■ Jumat Pahing ■ 27 Mei 2016 Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
TAHUN KE-31 NO: 58
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
DIREVITALISASI: Dua warga bercengkrama di depan kompleks Keraton Surakarta yang ditutup dengan seng karena proses revitalisasi di Solo, Kamis (26/5). Revitalisasi bangunan cagar budaya Keraton Surakarta yang mendapatkan bantuan dana sebanyak Rp 7 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) tersebut untuk menyelamatkan aset sejarah yang mempunyai daya tarik wisatawan. ■ Foto: Antara
Atletico Halalkan Kemenangan Busuk MILAN - Presiden Atletico Madrid, Enrique Cerezo, berambisi besar untuk mempersembahkan gelar Liga Champions di masa kepemimpinannya. Ia bahkan tak segan meminta pasukan Rojiblancos untuk menghalalkan segala cara demi merengkuh trofi bergengsi itu. Menurut Cerezo, gagal membawa pulang trofi Liga Champions bakal menjadi kekecewaan besar bagi Atleti. Apalagi, mereka harus berhadapan dengan rival sekotanya, Real Madrid di San Siro, Milan, Italia, Minggu (29/5) dinihari WIB. “Kami harus menang pada hari Sabtu (laga final). Gagal menang akan menjadi kekecewaan besar,” ucap Cerezo kepada Radio Marca. Bersambung ke hal 7 kol 5
Eksekutor Kebiri Diperdebatkan JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly mengakui bahwa aspek eksekutor hukuman kebiri yang tertera dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Perlindungan Anak masih menjadi perdebatan. Perdebatan tersebut didasari kabar adanya sejumlah dokter yang enggan menjadi eksekutor.
Yasonna mengatakan dokter memiliki fungsi untuk menyembuhkan orang bukan malah sebaliknya, dan itu juga menjadi sumpah profesi dari para dokter. “Teknisnya memang menjadi perdebatan karena dokter kan menyembuhkan bukan memberi rasa sakit,” ujar Yasonna saat ditemui di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (26/5).
Menurut Yasonna, tugas dan fungsi dokter tersebut memang menjadi perdebatan tapi pada akhirnya dokter juga merupakan warga negara yang harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Di beberapa negara lain, lanjut Yasonna, banyak Bersambung ke hal 7 kol 3
Modal Sarung, 3 Tahanan Kabur WONOSOBO - Tiga tahanan Rumah Tahanan Negara Wonosobo, dilaporkan kabur dengan cara menjebol plafon bangunan lembaga tersebut. Ketiganya merupakan tahanan titipan yang menghuni sel sekitar 30 hari. Kepala Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wila-
Targhib Ramadhan
yah Jawa Tengah Bambang Sumardiono di Semarang, Kamis, membenarkan kejadian kaburnya tiga tahanan tersebut. Ketiga tahanan tersebut diduga kabur pada Rabu (25/5) dinihari dengan menjebol plafon kemudian turun dengan menggunakan kain sarung yang diikat. Adapun identitas ketiga tahanan tersebut masing-masing Wasiono warga Desa Singorojo Kabupaten Kendal yang merupakan tahanan kasus pencurian dengan pemberatan brankas BMT Wadaslintang, Wonosobo, kemudian Muamar warga Dusun Silandak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo atas kasus pencurian, Bersambung ke hal 7 kol 2
Oleh Prof Dr Masrukhi MPd Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang DALAM hitungan hari lagi, umat Islam di seluruh dunia akan memasuki bulan ramadlan. Bulan suci ummat Islam, yang didaBersambung ke hal 7 kol 1
Foto: Dok
Rahasiakan ke Anak
Foto: kpl
ARTIS Jessica Iskandar masih bingung dengan sikapnya terhadap sang putra. Ia masih belum berani mengenalkan sosok sang ayah kepada Baby El. “Jujur aku bingung jelasinnya. Bagaimanapun juga aku maunya baik, mau anak aku hormat sama orangtuanya. Aku nggak mau menanamkan permusuhan, aku ceritakan yang happy saja,” katanya, Kamis (26/5). Sampai saat ini, ibu satu anak itu menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya. ■ dtc-skh
Bocah Gizi Buruk di Jateng
9 Tahun, Febri Harus Dirawat Seperti Bayi
Kasus gizi buruk kembali ditemukan di Kabupaten Kudus. Muhammad Febri Rizki Prayogo (9), warga Desa Golantepus, RT 5 RW 1, Kecamatan Mejobo, kini hanya bisa tergolek lemah tak berdaya akibat lumpuh yang disebabkan gizi buruk sejak kecil. DENI Novianto (18), paman Febri membenarkan jika keponakannya tak bisa berjalan
senjak kecil. Tak hanya itu, ukuran kakinya juga terbilang kecil dan tidak mengalami pertumbuhan secara normal. Hal itulah yang membuatnya tak bisa menggunakan kedua kakinya. ”Biasanya kalau pagi hari ia tidur. Tapi, kalau malam tidak bisa diajak tidur. Ia selalu rewel hingga subuh, Bersambung ke hal 7 kol 3
GIZI BURUK: Prayoga nampak bergelayut di gendongan pamannya. Bocah sembilan tahun dari keluarga tak mampu ini mengalami gizi buruk. Keluarga mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. ■ Foto: Ali Bustomi-yan
Penyusunan Anggaran KONI Sesuai Tupoksi SEMARANG - Dalam penyusunan anggaran olahraga, KONI Jateng mengklaim sudah transparan karena melibatkan semua bidang terkait, mulai bidang prestasi, organisasi dan anggaran. ‘’Tentu transparan. Sesuai tupoksinya, bidang prestasi tentu sudah melakukan verifikasi terkait pendanaan yang diajukan. Kami bekerja secara bersama-sama,’’ kata Wakil Ketua Umum III (Bidang Perencanaan dan Anggaran) KONI Jateng Hary Nuryanto saat dihubungi Kamis (26/5). Dia mengatakan, pihaknya memahami jika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut bahwa banyak pengprov atau cabang yang tidak tahu dengan anggaran yang bakal diterimanya sehingga muncul kesan KONI tidak transparan. Menurut Yanto—panggilan akrabnya—setiap pengajuan anggaran dari masing-masing cabang ke KONI sudah melalui proses verifikasi berdasarkan kebutuhan cabang, jumlah atlet dan tingkat prestasi. ‘’Cabang memang tidak tahu berapa anggaran di KONI. Namun, setelah mendapatkan persetujuan dari legislatif, baru kami sampaikan ke pengprov. Itu mekanisme yang sudah dilakukan sejak dulu,’’ kata Yanto. Bersambung ke hal 7 kol 1