Opini
ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah
Manajemen Emosi dalam Komunikasi Virtual di Era Pandemi Covid-19 oleh Amanatul Haqqil Ibad
C 10 | Komunikasi Edisi 332
oronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih menjadi sorotan di Indonesia. Tercatat pada laman website covid19.go.id, 278.722 orang positif Covid-19 per 28 September 2020. Berbagai aktivitas yang sempat dapat dilakukan secara langsung kurang lebih selama tiga bulan terhitung sejak akhir Mei hingga September 2020, kini harus kembali dilakukan secara online. Hal ini secara otomatis berdampak pada komunikasi yang juga harus dilakukan dengan perantara media tertentu.
Komunikasi secara online yang juga dikenal dengan komunikasi virtual ini menjadi konsekuensi yang merata bagi hampir seluruh lapisan masyarakat. Alih-alih menjadi solusi di masa pandemi, komunikasi virtual membawa bumerang tersendiri bagi para komunikator dan komunikannya. Keluar dari masa adaptasi untuk lebih mengenal teknologi, masyarakat diresahkan dengan ambiguitas dan salah tangkap dalam aktivitas komunikasi virtual. Berperan
pentingnya gerak tubuh, kontak mata, tinggi rendahnya suara, jarak tubuh, dan lain sebagainya dalam komunikasi secara langsung, mengakibatkan munculnya keterbatasan tersendiri dalam komunikasi virtual. Terlebih, hal ini terjadi dalam komunikasi virtual asinkron atau yang dilakukan secara tidak serempak. Pengirim pesan dengan penerima pesan tidak berada di waktu yang sama melalui pesan pasif atau yang diartikan penulis sebagai pesan yang tidak dapat diketahui