UNIVERSITAS GADJAH MADA
Nawala Kreativitas UGM Edisi 45 / Oktober 2019
kreativitas.ugm.ac.id
G
+62 822-4334-6611
kreativitas@ugm.ac.id
@kreativitasugm
GAMAFORCE JUARA 3 KOMPETISI PESAWAT NIRAWAK INTERNASIONAL
adjah Mada Flying Object Research Center (Gamaforce) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Dengan pesawatnya, Ashwincarra, Gamaforce berhasil menyabet Juara 3 dalam Teknofest Fighter Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition yang berlangsung di Istanbul, Turki pada 10-14 September lalu. Ajang Teknofest diikuti oleh khalayak umum sehingga tak hanya bersaing dengan mahasiswa, Gamaforce juga bersaing dengan para ahli dan veteran di bidang aviasi dari berbagai negara. Salah satunya adalah veteran dari Lockheed Martin, perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan ternama dari Amerika. Gamaforce adalah satu-satunya penantang dari Indonesia. Mereka bersaing dengan 345 tim lain dalam kategori fixed wing. Sebelum diterbangkan, Ketua Tim AshwincarraGamaforce, Ariefa Yusabih, menerangkan bahwa setiap pesawat harus lolos uji teknis. Kemudian pesawat nirawak itu mempunyai misi untuk lepas landas dan mendarat baik secara manual maupun otomatis. Setiap pesawat juga ditantang untuk mendeteksi, mengejar, dan mengunci pesawat lawan menggunakan kamera secara manual maupun
otomatis. “Ada 7 ronde pertandingan dimana pada setiap ronde terdapat 6 – 10 pesawat yang terbang untuk saling mendeteksi, mengejar, dan mengunci pesawat lain dalam waktu 15 menit,” tutur Mahasiswa Teknik Mesin itu. Pesawat Ashwincarra memiliki kecepatan 150 km/jam yang menjadikannya lebih unggul dalam mengejar maupun menghindar dari risiko terkunci oleh pesawat lawan. Ashwincarra juga memiliki daya tahan paling lama selama pertandingan karena mampu terbang hingga 40 menit. “Paling kerasa perjuangannya ketika ronde kelima, pesawat bertabrakan dengan pesawat lawan kemudian cuma diberi waktu 2 jam untuk melakukan perbaikan sehingga bisa mengikuti ronde berikutnya, benar-benar dituntut mentalnya,” ucap Ariefa. Tim Ashwincarra-Gamaforce yang terdiri dari Ariefa Yusabih, Fauni Ambarsari, Dwi Novarifanto, Baskara, Ery Setiawan, dan Eko Putra Wijaya merupakan pionir dari Indonesia dalam kompetisi teknologi terbesar di Turki itu. Dibawah bimbingan Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs dan Dani Adhipta, S.Si., M.T, mereka telah menggarap pesawat Ashwincarra sejak bulan Januari 2019.