Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
● Rabu Kliwon ● 5 April 2017 TAHUN KE-32 NO: 16
Boleh Saja Dibubarkan JAKARTA - Sejumlah lembaga pemerhati parlemen mendesak agar DPD dibubarkan karena sudah dikuasai politikus. Ketua DPD terpilih, Oesman Sapta Odang, menanggapi hal itu dengan santai. “Boleh saja, mekanisme pembubaran kan ada,” kata Oesman di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/4). Sebelumnya, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengusulkan agar lembaga DPD dibubarkan. Alasannya, DPD kini diisi Foto: Ant pimpinan partai politik. Oesman Sapta “Bagi saya, ini adalah tandatanda matinya demokrasi justru di lembaga perwakilan yang menjadi ciri demokrasi. Dengan memaksakan kehendak, sesungguhnya hasil apa pun yang dilahirkan DPD melalui paripurna akan diragukan legitimasinya,” kata peneliti Formappi, Lucius Karus, Selasa (4/4). Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO) tidak mempersoalkan lembaganya diisi oleh kader parpol. OSO beralasan tidak ada ketentuan yang mengatur hal tersebut. “Halah, itu kan nggak ada UU yang mengatur itu,” ujar OSO. Bersambung ke hal 7 kol 1
72 Jaringan Narkoba Dikendalikan Napi LP SEMARANG – Keberadaan lembaga permasyarakatan (LP) dimanfaatkan para gembong narkoba, sebagai pusat kendali peredaran gelap narkoba. Terbukti Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mengungkap 72 jaringan yang sebagian besar dikendalikan narapidana di dalam lapas. “Mohon maaf, ini bukan saya ingin mengkambinghitamkan pihak lain, karena lapas juga bagian dari lembaga negara. Namun sejauh ini, sudah ada 72 jaringan yang kita ungkap yang dikendalikan oleh narapidana. Contohnya gembong narkoba Fredy Budiman yang sudah dieksekusi beberapa waktu lalu. Dia kita tangkap, jaringan dibongkar, lalu dihukum mati. Saat di lapas Salemba Jakarta, dia ternyata mengendalikan lagi, kita pindahkan ke Lapas Gunungsindur Bogor lagi-lagi dia mengendalikan lagi dari lapas, sebelum akhirnya dipindahkan ke Lapas Nusakambangan,”papar Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, disela pengarahan Sinergitas P4GN di hadapan personel TNI, Polri, BNN dan Kemenkumham seJateng di Markas Kodam IV/ Diponegoro Semarang, Selasa (4/4). Bersambung ke hal 7 kol 3
SINERGITAS: Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, Kasdam IV Diponegoro Brigjen TNI MS Fadhilah, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Kakanwil Kemenkumham Jateng Bambang Sumardiono dan Kepala BNNP Jateng Brigjen Pol Tri Agus Heru Prasetyo, bergandengan tangan simbol sinergitas dalam pelaksanaan P4GN, Selasa (4/4). ■ Foto Arixc Ardana
DPD ’Dibajak’ Parpol ■ Pemilihan Pimpinan Dinilai Ilegal JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) kini banyak diisi anggota parpol. Bahkan Ketua DPD yang baru terpilih, Oesman Sapta Odang, adalah Ketum Hanura. Hal ini dianggap sebagai kiamat bagi aspirasi daerah. “Apa yang terjadi ini kiamat bagi aspirasi daerah. Saat ini kepentingan daerah tidak lagi mampu terakomodasi dalam sistem, karena DPD telah dibegal oleh orang yang haus kekuasaan,” ujar Manajer Advokasi Yayasan Penguatan Partisipasi Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (Yappika) Hendrik Rosdinar dalam jumpa pers di PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (4/4). Menurutnya, hal tersebut adalah kemunduran desentralisasi daerah dan dinilai kembalinya rezim Orde Baru. Ia menyampaikan DPD telah dibajak oleh partai politik. “Tidak lagi mencerminkan aspirasi dari daerah. Kepentingan daerah saya rasa saat ini akan mengalami kemunduran. Ini
perlahan pasti upaya desentralisasi kekuasaan Orde Baru telah dikembalikan. Tidak ada parpol yang desentralisai, DPD telah dibajak parpol,” imbuhnya. “Mereka tidak mematuhi putusan MA. Lantas apa yang dipakai sebagai acuan. Itu diduga nafsu politik, ini kemunduran DPD dan demokrasi. Masih relevankah di DPD dalam sistem keterwakilan kita?”
k a t a
Video Gus Dur di Sidang Ahok
ANGKAT TANGAN: Ketua DPD terpilih Oesman Sapta Odang (ketiga kanan) bersama Wakil Ketua I Nono Sampono (kedua kanan) dan Wakil Ketua II Darmayanti (ketiga kiri) mengangkat tangan seusai penetapan menjadi pimpinan DPD terpilih dalam Rapat Paripurna DPD di Senayan, Jakarta, Selasa (4/4). ■ Foto: Antara Hendrik. Oesman Sapta Odang terpilih menjadi ketua DPD yang baru lewat paripurna Selasa dini hari. Namun Oesman Sapta baru bisa sah menjadi Ketua DPD RI jika telah diambil sumpah
oleh Mahkamah Agung. Sidang paripurna DPD Senin malam juga menetapkan Nono Sampono sebagai Wakil Ketua 1, dan Darmayanti sebagai Wakil Ketua 2 DPD RI. Namun menjelang pelantikan, arus perlawanan di DPD RI semaBersambung ke hal 7 kol 3
Beraroma Balas Dendam LONDON - Stamford Bridge akan kembali memanas. Kali ini, tuan rumah Chelsea akan kedatangan tamu yang berpotensi besar balas dendam dan menghambat laju mereka dalam upaya terus berada di puncak klasemen, Manchester City pada Kamis (6/4) dini hari WIB.
JAKARTA - Tim penasihat hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memutar video yang menayangkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat kampanye Pilgub Bangka Belitung 2007. Isi video tersebut diharapkan memberikan gambaran terhadap jaksa penuntut umum yang mendakwa Ahok menodai agama. ‘’Untuk memberikan satu gambaran terhadap cara pandang jaksa penuntut umum apakah Pak Ahok menodai agama seperti yang dituduhkan. Itu untuk memberikan satu gambaran saja sebenarnya,’’ ungkap anggota tim penasihat hukum Ahok, Sirra Prayuna, di sela persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (4/4). Dalam video tersebut, Gus Dur berorasi dari atas panggung bersama Ahok di sampingnya. Pada kesempatan itu, Gus Dur mengapresiasi kinerja Ahok sebagai Bupati Belitung Timur. Menurut dia, memilih gubernur tidak ada kaitannya dengan agama. ‘’Jadi enggak usah takuttakut. Saya datang dari Jakarta demi kebenaran. Kalau politik enggak ada hubungannya dengan agama,’’ kata Presiden ke4 RI itu. Menurut Gus Dur, Ahok su-
Bersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 1
Potret Keteledoran Ortu Awasi Anak
Dipolisikan Pengacara ARTIS sinetron Bella Luna dilaporkan oleh pengacara Razman Nasution, ke polisi atas tuduhan penganiayaan. Razman, yang pernah menjadi pengacara untuk warga Kalijodo ini mengaku dicakar dan dipukul, di apartemen di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (2/4) malam. Mendengar dirinya dilaporkan polisi, Bella mengklarifikasi. Bella mengaku menjalin hubungan kawin kontrak dengan pengacara asal Medan tersebut selama setahun. Bersambung ke hal 7 kol 5 Foto: kpl
Susul Ayah, Dua Balita Tersambar KA Peristiwa tragis dan memilukan terjadi di wilayah Gubug, Purwodadi. Dua bocah balita yang luput dari pengawasan orang tuanya harus meregang nyawa akibat tersambar kereta barang di perlintasan rel kereta api tak jauh dari rumah mereka. DUA balita itu konon hendak menyusul sang ayah di sawah. Bocah perem-
puan kakak beradik Apitara Asriyani (4) dan Shaherra Saikha (3), tersebut tewas setelah tersambar kereta api. Kecelakaan yang mencabut nyawa dua bocah tersebut terjadi Selasa (4/4) sekitar pukul 07.44 WIB. Menurut saksi Sutami (45), sebelum tewas tertabrak kereta, dua bocah yang tinggal di deket rel kereta api itu terlihat berjalan di dekat rel kereta api. Saksi asal Desa Ku-
waron, Kecamatan Gubug itu menambahkan, saat kejadian dirinya sedang berada di sawah. ”Saya lihat dua anak perempuan itu sedang berjalan di pinggir bantaran rel kereta api. Keduanya ada di lokasi setelah keluar dari rumahnya ingin menyusul bapaknya,” ungkapnya. Saat kejadian, Daryanto ayak kedua Bersambung ke hal 7 kol 5