l Jumat Pahing l 19 Oktober 2018 TAHUN KE-33 NO: 170
Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
Perampokan Nasabah Bank Digagalkan BATANG - Kasus dugaan perampokan dengan modus memberikan tumpangan kepada seorang warga yang baru mengambil uang di bank terjadi di Kabupaten Batang, Kamis (18/10). Beruntung, korban melawan perampok, sehingga aksi perampokan itu gagal. Bahkan, mobil pelaku diadang massa di jalur Pantura Alas Roban. Mobil pelaku pun hancur dan dua pelaku babak belur. Korban perampokan diketahui bernama Wardi (58), warga Dukuh Ujungkerep, Kecamatan Subah. Ia baru saja mengambil uang Rp 18 juta di BRI Cabang Sengon. Saat ke luar dari bank, ia dipanggil dua orang laki-laki yang sok akrab, dan menawarinya tumpangan di dalam mobil. “Saat di parkiran bank, saya dipanggil dua orang lakiBersambung ke hal 7 kol 3 HANCUR: Mobil yang diduga digunakan untuk aksi perampokan terhadap seorang nasabah bank di Jalur Pantura Subah, Batang, hancur dirusak massa, kemarin.n Foto: Hadi Waluyo.
Dana Saksi dari APBN Diprotes n Senilai Rp 3,9 Triliun JAKARTA - Badan Anggaran (Banggar) DPR telah menerima usulan dana saksi partai dari Komisi II DPR untuk dianggarkan dalam APBN Tahun 2019. Ketua Banggar Aziz Syamsuddin mengatakan usulan dana saksi itu sebesar Rp 3,9 triliun.
“Ya, memang kalau saya lihat itu pengajuannya 3,9 T,” kata Aziz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/10). Menurut Aziz, usulan anggaran dana saksi itu sedang dibahas Banggar bersama pemerintah. Aziz mengakui ada penolakan dari pemerintah. Sebab, kata dia, dana saksi partai tak diatur dalam UU Pemilu 7/2017. “Dalam pembahasan
memang dari pihak pemerintah berargumentasi bahwa ini tidak diatur dalam UU Pemilu,” ujar politikus Golkar itu. “Kami lagi terus menjajaki jalan bagaimana caranya supaya dana kampanye bisa dianggarkan sehingga semua parpol bisa melihat ini secara pelaksanaan di tiap-tiap TPS itu bisa terlaksana,” imbuh Aziz. Komisi II DPR sebelumnya
mengusulkan saksi partai Pileg 2019 dibiayai APBN. Ketua Komisi II DPR Zainudin Amali menyebutkan dua alasan yang melatarbelakangi usulan ini. “Pertama, supaya terjadi keadilan, kesetaraan, semua partai bisa menugaskan saksinya di TPS. Kemudian kedua kita menghindarkan pemberitaan sekarang ini para caleg diminta untuk membiayai itu,”
kata Amali di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10). n Diprotes Kelompok pemerhati politik dan pemilu yang menamakan diri sebagai Koalisi Mandiri untuk Pemilu Demokratis menganggap usulan Komisi II DPR soal saksi Pemilu 2019 dibiayai Bersambung ke hal 7 kol 3
2 Pekerja Proyek Jembatan Tertimbun Menyikapi Berita Hoaks Oleh : H Multazam Ahmad Ketua Takmir Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah dan Sekretaris Dewan Masjid Indonesia ( DMI) Jawa Tengah DI TENGAH perkembangan media berita yang disertai dengan adanya perubahan-perubahan sosial, serta perkembangan dan perubahan yang beraneka ragam pada sisi kehidupan, maka muncullah fenomena sosial yang berbahaya… fenomena “isu”, yaitu tersiarnya dan tersebarnya berita yang tidak valid alias bohong selalu hadir di tengah masyarakat dan individu-individu tanpa sandaran kebenaran yang jelas, akan tetapi hanya bersandar kepada penukilan semata dalam kondisi yang tidak jelas, rancu, dan penuh keraguan. Berita bohong atau “ hoaks” akan merusak dan ancaman bagi tatanan sendi-sendi kehidupan sosial. Tidak hanya merusak dalam tatanan kehidupan keluarga, tapi juga ancaman kehidupan politik,ekonomi serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Akhir-akhir ini kita Bersambung ke hal 7 kol 1
Jadi Suzzanna
LUNA Maya mendapatkan tantangan baru lewat peran yang ia bintangi di film. Ia didapuk ‘menghidupkan’ lagi sosok Suzzanna lewat film terbarunya ‘Bernapas dalam Kubur’. Bukan peran yang mudah dilakoni bagi Luna untuk tampil sempurna seperti Suzzanna. Di film horor ini, ia harus bersedia melakukan banyak hal untuk bisa tampil total untuk perannya. Ia mengaku harus melakukan kebiasaan yang dilakukan Suzzanna dulu yakni makan bunga melati hingga berziarah ke makam Suzzanna. Ia pula harus rela melakoni makeup khusus yang tak memperbolehkan dirinya untuk banyak bergerak selama pengerjaan. n dtc-skh
Foto: kpl
KAJEN - Dua pekerja proyek bronjong atau talud pengaman jembatan di Desa Kalijoyo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, tertimbun longsor, Kamis (18/10). Proses evakuasi kedua pekerja itu berlangsung dramatis selama satu jam. Satu pekerja meninggal dunia, dan satunya lagi kritis. Slamet (40), salah satu pekerja, warga Desa Ambo Wetan, Pemalang, menuturkan, saat itu para pekerja tengah memasang batu untuk pembangunan bronjong. Tiba-tiba batuan kecil di atas berjatuhan, dan langsung menimbun dua rekannya yang posisinya di bawah. “Kami masih pasang batu dan nglabur. Batu di atas jatuh satu persatu, dan tiba-tiba ambrol. Dua teman masih di bawah. Keduanya juga masih masang batu,” tutur dia. Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Bambang Sujatmiko, menerangkan, kedua korban yang tertimbun longsor masingmasing Roni (50), warga Ba-
nyuputih, Batang, dan Kudhori alias Siku (40), warga Desa Ambo Wetan, Comal, Pemalang. Korban Roni yang merupakan mandor proyek tewas di lokasi kejadian, sedangan Siku selamat
dan menjalani perawatan insentif di IGD RSUD Kajen. “Sekitar pukul 15.00 WIB, para pekerja sedang melaksanakan pembuatan bronjong di sayap selatan jembatan. Tanah di
TERTIMBUN: Dua pekerja proyek bronjong jembatan di Desa Kalijoyo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, tertimbun longsor, kemarin sore. Satu pekerja tewas, dan seorang lagi dirawat di IGD RSUD Kajen. Foto: Hadi Waluyo.
Kisah Transmigran Kudus Terusir Oleh GAM
atas jembatan runtuh dan menimbun kedua korban. Keduanya tertimbun tanah sekitar 3 meter,” terang Bambang. Menurutnya, proses evakuasi berlangsung selama satu jam, dengan melibatkan Koramil Kajen, Polsek Kajen, BPBD, PMI, Tagana, dan dibantu warga sekitar. “Di jembatan itu memang ada retakan, sehingga ada pembuatan bronjong jembatan. Karena kondisi tanah di dekat jembatan agak labil, ditambah dengan adanya mobilitas kendaraan sehingga ada getaran maka ambrol,” terang dia. Sementara itu, Kasubag Humas Polres Pekalongan Ipda Akrom menerangkan, sekitar pukul 13.00 WIB, lima pekerja berada di lokasi kejadian untuk melakukan penggalian pondasi jembatan dengan kedalaman sekitar 1 meter. Sekitar pukul 14.30 WIB, mandor proyek memerintahkan anak buahnya unBersambung ke hal 7 kol 1
Pulang Kampung, Tempati Tanah Bengkok Desa Kisah warga yang bertransmigrasi ke Aceh asal Kudus berakhir tragis. Mereka terpaksa kembali ke kampung halaman karena terusir oleh GAM (Gerakan Aceh Merdeka), kini nasib mereka pun tak jelas karena sudah tak punya lahan pertanian maupun permukiman.
PULUHAN warga Kudus eks transmigran dari Aceh yang terusir menuntut Pemkab Kudus memberikan kembali lahan untuk pemukiman. Pasalnya, sejak terusir dari area transmigrasi akibat konflik senjata GAM pada taun 2000 silam, mereka harus menumpang di tanah pemkab di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,tanpa ada kejelasan status. Keluhan tersebut disampaikan warga saat beraudiensi dengan Komisi A DPRD Kudus, Kamis(17/10). Paimin salah seSAMBAT: Warga Gondoharum yang merupakan eks Transmigran dari Aceh saat menyampaikan Bersambung ke hal 7 kol 3 keluhan ke Komisi A DPRD Kudus.n Foto: Ali Bustomi-yan