313 final

Page 32

Wisata

Kearifan Lokal Tradisi Suku Tengger esona Tengger dengan keindahan Gunung Bromo tidak luput dari perhatian masyarakat sejak dulu. Sejak zaman Majapahit, dataran tinggi Tengger dikenal sebagai wilayah yang damai, tentram, dan bahkan rakyatnya terbebas dari pembayaran pajak yang disebut titileman. Jenderal Thomas Stamford Raffles sangat mengagumi orang Tengger. Dalam The History of Java, ia mengemukakan bahwa pada saat berkunjung ke tempat yang sejuk itu, ia melihat orang Tengger yang hidup dalam suasana damai, teratur, tertib, jujur, rajin bekerja, dan selalu gembira. Mereka tidak mengenal judi dan candu, perselingkuhan, pencurian, atau jenis-jenis kejahatan lainnya tidak ditemui di dalamnya. Desa yang termasuk ke dalam desa Tengger adalah desa-desa yang berada dalam wilayah kabupaten yang mayoritas

dok. Pribadi

P

penduduknya beragama Hindu dan masih memegang teguh adat-istiadat Tengger. Desa-desa yang dimaksud adalah Ngadas, Jetak, Wonotoro, Ngadirejo, dan Ngadisari (Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo), Ledokombo, Pandansari, dan Wonokerso (Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo), Tosari, Wonokitri, Sedaeng, Ngadiwono, Podokoyo (Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan), Keduwung (Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan), Ngadas (Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang), dan Argosari serta Ranu Pani (Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang). Salah satu desa yang masih memegang adat istiadat Tengger beserta kepercayaannya adalah Desa Wonokitri dan Tosari yang bertempat di Pasuruan. Orang Tengger kaya akan upacara adat, tetapi hampir tidak memiliki produk kesenian. Upacara adat yang sampai saat ini

Menhir sebagai tempat pemujaan di punden Tosari

32 | Komunikasi Edisi 313

masih diselenggarakan di wilayah Tengger adalah upacara Kasada, Karo, Entas-Entas, Unan-Unan, Pujan Mubeng, Kelahiran, Tugel, Perkawinan, Kematian, Barikan, Lilitan, dan masih banyak lagi. Perayaan Kasada atau hari raya Kasada atau Kasodoan yang sekarang disebut Yadnya Kasada adalah hari raya kurban orang Tengger yang diselenggarakan pada tanggal 14, 15, atau 16, bulan Kasada, yakni pada saat bulan purnama sedang menampakkan wajahnya. Hari raya ini merupakan pelaksanaan pesan leluhur orang Tengger yang bernama Raden Kusuma alias Kyai Kusuma atau Dewa Kusuma, putra bungsu Rara Anteng dan Jaka Seger, yang telah merelakan dirinya menjadi kurban demi kesejahteraan ayah, ibu, serta para saudaranya. Kasodoan merupakan sarana


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.