Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau

Page 1

MASJID

RAYA

RIAU

Islam

SULTAN
Arsitektur
2022/2023

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwasannya atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan karya tulis dan juga powerpoint ini dengan baik dan lancar. Adapun tujuan dari penulisan laporan dan ini, adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah sejarah arsitektur dalam rangka penilaian Ujian Tengah Semester.

Selain itu, hasil karya tulis ini juga ditujukan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan juga informasi mengenai karakteristik Masjid Raya Sultan Riau bagi para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gladies Imanda Utami Rangkuty, S.T., M.Arch, selaku dosen sejarah arsitektur yang telah membimbing kami dan juga teman-teman yang telah bekerja sama dalam penyusunan karya tulis ini.

Namun demikian, dalam hal ini penulis sangat menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, ibarat tiada gading yang tak retak, tentunya masih terdapat banyak kekurangan pada para penulis, dengan segala kerendahan hati dan segenap kemampuan yang kami miliki, kami berharap kepada para pembaca supaya dapat memberikan kritik serta saran yang membangun, demi kesempurnaan karya tulis di masa yang akan datang. Di samping itu, kami juga berharap bahwa karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.

Title Masjid Raya Sultan Riau, Karakteristik Arsitektur Writer Jesslyn_2212007 Kellen_2212030 Michel Aldinata_2212024 Shanna Khoo_2212034 Lecturer Gladies Imanda Utami Rangkuty, S.T., M.Arch. Course Sejarah Arsitektur Academic Year 2022/2023

IntroductIon

“Masjid Raya Sultan Riau” merupakan salah satu masjid yang bersejarah di Indonesia dan tergolong masjid tua. Masjid Sultan Riau ini terletak di Pulau Penyengat, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Masjid yang bersejarah ini memiliki keunikan dalam proses pembangunannya, yakni dengan mengunakan campuran putih telur sebagai bahan perekatbangunan.

Masjid Sultan Raya Riau juga memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan agama, tempat kegiatankegiatan keagamaan, tujuan atau destinasi wisata, dan juga sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

https://i.pinimg.com/originals/99/83/23/998323be4a519fd65a9fdda8092a9825.jpg

What’s inside?

Chapter one Sejarah Arsitektur Masjid Sultan Riau

Chapter two Konsep Arsitektur Masjid Sultan Riau

Chapter three Wujud atu Langgam Bangunan

Chapter four Elemen-elemen Masjid Sultan Chapter five Makna simbol atau Ornamen Masjid Sultan Riau

Chapter six Organisasi ruang Masjid Sultan Riau

Chapter seven Material Pembangunan Masjid Sultan Riau

https://www.batamnews.co.id/foto_berita/2021/07/2021-07-06-masjid-rayapenyengat-benarkah-terbuat-dari-putih-telur.jpg

Chapter

1 1
Sejarah Arsitektur Masjid Sultan RiauSejarah Arsitektur Masjid Sultan Riau
Chapter Page 2

Arsitektur Masjid Sultan Riau Sejarah

Masjid Raya Sultan Riau atau yang biasanya disebut Masjid Sultan Riau merupakan masjid tertua dan bersejarah di Indonesia. Keberadaan masjid ini berkaitan erat dengan sejarah Pulau Penyengat yang luasnya hanya 200 hektar. Pada awalnya, yaitu sekitar tahun 1700an, Pulau Penyengat ini berperan sebagai pusat pengambilan air minum bagi para pelaut dan nelayan, dan kemudian diberi sebutan “pulau air tawar”.

Padawaktuitu,pusatpemerintahanPulau

Penyengat berada di Provinsi Riau (Hulu Riau), yang pada saat ini berada di Pekanbaru. Di saat itu, terdapat sebuah kejadian yang berkaitan dengan pengambilan air minum, yakni para pelaut melanggar pantang larang saat mengambilairminumdan

kemudiandisengatolehserangga(seperti lebah), masyarakat disekitar menyebut serangga tersebut tawon. Maka dari kejadian inilah, pulau ini diberi nama Pulau Penyengat.

Pulau Penyengat berperansebagai benteng pusat petahanan kerajaan. Pada tahun 1782-1784, terjadi perang Riau antaraRajaHajiFisabilillahdenganVOC

(Verenigde Oost Indische Compagnie) di Belanda. Karena perang itulah, Raja Haji menjadikan pulau ini sebagai pusat pertahanan. Hal ini bisa dilihat dari tiga bukit yang ada pada Pulau Penyengat yang djadikan sebagai benteng atau kubuhpertahanan.

Gambar 1.0 Peta Lokasi Masjid Raya Sultan Riau

Gambar 1.1 Masjid Penyengat

Tiga bukit tersebut terdiri dari benteng bukit kursi, benteng bukit penggawa, dan benteng bukit induk. Menurut catatan sejarah pada tahun 1803, Pulau ini djadikan sebagai tempat kedudukan seorang putri atau istri sultan yang bernama Engku Putri Raja Hamidah. Sultan Mahmud Syah III menikahi Engku Putri Hamidah (Anak Raja Haji dari Puak Bugis) dan Beliau membangun Pulau Penyengat ini dan menghadiahkan Pulau ini sebagai mas kawinkepadaEngkuPutri.

Selain membangun pulau, Beliau juga membangun masjiid atau istana, parit, dan kota. Sejaksaatitulah,PulauPenyengatmulai ditempati sebagai perkampungan. Keberadaan Masjid Raya Sultan Riau yang dibangun sekitar tahun 1761-1812 ini merupakan salah satu peninggalan pada Zaman Kesultanan Riau oleh Sultan Abdurrahman di masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Riau VII, yang di mana pada awalnya bangunan ini hanya terbuat dari material kayu sederhana berlantai batu bata dan dilengkapi dengan sebuahmenarasetinggi6meter.

Seiring dengan pertambahan penduduk di Pulau Penyengat, Masjid Raya Sultan Riau ini sudah tidak mampu lagi untuk menampung para umat yang ingin beribadah. Hal ini disebabkan karena adanya pemindahan pusat Kerajaan Riau-Lingga ke Pulau Penyengat sehingga menyebabkan jumlah penduduk yang adadi

(Source : bujangmasjid.blogspot.com)

Pulau Penyengat semakin bertambah atau meningkat. Oleh karena itu, Sultan Abdurrahman memutuskan dan berinisiatif untuk melakukan renovasi pada Masjid Sultan Riau ini (stone, 2017). Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1248 Hijriah (1823

M),SultanAbdurrahmanberserukepada rakyatnya supaya dapat bergotongroyong dalam rangka memperbaiki masjid. Mendengar seruan ini, para masyarakat pun berbondong-bondong dan mulai memberikan sumbangan berupa tenaga kerja. Selain itu, masyarakatjugamengantarkanmakanan sebagai konsumsi bagi para pekerja. Menurut catatan sejarah, Masjid Penyengat ini terbuat dari campuran antara putih telur dan kapur. Hal ini dikarenakan adanya ketersediaan bahan makanan (telur) dalam jumlah yang banyak dan kemudian dimanfaatkan sebagaicampurankapuruntukdijadikan sebagaibahanperekat.

https://www.batamnews.co.id/foto_berita/2021/07/2021-07-06-masjid-rayapenyengat-benarkah-terbuat-dari-putih-telur.jpg

Chapter

2 2
Konsep Arsitektur Masjid Raya Sultan RiauKonsep Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau
Chapter Page 6

Arsitektur Masjid Sultan Riau Konsep

Hidayatullah (2020) mengatakan bahwa arsitektur islam merupakan suatu cara pembentuk yang islami dan tidak bertentangan menggunakan hukum syariah, tanpa batasan terhadap kawasan dan fungsi bangunan, namun lebih pada karakter islaminya yang pada dasarnya menggunakan desain bentuk dan dekorasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua jenis bangunan tidak terbatas pada arsitektur islam, namun juga dipengaruhi oleh sejarah, tempat, tipologi, dan langgam. Dilihat dari segi tipologi, hasil dari arsitektur islam biasanya berupaistana,benteng,makam,danmasjid.

Setiap daerah memiliki corak dan juga gaya masing-masing dalam membangun masjid tergantung pada kondisi geografis, teknologi,danbudayadidaerahtersebut.

Hal ini berkaitan dengan konsep arsitektur Masjid Sultan Riau saat melakukan renovasi. Pada waktu melakukan renovasi, terdapat seorang arsitektur keturunan India yang didatangkan dari Negara Singapura. Iamemanfaatkan putih telursebagai bahan baku perekat bangunan yang dicampur dengan pasir, tanah liat, dan kapur (Rosikhin, 2016). Di bawah ini terdapat beberapa bagian dari arsitektur Masjid RayaSultanRiau:

(Source : Tribunnews.com)

Disampingitu,Haris(2010)menambahkan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, yang dimana akan berpengaruh pada gaya dan bentuk masjid diseluruh dunia,khususnyadiIndonesia.

Rumah sotoh masjid terdiri atas bagian atap, pilar, dan juga desain (seperti ukiran) yang hampir mirip dengan bagian arsitekturCina.

Gambar 2.0 Sisa-sisa Istana Damnah Gambar 2.1 Balai Pertemuan Masjid Sultan Riau (Source : annafardiana.wordpress.com)

Gambar 2.3 merupakan bagian dari atap masjid,yangdimanadapatkitalihatbahwa atap ini termasuk ke dalam atap berundakundak. Atap ini memiliki kemiripan dengan atap pada bangunan-bangunan tradisional Cina (kelenteng, vihara, dan lainnya)danjugapadabangunancandi.

Gambar 2.4 Jendela Masjid

Gambar 2.3 dan 2.4 merupakan jendela Masjid Raya Sultan Riau. Jendela ini memiliki ventilasi, desain, dan juga cara membuka yang menyerupai dengan jendelapadamasaarsitekturCina

(Source : Hasil Observasi)

Gambar 2.3 merupakan bagian dari pintu dalam yang terdapat pada Masjid Raya Sultan Riau. Pintu ini mempunyai bentuk dan juga desain kunci yang mirip dengan pintu dalam kelenteng pada arsitektur Cina. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsep yang digunakan pada Masjid Penyengat adalah Konsep campuran antaraarsitekturCinadanIslam.

(Source : Hasil Observasi)

Gambar 2.2 Detail Atap makam Engku Putri (Source : Hasil Observasi) Gambar 2.3 Pintu dalam Masjid Sultan Riau (Source : Hasil Observasi) Gambar 2.3 Bentuk atap Gambar 2.5 Jendela Masjid (Source : Hasil Observasi)

Chapter

3 3
Elemen-elemen Masjid Sultan RiauElemen-elemen Masjid Sultan Riau
Chapter Page 10

Arsitektur Masjid Sultan Riau Elemen-elemen

Menurut Sumalyo (2000), elemen-elemen utama atau elemen-elemen pokok dari ruang antar bangunan masjid terdiri atas tempat sholat, mihrab (tanda arah kiblat), mimbar (tempat duduk untuk memberikan ceramah), serambi, dan tempat wudhu. Selain itu, ada juga elemen pendukung masjid atau elemen pelengkap yang tidak selalu ada di setiap masjid,yaituminaretatauMenara.

Saat ini, warna bangunan dicat dengan menggunakan warna kuning sebagai warna kebesaran dari bangsa Melayu. Warna tersebutmenutupihampirseluruhbagianluar hinggakebagiandalambangunanmasjid.

Diselingi dengan warna hijau di beberapa ornamen untuk keindahan. Pada sisi kiri gerbang mesjid berdiri sebuah perpustakaan sebagai tempat menyimpan Kitab Suci AlQuran dari mulai abad ke-17 dan beberapa buah kitab kuno. Pada empat bagian sisi masjid juga terdapat menara tinggi menjulang yang berwarna kuning.

Salah satu keistimewaan mesjid berwarna kuning ini adalah dipajangnya mushaf AlQur'an tulisan tangan oleh Abdurrahman Stambul, putera Riau asli pulau Penyengat yang diutus oleh Sultan untuk belajar di Turkipadatahun1867M.Selainituadajuga mushaf Al-Qur'an tulisan tangan yang disimpan karena usianya lebih tua dari dipajang tersebut yang ditulis olehAbdullah AlBugisipadatahun1752M.

Mushaf ini dilengkapi dengan tafsirantafsiran dari ayat Al-Qur'an yang tidak diketahui siapa penulisnya. Mushaf ini tersimpan bersama sekitar 300 kitab lain yang tidak dipertunjukkan kepada pengunjung.

Keistimewaan lain adalah mimbar di dalam mesjid di pulau para raja ini yang terbuat dari kayu jati yang dipesan khusus dahulunya dari Jepara Jawa. Mimbar ini lebih besar daripada mimbar yang berada di Masjid Sultan Riau di daik yang dipesansecarabersamaan.

Di samping mimbar terdapat piring berisi pasir yang konon dibawa dari pasir tanah Makkah al-Mukarramah Bersama bendabenda lain dari tanah Arab. Pasir Mekah ini dibawa oleh Raja Ahmad Engku Haji Tua, yang merupakan bangsawan RiauLingga pertama yang menunaikan ibadah haji ke tanah Mekah pada tahun 1820 M.

Lampu kristal mesjid putih telur (ada beberapa masyarakat menyebut hal demikian untuk Mesjid Pulau Penyengat ini) berasal dari hadiah dari Kerajaan Prusia (Jerman) pada tahun 1860-an. Hal inimenambahkeindahandidalammesjid.

Berikut ini terdapat gambar-gambar mengenai elemen Masjid Raya Sultan Riau:

Gambar

Gambar

3.0 Lampu kristal masjid (Source : Hasil Observasi) (Source : Hasil Observasi) Gambar 3.1 Minaret masjid (Source : Hasil Observasi) Gambar 3.2 Minaret masjid
3.3 Tempat wudhu masjid (Source : Hasil Observasi) Gambar 3.4 Koleksi perpustakaan masjid (Source : merdeka.com)
Gambar 3.4 merupakan salah satu elemen yang ada di dalam Masjid Raya Sultan Riau. Elemen tersebut merupakan koleksi perpustakaan dari
RajaMuhammadYusufAlAhmadi.
https://www.batamnews.co.id/foto_berita/2021/07/2021-07-06-masjid-rayapenyengat-benarkah-terbuat-dari-putih-telur.jpg

Chapter Chapter

4 4
Makna Simbol atau Ornamen Masjid Sultan RiauMakna Simbol atau Ornamen Masjid Sultan Riau
Page 14

Arsitektur Masjid Sultan Riau Makna Ornamen

Ornamen dalam masjid merupakan hiasan atau dekorasi yang terdapat pada bangunan arsitektural masjid, baik di dalam masjid atau interior masjid, maupun di luar masjid atau eksterior(arsitekturalmasjid).

Ornamen atau dekorasi masjid tidak pernahmencakupbentukmanusiaatau hewan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pemberhalaan.

Di samping itu, desain atau dekorasi geometris, bunga, vegetal, dan seni kaligrafi juga turut berperan sebagai ornamen atau dekorasi yang menghiasimasjid.

Satu hal yang paling unik di dalam masjid ini adalah penggunaan putih telur sebagai campuran bahan bangunannya yang dimana sebagai bahan perekat bangunan. Putih telur yang digunakan oleh para pekerja, dipercayai bahwa dapat membuat bangunan menjadi lebih kokoh. Maka dari itu, putih telur digunakan sebagai bahan bangunan untuk membangun tembokmasjid.

Warna Masjid Raya Sultan Riau ini relative sangat mencolok dibandingkan dengan bangunan masjid lainnya yang dimana lantaran dibalut dengan cat yang berwarna kuningmudaataukuningcerah.

Di depan pintu masuk utama Masjid Sultan Riau, terdapat lampu. Lampu tersebut adalah lampu kristal yang merupakan hadiah dari Raja Prusia karena Beliau terkesan oleh kebaikan kesultanan Riau-Lingga yang dimana telah menerima Eberhardt Herman Rottger, yang menjalankan tugas dan misi gereja sebagai warga di kesultananRiau-Lingga.

Gambar 4.0 Lampu kristal

(Source : Hasil observasi) Gambar 4.1 Lampu kristal (Source : Hasil observasi) Gambar 4.2 Ornamen masjid Gambar 4.3 Seni kaligrafi Tulisan Arab pada masjid (Source : Hasil observasi) Gambar 4.2 Ornamen atap masjid (Source : Hasil observasi)
https://www.batamnews.co.id/foto_berita/2021/07/2021-07-06-masjid-rayapenyengat-benarkah-terbuat-dari-putih-telur.jpg

Chapter Chapter

5 5
Wujud atau Langgam BangunanWujud atau Langgam Bangunan
Page 18

Wujud atau Langgam

Arsitektur Masjid Sultan Riau

Masjid Raya Sultan Riau tergolong ke dalam golongan Arsitektur Byzantium. Alasan mengapaMasjidRayaSultanRiauinimasukke dalam golongan arsitektur Byzantium adalah atap yang berbentuk kubah yang berbentuk setengah lingkaran, masjid ini terdapat 13 kubah, dimana 10 kubah berbentuk bulan dan 3 kubahberbentukpersegipanjang.

Gambar 4.0 Bentuk kubah

Source : hakiemsyukrie.wordpress.com

Gambar 4.1

Masjid Raya Sultan Riau juga termasukkedalamkonseparsitektur islam. Adapun hal-hal yang membuktikannya, yaitu terdapat 4 Menaradisetiapujungmasjid.

Gambar 4.2 Menara masjid

Source : Hasil Observasi

Pada rumah sotoh terdapat ukiran lebah bergelanyut, ukiran ini sering ditermuidirumah-rumahtradisional melayu.

Gambar 4.3 Rumah Sotoh

Source : Hasil observasi

Source : Hasil Observasi

Selain ukiran lebah bergelanyutan di rumah sotoh, di gapura masjid juga terdapat tulisan kalifgrafi arab dan latin yang bertuliskan “Masjid Raya Sultan Riau”

Gambar 4.4 Tulisan kaligrafi arab dan latin di gapura masjid

Gambar 4.5 Lemari yang berukiran tulisan kaligrafi arab

Tidak hanya di gapura yang memiliki tulisan kaligrafi, di dalam masjid juga terdapat lemariyangberukirkantulisankaligrafiarab

Source : Hasil observasi Source : Hasil observasi
https://www.batamnews.co.id/foto_berita/2021/07/2021-07-06-masjid-rayapenyengat-benarkah-terbuat-dari-putih-telur.jpg

Chapter Chapter

6 6
Organisasi Ruang Masjid Sultan RiauOrganisasi Ruang Masjid Sultan Riau
Page 22

Organisasi Ruang

Luas Masjid Raya Sultan Riau secara keseluruhan, yaitu 54,4 m kali 32,2 m. Ukuran bangunan induk atau Masjid Raya Sultan Riau ini adalah 18m kali 19,8m,danpertama-tama,luasmasjidini tidak begitu besar. Namun seiring berjalannya waktu, komunitas tersebut semakin berkembang dan masjid tidak bisa lagi menampung mereka. Oleh karena itu, sekitar tahun 1831 dan 1834, RajaAbdurrahmanSultanKerajaanRiau memperluas masjid. Di kompleks masjid, mulai dari tangga menuju mihrab, terdapat unit bangunan terpisah yang masing-masing tersusun secara simetris. Tangga mengarah ke jalur di sepanjang poros tengah unit bangunan simetris. Kompleks masjid terdiri dari masjid utama dan dua bangunan di sisi timur.

Gambar 5.1 Gerbang utama Source : Hasil observasi Source : Hasil observasi

Terdapat empat Rumah Sotoh dimana, dua di antaranya terletak pada sisi kanan dan kirihalamanmasjid.Sedangkandualainnya juga terletak sisi kanan dan kiri bagian belakang masjid. Dulu, Rumah Sotoh ini berfungsi sebagai tempat musyawarah para ulama cendikiawan. Namun sekarang Rumah Sotoh tersebut telah berubah fungsi menjadi ruang tamu sekaligus tempat istirahat para pelancong yang baru saja menuaikansholat.Itulahsebabnyabahwadi dalamRumahSotohtersebuttidakmemiliki perabotan dan dibiarkan lapang.

(Source : Hasil Observasi) Gambar 5.3 Rumah Sotoh di sisi kanan belakang masjid (Source : Hasil Observasi) (Source : Hasil Observasi) (Source : Hasil Observasi) Gambar 5.5 Tampak depan bangunan utama masjid Gambar 5.4.2 Di dalam Rumah Sotoh Gambar 5.4.1 Di dalam Rumah Sotoh Gambar 5.6 Balai tempat pertemuan (Source : Hasil Observasi) Balai pertemuan ini dulunya digunakan sebagai tempat untuk menunggu waktu sholatdanberbukapuasapadasaatbulan Ramadhan.

Gambar 5.7 Tempat wudhu

Tempat wudhu ini terletak di belakang masjid, juga terletak persis di sebelah kiri gerbang bagian belakang.

Gambar 5.7.2 Tempat wudhu

(Source : Hasil Observasi) Source : Hasil Observasi
https://www.batamnews.co.id/foto_berita/2021/07/2021-07-06-masjid-rayapenyengat-benarkah-terbuat-dari-putih-telur.jpg

Chapter Chapter

7 7
Material Pembangunan Masjid Sultan RiauMaterial Pembangunan Masjid Sultan Riau
Page 27

Material Pembangunan Arsitektur Masjid Sultan Riau

Salah satu keunikan dari material bangunan Masjid Raya Sultan Riau, adalah memiliki kandungan putih telur di dalamnya, unsur ini digunakan sebagai bahan perekat yang dicampurkan dengan bahan pasir dan kapur, sehingga membuat bangunan masjid ini berdiri dengan kokohhinggasaatini.

Pada awalnya bangunan ini masih terbuat dari kayu, serta lantainya masih menggunakan batu bata, seiring berkembangnya zaman, masjid ini berkembang menjadi menggunakanbahanpasirdankapur.

(Source :alodokter.com)

Terdapat juga perabotan yang bergaya nusantara yaitu mimbar masjid, mimbar masjidiniterbuatdarikayujati

(Source :istockphoto.com)

(Source :harga.web.id) (Source :duniapasir.com) Gambar 7.0 Putih Telur Gambar 7.1 Kayu Jati Gambar 7.3 Batu kapur Gambar 7.2 Pasir

Daftar Pustaka

Olisstiowati, Cifta Ayu, Ibrahim.B., & Tugiman. (2019). Sejarah Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau, 6(1),43-60.

Akromusyuhada.A. (2019). Penerapan konsep arsitektur islam pada sarana dan prasarana : tinjauan peraturan Menteri Pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs,danSMA/MA.4(1).45-47.

Nuraritfama.A. (2020). Masjid Raya Sultan Riau (studi deskriptif tentang fungsi Masjid Raya Sultan Riau bagi masyarakat di Pulau Penyengat, Kelurahan Penyengat, Kota TanjungPinang).

Tyas,WidiWahyuning. (2020).Sejarah dan keunikan arsitektur Masjid Raya Sultan Riau, pakai putih telur jadi bahan bangunan.

Hidayatulloh.H. (2020). Perkembangan arsitektur islam : mengenal bentuk arsitekturislamdiNusantara,13(2),15-28.

Ghozali.I,Zuhri.S.(2020). ElemenDekorasi Arsitektur Masjid sebagai Komponen Daya TarikpadaWisataReligi.5(1).1-3.

Saputra.S. (2021). Augmented Reality Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat Tanjungpinang Kepulauan Riau Berbasis Android.

Andiyan, Aldyanto.I. (2021). Kajian arsitektur pada massa bangunan Masjid Cipaganti,7(2),189-197.

Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau Since 2022

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Arsitektur Masjid Raya Sultan Riau by Kllen W - Issuu