■ Jumat Pon ■ 9 Mei 2014 TAHUN KE-29 NO: 48 TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
Bermodal Rp 123 Ribu Warga Solo Bobol Rp 21 M JAKARTA - Pasangan suami istri asal Kota Solo ditahan Direktorat Pidana Khusus (Pidsus) Bareskrim Polri, gara-gara membobol sebuah bank swasta sebesar Rp 21 miliar dengan modal hanya membuka rekening Rp 123 ribu. Pelaku diidentifikasi bernama Didik Agung Hermawan (44) itu ditangkap di kediamannya di Solo, pada 24 April lalu. Modus kejahatan yang dilakukan pemilik sebuah apotek ini adalah memanfaatkan celah yang terjadi saat sebuah bank swasta tempatnya membuka rekening melakukan sistem upgrading. Ini menyebabkan ketika nasabah melakukan penarikan tapi saldonya tidak berkurang satu sen pun. Kejadian ini bermula pada 10 April 2014 yang menimpa salah satu bank swasta, saat terjadi upgrading system dan berakibat perubahan pada instalmen itu. Kasus baru dilaporkan setelah pihak bank mengetahui ada transfer yang melebihi saldo. “Sehingga nasabah-nasabah yang gunakan kartu ATM, ketika penarikan saldo di rekening tidak berkurang. Ada pihak-pihak nasabah yang keterusan, ada yang sengaja ada yang tidak sengaja,” kata Di-
rektur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dit Tipid) Eksus Brigjen Arief Sulistyanto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (8/5). Dari penyelidikan Bareskrim Polri, terdapat 7 nasabah yang melakukan transfer atau pengambilan berulang. Enam orang dilakukan pemeriksan, hasilnya keenam orang itu tidak mengetahui dan penasaran kenapa saldo yang mereka debit tidak berkurang satu sen pun. “Satu lagi Didik Agung Gunawan di Solo, saldo di rekening Rp 200 ribu, yang bersangkutan dan istrinya menarik Rp 4 miliar, istrinya Rp 17 miliar. Padahal saldonya Rp 100 ribu dan Rp 23 ribu,” kata Arief. ■ Geledah Rumah Polisi langsung bergerak dan menggeledah rumah Didik. Ditemukan enam unit mesin EDC dan 255 kartu kredit di kediaman tersangka, di Solo serta catatan gesek tunai. Dari penyidikan kepolisian, diketahui modus yang dilakukan tersangka adalah dengan mengirimkan saldo ke beberapa rekening yang dimilikinya atau pun beberapa rekan Didik. Bareskrim masih menyelidiBersambung ke hal 7 kol 1
Boediono Bersaksi, Pengadilan Tipikor Ber-AC
Foto: Antara
Boediono JAKARTA - Wakil Presiden Boediono dijadwalkan akan bersaksi di Pengadilan Tipikor pada Jumat (9/5) hari ini. Pengadilan Tipikor pun berbenah menyambut kedatangan Boediono. Tiga buah penyejuk ruangan (air conditioner) yang disewa oleh KPK telah terpasang di Pengadilam Tipikor. AC itu disewa menjelang kesaksian Wapres Boediono untuk terdakwa Budi Mulya dalam kasus Bank Century pada Jumat (9/5). Di ruang sidang lantai 1, Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jaksel, Kamis (8/5) tiga unit AC tersebut sudah terpasang sejak pagi. AC portable bermerk Sharp itu masing-masing diletakkan di atas meja. Meski sudah menyala, suhu ruangan
GEBYAR
2
Peduli AIDS ARTIS Dian Sastrowardoyo tergerak hatinya untuk men jadi relawan mensosialisas ikan masyarakat atas kesadaran bahaya HIV/AIDS.
tidak serta merta langsung dingin. Dua orang petugas maintenance lalu tampak mengecek ketiga AC tersebut. KPK menyewa 3 unit AC tersebut atas permintaan pengadilan. “Ada permintaan supaya ruangan ber-AC. Atas permintaan pengadilan,” ujar Jubir KPK Johan Budi. Perintah persidangan tersebut, kata Johan adalah untuk memperbaiki AC yang ada di ruangan persidangan. Namun karena terbatasnya waktu, perbaikan tidak bisa dilakukan. “Jadi disewa,” kata Johan. KPK selaku penuntut dalam persidangan kasus Century di PN Tipikor, memiliki tanggung jawab untuk memberikan fasilitas terkait kedatangan seorang saksi. Sebagai penuntut KPK juga bisa menerima perintah dari pengadilan. Pihak Paspampres juga sempat melakukan pengecekan keamanan. Kepala Bidang Pengamanan Sekretariat Militer Presiden Jacob Djoko Santosa mengatakan bahwa persiapan di Pengadilan Tipikor ini bukan atas permintaan Boediono. “Tidak (ada permintaan dari Boediono). Ini kita diundang rapat koordinasi, syukurlah kalau bersih, syukurlah kalau harum biar agak kerasan di tempat ini,” kata Jacob saat ditemui di Pengadilan Tipikor. Bersambung ke hal 7 kol 1
Kampanye Hitam Serang Jokowi SEMARANG Meskipun hasil rekapitulasi hasil pemilu Legislatif belum resmi diumumkan, namun suhu politik Pemilihan Presiden 2014 sudah panas. Bahkan kampanye hitam sudah beredar, di antaranya menyerang ke salah satu bakal Capres Joko Widodo (Jokowi). Serangan kampanye hitam ke Jo kowi pun bertubitubi. Terakhir yang ber edar di media sosial maupun SMS gelap, Jokowi dikabarkan meninggal dunia. Penye bar kampanye hitam juga sangat merencanakan aksinya dengan serius membuat format iklan duka cita dengan foto Jokowi, komplet beserta nama serta nama Tionghoa. Dalam iklan berjudul rest in peace itu, Jokowi ditulis kan telah meninggal dunia pada tanggal 4 Mei 2014 pu kul 15.30 WIB. Sang pembuat iklan juga menuliskan nama Ir Hambertus Joko Widodo dan Oey Hong Liong. “Telah meninggal dunia dengan tenang pada hari Minggu, 4 Mei 2014 pukul 15:30 WIB, suami, ayah dan capres kami satusatunya.” “Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Bersambung ke hal 7 kol 3
■ Dampak Kelangkaan Pupuk
Tanaman Petani Terancam Gagal Panen
PUPUK SISA : Sutarno (70) petani Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal memberikan pupuk yang tersisa pada tanaman padi yang berusia 15 hari. ■ Foto: Haikal-yan
SLAWI - Para petani di sejumlah daerah Jawa Tenga benarbenar kelimpungan. Menghadapi musim tanam, justru mereka dihadapkan kelangkaan pupuk yang semakin parah. Petani di Kabupaten Tegal juga menjerit karena kelangkaan pupuk terjadi merata di semua kecamatan, dan sudah berlangsung sejak dua bulan. Menurut salah satu petani di Desa Slarang Kidul, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Kasan (48) kelangkaan pupuk hampir merata di seluruh Kabupaten Tegal. Sebab saat dirinya mencari di sejumlah pengecer dan toko-toko sudah tidak ada yang menyediakan pupuk jenis TS.
Adapun pupuk TS tersebut dibeli dengan harga Rp 90.000 per kantong. Namun saat ini pupuk itu sulit untuk dibeli kendati sejumlah toko tanaman sudah disambangi. Pria yang memiliki sawah seperempat bau mengeluhkan kondisi tersebut, sebab kelangkaan pupuk mengganggu kondisi tanaman padi yang usia tanamnya hampir mencapai satu bulan. Hal senada dikatakan Muhibin (60) warga Desa Pangkah, Kecamatan Pangkah. Disebutkan dia, saat ini pembelian pupuk dibatasi oleh kelompok tani. Setiap petani hanya diberikan pupuk yang cukup untuk Bersambung ke hal 7 kol 3
Dr Lukmonohadi Diabadikan Jadi Nama RSUD Kudus
Sosok Dokter Keliling Desa, Tanpa Pikir Imbalan Rencana Pemkab Kudus mengubah nama RSUD Kudus menjadi RSU dr Lukmonohadi, saat ini terus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga, sejumlah proses administrasi digarap. Namun, siapa sebenarnya Lukmonohadi, sejauh ini belum banyak masyarakat yang mengetahui salah satu pejuang di bidang kesehatan tersebut. BAGI masyarakat Kudus, nama dr Lukmonohadi memang bukan nama yang asing karena telah dijadikan nama sebuah ja-
lan protokol yang ada di Kudus. Sosok Lukmonohadi dan bagaimana kiprah perjuangannya bagi bangsa dan negara, masih sangat sedikit masyarakat yang mengetahuinya. ”Papi adalah dokter pribumi pertama yang menjabat sebagai kepala rumah sakit Kudus sejak sebelum Indonesia merdeka,” kata Iskandi Latifah, anak Lukmonohadi yang kini berusia 80 tahun, saat berkunjung di RSUD Kudus, Kamis (8/5). Dengan sedikit terbata lantaran usia yang sudah lanjut, Iskandi kemudian menuturkan
bagaimana kiprah ayahnya saat dipindah ke Kudus untuk menjabat kepala rumah sakit kala itu. Tidak hanya menjalankan tugas kedinasan saja di rumah sakit, namun Lukmonohadi dikenal tanpa pamrih mengobati Bersambung ke hal 7 kol 1 NAMA RSUD: Iskandi Latifah, menunjukkan foto ayahnya Lukmonohadi yang namanya akan diabadikan sebagai nama RSUD Kudus. ■ Foto: Ali Bustomi-yan