbaik,” tutur Sandiaga dalam laporan itu. Fenomena “Teman Ahok” juga tak luput dari lapo­ ran New York Times. Gerakan itu dinilai telah sangat banyak membantu Ahok untuk memerangi sistem politik yang telah berakar urat, kendati saat ini Ahok akhirnya memutuskan maju lewat jalur Parpol. Teman Ahok dilaporkan menjual t-shirt, mer­ chandise, dan stiker untuk menjalankan biaya opera­ sionalnya. The New York Times menambahkan, baik Ahok maupun Teman Ahok telah menyatakan secara terpisah bahwa mereka tidak berkolaborasi dan baru bertemu secara pribadi sebanyak tiga kali. Harian itu melanjutkan, walau tidak sedikit yang menentang, gaya kepemimpinan Ahok yang sangat blakblakan memenangkan hati banyak warga Jakarta, terutama para pemilih muda dan kaum kelas menen­ gah ke bawah. Golongan masyarakat ini terpikat dengan sejumlah kebijakan-kebijakan Ahok, seperti percepatan pemban­ gunan infrastruktur seperti MRT dan program Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat yang menolong banyak masyarakat miskin, pasukan “orange” yang siap membersihkan kota Jakarta, penataan lokasi kumuh ke rumah susun, banjir sudah banyak berkurang, penataan sistem birokrasi yang cepat dan lain-lain. Pada Pilkada DKI 2012, etnisitas dan agama Ahok menjadi salah satu isu yang digunakan lawan poli­ tiknya. Kali ini dengan mengutip sebuah survei, The New York Times menulis bahwa hampir dua pertiga warga Jakarta tidak merasa isu SARA akan diangkat pada Pilkada 15 Februari 2017. Yang menarik, ternyata calon petahana Pilkada DKI Jakarta 2017 itu tidak suka dengan Parpol. Dulu dia mengaku pernah mendapat tawaran menjadi kader PDIP. Namun, ia menolak tawaran tersebut. “Ya, (tahun) 2016 ada tawaran jadi kader PDIP. Saya kan selalu terbuka kapanpun diusung PDIP. Tapi, beliau (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) sudah tahu kalau saya sudah tidak mau masuk partai lagi,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, belum lama ini. Ahok mengklaim tawaran serupa juga pernah datang beberapa tahun silam. “Saya sudah dari dulu (tidak mau). Pertama kali minta saya masuk Parpol itu, setelah PDIP melawan PDI-nya Suryadi. Waktu itu Bang Taufik Ki­ emas (alm suami Megawati) telepon saya langsung, ‘Hok, dicari Bang Rustam sama Taufik, minta kamu jadi ketua DPC Belitung Timur PDIP’. Saksinya Gubernur Bangka Belitung Rustam Efendi. Terus aku jawab, duh, enggak deh, aku kan bukan orang partai, kita bisnis kok,” papar Ahok menirukan ucapannya waktu itu. Setelah itu, lanjut Ahok, pada tahun 1999, dirinya juga pernah ditawari jadi Caleg DPR RI mewakili Belitung Timur dari PDIP. Menjawab tawaran itu, Ahok pun menolak dengan alasan belum terlalu minat berpolitik. Mantan Bupati Belitung Timur itu akhirnya berubah pikiran saat kembali ditawarkan PDIP pada 2004. Namun, Ahok justru memilih partai baru se­ bagai kendaraan politiknya, yaitu Partai Indonesia Baru (PIB). “Waktu itu, saya gak minat politik. Tahun 2004 ditawari (PDIP) lagi. Tapi, saya pilih pakai partai baru (PIB),” jelasnya. Lalu, apa alasan Ahok menolak tawaran jadi kader PDIP, sementara dia pernah di PIB, Golkar hingga Gerindra. “Dulu kan permisi. Waktu Golkar permisi, waktu PIB juga saya permisi. Terus waktu Gerindra, orang Gerindra ngomong, masa (Pilkada 2012) dua-duanya (cagub dan cawagub) PDIP. Satu (dari kami akhirnya masuk) Gerindra. (Itu pun) saya juga permisi. Ya sudah lah pakai kartunya Gerindra. Jadi hubungan baik, tapi saya nggak pernah pegang kartu,” tutupnya.nbio/zul/ kom/plt

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

Siapa Ahok?

Seorang Ahok jauh lebih banyak terdengar seantero Indonesia hingga mancanegara, dibanding lawan-lawan politiknya. Ia dengan mudah memetakan, di mana saja ada bahaya yang mengancam dirinya. Ia juga leluasa mendeteksi siapa di balik siapa, siapa di balik apa, dan siapa menuju ke mana.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purmana (Ahok) bersama wakil gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat.

b

asuki Tjahaja Pur­ nama atau yang akrab dengan na­ ma Ahok adalah politikus asal Be­ litung. Dia men­ jadi pasangan Jokowi dalam Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012. Pada pemilu tahun 2012, Jokowi dan Ahok terpilih men­ jadi gubernur dan wakil gu­ bernur Jakarta. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Bupati Belitung Timur menggantikan Usman Saleh. Ahok lahir di Belitung pada tanggal 29 Juni 1966. Dia adalah anak pertama dari pasangan Indra Tjahaja Pur­ nama dan Buniarti Ningsing yang merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Ber­ sama dengan ketiga adiknya, Ahok menghabiskan masa kecilnya di Desa gantung, Belitung Timur, hingga tamat sekolah menengah pertama. Setelah itu, Ahok hijrah ke Jakarta untuk meneruskan pendidikannya. Di Jakarta, Ahok menimba Ilmu di Universitas Trisakti dengan mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral. Setelah lu­ lus dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi, pada ta­ hun 1989 Ahok kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertam­ bangan PT Timah. Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Manaje­ men Prasetiya Mulya. Setelah mendapatkan gelar MAgister Manajemen, dia kemudian bernaung di bawah PT Si­ maxindo Primadaya dengan

menjabat sebagai staf direk­ si bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pen­ galamannya bekerja, Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada, yang merupakan awal perjalanan dari Gravel Pack Sand (GPS). Setelah berhenti bekerja untuk PT Simaxindo, Ahok mendirikan pabrik pengolahan asir kuarsa pertama di Belitung, yang berlokasi di Dusun Burung Mandi. Perusahaan terse­ but dia dirikan dengan men­ gadopsi dan mengadaptasi teknologi Amerika Serikat dan Jerman. Bersama dengan berkem­ bangnya pabrik tersebut, ka­ wasan industri dan pelabu­ han samudra berkembang. Kawasan tersebut sekarang dikenal dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK). Kemudian, pada tahun 2004, Ahok berhasil meya­ kinkan seorang investor Ko­ rea untuk membangun Tin Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK. Pada tahun itu juga, Ahok mulai bergabung dengan Par­ tai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB), dan di­ tunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung. Pada Pemilu 2004, dia ter­ pilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009. Satu tahun kemudian, set­ elah mengantongi 37% lebih suara rakyat, Ahok menja­ bat sebagai Bupati Belitung Timur. Dalam pemerintahan­ nya, Ahok membebaskan bia­ ya kesehatan kepada seluruh

warga tanpa kecuali. Namun, pada 22 Desember 2006, Ahok resmi mengundurkan diri dari pemerintahan dan menyerahkan jabatan terse­ but kepada wakilnya, Khairul Effendi. Pada tahun 2007, Ahok mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung. Pada saat itu, dia mendapatkan dukungan penuh dari Abdurrahman Wahid. Namun, dia kalah den­ gan Eko Maulana Ali. Tahun ini juga, Ahok mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi. program pe­ layanan kesehatan dan pen­ didikan gratis bagi Belitung Timur juga berhasil mengan­ tarkan Ahok untuk meraih penghargaan tersebut. Kemudian, pada tahun 2008, Ahok meluncurkan sebuah buku berjudul “Mer­ ubah Indonesia”. Ahok adalah seorang ayah dari Nicholas, Na­ tania, dan Daud Albeenner, dan seorang suami bagi seorang wanita asal Medan, Veronica. Sebagai wakil gubernur DKI, Ahok juga sudah mem­ punyai rencana akan mem­ benahi sistem transportasi dengan memperbanyak jum­ lah busway sampai seribu unit yang diperuntukkan khusus bagi orang cacat, anak-anak dan perempuan. Bahkan mo­ norel serta kereta gratis yang menghubungkan Blok M sam­ pai Monas juga akan diada­ kan. Meski menjadi orang nomor dua di ibukota dia tetap tampil sederhana. Ahok mengaku tidak pernah pus­ ing memikirkan pakaian dan sepatu yang dipakainya hanya itu-itu saja setiap waktu.


patgulipat

4

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Tax Amnesty Sasar Siapa? Katanya tujuan awal tax amnesty memulangkan danadana milik orang Indonesia yang disimpan di luar negeri atau yang dimiliki oleh WP Indonesia kelas kakap, di antaranya pengusaha besar, eksportir dan para konglomerat. Namun kenapa kini tax amnesty diarahkan ke semua WP sehingga masyarakat kecil termasuk pensiunan gelisah dan resah?

s

ejak mulai diberlakukan pada 18 Juli lalu, kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty terus menjadi sorotan masyarakat. Saat ini, kantor pajak, setiap hari ramai di datangi masyarakat yang notabennya wajib pajak (WP), baik yang ingin ikut program tersebut, atau hanya sekedar mencari tahu. Dari data monitoring

pengampunan pajak di situs resmi Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan (pajak.go.id), satu bulan lebih aturan ini diterapkan, atau tepatnya hingga Rabu 31 Agustus 2016, dana repatriasi baru mencapai Rp 7,66 triliun, atau hanya 0,76 persen dari target Rp 1.000 triliun. Sementara itu, dana yang sudah dideklarasikan baru mencapai Rp 95,2 triliun dari target pemerintah Rp

4.000 triliun. Rinciannya, sebanyak Rp 14,1 triliun berasal dari deklarasi luar negeri dan Rp 81,1 triliun dari deklarasi dalam negeri. Sementara itu, uang tebusan sebesar Rp 2,14 triliun dari target total uang tebusan Rp 165 triliun. Terlihat jelas penerapan program ini masih jauh dari tujuan awal yang digadanggadang pemerintah, yaitu menyasar harta WP yang menyimpan hartanya di luar negeri. Pulang kampungnya rupiah ke Indonesia, melalui repatriasi pun terlihat masih jauh dari yang diharapkan. Data tersebut juga menunjukan bahwa komposisi WP OP non UMKM yang kebanyakan adalah masyarakat kelas menegah, karyawan termasuk pensiunan, mendomi-

nasi uang tebusan yang masuk ke kas negara. Komposisi harta yang dideklarasikan pun mayoritas WP yang memiliki harta di dalam negeri. Hal tersebutlah yang menjadi pertanyaan, sebenarnya program ini ditujukan kepada siapa? Gelombang protes pun semakin keras disuarakan. Bahkan, beberapa hari lalu hal ini menjadi trending topic di media sosial melalui #StopBayarPajak. Ada yang menyebut bila pajak yang digenjok kepada rakyat kecil yang minim pendapatan, jadi apa kerja pemerintah untuk memakmurkan rakyat. Atau ada yang bilang, jika taipan-taipan curangi pajak cuma kena sanksi 3%, sementara patuh pajak rutin bayar pajak 1020%.

Tax Amnesty Menjadi Buah Simalakama

Kebijakan tax amnesty menurut Sri Mulyani difokuskan pada WP besar.

Presiden Turun Tangan, Kegelisahan Pengusaha Terobati Pada 29 Agustus 2016, Istana angkat bicara mengenai kegaduhan ini. Sekretaris Kabinet, Pramono Anung mengatakan, Presiden Joko Widodo memberikan perhatian serius terhadap kisruh di implementasi program ini di masyarakat. Dia pun mengatakan, selain menyasar aset-aset wajib pajak yang berada di luar negeri, semangat tax amnesty adalah untuk warga negara yang selama ini tidak membayar pajak. “Bukan yang sudah tertib membayar pajak, lalu kemudian dikejar-kejar. Atau, juga yang katakanlah ininya kecil, taetpi karena kekhilafan dan kelupaan,” ujarnya. Jokowi pun, menurut Pramono, langsung menginstruksikan Kementerian Keuangan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak untuk meluruskan kegaduhan yang terjadi di masyarakat terkait program tersebut. Di hari yang sama, tidak lebih dari 24 jam, Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Perdirjen) Nomor 11 Tahun 2016 tentang Peraturan Lebih Lanjut Mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Ken Dwijugiasteady. Dalam aturan petunjuk pelaksanaan program tersebut, ditegaskan WP bisa tidak menggunakan haknya untuk mengikuti program tax amnesty, dengan ketentuanketentuan tertentu. Di antaranya, memiliki harta warisan yang belum dideklarasikan dan penghasilannya di bawah ketentuan aturan penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara Indonesia Fintech Festival and Conference (IFFI) 2016 di BSD Tangerang, Banten, Selasa (30/8/2016), mengatakan, aturan pelaksana yang dikeluarkan Ditjen Pajak tersebut menunjukkan komitmen pemerintah bahwa sejatinya program tax amnesty tidak menyasar rakyat kecil. Dia pun meminta, semua pihak tidak lagi berspekulasi mengenai hal ini. “Kita ini, harusnya konsentrasi ke hal yang besar. Kamukamu tanyakan, hal-hal yang menurut saya enggak perlu diramein,” tegasnya. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, membantah stigma yang menyebutkan bahwa program tax amnesty, justru menargetkan masyarakat yang memiliki pendapatan yang relatif rendah. Dikeluarkannya aturan Dirjen Pajak tersebut, mempertegas komitmen tersebut. Ia mengaku telah menginstruksikan kepada otoritas pajak, untuk mengejar WP besar, sesuai dengan data yang saat ini dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak. “Saya sudah meminta Ditjen Pajak untuk fokus kepada WP besar,” ujar Menkeu di Jakarta, Selasa (30/8/2016). Pemerintah, kata mantan direktur pelakw w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

sana Bank Dunia itu, akan melakukan berbagai cara untuk menarik para WP besar itu untuk mengikuti program tax amnesty. Berbagai fasilitas yang sudah diberikan pemerintah, dan payung hukum tax amnesty dianggap telah memberikan kepastian bagi peserta. “Jadi, dari sisi hukum, laporan keuangan, dan pembuktian, hingga kami bisa memfasilitasi mereka untuk melakukan haknya dari sisi pengampunan pajak, sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” katanya. Dia pun menegaskan, tax amnesty murni merupakan upaya pemerintah untuk mendorong perekonomian. Khususnya, melalui partisipasi WP besar yang memiliki aset di luar negeri, agar menaruh uangnnya di dalam negeri, sehingga likuiditas modal untuk pembangunan dapat terpenuhi. “UU ini, memang kita bikin untuk tidak menimbulkan keresahan. Bahwa dari sisi pelaksanaan ini, masyarakat kebanyakan mereka merasa menjadi target. Kalau dari Kemenkeu dan Ditjen pajak, instruksi saya melihat dan memprioritaskan WP-WP besar,” tegasnya. Sementara dunia usaha menyambut baik upaya permerintah, khususnya Jokowi meluruskan kisruh ini. Sebab, jika dibiarkan, bisa membuat para pengusaha yang ingin mengikuti program ini menjadi resah dan membatalkan niatnya. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi berpendapat, kisruh tax amnesty yang tengah ramai dibicarakan belakangan ini ramai, lantaran ada pihak yang melakukan manuver politik. “Saya sedih ini dipolitisasi. Saya cuma ingin meluruskan miss understanding yang bilang pengusaha besar ini tidak kooperatif. September ini, akan masuk dana tax amnesty dari pengusaha besar,” tuturnya di Jakarta, Rabu (31/8/2016). Sofjan mengakui, kisruh ini sempat memengaruhi para pengusaha untuk ikut tax amnesty. Para pengusaha menjadi takut dan pesimistis akan kebijakan tersebut. “Semua campur aduk, mana yang betul. Kita pengusaha malah jadi takut, mau bantu malah itu dipolitisasi,” ujarnya. Namun, Sofjan menegaskan, para pengusaha besar sebenarnya memiliki minat yang kuat untuk mengikuti program amnesti pajak dalam mendukung program pemerintah. Sebab, tujuan inti dari program itu untuk menggerakkan roda perekonomian melalui dana repatriasi. “Kalau ini uang masuk, setelah itu ekonomi tumbuh, kita juga diuntungkan. Bisnis kita juga pasti besar, jadi pasti mau. Ngapain taruh dana di luar negeri, kalau tidak ada hasil, tapi di dalam negeri menghasilkan,” kata dia.

Presiden Jokowi saat sosialisasi UU Pengampunan Pajak.

P ro g r a m pengampunan pajak telah menjadi buah simalakama. Sejumlah kalangan masyarakat, terutama para penunggak pajak, merasa keberatan dengan tarif tebusan yang dinilai cukup besar bila dihitung dari jumlah penghasilan yang tidak dilaporkan selama ini. Program tersebut memicu keresahan masyarakat, utamanya masyarakat menengah ke bawah. WP diharuskan mengungkap serta melaporkan seluruh hartanya kepada otoritas pajak, jika tidak ingin dikenakan denda. Padahal tujuan awal tax amnesty adalah memulangkan dana-dana milik orang Indonesia yang disimpan di luar negeri atau yang dimiliki oleh WP Indonesia. Siapa pemilik dana di luar negeri itu? Tentu saja para WP, pengusaha besar, eksportir dan para konglomerat. Sudah jelas di sini targetnya adalah pengusaha atau WP kelas kakap. Namun kenapa kini tax amnesty diarahkan ke semua WP sehingga masyarakat kecil termasuk pensiunan gelisah dan resah menjadi ketakutan dikejar aparat pajak. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) mengungkapkan kembali bahwa program kebijakan pengampunan pajak diberikan kepada seluruh kalangan masyarakat. Pelaksanaan tax amnesty tidak hanya terbatas bagi orang-orang kaya dan pengusaha. Nah, di sinilah yang mulai menjadi pertanyaan. Siapakah sebenarnya sasaran utama dari program tax amnesty ini? Para taipan kaya yang melarikan uangnya ke luar negeri? Atau masyarakat dengan nilai kekayaan tidak seberapa? Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, Hestu Yoga Saksama, pernah menyatakan, tax amnesty sama sekali tidak diperuntukkan hanya untuk kalangan pengusaha-pengusaha besar, melainkan juga kepada seluruh elemen masyarakat. “Bukan hanya yang besarbesar saja. Kalau diberikan hanya kepada mereka, dan menengah ke bawah tidak diberikan, bukannya nanti mereka akan teriak-teriak?

Kok yang diberikan tax amnesty yang besar saja,” kata Hestu. Hestu menjelaskan, dalam payung hukum tax amnesty, seluruh masyarakat bisa mengikuti program tersebut. Bahkan, untuk sektor UMKM diberikan tarif khusus bagi yang ingin mengikuti program yang berlaku efektif sejak 18 Juli 2016 lalu. Wajib pajak, lanjut Hestu, yang memiliki harta-harta benda yang didapat dari penghasilan lain yang tidak dilaporkan kepada otoritas pajak bisa dikenai denda maksimal 48 persen sejak pajak terutang itu tidak disetorkan. “Ada tukang sate, dia akhirnya buka warung. Punya rumah, punya aset, tapi tidak pernah bayar PPh (pajak penghasilan). Kalau seperti itu, apakah tidak dikasih kesempatan?,” tuturnya. Menurut dia, tax amnesty merupakan kesempatan bagi para wajib pajak yang selama ini masuk dalam kategori tidak patuh membayar pajak kepada negara. Apabila mengikuti tax amnesty, maka pajak yang selama terutang kepada negara tidak akan diungkap ke depannya. “Undang-undang ini memberikan kesempatan yang besar,” tuturnya. Direktur Eksekutif Center for Taxation Analysis Yustinus Prastowo mengungkapkan, pada saat pembahasan Rancangan Undang Undang, pemberian tarif tebusan bagi WP tertentu yang mengikuti progam tax amnesty memang telah dibicarakan bersama pemerintah. Pada waktu itu, pemberian tarif bagi WP dengan skala penghasilannya di kisaran Rp5 miliar, direncanakan mendapatkan tarif tebusan sebesar 0,5 persen. Selain itu, nantinya para WP tersebut pun akan mendapatkan fasilitas khusus. “Pemerintah bikin garansi bagi WP yang termasuk dalam kelompok (masyarakat menengah ke bawah) tidak akan rugi,” kata Prastowo. Ia menilai, meskipun otoritas pajak sudah mulai menemukan jawaban-jawaban terkait hal tersebut, namun kesiapan regulator dalam pelaksanaan tax amnesty

sampai saat ini masih dipertanyakan. Maka dari itu, perlu adanya suatu langkah penegasan. “Sekarang masyarakat awareness. Semua orang tertarik dengan tax amnesty. Berarti sudah harus membuat segmentasi,” katanya. Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mengatakan bahwa pemerintah harus lebih intens melakukan sosialisasi tax amnesty kepada masyarakat. Sebab, kebijakan tersebut menimbulkan keresahan di masyarakat. Ada anggapan bahwa tax amnesty yang diperuntukkan untuk masyarakat yang tidak patuh dan mengambil dana-dana yang diparkir di luar negeri. Namun, justru membuat masyarakat di dalam negeri ketakutan dan memberatkan, karena sosialisasi yang minim. “Saya menyarankan pada pemerintah agar lebih intensif lagi melakukan sosialisasi, kemudian penyuluhan help desk lebih melayani, jangan sampai kemudian kantor pajak ini ngomong A soal tax amnesty, kantor pajak B ngomong yang berbeda,” kata Misbakhun usai acara dialog Polemik Di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Dia menuturkan bahwa masyarakat saat ini masih belajar memahami tentang tax amnesty. Pendaftaran tax amnesty terbagi dalam tiga jangka waktu, Juli-September 2016, Oktober- Desember 2016, dan Januari-Maret 2017. Anggota DPR dari Fraksi Golkar ini mengatakan bahwa keseragaman informasi menjadi penting bagi masyarakat, termasuk warga negara Indonesia (WNI), yang kembali menarik dananya ke dalam negeri. “Sekarang mereka mencari detail aturannya. Untuk itu, saya menyarankan help desk yang ada di kantor pajak itu pemahaman dan pengertian mereka di kantor pajak di-upgrade, sehingga jawaban dari satu KP (Kantor Pajak) ke KP yang lain seragam,” ujarnya. Sementara itu dalam rapat kerja nasional yang digelar oleh Majelis Hukum dan HAM (MHH) PP Muhammadiyah , memutuskan akan

meninjau ulang atau judicial review UU Tax Amnesty yang belum lama disahkan oleh DPR. Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengatakan, fakta hukum dari kebijakan UU Tax Amnesty harus jelas, begitu pula arah hukum juga harus jelas. Kejelasan dalam UU itu harus bisa merumuskan niai-nilai dalam UUD 1945, pasal 33, pasal 1, yaitu pasal-pasal yang erat dengan demokrasi dan HAM. “Perumusan UU itu juga harus memenuhi prosedur demokrasi dan faktanya UU Tax Amnesty itu belum memadai demokrasi masih minimalis. Sudah saat dievaluasi dan melalui judicial review, kecuali pemerintah menunda,” kata Busryo, usai penutupan Rakernas MHH PP Muhammadiyah, Minggu (28/8/2016). Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengatakan, UU Tax Amnesty tidak memiliki sasaran jelas. Akibatnya, masyarakat umum juga terkena sasaran tersebut, sehingga menjadi resah. “Sasarannya harus dievaluasi juga, jangan sampai justru masyarakat kecil terkena dampaknya. Tax amnesty ini sebenarnya ditujukan untuk orang yang mengalami problem dalam kewajiban pajak. Dan, orang ini hanya beberapa gelintir saja. Uangnya pun diparkir di luar negeri. Namun, dalam kenyataannya semua masyarakat terkena imbasnya dan ini membuat gaduh,” kata dia. Selain itu, UU Tax Amnesty naskah akademiknya tidak pernah dikemukakan secara langsung ke publik, terutama kalangan akademis. Masyarakat tidak bisa memberikan kritisi atas naskah tersebut. “UU itu bentuknya dari atas ke bawah, kebijakan negara nalar hukumnya ditaruh di bawah kepentingan politik. Ini merusak sistem negara hukum,” ujarnya. Dengan judicial review tersebut, menurut Busyro, Muhammadiyah juga berusaha memberikan solusi atas blunder pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla, terkait tax amnesty ini. nroc/cha/ fik/rad/viv


parlemen

5

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Segera Dibuka Sekolah Khusus Anggota DPR? Sekolah parlemen akan meningkatkan kualitas para anggota dewan yang telah terpilih.

k

inerja para anggota DPR selalu mendapat sorotan bahkan kritik dari publik. Selain target yang sering tidak terpenuhi, kualitas undang-undang yang dihasilkan juga tidak mumpuni. Tak jarang, mereka malah tersandung masalah di luar tugas seperti soal narkoba, kekerasan, sampai kasus dengan perempuan. Situasi tersebut membuat Ketua DPR, Ade Komarudin, berinisiatif mengusulkan lembaganya mengadakan sekolah parlemen bagi para anggota Dewan. Ade menyadari peningkatan kualitas anggota DPR merupakan tugas partai politik. Namun, dia tetap mengusulkan karena melihat sisi positifnya. “Tidak tumpang tindih, karena begitu mau masuk Dewan, tetap yang bersangkutan membutuhkan pendidikan. Persiapan menjadi anggota parlemen yang baik,” kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu. Ade menuturkan bahwa materi dalam sekolah parlemen tersebut berisi tentang fungsi legislasi, bagaimana pembahasan undang-undang, fungsi pengawasan, hingga fungsi anggaran. Materi tersebut akan diberikan oleh para mentor yang paham, di antaranya para anggota Dewan yang lebih dulu terpilih. “Jadi setelah selesai sekolah, mereka jadi siap tempur,” kata politikus Partai Golkar itu. Ade mengklaim sekolah itu akan meningkatkan kualitas para anggota Dewan yang telah terpilih. Apalagi, mereka sebelumnya sudah mendapatkan pembekalan dari partai masing-masing. “Kalau kita mendidik dengan kualitas dari awal nilainya enam, begitu dididik dengan sistem yang baik di sekolah yang kita siapkan. Saya yakin

bisa bikin nilai yang bersangkutan jadi delapan bahkan sembilan,” paparnya. Tokoh yang akrab disapa Akom itu meyakini pembentukan sekolah parlemen tidak akan menjadi beban negara yang sedang melakukan pengetatan di semua sektor pengeluaran keuangan. Mereka bisa mewujudkannya dengan memanfaatkan fasilitas yang selama ini dimiliki DPR. “Selama ini kan ada Wisma Kopo, kita alih fungsikan jadi kampus. Kemudian untuk persiapan para dosennya tidak banyak. Dengan biaya yang sangat minim, kita ingin tingkatkan kualitas anggota Dewan,” tegas dia. Ade menegaskan bahwa sekolah itu nantinya akan seperti kampus pada umumnya. Selain itu juga tak memerlukan biaya dan dosen yang banyak. “Dengan biaya yang sangat minim kita ingin meningkatkan kualitas anggota Dewan,” kata Ade. Ade mengemukakan, sekolah itu hanya khusus untuk para politikus yang sudah di DPR, termasuk mereka yang sudah lama menjadi anggota Dewan. Karena itu, pendidikannya berbeda dengan calon legislatif di partai politik. “Anggota DPR kan belum tentu mengerti (pendidikan politik) juga,” ujarnya. Ade mengakui, setiap parpol memiliki cara dan metode sendiri dalam menyaring kader berkualitas baik. Namun, dia tetap yakin sekolah parlemen tidak tumpang tindih dengan pendidikan parpol itu. “Yang penting (di parpol) itu ketegasan dalam pola rekrutmen dan sistem rekrutmen yang baik,” kata Ade. Segera, setelah wacana itu tersiarkan ke publik, beragam tanggapan atau komentar bermunculan. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Anggota DPR dari Fraksi

Komisi X Soroti Target Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan menargetkan tiga Perguruan Tinggi masuk dalam jajaran Perguruan Tinggi top 500 dunia pada tahun depan. Target ini sama dengan jumlah target tahun 2016. Sementaras pada tahun 2015, Kemenristekdikti menargetkan 2 Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia, dan terealisasi. Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana menyoroti target ini. Menurutnya, ini merupakan cita-cita yang besar, sehingga perlu diimbangi dengan keberpihakan anggaran, dalam hal ini APBN untuk mewujudkan target ini. Namun ironisnya, pada pagu anggaran Kemenristekdi TA 2017, tidak dialokasikan anggaran untuk sarana dan prasarana Perguruan Tinggi. “Tidak dapat dibayangkan bisakah tiga Perguruan Tinggi kita masuk top 500 dunia, misalkan anggaran sarpras tidak dialokasikan. Itu tentu sangat berat,” khawatir Dadang, di sela-sela rapat kerja antara Komisi X DPR dengan Menristekdikti Mohamad Nasir, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (31/08/2016) malam. Raker dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah (F-PG). Dadang mencatat, pada tahun 2016 ini saja ada penundaan anggaran belanja Kemenristekdikti sebesar Rp 1,35 triliun. Ia khawatir kondisi anggaran pada tahun 2016 ini cukup mempengaruhi kinerja pada tahun 2017. Mengingat, pembinaan dan pengembanw w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

gan Perguruan Tinggi bersifat kontinuitas, atau dari tahun ke tahun. “Kami menginginkan agar APBN realistik antara alokasi anggaran dengan pencapaian indikator kinerja. Kalau kita ingin tiga perguruan tinggi kita masuk top 500 dunia, tentu bagaimana anggaran sarpras harus teralokasikan, kualitas dan sertifikasi dosen kita dorong. Termasuk pembinaan yang bersifat kontinyu yang dilakukan Menristekdikti terhadap Perguruan Tinggi tersebut,” jelas Dadang. Politisi F-Hanura itu menilai, minimnya anggaran, bahkan anggaran Kementerian atau Lembaga yang turun dari tahun ke tahun, karena kondisi fiskal Tanah Air yang kurang bersahabat, hal ini pula yang menyebabkan target Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia tak meningkat di tahun 2016 dan 2017. Untuk itu, ia meminta agar Menristekdikti membuat target yang lebih masuk akal. “Memang berat juga ketika misalnya kita ingin mendorong tiga Perguruan Tinggi kita masuk top 500 dunia dengan anggaran yang terbatas. Oleh karena itu saya minta kepada Menristekdikti, tidak usah terlalu muluk mematok. Jangan sampai menbuat target yang tidak masuk akal,” kritisi politisi asal dapil Jawa Barat itu. Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR Marlinda Irwanti (F-PG) juga mempertanyakan tidak adanya kenaikan target Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia.n.sf/oji

Ade Komarudin.

Partai Gerindra Supratman Andi Agtas menilai positif usulan Ade tersebut. Menurutnya, sekolah itu bisa bermanfaat baik untuk anggota maupun tenaga ahli. “Itu dalam rangka upaya bagaimana peningkatan kapasitas, baik tenaga ahli maupun kemungkinan itu (untuk) anggota,” kata Supratman ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, (29/8/2016). Mengenai anggapan bahwa pendidikan politik itu cukup dilakukan di internal partai saja, Supratman menilai hal itu berbeda. Sekolah parlemen menurutnya punya isi yang lain. “Jadi itu (pendidikan) buat di partai politik itu lain. Tetapi buat kita, namanya bersekolah itu, menuntut ilmu sampai kapanpun harus tetap dilakukan,” ujar Supratman. Karena itu, dia tidak keberatan dengan usulan itu. Alasannya, sekolah itu berguna untuk memaksimalkan segala sumber daya yang ada di lingkungan parlemen. “Ya kalau saya sih setujusetuju saja. Kalau namanya pendidikan saya sampai hari ini ingin sekolah lagi. Jadi pe-

nyiapan sarana infrastruktur itu dalam rangka memperbaiki tata kelola perlemen nanti yang akan datang, sehingga sumber dayanya bisa maksimal,” kata Supratman. Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, juga menghargai semangat Ade untuk mendirikan sekolah parlemen demi meningkatkan kualitas anggota DPR. Khususnya sebagai upaya peningkatan (upgrading) kualitas anggota DPR dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran. Namun, Jazuli berpendapat DPR tidak perlu mendirikan atau menggunakan istilah sekolah karena bisa bias persepsi dan interpertasi di masyarakat. “Kalau sampai mendirikan sekolah parlemen nanti dipersepsi lain oleh publik. Kok anggota DPR malah sibuk belajar bukannya kerja melaksanakan fungsi utama,” kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya, Senin, (29/8/2016). Selain itu, Jazuli menilai pendidikan politik dan penyiapan anggota DPR yang berkualitas seharusnya menjadi domain dan tugas partai

politik (parpol). “Parpol yang seharusnya didorong untuk melakukan itu dan pada praktiknya bisa saja bersinergi dengan akademisi perguruan tinggi atau kalangan civil society,” katanya. Jazuli pernah meneliti tentang reformasi DPR dalam disertasinya. Berdasarkan penelitiannya yang dibutuhkan DPR adalah penguatan dukungan keahlian yang profesional dan kompeten serta independen. Selebihnya yang diperlukan adalah disiplin Anggota DPR dalam merujuk hasil-hasil riset dan data-data ilmiah akurat yang dihasilkan para ahli sebagai basis analisis pembuatan kebijakan. “Secara kelembagaan DPR harusnya punya semacam lembaga pendukung keahlian seperti di Amerika Serikat, ada budget house dan library of congress, yang benar-benar profesional dan independen, diisi para pakar di berbagai bidang. User-nya adalah anggota DPR,” ujar Jazuli. Senada dengan Jazuli, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai DPR tidak perlu mengadakan sekolah parlemen. Mantan Ketua Umum Partai

DPR Minta Perusahaan Pembakar Hutan Dibekukan

Anggota Komisi IV DPR RI Akmal Pasluddin.

Anggota Komisi IV DPR RI Akmal Pasluddin meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen-LHK) untuk segera membekukan perusahaanperusahaan pembakar hutan, baik pelaku yang melakukan pembakaran hutan pada tahun 2016 maupun tahuntahun sebelumnya. Ia juga mendesak agar pemerintah mengumumkan kepada publik mengenai nama serta pimpinan perusahaan pelaku kejahatan lingkungan yang secara sengaja telah membakar hutan tersebut. “DPR sangat mendukung pemerintah untuk melakukan tindakan tegas pada perusahaan-perusahaan perusak pembakar hutan dan lahan baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Data sudah lengkap di pemerintah siapa saja pelaku pembakar hutan ini. Tinggal tindak tegas dan umumkan secara luas,” tandas Akmal dalam keterangan tertulis Humas DPR, Rabu Rabu (31/8/2016). Akmal mengatakan, ke-

bakaran tahun 2015 adalah bencana paling buruk yang dialami dalam kurun waktu 15 (lima belas tahun) terakhir. Oleh karena itu, seharusnya hal tersebut menjadi bahan evaluasi ketat bagi pemerintah untuk mampu menekan angka kebakaran yang diakibatkan ulah manusia. “Namun pada kenyataannya, selama bulan Agustus 2016 saja, titik panas semakin banyak terpantau dari satelit Terra dan Aqua meskipun harus didalami titik panas itu belum tentu titik api,” jelas Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II ini. Namun di sisi lain, Akmal mengapresiasi koordinasi antar lembaga negara, baik kementerian LHK, Polri, TNI, BNPB, pemda, dan semua pihak termasuk presiden untuk memberikan perhatian pada proses pengendalian kebakaran tahun 2016. “Komisi IV menginginkan agar anggaran pengendalian kebakaran ini tidak ada yang menguap sedikit pun di saat

kondisi keuangan negara yang sedang sulit ini,” ujar Akmal. Pada Desember 2015, pemerintah mengumumkan perusahaan di Sumatera dan Kalimantan yang dibekukan akibat membakar. Namun pengumuman itu hanya sebatas inisial dan asal propinsi. Dari ratusan perusahaan pembakar, hanya 23 yang dijatuhi sanksi. Bahkan di Riau, kejahatan 15 perusahaan pembakar hutan tahun 2015 dihentikan. Namun pada Agustus 2016 ini, ada upaya Kapolri untuk meninjau ulang kasus penghentian perkara pembakar hutan dan lahan 15 perusahaan tersebut. “Saya sejak awal tahun 2015 selalu mengingatkan kepada pemerintah di berbagai forum baik kenegaraan maupun non formal, agar masalah kebakaran ini menjadi sebuah program pengendalian utama kementerian kehutanan, karena bila hal ini berhasil dilakukan menjadi sebuah prestasi besar kinerja pemerintah”, katanya.nans

Golkar itu lebih setuju jika tugas itu dilaksanakan oleh partai politik. “Iya (mubazir). Itu tidak perlu. Sebelum dipilih kan mereka harus mampu berbicara anggota DPR. Nah, mungkin diadakan penataran lebih baik oleh masing-masing partai. Agar ideologi partai juga sama dengan calon,” kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, (29/8/2016). JK mengemukakan, masing-masing partai selalu membuat pelatihan kader. Oleh karena itu, sebelum menjadi anggota DPR, mereka sudah memahami tugas-tugasnya. “Kan tiap-tiap partai sahsah saja membuat sikap berbeda. Menghadapi politik ini. Jadi ya biar lebih lancar ya sekolah partai masingmasing,” ujar dia. Politikus Partai Golkar, Roem Kono, mengaku tak setuju terhadap gagasan Ade yang ingin membentuk sekolah parlemen sebagai sarana meningkatkan kualitas para legislator. Menurut dia, sekolah parlemen kurang tepat bila dibentuk untuk mendidik legislator dinilai. “Karena (legislator) tentu sudah belajar politik itu di partai politik di mana dia bernaung. Partai melakukan pendidikan atau penataran kepada calon legislator. Jadi mereka tidak melepas begitu saja,” kata Roem di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin, (29/8/2016). Anggota Komisi V DPR itu mengatakan sekolah parlemen seharusnya ditujukan kepada masyarakat melalui sekolah-sekolah di berbagai tingkatan. Agar masyarakat lebih mengetahui fungsi dan peran parlemen sehingga tingkat kepedulian masyarakat terhadap parlemen semakin meningkat. “Saya selaku anggota DPR enggak mengerti visi dan misi sekolah parlemen itu. Kalau kami di DPR sudah belajar politik itu di partai kami, sudah didoktrinasi partai. Kalau sekolah parlemen, harusnya

diajarkan ke sekolah-sekolah jadi kurikulum,” ungkapnya. Roem menegaskan, dalam tata tertib DPR yang berlaku tak ada aturan soal sekolah parlemen untuk meningkatkan kualitas wakil rakyat sebagaimana yang digagas koleganya di partai berlambang pohon beringin itu. “Sekolah parlemen tidak diatur dalam tata tertib. Sebelum terpilih, legislator juga sudah dibekali ilmu oleh partai politik dan dididik melalui Lemhanas bagaimana seorang DPR berbuat untuk rakyat,” katanya. Sementara Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah turut menanggapi polemik tersebut. Fahri menilai ada salah paham dalam istilah ‘sekolah parlemen’. “Jadi mungkin ada salah paham. Parlemen itu nggak ada sekolahnya, itu satu. Kalau kita mau nyiapin pemimpin, termasuk politisi, termasuk anggota parlemen, tempatnya itu dimodernisasi partai politik,” kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Fahri menilai, apa yang dimaksud oleh Ade adalah program orientasi yang sebelumnya sudah diusulkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Ia sendiri yang dulu meminta MKD mengorientasi anggota ketika masuk ke DPR. “Makanya dulu saya minta MKD itu harus buat aspek pencegahan, tidak saja DPR, tapi Tenaga Ahli juga wajib diorientasi. Bagaimana cara menjadi pejabat negara,” ujar Fahri. Karena itu, Fahri mengatakan saat ini masalahnya hanya tinggal di sistem penyelenggaraannya saja. Termasuk sistem untuk mengajarkan konstitusi dan undangundang kepada penghuni lingkungan parlemen. “Itu tinggal sistem penyelenggarannya aja, bagaimana orang-orang baru itu perlu diajarkan, bagaimana ngajarin konstitusi, Undang-Undang, termasuk etika sebagai pejabat negara. Harus ada sosialisasi,” kata Fahri. nsya/yun/vi

2017 Ditargetkan Menjadi Tahun Bebas Anak Terlantar Ketua Komisi VIII DPR RI M. Ali Taher mencanangkan 2017 adalah tahun bebas anak terlantar. Rencana tersebut dia paparkan saat rapat kerja dengan Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa, selain itu target penurunan penyadang masalah kesejahteraan juga menjadi perhatian. “Yang harus diwujudkan, di antaranya target penurunan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Tahun 2017 merupakan bebas anak terlantar, dan berbagai kebijakan peningkatan kesejahteraan sosial,” tandas Ali saat memimpin rapat, di Gedung Nusantara II, DPR, Jakarta, Kamis (1/9/2016). Oleh karena itu Komisi VIII DPR RI mengharapkan agar rencana kerja dan anggaran Kementerian Sosial RI pada 2017 diarahkan untuk menyelesaikan masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang benar-benar menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat. “Rapat hari ini memiliki makna strategis, karena dalam rapat ini membahas rencana kerja dan anggaran Kementerian Sosial RI tahun 2017. Kerja dan anggaran Kementerian Sosial RI tahun 2017 diharapkan mampu memenuhi berbagai kebutuhan mendesak pembangunan di bidang sosial, berdasar data yang falid,” jelas Ali. Ali memberi arahan, untuk mewujudkan itu bisa melalui berbagai intervensi baik pelayanan dan rehabilitas

Ketua Komisi VIII DPR RI M. Ali Taher.

sosial, perlindungan dan jaminan sosial, pemberdayaan sosial serta penanganan fakir miskin. “Berdasarkan beberapa hal pokok tersebut, maka dalam menyusun rencana kerja dan anggaran Kementerian Sosial RI harus dapat berkontribusi secara optimal terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan sosial,” harap Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional.neko/mr


analisa

6

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Sutiyoso: Ucapan Ahok Rawan Memancing Kemarahan Kelompok Tertentu Ahok kan kontroversi, dan ucapannya rawan memanc­ing kemarahan kelompok tertentu. Sehingga terjadi gesekan di masyarakat.

b

a d a n Pe n g a w a s Pe­milu (Bawaslu) telah melakukan riset ilmiah terkait potensi kerawanan Pemilu. Dari 101 titik yang diidentifikasi, Provinsi Aceh, Banten dan Papua menunjukkan kerawanan hampir di setiap dimensi. Bagaimana dengan hasil analisis Badan Intelijen Negara (BIN). Saat bincang-bincang Kepala BIN Sutiyoso saat hendak bertolak ke China, ada analisis yang mengejutkan dan sedikit berbeda. Berikut petikannya: Bawaslu sudah merilis Indeks Kerawanan Pemilu, kajian BIN bagaimana? Ya sama kita kan sudah mem­prediksi. Seberapa serius sih sebe­ narnya tingkat kerawanan

Sutiyoso

di Pilkada kali ini? Tapi nggak usah cemaslah, karena pilkada yang lebih banyaktahun lalu saja kita bisa sukses. Masak sekarang yang lebih sedikit, nggak. Gitu aja. Jadi ancamannya tidak lebih serius dari pada ta­ hun lalu? Paling-paling yang top (ting­kat teratas kerawanan Pemilu) berikutnya nanti DKI Jakarta sama Aceh. Kira-kira begitu. Papua? Ya yang itu ranking ke tiga. Isu-isu separatisme dan GAM masih mendominasi nggak di Pilkada Aceh? Ya memang sangat dominan mereka sekarang.

Berarti masih rawan ter­jadinya intimidasi terh­ adap pemilih di sana? Iya.

demokratis, ya nggak sukses, nggak ada Pemilu. Berarti Pilkada nggak sukses.

Perlu pengerahan pasu­ kan keamanan tambahan di sana? Tentu. Ya kita conditioning-kan supaya tidak ada seperti itu. Salah satu tuntutannya Din Minimi kan itu juga kan. Orang Aceh, GAM juga dia kan minta ada Tim Independen turun ke Aceh, supaya tidak ada intimi­dasi itu.

DKI Jakarta bagaimana? Ini kan ibu kota negara ya. Jadi warganya harus paham bahwa warganya harus jadi panutan provinsi lain. Sebagai warga DKI. Waktu masa ( jaba­tan gubernur) saya pilkada kan smooth banget. Habis kalah itu berangkulan, nggak ada sedikit­pun gejolak. Dulu bisa, kenapa sekarang nggak bisa.

Realisasinya bagaimana sekarang? Ya kita kerjasama lah, ten­ tara, polisi, intelijen. Kita akan mencegah itu semua nanti.

Sekarang caranya gimana? Soalnya Ahok kan kontroversi dan ucapannya rawan memanc­ing kemarahan kelompok tertentu. Sehingga terjadi gesekan di masyarakat.

Juga permintaan Din Minimi? Ya itu memang wajar saja permintaannya, dan harus kita respon. Bener permintaannya itu. Karena kalau sampai ada in­timidasi ya nggak

Apa anda punya saran un­tuk Ahok, untuk men­ jaga ucapannya? Ha-ha-ha... Ya itu sudah pem­bawaan mas, susah juga. Kalau bukan gitu, bukan Ahok na­manya.nhrm

Rino Mukti: Zeolit dari Sekam Padi untuk Penyulingan Minyak Bumi Rino Rakhmata Mukti adalah sosok luar biasa. Tak berlebihan anggapan itu, sebab di usianya yang masih muda, Rino sudah menamatkan gelar doktor. Usia 29 tahun, Rino bergelar doktor dari Jerman dengan gelar “Dr. rer.nat”. Rino salah satu penemu di Indonesia. Pengagum BJ Habibie itu adalah ilmuan kimia yang menemukan katalis zeolit ZSM-5 . Singkatnya, penemuannya itu berguna untuk proses penyulingan minyak bumi. Rino merekayasa Zeolit dari bahan alam yang terbarukan, yaitu sekam padi. Saat ini Indonesia belum memproduksi katalis zeolit. Sehingga dia berambisi untuk memproduksi katalis untuk penyulingan minyak bumi dengan metode energi terbarukan. Ilmuan seperti itu jarang di Indonesia. Di balik penemuannya itu, Rino memang adalah sosok ambisiun. Dia ingin menjadi ilmuan yang menghasilkan penemuan. Makanya, dia mengejar pendidikan hingga gelar doktor dengan waktu yang singkat. “Karena di usia itu mereka masih semangat, masih punya bahan besar yang banyak untuk mendapatkan penemuan besar,” kata Rino di kawasan Bandung, Jawa Barat. Di tengah kesibukannya sebagai peneliti di Institus Teknologi Bandung, Rino juga mendampingi siswa-siswi yang mengikuti kompetisi teknologi. Dia ingin generasi muda Indonesia bisa menemukan penemuan baru yang berguna untuk dunia. Lelaki 39 tahun itu banyak cerita soal penemuannya. Dia juga memberi masukan untuk kualitas pendidikan di Indonesia. Berikut kutipan selengkapnya: Usia Anda baru 39 tahun, namun pendidikan Anda su­ dah mencapai Postdoctoral di Department of Chemical System Engineering, Uni­ versitas Tokyo. Bagaimana Anda bisa mencapai itu?

Rino Mukti (kanan)

Sebenarnya itu perjalanan normal. Kenapa? Bahkan kalau ingin menemukan penemuan besar, ilmuan dunia seharusnya sudah bergelar doktor usia 25 tahun. Itu di mana-mana, termasuk BJ Habibie. Saya mencapat gelar doktor usia 29 tahun. Tapi harus ada orang Indonesia yang mendapatkan gelar doktor usia 25 tahun. Karena di usia itu mereka masih semangat, masih punya bahan besar yang banyak untuk mendapatkan penemuan besar. Saya saat ini tengah membimbing mahasiswa S3 di ITB. Usianya masih 22 tahun. Kalau tahun depan dia berhasil lulus, saya kira ini rekor di Indonesia. Nama mahasiswa itu Grand Prix, berasal dari Kupang. Dia jurusan kimia. Ini baru namanya pencapaian yang extraordinary. Kalau saya biasa saja. Setelah Anda lulus S3, mendapatkan kesempatan

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

postdoctoral. Bagaimana ceritanya? Postdoctoral saya di Jepang termasuk prestisius. Karena di JSPS (The Japan Society for the Promotion of Science) Postdoctoral Fellowship dipilih dari ribuan orang dari seluruh dunia yang diterima hanya sekian persen. Saya salah satunya, bahagia juga. Saya 2 tahun postdoctoral. Saat itu saya diminta Universitas Tokyo untuk menjadi dosen peneliti, dan mendapatkan kontrak tambahan 5 tahun. Bagi orang asing itu cukup jarang, apalagi di sana. Saya tandatangan, tapi baru jalan setahun ITB menghubungi dan meminta saya pulang. Saat itu tahun 2011 saya pulang. Saya pulang, dan mengabdi untuk tanah air. Mengapa Anda pulang dan memilih mengajar di ITB? Karena di sana hanya kontrak 5 tahun, kalau saya pu-

lang ke ITB menjadi PNS dan sifatnya permanen. Saya pun mendapat pensiun. Tapi saya tidak melihat uangnya, karena ini lebih jangka panjang. Saya bisa membangun sesuatu di Indonesia. Sementara kalau saya teruskan kontrak 5 tahun, dan negara itu bermasalah ekonomi, maka yang akan dipangkas duluan adalah orang asing. Terbukti, sekarang ekonomi lagi terguncang. Makanya saya lebih memilih di tanah air. B a g a i m a n a awa l ny a Anda bisa menekuni dunia ilmuan kimia? Saya tertarik bagaimana penelitian itu bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Saat itu saya membuat tugas akhir penelitian mahasiswa S1. Di sana kita dimunculkan dari problem yang ada dari latar belakang daerah dan suatu negara. Lebih spesifik ke masalah scientific. Untuk menjawab semua itu perlu

pendidikan lebih lanjut. Misalnya problem energi. Lama-lama kita akan kehilangan sumber daya energi dan bergantungan pada minyak bumi yang tidak terbarukan. Produksi minyak bumi bergantung pada penemuan sumur baru. Selama ini penemuan sumur besar hanya terjadi di tahun 1970, sekarang tidak terjadi lagi. Sehingga makin lama konsumsi meningkat, namun supply menurun. Maka kita harus mencari tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Makanya saat ini muncul ide bahan bakar kendaraan berbasis hydrogen dan energi alternatif. Inovasi Anda adalah pengembangan Katalis Ze­ olit Baru untuk Produksi Bio-ETBE sebagai bahan aditif bensin yang aman, Terjangkau dan Berkelan­ jutan. Bisa Anda jelaskan soal itu?

Katalis Zeolit adalah katalis yang berguna bagi penyulingan minyak bumi atau refinery. Dia bisa mengubah suatu reaktan atau bahan dasar yang selektif dan kita perlukan. Itu terjadi heterogen, di mana katalis tidak bercampur dengan cairan dan gas. Dia masih dalam padat. Sehingga ketika ingin dipisahkan dengan produk, katalis bisa dipisahkan dengan mudah. Kita tidak perlu pabrik untuk memisahkan katalis tersebut. Kita punya zeolit di alam, tapi performa katalis masih jelek dibandingkan dengan zeolit yang dibuat di laboratorium. Zeolit alam belum bisa diambil dengan bersih dan strukturnya tidak sama untuk yang kita perlukan dalam penyulingan minyak bumi. Inovasi kami, membuat di laboratorium tapi dengan bahan alam. Jadi materialnya akan terus terbarukan. Kalau tidak berasal dari bahan yang tak terbarukan, maka

kemungkinan akan mengganggu supply. Makanya kita berpikir menggunakan bahan alam dari sekam padi yang merupakan limbah dari produksi padi. Selama kita makan nasi, maka ada limbah itu. Bahkan bukan orang Indonesia saja yang makan nasi, orang Asia, bahkan di Eropa juga sudah makan nasi. Jadi pasokan sekam padi ada terus. Sekam padi itu mengandung silica, silica itu lah yang kami ubah ke zeolit. Jadi nilai tambahnya sangat tinggi. Zeolit yang diperlukan untuk penyulingan minyak bumi harga bisa mencapai 100 dolar Amerika Serikat perkilogram. Bahkan ada yang 200 dolar AS. Saat ini Pertamina memakan zeolit untuk proses penyulingan. Namun bahannya didapat dari negara lain. Selama ini Indonesia bergantungan dengan zeolit dari luar, dan tidak ada yang tahu. Produsen zeolit dari Amerika Serikat. Jepang juga memproduksi. Namun di Indonesia belum ada produsen zeolit. Apakah penemuan Anda sudah mengarah ke skala industri? Saat ini saya bersama tim kecil sedang mengembangkan produksi zeolit ini ke tahap industri. Salah satu ketua tim kami punya hubungan dengan Pertamina, dan saya dilibatkan. Tim ini masih mengembangkan zeolit dalam skala laboratorium. Tapi tahun depan akan meningkat lagi skalanya. Targetnya dalam waktu 5 tahun produksi zeolit alam ini sudah akan komersil. Kita sudah punya dasar penelitian yang kuat, bukan dari nol. Tinggal bagaimana meyakinkan produksi ini akan berkelanjutan. Karena nggak sembarangan kalau meningkatkan ke tariff yang lebih besar. Kalau gagal akan rugi besar. Terutama soal penyediaan bahan baku. Kalau sudah loading ke kilang minyak dan gagal, ruginya sampai Rp4 miliar. nsua


7 Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Jokowi...

nSambungan Hal 1

“Boleh tidak memanfaatkan fotonya untuk menjaring suara masyarakat. Karena kalau hanya digunakan satu golongan jadi seolah-olah hanya milik satu golongan saja,” kata Eriko. Anggota Komisi VI DPR ini sanksi pemasangan foto Jokowi akan mendongkrak elektabilitas calon dari Golkar. Dia menilai masyarakat saat ini sudah sangat paham dan dewasa secara politik. Elektabilitas calon kembali ke sosok calon dan partai pengusung. “Apalagi publik juga sudah tahu bahwa posisi Golkar pada Pilpres lalu ada pada posisi tidak mendukung Jokowi,” ungkapnya. Eriko bilang, Jokowi adalah kader PDIP. Partainya pula yang mendukung, mengusung dan merawat Jokowi mulai dari walikota, gubernur hingga ke kursi presiden. Namun, tidak lantas PDIP akan memanfaatkan Jokowi dari yang seharusnya. “Karena ketika sudah jadi Presiden sudah jadi milik bangsa, termasuk milik mereka yang tidak memilih,” ucapnya. Eriko bilang, sampai saat ini belum ada instruksi untuk memasang foto Jokowi di alat kampanye calon kepala daerah dari PDIP. Serupa disampaikan Jubir PDIP, Eva Kusuma Sundari. Dia bilang, strategi yang dipakai Golkar itu justru sebagai pengakuan dari Golkar bahwa kaderisasi dan program Nawacita yang dijalankan dan dibuat PDIP sukses. Artinya, calon dari PDIP tetap paling

Ngeri...

nSambungan Hal 1

Akan tetapi, pembangunan infrastruktur tentu harus dilakukan dengan tanpa mengorbankan hak-hak masyarakat yang terkena dampak atas pembangunan tersebut. “Namun dalam proses pembangunan Jalan Tol Mojokerto - Jombang, pihak yang berwenang dalam pelaksanaan pengadaan tanah telah mengabaikan hak-hak warga yang terkena dampak pembangunan,” tandasnya. Ia menambahkan Pelaksana Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Jombang - Mojo­k erto, dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah Jawa Timur BPN (Badan Pertanahan Nasional) telah mengabaikan ketentuan yang diatur dalam ketentuan hukum yang berlaku, yaitu UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanan Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2012. “Secara sewenang-wenang tanpa musyawarah yang berprinsip pada keadilan dan keterbukaan Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah Ruas Jalan Tol Mojokerto-Kertosono mengeluarkan keputusan tentang nilai besaran ganti rugi atas tanah, tanaman dan bangunan yang dibebaskan untuk pembangunan Jalan Tol Jombang - Mojokerto dengan nilai yang rendah dan jauh dari rasa keadilan,” urainya. Sementara menanggapi hal itu, panitera Pengadilan Negeri Jombang, Sudjai bersikukuh tidak ada pelanggaran dalam hal ini, dan eksekusi akan tetap dilakukan. Dengan alasan penetapan eksekusi sudah final yakni sudah dikaji secara yuridis dan mekanisme secara normatif juga sudah dipenuhi. “Eksekusi tetap dilakukan berdasar pada kajian kami tidak ada yang dilanggar. Semua sudah sesuai dengan aturan dan tidak ada mal administrasi. Termasuk berita acara adanya musyawarah juga sudah ada, naka dari itu kami berani menetapkan surat keputusan eksekusi,” jelasnya kepada perwakilan warga. Pantauan Lensa Indonesia, pelaksanaan eksekusi ter­hadap rumah yang terkena lahan proyek pembangunan jalan tol akhirnya dilaksanakan pada Rabu (31/8/2016). Sempat diwarnai aksi penolakan warga dengan menghadang petugas untuk masuk di Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Jombang. Belasan warga Desa Wa­ tudakon bahkan mengancam akan melakukan bunuh diri sekeluarga dan melempari jalan di depan gang menuju ruw w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

punya kans untuk dipilih karena unsur kepemilikan capital politik. Eva menilai, strategi Golkar itu mungkin ingin mengkatrol elektabilitas calon kepala daerahnya dan memanfaatkan dukungan publik yang tinggi kepada Jokowi. Apakah akan menjalankan strategi serupa di Pilkada 2017? Eva bilang, bukan tidak mungkin. Tujuannya dalam rangka melakukan penguatan sistem kepresidenan. “Artinya juga visi misi calon kepala daerah dari Golkar harus juga pakai visi misi Presiden yaitu Trisakti dan Nawacita,” tuntasnya. Juru Bicara Presiden, Johan Budi SP yang dikonfirmasi tidak mau berkomentar dulu. Dia bilang, belum dipastikan apakah Presiden sudah mengetahui jika fotonya dipakai Golkar. Dan jika sudah tahu, belum tahu juga apakah Jokowi berkenan atau tidak. “Saya akan tanyakan dulu ke Presiden,” kata Johan. Pengamat politik dari UIN Jakarta, DR Gun Gun Heryanto mengatakan, sudah tak aneh dengan strategi Golkar. Menurutnya, gaya politik Golkar seperti ini memang sudah jadi khas mereka sedari dulu. Menyerap keuntungan saat di dalam kekuasaan. Seperti di era Presiden Soeharto sampai ke era Presiden SBY. Saat ini, Golkar memanfaatkan popularitas Jokowi yang tinggi untuk menaikkan elektabilitas dan akseptabilitas partai. Harus diakui beberapa tahun ke belakang ini, Golkar terpuruk dengan konflik internal. Akibatnya akseptabilitas partai menurun drastis. Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni

Hargens menilai, penyandingan foto Jokowi di setiap spanduk Golkar merupakan strategi cerdas untuk mendulang elektabilitas Golkar di Pilkada 2017. “Jokowi mulai dijual Golkar. Golkar ini ingin meraup keuntungan besar di Pilkada 2017 dan menaikkan posisi tawar di Pemilu 2019,” ujar Boni. Selaras dengan hajatan Pilkada, kata Boni, Golkar juga sudah mencuri start dengan memberikan dukungan Pilpres kepada Jokowi. Nah, ini dianggapnya sebagai tantangan PDIP apakah tegas mendukung Jokowi di Pilpres mendatang atau tidak. “Karena seharusnya PDIP yang banyak memanfaatkan sosok Jokowi untuk 2017 dan 2019,” katanya. Senada, pengamat Politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (Sigma) Said Salahudin mengatakan, pemasangan foto Jokowi di setiap acara Golkar adalah cara untuk menaikkan elektabilitas Partai Golkar yang telah hancur pasca kisruh kepengurusan beberapa waktu lalu. Menurutnya, Golkar sukses memanfaatkan Jokowi guna mengangkat kepentingan partai. Padahal, Jokowi bukanlah kader Golkar. Meski begitu, lanjut Said, Jokowi bukan tanpa untung disertakan dalam spanduk Golkar baik untuk Pilkada maupun acara Golkar lainnya. Jokowi, bisa mendapatkan sekoci baru seandainya PDIP tidak ingin mencalonkan kembali Jokowi di Pilpres 2019. “Golkar sekoci bagus buat Jokowi, dia partai yang sudah jadi,” pungkasnya.nhrm

mah yang akan dieksekusi dengan kotoran manusia. Petugas yang masuk sempat dihadang dan terjadi saling dorong, sehingga menimbulkan kericuhan, akhir­nya beberapa warga tersebut ditangkap dan di amankan petugas. Salah satu warga korban pembangunan tol, Dentok Lisbianto, menuturkan warga akan tetap melakukan segala cara untuk menghentikan proses eksekusi. “Silahkan eksekusi, saya juga mempunyai hak saya, saya siap membakar elpiji di depan kalian, kita sekeluarga berani bunuh diri, saya siap mempertahankan hak saya, harga diri saya, karena harga yang ditetapkan oleh BPN tidak melalui prosedur,” tegasnya. “Kami di sini warga indonesia dan berhak memperjuangkan hak kami. Kami tetap akan berjuang untuk mempertahankan apa yang kami miliki. Silahkan kalian eksekusi, kami tetap berjuang untuk hak kami,” ujarnya. Berbagai upaya penghadang­ an yang dilakukan warga desa tersebut. Tak menyurutkan petugas untuk melakukan eksekusi, warga yang melakukan provokasi ditangkap petugas untuk diamankan. Sehingga proses eksekusi pun dilakukan setelah dibacakan Surat Keputusan oleh Panitera Pengadilan Negeri Jombang dan juga pembacaan cara pandang hukum agama oleh tokoh masyarakat setempat. Di Desa Watudakon Kecamatan Kesamben, Jombang sendiri sedikitnya ada 21 rumah warga yang terkena dampak proyek pembangunan jalan tol Jombang – Mojokerto. Proses eksekusi sendiri berlangsung dengan pengawalan ketat ratusan petugas dari Kepolisian Jombang, Satpol PP, Kodim 0814, dan juga petugas Pengadilan Negeri Jombang. Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto mengatakan, “Sebanyak delapan orang kami amankan karena menghalangi proses pelaksanaan ekeskusi. Dan saya berjanji mereka akan dilepas kembali setelah yang bersangkutan didata oleh petugas dan juga dimintai kete­rangan,” terang Agung. Buntut dari eksekusi lahan untuk proyek jalan tol Jombang - Mojokerto membuat puluhan murid Taman Pembinaan Anak Sholeh (TAPAS) setara PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Desa Blim­ bing Kecamatan Kesamben, harus kehilangan tempat untuk bermain dan belajar. Pasalnya bangunan yang mereka tempati untuk belajar dan bermain telah dirobohkan dan di eksekusi secara mendadak oleh Pengadilan Negeri setempat. Bangunan dan lahan yang mereka gunakan tersebut

terdampak proyek pembangunan jalan tol Jombang - Mojokerto. Alat berat telah merobohkan bangunan yang dalam sehari - hari digunakan untuk belajar peserta didik Taman Pembinaan Anak Sholeh. Akibatnya murid tidak bisa mempunyai tempat untuk belajar. “Dampaknya mereka terhambat dalam belajar yang belum bisa ditentukan waktu sampai kapan,” tutur Shofi’i, Pengelola Tapas di Desa Blimbing, Kesamben, Jombang, Kamis (1/9/2016). Ia menjelaskan peserta didik Tapas berasal dari tiga Desa ini rencananya akan belajar di teras milik salah satu guru yang juga mempunyai halaman luas tak jauh dari lokasi bangunan sekolah yang dirobohkan. “Terpaksa kita menempati teras rumah untuk belajar mengajar. Ini dilakukan agar peserta didik tetap bisa belajar, walau di ruang terbuka,” tegasnya. Pantauan di Desa Watudakon nampak beberapa warga melakukan gotong royong memilah perabotan dan bahan bangunan yang masih bisa digunakan untuk dibuat bangunan kembali antara lain batu bata, genting, dan kayu. Dan beberapa warga mengaku masih bingung dalam mencari tempat tinggal sementara. “Kami masih bingung untuk mencarti tempat tinggal, dan belum ada pandangan. Sementara ini masih menumpang di rumah saudara yang tidak terkena penggusuruan. Harapan kami, pihak pemerintah membantu menyelesaikan apa yang menjadi hak kami. Memang semalam ada pertemuan di balai desa, mereka menjanjikan memberikan tempat tinggal sementara,” ujar Munir, salah satu warga Desa Watudakon, Kesamben. Diketahui penmbangunan tol lintas Jawa di Jombang Mojokerto terbagi menjadi empat seksi sepanjang 40,5 KM yakni seksi I sepanjang 14,7 KM sudah beroperasi tahun lalu terbentang mulai dari Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, dan Megaluh, dan Tembelang. Sedangkan seksi II sepanjang 19,9 KM membentang dari Kecamatan Tembelang, Peterongan, Kesamben, dan Desa Pagerluyung, Kecamatan Gedek, Mojokerto. Sementara seksi III mulai dari Desa Kemantren, Kecamatan Gedek, hingga Desa Canggu, Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto sepanjang 5 KM masih dalam proses pengerjaan. Dan seksi IV melintasi ruas Desa Brodot Gondangmanis, Kecamatan Bandarkedungmulyo yang menghubungkan ruas tol Soker (Solo - Kertosono).nobi

Buwas...

nSambungan Hal 1

“Itu perintah Kapolri,” kata Dwi, Kamis pekan lalu. Pemeriksaan terhadap sekitar 24 anak buah Buwas ini bermula saat mereka menangani kasus suap petugas imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, September 2015. Saat itu Buwas masih duduk di kursi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri. Dalam kasus ini polisi menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam perkara suap visa on arrival tersebut. Mereka adalah Harry Gandhi dan Lim Chandra Sutioso sebagai penyuap, Aris Setiawan yang merupakan petugas imigrasi. Kemudian, Menny Setiawan dan Lin Wen Lu yang berasal dari PT Fujian Anda PT Fujian Anda Oceanic Fisheries. Fujian Anda merupakan rekanan PT Maritim. Perusahaan yang berkantor pusat di Cina ini menyediakan anak buah kapal sekaligus membeli ikan tangkapan PT Maritim untuk dijual ke negara itu. Lin Wen Lu duduk sebagai Direktur Fujian Anda. Dengan banyaknya anak buah Buwas yang diperiksa Propam dan Irwasum, terang saja membuat Kepala BNN itu meradang. Dia protes. Menga­ pa Propam tidak memeriksa dirinya? Sebab semua tindakan yang dilakukan anak buahnya atas perintah dia. “Propam dan Irwasum tibatiba turun. Anggota saya pada cerita, mereka dipersoalkan semua. Lho, urusannya apa? Saya sudah bilang ke Kapolri, Pak Badrodin Haiti, kalau ada kesalahan, yang salah komandan, bukan anak buah, sehingga yang bertanggung jawab komandan. Copotlah saya. Sekarang Anda hukum anggota saya, kesalahannya apa? Ada yang sudah dicopot, dibatalkan sekolahnya. Ini lucu sekali. Berkali-kali saya klarifikasi ke Pak Kapolri. Kasus yang kami tangani sekarang sudah selesai di pengadilan, kok, sudah inkrah. Dalam hal ini saya yang lebih bertanggung jawab,” geram Buwas di ruang kerjanya Kantor BNN Pusat Jalan MT Haryono nomor 11, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (31/08/2016). Menurut Buwas, semua­ nya berawal dari penyergapan

Dijual...

nSambungan Hal 1

Penggerebekan dilakukan di salah satu hotel di Jl Raya Puncak, Cipayunga. Pria berinisial AR (41) diamankan polisi. Tim Cyber Patrol telah jauh hari mengawasi gerak-gerik AR di akun Facebook-nya. Di akun tersebut, AR menjajakan anak laki-laki di bawah umur untuk pelanggan yang juga laki-laki. Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, awalnya polisi tak langsung menangkap AR begitu tahu soal akun itu. Petugas kepolisian memancing AR dengan berpura-pura sebagai calon pelanggan. “Kami memesan enam anak kemudian ditentukan untuk uang muka dia minta separuhnya,” ujar Ari di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (31/8/2016). Setiap anak dikenakan harga Rp 1,2 juta. Polisi dan AR pun janjian bertemu di salah satu hotel di kawasan Puncak. Saat

Menteri Susi...

nSambungan Hal 1

Yang dimaksud adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Informasi dukungan dari Susi kepada Rizal didapatkan wartawan dari teman dekat Rizal Ramli, Adhie Massardi. “Bu Susi yang menelepon Rizal Ramli. Bahkan dia yang meminta Rizal untuk maju, serta menyampaikan dukungan,” ungkap Adhie, Kamis (1/9/2016). Menurut Adhie, dukungan Susi kepada Rizal Ramli bukan basa-basi. Susi bahkan menawarkan dirinya untuk menjadi juru kampanye Rizal Ramli di masa jelang Pilgub DKI nanti. “Bu Susi bukan hanya mendorong dan mendukung, dia bahkan bersedia masuk ke kampung-kampung sebagai jurkam,” kata Adhie lagi. Menteri Susi dan Rizal Ramli diketahui memiliki hubungan akrab. Saat Rizal menjabat Menko Maritim, Susi berada di bawah koordinasinya. Berulang kali di depan publik, kedua tokoh itu saling melontar-

narkotika di rumah mewah di Bandung Barat, sekitar Agustus 2015. Saat itu Buwas langsung melapor ke Kapolri (Ketika itu dijabat Jenderal Badrodin Haiti) bahwa ada penyergapan dan dia akan memimpin langsung. “Saya telepon Kapolri untuk menggunakan Helikopter, kare­ na saya memimpin langsung penyergapan itu. Saya naik Helikopter Dolphin. Asal tahu saja, yang bisa naik Dolphin itu hanya pimpinan Polri, tapi saya naik helikopter itu. Setibanya di Bandung, ternyata bukan hanya kasus narkoba. Kami juga mene­ mukan kasus lain yakni Cyber Crime dan penyalahgunaan paspor dan kami dalami semua kasus itu. Nah, paspor itu terkait ke (PT Maritim Timur Jaya) Tual, Maluku,” ungkapnya. Yang ada di pikiran dia, kasus tersebut butuh kecepatan. Dia langsung bergerak mengungkap tiga kejahatan yang ditemukan, Cyber Crime, narkoba, dan penyalahgunaan paspor. “Saya ingat betul saat itu hari Sabtu. Saya langsung kumpulkan 27 anak buah saya untuk ber­ gerak ke Tual. Saya datang pagi jam 06.00, tapi semua anak buah baru kumpul jam 13.00, karena mungkin sedang bersama keluarga. Jadi satu-satu datangnya. Kumpul semua jam 1 siang. Saya perintahkan langsung terbang ke Tual. Hari itu juga kami cari tiket ke Tual. Tapi tidak ada tiket. Akhirnya saya lapor ke Kapolri, mohon izin menggunakan pesawat. Saya sudah lapor. Kapolri menjawab, oke, silakan hubungi Kabarhakam. Belum saya hubungi, Kabarhakam sudah bilang, pesawat sudah siap di Pondok Cabe. Artinya, Kabarhakam sudah diberitahu Kapolri,” terangnya. Polisi menyita seratusan paspor anak buah kapal yang bekerja di Tual. Menurut seorang penyidik, Paspor itu dititipkan Menny Setiawan, karyawan PT Fujian Anda, kepada Lim Chandra. Dengan paspor tersebut, Menny meminta Lim Chandra mengurus visa on arrival untuk mengakali izin tinggal anak buah kapal di Tual. Saat pengusutan perkara ini Buwas memang memerintahkan anak buahnya untuk menggeledah kantor Fujian Anda di Tual, Maluku. Di sana, penyidik tidak langsung menemukan orang-orang yang mereka cari. Padahal, menurut Budi Waseso, sebelum

berangkat, tim Bareskrim ber­ koordinasi dengan kepolisian setempat. “Polres memastikan orang-orang itu masih ada,” ujar Buwas. “Anak buah saya terbang ke Tual. Kata Polda Maluku orang yang kami cari ada di sana. Makanya kami berangkat. Anak buah saya tiba di Maluku sudah malam, karena untuk ke Tual harus naik speed boat. Begitu digerebek ternyata anak buah saya lapor, bahwa orang yang kami cari tidak ada. Kosong. Perintah saya, saat itu, hanya satu, Cari sampai ketemu. Karena saya yakin orang itu masih ada di sana. Akhirnya benar, ketemu dan langsung kami amankan. Di sana kami juga membawa dokumen. Jadi ini pengembangan dari tangkap tangan di Bandung, bukan penggeledahan, tapi pencarian. Surat saya untuk kasus cyber crime memang masih lidik, sedangkan kasus narkoba dan paspor itu sudah sidik,” imbuhnya. Ratusan anak buah kapal di Tual kala itu terkena dampak moratorium (penghentian sementara) operasi kapal ikan berbendera asing. Kebijakan itu dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada November 2014. Di masa moratorium, Fujian Anda seharusnya memulangkan semua kapal penangkap ikan plus awaknya ke Cina. “Karena biaya pemulangan besar, ABK asing ini disamarkan menjadi wisatawan atau pemilik visa kerja,” kata seorang penyidik. Kelima tersangka tersebut sudah divonis di pengadilan berbeda pada Februari kemarin. Rata-rata mereka dihukum satu sampai satu setengah tahun.Tapi, mengapa ini muncul lagi, dipermasalahkan, disebut penyalahgunaan. Pertanyaan Buwas, mengapa tidak saat itu dipersoalkan, kan mereka bisa mempraperadilankan kami. Kenapa tidak pernah diadukan. “Kalau Kapolri bilang tidak tahu, dan tidak pernah saya laporkan. Begini saja, bagaimana saya bisa naik pesawat tanpa sepengetahuan Kapolri. Tapi urusan itu, saya tidak mau perpanjang. Saya hanya ingin menegakkan kebenaran. Polisi ini aparat penegak hukum, harus jujur dan adil. Semuanya harus dibuat terang, jangan semuanya dibuat gelap,” serunya. Terkait PT Maritim Tual Jaya milik TW, Buwas awalnya

mengaku tidak tahu. Yang ada di benak Buwas saat itu adalah penegakan hukum. Tapi beberapa waktu kemudian Buwas baru tahu perusahaan itu milik Tomy Winata. Buwas sendiri mengaku kenal baik dengan TW. Tapi dia tidak menampik jika TW marah padanya. “Saya kenal baik dengan beliau dan enggak ada persoalan, komunikasi biasa, beliau tanya saya jawab. Saya kenal betul dengan pak Tomy Winata. Justru saya ing­ in menolong Tomy Winata. Jangan-jangan beliau tidak tahu ada anak buahnya, pembantunya yang melakukan kejahatan. Katanya, tiap hari miliaran rupiah kerugiannya. Ada media yang menulis, “Tomy Winata Dikerjai Polisi”. Saya bilang, dikerjai seperti apa? Yang jelas, dong. Polisi itu lembaga. Siapa yang mengerjai? Kenapa tidak dibilang dikerjai Buwas sekalian. Biar jelas,” kata dia. Soal anak buahnya yang diperiksa, Buwas menyebutkan tidak akan menyelamatkan mereka. Tapi, dia hanya ingin kebenaran. “Kalau mereka salah silakan dihukum, negara kita ini negara hukum. Saya juga siap dicopot kalau salah. Tapi, jang­ an membabi buta, direkayasa. Surat perintah saya yang tandatangani. Saya lapor ke Kapolri. Saya yang harus bertanggung jawab. Periksa saya. Tapi, yang meriksa saya juga harus ngaca,” tegasnya. Buwas juga merasa dibohongi oleh Propam. “Sudah saya sampaikan. Kalau berani, periksa saya, supaya jelas permasalahannya. Sampai hari ini saya tunggu. Tapi yang meriksa saya harus orang bersih. Selama hidup saya tidak pernah macam-macam. Selama delapan setengah tahun di Propam, pernah enggak saya memeras atau mempermainkan perkara? Belum pernah. Insya Allah. Makanya saya bilang, sudahlah, enggak usah merasa hebat. Kalau memang ada yang salah, tunjukkanlah kesalahan itu, tapi jangan berandai-andai. Saya ingin membela institusi saya. Saya pernah mengklarifikasi ke Propam dulu, dan mereka bilang hanya mengklarifikasi saja. Tapi sekarang seperti ini. Saya dibohongi. Saya bilang ke anak buah saya, pasrah saja. Kami ini bukan dewa, kami manusia biasa yang juga punya salah,” tutupnya. ntm/maj/yu/rim/ima

itulah, polisi menangkap tangan pelaku beserta korban yang dia bawa. Ari mengatakan, anak-anak yang menjadi korban itu berusia sekitar 14 hingga 15 tahun. “Tujuh anak masih sekolah. Satu orang lagi putus sekolah,” kata Ari. Dari hasil penyelidikan, diketahui korban yang dibawa AR tak hanya delapan, tetapi 99 orang. Namun, polisi baru memeriksa delapan korban, sementara sisanya masih dicari identitasnya. “Untuk tindak lanjutnya kami minta bantuan Kementerian Sosial,” kata Ari. Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, juga membenarkan pelaku menawarkan prostitusi anak di bawah umur melalui akun Facebook. Ada beberapa anak yang kemudian diamankan polisi dan KPAI. Mereka dibawa ke tempat perlindungan. Seorang petugas yang tak mau disebutkan namanya, anak-anak remaja ini terlihat gemulai atau istilahnya melambai. Saat dibawa petugas mereka

seperti ketakutan. Mereka remaja asal Bogor, Sukabumi, dan sekitarnya. Anak-anak ini ditawarkan ke pria penyuka sesama jenis dengan tarif Rp 1,2 juta. Dari uang tersebut, anak-anak itu sekali melayani mendapat bagian uang Rp 150 ribu. Yang cukup menyeramkan, ternyata ada beberapa germo. Dan mereka sudah membuat komunitas untuk melayani pria penyuka sesama jenis. Pengakuan sementara, untuk acara pesta, bahkan bisa 100 anak dikumpulkan. Angka anak-anak yang menjadi korban prostitusi gay ini memang merisaukan. Anak-anak ini kini dibawa KPAI untu rehab, secara agama dan psikologis. Polisi akan terus mengembangkan kasus perdagangan anak untuk penyuka sesama jenis. Menurut Boy, bisa saja ke depannya ditemukan pelaku lain yang juga terlibat jaringan yang sama dengan AR. “Masih akan terus kami kembangkan terutama untuk menetapkan pelaku lainnya

sebagai tersangka karena bisa saja ini tidak dilakukan satu orang, terutama yang berstatus sebagai penjual,” ujar Boy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8/2016). Boy menambahkan Polri akan melakukan digital forensik untuk membongkar kasus tersebut. Sebab, Boy menilai bisa jadi aktivitas perdagangan anak untuk penyuka sesama jenis beraksi dalam sebuah sindikat. “Jadi masih harus kami dalami, tentu penanganannya akan berbeda jika kasus ini dilakukan secara perseorangan atau dalam bentuk sindikat. Karena ini melalui media sosial penjualannya, maka Polri akan menelusuri akun mana saja yang terduga terlibat,” lanjut Boy. Dari pemeriksaan diketahui bahwa AR merupakan residivis kasus perdagangan orang. Dia dipenjara selama 2,5 tahun karena memperdagangkan perempuan dalam bisnis prostitusi. Baru sekitar enam bulan lalu AR menghirup udara bebas. nrak/amb/idh/ded

kan pujian. Susi memuji Rizal sebagai sosok yang cerdas dan pintar, serta piawai dalam menyelesaikan banyak persoalan. Rizal Ramli pun berapa kali terekam balik memuji Susi karena aksi perempuan asal Pangandaran itu yang sangat berani melawan praktik pencurian ikan oleh dunia internasional di laut Indonesia. Senada Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Agus Hermanto menyambut baik keputusan ekonom senior itu. Agus pun memastikan nama RR sapaan akrab Rizal Ramli masuk dalam daftar nama yang dibahas oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat. “Semua pasti dibahas. Nama Pak Rizal Ramli juga pasti dibahas. Semua yang ingin maju Pilkada pasti akan dibahas,” kata Wakil Ketua DPR ini di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9/2016). Disinggung nama yang kiranya akan dipilih partai berlambang merci itu, Agus menyatakan keputusan tetap akan ada pada Majelis Tinggi Partai Demokrat yang hingga kini masih dalam pembahasan. “Sekarang majelis tinggi

masih ikut bersidang terus. Kita masih punya waktu bangsa dua atau tiga minggu lagi. Mudahmudahan Partai Demokrat dapat memutuskan dalam waktu tersebut sehingga Partai Demokrat tetap firm dalam melaksanakan Pilkada,” tukas saudara ipar SBY ini. Banyaknya kalangan menyambut baik keputusan Rizal Ramli yang bersedia dicalonkan partai politik sebagai kandidat gubernur di Pilkada Jakarta 2017, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, keputusan tersebut tentu sudah dipetimbangkan matang oleh RR. Termasuk, RR diyakini sudah melakukan komunikasi dengan elit parpol. Menurut Pangi, setelah kebersedian RR diumumkan, lalu nanti gayung bersambut datang dari parpol, RR punya kans besar untuk mengalahkan petahana Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. “Rizal Ramli punya kans untuk terpilih. Dia membawa gagasan perubahan yang bisa menghadirkan kesejahteraan bagi warga Jakarta tanpa ada yang dikorbankan,” ujar dosen komunikasi

politik UIN Jakarta ini kepada redaksi, Jumat (2/9/2016). Pangi menjelaskan, ada beberapa syarat agar RR bisa menang. Pertama, partai pengusung yang punya mesin bagus. Yah, Rizal Ramli masih butuh kepastian partai mana yang akan mengusungnya. Dia melihat, pertarungan Pilkada DKI akan menjadi seimbang jika adanya skenario Ahok diusung oleh PDI-P bersama Djarot, dan kemudian Rizal Ramli diusung oleh koalisi kekeluargaan bersama Sandiaga Uno. Namun ia mengingatkan publik, bahwa PDIP sebagai partai penguasa DPRD DKI akan tetap mengedepankan kadernya untuk maju sebagai cagub, yang berarti peluang PDIP untuk mengusung Walikota Surabaya Tri Rismaharini tetaplah terbuka lebar. “Kalau misalnya Risma yang diusung, Ahok masuk skema kedua, dia akan diplot jadi Menteri ESDM. Ada arah kesana saya membacanya. Menteri itu kan lagi kosong. Ahok juga pernah sekolah di perminyakan. PDIP tentu tak ingin kehilangan kesempatan mengusung kadernya,” kata Pangi.nru/ald/sa


clash of culture

8

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

On The Origin of Year Besutan Bayu Masuk Venice Film Festival 2016 Pemuda warga Magelang, Jawa Tengah, Bayu Prihantoro Filemon dengan hasil karya filmnya menjadi salah satu peserta festival film tertua di dunia, yakni “Venice International Film Festival” ke-73 di Italia. Bayu yang dalam perjalanan menuju Italia ketika dihubungi dari Magelang, Selasa (30/08/2016), mengatakan pada 31 Agustus-10 Sep­ tember 2016, dia akan berada di Italia untuk ikut festival dengan membawa film “On The Origin of Fear”. Ia menuturkan film yang dibuat hanya dalam satu hari itu masuk dalam kategori “Orizzonti” dan bersaing dengan para filmaker dari negara lain. “Mudah-mudahan karya saya dapat diterima dan banyak menda­ pat apresiasi di sana,” kata pemuda kelahiran Prambanan Klaten, 21 Maret 1985 ini. Putra sulung pasangan Marjinun­ groho (57) dan Fernanda Supiah (54)

itu menuturkan filmnya memiliki vi­ sualisasi yang simpel tapi sarat makna. Latar film berupa ruang dubbing film era 80-an. Dari situ dialog antara tiga aktor yang terlibat mulai bergulir. Ia mengatakan gambaran rasa sakit, loyalitas, pengkhianatan, drama, dan teror dapat dirangkum menjadi film berdurasi 12 menit. Ide dasar dari karya sinematografi ini berasal dari trauma pribadi yang dialaminya yang saat anak-anak sering menonton film G30 S/PKI yang terus-menerus di­ tayangkan setiap 30 September. Melalui film On The Origin of Fear, alumnus Busan Film Akademy ini ingin menguak bagian sejarah yang selama ini kabur. Ia berharap, generasi muda masa kini berbesar hati menerima fakta bahwa pada masa lalu Indonesia punya periode sejarah gelap. “Hal ini agar kita bisa melangkah ke depan lebih ringan dan penuh martabat sebagai bangsa yang besar,”

ucapnya. Marjinugroho mengatakan Bayu merupakan anak yang kreatif sejak kecil. Di masa anak-anak, Bayu sering diajaknya berkeliling Klaten untuk sosialisasi KB. Saat itu Marjinugroho menjadi petugas penyuluh lapangan (PPL) KB yang pekerjaannya selalu memutar film di setiap penyuluhan. “Salah satu film yang ditonton adalah G30 S/PKI. Saya sendiri tidak tahu kalau film itu ternyata mem­ bekas di ingatannya dan mendasari pembuatan film On The Origin of Fear ini,” ujarnya. Ia mengatakan Bayu sering ikut festival film di luar negeri, seperti Jepang, Swedia, Prancis, Jerman, dan lainnya. “Namun, di Italia ini saya sangat merasa istimewa. Mudah-mudahan meraih prestasi tinggi dan membang­ gakan bangsa dan daerah,” katanya. Produser film ini, Amerta Kusuma dan Yulia Evina Bhara, menuturkan,

“Sejatinya film ini adalah upaya kami, generasi muda Indonesia, melihat kembali sejarah yang selama ini kabur. Film ini dibuat berangkat dari sebuah trauma melihat reproduksi kekerasan dalam film yang pada zaman Orde Baru menjadi film yang terus-menerus di­ tayangkan setiap 30 September.” Amerta menambahkan, “film On the Origin of Fear adalah satu dari empat film pendek yang dibuat me­ nandai 50 tahun pasca-tragedi ’65 dengan harapan ada ruang-ruang diskusi untuk tidak tabu lagi membi­ carakan isu ini dan memahami seja­ rah kelam Indonesia pada masa lalu. Kami berharap ada inisiatif-inisiatif maju untuk mencoba menyelesaikan­ nya agar, sebagai generasi muda, kita bisa menatap jauh ke depan dan tidak mengulangi tragedi pada masa lalu.” On the Origin of Fear adalah produksi kolaborasi dari KawanKawan Film, Limaenam Films, dan Partisipasi Indonesia. nrim/tem

Jokowi Dapat Hadiah Mahakarya Maestro Lukis Srihadi Soedarsono Pesan yang coba diangkat oleh Srihadi dalam lukisan yang lebih besar tersebut serupa dengan apa yang dibuatnya ketika menyempurnakan goresan tangan Presiden Joko Widodo.

p

residen Joko Wi­ dodo (Jokowi) men­dapatkan ha­ diah sebuah maha­ karya dari Maestro lukis Srihadi Soedarsono yang menggambarkan harapan akan semangat juang pemuda Indonesia masa kini. Srihadi membutuhkan waktu selama sepuluh hari untuk menyelesaikan maha karya terbarunya tersebut. Lukisan tersebut diselesai­ kannya di studio pribadinya yang berlokasi di Bandung. “Dikerjakan di studio saya di Bandung selama sepu­ luh hari. Selesai tanggal 11 Agustus dan dicantumkan (tanggal) di dalam lukisan itu,” terang Srihadi, Selasa (30/08/2016) Srihadi yang datang ber­ sama dengan istrinya, Farida Srihadi, menghadiahkan lukisan hasil karyanya se­ cara langsung kepada Presi­

den Joko Widodo di Istana Merdeka. Lukisan yang dibuat dalam kanvas seukuran 2 x 1,7 meter tersebut merupakan hasil pengembangan kreativitas dari lukisan kolaborasi antara Presiden Joko Widodo den­ gan dirinya yang kini disim­ pan di Galeri Nasional. Farida menceritakan awal mula suaminya mengem­ bangkan ide lukisan dari goresan huruf “S” berwarna merah yang dibuat oleh Presi­ den Joko Widodo. “Pak Srihadi mengembang­ kan ide, ini huruf S sudah jadi merah, ya sudah itu dibikin sebagai bendera untuk menun­ jukkan semangat juang. Lalu Pak Srihadi membuat konsep dari huruf S dan dikembangkan idenya,” terangnya. Untuk diketahui, kanvas tempat Presiden saat itu meng­goreskan huruf S terse­ but berukuran 1 x 0,8 meter.

Setelah menyempurnakan goresan tersebut, Srihadi kemudian berpikir untuk mengembangkan kreativi­ tasnya ke dalam kanvas yang lebih besar. “Nah, yang besarnya dua meter itulah yang dihadiahkan kepada Bapak Jokowi. Karena Bapak Jokowi memberikan ide terus dikembangkan Pak Srihadi,” kata Farida.

Pesan yang coba diangkat oleh Srihadi dalam lukisan yang lebih besar tersebut se­ rupa dengan apa yang dibuat­ nya ketika menyempurnakan goresan tangan Presiden Joko Widodo beberapa waktu sebe­ lumnya. Saat menyempurnakan goresan tangan Presiden kala itu, dirinya menggambarkan semangat juang kemerdekaan

yang ditunjukkan oleh para pemuda pada masa perjuan­ gan kemerdekaan. “Itu adalah juang kemerde­ kaan saat kita menghadapi revolusi di mana pemudapemuda waktu itu meme­ gang bendera merah putih dan bambu runcing. Dengan bambu runcing saja saat itu bangsa kita merdeka,” ungkap Farida.

Saat itu, Srihadi ditunjuk oleh panitia pameran koleksi karya seni Istana Kepresi­ denan untuk menyempurna­ kan goresan tangan Presiden sebagai bentuk penghorma­ tan kepada dirinya. Sebagai satu-satunya maes­ tro lukis yang masih ada hing­ ga kini, kesempatan tersebut diakui oleh Farida sebagai sebuah bentuk penghargaan kepada suaminya. “Jadi, sebagai seniman sesepuh, beliau diberikan penghargaan untuk menerus­ kan goresan Pak Presiden,” tuturnya. Bila pada lukisan pertama tersebut Srihadi menggam­ barkan semangat juang pada masa perjuangan kemerdeka­ an, maka pada lukisannya kali ini dirinya menggambarkan semangat juang yang menu­ rutnya harus ditunjukkan oleh pemuda-pemuda Indo­ nesia masa kini. Semangat juang yang harus tetap dipe­ lihara sampai kapan pun. “Yang dari Pak Srihadi itu tentang pemuda zaman seka­ rang. Pak Srihadi ingin agar pemuda masa sekarang sep­ erti pemuda-pemuda zaman

dahulu, tetap memiliki se­ mangat bambu runcing. Arti­ nya dengan kesederhanaan dan semangat juang kita tetap bisa menang,” ucapnya. Srihadi dan istrinya ber­ pesan kepada generasi muda Indonesia agar mulai menum­ buhkan kesadaran bahwa bangsa Indonesia dapat men­ jadi terhormat oleh karena seni budayanya sendiri. “Sebagai budayawan, jelas bahwa seni mengalir dalam darah daging kami sampai akhir hayat. Tinggal generasi muda ini, generasi penerus, harus sadar bahwa bangsa kita itu sangat terhormat dari seni budayanya,” tutupnya. Lukisan hadiah dari sang maestro tersebut rencananya akan dijadikan sebagai salah satu koleksi karya seni Istana Kepresidenan. Sebab, dengan menjadi ko­­l eksi karya seni Istana Kepresidenan, ke depannya masyarakat juga memiliki kesempatan untuk menikma­ ti secara langsung karya seni sang maestro lukis Indonesia melalui pameran karya seni Istana Kepresidenan yang akan datang. nans/dhu

Bak Musik Kitaro, Pagelaran 1.000 Angklung Pukau Warga Osaka Pag e l a r a n Pesona 1.000 Angklung Indonesia Week 2016 memukau ribuan warga Osaka, Jepang yang me­ nikmati irama alunan suara bambu itu seperti musik Ki­ taro, instrumentalist Jepang ternama di dunia. ”Orang Indonesia itu pan­ dai bermain musik ya. Irama musik bambu ini mirip Kita­ ro,” kata Yasuko Matsumoto, seniman Osaka, yang hadir pada puncak acara Indonesia Week 2016 di Umeda Sky Building, Jepang, Minggu (28/8/2016), seperti dikutip dalam siaran pers panitia In­ donesia Week Osaka 2016. Indonesia Week Osaka 2016 dibuka oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 25 Agustus dan ditutup secara resmi oleh Konjen RI Osaka Wisnu Edi Pratignyo. Yasuko bersama seni­ man yang tergabung dalam

Komunitas Lagu-Lagu Kai Osaka datang khusus untuk menikmati Angklung yang dimainkan grup musik dari Bandung, Insperto AWI, Ar­ umba Orchestra (Alunan Rumpun Bambu). Selain itu Indonesia Week yang diorganisasikan Majalah BUMN Track dan Kinarya itu dimeriahkan tari Pendet dari Bali dan jaipongan Jawa Ba­ rat. Ada juga pesta rakyat bak 17 Agustusan di Indonesia. AWI Orchestra tampil den­ gan lagu-lagu Bengawan Solo, Indonesia Tanah Air Beta, dan pengunjung histeris saat dimainkan lagu rakyat Jepang Kojo No Tsuki dan Kokoro Tomo dari Matsumi Isuwa yang populer tahun 1980-an. Menurut Yasuko, Kitaro yang bernama asli Masanori Takahashi mahir memadukan bunyi dari alat musik modern dengan bunyi-bunyi yang

khas dari alat musik tradis­ ional seperti beduk besar dan petikan kecapi tradisional Jepang. Efek suara dari alam tak luput dimasukkan, seperti suara kicau burung-burung yang mengalun merdu silih berganti. “Saya rasa angklung Indo­ nesia tak kalah dengan jenis musik Kitaro,” kata Yasuko Matsumoto. Diiringi semilir angin sore, bait demi bait lagu na­ sional Indonesia dan Jepang melantun merdu. Lagu Ben­ gawan Soslo, misalnya, fasih dilantunkan oleh warga asli Jepang, Sawamura Hidetoshi, pria berusia 68 tahun, bahkan juga menyanyikan lagu “Ta­ nah Air Beta”. Sawamura mengaku men­ cintai Indonesia. Latar be­ lakang sejarah antara kedua negara menjadi alasan men­ gapa ia begitu cinta pada In­

donesia. Ia pun gencar mem­ pelajari lebih dalam, baik budaya maupun adat istia­ datnya. Sudah tiga tahun ini, dirinya mengikuti komunitas Lagu Lagu Kai Osaka, sebuah perkumpulan orang-orang Jepang yang mempelajari budaya Indonesia. Ia dan lima rekannya yang tergabung dalam komunitas tersebut sengaja datang ke Umeda Sky Building untuk melihat langsung event In­ donesia Week 2016. Kehad­ irannya di sana adalah untuk melepas rindu dengan negara yang selama ini ia idolakan. “Saya cinta Indonesia. Saya sengaja datang ke sini untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia tentunya sambil bermain angklung,” ujarnya. Pria yang mengaku menda­ pat informasi tentang event Indonesia Week 2016 mela­

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

lui KJRI Osaka itu tak lupa juga menghampiri stan-stan pameran produk Indonesia, dan membeli sebuah dompet bermotif etnik Toraja milik binaan PT Angkasa Pura II. Ia pun memasukkan berita tentang Indonesia Week ke akun facebook miliknya.

Mengenai keindahan pari­ wisata Indonesia, Samawura mengakui bahwa alam dan budaya Indonesia sangat kaya dan beragam. Bali merupa­ kan salah satu pulau yang ia ketahui. Keragaman ini menjadi daya tarik tersendiri, sehingga sudah selayaknya

Indonesia menjadi destinasi tujuan wisata bagi turis man­ canegara. “Suatu hari saya akan men­ gajak keluarga saya mengun­ jungi tempat-tempat indah di Indonesia yang sangat terke­ nal itu,” ujarnya tersenyum.. nrus/ans


12

Kini Pacitan Bukan Hanya Identik Batu Akik

beranda

9 Edisi 152 5 - 10 september 2016

Hanya Berdasarkan Pengguna Tidak Aktif dan Hanya Kebetulan Menjajal Narkoba

Mendadak Tes Urine Reza jadi Negatif, Ada Apa Gerangan? Hasil tes urine artis Reza Artamevia mendadak berubah negatif. Padahal dia sebelumnya kedapatan positif mengkonsumsi sabu-sabu.

p

enyanyi Reza Ar­ tamevia kembali menjalani tes urine di Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tengga Barat (BNNP NTB). Hasil tes terba­ ru, menunjukkan, urine Reza negatif zat psikotropika. Kepala BNNP NTB Sriyan­ to menegaskan Reza mengaku tidak tahu tentang amphe­ tamin dalam Asfat. Dia tidak tahu obat tersebut dilarang untuk dikonsumsi. “Setelah dilakukan tes urine, semuanya sudah ne­ gatif (sabu), dan hasil-hasil assesment-nya semuanya masih ditingkat coba-coba pakai. Belum kecanduan,” ujarnya di Mataram, Kamis (1/9/2016). “Kita tes pakai alat, sudah nggak ada kandungannya lagi. Memang beberapa hari yang lalu di Polda ada (positif ). Ini juga di-asesmen sama dokter. Jadi memang akurat,” imbuhnya. Sriyanto menuturkan, Reza sudah diizinkan untuk kembali ke Jakarta. “Boleh (pulang ke Jakarta). Tapi perawatan mulai minggu de­

pan sesuai dengan kesepaka­ tan bersama, seminggu dua kali,” ujar Sriyanto, Kamis (1/9/2016). Kata Sriyanto, Reza meru­ pakan pengguna baru, sehingga diperbolehkan untuk melaku­ kan rawat jalan atau pergipulang dari Jakarta-NTB. “Jadi rawatnya di BNN NTB selama 8 kali pertemuan. Tapi rawat jalan, karena aturannya seperti itu,” lanjut Sriyanto. Sriyanto juga mengungkap­ kan bahwa Reza sempat tak tahu bahwa sabu yang digu­ nakan adalah barang haram. Pelantun “Keabadian” ini men­ gira bahwa barang yang dikon­ sumsinya adalah stimulan. “Dia itu enggak tahu ka­ lau itu barang haram. Dia tahunya ‘asmat’ itu sejenis stimulan. Dia pakainya eng­ gak tahu,” ungkapnya. Terlebih barang tersebut seringkali dipakai bersamasama dengan beberapa orang. “Itu kan makenya barengbareng di satu tempat dan barang itu kan dibakar. Jadi dia enggak tahu itu barang apa,” tutur Sriyanto lagi. Pernyataan itu disam­ paikan BNNP NTB setelah

Wanita Tua ini Simpan Duit Jutaan di Dompet dari Mengemis Menjadi pengemis sep­ ertinya bakal jadi ‘profesi’ yang menjanjikan. Cukup berbekal mimik agar dikasi­ hani, mereka bisa meraup jutaan rupiah tiap bulannya. Lihat saja saat Satpol PP Kota Kediri melakukan ra­ zia terhadap gelandangan dan pengemis ( gepeng ), Rabu (31/8/2016). Salah satu pengemis yang terjaring mer­ upakan seorang ibu tua yang tengah beroperasi di simpang empat Jalan Dhoho. Saat digeledah, petugas Satpol PP Kota Kediri menemukan uang Rp1,7 juta di dalam dom­ petnya. Kasi Trantib Satpol PP Kota Kediri Nur Khamid mengatakan, dari hasil pe­ meriksaan, pengemis tersebut memang sering mangkal di simpang empat Jalan Dhoho. “Dari pantauan kami, ibu-ibu itu memang sering memintaminta disimpang empat jalan Dhoho,” ujarnya. Saat dilakukan pemer­ iksaan, pengemis tersebut mengaku, bahwa dalam se­ hari, bisa mendapatkan uang hingga Rp 200.000. Nur Khamid kemba­ li menghimbau pada ma­ syarakat, untuk tidak mem­ beri uang pada pengemis,

Wanita tua ini sering pengemis di simpang empat Jalan Dhoho Kota Kediri. Dia menunjukkan uang jutaan hasil mengemis.

karena Kota Kediri telah menerapkan Perda No 1 ta­ hun 2016 tentang Penyeleng­ garaan ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat. Apabila, pengguna jalan keda­ patan memberi uang pada gepeng, maka akan diberi sanksi.nandik_k

Reza Artamevia didampingi kuasa hukumnya Ramdan Alamsyah menggelar jumpa pers di kantor BNN Provinsi NTB.

mantan istri Adji Massaid itu menjalani pemeriksaan selama lima jam. Hasil sebe­ lumnya positif ke negatif dari sabu-sabu, Reza sendiri mengaku hanya mengguna­ kan sebuah obat bernama Asfat. Asfat merupakan obatobatan yang mengandung zat amphetamin. Dokter Yuli, Tim dokter BNNP NTB, menjelaskan As­ fat merupakan suatu benda yang dibakar di bohr/nampan kecil. Asap dari barang terse­ but bisa membuat badan yang

tidak fit menjadi bugar. “Reza dan lainnya mengaku hanya menggunakan barang itu jauh-jauh hari sebelum kongres, untuk menghindari capek karena kongres,” ujar Yuli, di Mataram, Kamis 1 September 2016. Menurut dia, Asfat juga mengandung zat amphetamin seperti halnya sabu. Reza sendiri mengaku hanya dua kali menggunakan Asfat. Oleh karena itu, pada kasus ini, Reza dan kawan-kawan­ nya tidak dinyatakan sebagai

pecandu. Namun, BNN tetap merehabilitasi mereka den­ gan rawat jalan. Sementara itu pengacara Reza, Ramdan Alamsayah membenarkan, bahwa per­ mohonan kliennya untuk melakukan rehabilitasi su­ dah dikabulkan Polda Nusa Tenggara Barat. “Permohonannya dikabul­ kan. Direhab di sini (NTB), dia berobat jalan seminggu dua kali dan diperiksa di BNN NTB,” ungkap Ramdan Alamsyah. Menurut Ramdan, ada

beberapa alasan permohonan rehab janda Adjie Massaid itu dikabulkan. Reza Artamevia dinyatakan sebagai pengguna tidak aktif dan hanya kebetu­ lan menjajal narkoba. “”Reza enggak terbukti memiki barang haram. Tidak sebagai pengguna aktif. Dia hanya mencoba mengguna­ kan, ya kebetulan saja,” kata Ramdan. Setelah mendapat izin dari Polda NTB, Reza Artamevia pulang ke Jakarta pada Ju­ mat (2/9/2016). Hanya saja, dia mesti wajib lapor setiap pekannya ke Polda NT. “Besok balik ke Jakar­ ta. Cuma enggak tahu jam berapa, belum beli tiket. Al­ hamdulillah bersyukur, ini pembelajaran buat dia. Reza memang yang mau (pulang) ke Jakarta,” ujar Ramdan yang juga pernah menjadi penga­ cara Eyang Subur ini. Sementara Reza sendiri berharap tidak ada lagi artis yang bernasib seperti dirinya saat ini. “Saya berdoa semoga yang lain enggak ngalamin kayak saya. Gitu aja. Semoga begitu,” ucapnya saat jumpa pers di Kantor BNN Provinsi NTB, Kamis (1/9/2016). Reza, yang saat ini ter­ sandung kasus narkoba, ber­ pendapat bahwa semua orang

bisa saja mengalami hal apes seperti dirinya. “Siapa pun bisa mengalami hal seperti saya. Anda mung­ kin kalau lagi apes bisa saja seperti itu. Jadi, tolong semo­ ga jangan ada stigma-stigma. Siapa pun bisa mengalami seperti saya,” kata Reza. Sekadar mengingatkan, Reza Artamevia diciduk polisi bersama Gatot Brajamusti dan enam orang lainnya ter­ masuk Dewi Aminah, istri Gatot. Diduga mereka tengah melakukan pesta narkoba. Reza dicokok satuan ga­ bungan Polres Mataram dan Polres Lombok Barat di Hotel Golden Tulip kamar 1100 Jl Jendral Sudirman No 4 Sela­ parang, Kota Mataram, NTB Minggu (28/8/2016). Dari penggerebekan terse­ but, polisi berhasil menyita beberapa barang bukti. Dian­ taranya, dua senjata api, 500 peluru, 35 alat suntik (insulin), satu gulung sisa alumunium foil, 115 jarum suntik, jarum suntik bekas bekas pakai, 3 pil, 30 korek gas, 4 bong (alat hisap), cairan bening dalam botol infus, alat timbang elek­ trik, 2 tablet pil KB, 4 jarum untuk cek darah dari jari. Saat pemeriksaan tes urine, polisi awalnya menyatakan bahwa urine Reza positif men­ gandung sabu.nkar/des/ed

Puluhan Warga Surabaya jadi Korban Penipuan Calo CPNS Penipuan berkedok penerimaan calon pe­ gawai negeri sipil (CPNS) masih saja terjadi. Rabu (31/8/2016), puluhan orang mendatangi balai kota set­ elah mengaku dijanjikan bekerja di instansi-instansi Pemkot Surabaya. Salah seorang korban, Benny Susilo, menuturkan penipuan CPNS ini ber­ mula ketika 5 bulan lalu dirinya berkenalan den­ gan oknum bernama Anang Efendi. Anang mengaku bekerja di Pemprov Jatim dan berhasil membuai kor­ ban dengan berbagai cerita karangan yang menyebut bahwa pelaku sangat dekat dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Selanjutnya, Anang mulai memungut biaya administra­ si untuk penerimaan CPNS di lingkup Pemkot Surabaya. Benny pun tak curiga karena Anang menunjukkan dua lembar surat yang belakan­ gan dipastikan palsu. Dalam surat tersebut, sejumlah nama dicatut. Diantaranya Walikota Tri Rismaharini, Ketua DPRD Surabaya Ar­ muji, Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan dan Sofyan Djalil (tertulis sebagai staf Kementerian Dalam Negeri). Benny melanjutkan, kor­ ban yang telah tertipu dan menyetorkan uang berjum­

Kepala BKD Surabaya, Mia Santi Dewi menemui para korban penipuan CPNS.

lah sekitar 50 orang, ter­ diri dari keluarga, teman, kerabat dan tetangganya. “Kisaran nominal yang dis­ etorkan beragam. Mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 16 juta. Tapi belakangan ada yang mengaku sudha setor Rp 35 juta,” ujar pensiunan RSUD dr Soetomo ini dengan nada resah. Para korban penipuan diberi surat palsu yang inti­ nya diwajibkan datang ke balai kota Pemkot Sura­ baya pada 31 Agustus dengan agenda pengarahan waliko­ ta. Namun, puluhan orang yang sudah berpakaian rapi hitam-putih harus menelan pil pahit setelah mengetahui ternyata tidak ada agenda se­ bagaimana dimaksud dalam

surat tersebut. Rombongan korban pe­ nipuan CPNS itu kemudian ditemui Kepala Badan Kepe­ gawaian dan Diklat (BKD) Surabaya Mia Santi Dewi. Mia menjelaskan bahwa sesuai surat Kementerian Pendayagunaan Apara­ tur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/2163/M. PAN-RB/06/2015 tanggal 30 Juni 2015, bahwa sejak tahun 2015 sampai seka­ rang, Pemkot Surabaya tidak melakukan peneri­ maan CPNS. “Kalau ada penerimaan CPNS, pasti akan diumumkan melalui media massa dan website resmi www.surabaya.go.id,” katanya. Di samping itu, peneri­

maan CPNS di lingkup Pem­ kot Surabaya tidak pernah memungut biaya alias gratis. “Jadi kalau ada permintaan uang, sudah pasti itu adalah penipuan. Silahkan Anda lapor ke polisi” imbuhnya. Sedangkan, Kabag Hu­ mas Pemkot Surabaya M. Fikser menyayangkan masih adanya warga yang tertipu ulah oknum. Menurutnya, hal itu tidak perlu terjadi seandainya warga mau lebih aktif melakukan konfirmasi ke Pemkot Surabaya. Terkait surat palsu yang dipakai oknum, Fikser men­ gatakan ada banyak kejang­ galan. Surat-surat terse­ but tidak sesuai pakem tata naskah dinas. Misalnya, ja­ batan walikota tertulis “Wali

Kota Pemerintah Kota Sura­ baya”. Nomor induk pegawai (NIP) juga tidak sesuai. Sedangkan pada surat berlogo burung Garuda, ok­ num mencantumkan nama Ketua DPRD Armuji, Wa­ likota Tri Rismaharini dan Staf Kementerian Dalam Negeri Sofyan Jalil lengkap dengan tanda tangan dan stempel palsu. “Di sini tertu­ lis ‘Ir. Ibu Tri Rismaharini’. Ini kan sudah tidak benar,” urai mantan Camat Sukolilo ini. Fikser berharap ma­sya­ rakat dapat lebih jeli mencer­ mati surat-surat yang menga­ tasnamakan pemerintah. “Kroscek ke dinas terkait itu sangat diperlukan agar warga tidak terjebak dengan upaya penipuan,” ucapnya. Lebih lanjut, kejadian ini langsung direspon Pemkot Surabaya dengan mener­ bitkan surat edaran yang ditanda tangani Sekda Sura­ baya. Surat tersebut disebar­ luaskan ke seluruh dinas untuk mencegah kejadian serupa tak terulang. Ditanya apakah Pemkot Surabaya akan melaporkan kasus pemalsuan surat ini ke pihak berwajib? Fikser men­ jawab pihaknya masih meng­ koordinasikan secara inter­ nal dengan dinas terkait. “Ini kami masih koordinasi apa langkah selanjutnya,” pungkasnya.niwan

Blangko e-KTP Habis, Diganti Surat Keterangan Pengganti Identitas Kementerian Dalam Negeri menyatakan warga yang belum mendapatkan KTP elektronik tapi sudah melakukan perekaman, bisa meminta surat keterangan pengganti identitas ke petu­ gas pelayanan KTP di keca­ matan atau dinas kabupaten.

Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Ke­ mendagri, Zudan Arif Fakhrul­ loh, di Jakarta, Kamis (1/9/2016) mengatakan warga yang sudah melakukan perekaman bisa saja mendapatkan KTP fisiknya. “Namun yang belum dapat KTP, dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2006 sudah diatur. Pemerintah daerah (Pemda) boleh menerbitkan yang namanya surat keteran­ gan pengganti identitas. Itu berlaku sampai jadinya KTP El mereka. Di sana ada NIK sehingga bisa langsung di­ akses,” jelas Zudan.

Zudan menjelaskan, dalam surat tersebut pengganti identitas tersebut, lanjut Zudan, tercantum data identitas seperti KTP, ter­ masuk NIK warga yang merekam. Karena itu, meski belum ada fisik KTP Elektronik lantaran kekuran­ gan blangko, namun warga yang sudah merekam sudah tercatat w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

memiliki NIK tunggal. Diakui oleh Dirjen Duk­ capil Kemendagri itu, tanpa memiliki KTP Elektronik, yang mencantumkan NIK baru, masyarakat memang akan kesulitan dalam men­ gurus berbagai keperluan administrasi seperti SIM,

STNK, Kartu Kesehatan mau­ pun perbankan. Namun set­ elah merekam dan memiliki NIK, meski hanya dalam surat pengantar tersebut, kata Zu­ dan, mereka sudah bisa kem­ bali mendapatkan pelayanan publik tersebut. “Jadi mereka bisa mengurus keperluannya

dengan surat itu,” ujarnya. Zudan menegaskan blangko sebenarnya masih mencukupi. Hanya saja, pemerintah daerah harus berinisiatif mendatangi kantor pusat Ditjen Dukcapil Kemendagri di Pasar Minggu bila blangko yang mereka pu­ nya mulai menipis.nlicom


edukasi

10

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

UI Akhirnya Punya Lagi Guru Besar Nuklir, Prof Anto Sulaksono Universitas Indonesia (UI) menambah jumlah guru besarnya dengan mengukuh­ kan dua Profesor dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta­ huan Alam (FMIPA). Salah sat­ unya, sebagai Guru Besar Tetap bidang Ilmu Fisika Nuklir. Guru besar ilmu nuklir ini adalah Prof. Dr. Phil. Nat. Drs. Anto Sulaksono, M.Si. Satunya lagi, Prof Drs Ridla Bakri, M.Phil, Ph.D sebagai Guru Besar Tetap bidang Ilmu Kimia dan

Prof. Dr. Phil. Nat. Drs. Anto Sulaksono, M.Si.

Upacara pengukuhan Guru Besar itu dipimpin langsung Prof Dr Ir Muhammad Anis, M.Met. Sebagaimana diumumkan Humas UI, berlangsung Rabu (31/08/2016) di Balai Sidang UI kampus Depok Prof Anto yang mengkaji masalah nuk­ lir menyampaikan pidato pengukuhan bertajuk “Jalan Memahami Asal-usul Elemen Berat”. Sedangkan Prof Bakri menyampaikan pidato ber­ judul “Self-Assembly: Cara Sederhana Pembuatan Nano-

material”. Kepala Humas dan KIP UI, Ttd. Rifelly Dewi Astuti, SE, MM menjelaskan, kedua Guru Besar FMIPA UI ini telah mendedikasikan diri dalam pengembangan ilmu sesuai bidangnya masingmasing. “Sehingga telah memberikan manfaat bagi dunia pendidikan Indonesia khususnya penelitian ilmu dasar di Indonesia,” terang­ nya lewat milis kepada Lensa Indonesia.licom

Mendikbud Mau Jadikan Malang Percontohan Full Day School “Kalau anak-anak cuma belajar sampai jam 12 (siang) maka tidak akan maju, saya berani jamin itu,” kata Mendikbud.

m

enteri Pendi­ dikan dan Ke­ budayaan (Men­ dikbud) Muha­ djir Effendy ingin menjadikan Kabupaten Malang sebagai percontohan penerapan program sekolah pendidikan karakter atau full day school. Ia menjelaskan, konsep full day school yakni, mendidik karakter anak dari SD, SMP dan SMA. “Inilah contoh sekolah yang mengemabangkan akti­ fitas kepribadian pendididkan karakter,” kata Muhadjir saat

meninjau SD Sabiliah di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (2/9/2016). Ia menuturkan, SD Sabiliah menjadi sekolah pendidikan karakter sejak 2006. Setiap siswa, diajari bagaimana aturan makan, bersikap dihadapan orang tua, berbagi dan keber­ samaan dengan teman. “Menu­ rut saya, kalau mau mencetak generasi muda yang bagus dari kecil ditanamkan,” ujar dia. Kendati demikian, Muh­ adjir berujar pendidikan ke­ luarga dan masyarakat tidak kalah penting dari pendidikan

karakter. Namun, ia mene­ gaskan, pendidikan karakter akan fokus mendidik semua hal dari dasar. “Tergantung sekolah mas­ ing-masing. Dan tak boleh dipakai alasan fasilitas tak lengkap (untuk menolak pen­ erapan sekolah pendidikan karakter),” jelasnya. Mendikbud menyebut, semua sekolah mampu mene­ rapkan konsep pendidikan karakter. Pun demikian den­ gan sekolah-sekolah di desa. “Nanti ada yang diten­ tukan, ada yang melamar. Sekarang sudah ratusan yang mengajukan, termasuk kabu­ paten. Kita sangat potensial mengambangkan pendidikan karakter,” katanya.

merata. Ada yang sangat ba­ gus, ada yang sangat jelek. Se­ lain masih minimnya tenaga pengajar. “Sampai saat ini, baru Un­ isma yang terbaik dari semua kampus UNU di Indonesia. Kami berharap di Surabaya, Unusa ini bisa juga menya­ mai,” katanya. Apalagi, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh mengatakan bahwa Unu­ sa tidak pernah kekuran­ gan tenaga pengajar yang berkualitas. Halitu karena Unusa bera­ ni untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada di sekelilingnya. Misalnya, dari Universitas Airlangga (Un­ air) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. “Kami salut, kami men­ gapresiasi Pak Nuh karena di Unusa ini tidak akan menga­ lami krisis dosen. Hal ini yang harus dicontoh,” katanya. Dalam pengenalan kam­ pus bagi mahasiswa baru Un­ usa itu, ratusan mahasiswa menerima tiga motivasi dari tiga mantan menteri, yakni Mohammad Nuh, Helmy Faisal, dan H. Saifullah Yusuf. nans

2045 akan menghasilkan gen­ erasi yang lemah dan rentan kalah dalam persaingan di Asia,” katanya menambahkan. Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Muhadjir juga menekankan dalam pem­ bentukan karakter yang lebih berkualitas juga harus diim­ bangi dengan minat membaca yang tinggi. Oleh sebab itu, Men­ teri Muhadjir pun mendukung keputusan mantan Menteri Pen­ didikan Anies Baswedan yang mengeluarkan Peraturan Men­ teri Pendidikan (Permendik­ bud) no.23 tahun 2015. “Saya sangat mendukung pak Anies yang mengeluarkan kebi­ jakan agar membaca 15 menit sebelum belajar dan saya ingin agar Permen ini tetap dilaksana­

kan,” ujarnya menambahkan. Ia mencontohkan salah kabupaten yang sudah men­ erapkan konsep pendidikan karakter yakni Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Di daerah itu, ia menjelaskan, bupati mengeluarkan surat kepu­ tusan (SK) penyelenggaraan sekolah pendidikan karakter. Salah satu yang diatur, ia berujar, yakni anak-anak be­ lajar sampai pukul 13.00 WIB setelah itu diambil alih oleh guru ekstrakulikuler, seperti guru ngaji, guru olahraga. “Kalau di desa, bisa bu lu­ rah yang nangani soal makan. Sebetunya semua sekolah bisa menerapkan, tergantung kepala sekolahnya saja,” ka­ tanya.nrep/ans

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy.

Salah Kirim File, Siswa SMK Asal Malang Juara Anifest Jatim 2016

PBNU Targetkan UNU di Setiap Provinsi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menyatakan pihaknya menargetkan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) berdiri di setiap provinsi. “Saat ini, UNU sudah ada 26 unit di beberapa provinsi atau kota. Target hingga akhir tahun ini bisa menambah empat UNU lagi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,” katanya setelah berbicara di depan 756 mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin (29/8/2016). Menurut dia, jumlah itu belum termasuk perguruan tinggi yang tidak ada embelembel nama NU. Namun, kampus itu NU, misalnya Darul Ulum, Diponegoro, dan sebagainya, yang jumlahnya mencapai 130 unit. “Cukup besar, kampuskampus NU di Indonesia saat ini. Namun, ada usulan dari berbagai pihak di mana PBNU tidak hanya mengejar kuanti­ tas, tetapi harus mengutama­ kan kualitas. Ada benarnya juga. Kalau kita punya sepuluh, tetapi masuk the best five su­ dah sangat bagus,” katanya. Ia mengakui UNU yang ada saat ini secara kualitas tenaga dosen memang belum

Muhadjir optimistis pro­ gram sekolah sehari penuh mampu meningkatkan kuali­ tas Sumber Daya Manusia Indonesia. Full Day School dianggap mampu mencetak insan yang mampu bersaing di lingkungan regional mau­ pun internasional. “Kalau anak-anak cuma belajar sampai jam 12 (siang) maka tidak akan maju, saya berani jamin itu,” imbuhnya. Menurut dia, melalui full day school para siswa mampu mendapat pelajaran di luar kelas yang bisa membentuk karakter kuat seperti yang dia­ manatkan pemerintah melalui Revolusi Mental. “Kalau ini dibiarkan, maka saat Indonesia berumur 100 tahun di tahun

Sempat pesimis sebab salah kirim file di ajang Ani­ fest Jatim 2016. Alhasil, jus­ tru 10 siswa jurusan animasi SMKN 4 Malang ini menjua­ rai kompetisi animasi 2D di dua kategori Anifest Jatim 2016 tingkat pelajar. “Sebenarnya kita nggak nyangka banget kalo kita bisa jadi juara 1. Apalagi di dua kategori. Kita sudah pesimis karena dulu kita salah kirim, yang kita kirim ada beberapa adegan yang salah masuk, ada juga beberapa file yang ilang. Kita udah revisi tapi yang kekirim justru yang salah itu”, ungkap Wahyu Kurnia, Leader Project film 2D berjudul Elliot Story ke­ pada Lensa Indonesia, Selasa malam (30/08/2016). Wahyu Kurnia merupakan satu-satunya perwakilan Tim yang hadir di Balai Pemuda, Surabaya malam itu mengaku tak sia-sia datang jauh-jauh dari Malang. Ia senang sebab kerja kerasnya bersama te­ man-teman selama satu bulan membuahkan hasil gemilang. “Cerita ini sebenernya nyeritain tokoh Elliot yang usianya sekitar 10 tahun. Dia dikisahkan cuma ting­ gal sama neneknya. Trus

Wahyu Kurnia, Leader Project film 2D berjudul Elliot Story saat menerima hadiah sebagai Juara 1 di kategori Animasi 2D dan Juara 1 kategori ide cerita dalam kompetisi Anifest Jatim 2016.

dia bohong sama neneknya gara- gara pulang telat. Dia alesan telat, karena di ten­ gah jalan ketemu sama naga sama banyak hal yang ada di imajinasinya aja”, tandas Wahyu mendeskripsikan garis besar alur cerita Elliot Story garapannya bersama 9 teman lainnya. Wahyu menambahkan, ide cerita ini terinspirasi dari kehidupan sehari-hari yang menyampaikan pesan bahwa

bagaimanapun anak berbo­ hong pada orang tua, pasti akan tahu dan memaafkan. “Selain ajang seperti ini, kami berharap pemerintah mau lebih banyak memberi bantuan dana, studio dan alat produksi pada animator-an­ imator berprestasi,” imbuh Wahyu. Elliot Story menyabet juara 1 di kategori Animasi 2D dan Juara 1 kategori ide cerita. Dan Wahyu mengaku

selama berproses, bersama timnya tak memiliki pem­ bimbing. Semua dilakukan atas ide murni mereka. Enam siswa kelas tiga dan empat siswa kelas dua SMKN 4 ini bersemangat karena men­ gaku tergiur dengan nominal hadiahnya dan menyebut diri mereka bounty hunter. Total hadiah yang mereka raih adalah Rp. 10.000.000,karena tiap kategori menda­ p a t h a d i a h s e b e sa r R p.

5.500.000,Adapun juri penyeleksi karya dari 200 peserta untuk semua kategori di tingkat umum, pelajar dan maha­ siswa ini diantaranya Adicip­ ta R. Wirawan, SE. MM-Pakar game dan animasi, juga Ivone Andayani, ST selaku Marcom PT. Telekomumikasi Indo­ nesia. Adapula Mohammmad So­ likhin (cak ikin) – Pakar ani­ masi, Dody Priyatmono S.Sn – Akademisi bidang animasi, dan Bambang Wahyu Wijanarko – Pakar game design. Anifest 2016 merupakan acara yang diselenggara­ kan Disperindag di bawah naungan IATT (Industri Alat Transformasi dan Teknologi) dan sudah berjalan semenjak 4 tahun lalu. Ke p a l a D i s p e r i n d a g , Moch. Ardi mengatakan, ide event ini bertujuan mengem­ bangkan industri kreatif dan memberikan wadah serta mendukung animator-ani­ mator muda Indonesia untuk terus berkarya. “Melalui acara ini, kami be­ rencana menggandeng media untuk menampilkan karya anak bangsa ini,” pungkas Ardi.nretha

Tulungagung sebagai “Kabupaten Layak Anak” Peringati HAN 2016

Bupati Syahri Mulyo menyapa anak-anak di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa.

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

Puncak kegiatan per­ ingatan Hari Anak Nasional (HAN) merupakan salah satu media untuk menumbuh kembangkan potensi anak agar tumbuh menjadi gen­ erasi penerus yang berkuali­ tas serta memiliki jiwa bangsa sebagai anak Indonesia. Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa dipa­ dati ratusann anak-anak TK, SD, SMP dan SMA sederajat se- Kabupaten Tulungagung untuk mengikuti puncak per­ ingatan HAN tahun 2016 yang dihadiri oleh Bupati dan wakil Bupati serta unsur Forko­ pimda, Senin (29/8/2016). Bupati Syahri Mulyo, SE., MSi., mengatakan Kabu­

paten Tulungagung telah 4 kali memperoleh penghar­ gaan sebagai “Kabupaten Layak Anak” dari Pemerintah Pusat. “Janganlah kita terlena, tetapi harus semakin diting­ katkan unsur – unsur yang da­ pat menciptakan terpenuhin­ ya hak anak,” pinta Bupati. Kabupaten Layak Anak tidak berarti tidak ada ka­ sus yang melibatkan anak, tetapi bagaimana kasus-kasus tersebut dapat diselesaikan dengan tetap memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak. “Kita juga bersyukur bah­ wasannya dipenghujung ta­ hun 2015 kemarin tepat­

nya tanggal 23 Desember 2015 kita telah melaunching sebuah Unit Layanan Ter­ padu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT-PSAI) yang merupakan satu – satu­ nya di Indonesia. Lembaga ini berusaha untuk memberikan layanan terbaik serta komper­ hensif terhadap kasus – kasus yang dialami oleh anak – anak di Tulungagung,” ungkap Bu­ pati Syahri. Bersama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlind­ ungan Perempuan dan Anak (PPT-PPA) Pemerintah Ka­ buapten Tulungagung te­ lah berusaha keras untuk memberikan layanan atas kasus yang menimpa Perem­

puan dan Anak melalui Tim Koordinasi yang terdiri dari semua SKPD, unsur penegak Hukum, LPA, Sakti Peksos, TKSK dan lembaga lainya. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung No 10 Tahun 2009 tentang Per­ lindungan Anak. Kegiatan ini dimeriahkan tari kreasi anak, musik blu band, pantomin, drum band dan penguku­ han DPA (dawen perwakilan anak). Acara semakin meriah ke­ tika anak anak SMP negeri 2 Tulungagung membunyikan gemelan dengan menampi­ lakn 6 sinden siswi sekolah tersebut.nnang


hukrim

11

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Siarkan Piala Dunia Tanpa Izin Cuma Diganjar Rp 100 Juta Dua hotel menayangkan pertandingan piala dunia yang dikemas dengan acara nonton bareng tanpa izin PT ISM sebagai pemegang hak siar tunggal. Tapi keduanya cuma diganjar Rp 100 juta oleh PN Surabaya.

p

utusan sidang gu­ gatan yang diaju­ kan oleh PT Inter Sport Marketing (ISM) terhadap Conrad Bali Resort & Spa dan Hotel Risata Bali Resort & Spa yang menayangkan pertand­ ingan tanpa izin pada Piala Dunia 2014 Brazil, dirasa jauh dari unsur keadilan. Sebab kedua Hotel tersebut menayangkan pertandingan piala dunia yang dikemas den­ gan acara Nonton bareng (No­ bar) tanpa izin PT ISM sebagai pemegang hak siar tunggal. “Hakim telah menyatakan tergugat bersalah, namun putusan yang mengahruskan mereka membayar ganti rugi Rp 100 juta, itu terlalu kecil,” terang kuasa hukum PT ISM Boturani Adikasih usai sidang yang digelar di ruang Kartika Pengadilan Negeri Surabaya, Jumat (02/09/2016). Boturani menjelaskan le­ bih lanjut, untuk bisa menda­ patkan lisensi dari Federation International de Football Association (FIFA) sebagai pemilik lisensi 2014 FIFA World Cup Brazil, PT ISM harus mengeluarkan dana

sebesar US$ 54 juta atau se­ tara dengan Rp 700 miliar. FIFA dalam perjanjian­ nya dengan PT ISM, masih memberikan aturan-aturan yang sangat ketat dan harus dipatuhi. Namun begitu terjadi pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI), majelis ha­ kim hanya menghukum kedua tergugat untuk membayarkan biaya penayangannya saja. Jadi, lanjut Boturani, jum­ lah ganti rugi sesuai putusan pengadilan itu sangatlah kecil dan tidak sebanding dengan kerugian yang harus diderita PT ISM atas pertandingan ak­ bar yang digelar setiap empat tahun tersebut. “Kami menemukan per­ tandingan antara Italia vs Costa Rica yang ditayang­ kan Conrad Bali Resort dan pertandingan sepak bola antara Honduras vs Switzer­ land yang di tayangkan Risata Bali Resort,” paparnya. “Putusan ini sangatlah jauh dari keadilan, kenapa begitu? Karena mereka telah menayangkan pertandingan tanpa izin. Dari acara Nobar yang dilakukan secara ilegal itu mereka telah meraup ke­

Janin 5 bulan dibuang ke TPA Benowo

Petugas memasukkan jenazah janin berusia 5 bulan yang dibuang ke TPA Benowo ke dalam ambulans.

Penemuan mayat bayi menggegerkan sejumlah pe­ mulung yang berada di Tem­ pat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (31/8/2016). Saat ditemukan, kondisi bayi yang masih berupa janin itu dibungkus kardus dan di­ lapisi selimut. Awalnya Wahyudi dan Totok, pemulung yang mene­ mukan janin meninggal, bek­ erja seperti biasanya mencari nafkah di TPA tersebut. Seki­ tar pukul 14.30 WIB mereka menemukan kardus. Keduan­ ya tak menaruh curiga bahwa di dalam kardus tersebut berisi janin bayi yang sudah meninggal. Setelah dibuka betapa kag­ etnya mereka berdua melihat ada janin bayi masih lengkap

dengan ari-arinya. Mendapat temuan tersebut Wahyudi dan Totok melaporkan ke Nasrawi koordinator security di TPA Benowo, dan dari Nasrawi langsung di teruskan untuk dilaporkan ke Polsek Benowo. Kapolsek Benowo Kompol Sofwan yang ditemui saat di lokasi kejadian pihaknya mem­ benarkan temuan mayat janin bayi berumur sekitar 5 bulan di dalam kardus beralaskan selimut. “Saya memperkirakan jasad bayi ini berumur 5 bulan, dan bayi tersebut diperkirakan dibuang oleh orang tuanya sekitar 2 hari lalu,” tambah­ nya. Sementara itu jasad bayi tersebut langsung dibawa petugas ke RSUD Dr. Soetomo untuk ditangani lebih lanjut oleh pihak medis.nnanda

Ibu Rumah Tangga Pengedar Narkoba Divonis Enam Tahun Susanti (40), warga Jl Kupang Gunung Jaya VII menangis setelah mendengar putusan vonis 6 tahun penjara dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya. Vonis terh­ adap ibu rumah tangga yang menjadi pengedar narkoba ini lebih ringan dua tahun dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ririn Indra­ wati. “Yang memberatkan, ter­ dakwa telah melawan hukum dengan kepemilikan Narkoba golongan I jenis shabu. Dan yang meringankan, selama ini terdakwa tidak pernah dihukum dan bersikap baik selama persidangan,” terang Majelis Hakim Rochmad da­ lam amar putusannya, Rabu (31/8/2016). “Setelah mempertimbang­

kan, terdakwa dijatuhi huku­ man 6 tahun penjara dipotong masa tahanan,” tegas Rohmad yang sempat menawarkan terdakwa untuk mengajukan banding. Mendengar putusan terse­ but, terdakwa tidak kuasa menahan air matanya dan setelah berdiskusi dengan penasehat hukumnya me­ nyatakan masih pikir pikir dulu. “Saya pikir-pikir dulu pak Hakim,” ujarnya dengan nada lemah. Terdakwa ditangkap oleh Anggota Satreskoba Pol­ restabes Surabaya di rumah­ nya pada 16 April 2016. Sete­ lah dilakukan penggeledahan petugas mendapati satu klip plastik berisi sabu seberat 1,09 gram yang disimpan di kursi dapurnya.nrofik

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

Kuasa hukum PT Inter Sport Marketing (ISM) Boturani Adikasih saat menghadiri sidang putusan perkara penayangan pertandingan sepakbola Piala Dunia.

untungan,” tambahnya. Boturani memaparkan, jika melihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan peng­ gugat untuk bisa mendapat­ kan lisensi dari FIFA, majelis hakim yang diketuai Harijan­ to tersebut harusnya bersikap adil seperti putusan yang pernah dibuat majelis hakim yang diketuai Sudarwin, tang­ gal 30 Juni 2015 lalu. Dalam putusan Pengadi­ lan Niaga Surabaya Nomor:

09/HKI.HAK CIPTA/2014/ PN.Niaga Surabaya tertanggal 30 Juni 2015, dengan tergu­ gat 1 PT Bhavana Andalan Klating, tergugat 2 Alila Villa Soori, majelis hakim yang terdiri dari Sudarwin (Ket­ ua), Ari Jiwantara (anggota) dan Harijanto (anggota), menghukum kedua tergugat membayar ganti rugi kepada penggugat sebesar Rp 2,5 miliar dengan rincian denda 10 x harga lisensi Rp 100 juta

sebesar Rp 1 miliar ditambah ganti rugi materiil sebesar Rp 1,5 miliar. “Selain itu, majelis hakim masih menghukum kedua ter­ gugat untuk membayar secara tanggung renteng uang paksa kepada penggugat sebesar Rp 500 ribu perhari sejak putu­ san ini mempunyai kekuatan hukum,” ungkapnya. “Putusan ini sebenarnya masih jauh dari ganti rugi yang kami ajukan dalam gu­

gatan kami kepada kedua tergugat sebesar Rp 37 mil­ iar. Namun, majelis hakim yang diketuai Sudarwin ini masih mempertimbangkan adanya kerugian imateriil yang diderita penggugat dita­ mbah dengan dikabulkannya pembayaran uang paksa atau dwangsom, “ papar Boturani. Dengan hanya dikabulkan­ nya biaya ganti rugi sebesar Rp 100 juta, Rani menga­ takan, majelis hakim yang

diketuai Harijanto ini hanya menghukum kedua tergu­ gat untuk mengganti biaya lisensi hak siar penayangan pertandingan sepak bola Pia­ la Dunia 2014 saja sebab Rp 100 juta tersebut adalah biaya yang harus dibayarkan untuk sekelas hotel bintang 5 jika ingin menayangkan pertan­ dingan sepak bola Piala Dunia 2014 di Brazil. Boturani menambahkan, untuk itu, tim penasehat hukum PT. ISM memohon kepada 2 majelis hakim yang masih menyidangkan 5 hotel bintang 5 lain yang men­ jadi tergugat dalam guga­ tan penayangan sepak bola Piala Dunia 2014 dimana perkaranya masih berjalan di Pengadilan Niaga Surabaya lebih arif dan bijaksana ketika menghukum para tergugat, dalam putusannya kelak. Jika nantinya para ter­ gugat terbukti bersalah dan tindakan para tergugat itu adalah perbuatan melawan hukum, selain mengharuskan para tergugat membayar bi­ aya penayangan atas pertan­ dingan sepak bola yang sudah mereka tayangkan, majelis hakim juga harus menghu­ kum para tergugat untuk membayar uang royalti, ganti rugi imateriil kepada peng­ gugat serta membayar uang paksa atau dwangsom yang setimpal dengan perbuatan­ nya.nrofik

Balita 4 Tahun Dicabuli Sahabat Ibunya Sendiri Aksi bejat M.Azis (24), warga Jalan Banyu Urip Sura­ baya akhirnya berakhir di dinginnya penjara usai ter­ tangkap basah mencabuli balita sahabatnya sendiri. Dia mencabuli balita beru­ sia 4 tahun, sebut saja na­ manya Bunga, yang tak lain adalah anak sahabatnya sejak dari sekolah dasar. Awalnya, pelaku kerap bermain dengan korban ynag tinggal di Jalan Simo Gunung Kramat. Entah apa sebabnya, muncul rasa suka terhadap Bunga. Hingga pada suatu ketika si Bunga sedang buang Air Besar (BAB). Pelaku pun mencoba mendekati korban dengan

cara berpura-pura membasuh tubuh korban yang dilanjut­ kan dengan memegang payu­ dara Bunga hingga merabaraba kemaluan Bunga. Tak lama kemudian, ibu korban pun curiga karena Bunga mengeluh sakit di perutnya. Bocah lugu itu pun membuat pengakuan mengejutkan ten­ tang perbuatan bejat pelaku. Azis sendiri mengaku su­ dah melakukan pencabulan sebanyak empat kali. “Rasa sayang saya ke Bunga se­perti anak sendiri, kadang kalau ibunya nyuruh nye­ bokin ya saya yang cebokin,” kelit M.Azis. Kasatreskrim Polrestabes

Surabaya AKBP Shinto Si­ litonga mengungkapkan pihaknya akan mengecek kejiwaan tersangka. Pasalnya, rasa suka yang ditunjukkan Azis tak wajar. “Rencananya kita akan memanggil psikiater dari Polda Jatim. Tidak lazim me­ mang dimana seorang dewasa menaruh suka dan sayang ke­ pada balita berumur 4 tahun,” pungkasnya. Sementara itu tersangka akan dijerat dengan Pasal 82 ayat (1) UU Perlindungan Anak dengan ancaman huku­ man penjara paling sedikit 5 tahun dan paling lama 15 tahun.nnanda

Azis digelandang usai mencabuli anak sahabatnya semasa SD.

Kakek Bergelar Haji Cabuli Cucunya Sendiri Kakek 70 tahun ini me­ mang tidak bisa dijadikan panutan meski sudah bergelar haji. Bukannya meningkatkan ibadah, Muhammad Kosim (70) malah tergoda dan beru­ saha mencabuli cucunya yang masih berusia enam tahun. Ceritanya, Kosim yang asal Jakarta sengaja datang ke ru­ mah adiknya di Tambak Dono, Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal Surabaya. Pelaku yang baru datang dua minggu lalu in­ gin mengantarkan adiknya yang akan pergi haji. Pelaku tinggal dengan menantu adiknya. Hubungan dekat antara pelaku dengan Bunga (bukan nama sebenarnya) membuat keluarga korban tak menaruh curiga. Apalagi pelaku yang terlihat taat beribadah. Entah setan apa yang mera­ suki Kosim. Suatu malam pelaku melihat korban tidur telungkup di kamarnya. Me­ lihat paha korban membuat nafsu birahinya memuncak. Kosim masuk kamar kor­

Muhammad Kosim (70) tergoda untuk mencabuli cucunya yang masih berusia enam tahun.

ban, mematikan lampu dan menggesek-gesekan kemalu­ annya ke paha pelaku. “Beruntung aksi bejat pelaku tertangkap basah ayah korban yang pada saat itu curiga kar­

ena pelaku yang menuju kamar mandi dan tak juga kembali. Ayah korban yang melihat ka­ mar putrinya dalam keadaan gelap gulita, datang untukn me­ nyalakan lampu kamar terse­

but. etapa kaget ayah korban melihat Kosim yang pada saat itu telanjang diatas korban,” ujar Kapolsek Pakal Kompol Wijanarko, Selasa (30/8/2016). Saat Kosim dia ditanya, ia

mengaku baru pertama kali melakukan perbuatan bejatnya ini. “Saya tergoda setelah melihat paha Bunga yang terlihat saat tidur terlungkup,” aku Kosim. nnanda

Tersangka Pencurian Ngaku Bayar Rp 14 Juta ke Oknum Polisi Mengaku sudah mem­ beri uang Rp 14 juta kepada oknum penyidik Sat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, agar tak ditahan, Mu­ nirah warga Jl Sawah Pulo DKA III, pelaku kasus pen­ curian menolak dan bahkan berontak saat hendak dibawa ke Rutan Medaeng oleh petu­ gas Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak.

Dalam penyerahan tahap II dari penyidik Sat Reskrim Pol­ res Pelabuhan Tanjung Perak ke Kejari Tanjung Perak itu, tersangka terus menolak naik mobil tahanan yang akan men­ girimnya ke Rutan Medaeng. Munirah bahkan berteriak bahwa dirinya sudah menyer­ ahkan uang Rp 14 juta kepada penyidik Sat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, se­

hingga dirinya tidak ditahan. “Tolong saya pak, saya sudah memberikan uang Rp 14 juta ke­ pada pak Rudi Suganda,” ujarnya sambil terus berontak. Jaksa Kejari Tanjung Per­ ak akhirnya melakukan upaya paksa dengan membawanya ke Rutan Medaeng guna men­ jalani penahanan dalam wak­ tu 20 hari ke depan, sambil menunggu jadwal sidang.

Kasi Pidum Kejari Tanjung Perak Anggara Suryanagara saat dikonfirmasi, mengatakan telah disangkakan melang­ gar pasal 362 KUHP tentang pencurian. “Tersangka tetap kami tahan, meski sempat tidak dilakukan penahanan di Kepolisian. Sesuai dengan pasal yang disangkakan, kami mempunyai kewenangan un­ tuk menahannya,” terangnya.

Kasus pencurian Munirah sendiri bermula dari arisan. Tersangka telah menitipkan uang Rp 1 juta terhadap kor­ ban namun tidak disetorkan. Saat ditagih, korban selalu berjanji. Karena tak sabar, tersangka kemudian meram­ pas motor korban sehingga dirinya dilaporkan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. nrofik


12

HELLO PACITAN 2016 FLAMING OF THE SEA Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Seorang surfer menunjukan skillnya di kompetisi Flaming of The Sea 2016. Peselancar profesional Bruce Irons menjadi cover majalah Waves saat berselancar di pantai Watukarung.

Keindahan pantai Watukarung Pacitan yang mengundang decak kagum.

Pantai Watukarung Ajang Unjuk Kebolehan Peselancar Dunia Oleh: Sukma Sonata Mereka datang ke Pacitan tidak berburu batu akik, tapi juga berburu ombak. Ya, benar-benar ombak untuk dinaiki menggunakan papan selancar.

k

abupaten Pacitan kini menjadi semakin terkenal bukan hanya sebagai daerah penghasil batu akik untuk mata cincin dan leontin kalung. Sejak dulu, daerah kabupaten di ujung barat Provinsi Jawa Timur ini, memang memiliki citra sebagai daerah batu akik yang tersohor. Bahkan, di benak orang

luar daerah itu, jika ditanya tentang Pacitan, yang terbayang adalah batu akik, dan jawabannya pasti mengarah ke sana: Pacitan ya, akik. Tapi, itu dulu. Ya, itu dulu. Kini Pacitan lain dari yang dulu. Kini orang datang ke Pacitan bukan semata berburu batu cincin itu. Mereka yang datang bukan hanya penggemar atau kolektor akik saja. Kini, mereka yang datang

ke Pacitan untuk berburu ombak. Lho kok ombak? Ya, benar-benar ombak. Mere­ka datang ke Pacitan kini ada yang mencari ombak untuk dinaiki menggunakan papan selancar. Maklumlah, me­reka adalah pa­ ra peselancar atau surfer. Dan di Pacitan, tersedia berbagai variasi ombak yang bisa dipilih sesuai selera peselancarnya. Ada ombak yang cocok untuk peselancar pemula seperti di pantai Pancer. Ada pula gulungan

ombak setinggi dua hingga empat meter, seperti di pantai Watukarung,yang dipilih peselancar profesional. Mereka bermain-main dengan papan selancarnya, dan tubuhnya meliuk-liuk bak penari mengikuti irama gelombang Laut Selatan, yang diiringi musik alam desau angin bercampur debur ombak yang terdengar mendebarkan itu. Semakin terkenalnya Pacitan di dunia internasional, dan semakin banyaknya para peselancar mancanegara yang

datang ke pantai di daerah batu akik itu, di pantai Klayar, salah satu spot selancar di Pacitan, pada Agustus tahun 2016 ini diadakan kompetisi selancar internasional, Asian Surfing, yang diikuti 60 peserta dari bebagai negara. Seperti dari Brasil, Jepang, Thailand, Prancis, Swedia dan Australia. Ajang adu kebolehan menaklukkan gulungan ombak para peselancar internasional itu, merupakan rangkaian dari Hello Pacitan 2016 Flaming of The Sea untuk mempromosikan Pacitan ke seluruh dunia.

Surga Tersembunyi di Pantai Watukarung Wilayah Kabupaten Pacitan yang berbatasan deng­an tiga kabupaten,yakni Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di Timur, dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di sebalah barat. Selain berbatasan dengan tiga kabupaten tersebut, Pacitan merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan dengan Samudra Indonesia di sebelah selatan. Maka, tak mengherankan, jika daerah Pacitan memiliki banyak pantai yang masih alami. Daerah tempat kelahiran mantan Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono–yang kerap disapa SBY—ini, memang terkenal memiliki keindahan alam yang luar biasa. Keindahan alam pantai dan goa menjadi salah satu pilihan wisata favorit bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Kabupaten Pacitan memiliki garis pantai sepanjang 75 km,dan itu meliputi enam kecamatan. “Memang pantainya tidak setenar pantai Kuta, Bali. Tapi soal keindahannya boleh diadu,” kata Wasi Prayitno, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga. Pemandangan Pantai Watukarung tampak sangat indah. Dari kejauhan, terlihat pemandangan batuan karang besar yang berjejer, dan dihiasi kehijauan tumbuhan. Pasir pantai yang putih bersih masih terbebas dari sampah berserakan. Itu menjadikan pemandangan pantainya begitu menyegarkan. Air laut yang berwarna hijau di tepian dan jernih, membuat karang-karang serta biota laut yang berada di bawahnya kelihatan tanpa kita harus menyelam. Pantai Watukarung yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia menjadikan pantai ini memiliki-

Pantai Watukarung, Pacitan kini yang dipilih peselancar profesional karena variasi ombaknya yang bisa dipilih sesuai selera peselancar.

Wiwit Peni Dwi Antari, Kepala Desa Candi yang juga Sekretaris Asosiasi Sadar Wisata Provinsi Jawa Timur.

ombak yang begitu besar. Itulah sebabnya, pantai ini menjadi salah satu spot tempat surfing ( berselancar) yang dianggap cocok bagi peselancar profesional. Namun,gulungan ombak yang besar itu tidak sampai mencapai bibir pantai. Keadaan di bibir pantai ombaknya cukup landai, sehingga pengun-

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

jung bisa bermain-main air di bagian pinggiran pantai itu. Para peselancar yang datang bukan hanya berasal dari Indonesia saja, tapi juga dari berbagai negara di dunia. Ini menjadikan pantai Watukarung sebagai surga surfing di Indonesia, selain Banyuwangi dan Bali. Jadi, jangan heran bila Anda berkunjung ke sana akan menemui banyak bule yang sedang menaklukan ombak dengan papan selancarnya. Selain kegiatan surfing yang banyak dilakukan orang bule, di sana juga akan ditemui kegiatan warga sekitar memancing di laut. Tak jauh dari pantai itu juga ada sebuah dermaga yang dipenuhi oleh kapal-kapal nelayan. Di situ juga terdapat bangunan TPI (tempat pelelangan ikan ) yang menawarkan berbagai ikan hasil tangkapan para nelayan. Obyek wisata pantai Watukarung tepatnya berada di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Untuk mencapai kawasan wisata ini para pengunjung menempuh perjalanan kurang lebih 40 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat daya. Tiket masuknya terbilang cukup

murah, hanya Rp5.000. “Ini berdasarkan Perda (Per­a­turan Daerah) yang baru. Kalau untuk wisatawan domestik rata-rata Rp5.000. Tahun kemarin masih Rp3.000 Karena tempat wisata ini masih dalam masa pembangunan, jika ada pengunjung ingin menginap di kawasan pantai Watukarung bisa menginap di homestay (tempat penginapan) yang dikelola oleh warga sekitar. Tapi penginapan di sini masih tergolong sederhana dan belum memiliki fasilitas yang lengkap seperti hotel. Walaupun hanya menginap di tempat yang sederhana, selain menikmati keindahan alam pantai,pengunjung juga bisa merasakan keramahan warga sekitar Pantai Watu Karung ini,” ujar Wiwit Peni Dwi Antari, Kepala Desa Candi yang juga Sekretaris Asosiasi Sadar Wisata Provinsi Jawa Timur. Bagi para pecinta olahraga selancar, menemukan pantai yang memiliki ombak besar dan stabil merupakan kebahagiaan tersendiri. Kebahagian itu didapat dengan meningkatnya adrenalin ketika tubuh meliuk-liuk di atas papan selancar, di atas ganasnya gelombang lautan. Apalagi, jika spot selancar

itu belum banyak diketahui oleh orang banyak. Indonesia sebagai surganya pantai di dunia memiliki banyak sekali surga tersembunyi di berbagai sudut daerahnya. Salah satunya adalah pantai Watukarung ini. Selain tekenal dengan ombaknya yang sangat pas untuk dijadikan sarana surfing, Pantai Watukarung juga terkenal karena keindahan alamnya yang masih alami. Suasa­ nanya masih sepi. Tidak se­ perti pantai di Pulau Bali yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan. Suasana yang sepi ini, tentunya, sangat cocok untuk pengunjung yang ingin refreshing, karena suasananya bisa menyegarkan. Pantai Watukarung menawarkan ombak berkelas in­t ernasional untuk para pecinta selancar. Bahkan, om­baknya sampai mencapai ketinggian hingga 4 meter. Sehingga peselancar kelas dunia seperti Bruce Irons tertarik untuk mencoba berselancar di pantai ini. Berkat foto Bruce yang berselancar di Watuka­ rung dijadikan sebagai cover majalah internasional Waves, banyak sekali peselancar dari berbagai dunia kemudian tertarik untuk datang ke tempat indah di Pacitan ini.

Surfer Taina Izqueirdo naik podium di Hello Pacitan 2016.

Di Sana Ada Putri Samudra Ada sebuah pemandangan menarik yang menjadi bagian daya tarik lain di kawasan Pantai Watukarung ,yaitu sebuah tempat yang dikenal dengan nama Putri Samudra. Di tempat ini terdapat tebing karang, yang bentuknya menyerupai bentuk kepala seorang perempuan yang menghadap ke laut lepas. Batu karang “Sang Putri Samudra” memakai mahkota dengan rambut terurai. Yang lebih menariknya lagi, jika tebing karang ini di lihat dari sisi yang berbeda akan tampak seperti sebuah kura kura. Inilah yang menjadi salah satu keunikan dari Pantai Watukarung di Pacitan ini. Batu karang “Sang Pu-

Bupati Pacitan Indartato resmi membuka event yang bertajuk Hello Pacitan 2016 Flaming of the Sea.

tri Samudra”seperti seorang putri yang memakai mahkota dengan rambut terurai lepas. “Sang Putri Samudra” berdiri kokoh di atas pantai pasir putih, dan menjadi pemandangan menonjol. Putri yang dilahirkan dari bentukan keindahan alam ini dapat terlihat jelas dari sisi timur pantai. Dan pengunjung harus menaiki anak tangga ke bukit untuk mencuri pandang keelokan wajah sang putri. Akses jalan menuju ke lokasi wisata ini bisa di tempuh dengan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat. Sebab, di sana belum ada angkutan umum yang khusus menuju lokasi pantai ini. Namun, di sana ada penyewaan kendaraan. Untuk rute perjalanan ke sana, jika Anda berangkat dari pusat kota dan menggunakan mobil, waktu perjalanan sekitar satu hingga dua jam. Karena jalan menuju ke tempat ini masih belum bisa dikatakan baik, pengunjung harus berhati-hati, karena melewati jalanan kecil dan banyak lubang. Bukan hanya itu saja. Sepanjang jalan yang kurang kebih 40 km ini, pengun­jung akan menemukan banyak sekali tikungan tajam dan tanjakan atau turunan yang membutuhkan sikap hati-hati pengemudi kendaraan.***


konspirasi

13

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Hitler Meninggal di Surabaya? Benarkah ini makam orang yang pernah menjadi momok pada Perang Dunia II yang ditakuti oleh negara-negara besar seperti Amerika, Rusia, Perancis dan Inggris sekaligus?

m

enurut catatan Kantor Admin­ trasi Pemaka­ man Ngagel, seorang pria bernama dr. G. A. Poch dimakamkan pada tanggal 16 Januari 1970 di usia 74 tahun. Dia meninggal dunia akibat serangan jantung pada tanggal 15 Januari 1970 di RS Karang Menjangan Surabaya. Sebelum dikuburkan jenaz­ ahnya sempat dishalatkan di Mesjid Darmawangsa Sura­ baya dan kemudian di bawa ke areal pemakaman Ngagel. Pria itu diyakini seba­ gai Adolf Hitler – sang pe­ mimpin Nazi Jerman yang terkenal itu. Bagaimana bisa ‘diktator Jerman’ dan tentara Nazi masuk ke Indonesia? Mungkin tidak banyak yang tahu, Jerman adalah sekutu Jepang saat Perang Dunia II. Tentara Nazi datang ke Indo­ nesia setelah Belanda meny­ erah kepada Jepang tahun 1942 lalu. Mereka menggunakan sejumlah kapal selam dengan menyelami Samudera Hindia, Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Malaka sepan­jang 1943-1945. Beroperasinya kapal selam merupakan perintah Fuehrer Adolf Hitler kepada Panglima Angkatan Laut Jerman (Kriegs­ marine), Admiral Karl Doenitz. Tujuannya, membuka blo­ kade lawan yang dibutuhkan Jepang yang kala itu sedang

menduduki Indonesia dan Ma­ laysia. Jepang sendiri akhir­nya menyerah kepada sekutu pada 1945. Pasca menyerahnya Jepang, tentara Jerman yang masih tersisa di Indonesia kemudian hidup tidak menentu. Mereka pindah ke pemukiman di seki­ tar perkebunan teh di kawasan Cikopo, Megamendung, Bogor hingga akhir hayatnya. Sepuluh tentara Jerman di­ makamkan di pemakaman Arca Domas, dua diantaranya tidak dikenal. Mereka meninggal karena menderita sakit maupun akibat tindak kekerasan. Makam tersebut berada kurang lebih pada ketinggian 1.000 meter dekat kota Bogor, atau sekitar 70 km selatan Jakarta. Jalan menuju lokasi kecuali beberapa meter terakhir telah diaspal. Pada awal abad ke-20 daerah tersebut merupakan bagian dari suatu perkebunan teh yang besar milik dua bersaudara asal Jerman Emil dan Theodor Helfferich (kakak tertua mere­ ka Karl Helfferich pada masa Perang Dunia I menjabat seba­ gai Menteri Keuangan, Men­ teri Dalam Negeri dan Wakil Kanselir Jerman). Pada tahun 1926 mereka mendirikan tugu peringatan untuk mengenang Skuadron Kekaisaran Jerman di Asia Timur. Monumen terse­ but masih berada di tempat tersebut dan merupakan bagian dari makam.

Makam Dr Poch di Pemakaman Umum Muslim Ngagel Utara, Jalan Bung Tomo, Surabaya.

Jenazah yang diduga Hitler menembakkan diri dan menjadi misteri dunia.

Jenazah dr Poch atau Hitler ditunggui istrinya Nyonya S.

Kematian yang Menjadi Misteri Dunia Akan halnya dr Poch, yang diduga sebagai Hitler, tidak banyak yang tahu bagaimana ia bisa terdampar di Sumbawa Be­ sar, Nusa Tenggara Barat. Saksi mata Ahmad Zuhri Muhtar yang bermukim di Sumbawa Besar hanya menuturkan dia pertama kali melihat dr Poch saat sebuah kapal asing ‘Hope’ merapat di Sumbawa Besar. Ka­ pal itu membawa obat-obatan dan menyediakan pengobatan gratis. “Saya ingat, para penum­ pang dan kru-kru kapal dibawa turun melihat karapan kerbau di dekat rumah saya. dr Poch juga ada di komunitas itu,” tambah dia. Ahmad yang pernah men­ jadi pasien dr Poch tidak bisa memastikan apakah Poch adalah Hitler. Meski begitu, dia mengakui ada kemiripan Poch dengan foto Hilter yang dia lihat di sejumlah media dan buku. Kata Ahmad, harus ada kajian yang lebih ilmiah. Ba­

gaimanapun, Hitler adalah sosok besar dalam sejarah yang layak diungkap kehidupannya. “Saat ini soal Hitler seakan terabaikan. Padahal kalau mau menguak kisah ini sudah ada pintu masuknya, dokter Poch di Sumbawa besar dan makam­ nya di Ngagel,” kata Ahmad. Spekulasi Hitler atau dr Poch meninggal di usia tua di Surabaya, Indonesia diawali ar­ tikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo — dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah ber­ tugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar. Kata Sosrohusodo, Poch, dokter tua Jerman yang dia temui di Sumbawa adalah Hitler. Bukti-bukti yang dia­ jukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal — dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian tangan­ nya, kata Sosrohusodo, tangan

kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya — yang ditemu­ kan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler beru­ sia 71 tahun. Menurut Sosrohusodo, dok­ter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan. Poch diketahui meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel. Namun, fakta di mana ‘sang Fuhrer’ menghabiskan akhir hayatnya belum bisa dipasti­

kan sampai saat ini. Ada yang yakin Hitler tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Ada juga versi lain, bahwa pemimpin Nazi ini meninggal di Argenti­ na, Brazil, atau sebuah tempat di Amerika Selatan. Versi yang paling populer menyebutkan bahwa Hitler tewas bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet. Meski sejumlah ahli seja­ rah ragu Hitler menembak dirinya, dan menduga hal itu hanyalah propaganda Nazi un­ tuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan. Namun, lubang pada potongan tengkorak itu tampak menguatkan argumen tersebut ketika tengkorak itu dipamer­ kan di Moskow tahun 2000. Penyebab dan kapan mati­ nya Hitler ada versi Jerman, versi Rusia, dan versi para peneliti atau ilmuwan. Dari berbagai versi itu

akhir­­n ya dilakukan anali­ sis DNA terhadap potongan tengkorak itu oleh peneliti Amerika, dan mereka menyat­ akan, “Kami tahu tengkorak itu berhubungan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun,” kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari Dailymail. “Tulang itu kelihatan sangat tipis, tulang tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana lempengan tengkorak itu menyatu tampak berhubungan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun.“ Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti seja­ rah kematian Hitler men­ jadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi harus memikirkan kembali kemungkinan-kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti mungkin saja Hitler tidak mati dalam bunker.

ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang men­ jatuhkan hukuman mati ter­ hadapnya pada tahun 1947. “Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruh­ nya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negaranegara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pela­ rian Nazi!” tandasnya. Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemah­ kannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan su­ dah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan. Di dalamnya berkisah ten­ tang “Kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg ”. Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amer­ ika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejarkejar oleh pihak keamanan. Di dalamnya juga terda­ pat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjuk­ kan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini meru­ pakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam litera­ tur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan. Dari singkatan-singkatan

itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemu­ dian dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salz­ burg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta! Ia mengutip salah satu tu­ lisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desem­ ber, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr Poch yang menye­ butkan bahwa paspor berno­ mor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelar­ ian Hitler dari Jerman ke tem­ pat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkap­ kannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah! Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk men­ coba mengungkap segala ses­ uatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayam­ nya dr. Poch. Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat pe­ nelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak untuk meluruskan sejarah yang sebenarnya.ndbs

Tidak Ada Holocaust Orang-orang Yahudi Jika ada yang rajin me­ nyim­p an klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” seki­ tar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pen­ galamannya bertemu dengan dr Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak ta­ hun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung. Andai saja benar dr Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ke­ tika Sosro berbincang dengan­ nya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler di­ lahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat mis­ terius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sep­ ertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakul­ tas Kedokteran Universitas In­ donesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal ru­ mah sakit Hope. Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro men­ genai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, bukanlah suatu kesenga­ jaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja. Meskipun begitu, ia me­ nyimpan beberapa catatan me­ngenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak mem­ w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

bantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengan­nya di sebuah pulau kecil d Indonesia (Sumbawa)! Lalu Sosro mengenang kem­ bali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu me­ mujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ (Ho­ locaust) orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Ameri­ka yang menyebutkannya. Sebelumnya ahli politik Jepang, Richard Koshimizu, yang telah mendirikan partai politik bernama “Independence Party” mempunyai sebuah situs web di mana dia menyatakan bahwa tidak ada satupun orang Yahudi yang dibunuh pada peris­tiwa Holocaust saat Perang Dunia II, dan bahwa Hitler dibiayai dan dilindungi oleh organisasi Yahudi. Menurutnya, Hitler adalah cucu dari Salomon Meyer Rothschild, dan diktator dari Nazi ini dibiayai oleh Roth­ schild dan organisasi Yahudi lainnya. Koshimizu menulis bahwa Hitler melarikan diri ke Indonesia pada akhir pepe­ rangan — setelah dia melihat bahwa tujuan zionis mendi­ rikan negara Yahudi (Israel) telah berhasil. Dia tinggal di Indonesia, dilindungi oleh masyarakat Yahudi di sana. “Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia men­ jawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyela­

matkan diri masing-masing,” tutur Sosro. Di sela-sela obrolan, dr Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut. Yang membuat Sosro terke­ jut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr Poch. Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penya­ kit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman. “Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goeb­ bels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud deng­an Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memang­ gil dr Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupa­ kan kependekan dari Adolf! Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerin­ tahan di pulau Sumbawa Besar! Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kem­ bali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberi­ tahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini. Namun karena terus dibujuk,

Dr Poch dan Nyonya S duduk di kursi. Menjelang pernikahan itulah, dikatakan Dr Poch menjadi seorang Muslim dan mengganti namanya dengan nama Abdul Kohar. Mereka kemudian pindah ke Surabaya.

sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang. Begitu juga dengan doku­ men-dokumen tertulis pening­ galan suaminya kemudian dise­ rahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S dike­ tahui bahwa dr Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjan­ gan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel. Selain itu ada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu. Terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lain­ nya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S. Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing

nomor itu ditandai dengan lam­ bang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegas Sosro den­ gan suara yang agak parau. Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam seja­ rah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain dise­ butkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132. Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat deng­ an Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pela­ rian Klaus Barbie dari Jerman


konspirasi

13

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Hitler Meninggal di Surabaya? Benarkah ini makam orang yang pernah menjadi momok pada Perang Dunia II yang ditakuti oleh negara-negara besar seperti Amerika, Rusia, Perancis dan Inggris sekaligus?

m

enurut catatan Kantor Admin­ trasi Pemaka­ man Ngagel, seorang pria bernama dr. G. A. Poch dimakamkan pada tanggal 16 Januari 1970 di usia 74 tahun. Dia meninggal dunia akibat serangan jantung pada tanggal 15 Januari 1970 di RS Karang Menjangan Surabaya. Sebelum dikuburkan jenaz­ ahnya sempat dishalatkan di Mesjid Darmawangsa Sura­ baya dan kemudian di bawa ke areal pemakaman Ngagel. Pria itu diyakini seba­ gai Adolf Hitler – sang pe­ mimpin Nazi Jerman yang terkenal itu. Bagaimana bisa ‘diktator Jerman’ dan tentara Nazi masuk ke Indonesia? Mungkin tidak banyak yang tahu, Jerman adalah sekutu Jepang saat Perang Dunia II. Tentara Nazi datang ke Indo­ nesia setelah Belanda meny­ erah kepada Jepang tahun 1942 lalu. Mereka menggunakan sejumlah kapal selam dengan menyelami Samudera Hindia, Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Malaka sepan­jang 1943-1945. Beroperasinya kapal selam merupakan perintah Fuehrer Adolf Hitler kepada Panglima Angkatan Laut Jerman (Kriegs­ marine), Admiral Karl Doenitz. Tujuannya, membuka blo­ kade lawan yang dibutuhkan Jepang yang kala itu sedang

menduduki Indonesia dan Ma­ laysia. Jepang sendiri akhir­nya menyerah kepada sekutu pada 1945. Pasca menyerahnya Jepang, tentara Jerman yang masih tersisa di Indonesia kemudian hidup tidak menentu. Mereka pindah ke pemukiman di seki­ tar perkebunan teh di kawasan Cikopo, Megamendung, Bogor hingga akhir hayatnya. Sepuluh tentara Jerman di­ makamkan di pemakaman Arca Domas, dua diantaranya tidak dikenal. Mereka meninggal karena menderita sakit maupun akibat tindak kekerasan. Makam tersebut berada kurang lebih pada ketinggian 1.000 meter dekat kota Bogor, atau sekitar 70 km selatan Jakarta. Jalan menuju lokasi kecuali beberapa meter terakhir telah diaspal. Pada awal abad ke-20 daerah tersebut merupakan bagian dari suatu perkebunan teh yang besar milik dua bersaudara asal Jerman Emil dan Theodor Helfferich (kakak tertua mere­ ka Karl Helfferich pada masa Perang Dunia I menjabat seba­ gai Menteri Keuangan, Men­ teri Dalam Negeri dan Wakil Kanselir Jerman). Pada tahun 1926 mereka mendirikan tugu peringatan untuk mengenang Skuadron Kekaisaran Jerman di Asia Timur. Monumen terse­ but masih berada di tempat tersebut dan merupakan bagian dari makam.

Makam Dr Poch di Pemakaman Umum Muslim Ngagel Utara, Jalan Bung Tomo, Surabaya.

Jenazah yang diduga Hitler menembakkan diri dan menjadi misteri dunia.

Jenazah dr Poch atau Hitler ditunggui istrinya Nyonya S.

Kematian yang Menjadi Misteri Dunia Akan halnya dr Poch, yang diduga sebagai Hitler, tidak banyak yang tahu bagaimana ia bisa terdampar di Sumbawa Be­ sar, Nusa Tenggara Barat. Saksi mata Ahmad Zuhri Muhtar yang bermukim di Sumbawa Besar hanya menuturkan dia pertama kali melihat dr Poch saat sebuah kapal asing ‘Hope’ merapat di Sumbawa Besar. Ka­ pal itu membawa obat-obatan dan menyediakan pengobatan gratis. “Saya ingat, para penum­ pang dan kru-kru kapal dibawa turun melihat karapan kerbau di dekat rumah saya. dr Poch juga ada di komunitas itu,” tambah dia. Ahmad yang pernah men­ jadi pasien dr Poch tidak bisa memastikan apakah Poch adalah Hitler. Meski begitu, dia mengakui ada kemiripan Poch dengan foto Hilter yang dia lihat di sejumlah media dan buku. Kata Ahmad, harus ada kajian yang lebih ilmiah. Ba­

gaimanapun, Hitler adalah sosok besar dalam sejarah yang layak diungkap kehidupannya. “Saat ini soal Hitler seakan terabaikan. Padahal kalau mau menguak kisah ini sudah ada pintu masuknya, dokter Poch di Sumbawa besar dan makam­ nya di Ngagel,” kata Ahmad. Spekulasi Hitler atau dr Poch meninggal di usia tua di Surabaya, Indonesia diawali ar­ tikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo — dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah ber­ tugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar. Kata Sosrohusodo, Poch, dokter tua Jerman yang dia temui di Sumbawa adalah Hitler. Bukti-bukti yang dia­ jukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal — dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian tangan­ nya, kata Sosrohusodo, tangan

kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya — yang ditemu­ kan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler beru­ sia 71 tahun. Menurut Sosrohusodo, dok­ter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan. Poch diketahui meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel. Namun, fakta di mana ‘sang Fuhrer’ menghabiskan akhir hayatnya belum bisa dipasti­

kan sampai saat ini. Ada yang yakin Hitler tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Ada juga versi lain, bahwa pemimpin Nazi ini meninggal di Argenti­ na, Brazil, atau sebuah tempat di Amerika Selatan. Versi yang paling populer menyebutkan bahwa Hitler tewas bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet. Meski sejumlah ahli seja­ rah ragu Hitler menembak dirinya, dan menduga hal itu hanyalah propaganda Nazi un­ tuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan. Namun, lubang pada potongan tengkorak itu tampak menguatkan argumen tersebut ketika tengkorak itu dipamer­ kan di Moskow tahun 2000. Penyebab dan kapan mati­ nya Hitler ada versi Jerman, versi Rusia, dan versi para peneliti atau ilmuwan. Dari berbagai versi itu

akhir­­n ya dilakukan anali­ sis DNA terhadap potongan tengkorak itu oleh peneliti Amerika, dan mereka menyat­ akan, “Kami tahu tengkorak itu berhubungan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun,” kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari Dailymail. “Tulang itu kelihatan sangat tipis, tulang tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana lempengan tengkorak itu menyatu tampak berhubungan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun.“ Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti seja­ rah kematian Hitler men­ jadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi harus memikirkan kembali kemungkinan-kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti mungkin saja Hitler tidak mati dalam bunker.

ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang men­ jatuhkan hukuman mati ter­ hadapnya pada tahun 1947. “Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruh­ nya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negaranegara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pela­ rian Nazi!” tandasnya. Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemah­ kannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan su­ dah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan. Di dalamnya berkisah ten­ tang “Kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg ”. Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amer­ ika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejarkejar oleh pihak keamanan. Di dalamnya juga terda­ pat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjuk­ kan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini meru­ pakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam litera­ tur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan. Dari singkatan-singkatan

itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemu­ dian dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salz­ burg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta! Ia mengutip salah satu tu­ lisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desem­ ber, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr Poch yang menye­ butkan bahwa paspor berno­ mor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelar­ ian Hitler dari Jerman ke tem­ pat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkap­ kannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah! Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk men­ coba mengungkap segala ses­ uatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayam­ nya dr. Poch. Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat pe­ nelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak untuk meluruskan sejarah yang sebenarnya.ndbs

Tidak Ada Holocaust Orang-orang Yahudi Jika ada yang rajin me­ nyim­p an klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” seki­ tar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pen­ galamannya bertemu dengan dr Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak ta­ hun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung. Andai saja benar dr Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ke­ tika Sosro berbincang dengan­ nya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler di­ lahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat mis­ terius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sep­ ertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakul­ tas Kedokteran Universitas In­ donesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal ru­ mah sakit Hope. Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro men­ genai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, bukanlah suatu kesenga­ jaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja. Meskipun begitu, ia me­ nyimpan beberapa catatan me­ngenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak mem­ w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

bantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengan­nya di sebuah pulau kecil d Indonesia (Sumbawa)! Lalu Sosro mengenang kem­ bali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu me­ mujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ (Ho­ locaust) orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Ameri­ka yang menyebutkannya. Sebelumnya ahli politik Jepang, Richard Koshimizu, yang telah mendirikan partai politik bernama “Independence Party” mempunyai sebuah situs web di mana dia menyatakan bahwa tidak ada satupun orang Yahudi yang dibunuh pada peris­tiwa Holocaust saat Perang Dunia II, dan bahwa Hitler dibiayai dan dilindungi oleh organisasi Yahudi. Menurutnya, Hitler adalah cucu dari Salomon Meyer Rothschild, dan diktator dari Nazi ini dibiayai oleh Roth­ schild dan organisasi Yahudi lainnya. Koshimizu menulis bahwa Hitler melarikan diri ke Indonesia pada akhir pepe­ rangan — setelah dia melihat bahwa tujuan zionis mendi­ rikan negara Yahudi (Israel) telah berhasil. Dia tinggal di Indonesia, dilindungi oleh masyarakat Yahudi di sana. “Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia men­ jawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyela­

matkan diri masing-masing,” tutur Sosro. Di sela-sela obrolan, dr Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut. Yang membuat Sosro terke­ jut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr Poch. Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penya­ kit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman. “Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goeb­ bels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud deng­an Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memang­ gil dr Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupa­ kan kependekan dari Adolf! Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerin­ tahan di pulau Sumbawa Besar! Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kem­ bali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberi­ tahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini. Namun karena terus dibujuk,

Dr Poch dan Nyonya S duduk di kursi. Menjelang pernikahan itulah, dikatakan Dr Poch menjadi seorang Muslim dan mengganti namanya dengan nama Abdul Kohar. Mereka kemudian pindah ke Surabaya.

sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang. Begitu juga dengan doku­ men-dokumen tertulis pening­ galan suaminya kemudian dise­ rahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S dike­ tahui bahwa dr Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjan­ gan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel. Selain itu ada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu. Terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lain­ nya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S. Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing

nomor itu ditandai dengan lam­ bang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegas Sosro den­ gan suara yang agak parau. Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam seja­ rah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain dise­ butkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132. Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat deng­ an Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pela­ rian Klaus Barbie dari Jerman


otonomi

14

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Wali Kota Malang Briefing 675 Ketua RT Wali Kota Malang, HM Anton terus meningkatkan pelayaanan dengan jalan memperkuat ujung tombak pemerintah, yaitu jajaran tingkat Rukun Tetanga (RT). Menurut Anton, sukses dan tidaknya program Pemkot Malang tergantung peran sosialisasi RT kepada warga. “Makanya mereka dikumpulkan untuk diarahkan dan dibimbing. Sebab, mereka merupakan ujung tombak pemerintah,” kata dalam acara brefing 675 Ketua RT yang ada di Kecamatan Klojen yang diadakan oleh Bagian Pemerintahan Pemerintah Kota Malang di Akasia Ballroom Hotel Savana, Jumat (02/09/2016).

Anton menandaskan, bahwa pembangunan kota tak lepas dari peran Ketua RT. “Jadi tuku kerang dimasak sate, membangun Malang butuh tenagane RT,” ujarnya berpantun. Dijelaskan dia, selama ini memang ada program blusukan. Hal itu agar bisa lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga perlu membangun komunikasi yang baik dengan rakyat. “Hasilnya Kota Malang saat ini sangat kondusif dan tidak pernah ada konflik. Bahkan tiga tahun terakhir banyak prestasi yang kami raih,” kata dia. Disebutkan seperti program otonomi award, tiga kelurahan berhasil menore-

Dihantam Isu Mark Up, Alih Fungsi Eks Lokalisasi Semampir Jalan Terus

hkan prestasi tingkat nasional. Semua itu berkat inovasi dan kreasi yang baik dari masyarakat. Makanya, upaya inovasi terus digalakkan melalui program Festival Rancang Malang. Itu bertujuan menciptakan kampung yang inovatif dan berdaya ekonomi. “Contoh yang membanggakan adalah Kampung Warna Warni. Lalu Kampung Tridi di Jodipan serta Glintung Go Green yang inovasinya cukup baik,” beber Abah Anton. Semua itu, kata Anton, tak lepas dari peran Ketua RT. Karena itu, Ketua RT perlu ditingkatkan kapasitasnya lewat arahan dan bimbingan yang baik. aji_dewa_roisky

Wali Kota Malang HM Anton saat memberikan pengarahan kepada 675 Ketua RT dari Kecamatan Klojen di Akasia Ballroom Hotel Savana.

Kenaikan Harga Rokok Rp 50 Ribu Tak Logis Soal naik atau turunnya harga rokok sebenarnya tidak masalah, namun harus jelas maksud dan tujuan pemerintah dalam membuat suatu kebijakan.

Kepala Dinsosnaker Dewi Sartika saat ditemui di Lobi Pemkot Kediri.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Kediri tak surut merelokasi pengalihan fungsi pada lokalisasi eks Semampir, meski dihantam isu mark up anggaran. Isu tersebut terkait penggelembungan dana pengadaan alat kecantikan senilai Rp90 juta. Saat dikonfirmasi kepada Kepala Dinsosnaker Dewi Sartika, dia melemparkannya kepada pihak ketiga. “Terkait dengan hal tersebut dinsos Nggak mau tahu, karena kami sudah melemparkan pada pihak ketiga yaitu rekanan,” kata Kepala Dinsosnaker Dewi Sartika saat ditemui di Lobi Pemkot Kediri Senin (29/8/2016). Dia menduga isu mark up anggaran dilemparkan ke publik karena persaingan bisnis antar rekanan. Apalagi, spek yang ditenderkan sudah sesuai. “Audit BPK juga telah selesai, kalau ada permasala-

han berarti di tingkat kontraktornya,” kelitnya Dewi. Meski banyak isu menghantam, rencana relokasi eks Lokalisasi Semampir tak berhenti. “Yang jelas relokasi tetap berjalan dan tak akan surut karena 2016 program alih fungsi dan relokasi harus berjalan,” ungkap Dewi. Untuk diketahui perwakilan warga eks lokalisasi Semampir menyatakan dengan mengirimkan surat yang isinya , semua barang bantuan alat kecantikan dari Dinsosnakertrans mengalami mark up (selisih harga) sebesar Rp3 juta perpaket. Jika ditotal, mark up pada program bantuan alat kecantikan mencapai Rp. 90 juta. “Satu paket bantuan dianggarkan Rp7 juta oleh Dinsosnakertrans. Sedangkan harga barang di toko hanya mencapai Rp4 juta, sehingga mark up setiap paket Rp3 juta,” terang warga. nandik_kartika

Polres Jombang Maksimalkan Peran Tiga Pilar Cegah Radikalisme

w

acana pemerintah yang akan menaikkan harga rokok jadi Rp 50 ribu per bungkus terus dikritik oleh banyak pihak. Terlebih jika alasan kenaikan harga rokok hanya untuk mengurangi jumlah perokok khususnya anak muda. Anggota DPRD Jawa Timur H. Rofik menyebut alasan pemerintah itu sama sekali tak logis. Menurut politisi asal Fraksi PPP ini, soal naik atau turunnya harga rokok sebenarnya tidak masalah, namun harus jelas maksud dan tujuan pemerintah dalam

membuat suatu kebijakan. “Bagi saya bukan masalah naik dan turunnya harga rokok, tapi yang perlu ditekankan pertama ini untuk kepentingan apa pemerintah menaikkan harga rokok. Kalau hanya untuk kepentingan mengurangi anak muda merokok itu jelas tidak logis,” cetus Rofik kepada Lensa Indonesia, Kamis (01/09/2016). Jika memang hal itu yang menjadi tujuan utama dinaikkan harga rokok, maka pemerintah harusnya lebih ekstrim dalam mengambil kebijakan. Pria asli Lumajang ini mencontohkan kebijakan mewajibkan rokok tak lagi

beredar di masyarakat atau menutup semu pabrik rokok di seluruh Indonesia. “Kalau memang niatnya untuk menjauhkan para pemuda dari rokok, ya mending tutup saja pabrik rokok di Indonesia. Tidak sulit kan. Jika pemerintah berani mengambil langkah itu, saya jamin di Indonesia ini benar-benar bisa bebas dari rokok,” tegasnya. Lebih lanjut, masih kata Rofik, merokok di Indonesia sudah menjadi budaya turuntemurun sejak nenek moyang zaman dahulu. Sehingga akan sulit untuk melarang budaya merokok di masyarakat kita seperti saat ini. Apalagi industri rokok telah tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia, yang melibatkan masyarakat yakni para petani tembakau. “Apakah pemerintah tanggung jawab dengan petani

tembakau kita yang menggantungkan hidupnya dari rokok. Jika memang jadi dinaikkannya harga rokok, janganjangan petani tembakau kita justru tak mendapat keuntungan apapaun dengan rencana kenaikkan itu. Sebenarnya yang diuntungkan siapa, perusahaan rokok atau rakyat dalam hal ini petani tembakau. Ini harus ditelaah betul oleh pemerintah,” tukasnya. Seperti diketahui, pemerintah melempar wacana akan menaikkan harga rokok menjadi minimal Rp 50 ribu per bungkus. Selama ini, harga rokok di bawah Rp 20 ribu dinilai menjadi penyebab tingginya jumlah perokok di Indonesia. Hal tersebut membuat orang yang kurang mampu hingga anak-anak sekolah mudah membeli rokok. Berdasarkan hasil studi

yang dilakukan Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany dan rekan-rekannya, ada keterkaitan antara harga rokok dan jumlah perokok. Dari studi itu terungkap bahwa sejumlah perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat. Dari 1.000 orang yang disurvei, sebanyak 72 persen bilang akan berhenti merokok kalau harga rokok di atas Rp 50 ribu. Pemerintah sendiri mengatakan bahwa cukai rokok selalu ditinjau ulang setiap tahun. Sejumlah indikator menjadi pertimbangan, yakni kondisi ekonomi, permintaan rokok dan perkembangan industri rokok.sarifa

Sepak Terjang LSM dan Ormas di Kendal Meresahkan Belakangan ini ba­ nyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi masyarkat (Ormas) di Kendal berfungsi sebagai penyidik dengan melakukan penyelidikan kasus di instansi terkait. Peran LSM dan Ormas ini bertindak seperti aparat penegak hukum (APH). “Ada laporan oknum ormas yang menggunakan cara-cara kurang santun saat mereka (ormas, Red). Seperti menanyakan laporan dan meminta kwitansi kepada kepala maupun bendahara instansi,” ungkap Kepala Kesbangpol, Fery Nando Bonay disela kegiatan Saresehan Ormas dan LSM

bersama Forkompida di Pendopo Kendal, Selasa (30/8). Fery, secara aturan dan perundang-undangan LSM maupun ormas tidak diperkenankan. Sebab yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan atau pekerjaan adalah aparat penegak hukum. “LSM dan ormas juga tidak bisa melakukan penyelidikan, penyidikann suatu kasus. Karena yang memiliki kewenangan itu adalah APH. Secara aturan dan perundangan diberikan kewenangan meminta laporan dan berkas untuk kepentingan penyilidikan suatu kasus,” jelasnya.

Kasus lain yang marak di Kendal yakni, banyak LSM dan ormas yang memakai atribut APH. Seperti lambang dan pangkat milik Kejaksaan maupun Polri dan Tentara. Hal itu secara aturan ormas dan LSM menurut Fery juga tidak diperbolehkan. “Tapi kenyataannya masih banyak LSM maupun Ormas yang memakai atribut milik APH,” tandasnya. Harapan Feri Nando, saresehan tersebut nantinya dihasilkan ada kesadaran bersama antara LSM dan ormas di Kendal untuk taat aturan dan tertib administrasi untuk membuat laporan kegiatan dan mendaftarkan organisasinya

ke Kesbangpol Kendal. “Saresehan ini rencana akan kami gelar paling tidak sebulan sekali. Sehingga ada harmonisasi antara kebijakan yang dibuat pemkab dengan LSM. Sehingga kedepan tidak ada lagi demo, karena semua bisa diselesaikan di forum saresehan ini,” tambahnya. Sementara, Kepala Kejari Kendal Mustaming, berharap kepada LSM dan Ormas di Kendal untuk bisa berkontribusi dalam pencegahan tindak pidana korupsi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa ikut serta melakukan pengawasan terhadap suatu pekerjaan yang

ada dipemerintahan. “Ada korupsi atau tidak itu kuncinya mudah, jika pekerjaan yang dilakukan tidak adanya papan informasi yang terpasang. Jelas itu ada perbuatan yang mengarah pada tindakan korupsi,” katanya. Tapi yang perlu dilakukan LSM adalah melaporkan informasi dugaan korupsi tersebut kepada aparat penegak hukum. “Jangan turun ke lapangan sendiri dengan melakukan penyelidikan dan meminta laporan sendiri. Hal itu justru kesalahan, biar nanti APH yang mengumpulkan bukti-buktinya,” tambahnya. neko

Pemkab Kendal Gelar Karnival “Pembangunan dan Budaya” Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto (tengah).

Pasca adanya aksi bom bunuh diri yang berhasil digagalkan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Kepolisian Resort (Polres) Jombang makin meningkatkan kewaspadaan dengan mamaksimalkan sinergitas tiga pilar. Tiga pilar terdiri dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polri serta Kepala Desa. Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto mengatakan, melalui peran Tiga Pilar tersebut, berkembangnya radikalisme di tengah masyarakat dapat dideteksi dan dicegah secara dini. “Kami mengoptimalkan

peran Tiga Pilar dalam deteksi dini dan pencegahan terhadap berkembangnya radikalisme di wilayah Jombang. Untuk menjamin keamanan kita lakukan patroli rutin. Khusus untuk pengamanan di tempat ibadah, Polres tetap mamantau intensitas dan jumlah jamaah yang hadir,” katanya kepada Lensa Indonesia, Senin (29/08/2016). Agung Marlianto juga meminta masyarakat tidak segan-segan meminta bantuan personel pengaman bila ada giat keagamanan. “Kami harap seluruh warga masyarakat di Kabupaten Jombang tetap menjaga silaturahmi dan kerukunan antar umat beragama,” pungkasnya.nobi

Penerbit: PT Lensa Indonesia Cipta MEDIA SIUP: 17148-04/ PK/1.824.271/2014

Ribuan warga menyaksikan Pawai Pembangunan dan Budaya Kab Kendal yang digelar Rabu (31/8/2016). Pawai atau karnaval berjalan melalui jalur Pantura, mulai depan Tirtoarum Baru Kendal ke arah timur hingga Alun-alun Kendal, tempat panggung kehormatan Bupati Kendal bersama Forkopimda dan para pejabat Pemkab Kendal. Pawai menyajikan tampilan budaya dari 20 kecamatan dan 9 kabupaten di Jawa Tengah, serta atraksi marching band dari Kaliwungu dan PIP Semarang. Pawai diawali dengan perjalanan Bupati Kendal dr Mirna Annisa yang menggunakan Kereta Kencana Nitipraja, diikuti kereta dari anggota Forkopimda, Wakil Bupati dan Sekda Kendal.

Setelah rombongan Bupati sampai panggung kehormatan, selanjutnya, peserta satu per satu melakukan atraksi di hadapan Bupati dan para pejabat yang sudah duduk di panggung kehormatan. Sepanjang perjalanan menuju panggung kehormatan, tiap-tiap grup peserta juga melakukan atraksi untuk menghibur masyarakat yang menyaksikan di sepanjang jalan yang dilalui. Terik matahari dan suara bising kendaraan tidak begitu dipedulikan. Para peserta berusaha tampil menghibur masyarakat yang menyaksikan, sedangkan masyarakat ingin melihat penampilan semua peserta. Bupati Kendal dr Mirna Annisa berharap, pawai karnaval yang menyajikan kesenian dan budaya serta po-

Bupati kendal dr. Mirna Annisa melepas burung merpati, harapan agar kendal semanis permata pantura.

tensi yang dimiliki Kendal bisa dinikmati dan menghibur masyarakat. Dengan karnavak, kesenian lokal Kendal,

sepeti barongan, kuda lumping dan kesenian lainnya bisa tetap dikenal masyarakat. “Setelah menyaksikan

Kabiro Kediri: Andik Kartika Wartawan: Elang Anom, Gendut Marmoyo Kabiro Mataraman: Welas Arso Wartawan Ngawi: Didik Purwanto Wartawan Magetan: Purwito Wartawan Ponorogo: Devi Adi Saputra Kabiro Madiun: Demmas Adi Kurniawan Wartawan Nganjuk: Roy Alexander, Catur Setiawan, Agus Suhadi, Wartawan Blitar: Agung Wibowo Wartawan Tulungagung: Nanang Wartawan Trenggalek: Setiowati Wartawan Bojonegoro: Triyono, Haribono, Abdul Azis, Agus Budiono Wartawan Sampang: Moch. Yusuf, Laili Purnomo Alamat Redaksi: Graha Pena LT. 8, Jl. Kebayoran Lama No. 12, Jakarta Selatan, Telp. (021) 5366 0177, Graha Pena Lt. 7, Jl A Yani 88 Surabaya, No Telp ( 031 -8160 0296 ), Jl Sidosermo PDK V-A No. 19 Surabaya, Telp ( 031- 8410288) Fax ( 031-8410288) Email: koran@lensaindonesia.com Bank Rek Mandiri: 140-00-1121946-7 a/n PT LENSA INDONESIA GLOBAL MEDIA Bank Rek BCA: 5120393288 a/n PT LENSA INDONESIA GLOBAL MEDIA Harga Iklan: Halaman 1 ( FC ): Rp 70.000/mm Kolom, Halaman 8,9 & 16 ( FC ): Rp 35.000/mm Kolom, Halaman Black White: Rp 25.000/mm Kolom, Harga Koran Langganan: Rp 16.000/ bulan CP Langganan: Pandu ( 0856 3144 887) Percetakan: PT. Temprina Media Grafika (isi diluar tanggungjawab percetakan) wartawan lensa indonesia dalam menjalankan tugas jurnalistik dibekali tanda pengenal dan dilarang menerima imbalan bentuk apapun dari narasumber

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

ini, akan muncul kreativitas-kreativitas baru terkait dengan kesenian di Kab Kendal,”harapnya.neko


otonomi

15

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Cegah Power Post Syndrom, 125 Calon Pensiunan Pemkot Malang Dibekali Kewirausahaan Pelatihan dan pembekalan PNS menjelang pensiun itu untuk menekan post power syndrom.

s

ebanyak 125 PNS di lingkungan Pmkot Malang bakal pensiun. Untuk itu, mereka dibekali kewirausahaan di Hotel Regent Malang, Rabu (31/8/2016). Pembekalan yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Malang mendapat respon positif. Hadir diacara tersebut Sekertaris Daerah Kota Malang, Dr. Idrus Ahmad. Selain itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang, Subkhan, psikolog Prosinergi Drs. Robin A. Wijaya, MBA, Ir. Kristiawan dari Kajeye Food, yang bergerak di wira usaha pengolahan ikan lele.

Menurut Subkhan ada 300 PNS yang bakal pensiun di tahun 2016 ini. Mereka tersebar di semua SKPD. “Semoga pembekalan ini bermanfat,” katanya. Sementara itu, Sekda Idrus mengatakan bila pelatihan dan pembekalan PNS menjelang pensiun itu untuk menekan post power syndrom. “Ini inovasi BKD cukup bagus dan penting,” katanya. Idrus juga mengatakan dalam kehidupan manusia, masa atau waktu adalah hal yang harus dihadapi. Bahkan dalam dunia kerja maupun saat berkarir setiap orang yang bekerja tentu akan menghadapi masa-masa keemasan yang bisa membawanya berada di

puncak karir kesuksesan. Namun, lanjut dia, seiring dengan berjalannya waktu masa keemasan itu baik cepat atau lambat dipastikan akan menurun. “Pada umumnya bagi sebagian orang yang akan memasuki masa pensiun akan menimbulkan kegelisahan dan keresahan tersendiri seperti kekhawatiran dan ketakutan kehilangan jabatan, kehilangan rutinitas dan kehilangan status,” katanya. Menurut dia, itulah penyebab timbulnya post power syndrome yang memicu stres dan dapat mengakibatkan gangguan yang sangat fatal pada kesehatan. Makanya, ia berharap dengan adanya pelatihan dan pembekalan dengan mendatangkan beberapa narasumber bisa menjadi motivasi bagi para

PNS agar bisa terus berkarya. “Satu hal yang bisa dipastikan semua pegawai tentu berharap masa pensiun mereka bisa bahagia, banyak yang mengatakan jika meraih masa tua dengan bahagia cenderung sulit untuk bisa diwujudkan, namun itu itu pasti bisa diraih mereka,” ungkapnya. Idrus menekankan pula jika pensiun adalah istilah kepegawaian saja. Sebab didalam kehidupan tidak ada istilah pensiun. Karena itu, kata dia, perlu adanya persiapan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah pensiun. “Yang lebih penting adalah mental kita, jangan sampai ada memiliki pemikiran pesimis, dan merasa diri kita sudah tidak berguna lagi ataupun patah semangat,” tukasnya. naji_dewa_roisky

Sejumlah PNS yang akan pensiun mengikuti pendidikan kewirausahaan dari Pemkot Malang.

Keris Gumeng Pemprov: Dana Pilgub Jatim Masih Mungkin Membengkak Peninggalan Kerajaan Kadiri Dipamerkan di DPRD Kota Kediri Benda-benda bersejarah seperti keris peninggalan Kerajaan Kadiri dipamerkan di DPRD Kota Kediri. Tak cuma keris, namun juga foto-foto tempo dulu Kota Kediri saat kerap dilanda banjir. Romo Kediri dari Pag u y u b a n Ke r i s Ke d i r i menjelaskan keris-keris peninggalan tempo dulu merupakan peninggalan Kerajaan Kadiri. Pria yang bernama asli Rizal itu menyebut salah satunya adalah Keris Gumeng. “Kalau bicara tertua adalah Gumeng peninggalan Kerajaan Kediri,” ungkap Romo saat ditemui di lokasi pameran, Sabtu (27/8/2016). Lebih lanjut Romo Kediri mengatakan jika keris yang dipamerkan tersebut adalah milik para kolektor yang ada di Kota Kediri yang tergabung dalam Tosan Aji. “Kita memang tidak mengundang para kolektor luar kota dan luar Jawa namun hanya lokal saja karena waktunya juga terbatas,” pungkas Romo. Ketua DPRD kita Kediri Kolifi Yunon mengatakan pameran ini dalam rangka memperingati HUT DPRD Kota Kediri periode ini. “Kita ingin memang memberikan, pendidikan akan sejarah

Kekhawatiran DPRD Jawa Timur terkait melambungnya dana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur Tahun 2018 yang besarannya tak pasti dan angkanya terus naik, terbukti. Dana yang awalnya dicadangkan totalnya Rp 600 miliar, dengan rincian dana yang telah masuk dalam dana cadangan sebesar Rp400 miliar untuk tahun 2016 ini, sementara Rp200 miliar masuk dalam anggaran 2017 dipastikan akan terjadi penambahan lagi. Menurut Kepala Biro Administrasi Pemerintahan Umum Setdaprov Jatim Suprianto memang benar awalnya dana diproyeksikan untuk kepentingan KPU Jatim menembus angka sekitar Rp 1,2 triliun atau pastinya sebesar Rp 1,127 triliun. Tetapi dana itu tidak ditanggung sendiri oleh Pemprov, namun merupakan sharing anggaran

Keris milik Kerajaan Kadiri yang dipamerkan di DPRD Kota Kediri.

siswanya bisa bertanggung jawab serta memiliki sifat disiplin disekolah dan di lingkungan rumah. “Dengan kegiatan ini siswa menghormati antara siswa, kakak kelas, guru serta orang tua,” urainya. Hamzah juga menjelaskan bahwa diklat karakter dasar bela negara dilaksanakan 3 gelombang dalam 1 minggu. Pemberangkatan diklat dipimpin oleh Bupati Tulungagung Syahri Mulyo sebagai pemimpin upacara. Bupati Tulungagung dalam sambutannya mengatakan, “Pendidikan saat ini sangat berperan dalam menciptakan generasi emas Indonesia pada tahun 2045 nanti. Untuk itu perlu persiapan di dalam mewujudkan generasi emas ini. Dan ini tidak lepas dari keterlibatan pemerintah dan masyarakat dalam membangun pendidikan yang berkualitas,” kata bupati.nnang

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

(31/8/2016). Belum lagi adanya tambahan yang diajukan dari Bawaslu Jatim sebesar Rp 197,211 miliar dan Polda Jatim mengusulkan Rp 131,551 miliar. Sedangkan, Kodam V/ Brawijaya belum mengajukan usulan anggaran hingga saat ini. “Jadi intinya dana Pilgub ini belum fix, karena memang belum diverifikasi. Standarnya perkiraan tergantung satuan harga barang dan jasa. Yang pasti kami sudah punya dana cadangan Rp 600 miliar. Kalau memang kurang ya akan bisa dianggarakan di tahun selanjutnya hingga 2018,” urainya. Disinggung dana Pilgub Jatim 2018 yang disebutk pihak DPRD Jatim tembus hingga Rp 2,2 triliun, Suprianto membantahnya. “Ndak bener itu muncul angka Rp2,2 triliun. Saya waktu rapat dengan dewan (DPRD Jatim)

juga ga muncul jumlah itu. Dewan itu angka darimana,” tegas dia. Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Komisi C DPRD Jatim Renville Antonio mengungkapkan dalam perkembangannya dana cadangan yang diajukan oleh Pemprov Jatim untuk Pilgub 2018 yakni sebesar Rp 600 miliar terdapat perbedaan. Setelah mendapat penjelasan dari Biro Pemerintahan Jatim, ternyata anggaran Pilgub yang harus ditanggung Pemprov Jatim sebanyak Rp 1,2 triliun, bukan Rp 600 miliar. “Mungkin dikira dana Rp1,2 triliun itu anggaran bersama dibagi dua. Padahal ternyata dana Pilgub Jatim totalnya itu Rp 2,2 triliun. Berarti tidak bisa Pemprov hanya menyiapkan Rp 600 miliar. Ini nanti akan menjadi masalah dalam pengaturan dana cadangan selanjutnya,” kata Renville.

Karena itu pihaknya meminta adanya kepastian anggaran yang diajukan dalam dana cadangan agar jumlahnya bisa segera disepakati dalam Raperda Perubahan Atas Perda No 12 Tahun 2014 tentang Dana Cadangan. “Jangan sampai nanti saat Pemprov terlanjur menyiapkan dana cadangan Rp 600 ternyata ditahun 2017 muncul angka satu koma sekian triliuan, itu jelas akan menjadi masalah,” ucap politisi asal Partai Demokrat ini. Terlebih dengan kondisi APBD 2016 yang banyak mengalami penurunan ini, maka pembahasan dana cadangan harus tuntas agar beban tidak semakin berat. “Berapapun kekurangannya nanti akan dianggarkan di tahun 2017. Jika memang dibutuhkan lebih banyak, ya akan kita anggarkan lebih banyak,” tandas politisi Partai Demokrat itu.nsarifa

APBD Kabupaten Kendal Alami Kenaikan Rp 146 M

Kota Kediri Tempo Doeloe yang masih sering mengalami banjir saat turun hujan dan luapan sungai Brantas kala itu,” ungkapnya. Kata Yunon panggilan akrabnya, perayaan akan berlangsung mulai 27 Agustus hingga 3 September dengan sejumlah agenda seperti bersepeda, wayang kulit serta lomba band tingkat SMA.nandik_kartika

Bupati Tulungagung Pimpin Upacara Diklat Bela Negara Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE, Msi, Senin, (29/08/2016) memimpin upacara diklat karakter dan bela negara di SMKN 3 Boyolangu. Dalam acara diklat yang diikuti 714 siswa kelas X SMKN 3 Boyolangu ini digelar di halaman SMKN 3 Boyolangu Tulungagung. Kegiatan ini dihadiri Wakil Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, MM, Dandim 0807 Tulungagung, Letnan Kolonel Arm Berantas Suharyo, Kepala Komandan Yonif 511, Badak Hitam Mayor Infantri Dodik Novianto serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tulungagung Suharno, Spd, Mpd. Menurut Kepala Sekolah SMKN 3 Boyolangu Moch. Annurul Hamzah, diklat tersebut merupakan mewujudkan optimalisasi sikap siswa, dan sikap efektif siswa. Hamzah berharap dengan selesainya diklat ini para

dengan 18 KPU kabupaten/ kota yang menyelenggarakan Pilkada Serentak. Ke-18 kabupaten/kota yang akan menggelar Pilkada Serentak bersamaan dengan Pilgub Jatim 2018 adalah Kabupaten Probolinggo, Sampang, Bangkalan, Pamekasan, Bojonegoro, Nganjuk, Tulungagung, Kabupaten Pasuruan, Magetan, Lumajang, Kabupaten Madiun, Jombang, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Probolinggo dan Bondowoso. “Ternyata setelah dihitung lagi dana itu bisa turun menjadi Rp797,246 miliar. Tapi perkembangan terbaru KPU Jatim mengajukan tambahan dana menjadi Rp857,202 miliar. Alasan KPU Jatim terkait masalah rekrutmen PPK, PPS dan KPPS harus terbuka melalui rekrutmen terbuka. Itu perlu dana,” ujarnya pada Lensa Indonesia, Rabu

Wakil Bupati Masrur Masykur menyerahkan buku Raperda APBDP 2016 ke Wakil Ketua DPRD Sakdullah.

Kesepakatan bersama antara eksekutif dan legislatif terkait dengan persetujuan perubahan KUA-PPAS tahun anggaran 2016, Kamis (1/9) di ruang Serba Guna Dewan, Wakil Bupati Masrur Masykur menyerahkan buku Raperda APBDP 2016, yang diterima oleh Wakil Ketua DPRD Sakdullah, dalam rapat paripurna dewan, yang dihadiri 33 Anggota dan Pimpinan Dewan serta Sekda bersama jajarannya. Dikatakan oleh Masrur dalam sambutannya, pada rancangan perubahan APBD tahun anggaran 2016, terdapat kenaikan pendapatan sebesar Rp. 146.853.918.688. Angka sebesar itu berasal dari kenaikan pendapatan murni APBD Kabupaten Kendal

senilai Rp. 59.464.094.813 dan berasal dari kenaikan dana perimbangan sebesar Rp. 12.523.520.875,- serta berasal dari dana lain-lain pendapatan daerah yang sah sebanyak Rp. 74.866.303.000,-. Anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk menambah anggaran pelaksanaan program dan kegiatan di SKPD. Sementara itu dalam Rancangan Perubahan Pendapatan Daerah Tahun 2016 direncanakan nilainya sebesar Rp. 2.039.234.659.342,-. Jumlah tersebut diperkirakan akan bisa diperoleh melalui Pendapatan Asli Daerah yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan berasal

dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Disamping itu direncanakan juga akan bisa diperoleh dari Dana Perimbangan yang terdiri dari jenis pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Pemerintah Pusat, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Ditambahkan Masrur besaran anggaran dalam rancangan APBDP tersebut juga bisa diperoleh dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Seperti Dana Hibah dari Pemerintah Pusat, Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus, Bantuan Keuangan dari Propinsi dan juga bisa dari Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat.neko

Kades Weleri Gelar Jalan Sehat Peringati HUT RI ke 71 Dalam rangka HUT RI ke 71 Pemdes Weleri gelar jalan sehat yang berhadiah 1 unit Sepeda motor yang didukung Astra Weleri, minggu pagi dihalaman kantor balai desa Weleri. Kegiatan tersebut disambut antusias oleh masyarakat kecamatan weleri yang berbondong-bondong mengengikuti kegiatan jalan sehat bareng Kepala Desa. hadir camat Weleri Marwoto.SE, kepala Desa Kiswoyo SE dan jajaran Pemdes Weleri yang ikut serta memeriahkan jalan sehat. KepalaDesaWeleriKiswoyo. SE mengatakan, kinerja Pemdes Weleri yang menunjukkan ada perhatian yang positif kepada masyarakat khusunya masyarakat Weleri. “Kegiatan ini sudah kedua kalinya kita mengadakan kegiatan yang

fungsinya untuk menghibur masyarakat setempat saja,” katanya. Kiswoyo menambahkan Pemdes tidak lepas dari peran masyarakat, pihaknya melayani seluruh lapisan masyarakat khususnya Desa Weleri. “Jalan sehat ini merupakan bagian dari kontribusi kami kepada masyarakat melalui momen pesta rakyat ini masyarakat dan Pemdes bisa menciptakan suasana yang aman, tentram nyaman dilingkungan Desa Weleri (Mensana min korporesano),” ungkap dia. Kiswoyo menambahkan, jalan sehat ini sengaja digelar di bulan Agustus karena hari kemerdekaan bangsa indonesia, agar masyarakat juga merasakan merdeka. Harga tiket 10 ribu yang terjual 1600 tiket. “Kami akan selalu member-

Kepala Desa Weleri menyerahkan hadiah utama kepada pemenang undian jalan sehat.

ikan kemasan baru di setiap acara. Sehingga mampu memberikan hiburan bagi masyarakat weleri,” ujar Kiswoyo.

Pemenang jalan sehat yang mendapatkan hadiah utama satu unit sepeda motor Beat Sporty yakni Leni Isnaini

RT 05 RW 02 Dusun Sri Pandan, Desa Weleri, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. neko


metropolis

16

Edisi 152 | 5 - 10 september 2016

Jatim Masih Aman dari Virus Zika Jawa Timur masih aman dari masuknya virus zika ini. Namun Dinkes Jatim mengimbau masyarakat untuk tidak berkunjung ke sejumlah negara yang banyak warganya terjangkit virus tersebut.

k

epastian kabar ma­ suknya viruz zika ke Indonesia menggeger­ kan masyarakat. Men­ gantisipasi virus terse­ but agar tak kian menyebar, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur melakukan langkah kes­ iapsiagaan. Kepala Dinkes Jatim dr Kohar Hari Santoso mengaku Dinkes menggerakkan Tim Gerak Cepat Pengendalian Penyakit Menular di seluruh kabupaten/kota se-Jatim yak­ ni dengan melakukan peman­ tauan terhadap orang-orang yang datang dari sejumlah negara yang terjadi penularan Zika, selama 14 hari sejak kedatangan. “Insya Allah Jawa Timur masih aman dari masuknya vi­

rus zika ini. Namun kami juga ga boleh lengah, kami terus lakukan cara antisipasi mulai dari pemeriksaan, mengin­ formasikan ke masyarakat tentang ciri-ciri virus ini dan sebagaainya. Sampai sejauh ini belum ada yang terkena zika di Jatim,” tegas Kohar pada Lensa Indonesia, Jumat (2/9/2016). Tak hanya itu, Dinkes juga mengimbau masyarakat da­ lam waktu dekat ini untuk tidak berkunjung dahulu ke sejumlah negara dimana banyak warganya ditemukan terjangkit virus yang diaki­ batkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini. “Negara-negara yang banyak terjangkit seperti Singapura, Thailand, Brazil

bahkan Amerika Tengah. Jadi sebaiknya tidak berkunjung ke negara itu lebih dahulu, khususnya bagi ibu ham­ il yang rawan menular ke bayinya. Virus zika biasanya menyerang janin di usia ke­ hamilan pertama 0-8 minggu. Jika ibunya poisitif terserang virus ini, maka bayinya akan mengalami gangguan yang disebut microcephali (ke­ lainan pertumbuhan otak),” urainya. Menurut Kohar, Singapura sebagai negara tetangga den­ gan migrasi penduduk yang cukup tinggi sangat berpotensi membawa penularan zika ke Indonesia. Apalagi sampai tanggal 27 Agustus 2016 ke­ marin secara resmi Pemer­ intah Singapura menyatakan adanya 41 kasus zika. Sementara dari data yang ada sejak tahun 2007 hingga 25 Agustus 2016 tercatat ada 57 negara terutama di Amer­ ika Tengah yang melaporkan

adanya penularan virus zika. Untuk Brazil sebagai negara dengan kasus tertinggi diper­ kirakan terdapat sekitar 1 juta orang yang terinfeksi pada tahun 2015. “Untuk Brazil kami juga telah melakukan pemantauan khusus terhadap delapan atlet Olimpiade asal Jawa Timur, yaitu dua atlet dari Bo­ jonegoro dan enam atlet asal Surabaya. Dan alhamdulillah negatif virus zika semuanya,” imbuhnya. Virus zika sendiri ditemu­ kan pertama kali pada ta­ hun 1950 dengan penularan melalui gigitan nyamuk aedes yang membawa virus zika. Sementara untuk ciri-ciri orang yang terkena zika bi­ asanya akan menderita gejala demam, bintik merah, nyeri pada persendian dan otot, sakit kepala serta mata merah (konjungtivitis). Gejala ini biasanya muncul setelah 4-7 hari orang itu terinfeksi virus

16 Ribu PNS Pemkot Surabaya Terancam Tak Gajian Sebanyak 16 ribu PNS di Kota Surabaya terancam tak terima gaji selama 4 bu­ lan ke depan lantaran adanya penundaan pencairan Dana Alokasi Umum (DAU) melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 125/PMK.07/2016. DPRD Kota Surabaya mengusul­ kan agar eksekutif mengajukan MPAK (Mendahului Perubahan Anggaran Keuangan). Sesuai dengan Putusan Menteri Keuangan No 125 Ta­ hun 2016, Kota Surabaya ter­ masuk dari 169 daerah yang mengalami penundaan DAU. Anggaran DAU Kota Surabaya yang tertunda sebesar Rp 55,8 miliar selama bulan Sep­ tember, Oktober, November dan Desember 2016 dengan total kurang lebih Rp 223 miliar. Anggaran DAU sendiri bagi Pemkot Surabaya sangat penting, karena seluruh ang­ garan DAU dialokasikan selu­ ruhnya untuk gaji PNS. Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya Ju­ naidi mengatkaan Pemkot Surabaya segera mengajukan Nota keuangan PAPBD dan segera melakukan konsoli­ dasi dengan legislatif untuk

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Surabaya.

melakukan MPAK (Menda­ hului Perubahan Anggaran Keuangan) supaya pegawai bisa menerima gaji bulan September. “Mekanisme PAPBD dan MPAK merupakan satu-satu­ nya cara yang bisa ditempuh Pemkot agar bisa memenuhi gaji pegawai sampai empat bulan penundaan DAK. Harus segera diajukan PAPBD nya, masak PNS tidak gajian,” terangnya, Kamis (1/9/2016). Selain itu, legislator dari Fraksi Partai Demokrat ini

legislator ini juga mengin­ gatkan pada Wali Kota Tri Rismaharini agar teliti mem­ buat nota keuangan agar bisa memenuhi kekurangan anggaran akibat penundaan DAK. Untuk itu, Pemkot per­ lu melakukan rasionalisasi proyek-proyek infrastruktur hingga ada anggaran yang tersedia. “Kalau hanya mengurangi anggaran kunjungan, makan minum dan proyek kecil seba­ gaimana pernah disampaikan Wali Kota, saya rasa sangat

kurang. Perlu juga rasional­ isasi proyek infrasrtuktur,” imbuhnya. Anggota Banggar yang lain, Zakaria menjelaskan penga­ juan MPAK merupakan satusatunya jalan agar PNS Sura­ baya bisa gajian. “Kalau gaji Oktober dan seterusnya bisa dialokasikan melalui PAPBD tapi untuk gaji September sebaiknya Wali Kota segera melakukan konsolidasi deng­ an pimpinan Dewan untuk proses MPAK,” ujar legislator PKS ini.nwan

Kepala Dinkes Jatim dr Kohar Hari Santoso.

zika. Selain itu, koordinasi juga telah dilakukan diantaranya dengan meminta seluruh rumah sakit bersiap untuk melakukan perawatan terh­ adap penderita zika. “Surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota juga sudah kami buat seh­ ingga bisa melakukan kewas­

padaan untuk pemberantasan sarang nyamuk. Jika di Jatim ada yang terkena virus zika ini akan kami tempatkan di ruang isolasi di RSU dr So­ etomo Surabaya,” tukas man­ tan Dirut RSUD dr Soedono Madiun ini. Seperti diberitakan, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyatakan telah

ada masyarakat Indonesia yang terjangkit virus zika. Berdasarkan laporan yang ia terima, seorang yang terjang­ kit virus zika berada di Jambi yang berasal dari suku Anak Dalam. “Kebetulan. Jadi waktu itu melakukan penelitian untuk demam yang difokuskan dengue (demam berdarah). Na­ mun, setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ada virus Zika yang positif,” kata Nila di Ja­ karta beberapa waktu lalu. Nila melanjutkan, dia be­ lum mengetahui pasti berapa banyak warga yang sudah terjangkit virus zika. Namun ia memastikan jumlahnya tak mencapai puluhan orang sep­ erti yang terjadi di Singapura. “Kementerian Kesehatan tak akan lengah meski tidak banyak masyarakat kita yang terjangkit Zika. Pemerintah akan terus waspada dengan virus zika ini,” tutup Menkes. nsarifa

Pemprov Jatim Bebaskan Denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Gratis Bea Balik Nama Kabar gembira bagi masyarakat Jawa Timur. Pemprov Jatim kembali menggelar program pe­ mutihan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan gratis biaya balik nama untuk seluruh jenis kendaraan. Mulai dari roda dua (R2), roda tiga (R3), roda empat (R4) atau lebih. Kebijakan ini akan mulai diberlakukan per 5 Sep­ tember-3 Desember 2016 mendatang dan berlaku di seluruh wilayah Jatim. Hal ini diumumkan setelah ditekennya Peraturan Gu­ bernur (Pergub) Jatim No­ mor 44 Tahun 2016 oleh Gubernur Soekarwo. Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) Jatim Bobby Soemiarsono menegaskan diberlakukannya pemutihan denda/sanksi administratif PKB merupakan kebijakan Gubernur Soekarwo dan sebenarnya bukan merupa­

kan program tahunan yang rutin diberlakukan. “Program ini kembali kami berlakukan karena ini merupakan kebijakan Gubernur. Semua jenis kendaraan bermotor kita bebaskan dendanya yang 2 persen per bulan itu. Ini kita lakukan agar semua masyarakat bisa merasa­ kan program pemutihan ini,” jelas Bobby pada war­ tawan di kantornya, Jumat (2/9/2016). Tak hanya sanksi ad­ ministratif PKB, namun juga pembebasan bea balik nama kendaraan bermo­ tor (BBNKB) mulai dari kepemilikan kedua dan seterusnya. “Jika tahun lalu yang menerima gratis BBNKB hanya khusus R2 dan R4 plat kuning, nah tahun 2016 ini semua jenis kendaraan baik pribadi maupun umum semua ber­ hak atas layanan ini,” tam­

bah mantan Kabiro Umum Setdaprov Jatim ini. Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat Jatim segera memanfaatkan kesempatan ini mulai dari awal diber­ lakukan program terse­ but. Dalam pelaksanaan program ini, lanjut Bobby, sebenarnya pendapatan Pemprov dari PKB dan BBNKB jauh menurun na­ mun hal ini dilakukan juga untuk membantu merin­ gankan beban masyarakat. “Jujur saja dengan pem­ berlakuan pemutihan se­ lama tiga bulan ini penda­ patan kami yang hilang sekitar Rp 45 hingga 50 miliar. Namun sekali lagi itu ga masalah, keuntungan lain yang kami dapatkan yaitu data kami untuk ken­ daraan bermotor semakin baik dan masyarakat juga akan taat bayar pajaknya,” tukasnya.nsarifa

a d v e r t o r i a l

DPRD Jatim Tetapkan P-APBD 2016 jadi Perda DPRD Jawa Timur mene­ tapkan Raperda Perubahan APBD (P-APBD) Provinsi Jawa Timur Tahun Angga­ ran 2016 menjadi Peraturan Daerah (Perda). Hal ini dis­ epakati lewat pengambilan keputusan dari sembilan fraksi mulai dari Fraksi PKB, PDIP, Partai Demokrat, Par­ tai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PPP, PKS dan Partai NasDem-Hanura yang se­ muanya menyatakan setuju terhadap penetapan Perda P-APBD 2016. Juru Bicara Fraksi Partai Golkar Kodrat Sunyoto men­ jelaskan struktur anggaran P-APBD 2016 yang ditetapkan Badan Anggaran (Banggar) secara final meliputi pendap­ atan daerah sekitar Rp 23,927 triliun, belanja daerah sekitar Rp 24,616 triliun dan defisit anggaran mencapai lebih Rp 668 miliar. Hal itu juga sesuai dengan komitmen Gubernur Jatim Soekarwo bahwa akhir ta­ hun ini dilakukan efisiensi belanja di hampir seluruh SKPD pada belanja tidak langsung dan pengurangan alokasi anggaran. “Kami minta SKPD untuk terus bekerja keras men­ capai target kinerja yang ditentukan dalam RPJMD,” tegas Kodrat pada LICOM usaia Paripurna Pengambi­ lan Keputusan Penetepan Perda P-APBD 2016 di Ge­

dung DPRD Jatim, Rabu (31/8/2016). Sementara, lanjut dia, terkait kebijakan strategis untuk memberi tambahan alokasi anggran kepada be­ berapa SKPD yang dihara­ pakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, di­ minta agar capaiannya da­ pat dipertanggungjawabkan oleh SKPD terkait. Sejumlah SKPD yang anggarannya dalam P-APBD 2016 yang tak mendapat potongan malah anggaran­ nya ditambah, seperti Di­ nas Tenaga Kerja Transmi­ grasi dan Kependudukan (Disnakertranduk) Jatim yang semula dianggarkan Rp 294.309.147.657 berubah menjadi Rp 317.0477.137.057 atau bertambah sebesar Rp 22.737.989.400. Biro Kerjasama Set­ daprov Jatim total anggaran semula hanya sebesar Rp 10.315.923.700 dalam PAPBD Jatim 2016 mendapat tambahan anggaran sebesar Rp 7.147.052.000. Penamba­ hannya mencapai hampir 75 persen yang diperuntukkan untuk kegiatan Perjalanan Dinas Luar Negeri (PDLN) Gubernur Jatim ke Jepang dan Inggris dan kegiatan PDLN Wagub Jatim ke Po­ landia dan Hungaria. Sedangkan untuk urusan kesehatansemuladianggarakan Rp 3.846.485.528.876 berubah

Pimpinan DPRD Jatim dan Gubernur Jatim Soekarwo bergantian melakukan penandatanganan pengesahan Raperda P-APBD Provinsi Jatim Tahun Anggaran 2016 menjadi Perda.

menjadi Rp 3.969.742.718.4414 atau bertambah sebesar Rp 123.257.189.538. Khusus un­ tuk Dinas Kesehatan Jatim yang semula dianggarkan Rp 715.786.932.750 berubah men­ jadi Rp 723.9600.892.289 atau bertambah Rp 8.173.959.539. Untuk Dinas Perhubun­ gan dan LLAJ Jatim semu­ la hanya dianggarkan Rp 613.840.307.700 berubah menjadiRp625.284.010.950atau bertambah Rp 11.443.703.250. Sementara untuk alokasi anggaran yang justru me­ nyangkut pendidikan dan sosial masyarakat malah dikepras. Dinas Pendidi­ kan dari yang semula Rp 300.343.049.250 dipotong Rp 31.854.924.900 sehingga tinggal Rp 268.488.124.350.

Kemudian untuk Dinas Sosial juga dikurangi hingga Rp 18,615 miliar dari yang semula dialokasikan sebesar Rp 226,546 miliar. Begitu juga Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Jatim dikepras hingga Rp 1,618 miliar dari alokasi sebel­ umnya Rp 19,730 miliar. Dan untuk Badan Pember­ dayaan Masyarakat Desa (Bapemmas) Jatim beru­ ubah menjadi 53,299 miliar atau dikurangi sebesar Rp 5,206 miliar. Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Jatim juga tak luput dari pengerasan anggaran P-APBD. Alokasi anggaran yang semula dipatok Rp 128,468 miliar dikurangi Rp

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m

8,589 miliar sehingga tinggal Rp 119,879 miliar. Kemudian Balitbang juga dikepras Rp 3,108 miliar sehingga tinggal Rp 30,555 miliar. Khusus untuk infrastruk­ trur juga mendapat potong­ an anggaran hingga Rp 125,898 miliar. Rinciannya, Dinas PU Bina Marga Jatim dipotong Rp 63,062 miliar sehingga tinggal Rp 744,779 miliar, Dinas PU Pengairan Jatim dipotong Rp 37,788 miliar tinggal Rp 231,470 miliar dan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim dipotong Rp 25,046 miliar tinggal Rp 158,092 miliar. Pendapat lain dari Juru Bicara Fraksi PKB Anik Maslachah juga memberi­kan beberapa catatan. Frak­­sinya

mengakui secara kumulatif memang terjadi penambahan pada sisi pendapatan daerrah namun terjadi penurunan pada sisi pendapatan daerah. Karena itulah harus diper­ hatikan oleh Pemprov Jatim agar pelaksanaan APBD 2016 dapat mengembali­ kan postuur pendapatan di masa depan yang banyak ditopang oleh pendapatan asli daerah. “Jelas itu sangat diper­ lukan mengingat proporsi pendapatan asli daerah da­ lam struktur pendapatan daerah sangat menentukan kemandirian fiskal daerah,” ujar Anik. Tak hanya itu, pihaknya juga meminta adanya sin­ kronisasi belanja seba­ gaimana visi RPJMD Ja­ tim serta spirit kerja kerja pemerintah pusat. Maka dari itu Gubernur diminta menjamin realisasi be­ lanja dalam implementasi P-APBD 2016 diprioritas­ kan untuk menekan ketim­ pangan, mengedepankan pertumbuhan ekonomi lewat infrastruktur, serta merangsang potensi lokal untuk dapat bersaing den­ gan berkompetensi dengan produk-produk luar baik dalam skala nasional mau­ pun internasional. Terpisah, Gubernur Ja­ tim Soekarwo menegas­ kan pemotongan anggaran

dalam P-APBD 2016 tidak akan mempengaruhi kinerja Pemprov Jatim. Pengaloka­ sian anggaran tetap difokus­ kan pro rakyat dan mening­ kat­k an kesejahteraan ma­ syarakat miskin di Jatim. “Saat ini kita sedang menga­lami krisis ekonomi global, krisis ini jangka pan­ jang dan saya perkirakan 10 tahun belum tentu selesai. Ini karena liberalisasi atas nama efisiensi yang kemu­ dian melemahkan sistem ekonomi. Bagaimanapun APBD dan pendapatan daer­ ah turun, kita harus tetap jaga supaya ini semua tetap stabil,” tegas Pakde Karwo (sapaan akrab Soekarwo). Ia menambahkan, efi­ siensi belanja pada SKPD di­ akibatkan melambatnya per­ tumbuhan ekonomi global, nasional dan regional yang berdampak pada penuruan target pendapatan daerah, maka salah satu upaya logis dan rasional yang dilakukan dengan melakukan efisiensi atau pengurangan belanja. “Fungsi alokasi tidak mengu­rangi kinerja tapi den­ gan mengurangi be­lanja yang lain. Jadi keuangan itu ter­ diri dari makna, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Maka alokasinya tidak mengurangi sehingga stabi­ lisasinya tetap ada terhadap program,” tukas Gubernur. nsarifa/adv


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.