#bekreatif
MINGGU
8 JANUARI 2017
23
Deteksi Kesuburan Tanah dengan Barang Bekas Alat pengukur kesuburan tanah dapat menggunakan barang-barang bekas, seperti sisa pipa paralon dan kabel listrik. RUDIYANSYAH
S
UBUR tidaknya tanah ternyata dapat dideteksi hanya dengan menggunakan peralatan sederhana. Seperti yang dibuat kelompok mahasiswa Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS Mata) Universitas Lampung (Unila). Mereka membuat alat pendeteksi kesuburan tanah dari barang-barang bekas. Meski sederhana, alat tersebut mampu mendeteksi banyak atau sedikitnya kandungan organik pada tanah yang akan ditanami. Untuk membuat teknologi sederhana pengukur kesuburan tanah tersebut, para anggota LS Mata FP Unila memanfaatkan alatalat yang mudah didapatkan, seperti pipa paralon, steker (colokan listrik), fiting (tempat bohlam), kabel, bohlam lampu, dan sumber arus listrik yang juga dapat digantikan dengan batu baterai. Bahkan, sebagian barangbarang yang digunakan adalah barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan, seperti sisa pipa paralon dan kabel listrik. Menurut Ketua Tim Pembuat
Alat Pendeteksi Kesuburan Tanah LS Mata, Wahyu Arief, alat tersebut dibuat sebagai salah satu teknologi aplikatif di bidang pertanian. Selama ini petani dirasa belum begitu memanfaatkan teknologi sederhana tersebut, yang sebenarnya sangat penting. “Dengan alat pengukuran kesuburan tanah, setiap petani dapat memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi tanah tempatnya akan menanam,” ujar mahasiswa Fakultas Pertanian Unila itu saat diwawanca-
Dengan alat pengukuran kesuburan tanah, setiap petani dapat memberikan perawatan sesuai dengan kondisi tanah yang akan ditanami. rai, pekan lalu. Langkah pembuatan alat pengukur kesuburan tanah tersebut dengan merangkai kabel yang disambungkan dengan bohlam lampu, di ujung salah satu sisi kabel diberi paku yang akan ditanamkan di tanah. Selain itu, dalam alat tersebut juga dibuat menjadi rangkaian pararel, dengan salah satu kabel yang terhubung ke sumber
arus listrik. Sebagai pembungkus kabel menggunakan pipa paralon. Untuk membuktikan kerja alat tersebut, timnya yang terdiri dari Pranata Arwan, Dharma Ningsih, dan Nur Arief Syahputra membuat dua buah contoh tanah yang akan diuji kesuburannya. Tanah tersebut berasal dari dua lokasi yang berbeda. Sedikit tanah tersebut dimasukkan ke dalam cawan dan diberikan tambahan air. Kemudian ujung kabel yang telah diberi paku atau fiting pada alat pengukur kesuburan tersebut dimasukkan ke tanah. Kesuburan tanah akan dideteksi dari terang atau redupnya nyala bohlam. Arief menjelaskan apabila kandungan organik dalam tanah sedikit, bohlam akan redup ataupun tidak menyala sama sekali. Apabila tanah tersebut kaya akan bahan organik, bohlam lampu akan menyala terang. “Alat-alat ini dapat membantu petani untuk menentukan jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh tanah dan mengetahui kualitas pupuk yang akan digunakan,” kata Arief. Menurutnya, alat pendeteksi kesuburan tanah tersebut sebenarnya merupakan teknologi sederhana yang sudah lama dikenalkan. Hanya masih sangat sedikit petani yang mencoba membuat dan mengaplikasikan alat tersebut. (M2) rudiyansyah@lampungpost.co.id
foto: LAMPUNG POST/dok
Kunci Keberhasilan Petani
KETUA Umum Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS Mata) Universitas Lampung (Unila), M Arieya Pratama, menjelaskan kesuburan tanah merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha tani. “Bagaimanapun sempurnanya suatu proses usaha tani, akan tetapi jika tidak didukung dengan kesuburan tanah yang memadai pasti tidak akan membawa hasil yang maksimal,” kata dia. Sebagai contoh kasus yang
umum terjadi pada petani adalah ketika petani memberikan pupuk kimia berlebihan di tanah yang menjadi lahan garapan mereka, tetapi produksi pertaniannya tetap tidak meningkat atau belum seperti yang diharapkan. Permasalahan pada kasus di atas karena tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga berapa pun pupuk yang diberikan tidak akan bisa terserap tanaman. Untuk mengetahui tingkat
kesuburan tanah tidaklah mudah, tidak bisa hanya diraba dan diterawang. Akan tetapi, harus dilakukan uji kesuburan tanah di laboratorium dengan biaya yang tidak murah dan tidak semua petani punya akses untuk melakukan uji kesuburan tanah tersebut. Alat sederhana ini dapat menjadi alternatif, teknologi tepat guna yang dapat dengan mudah dibuat oleh para petani. (M2) n RUDIYANSYAH
Cara Menggunakan Alat Pengukur Kesuburan Tanah: Ambil segenggam tanah yang akan kita uji. Masukkan ke gelas dan tambahkan air murni/air mineral sampai agak encer. Aduk-aduk sampai merata. Ambil alat penguji kesuburan tanah pasang bohlam 100 watt (bukan lampu TL), dan masukkan jack ke setop kontak. Tancapkan ujung alat penguji kesuburan tanah ke dalam gelas yang berisi tanah yang akan kita uji tersebut. Semakin terang nyala lampu tersebut berarti semakin subur tanah kita. Jika nyala lampu redup atau bahkan tidak menyala sama sekali, kita harus menambahkan pupuk organik ke lahan kita agar kesuburannya bisa kembali.