Siswa Sesko TNI Kunjungi Komodo Armament
Cuaca Bantar Gebang cerah, seolah menyambut kehadiran rombongan Perwira Siswa Pendidikan Regular 50 (Pasis Dikreg L Sesko) TNI TA 2022 yang pada Rabu (12/10/2022) melaksanakan studi lapangan berupa Kunjungan Objek Strategis ke PT Komodo Armament Indonesia.
Komandan Korps Siswa (Dankorsis) Marsma TNI Bonang Bayuaji SE, MM memimpin rombongan yang terdiri dari 73 orang perwira siswa (pasis) dan perwira penuntun (patun) ini, disambut oleh Direktur Utama PT Komodo Armament Dananjaya A. Trihardjo dan Direktur Operasional Mayjen TNI (Purn) Daniel Ambat.
Bertempat di Markas Batalyon Armed 7/ 105 GS di Bantar Gebang, acara inti pertama berupa paparan dari Direktur
Utama PT Komodo Armament Dananjaya A. Trihardjo, mengenai Komodo Armament Indonesia yang berdiri sejak 2016.
Dankorsis Marsma TNI Bonang Bayuaji SE, MM, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Komodo Armament Indonesia yang telah mendukung pelaksanaan studi lapangan Kunjungan Obyek Strategis bagi para Pasis Dikreg L Sesko TNI TA 2022, serta Batalyon Armed 7/105 GS yang menyediakan tempat bagi berlangsungnya acara tersebut.
Antusiasme para Pasis Sesko ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan seputar produk Komodo Armament Indonesia dan perhatian serta dukungan para pemangku kebijakan.
Pasis Sesko TNI "Berkenalan" dengan Komodo Armament Indonesia
“Komodo Armament Indonesia merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memproduksi senjata api dan amunisi untuk kepentingan militer. Misi kami adalah memproduksi persenjataan dan amunisi dengan kualitas terbaik untuk TNI, serta memberikan pelayanan penuh dalam penyediaan peralatan baik
Edisi 001
TRIGGER TO LOVE INDONESIA
1
persenjataan atau amunisi sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia. Untuk itu, kami berkomitmen penuh untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan pada teknologi persenjataan dan amunisi di Indonesia,” jelas Direktur Utama PT Komodo Armament Dananjaya A. Trihardjo melalui paparannya, dalam kesempatan tersebut.
Komodo Armament Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pertahanan, dengan memproduksi berbagai jenis senapan serbu maupun pistol untuk kebutuhan militer dan pertahanan Indonesia. Sebagai perusahaan senapan asli Indonesia, Komodo Armament adalah perusahaan pertama yang antara lain telah menciptakan Senapan Serbu standar militer yaitu D5 Komodo Assault Riffle (senapan serbu perorangan kaliber 5,56 milimeter), dan D7 Komodo PMR SA Riffle (senapan serbu perorangan semi otomatik kaliber 7,62 milimeter).
Kegiatan studi lapangan ini ditutup dengan kunjungan ke pabrik senapan PT Komodo Armament Indonesia, serta menembak uji coba senapan buatan Komodo di lapangan tembak Batalyon Armed 7/105 GS. (*)
2
KOMODO ARMAMENT INDONESIA, PERUSAHAAN SWASTA PERTAMA ASLI INDONESIA, PEMBUAT SENJATA STANDAR TNI
A pa dan bagaimana sepak terjang Komodo Armament Indonesia sebagai perusahaan swasta Indonesia pertama yang menciptakan temuan serta memproduksi senjata dan amunisi untuk kebutuhan TNI, Dananjaya A. Trihardjo selaku Direktur Utama PT Komodo Armament Indonesia, menjelaskan dalam wawancara di bawah ini.
Tanya (T): Bisa diceritakan dengan singkat, mengapa Bapak mendirikan Komodo Armament Indonesia (KAI) , dan mengapa namanya Komodo?
Jawab (J) : Singkat saja ya. Pada 2014, Menteri Pertahanan saat masih dijabat oleh Pak Ryamizard Ryacudu bertanya: apakah kami bisa membuat metode baru dalam hal amunisi dan senjata untuk militer? Saya jawab bisa, karena pengalaman kami dalam persenjataan sudah sangat lama. Jawaban kami, dibuktikan dengan mendirikan Komodo Armament Indonesia (KAI), sesuai saran Pak Ryamizard juga, supaya nama perusahaan kami khas Indonesia.
T: Jadi Komodo Armament Indonesia memang memproduksi senjata standar militer, dalam hal ini TNI, Pak?
J: Betul. Komodo Armament Indonesia sebagai industri pertahanan swasta asli Indonesia yang membuat dan memproduksi senjata dan amunisi untuk kebutuhan militer TNI. Meski demikian, produk kami juga sesuai standar NATO. Dalam membuat dan memproduksi, kami melakukan penelitian dan percobaan, proses penelitian dan pengembangan (research and development, RnD) secara terus menerus. Baik penelitian terhadap propelan (bahan pendorong; bahan peledak untuk membentuk gas pendorong dalam roket, amunisi, peluru), terhadap senjata yang kami ciptakan, maupun percobaan pada metodologi baru pembuatan senjata. Hasilnya, pada 2017 lahir produk amunisi dan senjata pertama kami, Senapan Serbu Komodo D5 yang terinspirasi dari M16. Diikuti dengan produk senjata lainnya yang kami buat.
T: Metodologinya seperti apa, Pak?
J: Metode temuan kami dalam pembuatan senjata –dan sudah lolos tes di Kementerian Pertahanan– antara lain berupa sebuah metodologi yang memungkinkan pembuatan senjata dari bahan polimer, metode berupa kemampuan untuk memproduksi senjata hanya dalam waktu 16-18 menit, serta munisi Polimer hybrid kaliber 5,6 mm - 7,2 mm. Kami menyebutnya “Decentralized High Mobility Manufacturing”.
Bisa dijelaskan mengenai “Decentralized High Mobility Manufacturing” itu, Pak?
J: Metode “Decentralized High Mobility Manufacturing” temuan kami -yang sedang diproses untuk mendapatkan hak paten–adalah untuk menjawab tantangan dari kondisi geografis Indonesia, maupun kebutuhan persenjataan TNI. Mengenai kondisi geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau, dan memiliki banyak perbatasan negara. Maka, membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam mobilisasi logistik pasukan TNI. Sedangkan terkait kebutuhan TNI, jelas, kebutuhan dasar tentara adalah senapan serbu dan amunisinya. Untuk itu, konsep pembangunan pabrik yang Komodo Armament Indonesia kembangkan, adalah berupa infrastruktur ringkas, yang dapat berpindah dalam hitungan jam, namun tetap menjaga ketat kualitas dan kuantitas produknya.
T: Maksudnya, pabrik KAI bisa dibongkar pasang, begitu?
J: Betul. Konsep Decentralized High Mobility Manufacturing ini, memungkinkan pabrik ikut bergerak mobile dengan mudah, sehingga senjatanya bisa diproduksi di berbagai tempat, misalnya pabrik bisa “mengikuti” pasukan, dan senapan maupun amunisinya bisa diproduksi di berbagai tempat. Pemerataan kemampuan produksi industri strategis pun dapat berlangsung di sekujur Indonesia. Selain itu, pendistribusian kekuatan militer secara menyeluruh dalam waktu singkat, dan mengurangi mata rantai dalam penyediaan kebutuhan militer TNI.
T: Misi KAI ini Memproduksi persenjataan dan amunisi dengan kualitas terbaik untuk TNI. Tapi bukankah tidak ada perang di negara kita?
J: Memang, kita berharap tidak terjadi perang. Namun negara yang memproduksi sendiri senjata militernya, membuat negara tersebut mandiri dalam bidang persenjataan militer dan pertahanan. Kondisi mandiri alutsista itu merupakan diplomasi pertahanan yang sangat penting bagi setiap negara. Selain itu, meski tidak ada perang, namun senjata dan amunisi
Wawancara Direktur Utama PT. Komodo Armament Indonesia Dananjaya A. Trihardjo
3
produksi kami kan sangat mumpuni untuk menjaga area perbatasan.
T: Mandiri dalam arti bagaimana? Apakah mandiri dalam hal komponen atau bahan baku pembuatan senjatanya?
J: Itu salah satunya. PT Komodo Armament menggunakan bahan baku lokal dengan persentase mencapai 83 persen. TKDN kami 83 persen. Mesinnya saja kami buat sendiri. Tim kami di pabrik, 100 persen semuanya insinyur lulusan dalam negeri serta lulusan STM dan SMK. Luar biasa kreatifitas dan kemampuan anakanak Indonesia. Yang penting kita harus memberikan kepercayaan kepada kemampuan mereka.
T: Satu lagi, Pak, Ketua DPR Ibu Puan Maharani, dalam Rapat Pimpinan TNIPolri tahun anggaran 2022, Selasa (1/3) menegaskan bahwa “DPR RI memiliki komitmen yang tinggi, untuk ikut mendukung upaya membangun kekuatan TNI dalam melaksanakan pertahanan negara yang kuat. Pembangunan postur pertahanan militer Minimum Essential Force (MEF) agar dilakukan dengan pemilihan alutsista yang mutakhir, baru dan sesuai dengan kebutuhan.” Apakah komitmen tersebut sudah dirasakan oleh PT KAI?
J: Hahaha….kita tunggu saja. Toh, kalau mengacu pada kalimat “alutsista yang mutakhir, baru dan sesuai dengan kebutuhan”, lihat saja produk-produk Komodo Armament Indonesia. Kami sudah memproduksi temuan-temuan kami, mulai dari munisi Polimer hybrid, Senapan Serbu Komodo D5, Senapan Serbu D7 Marksman Riffle, Senapan Runduk D7CH, hingga boks amunisi yang berisi 30 peluru. Saat ini kami sedang mengembangkan Eligun Multibarrel Gun yang dapat digunakan untuk kebutuhan tempur udara dari dalam pesawat. (*)
Dalam pelaksanaan Studi Lapangan Kunjungan Obyek Vitas para Pasis Sesko TNI Dikreg L T.A 202 pada Kamis (12/10/2022), Komodo Armament Newsletter mendapat kesempatan untuk mewawancarai Komandan Korps Siswa (Dankorsis) Sesko TNI, Marsma TNI Bonang Bayuaji, S.E., M.M.
Tanya (T): Bisa Bapak jelaskan mengenai tujuan dari kunjungan Sesko TNI ke Komodo Armament Indonesia di Bantar Gebang Bekasi hari ini?
Jawab (J): Kunjungan ini merupakan bentuk program Studi Lapangan ke Obyek Strategis, yang kami laksanakan sesuai Surat Perintah Komandan Sesko TNI Nomor Sprin/1166/ VII/2022 tanggal 12 Juli 2022 tentang Penyelenggaraan kegiatan kunjungan ke Objek Strategis. Maka Perwira Siswa Pendidikan Reguler 50 Sekolah Staf dan Komando TNI (Pasis Dikreg L Sesko TNI) Tahun Ajaran (TA) 2022, dan Direktif Komandan Sesko TNI tentang Kunjungan Objek Strategis Pasis Dikreg L Sesko TNI TA 2022.
T: Ada berapa banyak Pasis maupun Pengajar Sesko TNI yang hadir kali ini, Pak?
J: Jumlah total peserta kunjungan sebanyak 73 orang. Terdiri dari Pimpinan Rombongan, Perwira Penuntun (Patun), 53 orang Perwira Siswa (Pasis) dan Pendukung kegiatan. Pasis ini terdiri dari perwira TNI AD, TNI AU, TNI AL, dan Kepolisian.
T: Mengapa Sesko TNI memilih PT Komodo Armament Indonesia (KAI)?
J: Begini… Kita tentunya tahu bahwa ada banyak lembaga maupun obyek strategis, seperti pabrik baja,
pabrik senjata, dan sebagainya. PT KAI kami pilih, karena kami sudah mendengar namanya, tapi belum pernah berinteraksi langsung. Sehingga kali ini, terkait pendidikan dalam program Studi Lapangan Kunjungan Obyek Strategis, kami memilih untuk mengunjungi langsung ke pabrik PT KAI.
T: Terkait Sesko TNI sendiri, yang seperti ditegaskan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bahwa akan diubah namanya menjadi Sekolah Strategi Militer TNI sekaligus akan mengubah kurikulumnya, bisa dijelaskan Pak?
J: Betul bahwa pendidikan Sesko TNI sebagai satu-satunya sekolah Komando tertinggi di Indonesia, akan ditingkatkan menjadi Sekolah Strategi Militer yang setara dengan War College . Tujuannya, agar perwira-perwira lulusan Sekolah Strategi Militer kita ajan menjadi Perwira-perwira Tinggi yang pemikir dan lebih komprehensif dalam menjalankan tugasnya.
T: Mengenai kurikulumnya, apa misalnya yang akan ditingkatkan?
J: Selama ini, kurikulum Sesko TNI lebih banyak terkait hal-hal internal seputar militer ya. Maka kurikulum baru nanti, akan lebih melibatkan lembaga dari berbagai bidang, dalam arti di luar militer. Sebab, bidang pertahanan memerlukan pemikiran komprehensif. Jadi ada kurikulum mengenai keuangan, sosial, dan sebagainya. Untuk itu, Sesko TNI yang tidak punya pembanding di Indonesia, mengirimkan tim untuk mencari pembanding ke sekolah strategi pertahanan atau War College di Amerika, Inggris, Australia. (*)
Wawancara Ekslusif Dankorsis Sesko TNI Marsma TNI Bonang Bayuaji, S.E., M.M. Saat Sesko TNI Mengenal Komodo Armament Indonesia
4
SENAPAN SERBU ASLI BUATAN BEKASI
Beda Era, Beda Senjata
Ini bukan soal tren, laiknya fesyen. Namun kenyataan perang, terlihat pada Perang Dunia II yang lebih modern. Sebab, peperangan yang terjadi, tak lagi stagnan.
P asukan musuh tak diam di tempat. Melainkan bergerak, berdiri, atau menyerang dalam barisan, atau dalam formasi dekat. Bahkan pasukan prajurit infanteri (prajurit berjalan kaki) berkoordinasi dengan kavaleri dan artileri, dan kebanyakan perang berlangsung di tempat terbuka.
Perang yang lincah membutuhkan lebih dari sekedar “membidik musuh secara terarah dari lubang parit”. Bidikan akurat kepada satu per satu musuh, tidak terlalu berpengaruh terhadap musuh yang bergerak. Sebaliknya, dibutuhkan senjata penyerang musuh yang mampu memuntahkan banyak peluru, agar makin banyak musuh yang bisa disasar. Sebab, kenyataan perang modern pasca PD II, menempatkan pihak pemenang sebagai pihak yang mampu menembak atau melumpuhkan paling banyak musuh.
Berkembangnya metode pertempuran pasca Perang Dunia II, mendorong pihakpihak yang berhadapan pada perangperang besar tersebut, untuk berlomba menjadi pasukan unggul pemenang perang. Awalnya, Jerman yang lebih dulu
menjalankan program Maschinenkarabiner (karabin mesin), pada Perang Dunia II. Ketika itu, menjelang akhir Perang Dunia II, kabarnya Adolf Hitler memuji senjata “ajaib” baru pasukannya, yaitu Maschinenpistole (senapan mesin ringan). Hitler pula yang menamakan senjata “ajaib” tersebut dengan julukan “Senapan Serbu”.
Adalah Maschinenpistole 43 (MP43), Maschinenpistole 44 (MP44), dan Sturmgewehr 44 (StG44) yang merupakan senapan otomatis selective-fire, dalam program Maschinenkarabiner Jerman. Dan, senapan Maschinenpistole inilah dianggap sebagai senapan serbu pertama di dunia.
Amerika Serikat –yang berhadapan dengan Jerman pada Perang Dunia II– tak mau tinggal diam. Pasca perang, Angkatan Darat AS mendirikan badan sipil Kantor Penelitian Operasi (Operations Research Office, ORO) pada 1948, demi menjawab
kebutuhan prajurit dalam perang modern. Salah satu penelitian pertama ORO adalah menganalisis lebih dari tiga juta laporan medan Perang Dunia II. Kesimpulan ORO ternyata sama dengan Jerman: sebagian besar pertempuran terjadi pada jarak dekat, dan tingginya mobilitas musuh. Pada peperangan dengan mobilitas tinggi, regu tempur kerap menemui musuh yang bergerak cepat, dengan pasukan infanteri (pasukan jalan kaki) yang terkoordinasi dengan pasukan kavaleri dan artileri. Artinya, bila membidik musuh satu per satu bukan lagi cara jitu dalam peperangan modern, maka Senapan Serbu (Assault Rifle) yang mampu menyemburkan peluru kepada target pada jarak 100-200 meter, adalah jawabannya.
Masalah baru timbul: peluru kaliber besar pada senapan serbu masa itu kurang cocok, karena terlalu besar dan berat. Maka yang dibutuhkan adalah peluru dengan kaliber yang lebih kecil. Kepala Penelitian dan Pengembangan Senjata Ringan AD AS, Kolonel René Studler, lalu meminta Aberdeen Proving Ground untuk membuat laporan tentang peluru kaliber lebih kecil. Sebuah tim yang dipimpin Donald Hall, direktur pengembangan di Aberdeen, melaporkan bahwa peluru dengan ukuran 0,22 inci (5,59 mm) efeknya akan sama dengan peluru kaliber besar di pertempuran.
Serangkaian penelitian serta percobaan senapan dan amunisi dilakukan lagi, termasuk melalui Proyek Salvo pada 1953-1957. Meski teknologi persenjataan melaju pesat pasca Perang Dunia II, namun
5
jawaban baru didapat 20 tahun kemudian. Yakni pada 1965, saat Angkatan Udara AS secara resmi menerima M16 pertama yang mereka pesan. Disusul Angkatan Darat AS yang mulai mempersenjatai pasukan infanterinya, dengan senapan XM16E1 (diberi nama M16),
Senapan M16 merupakan senjata 5.56x45 mm yang sering diproduksi di dunia. Saat ini, M16 digunakan oleh 15 negara NATO, dan lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Berbagai perusahaan di Amerika Serikat, Kanada, dan China telah menghasilkan lebih dari 8.000.000 senapan pada semua varian.
Salah satu alasan M16 disukai, karena bobotnya terbilang ringan (2,9 hingga 3,9 kg) ketimbang AK 47 (5 kg). Sebab, M16 terbuat dari alumunium, popor dan pegangannya terbuat dari plastik. Meski laras, bolt, dan bolt carrier-nya terbuat dari besi. M16 inilah yang menjadi inspirasi bagi sebuah perusahaan senjata made in Bekasi, Indonesia, untuk mencipkan Komodo D5.
Komodo D5, Senapan Serbu
Asli Indonesia
Apa keistimewaan Senapan Serbu Komodo D5 buatan Komodo Armament Indonesia yang mencantumkan tulisan “Made In Bekasi” pada senapannya? Apakah karena juga mencantumkan “NATO,” sebagai
Komodo D5 yang sangat cocok untuk misi PJD (Pertempuran Jarak Dekat) atau Close Quarter Battle ini, telah menggunakan bahan baku lokal dengan persentase mencapai 82,5 persen.
sedikit mengingatkan pada SIG Sauer 716 Generasi ke -2, senapan serbu asal Swiss.
Keempat, cover laras (hand guard) dibuat dengan beberapa rongga terbuka. Sehingga proses penguraian panas pada laras bisa lebih cepat, saat mode penembakan full otomatis. Model cover laras ini juga dirancang ringan.
kalibernya sama dengan senapan serbu M16 dan SS-1/SS-2 standar NATO, yakni 5,56 x 45 mm, sehingga secara prinsip cara kerjanya sama-sama mengandalkan direct gas impingement dengan pendingin udara?
Ternyata, Komodo D5 lebih dari sekedar logo maupun kalibernya. Keistimewaan pertama, bobot kosong D5 hanya 3,4 kg. Senapan serbu buatan Bekasi ini punya panjang 840 mm (full extended)/ 770 mm (retracted).
Kedua, kecepatan tembak 700 peluru per menit, dan kecepatan luncur proyektil 900 meter per detik, maka jarak tembak efektif D5 bisa mencapai 400 meter. Untuk alat bidik standar di D5 adalah iron sight, namun paket favoritnya adalah Meopta M-RAD reflex sight.
Ketiga, panjang laras Komodo D5 dirancang dengan tiga pilihan ukuran, yaitu 10,5 inchi, 12,45 inchi dan 14,5 inchi. Ketiga
Kelima, mulai dari pangkal atas receiver sampai ujung laras Komodo D5, dilengkapi dengan Rail Interface System (RIS) alias sistem antarmuka rel. Letaknya di atas laras, dan di sisi kanan-kiri pegangan tangan. Sehingga penembak dapat memasang beragam alat bidik optik, sekaligus juga aksesoris, seperti senter atau alat penjejak sasaran.
Keenam, receiver Komodo D5 mengacu pada model senapan karabin AR15. Artinya, tuas pengokang dan lubang pelontar selongsong dibuat mirip AR15 dan senapan serbu Colt M16.
Ketujuh, popor D5 mengadopsi jenis telescopic buttstock dari bahan polymer yang dapat disesuaikan. Material polymer juga digunakan pada magasin yang berisi 30 peluru
Kedelapan, material laras D5 menggunakan jenis yang serupa dengan M4 Carbine. Untuk ketahanan laras, 6.000 proyektil untuk penembakan konstan, dan 10 proyektil untuk penembakan inkonstan.
Kesembilan, Komodo D5 yang sangat cocok untuk misi PJD (Pertempuran Jarak Dekat) atau Close Quarter Battle ini, telah menggunakan bahan baku lokal dengan
Kesepuluh, ada dua pilihan warna yang tidak membosankan, dari Komodo D5.
6
Sesko TNI: Centre of Excellence Menuju War College
Mengemban visi membentuk Perwira TNI yang handal, profesional dan proporsional, Sesko TNI menggembleng siswasiswanya, yang merupakan perwiraperwira menengah (Pamen) pilihan berpangkat Kolonel, untuk menjadi kaderkader pimpinan TNI masa depan pada level strategis.
Kelak, ketika para Perwira Siswa (Pasis) Sesko TNI ini telah lulus dari pendidikannya, diharapkan bakal menjadi pemimpinpemimpin unggulan TNI yang cerdas trengginas, memiliki integritas moral, profesional dan berwawasan kebangsaan. Dan kepemimpinan unggulan ini pun bakal menjadi bekal sebagai pemimpin bangsa, kelak setelah purna tugas.
Transformasi Bentuk menjadi “War College”
Secara akademis, terdapat tiga jenis pendidikan yang diselenggarakan di Sesko
TNI, yaitu pendidikan reguler selama 7,5 bulan, pendidikan operasi gabungan selama 2,5 bulan, dan penataran operasi gabungan selama 1,5 bulan.
Bermarkas di Bandung, Sesko TNI memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan pendidikan dan latihan dalam bidang Staf dan Komando, bagi Perwira Siswa TNI, untuk mengembangkan keahlian dalam bidang manajemen dan kemiliteran.
Sesko TNI yang berada langsung di bawah komando Panglima TNI ini, setidaknya memiliki tiga misi penting. Pertama, menyiapkan kader-kader strategis pimpinan TNI dengan integritas moral, profesional, dan wawasan kebangsaan.
Kedua, melaksanakan kajian strategis perihal problematik pertahanan negara dan militer. Ketiga, melaksanakan pengembangan ilmiah dan penelitian terkait kemiliteran. Sesko TNI yang dulu bernama Sesko ABRI (1974-1999),
dilengkapi ragam fasilitas pendidikan yang komplet. Sebagai bakal pemimpin strategis, para Perwira Siswa Sesko TNI juga harus dibekali berbagai wawasan ilmu yang komprehensif. Untuk itu Sesko TNI telah menjalin kerja sama akademik dengan ITB, Unpad Bandung, Unair Surabaya, Undip Semarang, Unsrat Manado, Universitas Negeri Islam Sunan Gunung Djati, dan Universitas Pertahanan (Unhan). (*)
“Centre of Excellence” alias Pusat Keunggulan, menjadi patokan bagi Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia atau (Sesko TNI) yang merupakan satusatunya lembaga pendidikan tertinggi TNI di Indonesia.
7
Profil Batalyon Armed 7/105 - GS
Salute Gun, Tembakan Penghormatan Tradisi Dunia
Salute Gun (Senjata Salut) atau Tembakan Kehormatan (Bakhor) adalah dentum meriam yang melambangkan penghormatan, dan perdamaian. Sejarah panjang Salute Gun, bermula sejak sekira abad 14 dan menjadi tradisi maritim sejak abad 17, saat kapal perang asing memasuki pelabuhan suatu negara.
Penghormatan dari Bantar Gebang, untuk Tamu Negara
Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 7/ 105 GS Biring Gilih yang merupakan satuan organik di bawah Kodam Jaya/ Jayakarta, adalah satu-satunya satuan Armed yang boleh membawa meriam ke istana negara. Tentu saja boleh, karena satuan ini mengemban tugas menembakkan meriam (Salute Gun) sebanyak 17 kali, pada peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus di Istana Negara, saban tahun.
“Ya, kami satu-satunya satuan yang memiliki meriam 75 mm. Maka kami bertugas melakukan Tembak Kehormatan (Bakhor) meriam
setiap upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus di Istana Negara, juga dalam penyambutan Kepala Negara asing dengan Bakhor 21 kali, dan menyambut Perdana Menteri negara asing dengan 19 kali dentuman,” papar Komandan Baterei Tempur dari Yonarmed 7/ 105 GS Biring Gilih, yaitu Lettu. Arm. Didi.
Yonarmed 7/ 105 GS/ Biring Gilih membawahi 3 (tiga) Baterei alias satuan setingkat Kompi dalam satuan Artileri (Artileri Medan) yaitu Baterai Markas dan 2 Baterai Tempur. Sedangkan satu Baterei artileri, terdiri dari 2 (dua) hingga 6 (enam) peleton. Namun, hitungan personel dalam satu Baterai, bukan sekedar dari jumlah prajuritnya, melainkan juga jumlah kekuatan
peralatannya dan anggota yang menjadi operator (awak) peralatan tersebut. Dalam satuan TNI AD, satu Baterai biasanya terdiri atas 6-8 pucuk meriam (Armed).
Dalam waktu dekat, Yonarmed 7/105 GS akan berganti nama menjadi Yonarmed 7/ 155 GS Biring Gilih, karena mereka akan mengganti meriam 105 GS dengan meriam 155 GS Caesar. Adapun spesifikasinya, meriam 155 GS Caesar mampu menembakkan peluru hingga jarak 39 kilometer untuk munsi standar, dan 55 kilometer untuk munisi khusus.
Meriam Baru, Nama Baru
Dalam penamaan Yonarmed 7/ 105
GS Biring Gilih, makna angka 105
GS menunjukkan Kaliber Meriam yang digunakan oleh batalyon yang bersangkutan. Sedangkan Istilah "GS” alias "Gerak Sendiri", merujuk pada kemampuan mobile meriam yang bisa bergerak sendiri (swagerak) tanpa memerlukan kendaraan penarik atau ditarik, digerakkan sendiri, atau dipasang di tangki. Selang waktu antar putaran adalah tiga detik. (*)
8
Pemimpin Perusahaan: Dananjaya A. Trihardjo | Pemimpin Redaksi: Mayjen TNI (Purn) Daniel Ambat Sekretaris Redaksi: Denia | Koordinator Liputan: Muhammad J. Akhbar Media Consultant: CV. Bhamana Indonesia Gemilang