Kekerasan Budaya Pasca 1965 - Wijaya Herlambang

Page 289

SEPTEMBER: MENDOBRAK VERSI RESMI G30S

puan Darius mengendalikan pikiran dan tubuh tokoh-tokoh kund cerita ini, tidak saja keempat jurnalis muda itu, tetapi juga, dan lebih penting lagi, tokoh-tokoh politik penting termasuk Presiden Sukresno. Di bawah kendali Darius, Presiden mengambil kebijakan yang kelak akan menyelamatkan posisinya dari manuver politik yang dilakukan oleh musuh-musuhnya, khususnya Jenderal Theo Rosa: sebuah langkah politik yang di dalam kenyataanya tidak pernah terjadi jika kita mengacu pada peristiwa riil pergolakan politik 1965. Hal ini berarti bahwa langkah politik Presiden yang dikisahkan dalam novel untuk menghadapi kampanye militer Theo Rosa adalah murni imajinatif. Jika pembaca mengaitkan kisah ini dengan peristiwa 1965, maka di sinilah Noorca memaksa pembaca membayangkan apa yang kiranya terjadi jika Presiden Sukarno memutuskan melawan secara frontal Angkatan Darat yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto pada masa pergolakan politik 1965. Dalam kaitannya dengan diskusi bagaimana novel ini mendobrak narasi utama Orde Baru, saya berpendapat bahwa kekuatan September tidak terletak pada bagaimana cerita ini mengimajinasikan sejarah 1965, melainkan pada perspektif oposisionalnya atas versi Orde Baru. Pertama, September secara tegas berargumen bahwa percobaan kup itu adalah akibat dari konflik internal kepemimpinan militer, di mana sebuah klikjenderal-jenderal sayap kanan mendapat dukungan pemerintah asing, khususnya AS, untuk mengambilalih kekuasaan politik dari Presiden. Kedua, novel ini tidak menyebut keterlibatan PKl sarna sekali sebagai dalang penculikan. Mendekonstruksi Mitos Gerakan 30 September

Konflik Internal dalam Kepemimpinan Angkatan Darat Dalam September, Noorca memunculkan beberapa isu penting yang berbeda dengan argumen dalam narasi utama Orde Baru:

277


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.