■ Jumat Pon ■ 29 Mei 2015
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 68
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Nelayan Tuntut Pertamina Rp 40 M ■ Minyak Cemari Laut CILACAP – Tuntutan nilai ganti rugi yang disampaikan nelayan Cilacap kepada Pertamina atas terjadinya pencemaran minyak di Perairan Cilacap, cukup fantastis. Melalui Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DPC Cilacap, Pertamina dituntut memberikan ganti rugi sebesar Rp 40 miliar. Ketua HNSI DPC Cilacap Indon Tjahjono mengatakan, nilai tersebut dihitung dari sejumlah kerugian yang harus dialami oleh nelayan. Di antara-nya, akibat terjadi pencemaran minyak, nelayan Cilacap tak bisa melaut dan praktis kehilangan penghasilan selama perairan belum steril dari ceceran minyak Pertamina. Kerugian berikutnya dihitung dari rusaknya peralatan nelayan seperti perahu, kapal dan alat tangkapnya karena terkontaminasi minyak yang tumpah. “Dari hitungan ini, kami menuntut agar Pertamina memberikan kompensasi kepada nelayan sebesar Rp 40 miliar” tegas Indon Cahyono di kantor HNSI Cilacap, Kamis (28/5). Ditegaskan, hitungan Rp 40 miliar nilai tuntutan itu mendasari dari jumlah nelayan yang
GEBYAR
terdaftar sebagai anggota HNSI Cilacap yakni mencapai 17 ribu orang. “Namun ini merupakan hitungan kasar, kalau yang mendekati akurat berdasarkan KTA (kartu tanda anggota) sekitar 13.900 nelayan” tutur dia. Jumlah nelayan yang dihitung itu dengan asumsi yang terkena dampak pencemaran minyak mentah Pertamina. Di sisi lain, Indon mengaku pihaknya juga mengeluhkan seringnya terjadi kasus pencemaran minyak di Perairan Cilacap yang bersumber dari Pertamina. Dari data HNSI, sejak tahun 2000 hingga saat ini sudah 12 kali peristiwa tumpahan atau kebocoran minyak Pertamina. Baik dalam skala kecil hingga pencemaran yang cukup memprihatinkan seperti saat ini. “Kami berupaya semaksimal Bersambung ke hal 7 kol 1
Perampok SPBU Sikat Rp 80 Juta JEPARA - Perampokan terjadi pada Kamis (28/5) pagi pukul 04.00 WIB di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) 44.594.03, yang berada di Jalan Raya Jepara-Bangsri, Desa Sekuro, Mlonggo, Jepara. Dua orang pelaku, dalam aksinya menggasak uang tunai sebesar Rp 80 juta, setelah sebelumnya mengikat tiga orang pegawai yang sedang bertugas. Wakapolres Jepara, Kompol Juara Silalahi, menyatakan pihaknya masih terus melakukan penyidikan. Sampai Kamis (28/5) siang, pihaknya masih melakukan Olah TKP. Belum ada informasi-informasi yang mengarah pada siapa pelaku yang melakukan kejahatan ini. Tiga orang pegawai SPBU dalam hal ini masih terus didengar keterangannya. “Dari keterangan para pegawai SPBU, menyebutkan pe-
para AKP Maryono, menyatakan tiga orang pegawai yang berada di lokasi saat itu masing-masing, Widyo Utomo
(42), Dwi (21) dan Agus Subekan (32). Dua orang pelaku di Bersambung ke hal 7 kol 1
DISELIDIKI: Polisi masih terus melakukan penyidikan di SPBU 44.594.03 Sekuro, Mlonggo, Jepara setelah terjadi kasus perampokan pada Kamis (28/5) kemarin. ■ Foto : Budi Santoso-yan
2 ■ Staf Ahli Gubernur Ditahan
Pilih-pilih Peran ARTIS Nabila Syakieb lama menghilang dari dunia sine tron. Semua itu bukan lantar an ia tidak laku lagi, tetapi karena terlalu pilihpilih cerita dan peran. “Kalau mau me ngejar uang, alhamdulilah masih banyak yang menawari main sinetron. Tapi karena ceritanya terlalu mono ton jadi aku mulai pilihpilih ce rita,” katanya ketika ditemui di hotel, Aston Kuningan Jakarta Selatan Kamis (29/5).
Joko Mardiyanto Gugat Praperadilan
DITAHAN : Joko Mardiyanto, tersangka kasus dana bansos Pemprov Jateng tahun 2011 saat digelandang menuju mobil tahanan kejaksaan sebelum dibawa ke Lapas Kedungpane, Semarang. ■ Foto: Sunardi-yan SEMARANG - Penyidik Kejati Jateng menahan Joko Mardiyanto, staf ahli Gubernur Jateng salah satu tersangka kasus dugaan korupsi penyaluran dana Bansos Pemprov tahun 2011, Kamis (28/5). Mantan Kepala Biro Bina Mental Sekretariat Daerah (Sekda) Jateng itu yang saat kasus terjadi menjadi penasihat tim verifikasi proposal Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, belakangan menjadi perhatian nasional. Ini lantaran pemerintah berencana membangun sebuah waduk dengan luas genangan sekitar 300 hektar.
OLAHRAGA
lakunya hanya dua orang saja. Sementara tiga orang pegawai kemudian diikat tangan dan kakinya. Selanjutnya pelaku menerobos ruang penyimpanan uang dan mengambilnya. Sementara itu yang kami ketahui,” ujar Kompol Juara Silalahi, Kamis (28/5). Kompol Juara Silalahi, juga menyatakan pihaknya akan terus mendalami kasus perampokan ini. Dari keterangan yang ada, pihaknya menduga kuat, jika kejadian ini merupakan sebuah perampokan yang direncanakan. Hal ini didasarkan pada rapinya cara kerja para pelaku dalam perampokan ini. Uang Rp 80 juta yang dibawa lari merupakan uang hasil penjualan pada Rabu (27/5) dan seperti biasanya akan disimpan di bank pada Kamis (28/5) siang. Kasubag Humas Polres Je-
10
Dag Dig Dug Menunggu Sanksi FIFA SEPAKBOLA Indonesia tampaknya hanya tinggal menunggu waktu untuk me nerima sanksi dari FIFA. Hari ini, Jumat (29/5) nasib Indo nesia diputuskan, apakah akan disanksi FIFA atau tidak.
TERNYATA rencana tersebut mau tak mau telah mengusik ketenangan warga. Pasalnya, di area tersebut juga banyak perkampungan padat penduduk. Warga pun menggantungkan dari lahan pertanian yang juga renca- nanya ikut tergenang. Sekilas memang tidak ada gejolak maupun keresahan di desa ini, seperti yang terlihat Kamis (28/5). Warga beraktivitas seperti biasa. Ada yang ke ladang, sawah, mengajar, berjualan dan lainnya. Anak-anak
Bansos itu ditahan usai diperiksa sekitar 4,5 jam. Joko akhirnya datang memenuhi panggilan penyidik setelah dua kali mangkir. Penyidik menahan Joko Mardiyanto, setelah Kamis (21/5) lalu menahan Joko Suryanto, mantan Kabag Kesejahteraan (Kesra) dan Bencana Alam pada Dinas Sosial Provin-
si Jateng yang juga mantan ketua tim verifikasi proposal. Keduanya kini mendekam di Lapas Klas I A Kedungpane Semarang. Asisten Pidana Khusus Kejati Jateng, Johny Manurung mengatakan, penahanan dilakukan atas sejumlah pertimbangan. “Ini sebagai tindak lanjut atas penyelidikan kasus dugaan korupsi dana bansos Pemprov Jateng tahun 2010-2011. Tersangka menjabat sebagai Kepala Biro Bina Mental Setda Jateng sekaligus sebagai penasihat tim verifikasi proposal bansos,” kata Aspidsus, kemarin. Apidsus mengatakan, tersangka direncanakan akan dipanggil paksa jika pada pe manggilannya kemarin tidak hadir. Selama 20 hari kedepan guna kepentingan penyidikan, tersangka ditahan. “Sempat kami agendakan untuk melakukan pemanggilan paksa, namun karena tersangka hari ini (kemarin) memenuhi panggilan kami, maka tersangka langsung kami tahan,” kata dia.
Bulan Ruwah Muhammad Adnan SENGAJA saya menggunakan istilah Ruwah dan tidak memakai kata Sya’ban untuk memulai tulisan ini, meskipun yang akan saya bahas adalah salah satu bulan mulia dalam Islam yaitu Sya’ban. Sejauh yang saya ketahui, kalender yang mencantumkan bulan dan penanggalan hijriyah (Islam) selalu mencanFoto: Ant tumkan padanan bulan Islam tersebut dalam dialek maupun penyebutan dalam bahasa Jawa. Misalnya bulan Robiul Awal disebut oleh orang jawa dalam penanggalan tersebut dengan bulan Mulud, yang meskipun mulud juga berasal dari kosakata Arab maulud, tetapi diucapkan dalam logat Jawa, yang berarti kelahiran, karena di bulan itulah kanjeng Nabi Muhammad saw dilahirkan. Bulan Ramadhan disebut dengan bulan Poso, karena adanya kewajiban melaksanakan puasa dibulan itu. Bulan Muharram disebut dengan bulan Syuro, karena adanya puasa sunnah dan amaliyah lain sepertti menyantuni anak yatim dsb., yang sangat dianjurkan pada tanggal 10 (hari kesepuluh) bulan Muharram atau Asyura, yang karena kebiasaan orang Jawa memenggal kata maka jadilah Syuro. Demikian pula dengan bulan Sya’ban yang lebih dikenal dengan bulan Ruwah, karena di bulan inilah orang Islam Jawa baru mempunyai kesempatan untuk kirim doa kepada para arwah/leluhur, sedekah, memohonkan
Bersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 3
Rencana Pembangunan Waduk Pidekso
Patok Merah Biru Bikin Warga Resah pun menjalankan kesehariannya dengan bersekolah. Namun bila berbincang dengan warga, barulah terlihat ada sesuatu yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. ‘’Kabarnya kampung ini termasuk daerah yang nantinya tergenang. Itu patoknya sudah dipasang tak jauh dari rumah saya,’’ kata Endang (38) warga Mereng RT 1 RW VII, Desa Pidekso. Endang yang sehari-harinya berjualan kebutuhan sehari-hari di rumahnya, menuturkan bahwa dirinya membangun rumah dengan susah payah dan sekarang ditempati bersama
suami dan dua anaknya. ‘’Saya sama sekali tidak ada niat untuk menjual rumah ini. Saya merasa nyaman di sini. Kalau di sini mau dijadikan waduk, mestinya mendapat ganti yang bisa kita manfaatkan untuk membeli tanah dan membangun rumah lagi. Dan rencana saya, nanti membeli tanahnya Bersambung ke hal 7 kol 1 LOKASI: Seorang warga mencari rumput di lokasi rencana pembangunan Waduk Pidekso, Kecamatan Giriwoyo Wonogiri. ■ Foto: Tulus Pe-yan