EDISI 434 - 25 AGUSTUS 2009

Page 16

16

BEDAH TELKO

Selasa 25 AGUSTUS 2009

SPEKTRUM

KORAN JAKARTA/BRAM SELO AGUNG

LAYANAN PURNAJUAL I Pembeli bertransaksi di gerai penjual BlackBerry di Jakarta, beberapa waktu lalu. Regulator akan mengevaluasi keabsahan layanan purnajual yang dibangun Research in Motion di Tanah Air.

Nasib Prinsipal BlackBerry Menunggu Pleno Badan Regulasi JAKARTA – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akan menggelar rapat pleno untuk menentukan keabsahan layanan purnajual milik Research in Motion (RIM), prinsipal BlackBerry, pada pekan ini. “Kami sudah melakukan peninjauan ke lapangan untuk BlackBerry Authorized Repair Center milik RIM. Kemungkinan pleno akan digelar minggu ini,” ujar anggota Komite BRTI Heru Sutadi, Senin (24/8). Dikatakannya, regulator masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan purnajual milik RIM sudah sesuai regulasi. Namun, masalahnya kini posisi Ketua BRTI sedang kosong. Untuk itu harus diadakan rapat pleno. “Tetapi kalau mendesak, asalkan memenuhi kuorum, bsa diambil keputusan,” kata Heru. Seperti diberitakan, RIM telah menyatakan akan membuka layanan purnajual BlackBerry pada 26 Agutus mendatang. Tempat tersebut akan melayani BlackBerry bergaransi dan dijual melalui jalur-jalur resmi RIM di Indonesia, yakni lewat mitra operator. RIM juga telah menunjuk beberapa BlackBerry Authorized Customer Care Centers di Indonesia yang akan berhubungan langsung dengan para pelanggan dan akan menambah beberapa pusat layanan pelanggan dalam waktu dekat. Regulator sendiri mendesak RIM menerima BlackBerry yang dibeli dari nonmitra RIM karena 80 persen produk yang beredar dibeli dari nonmitra RIM. Pemerintah menegaskan ancaman untuk tidak menerbitkan sertifikasi bagi varian lama dan baru BlackBerry masih berlaku jika RIM dinilai tidak memenuhi aturan tentang purnajual. dni/E-2

Depkominfo Terbitkan Regulasi IPTV JAKARTA - Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akhirnya mengeluarkan regulasi yang mengatur jasa Internet Protocol TV (IPTV) pada 19 Agustus lalu. Regulasi tersebut berupa Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 30/PER/M.KOMINFO/8/2009 tentang Penyelenggaraan Layanan Televisi Protokol Internet (IPTV). IPTV adalah teknologi yang menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik, dan data. Layanan disalurkan ke pelanggan melalui jaringan protokol Internet yang dijamin kualitas layanannya, keamanannya, keandalannya. Sehingga mampu memberikan layanan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif dan real time dengan menggunakan televisi standar. “Regulasi ini keluar untuk mengakomodasi dinamika teknologi dan bisnis,” ujar juru bicara Depkominfo Gatot S Dewo Broto, Senin (24/8). Diungkapkannya, bagi operator yang ingin menyelenggarakan jasa IPTV diwajibkan membentuk konsorsium yang terdiri atas penyedia jaringan, penyiaran, dan konten. “Kami pun mewajibkan penyelenggara untuk memenuhi konten lokal agar industri kreatif berkembang,” kata Gatot. Secara terpisah, VP Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia menyambut gembira hadirnya regulasi tersebut. Telkom akan secepat mungkin menggelar layanan ini. Apalagi, operator itu sudah melakukan uji coba di lima kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Denpasar. Eddy mengharapkan IPTV mampu meningkatkan pendapatan dari telepon kabelnya yang cenderung menurun. “Adanya IPTV akan membuat 8,7 juta pelanggan telepon kabel memiliki layanan yang lebih bervariasi, seperti IPTV dan akses Internet,” tandas dia. dni/E-2

Telkomsel Restrukturisasi Kartu As JAKARTA - Telkomsel merestrukturisasi posisi kartu As agar tidak berbenturan dengan kartu prabayar lain yang diusung operator tersebut, simPati. Kartu As akan kembali diposisikan Telkomsel untuk menyasar segmen low end. “Belakangan ini positioning kartuAs mendekati simPati. Akhirnya tidak terjadi diferensiasi yang berujung salah satu produk menjadi korban berupa kehilangan pelanggan,” ujar GM Pemasaran Telkomsel, Nirwan Lesmana, di Jakarta, Senin (24/8). Diungkapkannya, kartu As secara strategi perseroan menyasar segmen C dan D, sedangkan simPati untuk menengah atas. Namun, karena persaingan harga, produk simPati memiliki tarif yang tidak jauh berbeda dengan As. Akhirnya, produk As mengalami penurunan pelanggan sebesar lima persen pada semester pertama lalu dengan hanya memiliki 21 juta pelanggan. Salah satu langkah strategis untuk mengembalikan posisi Kartu As adalah mem-bundling ponsel low end Nexian NX-G330 dengan starter pack kartu seluler prabayar tersebut. Bundling ponsel yang diberi nama Nexian Hikmah ini dilepas dengan banderol 329 ribu rupiah. Ponsel bundling tersebut merupakan bagian dari tema mobile lifestyle yang diusung Telkomsel, yakni pengguna bisa menikmati fitur telekomunikasi dan multimedia dengan bonus kartu memori 256 MB serta gratis akses data 1 MB. Telkomsel menyediakan 10 ribu unit ponsel jenis tersebut. Diharapkan pada akhir tahun nanti jumlah pelanggan AS mencapai 22 juta pelanggan dengan average revenue per users (ARPU) sebesar 30 ribu rupiah. dni/E-2

KORAN JAKARTA

®

Bisnis Satelit l Regulator Pantau Nasib Frekuensi Media Citra

Mengurai Kontroversi ProtoStar Rencana penjualan satelit ProtoStar II atau Indostar memicu kontroversi. Penjualan tersebut dinilai bisa memengaruhi nasib slot orbit yang dimiliki pemerintah Indonesia.

P

rotoStar Ltd yang terbelit utang sekitar 495 juta dollar AS berencana menjual semua asetnya, baik Satelit Protostar I maupun II. Pengadilan Amerika Serikat memberikan batas waktu hingga 17 Sepetember 2009 bagi pihak yang tertarik membeli aset perusahaan tersebut. Presiden dan Chief Executive Officer ProtoStar Ltd Philip Father, seperti dikutip dalam keterangan resmi di situs perusahaan itu menyebutkan penjualan aset adalah langkah terbaik untuk keluar dari masalah yang dihadapi saat ini. Protostar merupakan perusahaan yang berdomisili di Bermuda dan beroperasi di Amerika Serikat. Perusahaan ini menyediakan jasa satelit komunikasi geostationary berkekuatan tinggi yang digunakan untuk layanan directto-home (DTH) televisi satelit dan akses Internet broadband di wilayah Asia Pasifik. Protostar mengoperasikan dua satelit, yakni satelit Protostar I (dimiliki oleh Protostar I Ltd) dan satelit Protostar II (dimiliki oleh Protostar II Ltd). Satelit Protostar I diluncurkan pada 7 Juli 2008 dan menyediakan jangkauan Ku-band untuk layanan digital DTH, televisi high-definition, dan Internet broadband di wilayah layanan Asia Tenggara hingga Timur Tengah, serta transponder C-band yang menyediakan backhaul seluler, traditional last mile telecom, dan layanan penyiaran dasar. Sedangkan Satelit Protostar II diluncurkan pada 16 Mei 2009 dan baru beroperasi pada 17 Juni 2009. Nah, di satelit Protostar II inilah munculnya kepentingan Indonesia. Jika merujuk pada keterangan resmi situs Protostar disebutkan satelit Protostar II menyediakan pelayanan kepada PT Media Citra Indostar (MCI) dan PT MNC Skyvision, operator layanan televisi satelit DTH terbesar di Indonesia dengan merek dagang Indovision. Satelit Protostar II atau di Indonesia dikenal dengan nama Indostar II menempati

KORAN JAKARTA/BRAM SELO AGUNG

PENJUALAN SATELIT I Penonton televisi memilih tayangan TV berbayar di Jakarta, Senin (24/8). Rencana penjualan satelit ProtoStar II yang digunakan Indovision menuai kontroversi terkait kepemilikan slot orbit pemerintah. slot orbit 107,7 derajat BT dan bekerja di pita frekuensi 2,5 GHz selebar 150 MHz. Satelit yang menelan investasi sebesar 300 juta dollar AS tersebut membawa 32 transponder. Dari 32 tranponder yang dimiliki, 10 transponder aktif dan 3 transponder cadangan akan difungsikan sebagai penguat gelombang frekuensi SBand untuk menyediakan jasa layanan penyiaran langsung ke rumah-rumah atau (Direct-ToHome/DTH) MCI mengharapkan adanya satelit baru tersebut akan membuat televisi berbayar Indovision memiliki jumlah saluran (channel) sebanyak 120 channel dari sebelumnya 56 channel. Meningkatnya jumlah channel juga diharapkan akan membuat angka pelanggan menjadi satu juta pada akhir tahun nanti. Indostar-II juga menggunakan frekuensi KU-Band yang didesain untuk layanan DTH dan telekomunikasi di India. Sedangkan transponder KUBand lainnya digunakan untuk akses Internet berkecepatan tinggi dan layanan telekomunikasi di Filipina, Taiwan, maupun Indonesia. Aksi penjualan Protostar sontak memunculkan sejumlah pertanyaan. Pertanyaan utama tentunya tentang nasib dari slot orbit yang menjadi hak milik dari pemerintah Indonesia dan masalah kepemi-

likan dari satelit itu sendiri. Sekjen Indonesia Wireless Broadband (Id-wibb) Bambang Sumaryo Hadi mendesak MCI mengklarifikasi status investasinya di satelit Protostar II. Jika benar berinvestasi sepertiga di aset tersebut, MCI dinilai mengetahui akan ada penjualan aset. “Nah, jika dijual seperti itu bagaimana nasib slot orbit yang notabene hak pemerintah Indonesia,” tegas dia kepada

»

Jika ditanya satelitmu mana oleh ITU, maka kita akan merujuk kepada satelit milik MCI itu. Masalah ada penjualan oleh mitra MCI, itu hal lain.

»

Ikhsan Baidirus DIREKTUR KELEMBAGAAN INTERNASIONAL DITJEN POSTEL

Koran Jakarta, Senin (24/8). Direktur Kelembagaan Internasional Ditjen Postel Ikhsan Baidirus mengatakan sejak awal surat yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengelola slot orbit 107,7 derajat BT adalah kepada MCI. “Perusahaan tersebut mengatakan akan membangun satelit di Amerika Serikat. Masalahnya pengadaan satelit itu kan bervariasi ada yang bayar kontan atau leasing. Ini

yang perlu diklarifikasi lebih jauh ke MCI,” kata dia. Ikhsan meyakini slot orbit yang menjadi hak milik dari pemerintah Indonesia tetap aman karena telah terdaftar di International Telecommunication Union (ITU). “Jika ditanya satelitmu mana oleh ITU, maka kita akan merujuk kepada satelit milik MCI itu. Masalah ada penjualan oleh mitra MCI, itu hal lain. Kita perlu mendalami kerja sama antara MCI dengan mitranya,” katanya. Untuk diketahui, di mata pemerintah Indonesia MCI adalah pengelola Indostar II, namun wewenang dalam pelaksanaan untuk penyiaran mutlak dikendalikan oleh MNC Sky Vision. Kedua perusahaan ini masih dalam genggaman taipan Hary Tanoesudibjo. Nasib Frekuensi Regulator telekomunikasi sendiri menyatakan akan berkonsentrasi terhadap nasib dari frekuensi yang dimiliki oleh MCI. Apalagi, perusahaan itu menempati spektrum premium untuk wimax mobile. “Kami akan memantau penjualan tersebut. Jangan sampai, sumber daya alam menjadi mubazir,” tegas Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi. Secara terpisah, Sekretaris

Perusahaan MCI Arya Mahendra menegaskan layanan yang diberikan oleh perusahaannya kepada masyarakat Indonesia tetaplah aman. Karena tidak ada hubungannya antara penjualan aset tersebut dan layanan Indovision. “Bahkan, Indovision tetap berekspansi untuk menunjukkan bukti ke masyarakat semua aman-aman saja,” kata dia, akhir pekan lalu. Ekspansi yang dilakukan MCI adalah membeli hak siar Liga Inggris belum lama ini dan berencana akan menambah 30 channel pada November nanti. “Jika kami tidak yakin aset yang dimiliki aman, tentunya ekspansi tidak dilakukan. Anda tahu kan berapa harga Liga Inggris. Puluhan miliar rupiah,” tegasnya. Pada kesempatan lain, Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Tonda Priyanto menduga sikap optimistis yang ditunjukkan MCI terhadap kepemilikan asetnya karena kerja sama yang dilakukan dengan Protostar berbentuk Condosat. Condosat adalah kondisi di mana satu satelit menggunakan beberapa filling. “Kerja sama mengisi filling, tidak membuat kepemilikan slot menjadi berganti. Slot tetap dimiliki negara bersangkutan. Tetapi itu tentunya akan lebih jelas jika pola kerja samanya dibuka,” tandas dia. dni/E-2

Pelajaran Berharga Kelola Slot Orbit

D

ua tahun lalu, Indonesia memiliki pengalaman pahit terkait pengelolaan slot orbit satelit. Slot orbit satelit 150,5 derajat bujur timur (BT) dinyatakan lepas dari genggaman oleh International Telecommunication Union (ITU) Semula pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan slot satelit tersebut kepada PT Satelindo yang kemudian bergabung menjadi PT Indosat Tbk. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, slot tersebut sebenarnya telah berakhir pada 2005 lalu. Namun karena adanya komitmen Indosat untuk mengisi slot sebelum 2009, maka Indonesia tetap memiliki slot 150,5 derajat BT. ITU sendiri telah menginformasikan pada Februari 2005 slot tersebut bisa lepas dari Indonesia. Pemerintah Indonesia pun diberikan peluang memperpanjang hingga Agustus 2005. Sayangnya, kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan, hingga akhirnya dua tahun lalu jagat telekomunikasi heboh dengan berita lepasnya slot orbit 150,5 derajat BT. Untunglah, berkat keuletan melakukan negosiasi, slot tersebut tidak jadi lepas. Belajar dari kesalahan tersebut, pemerintah menyatakan slot orbit 150,5 derajat BT dikelola

DOK. KJ

REVISI ATURAN I Seorang pegawai menunggu bus di depan kantor Ditjen Postel di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ditjen Postel berencana merevisi aturan tentang penggunaan satelit seiring pola bisnis satelit yang makin maju. secara konsorsium Telkom dan Indosat. Pada kuartal ketiga ini, kedua perusahaan akan menandatangani kesepakatan kerja sama untuk mengelola slot tersebut. Saat ini, Indonesia memiliki lima operator yang mengoperasikan tujuh satelit, yaitu Indosat (Palapa C1 slot 113 derajat BT dan Palapa C4 slot 150,5 derajat BT), Telkom (Palapa B1 slot 108 derajat BT dan Palapa B3 slot 118 derajat BT), PT Media Citra Indostar (Indostar slot 107 derajat BT), PSN (Palapa Pasifik slot 146

derajat BT), dan PT ACeS (Garuda1 slot 123 derajat BT). Kebutuhan transponder satelit sendiri masih tinggi seiring pertumbuhan bisnis seluler yang pesat. Indonesia diperkirakan membutuhkan sekitar 120-140 transponder, sedangkan yang tersedia baru sekitar 80 transponder. Namun, hingga 2010 baru tersedia lima slot orbit. Nilai bisnis dari jasa satelit sendiri di Indonesia per tahunnya diperkirakan mencapai enam triliun rupiah. Hal ini berasal dari penyewaan tran-

sponder, jasa jaringan , teleport, TV kabel, jasa instalasi, dan lainnya. Pelajaran lain yang dipetik pemerintah dari kasus nyaris hilangnya slot orbit 150,5 derajat BT adalah harusnya diterbitkan regulasi baru terkait satelit. Ditjen Postel kala itu berjanji akan mengubah Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 37/2006 tentang Penggunaan Satelit. Dalam revisi tersebut akan diatur secara tegas tentang proses refilling, pemberian hak kelola, pencabutan hak kelola, dan pengalihan hak kelola Sayangnya, dua tahun setelah niat itu dilontarkan, belum ada aksi nyata berupa perubahan regulasi. “Kami terbuka sekali untuk mengubah regulasi tersebut Soalnya pola bisnis satelit makin maju. Sayangnya, hingga sekarang tidak ada kabarnya tentang revisi dari regulasi itu,” ujar Ketua Asosiasi Satelit Indonesia, Tonda Priyanto, kepada Koran Jakarta, Senin (24/8). Celah Regulasi Salah satu pola bisnis satelit yang sedang digandrungi adalah condosat, yakni satu satelit menggunakan beberapa filling. Tujuannya untuk mengurangi harga per transponder terutama di biaya peluncuran.

Model bisnis ini hampir mirip dengan penjualan apartemen, yakni tanah bisa jadi milik negara, sedangkan ruang apartemen dimiliki secara strata tile. Direktur Kelembagaan Internasional Ditjen Postel Ikhsan Baidirus mengakui regulasi yang ada sekarang belum mengatur secara ketat tentang bisnis satelit khususnya condosat. “Kita akui regulasi sekarang banyak celahnya. Masalah pembahasan regulasi itu akan digenjot lagi.” Sementara itu, Sekjen Indonesia Wireless Broadband (Id-Wibb) Bambang Sumaryo Hadi menambahkan ada hal lain yang harus dicermati dalam masalah pengelolaan satelit yakni tentang penempatan frekeunsi. Dicontohkannya, Media Citra Indostar (MCI) yang menempati spektrum 2,5 GHz dengan lebar frekuensi 150 MHz. Spektrum tersebut idealnya digunakan untuk keperluan teresterial ketimbang dihabiskan untuk penyiaran. Menurut Sumaryo, jika digunakan untuk keperluan teresterial akan lebih banyak manfaatnya bagi akses telekomunikasi mengingat spektrum tersebut ideal untuk teknologi wimax mobile. Dan negara pun akan menerima lebih besar jika diambil acuannya adalah tender frekuensi 2,3 GHz. dni/E-2


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.