Lampung Post Kamis, 21 April 2016

Page 29

LAMPUNG POST

29

KAMIS, 21 APRIL 2016

Pencetak Para Saintis Muda Suharti berupaya menerapkan pembelajaran dengan cara menyenangkan sehingga pelajaran sains tidak menjadi momok bagi siswa. Nur Jannah

S

Bandar Lampung, provinsi, hingga ke nasional. Pada 2012, misalnya, juara I Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi dan mewakili Lampung ke OSN tingkat nasional. Di tahun yang sama, salah satu siswa menjadi juara Kuis Kita Harus Belajar (Kihajar) dari Kemendikbud. “Saat itu yang mewakili Provinsi Lampung ke nasional siswa dari SMPN 25 yang dibimbing langsung oleh saya, dan untuk tingkat provinsinya kami juara I,“ kata dia. Beberapa prestasi siswa bimbingannya yang lain seperti juara umum LCT MIPA tingkat Provinsi Lampung, juara III LCT MIPA SMTI tingkat Kota Bandar Lampung. Selain itu juga ada prestasi di ajang Kompetisi Kompetensi Mata Pelajaran KKM Tingkat Kota Bandar Lampung, kompetisi sains, pra-OSN, dan lainnya. ”Saya memang lebih banyak melakukan pembinaan, khususnya di bidang IPA,“ kata guru yang sudah mengabdi sejak 1997 itu.

ALAH satu ruang kelas di SMPN 25 Bandar Lampung hening. Sesekali terdengar tarikan napas panjang dari puluhan siswa yang konsentrasi menjawab soal-soal Olimpiade IPA. Di depan kelas, seorang guru wanita duduk di pojok depan kelas mengawasi dengan ketat. Saat melihat beberapa siswa mulai memenang kening, guru itu berdiri. “Gimana? Ada yang kesulitan? Soal yang mana yang kalian tidak bisa,” ujar Suharti lembut. Suasana tegang seketika cair. Beberapa siswa tunjuk tangan dan menjelaskan soalsoal yang sulit mereka pecahkan. Guru Fisika lulusan FKIP Universitas Lampung (Unila) itu tidak langsung memberikan rumus-rumus untuk menjawab soal. Namun, Tak Henti Belajar dia mengawalinya dengan pemahaman. Siswa berkualitas dilahirkan oleh Suasana pelatihan siswa-siswa yang guru yang berkualitas juga. Itu yang akan maju ke perlombaan sains seakan menjadi rutinitas Suharti. Dia menyadari bagi beberapa siswa, pelajaran sains masih menjadi momok. Sebab itu, guru berBagaimana membuat prestasi tingkat Kota Bandar siswa merasa Lampung ini memulai pelajar­ an sains dengan pemahaman. termotivasi dulu Dia juga kerap memotivasi para karena sebanyak apa siswa agar tidak takut dengan pun materi yang kita pelajaran IPA. “Prinsip saya dalam mengajejalkan. jar adalah bagaimana membuat siswa merasa termotivasi dulu karena sebanyak apa pun materi yang kita jejalkan, tapi kalau anak tidak punya motivasi, akan percuma saja,” ujar Suharti saat ditemui di sekolah, Senin (18/4). Sudah tidak terhitung berapa banyak siswa bimbingannya yang telah mengn LAMPUNG POST/DOKUMENTASI harumkan nama sekolah di tingkat Kota

sudah dibuktikan Suharti. Dia mampu melahirkan para saintis muda Lampung karena kualitas yang ada dalam dirinya ditransfer dengan baik kepada siswa-siswa ­bimbingannya. Sebagai guru, Suharti tidak pernah berhenti belajar meningkatkan pengetahuan dan wawasannya. Tidak hanya terkait materi yang dia ajarkan, tapi juga inovasiinovasi dalam metode pembelajaran. Suharti aktif mengikuti berbagai diklat dan pelatihan serta juga meraih berbagai prestasi. Dia pernah meraih juara I Lomba Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer (TIK), juara I Lomba OSN Guru, juara Kreativitas Guru Tingkat Provinsi, dan PTK berprestasi. Tidak berhenti pada lomba, Suharti juga menciptakan aplikasi penilaian rapor KTSP berbasis komputer yang membantu para guru mengisi nilainilai rapor siswa. “Pada 2014 seluruh sekolah mengguna-

kan K-13 yang berbasis komputer. Namun, kemudian ada pe­rubahan kebijakan yang meminta guru kembali ke KTSP, guru jadi kerepotan karena harus memasukkan nilai rapor siswa dengan tulis tangan. Saya membuat apli­kasi penilaian rapor KTSP itu, dan kini digunakan di seluruh sekolah Bandar Lampung,” kata tim MGMP IPA Kota Bandar Lampung ini. (S1) nurjannah@lampungpost.co.id

Suharti Guru Fisika lulusan FKIP Universitas Lampung

Obsesi Emas Vania Zaman sekarang prestasi atlet perempuan tidak jauh berbeda dengan laki-laki. RICKY MARLY

V

ANIA Carissa Wanta (30), atlet selam Lampung, sudah empat kali meng­ikuti ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Prestasi terbaik yang diraih selama mengikuti ajang olahraga empat tahunan ini, yakni perak di nomor M-course pada PON XVI 2004 Palembang, Sumatera Selatan. Untuk itu, pada PON XIX 2016 Jawa Barat September mendatang, Vania mengingin­ kan emas. “Raihan medali yang paling tinggi baru dapat perak di PON. Mudah-mudahan di PON September mendatang saya dapat emas, karena kemungkinan PON 2016 ini yang terakhir bagi saya,” kata Vania, saat ditemui di arena Kolam Renang Pahoman, Bandar Lampung, Kamis (14/4). Peselam kelahiran Bandar Lampung, 27 Mei 1985, ini akan turun di dua nomor, yakni M-course dan nomor five point. Vania akan turun bersama sang adik, Cindy Cla­ resta Wanta, di nomor yang sama. “Untuk cabor selam di PON September mendatang, Lampung akan mengirimkan dua atlet, yaitu saya bersama adik, di nomor yang sama. Untuk PON 2016 nanti targetnya emas, saya maunya emas,” kata dia, dengan semringah. Anak kedua dari pasangan Daryanto dan Martha ini menjelaskan target ini juga merupakan target dari KONI dan Pengprov Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indone-

Biodata Nama: Vania Carissa Wanta Kelahiran: Bandar Lampung/27 Mei 1985 Orang Tua: Daryanto dan Martha Pendidikan - S-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Maranatha Bandung (2003—2007 Lulusan terbaik (lulus kuliah 3,5 tahun dengan IPK 3,76) - SMA Xaverius Bandar Lampung (2000—2003) - SMP Fransiskus Bandar Lampung (1997—2000) - SD Xaverius Bandar Lampung (1991—1997)

sia (POSSI) Lampung. “Selain target pribadi, target emas itu juga memang target dari KONI dan pengprov. PON September nanti PON kelima saya, masa sudah lima kali ikut PON enggak dapat emas sih? Saya sudah latihan setengah mati, sampai-sampai saya jatuh dan kena karang di laut,” kata Vania, sambil memperlihatkan bagian tubuhnya yang lecet di kaki dan tangannya. Untuk itu, di sisa waktu sekitar lima bulan menjelang PON September mendatang, Vania giat berlatih untuk meraih emas itu. Selain itu, direncanakan akan berlatih atau uji coba di lokasi pertandingan sebulan sebelum bertanding. “Saya latihan se­tiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, latihan di laut, pindah-pindah, tapi yang paling dekat di Pantai Mutun. Kalau untuk pelatprov sudah dilakukan sejak Januari sampai menjelang pertandingan,” ujarnya.

Berawal dari Renang Vania menggeluti dunia selam berawal dari renang. Gadis berkulit putih ini menceritakan sebelumnya memang hobi renang. Namun, dalam berbagai kesempatan ada waktu untuk mencoba olahraga selam. Setelah diikuti, termasuk saat mengikuti berbagai pertanding­ an, lebih banyak berprestasi di selam. Keberhasilan itu mengantarkan Vania mengikuti pra-PON 2000 dan lolos ke PON yang digelar di Surabaya, Jawa Timur. “Saya ikut pra-PON 1999 untuk PON 2000. Ternyata saya lolos PON, sejak saat itu saya terus menggeluti dunia olahraga selam,” ujarnya. Namun sebenarnya, menurut Vania, dia tidak meninggalkan sepenuhnya renang. Selain masih tetap berenang, termasuk sebagai pelatih renang.

Pekerjaan - PNS di Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung - Swimming Coach di Rafflesia Swimming Club - Owner Mermaid Swimming Course Prestasi Akademik - Beasiswa kuliah S-2 di NCKU University Taiwan (2007) (tidak diambil) - Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum) (2006) Prestasi Olahraga: - PON XVII/2008 Kalimantan Timur: perunggu - PON XVI/2004 Sumatera Selatan: perak - PON XV/2000 Jawa Timur: peringkat V

“Jadi sebenarnya saya enggak ninggalin renang secara full. Tapi, sebagai profesi saya menggeluti selam dan menjadi cabor utama saya. Ketika prestasi selam lebih baik dari renang, saya memutuskan untuk lebih ke selam,” kata dia. Dia memilih selam juga sebagai hobi yang berlanjut menjadi passion dan akhirnya meraih prestasi. “Awalnya karena hobi juga dan keterusan serta mendapat prestasi. Selain itu ada juga dorongan dari keluarga untuk memilih selam ini, keluar­ ga juga support,” ujarnya. “Kalau sudah jadi passion, kita ngejalanin-nya enak, have fun, tanpa beban. Kita juga punya visi dan tujuan dengan passion itu, salah satunya meraih prestasi.” Prestasi perdana di dunia selam ini yakni pada PON pertamanya yakni PON XV/2000 Surabaya, Jawa Timur, dengan meraih peringkat kelima. “Kalau untuk prestasi pertama yakni dapat peringkat kelima di PON Surabaya, itu PON pertama saya saat umur 15 tahun,” kata dia. Sebagai atlet perempuan, dia pun mengharapkan srikandi-srikandi Lampung, ter­ utama atlet perempuan agar terus berprestasi untuk dirinya sendiri maupun daerah. “Zaman sekarang saya rasa antara laki-laki dan perempuan sama saja. Dari segi porsi latihan

juga sama, cuma volume dan intensitasnya saja yang sedikit berbeda. Dari segi prestasi olahraga, atlet perempuan juga sudah ba­ nyak berbicara. Khusus untuk cabor selam di Lampung, prestasi atlet selam putri cukup membanggakan, termasuk untuk pemula putri,” ujarnya. (O1) rickymarly@lampungpost.co.id

-

Kejurnas Selam 2014: perak Kejurnas Selam 2013: 2 perak Kejurnas Selam 2012: 2 perunggu Kejurnas Selam 2011: perak Kejurnas Selam 2006: perak Kejurnas Selam 2002: perak dan perunggu - Kejurnas Selam 2001: perunggu - Porwil V 1999: perak dan perunggu n LAMPUNG POST/M UMARUDINSYAH MOKOAGOW


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Lampung Post Kamis, 21 April 2016 by Lampung Post - Issuu