KOPER PANDA

Sebagai mahasiswa kedokteran, kita sudah sepantasnya untuk membuka mata dan sadar akan permasalahanpermasalahan yang ada di sekitar kita. Dari banyaknya permasalahan yang ada di masyarakat, kematian bayi, balita, dan remaja menjadi salah satu permasalahan yang cukup genting. Pertolongan pertama pada anak yang mengalami kondisi kesehatan tertentu merupakan sebuah langkah penentu keberhasilan dari pengobatan kedepannya.
Edukasi kepada keluarga atau para pengasuh anak, mengenai pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada anak menjadi penting. Kesalahan dalam pertolongan pertama dapat memperburuk penyakit atau bahkan menghambat kesembuhan anak.
Kekhawatiran ini dilihat oleh kelompok tutorial 8 blok
Family Medicine dan melihat sebuah urgensi dibentuknya suatu kegiatan untuk mengatasinya. KOPER PANDA atau
“Kelas Pertolongan Pertama pada Anak” merupakan suatu upaya untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para Ibu mengenai pertolongan pertama pada anak. Melalui kegiatan ini diharapkan keluarga, khususnya para Ibu dapat memperoleh pemahaman yang lebih terkait pertolongan pertama pada anak.
Imunisasi Lengkap (1)
Demam Kejang (2)
Makanan bayi (3)
Tersedak (5)
Hipotermia (6)
Bayi lesu (7)
Bayi Kuning (9)
Bermain & Komunikasi (11)
Henti Nafas SIDS (13)
Diare (15)
Kenapa harus lengkap ?
Anak-anak perlu untuk mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal, agar bisa mendapatkan perlindungan yang maksimal seumur hidup dari
berbagai penyakit menular di masa yang akan datang
*Periksa kelengkapan imunisasi di buku KIA
Tidak boleh di imunisasi saat sakit?
JIka anak mengalami gejala sakit (demam, batuk, sesak nafas, atau diare) sebaiknya pemberian imunisasi ditunda sementara hingga anak benar-benar pulih dahulu. Suntikan ketika anak sedang sakit membuat si anak menjadi lebih rewel sehingga memperlambat proses pemulihan sakit si anak Tapi jangan sampai lupa imuniasi kejar (susulan) kemudian
Bila bayi/anak demam, usahakan kompres air hangat di dahi, di ketiak dan diperut. Buka pakaian bayi/anak agar
panas tubuh lekas turun melalui penguapan.
Tetap tenang & baringkan anak di lantai
Jauhkan anak dari
barang berbahaya & kerumunan sesak
Longgarkan
pakaian anak
terutama
pada bagian leher
JANGAN menahan
gerakan kejang anak !
JANGAN memasukkan apapun ke
dalam mulut anak saat kejang baik obat atau air. Hal ini akan memicu anak tersedak
Baringkan anak dalam
posisi miring agar anak
tidak tersedak oleh air
liur atau muntahan
Jangan tunggu kejang lebih dari 2 menit, bawa ke IGD segera, terutama jika anak
mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas
atau wajah yang memucat atau membiru
0-6 bln ASI Eksklusif
Setiap bayi menginginkan (Biasanya 8-12 kali)
Selama 5-30 menit
Setiap bayi menginginkan
ASI
6-8 bln
2-3 kali setiap hari
1-2 kali selingan
60-70% dari kebutuhan energi MP ASI Disaring
2-3 sdm bertahap hingga ½ mangkok
berukuran 250 ml
200 kkal 9-11 bln
MP ASI
ASI
Dicincang (dicacah, dipotong kecil)
Setiap bayi menginginkan
50-70% dari kebutuhan energi
3-4 kali setiap hari
1-2 kali selingan
½ - ¾ mangkok berukuran 250 ml
300 kkal
12-23 bln
ASI
MP ASI Makanan biasa (tetap diiris-iris)
Setiap bayi menginginkan, atau 3-4 kali sehari
30-40% dari kebutuhan energi
3-4 kali setiap hari
1-2 kali selingan
¾-1 mangkok berukuran 250 ml
550 kkal
2 tahun ke atas Makanan Keluarga
Mulailah berhenti menyusui secara perlahan
Membiasakan anak makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga
Usia Makanan Frekuensi & JumlahBahan Makanan MP ASI:
Karbohidrat - beras, biji-bijian, jagung, gandum, sagu, umbi-umbian
Protein hewani (diprioritaskan) - unggas, hati, telur, ikan, daging sapi, susu dan produk olahannya
Protein nabati - kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah, tempe, tahu
Lemak - minyak, margarin, mentega, santan, ikan laut dalam (ikan kembung, ikan tongkol, ikan tuna, ikan sardin, ikan tenggiri, ikan kerapu, ikan salmon).
Vitamin dan mineral - buah dan sayuran*, daging merah, hati ayam
*Kebutuhan serat bayi dan anak sangat sedikit maka buah & sayur diberikan dalam jumlah sedikit. Zat besi & seng lebih mudah diserap lewat protein hewani.
Pemberian MP ASI yang baik harus sesuai syarat berikut:
Tepat Waktu — Diberikan saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Adekuat — Memenuhi keperluan gizi.
Aman — Disiapkan dan diberikan dengan cara higienis, dan menggunakan tangan/peralatan yang bersih.
Diberikan dengan Cara Benar
Terjadwal — Diberikan secara teratur (pagi, siang, sore).
Lama pemberian adalah 30 menit.
Lingkungan yang netral dan mendukung — Hindari memaksa makan, pemberian makanan sebagai hadiah, dan pemberian makanan sambil bermain/nonton televisi.
Tersedak – Sumbatan jalan nafas.
Pada bayi/anak dapat terjadi saat makan atau bermain.
Penanganan Anak Dibawah 1 Tahun
5 hentakan cukup kuat menggunakan pangkal telapak tangan di punggung.
Posisi bayi telungkup dengan
kepala lebih rendah dan penolong berlutut atau duduk.
Untuk bayi, topang kepala dengan
ibu jari di satu sisi rahang dan yang
lain menggunakan satu atau dua jari tangan yang sama tanpa menekan jaringan lunak di bawah rahang
ChestThrust
Gejala/Tanda Sulit Bicara
Gangguan nafas tiba-tiba Batuk
Penanganan Anak Diatas 1 Tahun
Jika anak masih bisa bersuara, mintalah untuk batuk dengan keras
Berdiri di belakang anak dan meletakkan tangan di bawah lengan anak mengelilingi pinggangnya.
Tangan dikepalkan dan diletakkan di antara pusar dan tulang dada anak.
Raih kepalan tangan dan hentakan ke arah atas dan belakang tubuh anak 5x.
BackBlow
Lakukan 5 hentakan dada pada bayi. Posisi bayi terlentang dengan kepala
lebih rendah mengarah ke bawah.
Penolong meletakkan punggung bayi di lengan yang bebas dan menopang ubun-ubun dengan tangan, kemudian topang lengan dengan paha.
Identifikasi lokasi chest thrust di tengah-tengah tulang dada, lakukan
hentakan dengan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah).
Memotong makanan hingga kecil
Memasak makanan sampai lunak
Mengawasi anak saat makan
Menghindarkan benda kecil dari anak
Membuang mainan yang rusak
Memberikan mainan yang sesuai
Mematikan TV dan HP
1. 2. 3. 4. A. Manuver Back Blow 1. 2. 3. A. Manuver Heimlich 1. 2. 3.Hipotermia – suhu tubuh rendah. Bayi dengan hipotermia berisiko sakit berat hingga kematian. Umum terjadi pada bayi yang kekurangan gizi, serta dibarengi gula darah rendah atau infeksi serius.
Pengukuran Suhu Tubuh
Bayi
Ukur di bagian ketiak
Hindari mengukur
suhu setelah
beraktivitas atau setelah mandi
Beri makan/ASI setiap 2 jam kecuali perutnya kurang nyaman, jika
anak dehidrasi, lakukan rehidrasi terlebih dahulu
Pastikan anak tetap hangat (berpakaian dengan benar, pakaikan
kupluk, tutupi dengan selimut) atau lakukan skin-to-skin contact
dengan ibu/ayah dengan teknik kangguru
Jauhkan anak dari paparan angin
Gantilah popok, pakaian, dan alas tidur yang basah untuk menjaga
anak dan tempat tidurnya tetap kering, keringkan setelah mandi
Boleh gunakan penghangat atau lampu tapi jangan diarahkan
langsung ke anak, dan jangan gunakan botol isi air panas
Bayi yang lesu atau lemas tampaknya mempunyai sedikit atau bahkan tidak mempunyai energi sama sekali.
Mereka mengantuk atau lesu, mereka mungkin juga tidur lebih lama dari biasanya. Mereka mungkin sulit dibangunkan untuk menyusu dan bahkan ketika terjaga, tidak waspada atau memperhatikan suara dan isyarat visual.
Terkadang, hal ini dapat berkembang secara perlahan dan orang tua harus bisa menyadari perubahan bertahap tersebut.
Gejala/Tanda:
Terlalu lemah untuk menangis atau
sulit dibangunkan
Demam tinggi atau suhu tubuh
turun
Dehidrasi (menangis tanpa air mata, mulut kering, popok hanya sedikit
basah)
Sulit bernafas
Kulit pucat dan kebiruan
Kurus atau penurunan berat badan
Ruam mendadak
Muntah dengan kuat
Bayi sering menatap angkasa atau
tidak mau senyum
Bayi tidak bermain sama sekali atau
tidak responsif
Catatan: Tidur lebih
banyak saat sakit adalah hal yang normal. Saat bangun, anak Anda
harus waspada.
Tanyakan kepada
penyedia layanan
kesehatan bayi Anda
apakah bayi Anda
menjadi lesu atau
mengalami perubahan
tingkat aktivitas.
Kurangcairanpadabayibisa disebabkanolehdiareataubayi kepanasandanberkeringatlebih. Dalamkondisiini,bayi bisa mengalamidehidrasi.
Cobalahmenyusuibayisetiap15 menit.Jikabayitetaptidakbisa menyususecaralangsung,coba beriASImenggunakan sendok bersih.bawalahketempatsejuk danlonggarkanpakaiansaat berkeringat
Kurangnyapasokanoksigenpada bayibisaterjadikarenabayi memilikimasalahpadaparu-paru ataujantungnya.Ditandaidengan kulitpucatdankebiruan
Bilainiterjadi,Bayiharussegera diberikanpertolonganresusitasi danhubungilayanankesehatan terdekat.
Seorangbayidapatgiziburuk karenakurangnyaASI,kebersihan yangkurang,dangangguan pencernaan.Bayitampakkurus, kecil,danlemas.
biladicurigaihaliniterjadipada bayi,segerabawabayike pelayanankesehatanterdekat.
4.Infeksi
Infeksijugabisamenyebabkanbayi tiba-tibamerasalesudanlemas dengandemamtinggiatausuhu tubuhrendah.bayijugamudah rewel.
saatbayisedangdemam,dapat dilakukanpengompresanBayi denganairhangat,memberikan ASIyangcukup,beripakaianyang nyaman,menjagasuhukamar tetapsejuk,pastikanbayi beristirahatdengancukup,dan periksadenganDoktersetempat
5.Keracunanbendaatau overdosisobat
karenabayisedangaktif,bisasaja memasukanbenda-benda berbahayaatauobatkemulut mereka.Tandabayimengalami keracunanadalahmuntah,sulit bernapas,sakitperut,kejang, lemas,hinggatidaksadarkandiri.
Bilaterjadi,pastikanASIbayi cukup,muntahdenganposisiyang baik,dansegerabawabayike pelayanankesehatanterdekat.
Bayi Kuning – Perubahan
warna kulit dan bagian putih
mata bayi menjadi
kekuningan. Biasanya karena bayi lahir prematur, kekurangan cairan, ASI kurang memadai.
Bayi Kuning Normal:
Bayi kuning tanpa ada gejala lain
Bayi Kuning Abnormal:
Bayi kuning
Terjadi pada hari pertama kehidupan bayi
Berlangsung >14 hari pada bayi cukup bulan
Berlangsung >21 hari pada bayi
prematur
Demam
kondisi berat: telapak tangan & kaki bayi
berwarna kuning gelap
Dengan Inspeksi visual
Bayi biasanya menjadi kuning mulai dari wajah, dada, perut, lalu kaki
Lihat warna kulit setelah dilakukan penekanan dengan jari (biasanya pada hidung/dahi/ibu jari bayi). Jika warnanya pucat saat dilepas dan tidak berubah normal lagi dalam waktu yang cepat, itu menjadi pertanda.
Lihat warna pipis: berwarna gelap/kuning pekat (kondisi normal: bening)
Lihat warna BAB: berwarna pucat (kondisi normal: kuning, oranye, coklat, hijau)
Kalau hasil inspeksi visual menunjukkan pertanda bayi kuning, segera bawa ke puskesmas untuk cek bilirubin bayi.
Memberi ASI yang memadai, disarankan 8-12 kali sehari
Menjemur bayi sendiri
Jemur dalam
ruangan melalui
jendela
Cukup 10-15 menit saja, optimal pukul 09.00-10.00 pagi
Hindari paparan cahaya matahari
secara langsung
Ketika menjemur bayi, tidak boleh
menggunakan tabir surya
Kulit bayi langsung kena matahari, tapi
tidak langsung ke arah mata
Perhatikan warna kulit bayi, jika mulai
berwarna pink, maka pemaparan sinar
UV sudah cukup
Gunakan pakaian, topi, & penutup mata
Scan dengan HP untuk video demonstrasi:
Usia Lahir - 1 Minggu
Bermain
Anak” bermain dengan melihat, mendengar, merasakan, dan bergerak
Berkomunikasi
Biasakan untuk mengajak anak mengobrol sedini mungkin
1 Minggu - 6 Bulan
Bermain
Bermain menggunakan benda-benda yang bersih, aman, dan berwarna-warni untuk diraih dan disentuh bertujuan untuk belajar tekstur lunak dan keras, panas dan dingin, kering dan lembab, serta kasar dan halus
Berkomunikasi
Anak” senang membuat sebuah suara. Mereka bersuara mencontoh apa yang mereka dengar.
6 Bulan - 9 Bulan
Bermain
Anak-anak seusia ini senang membuat suara-suara dengan benda, mengoper benda dari tangan ke tangan dan ke anggota keluarga lainnya.
Berkomunikasi
Mereka belum dapat mengucapkan kata, namun dapat memahami banyak hal ( dapat merasakan kemarahan, Merngetahui nama mereka bahkan sebelum mereka dapat mengucapkannya).
9 Bulan - 12 Bulan
Bermain
Pada usia ini, anak-anak senang bermain cilukba
Berkomunikasi
Seorang anak mungkin menjadi takut kehilangan pandangan terhadap pengasuh / orang yang dikenalnya, maka dari itu respon dengan cepat dan tenangkan.
12 Bulan - 2 Tahun
Bermain
Anak-anak enjoy bermain dengan barang-barang sederhana yang ada di rumah (memasukkan barang ke kaleng dan mengeluarkannya lagi, serta menyusun barang bertumpuk hingga jatuh)
Berkomunikasi
Coba untuk bermain permainan kata sederhana, dan keluarga coba untuk memahaminya. Gunakan semua kesempatan untuk melakukan percakapan (misal: saat memberi makan, saat mandi)
> 2 Tahun
Bermain
Dapat membantu anak untuk belajar menghitung dengan pertanyaan “Berapa banyak?”, Belajar menggambar dengan kapur, Bermain puzzle
Berkomunikasi
Bertanya pertanyaan simpel dan mendengarkan dengan atentif
dapat mendorong anak untuk berbicara, mulai kenalkan anak kepada hal benar dan salah
Kematian yang mendadak dan tanpa sebab yang
jelas pada bayi di bawah satu tahun.
Kematian sering terjadi ketika bayi tidur .
Namun,juga bisa terjadi ketika bayi dalam
keadaan terjaga atau sadar.
Faktor penyebab sindrom kematian bayi
mendadak
Usia bayi di bawah 1 tahun
Bayi prematur
Bayi terpapar polusi udara seperti asap rokok
Cuaca dingin
Kelainan pada otak bayi yang menyebabkan
gangguan pernapasan dan gangguan untuk
bangun
Posisi tidur yang tidak tepat
Tidur telungkup, tengkurap, atau tidur menyamping
dapat meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak. Dalam posisi ini, jalan pernapas dapat
menjadi terhambat jika wajah bayi tertutup.
Posisi tidur bayi yang benar adalah tidur telentang ( wajah tidak tertutup ) , karena posisi ini dapat membuat jalan pernapasan bayi lebih terbuka.
Cara pencegahan sindrom kematian bayi mendadak :
Jauhkan semua barang yang dapat menghambat jalur pernapasan pada bayi ( apalagi barang yang lebih besar daripada bayi ) seperti boneka, bantal, selimut tebal, dan mainan.
Hindari paparan polusi udara seperti asap rokok
dari bayi
Pakaikan bayi baju tidur yang nyaman dan menyerap keringat agar ia tidak keringatan atau kepanasan.
Usahakan memberikan ASI eksklusif kepada bayi minimal selama 6 bulan sampai 2 tahun pertamanya.
Lengkapi imunisasi
Diare – buang air besar yang cair tiga kali atau lebih setiap hari. Diare dapat berlangsung selama beberapa hari, dan dapat menyebabkan tubuh bayi kekurangan air dan garam yang diperlukan.
Diare merupakan tanda bahaya bagi balita. Jika diare berulangulang dan menjadi semakin parah, segera bawa bayi Anda ke puskesmas/rumah sakit.
Diare biasanya terjadi oleh infeksi saluran usus, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Infeksi menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang karena kebersihan yang buruk.
Pencegahan Diare:
akses terhadap air minum yang aman;
penggunaan sanitasi yang lebih baik;
mencuci tangan dengan sabun;
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama
kehidupan;
kebersihan pribadi dan makanan yang baik;
pendidikan kesehatan tentang bagaimana infeksi
menyebar; Dan
vaksinasi rotavirus.
Pengobatan Diare:
Oralit – Berikan ½ - 1 gelas cairan oralit.
Jika tidak ada oralit, dapat diberikan alternatif:
Larutan garam rehidrasi oral (ORS) -½
sdt garam dan 2 sdm gula ditambah
ke 1 liter air matang.
Kuah sayur bening
Air tajin
Suplemen seng – suplemen seng mengurangi durasi episode diare sebesar 25% dan berhubungan dengan penurunan volume tinja sebesar 30%.
Makanan kaya nutrisi: lingkaran setan malnutrisi dan diare dapat diputus dengan terus memberikan makanan kaya nutrisi (termasuk ASI).
Berkonsultasi dengan ahli kesehatan jika:
Diare berulang-ulang dan makin parah
Ada darah pada tinja
Anak terlihat sangat haus dan kekurangan air (dehidrasi)
Timbul demam
Anak tidak mau makan dan minum
Muntah terus menurus
disusun oleh:
Fuji Ananda Saputra
Aurora Adila Arderia
Keren Hapukh Felicia Sihotang
Theo Elbert Wijaya
Ayang Chairunnisa Yustanty
Nashwa Alin
Serenada Allegra Sairadoti Simarmata
Muhamad Raihan Fadilah
Ghania Farah Aqila Sutattyo
Muhammad Abrar Ferrari