■ Senin Pon ■ 23 Mei 2016 Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
TAHUN KE-31 NO: 54
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Buktikan Tangguh Atasi Guncangan SEMARANG Terpilihnya Kota Semarang se bagai Kota Tangguh membuktikan kemampuan dalam menghadapi tekanan serta guncangan. Kota Semarang dalam seleksi 100 kota berke tahanan atau 100 Resilient Cities (100RC) yang didukung oleh The Rockefeller Foundation, me miliki aspek prioritas dan rancangan strategi yang akan mengawali penyusunan strategi ke tahanan kota. Kendati demikian, ada harapan program yang diraih tersebut jangan sampai me ninggalkan konteks lokal yang menjadi kekaya an Semarang. Walikota Semarang Hendrar Prihadi kepada Wawasan mengungkapkan apresiasi atas terpi lihnya Semarang dalam seleksi tersebut. Menu
rutnya, merupakan kesempatan ba gi seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif menyusun strategi ketahanan. ‘’Ini adalah jejaring tingkat dunia, berbagai elemen dapat memanfaatkannya dengan berbagi infor masi tingkat internasional,’’ kata pria yang akrab disapa Hendi ini. Pada kesempatan peluncuran Strategi Keta Bersambung ke hal 7 kol 3
Baca Juga
Kesempatan Emas Berjejaring Internasional
Hal
17
Tragis, Pemerkosaan di Pemalang ■ 12 Pemabok Serang 2 ABG, 1 Tewas
Prosesi Waisak Dikomersialkan
PEMALANG - Kejadian tragis menimpa dua perempuan AM (18) dan CO (17) warga Desa Tegalsari, Ampelgading dan Desa Pener Kecamatan Taman, keduanya menjadi korban perkosaan yang diduga dilakukan oleh 12 orang.
BOROBUDUR - Sebagian warga yang menyaksikan rangkaian peringatan Waisak 2560 BE/2016 menilai Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) telah mengomersialkan momen ibadah dan Hari Raya Tri Suci Waisak. Indikasinya, panitia mematok tarif mahal bagi pengunjung yang ingin berpartisipasi. “Kami rombongan dari Jogja datang sejak pukul 14.30 WIB. Sudah membayar tiket masuk ke candi Rp 30 ribu, tapi masih ditarik Rp 100 ribu jika ingin ikut melepas lampion. Mahal sekali,” kata Sri Asih dan sejumlah temannya. Menurut dia, biaya semahal itu panitia Waisak tak memberikan fasilitas memadai. Pengunjung terpaksa beberapa kali terguyur air hujan karena tak ada tempat berteduh. Puluhan wartawan dari wilayah Magelang dan Yogyakarta juga mengeluhkan sikap keras
Nahas korban AM meski berhasil melarikan diri dari upaya perkosaan, akhirnya tewas dan ditemukan di Sungai Dukuh Pesarean Desa Pedurungan. Sementara hingga saat ini empat pelaku berhasil diamankan. Sedangkan lainnya hingga Minggu (22/5) masih dalam pengejaran. Bersambung ke hal 7 kol 3
Jorge Lorenzo Menang Dramatis
Bersambung ke hal 7 kol 1
MUGELLO - Juara bertahan Jorge Lorenzo keluar sebagai pemenang di MotoGP Italia. Lorenzo mengalahkan Marc Marquez menjelang garis finis untuk memenangi
Warga Tuntut Uang Bongkar
Bersambung ke hal 7 kol 3
ANGKAT TROFI: Pembalap Jorge Lorenzo mengangkat trofi di podium usai memenangi balapan di Moto Grand Prix Mugello, Italia, Minggu (22/5). ■ Foto: AFP
LAMPION PERDAMAIAN: Sejumlah warga melepas lampion perdamaian di lapangan Gunadharma Komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Magelang, Minggu (22/5). Sedikitnya 5.000 lampion diterbangkan dalam rangkaian Tri Suci Waisak 2560 BE/2016. ■ Foto: Antara
SEMARANG – Warga Kebon harjo yang rumahnya telah rata dengan tanah pascapembong karan mengaku belum menerima uang bongkar dari PT KAI. Mere ka meminta PT KAI segera men cairkan proses uang bongkar tersebut. Pasalnya uang tersebut dinilai urgent mengingat lahan ru mah mereka telah dibongkar. Ketua Forum RW Kebonharjo, Suparjo, mengatakan 58 bangun an yang telah dibongkar hingga saat ini belum mendapatkan uang bongkar. “Pemilik rumah 58 itu belum menerima uang bongkar. Bersambung ke hal 7 kol 3
Kisah Warga Kebonharjo di Pengungsian
Ingin Nikah PERNAH bermain di salah satu judul sinetron yang sama, Prilly Latuconsina (19) kerap disandingkan dengan aktor muda Aliando Syarief. Namun, bagaimana dengan tipe pria idaman nya? “Syarat utama suami saya kelak adalah rajin beribadah. Sebab kalau rajin beribadah dia nggak akan berani macemma cem, nggak akan berani Bersambung ke hal 7 kol 1 Foto: kpl
Tenda Darurat Eratkan Kebersamaan Berkumpul bersama sanak saudara menjadi harapan bagi tiap orang. Tapi ketika berkumpul di pengungsian suasananya menjadi berbeda. Namun di balik itu ada kisah yang berharga yakni indahnya kebersamaan.
pung Kebonharjo, Kelurahan Tanjung Mas. Puluhan anak dan orang dewasa harus berdesak-desakan di tenda pengungsian. Mereka yang dulunya memiliki tempat tinggal harus terusir lantaran rumahnya dibongkar paksa oleh PT KAI. Nahas betul yang dialami oleh seorang bocah, Miftah anak dari keluarga Setya Utami (28) harus
ADA kalanya ketika mereka berkumpul tidak dalam suasana senang melainkan duka. Tak ayal orang yang sedang terkena musibah harus pasrah ketika berkumpul di tempat pengungsian sementara. Seperti yang terjadi di Kam-
Bersambung ke hal 7 kol 1 PENGUNGSIAN: Sejumlah anak terlihat sedang bermain di dalam rumah pengungsian di Balai RW XI Kelurahan Tanjung Mas. ■ Foto : Nur Rokhim.