Koran Lensa Indonesia Edisi 148

Page 14

inspirasi usaha

13

Edisi 148 | 8 - 14 agustus 2016

Habibi Afsyah Pebisnis Online Sukses yang Cacat Bisnis rumahan ternyata dapat merubah hidup seseorang, bukan hanya untuk mereka yang di dukung oleh fasilitas lengkap, modal melimpah serta kesempurnaan fisik namun juga mereka yang tidak memiliki modal, bahkan mereka yang cacat sekalipun ternyata mampu menjadi seorang pengusaha sukses hanya dari rumah.

h

abibi Afsyah, nama seorang pemuda kelahiran Jakarta 6 Januari 1988 ini merupakan suhu atau master di bidang internet masrketing atau lebih umumnya adalah bisnis online. Dia memiliki cacat fisik berupa Muscular Dytrophy tipe Becker. Suatu mutasi spontan di gen systropin pada kromosom XP21. Penyakit yang secara perlahan membuat otot-ototnya menjadi semakin melemah dan fisiknya menjadi tak berdaya. Ia bahkan divonis oleh dokter akan meninggal pada usia 24 tahun. Namun berkat dorongan dari dalam diri serta keluarganya, ia pun bangkit.

Karena kekurangannya itulah kemudian ia sering diejek, dihina dan diolok-olok oleh teman-temannya. Ia berpindah-pindah da­ ri satu sekolah ke sekolah lain. Dalam benak sang ibu, apa yang bisa dilakukan oleh anaknya tersebut untuk memaksimalkan potensi anaknya tersebut. Melihat pada karaktersitik anaknya, Ibu Habibie melihat ada potensi dalam diri anaknya di bidang internet karena anaknya selalu betah berlama-lama di depan komputer walaupun pada saat itu, Habibie adalah penggemar game online. Berbekal keyakinan sang ibu dan diamini oleh sang anak, Habibie kemudian dii-

Habibi Afsyah di rumah dengan alat kerjanya.

Prihardono sukses dalam bisnis kroto.

Habibi Afsyah mendapat penghargan dari Danamon Bank award 2012.

kutkan dalam satu seminar pelatihan tentang internet marketing selama dua hari dengan biaya Rp 15 Juta. Dari sinilah cerita kesuksesannya dimulai. Ia kemudian mampu membuat satu web untuk pemasangan iklan rumah. Website rumah101.com meru­pakan web yang ia buat untuk para pengiklan rumah. Setiap pengiklan harus membayar uang Rp 100.000/ iklan untuk jangka waktu selamanya. Ia juga membuat semacam aplikasi Ponsel Quran untuk para pemiliki mobile phone. Selain itu, ia juga menjalankan bisnis Google Adsense dan Amazon. Berkat ketekunannya, Ha­ bibie Afsyah kini dapat mer-

aup keuntungan lebih dari 10 - 15 juta per bulan. Angka yang melebihi gaji pegawai negeri. Di samping itu, Habibi juga menjadi tokoh yang banyak dipublikasikan di berbagai acara talkshow motivasi insiratif seperti Kick Andy, Hitam Putih, Liputan 6 SCTV dan masih banyak lagi. Ia juga kerap menjadi seorang pembicara di berbagai seminar. Tercatat ia memberikan seminar di Lapas Anak Tangerang pada acara kemerdekan NKRI beberapa waktu silam. Selain itu, ia juga menjadi pembicara di depan banyak mahasiswa yang nota bene memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi darinya yaitu

pada saat acara Edu-Preneur di Universitas Pendidikan Indonesia Negeri - UPI Bandung 2009 serta Pembicara di Laga Einvenst UI 2008. Di sela-sela kesibukannya ia juga tak sungkan untuk membagi ilmunya kepada siapapun yang membutuhkannya. Kini ia menikmati hasil kerja keras serta kesabarannya dengan kebebasan finansial. Ia tak menikmati keberhasilan itu sendiri, ia sering pula berbagi dengan anak - anak yatim piatu. Benar - benar tokoh yang sangat inspiratif. Semoga kita bisa mencontoh beliau agar selalu bisa mengubah kelemahan menjadi satu kekuatan.ngat

Bermodal Uang Jajan, Dara Cantik Sukses Berbisnis Hijab Menjadi pribadi yang sukses tentu sudah menjadi dambaan bagi setiap orang, apalagi meraih kesuksesan di usia muda, akan menjadi hal yang sangat berharga. Hal itu dirasakan oleh Intan Hapsari (23), perempuan yang baru lulus dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, beberapa waktu lalu. Walau masih berstatus fresh graduate, perempuan cantik ini merupakan wirausaha pemula yang sukses sejak berada di bangku kuliah. Intan dikenal sebagai wirausahawan produk hijab dengan label Agniya. Bagaimana awalnya? Menurut Intan, dia memulai bisnis hijab sejak kuliah semester lima, atau sekitar 2013. Modal pertamanya adalah uang bulanan sebesar Rp 500.000 dari orang tua. Dengan uang jajan tersebut, dia membeli hijab dari pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hasil “kulakan”-nya kemudian dijual kepada teman-teman kampusnya. “Dulu awalnya saya itu dikasih uang jajan sama ibu bulanan. Pas awal bulan, uangnya agak banyak. Saya berpikir untuk putar uangnya,” ujar Intan.

Intan Hapsari, pemilik usaha jilbab Agniya Collection.

Ketika memulai berjualan, Intan harus berjuang menyingkirkan rasa gengsi yang mendera. “Awalnya saya banyak mikir, terutama gengsi. Saya pikir ‘ih ngapain ya jualan, emang nggak malu bawa-bawa tas isinya jilbab terus ketemuan sama yang beli? Orang kira nggak punya uang, paling untungnya berapa’,” kata dia. Tapi, Intan berhasil mem­buang jauh rasa gengsi itu dan mulai “enjoy” berdagang hijab. “Nama Agniya dari asmaul husna al-ghaniyu artinya yang maha kaya. Kata guru ngaji saya, supaya saya jadi orang kaya. Saya percaya sebuah nama adalah doa, jadi saya ikuti saran beliau,” tukas dara kelahiran Jakarta, 13 Mei 1993 ini.

Intan bahkan sempat berdagang pakaian impor bekas yang dibeli dari Pasar Senen. Namun usaha ini tidak diteruskan meskipun mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Sebab dia ingin fokus di hijab. “Pakaian bekas yang saya beli, sebelum dijual saya laundry. Dapat untung Rp 5 juta dalam dua minggu,” kata Intan. Intan menambahkan, bisnis jilbabnya mulai berkembang setelah mendapatkan bantuan dana dari program Wirausaha Pemula (WP) yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM. Berbekal saran sang ka­ kak, Intan mencoba ikut gerakan kewirausahaan nasional. Alhasil, Intan ber-

hasil lolos seleksi proposal bisnis Wirausaha Pemula dan berhak mendapatkan bantuan dana Kementerian Koperasi dan UKM. “Saya mendapatkan bantuan dana Rp 14 juta rupiah,” ujar perempuan berhijab ini. Bantuan dana tersebut membuat geliat bisnisnya semakin kokoh dan dia semakin percaya diri. Dia menggeser pola bisnisnya, dari yang awalnya membeli produk jadi, dengan mulai memproduksi sendiri. Bahan hijab dibeli di Bandung dengan cara mengajak kerja sama dengan penjahit. Sekarang, Intan bisa memproduksi dua kali dalam seminggu, atau antara 600 potong sampai 700 potong hijab dalam sebulan. Berapa omset Intan da-

lam sebulan? Menurut Intan, bisa berkisar antara Rp 5 juta-Rp 7 juta dalam sebulan. Lumayan bukan? “Tapi saya nggak melulu soal uang ya, bagi saya jadi pengusaha itu lebih kepada seberapa manfaat hadirnya usaha kita untuk orang lain,” ujar anak kedua dari empat bersaudara tersebut. Saat ini, pemasaran hijab Agniya dilakukan dengan sistem online dan reseller. Intan sudah bermitra dengan 25 reseller yang tersebar di berbagai kota, antara lain di Cilegon, Rangkasbitung, Serang, Serpong, Bogor, Bekasi, bahkan di Pontianak. “Sebanyak 15 reseller, saya belum pernah ketemu, tapi saya kirim aja barang. Siapapun yang mau menjadi reseller saya tidak menolak. Modal saya hanya percaya pada mereka dan Alhamdulillah, sampai sekarang saya belum pernah ada masalah (menipu) dengan reseller,” lanjut Intan, yang ternyata punya hobi mengajar ini. Intan mengaku, sangat menjaga hubungan baik dengan reseller. Menurut dia, reseller merupakan ujung tombak pemasaran produk Agniya, ditengah persaingan bisnis hijab yang sangat ketat.npra/ko

Mantan Atlet Basket Sulap Kaleng Bekas jadi Sumber Rupiah Berawal kecintaannya terhadap dunia seni lukis, Noviarti Muhidir atau yang kerap disapa Nova memanfaatkan kaleng bekas untuk kemudian dilukis sehingga bernilai ekonomi tinggi. Wanita yang juga dulu sempat membela Tim Basket DKI Jakarta di era 1989 sampai 1993 telah merintis usaha kesenian dan kerajinan yang diberi nama Country Kyra sejak tahun 2000 lalu. Kini, di usia usahanya yang menginjak umur 16 tahun, mantan atlet basket DKI Jakarta ini sibuk menuntun keempat karyawannya untuk melukis beragam kaleng bekas menjadi hiasan ruangan dan tempat menaruh piranti. “Saya lebih ngedidik mereka untuk melukis 4 orang,

Noviarti Muhidir dan kaleng hasil karyanya.

mereka punya tugas masingmasing. Ada kaleng mentega, kaleng minyak, kaleng kerupuk,” terang Owner Country Kita, Nova. Kaleng-kaleng bekas pakai tersebut kemudian dibersihkan dan dicat menggunakan cat acrylic yang ramah pakai untuk perabotan rumah tang-

Ternak Kroto Hasilkan Jutaan Rupiah

ga. “Dicat pakai acrylic, sifatnya non toxic,” tutur Nova. Nova menyebutkan bahwa penggunaan kaleng bekas belum banyak digunakan untuk produk rumah tangga, sehingga peluang bisnis usaha ini masih terbilang menjanjikan. Beragam kaleng yang telah

cantik dipoles dengan acrylic dapat digunakan sebagai piranti multi fungsi. “Ada buat tempat baju, mainan, majalah buku, tempat beras multifungsi. Jadi semua kaleng nggak ada yang kebuang semua jadi bermanfaat,” imbuh Nova. Pada awal memulai usahanya, Nova tidak mengalami kesulitan finansial. Berawal dari keisengannya, kini dirinya mampu mengantongi Rp 20 juta setiap bulannya. “Modal sebenarnya dikit Rp 250.000. Saya bikin dua kaleng, saya lukis terus bisa saya jual mahal. Dari keisengan aja sebenarnya. Kalau omzet Rp 15 juta sampai Rp 20 juta,” tutur Nova. Beberapa kendala juga dilaluinya. Wanita yang memiliki workshop di bilangan Bintaro

ini pernah mengalami persaingan usaha dari kompetitornya yang kurang sehat. “Ada juga meniru terangterangan. Kita bantu dia, kita mau kasih ilmu gratis. Begitu sudah bisa banyak yang ngambil saya punya karya dan mencuri pegawai,” terang Nova. Dirinya pun berpesan bahwa memulai sebuah usaha haruslah dari hal yang unik. Para entrepreneur juga dituntut untuk terus belajar akan hal baru sehingga dapat memaksimalkan peluang yang ada. “Pokoknya gini apa aja bisa kita jadiin duit, yang penting mau belajar. Craft kan udah menggeliat semua, sudah ada jadi ambil. Semua itu harta karun, bikin sesuatu yang unik,” tutup Nova.nard/feb

Ternak kroto meskipun terlihat sederhana, namun sebenarnya sangat menguntungkan. Dengan modal yang tidak terlalu besar, nyatanya dapat menghasilkan uang hingga jutaan rupiah. Dengansemakinmeningkatnya jumlah penggemar burung khususnya burung kicau, maka kebutuhan akan pakan burung termasuk kroto semakin meningkat dan ini tentu menjadi peluang usaha tersendiri yang sangat menguntungkan. Dan fenomena ini berhasil di lihat oleh pria asal Jombang jawa timur yang sukses dengan bisnis krotonya. Prihandono, pria berumur 47 tahun asal Jombang Jawa Timur berhasil mendapatkan penghasilan Rp 1 juta rupiah per minggu dari hasil usaha ternak kroto. Prihandono telah menjalankan usahanya sejak tiga tahun yang lalu. Usaha ini memang masih belum terlalu populer, padahal prospek pasarnya sangat besar karena sebagian besar persedian kroto sebagai pakan burung berasal dari tangkapan alam yang tentunya masih sangat terbatas. Untuk itulah, petani kemudian mencoba untuk menjalankan usaha ternak kroto yang memang sangat menguntungkan. Adapun cara ternak semut rangrang yang dijalankan oleh Prihandono terbilang cukup sederhana. Rumah semut hanya berasal dari botol bekas air mineral yang banyak di jumpai di tempat sampah dan di tempat ramai serta bisa di dapatkan dengan gratis. Setiap hari, Prihandono harus memberi makan dan

minum agar semut yang ia pelihara tidak mati serta mempercepat proses telur semut. Tak hanya itu, beliau juga menjaga suhu ruangan dengan cara menyemprotkan air dengan bentuk embun agar cuaca tidak terlalu panas. Untuk menjaga agar proses produksi telur berjalan lancar, Prihandono menyiapkan tampat khusus yang tenang untuk ternak kroto. Berkat ketelatenannya, beliau dapat mendapatkan omzet Rp. 4 juta - 5 juta / bulan dengan modal hanya ratusan ribu rupiah. Selain itu, usaha budidaya kroto juga tergolong usaha yang sangat mudah di biakkan sehingga sangat pas untuk usaha utama maupun usaha sampingan yang dapat di jadikan bisnis rumahan. Untuk pakan kroto, Prhandono menggunakan jangkrik serta gula. Untuk menjaga kesehatan semut serta memberi asupan gizi, Prihandono juga memebeli obat - obatan. Jumlah uang yang dikeluarkan oleh bapak tersebut rupanya hanya berkisar Rp 100.000 - Rp. 200.000, sementara keuntungannya bisa mencapai jutaan rupiah, Karena alasan inilah, Prihandono yang awalnya adalah peternak kambing kemudian berganti mata pencaharian sebagai pelaku usaha ternak kroto. Harga kroto memang terbilang sangat lumayan, untuk satu kilo gramnya, Kroto bisa mencapai angka Rp 150.000, dan bisa lebih mahal di beberapa kota besar sementara permintaan selalu saja melebihi stok produksi yang tersedia.ntrib

Unik, Pengusaha ini Kembangkan Beragam Produk dari Serat Bambu Siapa sangka olahan dari bambu bisa menghasilkan bahan dengan kualitas mumpuni di dunia. Di tangan pria asal Bandung bernama Taufiq Rahman, serat dari bambu dapat digunakan untuk bahan membuat kaos kaki, pakaian, hingga sepatu. Saat ini penggunaan serat bambu di Indonesia sebagai bahan tekstil dinilai belum banyak diproduksi, padahal produksi bambu dalam negeri cukup mumpuni. Berbeda dengan negara-negara Asia lainnya seperti Cina yang sudah menggunakan produk olahan bambu sejak beberapa dekade lalu. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Taufiq untuk memulai inovasi industri tekstil di Indonesia. “Mulainya 2010, awalnya kaos kaki dulu. Awalnya mau fokus kaos kaki, sepatu ke t-shirt dan sweater,” ujar Managing Director dan juga Owner, Bamboo Studio, Taufiq Rahman. Di awal memulai usahanya, pria asal Bandung ini kerap mengimpor benang bambu dari Cina, namun saat ini pihaknya telah mampu memintal serat bambu hingga akhirnya menjadi kaos kaki, pakaian, dan bahkan sepatu. Kemudian, dirinya memanfaatkan bahan baku bambu yang banyak ditemui di Bandung untuk diolah menjadi benang. “Awalnya impor benang yang dari serat bambu banyak dari Cina. Lama-lama coba kita impor seratnya kemudian dipintal di Indonesia. Kemudian jadi kaos kaki macammacam,” ujar Taufiq. Pada saat itu juga ia mulai berjuang untuk meyakinkan masyarakat akan kelebihan bahan dari serat bambu yang saat itu belum banyak dipakai. Hingga kini, produk buatannya terbukti mampu bersaing di pasar lokal maupun mancanegara.

Taufiq Rahman menunjukkan produknya yang terbuat dari bambu.

“Saya hampir 2 tahun cuma diketawain orang aja, disangkain bohong. Karena saya nggak bisa buktiin bambu beneran apa bohong,” tutur Taufiq. Dirinya yang memulai usaha sejak tahun 2010 lalu kini mampu mengantongi omzet hingga Rp 250 juta setiap bulannya. Omzet yang didapatkannya pun terus meningkat seiring dengan mulai banyaknya peminat pakaian dari serat bambu. “Modal awal sih Rp 100 jutaan. Omzet belum banyak, paling rata rata Rp 250 juta. Tapi kan kita tiap tahun naik,” imbuh Taufiq. Produk olahan bambu yang diproduksinya dijual dengan harga yang beragam dan relatif kompetitif dengan produk yang terbuat dari bahan katun. “Range harganya kaos kaki Rp 70.000 sampai Rp 100.000. T-shirt antara Rp 200.000 sampai Rp 400.000, sweater-nya Rp 500.000 dan sepatu dari Rp 400.000 sampai Rp 1 juta,” terang Taufiq. Pria yang sudah memiliki 25 karyawan ini kini melebarkan sayapnya ke berbagai pameran di mancanegara. “Pameran di Hongkong, Malaysia belum lagi pameran lokal, Inacraft tiap tahun dari 2012,” tutup Taufiq.ndt

w w w. l e n s a i n d o n e s i a . c o m


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.