![]()
Halo, Sobat Kweekers!
Dewasa ini, kita pas sudah dak asing lagi dengan judul Sekolah Ramah Anak. Terlebih lagi Madrasah Mu’allimat telah mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak pada bulan Agustus lalu. Kita sebagai salah satu civitas di dalamnya tentu perlu tahu apa sebenarnya yang disebut Sekolah Ramah Anak.
Karena itulah, edisi walkmagazine kali ini mengambil tema yang akan mengupas tuntas bagaimana mewujudkan lingkungan yang mendukung judul Sekolah Ramah Anak dan siapa saja yang berperan ak f di baliknya sehingga sampai saat ini kita dapat merasakan lingkungan yang supor f untukmenuntutilmu.
Penerbitan walkmagazine kali ini juga sebagai penghargaan atas terwujudnya Sekolah Ramah Anak di Madrasah Mu’allimaat
Muhammadiyah Yogyakarta. Segala kata yang tertuang di majalah ini diharapkan dapat membuka lebih lebar wawasan kita mengenai betapa pen ngnya menciptakan lingkungan yang mendukung untuk berak vitas terutamauntukmenuntutilmu.
Salam hangat dan selamat membaca!
#YouthPublica on
Tahunggak,kweekers?Ternyataperanpendidikankarakterdanakademik
sangat mempengaruhi kedewasaan kita sebagai seorang siswa, lho! Apalagi pendidikan sendiri mudah kita dapatkan di masa modern ini. Se ap harinya saja, kita senan asa mengenyam pendidikan sekolah yang termasukkategoripendidikanformal.
Konsep Sekolah Ramah Anak dapat menjadi jawaban dari persoalan di atas. Sekolah Ramah Anak adalah sebuah konsep dimana ins tusi pendidikan menjadi tempat yang bebas dari kekhawa ran, ketakutan, dan tekanan apalagi diskriminasi dari siapapun. Konsep ini juga mendorong sekolah untuk memenuhi hak dan kewajiban siswa. Serta menumbuhkan kesadaran anak dalammemenuhikewajibannyasebagaisiswa.
Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak anak dalam se ap aspek kehidupannya secara terencana dan bertanggung jawab. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa hak anak untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Keterlibatan siswa dalam segala kehidupan sosial juga mendorong terciptanya kesejahteraan siswa, lho! Seper dapat belajar dengan nyaman, dak ada diskriminasi,dapatmengembangkanpotensidiri,danmasihbanyaklagi.
Seper yang kita ketahui, Mu’allimaat telah mendeklarasikan Satuan Pendidikan Ramah Anak pada 17 Agustus 2022 yang diiku oleh seluruh warga sekolah. Mu’allimaat sendiri telah berupaya menjamin dan memenuhi hak anak dengan harapan se ap anak dapat belajar di sekolah. Dengan itu, madrasah dan seluruh civitas di dalamnya akan menciptakan suasana yang aman, bersih, sehat, nyaman, dan menyenangkan tanpa adanya rasa khawa r dantakutakantekananpadapesertadidik.
Writer: Savaira | Editor: Azzah
Terlintaspertamakali,SekolahRamahAnakmemilikitendensiuntukmenciptakan lingkungan belajar dan mengajar yang aman dan nyaman bagi para aktor di dalamnya, terutama para siswa. Tentunya gerakan ini digagas sebagai langkah yang tepat. Untuk mewujudkan perlindungan kepada para siswa dengan menggunakan mekanisme yang formal. Dengan kasus-kasus yang menyebabkan lingkungan sekolah dak aman bagi para siswa seper bullying, kekerasan, pelecehan, dan lain-lain. Yang menjadi latar belakang gerakan ini diharapkan bisa menjawab kekhawa ran serta mengatasi isu-isu yang menjadi latar belakang tersebut.Kamimenaruhharapanbesarpadatercapainyasekolahramahanak.
SHABRINA ATMARANTY XIB
Menurut saya, lingkungannya itu dak membahayakan dalam ar konstruksi bangunannya perlu diperha kan. Bebas dari asap rokok, orang-orang di dalam sekolah harus paham aturan karena di sini kita punya aturannya sendiri, dak boleh ada oknum-oknum yang membuat siswi maupun guru takut, kegiatan di sekolah harus terjadi dengan penuh kenyamanan serta adab yang terjaga. Bullying itu nggak boleh banget baik verbal maupun non-verbal. Orang-orang yangadadidalamnyajugaharussalingsupport!
KASKADIA AHLI AULIA, S.Pd. / Guru matema ka
Yang jelas memperha kan hak-hak anak, baik secara pendidikan, belajar, krea vitas, dan termasuk hak-hak untuk kedisiplinannya. Dengan ar an pemenuhan hak-hak tersebut dak mengesampingkan kedisiplinan. Karena sesungguhnya kedisiplinan itu adalah proses untuk membangun diri se ap individudisekolahyangdampaknyaakankepadaramah daknyasebuahsekolah. Dengan disiplin itu, masing-masing individu akan membangun keramahannya sendiri dan impact-nya akan kepada orang lain. Kembali kepada hak-haknya masing, seper pendidikan dan belajarnya maka kemudian, kedisiplinan itu juga menjadi sesuatu yang harus menjadi. Kalau semua sudah disiplin ar nya sudah menyadari bahwa sebuah menjadi kewajiban untuk menjaga hak orang lain, dengan begitu menurut saya itu akan menjadi ide sekolah yang ramah. Karena semuasalingmenghargai.
Sekolah Ramah Anak itu ke ka sekolah mendorong para siswi agar dak takut untuk bersuara. Dengan adanya sekolah ramah ini, menjadikan anak bebas berekspresi dan menjadi siswi yang dak melulu menjadi subjek yang ditekan. Membangun siswi dak takut untuk bercita-cita. Dimana cita-cita itu yang menjadi pola dasar dan petunjuk akan apa yang akan dilakukan para siswi mengingat siswi adalah remaja pada tahap usia yang sedang mencari ja dirinya. Pandangan para siswi dak lagi semata tertuju pada orang tua, karena siswi mulai menimbang-nimbang apa yang kiranya baik bagi dirinya sendiri. Sebenarnya kitalah yang membangun untuk masa depan, kita punya banyak pilihan dan kita yangmenentukan.
SOFIA MEDINA IIIE
ARI SUPRIYANTO S.T. Staf urusan laboratoriumHai sobat kweekers!
Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, kita
banyak bahas nih soal Sekolah Ramah Anak, nah sebenarnya apa sih urgensi penerapan konsep sekolah rumah anak? Salah satu alasan yang
melatar belakangi diciptakannya Sekolah Ramah
Anak, adalah berkembangnya krea vitas dan inisia f peserta didik. Keterlibatan siswa dalam
ak vitas perwujudan lingkungan Sekolah Ramah
Anak tentu akan sangat berguna dan berdampak
banyak bagi kehidupan sekolah. Simak yuk, apa
saja fungsi dari program Sekolah Ramah Anak ini!
Sebagai wadah untuk menemukan mo vasi belajar siswa
Memberikan mo vasi untuk mencapai batasan prestasi
Menggali potensi diri masing-masing siswi
Meminimalisir adanya ndak kekerasan di dalam lingkungan sekolah
Membantu daya serap siswa untuk lebih ak f dalam kegiatan belajar mengajar
Dengan itu, madrasah akan menciptakan suasana yang aman, bersih, sehat, nyaman, dan menyenangkan tanpa adanya rasa khawa r dan takut akan kekerasan pada peserta didik. Penerapan Sekolah Ramah Anak ini memiliki harapan siswi Muallimaat dapat belajar dengan baik sehingga kompetensi yangdimilikisesuaidenganvisidanmisimadrasah.
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”
Kita perlu menggarisbawahi kalimat ‘anak-anak adalah perhiasan kehidupanduniatetapiamalkebajikanlebihbaikpahalanya’.Jikadisimpulkan kembali, maksud anak-anak di sini ialah anak-anak yang akan menjadi penerusbangsajugaakanmemberikankontribusinyauntukdunia.
Baiknya dalam hal ini, kita mengaitkan seberapa besar potensi anakanak itu tergantung dengan lingkungan tempatnya menjalani kehidupan. Terutamasekolahyangdapatdikatakanadalahrumahkeduabagianak.
Tahapan pertama terfokus dalam dukungan dan ajaran keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil dan terdekat serta terdiri dari orang-orang yang kerap didengar dan dijadikan contoh bagi anak. Keluarga berperan sebagai proteksi ekonomi, sekaligus ruang untuk berekspresi. Sementara pengajar sebagai mo vator yang berperan untuk melayani kebutuhan anakanak, khususnya terhadap keadaan anak sebelum dan sesudah belajar, kondisi kesehatan, kebiasaan hidup sehat, dan menghorma hak-hak anak serta kesetaraan gender. Dengan begitu terjadilah sarana pengajaran dan pendidikanyangselarasdalammemberikantujuannya.
Lalu apa yang dimaksud dengan amal kebajikan lebih baik pahalanya di sisi TuhanMu? Kembali lagi pada penggalan ayat diatas, pengajar
mengajarkan kebajikan yang akan terus berguna untuk kehidupan, tak hanya sebuah pelajaran, tetapi dalam aspek perbuatan kebajikan yang berguna untukkehidupan.Anakitusuatuyangdiharapkankelahirannyasebagaimana perhiasan, anak-anak adalah aset. Dengan hal seper itu perlu ditegaskan kembali bahwa peran lingkungan yang mencakup keluarga serta sekolah sangatlah pen ng bagi anak agar bisa mencapai tujuannya dan memberikan kontribusinya untuk dunia secara nyata, mereka (anak-anak) yang akan meneruskan bagaimana dunia kelak dengan memberikan bekal yang mereka tanamkan.
Hal tersebut memberikan penger an bahwa anak-anak memerlukan lingkungan yang mendukung, dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jika hal tersebut mampu berjalan sesuai apa yang telah menjadi kesesuaian bentuk nyata untuk dunia, anak-anak ini yang menjadi perhiasan yang bernilai dengan kontribusinya dengan bentuk materi serta perbuatan bajik.
Berdiri kokoh selama 104 tahun bukanlah suatu hal sepele. Sebagai salah satu ins tusi pendidikan yang telah berkontribusi sejak sebelum masa kemerdekaan, Mu’allimaat telah melesatkan banyak anak panahnya untuk mengabdikan diri bagi umat dan bangsa. Berbekal ilmu yang telah mereka mba, ribuan srikandi muda telah tersebar ke berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia. Seper halnya Himmatun Nafida Noor Afifa. Sosok alumni yang akrab disapa sebagai “Mbak Fida” ini lulus pada tahun 2014. Beberapa waktu lalu, Tim Redaksi LPPM berkesempatan untuk mewawancarai Mbak Fida terkait dengan topik utama majalah kali ini yakni Sekolah Ramah Anak. Seper apa sih, sudut pandang alumni tentang program tersebut? Untuk tahu lebih lanjut, simak penjelasan berikut ini ya, sobatkweekers!
1. Menurut Mbak Fida sebagai alumni Mu’allimaat, apakah deklarasi ‘SekolahRamahAnak’akanmembawaperubahanbesardiMu'allimaat?
Saya lihat Sekolah Ramah Anak ini adalah sebuah program yangluarbiasa,ya.Jadi,apakahakanmembawaperubahanbesaratau nggak itu kembali ke sekolahnya lagi. Apakah sekolah itu benar-benar bisa menerapkan sekolah ramah anak. Terutama di Mu’allimaat di mana banyak aspek-aspek yang harus dipenuhi di dalam Sekolah Ramah Anak itu tersendiri dan Insyaallah ke ka stakeholder internal maupun eksternal bisa bersinergi dengan maksimal, antara sekolah maupun pribadi siswa tersebut kedepannya akan membawa dampak yang baik, salah satunya adalah mengurangi angkabullying.
2. Apa saja unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk mewujudkanlingkungansekolahyangideal?
Ada 3 aspek dalam deklarasi Sekolah Ramah Anak yang pertama yaitu orang tua dimana orang tua bisa memulai dari segi ekonominya, kemudian dari segi sebagai orang tua yang memberikananakkebebasanuntukberekspresi,kemudianmenjadi teladan.Ituyangpalingutamadalammenjadiorangtua.Yangkedua adalah sekolah itu sendiri memfasilitasi dari segi wadah untuk
untuk berekspresi serta pendidikan yang diberikan, kemudian rasa nyaman, lingkungan yang sehat, dan lingkungan yang bersih sehingga anak-anak dapat belajar dengan maksimal dan mendapat pendidikan yang sesuai. Yang ke ga yaitu darisegimasyarakat.Bagaimanasekolahitubisaberkolaborasidenganmasyarakat. Masyarakat itu sendiri menjadi ang utama karena di mana pun sekolah-sekolah di Indonesia ini selalu berdekatan dengan masyarakat di sekitar dan hal tersebut juga menjadi so skills anak-anak juga, bagaimana mereka bisa berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat, bagaimana mereka bisa membantu masyarakat sekitar. Begitu pun peran dari masyarakat. Nah, mungkin saat ini kalau untuk Mu’allimaat tersendiri masyarakat dengan kata lain alumni juga berkomunikasi dengan siswi yang masih di Mu’allimaat, sehingga anak-anak di dalamnya merasa “Oh, aku tuh sekolah nggak sendirian, nih. Banyak orang-orang di sekitarku yang mendukung akuuntukmenjadigenerasiyangmumpunidimasadepan.”
3. Untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak tentunya diperlukan kontribusi dari seluruh warga sekolah termasuk para alumni, kira-kira peran apa saja yang bisa dilakukanolehparaalumnidalammerealisasikanprogramSekolahRamahAnak?
Mungkin kalau di Mu’allimaat tersendiri ada materi-materi Baitul Arqam, Darul Arqam, dan sebagainya yang selalu mengundang alumni. Jadi ada kedekatan tersendiri nih, antara alumni dengan siswi saat ini. Selain itu banyak juga alumni yang menjadi guru di Mu’allimaat bahkan direksi pun ada yang alumni. Nah peran lain dari alumni apa saja? Alumni bisa mengadakan sebuah acara yang didalamnya menguatkan kaderisasi, pas ada beberapa evaluasi yang dirasakan para alumni, kan. Apa saja yang mungkin kemarin missed dilakukan oleh alumni itu perlu diperbaiki. Jadi harus ada semacam komunit alumni lalu alumni membuat mate kaderisasi untuk anak-anak serta beberapa masukan dan saran untuk kemajuan madrasah kedepannya. Sebenarnya sekarang sudah ada namun ada yang formal dan nonformal karena adanya berbaga kesibukan.
4. Bagaimana pendapat Mbak Fida tentang
‘senioritas’ dan bagaimana cara mengatasi dampak buruk senioritas yang suli dihindaridilingkungansekolah?
Senioritas itu sebenarnya kayak lingkaran setan gitu. Dia keulang karena dulu diperlakukan seper itu. Ke ka ia menjadi kakak kelas ia akan melakukan hal yang sama. Jadi, gimana cara mengatasinya? Diperlukan komunikasi antara adik kelas dan kakak kelas dimana adanya event-event dapat menjadi sarana untuk menyatukan kegiatan mereka. Ke ka ada komunikasi yang baik antara adik kelas dan kakak kelas maka akan mengurangi masalah senioritas. Mungkin dak bisa maksimal, semua siswa itu terselesaikan masalah senioritasnya tapi se daknya mengurangi permasalahan tersebut karena alam bawah sadar manusia itu ke ka ia lebih besar dari adiknya pas akan ada sifat-sifat yang menganggap bahwa ia lebih senior. Dari dulu di Mu’allimaat, organisasi itu anggotanya dari kelas 2,3,4, dan 5. Menurut saya itu juga dalam rangka mengurangi senioritas karena dalam organisasi terdiri dari beberapa angkatan sehingga adanya sinergitas antara adik kelas dan kakak kelas. Itu menjadi penguatantarasiswikelas1-6.
Sebenarnya banyak yang berkesan buat saya karena setelah saya lulus saya merasa “Wah, Mu’allimaat ini luar biasa.” Say menganggap Mu’allimat sebagai miniatur kehidupan gitu. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil selama 6 tahun bersekolah di sana. Dan itu sangat aplika f diaplikasikan dalam kehidupan orang dewasa apalagi untuk saat ini. Yang paling berkesan menurut saya mungki
berorganisasi kali, ya. Kebetulan saya di posisi ketua
1 IPM waktu itu. Nilai-nilai yang saya dapatkan dari
IPM itu luar biasa bahkan dalam berkeluarga itu
sangat berpengaruh. Dan dinamika serta segala
macamnya di IPM itu sangat membantu saya dalam menjalani kehidupan saat ini bahkan dalam
berbisnis juga begitu, dalam menghadapi SDM saatiniitubanyakdiambildariIPM.
Apa pengalaman yang paling berkesan selama bersekolah di Mu’allimaat?
Sekolah Ramah Anak adalah konsep brilian yang melibatkan seluruh presensi civitas di sekolah mulai dari siswa, guru, karyawan, alumni yang telah menjadi bagian dari masyarakat, bahkan masyarakat sekitar itu sendiri. Se ap unsur civitas sekolah tersebut diharapkan mampu menjalani peran dan fungsinya dengan seop mal mungkin. “Take and Give” adalah memberi dan menerima. Ke ka kita harus bersedia menerima dan merelakansesuatuuntukmembangunsebuahhubunganyangkokoh.
Konsep Take and Give juga tentang menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang memberikan kenyaman, rasa senang, dan sense of security. Sekolah bukanlah rumah tetapi memberikan perlindungan sehangat rumah. Rumah dengan perasaan senang dan nyaman. Sekolah tersebut bukanlah sekolah yang akrab dengan senioritas yang kerap disalahar kan dalam stereo p nega f. Sekolah Ramah Anak memandang senioritas sebagai budaya di mana yang lebih muda menghorma yang lebih tua dan selaras dengan kewajiban yang tua untuk membantu atau mengayomi yang muda.
Sekolah Ramah Anak memandang senioritas bukan sebagai bentuk kesemenaan dan ajang pertunjukkan kekuasaan akan posisi senior. Senioritas tak melulu antar ngkatan kelas, tetapi bisa terjadi antara guru dan siswa, karyawan dan siswa, bahkan siswa dan masyarakat. Seper halnyaguruyangmendapatkanfasilitasmejadenganbanyaklacisedangkan siswa dak,halinikarenagurumemilikikewajibanyangberbedadarisiswi.
Selain itu, menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dapat dimulai dari kesadaran untuk melaksanakan tata ter b dan mematuhi peraturan yang ada. Siswa yang berkewajiban mematuhi aturan pun dak merasa tertuntut atasnya. Hak dan kewajiban sebagai hubungan mbal balik harus berjalan beriringan dimana siswa dan guru perlu saling memahami sehingga semua pihak sama-sama nyaman. Kewajiban anak yang terlaksana harus dibersamai dengan pemenuhan hak anak. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara siswa dan guru bersifat saling membangun dan melengkapi sebagaimanaprinsipTakeandGive.
Salah satu alat untuk menuju Sekolah Ramah Anak adalah melalui Bimbingan Konseling (BK). Mengingat di dalam kehidupan sekolah tak menutup kemungkinan terjadinya gejala kekerasan fisik maupun psikis, karenaitulahdiperlukanpenguatandiri.Fasilitasdansaranaprasaranayang memenuhi kebutuhan anak juga sangat pen ng, seper UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah). Bukan hanya soal penguatan diri tetapi juga kewajiban sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat siswa salah satunya berupa Organisasi yang menjadi wadah krea vitas anak. Apabila terjadi kecacatan dalam fasilitas yang ada sebelumnya, sekolah hanya perlu mengembangkan dan memodifikasi kembali fasilitas-fasilitas dengan inovasi-inovasiyangada.
Narasumber: Unik
Rasyidah
Sebagai bagian dari warga sekolah, kita perlu
menyadari bahwa peran kita sangat dibutuhkan dalamupayamewujudkanprogramSekolahRamah Anak. Gimana sih cara Muallimaat mewujudkan program ini?Yuksimakpenjelasandibawahini!
Selain melalui warga sekolah, pendidikan ramah anak juga diterapkan melalui gerakan-gerakan yang mendukung. Apa saja sih gerakan yang akan dan sudah dilakukan Muallimaat untuk mendukungprogramSekolahRamahAnakini?
1.
Melaksanakan Deklarasi Satuan Pendidikan Ramah Anak bersama guru,karyawan,danjugaseluruhpesertadidik.
2.
Memberikan pengajaran serta pemahaman kepada organisasi santri sebagai figur keteladanan agar dalam bersikap dan melaksanakan program kerjanya dak melakukan kekerasan
3.
Memberikan pemahaman terhadap warga sekolah melipu guru, karyawan, pamong, dan musyrifah supaya pelaksanaan tugasnya tanpa melakukan unsur kekerasan dan tetap memenuhi hak-hak
Writer: Sava, Sekar | Editor: Azzah
Manusia hanya akan mengorbankan apa yang menurut mereka pantas dikorbankan.
Seper mengorbankan hangusnya bumi perlahan-lahan daripada harus membuang tenaga mengelola sampah satu persatu.
Sudah jadi rahasia umum. Pun banyak yang memaklumi.
Seper mengorbankan masa depan insan yang bahkan belum hadir sepenuhnya daripada harus membesarkan dan membiarkannya mencecap dunia ini.
Sudah bukan hal tabu. Pun banyak yang berlagak buta.
Hari demi hari dak pernah terasa baru dengan manusia-manusia ini.
Sementara dibalik para manusia bodoh sok pintar ini, ada manusia-manusia lain yang sendiri mengorbankan waktu, sendiri mengorbankan mimpi, pun sendiri mengorbankan nyawa.
Ialah ibu pada anaknya yang tak tahu akan jadi seper apa nan nya.
Ialah guru pada muridnya yang tak pernah menger juga betapa beruntungnya ia mendapat ilmu.
Ialah teman sesama teman yang merelakan waktu tuk bersama barang sede k. Sungguh dunia hanyalah pengorbanan demi pengorbanan.
Di akhir kata hanya akan ditanyai untuk apa sajakah pengorbananmu itu?
Maka kembali lagi aku merenung, kembali tertengadah menengok langit yang jadi saksi seluruh abad ini bersama manusia.
Jika aku tanya pada langit apa sajakah yang sudah ia saksikan atas kami, akankah dia terlalu ragu untuk menjawab?
Mungkinkah baginya ar pengorbanan akan menjadi lebih berbeda lagi?
Lintang, Lily, Haura, Mala, Salwa, Upik, dan Zizi merupakan tujuh siswi Madrasah Aliyah dari Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ketujuh siswi tersebut sangat memiliki jiwa sosial dan peduli lingkungan yang nggi. Maka dari itu, tak heran jika merekakerapdijadikanteladanolehparagurudisekolah.
Suatu hari di saat libur sekolah mereka merencanakan untuk berlibur ke pantai. Se banya di pantai mereka menemukan banyak sekali sampah berserakan di pesisir maupun di perairan pantai. Banyak sekali ikan-ikan yang terkapar ma karena rusaknya ekosistem pantai. Mereka sangat priha n akan kondisi pantai tersebut.
Keesokan harinya di saat jam is rahat sekolah mereka bertujuh pergi ke ruang direktur. Mereka menemui ustadzah Unik selaku kepala sekolah guna mengusulkan gerakan reresik bumi. Mereka menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya gerakan sederhana reresik bumi untuk membantu menyelamatkan se daknya 30% bagian dari bumi. Usulan mereka pun mendapatkan respon posi f dariustadzahUnik.
Akhirnya balah hari dimana gerakan reresik bumi dilaksanakan. Ustadzah Unik memberikan arahan kepada para siswi tentang pen ngnya menjaga kebersihan alam. Tak lupa ustadzah Unik memberi tahu hal hal yang harus dilakukuan dan yang dilarang saat kegiatan berlangsung. Sebelum para siswi diberangkatkan, ustadzah Unik membagi menjadi beberapa m yang terdiri dari 1 koordinatordan9pesertaagarlebihterkoordinir.
Sesampainya di pantai, antusiasme para siswi sangat terpancar. Mereka berbondong-bondong mengambil sampah dari ujung ke ujung. Mereka berlomba lomba untuk memenuhi kantong kresek yang dibawa dengan sampah sampah yang berserakan. Beberapa dari mereka juga ada yang menanam bakau untuk mengembalikan ekosistem pantai. Tak lupa juga mereka memasang beberapa tempat sampah di area sekitar pantai untuk memudahkan para wisatawan untuk membuang sampah dan meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan sekitar pantai.
Tak terasa gerakan reresik bumi sudah hampir selesai. Sudah hampir setengah hari mereka berperang dengan sampah-sampah di bawah terik matahari. Banyak sekali tumpukan sampah yang berhasil dikumpulkan oleh para siswi. Sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk kebersihan Daerah Is mewa Yogyakartauntukdibawakepembuanganterakhir.
Pantai pun kini terlihat bersih dan rapi. Banyak masyarakat dan wisatawan sekitar yang mengapresiasi gerakan reresik bumi tersebut. Oleh karena, itu kita sebagai penduduk bumi harus selalu menjaga dan meningkatkan kesadaran tentang kebersihan bumi kita. Karena kebersihan bumi akan berdampak baik untuk berpuluh puluh bahkan beratus ratus tahun kedepan. “Save the environment star ngfromyourac on”
Zenosyne
(n) The sense that time appears to be moving faster and faster--especially as one grows older--speeding towards the inevitable conclusion that will arrive unexpectedly soon.
Terlewati. Berapa jam? Berapa hari. Berapa minggu. Berapa bulan. Berapa tahun?
Semudah itu. Kamu berdiri dalam diam dan melihat segalanya berubah, dengan atau tanpamu. Semudah itu, jalan lain mungkin terbuka ketika kamu memilih untuk mulai melangkah, ataupun ketika dirimu yang lain memilih menetap hanya sebagai penonton saja, memberi manfaat hanya pada dirinya sendiri. Semudah itu ketika kamu sadar pada detik yang terlambat, terlewati, habis dan tak bisa diputar ulang.
Kemudian sambil melihat ke belakang, menyesal dalam detik-detik yang seharusnya bisa memperbaiki apa yang terlewati. Kamu mengulangi kesalahan yang sama. Entah kamu sadar atau tidak. Entah kamu mau mengakuinya atau tidak.
Mungkin ada sesuatu atau seseorang yang pernah lewat, yang tak sekedar lewat namun ternyata sempat menyenggol bahumu. Hanya sedikit atau mungkin sepenuhnya berhasil menyentak lamunanmu. Satu versi dirimu yang lain memilih mendengarkan tepukan kesadaran itu dan berhenti bersikap pasif, sementara versimu yang ini bahkan tak pernah sadar apa yang sebenarnya terjadi.
Aku ingin kamu tahu, bahwa tanpa tepukan pun tidak berarti dirimu tak bisa sadar. Bahwa ada yang terlewati. Bahwa ada yang harus kamu lakukan sekarang atau takkan pernah sama sekali.
naira
Kweekers tahu nggak sih, beberapa bulan lalu lalu Mu'allimaat berhasil memberangkatkan dua angkatan di waktu yang hampir bersamaan, yakni kader ngkat 6 pada bulan September dan kader ngkat 4 di bulan Oktober. Tidak tanggung-tanggung, Mu'allimaat memilih Bandung sebagai tujuan study tour kaliini.Adabanyakdes nasimenarikyangdikunjungiselama3hari2malamitu.
Dalam study tour kali ini, Mu'allimaat berupaya untuk menanamkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi siswi, yaitu nilai pembelajaran yang diwujudkan dengan kunjungan ke UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) sebagai des nasi pertama yang dikunjungi, disertai pembekalan terkait kelanjutan studi. Dalam kesempatan itu, UPI melakukan sosialisasi mengenai visi dan misi universitas tersebuttermasukpaparansingkatmengenaijurusan-jurusandidalamnya.
Nilai kedua adalah pengembangan terkait jurusan masing-masing. “Kami diberi buku dengan tugas yang berbeda-beda sesuai dengan jurusan masing-masing. Misalnya bagi anak IPS tugasnya mempelajari jual belinya atau anak IPA yang ditugaskan mengama bentang alamnya.” Ungkap Nadia Sekar Langit, peserta study tour kelas 4. Lantas apakah study tour hanya bersifat edukasi saja? Tentu dak, kweekers. Nilai terakhir yang ingin disampaikan madrasah adalah nilai kebersamaan, solidaritas, dan kekeluargaan yang dibalut denganagendarekreasi.
Tak selesai di UPI saja, setelahnya mereka menuju ke Great Asia-Africa. Des nasi dengan luas 5 hektar ini berisi banyak replika-replika negara seper China, India, Afrika, dan sebagainya yang dibangun sebagai spot foto yang menarik.Tempatwisatainiberadadidaerahlerenggunung.
Perjalanan berlanjut ke Floa ng Market, tempat dengan begitu banyak penjual di mana mereka berjualan di atas perahu. Alat tukarnya pun cukup unik lho, kweekers, mereka menggunakan koin sebagai alat pembayaran. Selain itu, keindahan tamannya juga sangat memanjakan mata. Yang paling seru dari des nasi ini adalah “Rainbow Slide” berupa seluncuran yang begitu nggi sampai-sampai tak terlihat dasarnya dari ujung paling atas. Tapi adrenalin keseruannyatentutaktertandingi.
Floa ng Market menjadi des nasi terakhir pada hari pertama study tour. Keesokannya, rombongan berangkat ke Pasar Baru pada dini hari. Pada pengalaman kader ngkat 4, mereka datang terlalu pagi sampai-sampai kioskios belum dibuka dan akhirnya mereka pun menunggu sampai Pasar Baru dibuka. Pasar baru sangat luas sehingga dihimbau untuk mengingat tempat masukdankeluar.
Selepas puas berbelanja dan mengelilingi Pasar Baru, mereka berangkat ke des nasi yang paling ditunggu-tunggu, yakni Trans Studio Bandung. Mereka dihimbau untuk sarapan terlebih dahulu dan setelahnya mereka diberi kebebasan untuk menaiki wahana apapun di dalamnya. Roller Coaster adalah salah satu wahana yang mereka nikma , meskipun beberapa tak sempat menaikinya karena terhalang pe r. Tapi dengan wahana yang begitubanyakmembuatmerekamerasakansensasikeseruansepenuhnya.
Rangkaian perjalanan studytour selesai pada 14 September bagi kader ngkat 6 dan 20 November pada kader ngkat 4 dan mereka segera melakukan perjalanan pulang setelahnya. Mereka sampai di Jogja tengah malam pada dini hari.
“Seru,pengenlagi!”KataIfa(4B)penuhnostalgia.“ApalagiJawaBarat adalahkampunghalamansaya.”NadiaSekar(4C)menambahkan.
“Aku sangat terharu sekaligus seneng melihat temen-temenku seneng, mengingat ini momen bareng terakhir kita di kelas enam.” Kata Alifia Faiza selaku ketua kader ngkat enam.
Sebagian dari kita mungkin tak asing lagi dengan nama Elly Risman. Namanya kerap kali muncul pada kolom seputar dunia paren ng dan anak di berbagai majalah dan literatur lainnya. Perempuan berdarah
Aceh yang bernama asli Hainah Ellydar Din Ilyas ini merupakan seorang psikolog perempuan yang fokus pada paren ng dan pendidikan anak. Beliau menamatkan studi sarjananya di Fakultas PsikologiUniversitasIndonesia.
Perempuan kelahiran 21 April 1951 tersebut tak hanya menempuh pendidikan formal. Pada tahun 1992, Elly berkunjung ke Amerika Serikat. Kepergiannya ke sana pada mulanya hanya untuk mendampingi sang suami yang mengambil program PhD. Namun ke ka berada di negeri Paman Sam itu, ia tertarik untuk mendalami pendidikan paren ng hingga kemudian mengambil kelas-kelas paren ng di Florida State University, Tallahassee. Kegiatan tersebut menjadi cikal-bakal berdirinya taman kanak-kanak dan taman pendidikan Al-Quran di Tallahassee, Amerika Serikat. Beliau menjabatsebagaikepalasekolahdisanahinggatahun1997.
Dedikasinyapadaduniaanakterusberlanjutsaatbeliau kembali menginjakkan kakinya di tanah air. Elly Risman mendirikan sebuah yayasan bernama Yayasan Kita & Buah Ha bersama dengan rekannya, Neno Warisman. Yayasan nirlaba tersebut bergerak dalam bidang pendidikan paren ng. Ak vitasnya mencakup seminar kepada orang tua, guru dan sekolah, serta organisasi lain yang menginginkan perbaikan dari masalah paren ng, pendidikan,dankomunikasidengananakataumurid.
Banyaknya dampak buruk di era digital ini turut memperkuat tekad Elly Risman untuk terjun membantu para orang tua dalam menjaga anaknya dari pengaruh nega f. “Karena anak adalah pan Tuhan, dan sayangnya tak semua orang tua siap menjaga amanah Tuhan dengan mencukupi semua kebutuhan anak,”BegitulahtuturPsikologEllyRisman.
Source: h ps://www.bernas.id/2016/03/138708/9605-elly-risman-dedikasikan -diri-pada-dunia-pendidika n-dan-pengasuhan-anak, de k.com, merdeka.com, ruangkeluarga.id , pwmu.co.id, fammi.ly
Halokweekers!Kitasemuapas inginmemilikilingkungan sekolah yang menyenangkan. Tapi sekolah yang nyaman bukan sekadar soal fasilitas dan peran guru dan karyawan.
Kita sebagai siswa punya peran besar lho dalam mewujudkansekolahyangnyaman!
Coba kita lihat baik-baik. Kita sebagai siswa adalah unsur terdekat bahkan yang mendominasi dari kehidupan yang terjadi di sekolah. Bagaimana kita berperilaku, menanggapi banyak hal, dan kehendak kita berpengaruh terhadap dinamika yang terjadi di lingkungan sekolah. Jadi bagaimana perankitauntukmewujudkanlingkungansekolahyang nyaman?Adabanyaklho,kweekers!
Yang pertama adalah senan asa bersikap toleran. Pas akan ada banyak siswa dari daerah
dengan kebudayaan yang berbeda. Kita perlu menghorma mereka dengan perbedaan yang berasal dari banyak segi. Dengan begitu, akan ada mbal balik yang posi f untuk menjadikan sekolah yang inklusif dan terbebas dari ndakan perundungan.
Yang kedua, mencegah terjadinya kekerasan fisik dan psikis. Sebagaimana yang kita ketahui, dalam kehidupan sekolah begitu sulit untuk meniadakan in midasi sepenuhnya. Agar dak terjadi keresahan seper rendahnya kepercayaan diri, merasa terisolasi dalam pergaulan, menurun nya prestasi akademik.
Bentuk tersebut bukan sikap yang bijak seandainya kita
hanya acuh tak acuh. Sebab itu, kita memiliki peran yang besaruntuksalingmembantudanmenaseha .
S e b e n a r n y a , k w e e k e r s , d a k
selamanya peran kita sebagai siswa
harus berjalan besar-besaran. Kita
hanya perlu menjalankannya dengan ru n dan dimulai dari hal-hal kecil.
Menyadari hal tersebut, kita juga perlu bergerak membantu mewujudkan
lingkungan sekolah yang nyaman. Dua langkah di atas hanya sedikit dari
banyaknyaperankitayangbisakitalakukanlho.
Kita tahu mana yang benar dan mana yang salah, jadi jangan sampai kita
memilihuntuktutupmatadarikehidupansekolahya!
Writer: Ara | Editor: Azzah
PEMiMPiN UMUM QONiTA KHAiRA
PEMiMPiN REDAKSI FARAH HAURA
PEMiMPiN LAYOUTER MAITSA SYAFIQA
LAYOUTER NAIRA ESYA
LAYOUTER JANITRA
LAYOUTER MUTIARA
LAYOUTER SALSABILA
REPORTER AUFA KAYLA
REPORTER FIDELYA
REPORTER SAVAIRA
REPORTER SEKAR KHAIRA