komunika 06 2008

Page 11

11

Edisi 6/Tahun IV/Juli 2008

LINTAS LEMBAGA Departemen Perindustrian Pengusaha Diminta Alihkan Kerja Sabtu-Minggu Jakarta, 11/7/2008 (Kominfo-Newsroom) – Pemerintah meminta kalangan industri untuk mengalihkan hari kerja operasional setidaknya dua hari kerja normal dialihkan ke hari Sabtu atau Minggu setiap bulannya dalam rangka mengurangi beban listrik PLN dan meminimalisir pemadaman. Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian Agus Tjahajana di Jakarta, Jumat (11/7), mengatakan, daya mampu listrik di Pulau Jawa dan Bali mencapai 20.000 MW, dimana dari daya tersebut konsumsi listrik untuk sektor industri mencapai 7.000 MW. Sementara defisit listrik di Jawa Bali rata-rata mencapai 600 MW setiap hari Senin sampai Jumat. Padahal di hari Sabtu ada daya yang tidak terpakai 1.000 MW dan pada Minggu 2.000 MW. “Oleh karena itu, perusahaan diminta memindahkan hari kerjanya pada hari Minggu atau Sabtu sebanyak dua hari setiap bulan,” kata Agus. Mengenai pengatur dan penjadwalan kapan tiap industri harus mengalihkan jam kerjanya, ia menjelaskan bahwa pengaturan tersebut akan dibuatkan kluster di tiap daerah. Nantinya, di setiap kluster, bupati atau walikota yang akan menentukan industri mana yang harus mengalihkan jam kerjanya. Keputusan Bupati atau Walikota tersebut harus selesai pada 21 Juli 2008. (T.Dw) Departemen Pertanian Pemusnahan 3 Ton Bibit Bawang Impor Cina Badan Karantina Pertanian (Baratan) Departemen Pertanian (Deptan) memusnahkan 3 ton bibit bawang merah impor asal China di Brebes Jawa Tengah. Kepala Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian, Syukur Iwantoro, mengatakan, pemusnahan ini dilakukan karena bibit yang masuk tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian nomor 18 tahun 2008 tentang persyaratan dan tindakan karantina tumbuhan khususnya umbi lapis ke Indonesia. Bahwa bibit bawang merah tersebut diimpor masih disertai dengan tanah pada umbinya. “Tanah yang masih menempel di umbi, bisa membawa bibit penyakit,.” kata Syukur di Jakarta, Kamis (10/7). Menurut Syukur, bibit yang diimpor dari Cina dan masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok ini, seharusnya dilakukan dengan memangkas seluruh akar dan daun pada sayuran umbi lapis segar. Selain itu setiap bibit yang masuk harus dilengkapi dengan sertifikat kesehatan atau Phytosanitary Certificate (PC) dari negara asal atau PC for Re-export dari negara transit. PC tersebut diterbitkan oleh organisasi Perlindungan Tumbuhan Nasional dinegara asal atau negara transit. “Ini kesalahan importer karena tidak menyantumkan PC. Oleh karena itulah mutu bibit sangat jelek, katanya. Syukur menambahkan, adanya double inspection yaitu pemeriksaan dan pengkarantinaan tanaman cukup efektif untuk meminimalisasi masuknya bibit penyakit tanaman kedalam negeri. (T.Bhr) Kementerian Koperasi dan UKM Realisasi KUR Terserap Rp8.378 Triliun Melalui Kementerian Koperasi dan UKM, Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan tambahan bagi Usaha Kecil

Mikro dan Menengah (UMKM) telah terserap Rp8,378 triliun dari total anggaran Rp14,5 triliun. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari mengatakan, dengan penyerapan anggaran tersebut, sebanyak 916.534 orang debitur telah memperoleh bantuan permodalan kredit. “Hingga 3 Juli 2008, penyerapan KUR telah realisasi sebesar Rp8,378 triliun, dimana rata-rata debitur menerima KUR sebesar Rp9,1 juta,” ujar Chairul di Jakarta, Rabu (9/7). KUR sejak November 2007 lalu telah diluncurkan melalui enam bank pelaksana diantaranya BRI, BNI, Bank Mandiri, Bukopin, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Mandiri, dan sebagai lembaga penjamin adalah PT Askrindo dan Sarana Pengembangan Usaha (SPU) yang memberikan jaminan 70 persen. (T.Dw) Badan Urusan Logistik Bulog Gandeng 13 Instansi Perum Bulog bekerjasama dengan 13 instansi pertanian dan perbankan melakukan Program Khusus Penguatan Cadangan Beras Nasional (PK-PCBN) untuk mengejar target pengadaan beras dalam negeri yang sejumlah 3,8 juta ton di tahun 2008. Ke-13 institusi tersebut adalah Departemen Pertanian, Departmen Kehutanan, Perum Perhutani, PT Inhutani, PT Bank BRI Tbk., PT Bank Bukopin Tbk, PT Pupuk Sriwijaya, PT Petrokimia, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kaltim, PT Pertani, PT Sang Hyang Seri dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar mengatakan, terdapat empat program yang akan dilakukan Bulog beserta 13 instansi guna menindaklanjuti nota kesepahaman tersebut. Pertama kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT) dengan target 500.000 Ha, Kedua, Gerakan Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Gabah/Beras (GP4GB) dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan target 300.000 Ha. Ketiga, Kredit Program Pasca Panen (KP3) dengan target 200.000 Ha, dan keempat, Cadangan Beras Hutan Nasional dengan target 60.000 Ha Menurut dia, Bulog akan menjalankan program yang sifatnya menjamin ketersediaan sarana produksi pertanian diantaranya pupuk bersubsidi dan benih unggul berlabel dengan azas enam tepat. (T.Dw) Badan Usaha Milik Negara MOU PENGADAAN 25 JUTA TABUNG ELPIGI DITANDATANGANI Jakarta, 16/7/2008 (Kominfo-Newsroom) – Pertamina mengadakan kerja sama dengan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya dalam program pengadaan 25 juta tabung elpiji kemasan tiga kilogram (kg) dan valve. Ke-empat BUMN karya tersebut adalah PT Wijaya Karya Intrade, PT Bosma Bisma Indra, PT Adhi Karya, dan PT Barata Indonesia. “Dengan adanya tambahan pasokan dari dalam negeri ini, seharusnya bisa memperlancar proses konversi minyak tanah ke elpiji, karena di luar yang dipasok BUMN ini sekitar 70 juta tabung lainnya juga dipasok dalam negeri,” ujar Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil di Kementerian BUMN Gedung Garuda Jakarta, Rabu (16/7).

Komisi Pemilihan Umum

Lembaga Penyelenggara Pemilu Indonesia Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. KPU lahir setelah reformasi 1998. Pertama kali pembentukan KPU terdiri dari 53 orang anggota yang berasal dari unsur pemerintahan dan Partai Politik. KPU ini dilantik oleh presiden BJ Habibie. Tim KPU ini hanya bertahan 2 tahun (1999-2001). Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid, keanggotaan KPU yang berasal dari partai politik dan pemerintahan dinilai sudah tidak sejalan dengan proses reformasi yang sedang bergulir. Muncul pemikiran dikalangan pemerintah dan DPR untuk membentuk KPU yang independen dan non-partisan. Pada tanggal 11 April 2001 dibentuk KPU ke 2 yang beranggotakan 11 orang yang berasal dari unsur akademis dan LSM. Pada tanggal 23 Oktober 2007, KPU ke 3 dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. KPU yang beranggotakan 7 orang ini bertugas hingga 2012. Keanggotaannya berasal dari anggota KPU Provinsi, akademis, peneliti dan birokrat. Tugas dan Kewenangan

KPU yang terbentuk dituntut untuk dapat menyelenggarakan Pemilihan umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel. Untuk mencapai hal tersebut KPU memiliki tugas dan kewenangan merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum, membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilhan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan suara (TPS), dan memimpin setiap tahapan kegiatan Pemilihan Umum. Jumlah partai yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum pun menjadi kewenangan KPU untuk menetapkannya. Selain itu jumlah kursi anggota DPR, DPRD 1 dan DPRD II untuk masing-masing daerah pun ditentukan oleh KPU. Peranan KPU diputaran Pemilihan Umum 2009 akan menentukan nasib perbaikan kualitas bangsa. KPU di Pemilu 2009 sangat diharapkan banyak pihak untuk berfungsi efektif untuk menyelenaggarakan pemilu yang jujur dan adil. sebagai anggota KPU, integrasi moral sebagai pelaksana pemilu sangat penting untuk dapat memilih wakil rakyat yang berkulitas, memiliki kemampuan dan dapat dipercaya untuk dapat menyuarakan aspirasi rakyat bukan untuk menyuarakan aspirasi golongan tertentu dan kepentingan pribadinya. (faridadewi@bipnewsroom.info)

Sukses Konon, jurus awal menuju sukses hanya ada tiga: mengenali diri sendiri, bermimpi, dan bekerja keras. Sarana-prasarana dan modal usaha memang penting, namun tanpa diawali tiga hal di atas, semua tak akan berdaya-guna. Gnetau seaton, kenali dirimu sendiri, kata Socrates. Seseorang perlu mengenal diri sendiri terlebih dahulu secara mendalam, jujur dan seksama. Merenunglah sedalam mungkin, selami kepribadian sendiri, sampai ditemukan hakikat diri yang sebenarnya. Dari kontempelasi ini bisa diketahui, potensi, kelebihan dan kekurangan diri; mana yang harus ditambah, dikurangi, dibuang dan atau diberdayakan. Setelah mampu berkolaborasi secara penuh dengan diri sendiri, selanjutnya bermimpilah. Mimpi adalah gambaran bangunan masa depan yang ingin diciptakan. Mimpi sangat diperlukan untuk menjadi triger atau pemicu yang akan menggerakkan seseorang menuju perbaikan kehidupan, dan menggapai sukses sebesar bayangan yang diciptakan dan yakini dalam benak dan nurani. Langkah berikutnya adalah bekerja keras untuk mewujudkan mimpi. Butuh tenaga ekstra dan kucuran keringat lebih banyak jika ingin menggapai sukses. Dalam laporan statistik dunia, hanya 0,0001% masyarakat dunia yang hidup dalam kondisi kaya-raya, namun mereka menguasai hampir 50% kekayaan dunia. Artinya dari satu

juta orang, hanya satu orang yang dapat muncul tanpa kecemasan perekonomian di kehidupan mereka. Siapakah mereka? Mereka adalah orang yang melakukan sesuatu lebih dari yang orang lain lakukan. Mereka menguras keringat dan memeras pikiran, mendonorkan semua energi yang mereka punya untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Seumpama orang ingin ke puncak yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan, ada empat golongan orang berdasarkan cara mereka berusaha. Golongan pertama adalah golongan mereka yang memilih jalan mendatar dan menikmati (atau mungkin terpaksa menikmati) apa saja yang mereka dapati di jalan mendatar yang tanpa risiko dan kerja keras. Golongan kedua adalah mereka yang memilih jalan memutar, yang cukup landai dan jalannya sudah ada, agar lebih mudah untuk dijalani, tapi risikonya butuh waktu untuk sampai di puncak. Golongan ketiga adalah golongan yang menggunakan kendaraan agar lebih cepat sampai ke puncak lewat jalan yang sudah tercipta. Golongan ini memang akan cepat sampai ke puncak, akan tetapi ketersediaan modal untuk mendapatkan kendaraan yang baik sangat menentukan cepat atau lambatnya waktu untuk sampai ke puncak. Golongan keempat adalah golongan orang-orang yang memilih jalan mendaki yang curam, yang penuh dengan risiko, butuh cucuran keringat dan sangat berat karena harus membuka jalur untuk mereka lalui. Kelompok terakhir ini biasanya merupakan golongan orang yang berusaha sukses dengan modal dengkul atau hanya bermodalkan keringat. Semua pilihan ada untung dan ruginya, kitalah yang berhak menentukan mau masuk golongan mana nanti. Yang jelas tidak ada perbaikan tanpa perubahan, tidak ada perubahan tanpa tindakan, tidak ada tindakan tanpa cucuran keringat dan perasan pikiran. Seperti kata Thomas A Edison, “Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras, keberuntungan hanyalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan”. Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menerima keberuntungan? Caranya adalah ‘melakukan dan terus melakukan’ dan senantiasa belajar sehingga perbaikan dapat terus dilakukan sembari melangkahkan kaki menuju pulau impian. (gun)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.