■ Sabtu Kliwon ■ 25 Juli 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 119
TERBIT 16 HALAMAN - ISSN 0215-3203
PDIP Pilih Mundjirin ■ Rekomendasi Pilkada SEMARANG - Rekomendasi 30 nama pasangan calon Kepala dan Wakil Kepala Daerah Partai Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi turun. Nama yang muncul dari delapan daerah merupakan incumbent. Selebihnya merupakan kader, serta hasil koalisi bersama partai lainnya. BEREBUT: Warga yang memadati Taman Ria Colo, Kudus berebut gunungan kupat yang berisi ketupat dan lepet dalam tradisi Parade Sewu Kupat Kanjeng Sunan Muria, Jumat (24/7). ■ Foto: Ali Bustomi-yan
■ Parade Sewu Kupat Kudus
Berburu Karomah Sunan Muria KUDUS – Nulada Laku Utama Tumapring Wong Tanah Jawi, Wong Agung Ing Ngeksigon do, Panembahan Senopati Kepati Maharsudi, Suda ning Hawa Lan Nepsu Pinepsu, Ta pa Brata Tanapi Ing Siyang Ratri, Amemangun Karyanak tyas ing sasama. Bait demi bait gending Si nom Parijotho yang ditem bangkan seorang waranggana dan diiringi suara gamelan mengalun syahdu di antara rin
dangnya rerimbunan pohon di kawasan Taman Ria, lereng Gunung Muria. Tembang cip taan Sunan Muria yang berisi kan nasihat agar untuk berakh lak dengan baik, tersebut men jadi pembuka tradisi Parade Sewu Kupat, di Desa Colo, Ke camatan Dawe, Jumat (24/7). Parade Sewu Kupat digelar dalam rangka merayakan Sya walan (tujuh hari setelah lebar an) dipusatkan di Taman Ria Colo. Prosesi diawali dengan
diaraknya gunungan yang ter diri atas susunan seribu ketu pat dan ratusan lepet serta hasil bumi dari Masjid dan Ma kam Sunan Muria. Dengan dipimpin oleh tokoh ulama setempat, warga kemudi an mengarak ketupat dari mas jid melalui jalan berkelok di le reng pegunungan menuju Ta man Ria yang jaraknya sekitar 1 km dari makam. Sesampainya di Taman Ria, ribuan pengun jung yang hadir lang sung me
ngepung gunungangunungan tersebut. Setelah melalui sedikit prosesi, gunungangunungan tersebut langsung diserbu oleh warga. Sejumlah warga yang dite mui menyatakan mereka rela berdesakdesakan untuk bere but ketupat karena percaya ke tupat tersebut membawa ber kah. Sebab, gunungan ketupat dan lepet tersebut sebelumnya
Hal tersebut diungkapkan Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jateng Agustina Wilujeng Jumat (24/7). Agustina mengatakan, rekomendasi tersebut belum sepenuhnya turun untuk daerah di Jateng. Enam rekomendasi yang sebelumnya diberitakan bakal turun, masih dimatangkan di Dewan Pimpinan
Pusat (DPP). Alasan pastinya kenapa, ia tak bisa membeberkan lantaran menjadi urusan di DPP. “Lainnya (6 daerah) belum, masih dirapatkan di DPP. Jika rekom belum diteken (ditandatangani), masih bisa berubahubah. Maka kalau sudah ada suBersambung ke hal 2 kol 1
Bersambung ke hal 2 kol 6
■ Demo Rusuh Tolak Pabrik Semen
Ganjar Sesalkan Pemkab Tak Temui Pendemo SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menilai aksi demo anarkis menolak pembangunan pabrik semen PT Indocement di Pati seharusnya tidak terjadi. Pihaknya menyayangkan Pemkab Pati yang tidak menemui para pendemo. “Ada yang sangat saya sayangkan. Mestinya Pemkab kemarin itu menerima, diajak saja ngobrol gak apa-apa. Ditanya saja dari mana, sekaligus bisa tahu siapa yang menyampai-
GEBYAR
Selektif Unggah Foto Anak ARTIS Olla Ramlan jadi semakin se lektif saat men gunggah foto anaknya ke media sosial. Terlebih, bela kangan ini ba nyak terjadi kasus pencu likan maupun penyalahgu naan foto anak di dunia maya.
16
monstrasi tolak pabrik semen, Kamis (23/7) lalu. ”Jangan ada yang dirugikan saat mengemukakan pendapat. Kami meminta untuk saling menghormati satu sama lainnya,” ujarnya Jumat (24/7).
kan aspirasi dan dalam kepentingan apa,” ungkap Politikus PDIP itu saat ditemui di ruang kerjanya Jumat (24/7). Gubernur menuturkan, ada beberapa warga yang menolak pembangunan semen di Pati yang sudah melalui proses hukum, melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Tak dipungkiri, masyarakat pun berhak menolak atas pembangunan semen di Pati. “Saya belajar dari Rembang.
Maka saat sidang Amdal (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) saya sarankan untuk diikuti. Melalui forum terbuka, semua pakar dan ahli bisa mengemukakan pendapat. Kalau kemarin sudah mengganggu keteriban umum maka sudah mengganggu,” tandasnya. Sedangkan Bupati Pati, Haryanto kembali menyampaikan penyesalannya atas terjadinya aksi blokade yang berujung anarkis di pantura dalam de-
Ada perayaan istimewa setiap memperingati bulan Syawal atau Syawalan di Kota Pekalongan. Warga hingga kini melestarikan tradisi melepas balon udara ukuran besar. Bahkan konon tradisi masuk dalam generasi ketiga.
Tradisi Lepas Balon Syawalan di Pekalongan
KETIKA pagi hari mentari mulai merekah pada tujuh hari usai Lebaran atau Syawalan, pagi itupula ratusan balon udara mulai diterbangkan oleh masyarakat. Balon terbuat dari plastik tipis yang dibanduli rentengan mercon memenuhi langit dengan suara dentuman petasan sebesar kaleng susu menggelegar di udara.
■ Terakhir Kali Dia berharap, aksi massa yang sempat memblokade jalan itu, merupakan yang pertama Bersambung ke hal 2 kol 3
Balon Pernah Mengudara hingga Malaysia Tokoh masyarakat Pringlangu Pekalongan, H Sumaryono, kepada Wawasan, Jumat (24/7) mengungkapkan, acara menerbangkan balon udara sudah ada sejak tahun 60- an dan hingga kini sudah memasuki generasi ketiga. Zaman dulu bahan baku balon menggunakan jenis kertas minyak, namun dalam perkembangannya berDILEPAS: Balon Syawalan siap dilepas ke udara dari Lapangan Pringlangu, Pekalongan Jumat (24/7), untuk merayakan Syawalan. ■ Foto: Janti Artati-yan
ganti plastik ‘kresek’ tipis hingga sekarang. ’’Saat ini membuat balon relatif mudah, karena plastik tidak mudah robek,” katanya. Untuk menaikkan balon harus menggunakan strategi khusus, plastik yang telah dipola langsung direkatkan dengan lem dan isolasi namun ada juga yang menggunakan sistem jahit lipat. Untuk mengisi udara diperlukan sebuah cerobong (buis) terbuat dari gedebok pisang dan untuk menyalurkan asap pembakaran. Bahan pemBersambung ke hal 2 kol 1