JUROS UAPKM UB 2018 #1

Page 1

Radix Dalam Radikalisme

PEMAPARAN - Penyampaian Materi pada Acara Seminar Bertema Radikalisme di Kampus (Foto: Debbie)

MALANG-KAV.10 Saat ini pencegahan radikalisme makin gencar dilakukan di berbagai perguruan tinggi. Hal ini akibat rilis Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)yang mengatakan tujuh PTN telah terpapar radikalisme. Dan UB menjadi salah satu kampus yang termasuk dalam daftar PTN yang terpapar radikalisme. Dosen Hubungan Internasional UB Yusli Effendi menyebut bahwa mahasiswa justru dituntut radikal di ranah akademis, terutama dalam menerima informasi. Namun pandangan luas mengenai radikalisme seharusnya dibuka seperti artian radix yang ketika disandingkan dengan pendidikan, radikalisme memiliki arti akar, dasar, dan fundamental yang bersifat positif. “Tanpa berfikir radikal gak akan ada terobosan. Anda disuruh kuliah itu kan harus berfikir radikal. Bagaimana kalian memahami matakuliah dan memahami persoalan sampai keakar-akarnya itu radikal dalam pengertian positif, enggak ada orang di kampus yang enggak berfikir radikal,”ujar Yusliketika ditemui pada Senin (13/8). Perdebatan untuk mengartikan makna radikal harusnya tidak dibuka dengan pandangan yang sempit. Bukan penerjemahan yang benar apabila dikaitkan dengan satu aspek saja, seperti terjadinya aksi terorisme.Yusli menawarkan empat indikator radikalisasi yang berbeda dengan BNPT. Tawaran tersebut berupa literalisme, intoleransi, anti-sistem, dan revolusioner. Kecenderungan makna radikalisme pun mengarah kepada pemikiran. “Kalau menggunakan kekerasan, bagi saya itu sudah jatuh pada terorisme, sedangkan radikalisme cenderung pada tataran ide,” jelasnya.

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol.Hamli dalam seminar Dies Natalis Fakultas Hukum (FH) UB bertema “Radikalisme di Kampus” (31/07) kembali memberikan klarifikasi tentang rilisnya. Ia justru menyampaikan tujuh PTN yakniUniversitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB),Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), dan UB yang telah disebut tidak final, melainkan banyak perguruan tinggi lain yang menunjukkan indikasi terpapar radikalisme. “Yang begini ini tidak hanya terjadi di universitas yang besar itu, tetapi hampir universitas seluruh Indonesia mengalami (radikalisme,red) itu,” terang Pria yang menjabat Direktur Pencegahan BNPT sejak 3 Februari 2017 lalu. BNPT mendefinisikan radikalisme sebagai perubahan total serta revolusioner dengan meniadakan nilai-nilai secara langsung melalui kekerasan ataupun aksi yang ekstrim dengan ciri terdapat sikap intoleransi, fanatik, eksklusif, dan revolusioner. Definisi tersebut mengarah pada suatu tindakan yang dilakukan suatu kelompok atau perorangan dengan ditandai kekerasan. Sehingga penyebutan radikalisme dalam teror menjadi terorisme, apabila dalam kekerasan menjadi ekstremisme.(lnf/lia/sad)


Diterbitkan Oleh: Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya Pelindung : Nuhfil Hanani Pembimbing : Asfi Manzilati Penanggung jawab : Andika Prasada Yanuar Sitorus Pemimpin Redaksi : M.Nuris Hisyam Ramadhani Redaktur Pelaksana : Debbie Julia Gibson Reporter : Alfin Zaenal, Abdi Rafi, Tri Supriyansyah, Niken Damayanti, Qotrunnada Arifaiza, Ivan Yusuf, Ima Dini Shafira, Triska Kharismaningrum, Hendra Dwi Prasetyo, Gemilang Ayu Maulida, Rinto Leonardo S, Sinta Martani Nababan, Septa Silalahi, Dewa O. Prabawa, Nerma Handik Suwardana Editor : Debbie Julia Gibson, Aprilia Tri Wahyu N, Juniar Elsya F, Lulu Nafis F, Nuril Zainal Fanani, Oky Dwi P, Ramadhani Karikatur : Dewa O. Prabawa Layouter : Diana C. T. Purba Sirkulasi dan Pemasaran : Andryan Hugo, Ima Dini Shafira, Gemilang Ayu M

Kritik dan saran bisa disampaikanlangsung ke alamat kami di sekretariat bersama Gedung UKM ruang 2.4 UAPKM UB atau bisa menghubungi 081252363922 (Andika)

Setiap Wartawan Jurnal PKK Maba dibekali kartu pers dan seragam

NARAHUBUNG: WA: 082244832371 (Nuril Z) LINE: @taz3417q (Kavling10)

KAVLING10.COM


Berburu Jalan Ninja

Salam dan selamat bagi mahasiswa baru, telah bergabung menjadi bagian keluarga civitas akademika Universitas Brawijaya. Selamat juga bagi rektor baru, Prof. Dr. Nuhfil Hanani yang belum genap sebulan lalu dilantik untuk memimpin kampus biru-kampus perjuangan UB hingga tahun 2022 nanti. Tuntutan-tuntutan mahasiswa pada aksi 2 Mei lalu semoga tidak hanya menjadi suara yang hempas dan berlalu disapu angin. Terutama soal penolakan status badan hukum (Perguruan Tinggi Berbadan Hukum/PTN-BH) yang belum juga kelar dikaji. Bagi yang masih setia berdiri di pihak penolak kebijakan ini tentu ketir-ketir. Naiknya isu radikalisme-terorisme di kampus terutama setelah Mei lalu BNPT menyebut UB sebagai salah satu kampus terpapar radikalisme juga semoga tidak melahirkan serangan panik. Penanganan yang tepat dan hati-hati perlu dicari bersama. Salah-salah malah tumbuh antipati pada lembaga dakwah kampus, diskusi dalam ranah mimbar akademik asal ditebas-direpresi. Bagi mahasiswa baru, euforia atas label diri yang baru ini semoga tidak lantas menggiring terlampau larut dan gagal mengilhami peran yang semestinya segera kita jalankan sebagai mahasiswa. Peran yang mana? Ada yang bilang sudah bukan zamannya lagi peran mahasiswa sebagai agen perubahan disalurkan lewat demo: membau aspal, menyeru dengan tangan terkepal. Aktivisme kaum milenial disebut lebih arif menjemput perubahan dengan menyibukkan diri ikut Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), membangun start-up,

membuat inovasi dan penemuan. Di sisi lain mahasiswa juga dituntut untuk tetap bergerak dan berorganisasi. Berkutat dengan buku melulu tanpa pernah bersentuhan dengan lingkungan dan masyarakat tidak mengantar kemana-mana. Kita sibuk merenung di atas menara gading, membendung alir ilmu yang harusnya diamalkan lewat tindakan demi melahirkan manfaat buat masyarakat. Tentu dua pandangan ini tidak final, barangkali banyak varian persepsi lain soal bagaimana peran sebagai mahasiswa mesti ditunaikan, dan masingmasing sah menjadi jawaban. Atau justru banyak dari kita sebenarnya mampu menengahi kedua opsi itu: menjadi mahasiswa prestatif sekaligus membagi dampak nyata bagi masyarakat. Dengan tulisan ini, turut kami perkenalkan media kami Buletin Jurnal PKK Maba (Jurnal Ospek) yang selama tiga hari ke depan akan mengawal isu dan peristiwa seputar rangkaian ospek. Meski cukup absurd menjadikan tokoh fiktif sebagai penutup, namun optimisme dan determinasi Naruto dalam mengarungi misi hidupnya cukup pantas menjadi pesan teladan. Apapun pilihan peran yang kalian jalani nantinya, pastikan menjalani dengan sepenuh hati dan mantap menyeru: Inilah jalan ninja-ku!


Maba UB Kediri Absen dari PK2MU Raja Brawijaya Nanti kalau sudah keluar (red: izin PSDKU), baru masuk lagi” ucap rektor baru tersebut. Senada dengan hal itu, Arief Prayitno Wakil Rektor III UB menyatakan bahwa tidak adanya penerimaan maba UB Kediri tahun ini karena merupakan kewenangan rektor. Terkait izin yang sedang diurus birokrat kampus adalah izin pembelajaran jarak jauh. “Nanti kalau dari kementerian sudah menurunkan izinnya baru nanti kita buka lagi jalurnya,” ungkapnya. MABA - Mengkibarkan Bendera (Foto: Rinto)

MALANG-KAV.10 Ada hal yang berbeda pada PK2MU Raja Brawijaya kali ini (14/08), mahasiswa baru UB Kampus III Kediri tidak hadir dalam barisan cluster mahasiswa baru Universitas Brawijaya2018. Padahal tahun-tahun sebelumnya maba UB Kediri mengikuti PK2MU Raja Brawijaya. Menurut Rektor UB Nuhfil Hanani, tidak hadirnya mahasiswa baru pada Raja Brawijaya kali ini karena tidak adanya penerimaan mahasiswa baru di Kampus III Kediri. “Untuk kediri memang sengaja tidak ada penerimaan mahasiswa baru, karena sedang mengurus PSDKU.

Presiden Eksekutif Mahasiswa UB, Muhammad Nur Fauzan, menyayangkan hal ini karena koordinasi dan upaya penyelesaian masalah Kampus III UB Kediri dengan pihak EKM sedang kuat-kuatnya. Namun adanya permasalahan izintersebut menyebabkan UB tidak menerima mahasiswa baruUB Kampus III Kediri tahun ini. “Jujur aku kecewa tidak adanya mahasiswa baru pada tahun ini untuk kampus III kediri, nanti kan nanti berujung pada regenerasi di EKM ataupun organisasi lai, akreditasi, dll,” terang Fauzan. (agn/jef)

Sambut Mahasiswa Baru Rektor UB Sampaikan Pesan Kebangsaan MALANG-KAV.10 Mahasiswa baru Universitas Brawijaya adalah orang-orang terpilih, yang telah memenagkan persaingan. Maka sudah selayaknya tidak menyianyiakan kesempatan untuk menjadi kader bangsa yang baik sebagimana yang disampakian oleh Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani dalam sambutanya pada upacara penyambutan masiswa baru Universiatas Brawijaya 2018 di lapangan Rekotorat Universitas Brawijaya. Nufil juga menambahkan, mahasiswa baru Universitas Brwaijaya agar menjadi manusia yang hebat yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beretika, cinta kepada negara, serta, berprestasi dalam bidang akademik, “ jangan sia-siakan kesempatan yang kalian peroleh, teruskan usaha jadilah manusoia yang hebat. Manusia yang hebat ialah manusia yang bertaqwa, beretika, cinta negara, dan berprestasi. ” tegas Nufil Sementara itu Presiden Ekekutif Mahasiswa Muhammad Nur Fauzan menuturkan mahasiswa terlahir di tengah perbedaan namun sudah menjadi kewajiban untuk

mencari persatuan, “ kita terciptaka oleh sebuah perbedaan namun kita diwajibkan mencari sebuah persatuan di tengah perbedaan. Dimana dalam persatuan semua berhak untuk memilih bersatu dalam sebuah perbedaan diamana semua berhak untuk memilih berbeda, namun jangan lupa kita wajib bersatu ditengah perbadaan .“ ujar Fauzan Mahasiswa Administrsi Publik 2014 itu juga berpesan sebaik-biaknya manusia adalah manusia yang bermanfaant untuk orang lain, maka sudah sepantasnya mahsiswa Universitas Brwaijaya berani membawa nama almamaternya ke kanacah Internasional, berani turun kejalan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran untuk sebuah pengabdian.” Jangan menjadi mahasiwa yang engan untuk turun ke dalam kolan perjuangan” pungkasanya. (nh/ nzf)


Metode Penilaian Tim Pengawas Raja Brawijaya Miliki Perbedaan MALANG-KAV.10 Panitia mahasiswa sebagai eksekutor acara PK2MU UB yang dihelat di Lapangan Rektorat, UB Sport Center, Samantha Krida,dan GOR Pertamina memiliki Tim pengawas yang terdiri tim pengawas dari dosen dan mahasiswa. Tim ini bertugas sebagai pengontrol PK2MU agar sesuai koridor aturan yang dibuat. Formula yang dijadikan indikator penilaian oleh Tim Pengawas baik dari pihak mahasiswa maupun dosen sama, namun dalam proses pengawasannya sendiri memiliki metode penilaian yang berbeda. Menurut koordinator tim pengawas dosen kluster 15 Djarot Ilhami, indikator penilaian yang dibuat tim pengawas bertujuan sebagai koridor pembatas bagi panitia agar pelaksaan Raja Brawijaya tidak menyalahi aturan. Misalnya : Mencegah adanya kegiatan perploncoan. “Panitia membrikan arahan dan edukasi yang benar agar tidak bermain fisik,” tuturnya. Menurutnya pula metode pengawasan yang digunakan oleh pihak dosen yaitu dengan pemberian nilai terkait antusiasme mahasiswa baru menggunakan pengamatan visual.“Terkait antusiasme maba, mengukurnya denga

jumlah mahasiswa yg hadir, dr setiap cluster kan kelihatan ada berapa orang. Misal setiap cluster 100 orang.” Berbeda dengan hal tersebut menurut M. Anugrah Ramadhan selaku tim tengawas dari DPM UB, pengawasannya menggunakan metode yang lebih komprehensif. “Terkait antusiasme mahasiswa baru (mengikuti rangkaian Raja Brawijaya) saya pribadi Obyketif ke mahasiswanya, seberapa banyak yang memerhatikan penyampain materi. Kita nanti juga akan ngambil maba buat 10 sampel nanti untuk mengisi berita evalusasi penilaian,” tuturnya. Ketika ditanya tentang keberhasilan panitia Raja Brawijaya pada pelaksanaan PK2MU UB hari pertama, Djarot mengungkapkan tidak ada kendala yang berarti.”Alhamdulillah belum ada, paling ada satu atau anak yang fisiknya tidak kuat, suasana juga cukup kondusif,” ujar Djarot singkat.(Pan/lia)

Esensi di Balik Tampah Mob baru bisa menyaring informasi yang beredar di masyarakat,” ungkapnya.

KREATIF - Mob tahun ini menggunakan tampah sebagai media (Foto: Fira)

MALANG-KAV.10 Pelaksanaan upacara PK2MU UB 2018 diwarnai dengan adanya tampah mob yang menampilkan tujuh gambar berbeda di lapangan rektorat UB, antara lain logo dan lambang UB, logo difabel, lambang aryasatya, lambang pramuka, siluet ASIAN Games, dan lambang HUT RI ke-73. Berbeda dari tahun sebelumnya yang menggunakan payung sebagai mob, tahun ini tampah dipilih sebagai media untuk membentuk berbagai gambar. Wakil ketua pelaksana RAJA Brawijaya Dhiya Ulhaq Alfaruqy mengatakan tampah dipilih karena beberapa makna filosofis. “Rajutan bambu artinya ada satu kesatuan yang saling menguatkan. Kemudian tampah juga berfungsi untuk menyaring. Harapannya mahasiswa

Ia juga menambahkan, tampah merupakan media yang berbeda dari yang lain karena tidak ada universitas lain yang menggunakan tampah. Selain itu, diadakannya tampah mob juga turut mendukung program Kota Malang yakni pengembangan kampung tematik karena nantinya tampah yang sudah digunakan akan dialokasikan ke tempat yang tepat sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Sayangnya, makna-makna filosofis ini belum dipublikasikan panitia kepada mahasiswa baru sehingga ada beberapa mahasiswa yang belum tahu fungsi dan esensi dari tampah mob. Menurut Dava Hairan, mahasiswa baru FPIK, tampah mob berfungsi sebagai opening dan penyemangat angkatan awal. Sedangkan salah satu maba FISIP, Raditya Wardhana Putra mengatakan, “Untuk melatih kekompakan karena disitu kita butuh kordinasi yang baik, untuk melatih kerjasama dan dari segi estetiknya juga ada. Terus tampah itu indonesia banget deh,” ujarnya. (fir/jef)


JELANG PK2MU SEPEDA MOTOR BERSERAKAN di GERBANG VETERAN UB menyeluruh kepada internal UB (karywan , mahasiswa, juga untuk masyarakat) dan imbuhan melalui banner. Sejak satu minggu sebelum acara, sehingga masyarakat yang biasa melintasi UB akan paham. Sosialisasi perlu disempurnakan lagi agar masyrakat paham, area steril buka 09.00 WIB sampai jam 15.00 WIB untuk sterilkan kepulangan maba,” tegas Dyanto. PENUH - Banyak Sepeda Motor Berjajar di depan gerbang Veteran (Foto: Septa)

MALANG-KAV.10 PK2MU tahun 2018 telah berlangsung di UB. Mahasiswa baru (maba) UB angkatan ke-56 tahun ini dimobilisasi melalui gerbang veteran BNI dan Gerbang Panjaitan. Maba memasuki gerbang sejak 05.00 WIB. Namun, pihak warga kampus UB (Penjual, Pers, UKM, Mahasiswa) yang tidak berhubungan dengan keberlangsungan Raja Brawijaya tahun ini tidak diperbolehkan masuk oleh panitia, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Kebijakan ini mengakibatkan lalu lintas menuju UB mengalami hambatan. Dyanto selaku satpam UB memberitahukan bahwa ada sosialisasi kepada warga UB. Sebelum diadakan PK2MU ini diadakan sosialisasi

Hal ini berdampak kepada Karin Mahasiswa sastra Inggris pemilik kendaraan roda dua. Menjadi tergangu karena harus memarkirkan sepeda motornya di depan gerbang Veteran UB, “Terganggu sih soalnya kayak ribet gitu, harus keluar lagi masuk lagi mindahin motor lagi.” Sependapat dengan Karin, Kinan mahasiswa UB 2016 juga menyesalkan kebijakan tersebut karena sosialisasi yang tidak merata. “Saya sendiri, jadinya jalan-jalan disana. Tadi sempat bolak-balik KPRI juga macet. Pengguna jalan terganggu . Dapat info dari teman. KPRI kalau sudah buka. Ya akhirnya bolak-balik.” (spt/odp)

Revisi beberapa kali, PK2MU tetapkan Koreografi Tampah Mob MALANG-KAV.10 Setelah mengalami beberapa kali revisi dari pihak rektorat, Raja Brawijaya 2018 menetapkan media tampah sebagai koreografi mob pada PK2MU yang digelar di Lapangan Rektorat.Panitia menerima persetujuan dari pihak rektorat menjelang H-10 dilaksanakannya PK2MU. Hal itu juga terkait dengan penyesuaian anggaran dana yang diberikan oleh pihak rektorat.

tampah sendiri menghabiskan sekitar 50 juta,” terangnya.

Ketua Pelaksana Raja Brawijaya 2018, Muhamad Ariz Pratama saat ditemui awak kavling 10 kemarin (13/8), menjelaskan adanya banyak faktor yang membuat keterlambatan persetujuan proposal yang diajukan untuk mob tahun ini.

“Yang jelas dana yang dicairkan untuk PK2MU lebih dari 500 juta, tapi tidak sampai 1 M untuk keseluruhannya,” terangnya ketika diwawancara hari ini.

“Prosesnya panjang, dalam prosesnya selalu harus berkoordinasi dengan pihak rektorat. Pihak panitia juga terus menjalin komunikasi. Mungkin PR kami pada proses persetujuannya,” ungkapnya. Andri Hardinata Putra (Koordinator Acara Raja Brawijaya 2018)juga mengomentari terkait pernyataan adanya revisi beberapa kali tersebut, dikarenakan dana yang mepet, “Jadi untuk alokasi dananya jika dibandingkan tahun sebelumnya itu harus dibawah 64 juta, untuk

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Arief Prajitno menanggapi jika anggaran yang digunakan untuk PK2MU ini tidak bisa diketahui secara pasti karena setiap bagian mengajukan sendiri-sendiri.

Rencananya dari tampah yang berjumlah kurang lebih 3.700. Kedepannya akan digunakan sebagai hiasan pada saat Open House (OH), kemudian selanjutnya akan disumbangkan ke desa binaan UB. Seperti di UB Forest yang nantinya akan digunakan untuk menjemur kopi. (nad/odp)



Agen Perubahan B

Oleh : Apr

Ada yang menarik ketika saya menjadi mahasiswa Brawijaya. Kegiatan perkuliahan, organisasi hingga politik kampus dan segala kebijakannya selalu menimbulkan pro dan kontra. Beberapa masalah di kampus dan bangsa ini,saya selalu menemui mahasiswa yang turun aksi alias demo entah dipinggir jalan atau didepan gedung-gedungpejabat. Saya menjumpai banyak mahasiswa yang ikut larut dalam aksi-aksi yang katanya “demi sebuah perubahan�. Kemudian yang menjadi pertanyaan bagi saya, merujuk pada peran mahasiswa sebagai agent of change, benarkah kami sebagai mahasiswa adalah agen perubahan bangsa yang melakukan aksi dengan berdemo? Saya heran, aksi-aksi seperti ini selalu dibingkai dengan suasana meriah dan mahasiswa yang bergelora menyuarakan gugatan. Saya ambil contoh ketika aksi di depan Gedung Rektor untuk memperingati pendidikan yang selama dua tahun ini selalu diwarnai dengan aksi longmarch, gugatan, nyanyian dan drum penyemangat. Seolah aksi menjadi sesuatu yang menyenangkan, meriah dan menarik perhatian. Saya hanya menyayangkan perilaku mahasiswa yang berdemo dengan aksi-aksi kekerasan atau mengganggu ketertiban umum. Misalnya, saya ambil contoh yang lebih luas mengenai aksi demo tuntutan tiga tahun JokowiJK yang berlangsung pertengahan Oktober tahun lalu. Mahasiswa seluruh Indonesia melakukan aksi di tengah jalan, beberapa diantara mereka menuntut nawacita yang dijanjikan Jokowi. Namun, anehnya para mahasiswa yang melakukan aksi justru menggangu pengguna jalan dan menyebabkan kemacetan. Mengutip salah satu berita CNN Indonesia “Demo 3 Tahun Jokowi-JK, Mahasiswa Upacara di Tengah Jalan� mengatakan bahwa para pendemo yang terdiri dari beberapa Mahasiswa Indonesia melakukan aksi upacara yang menyebabkan kemacetan, itu membuat sejumlah pengendara kendaraan roda empat dan dua hilang kesabaran. Akibatnya banyak pengendara yang membunyikan klakson beramai-ramai meminta para pendemo agar tidak melakukan aksinya di tengah jalan. Kita selalu menuntut kemacetan yang terjadi namun,

karena sedang berdemo kita sendirilah yang menyebabkan kemecatan lain sedang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa kita selalu sibuk mengomentari pemerintah dan pejabat tinggi dengan segala kebijakan yang mereka buat tetapi, justru kita sendirilah yang membuat carut-marut keadaan dengan melanggar ketertiban umum. Dalam wawancara dengan Geolive.id, Budiman Sudjatmiko seorang mantan aktivis, mengatakan masalah kritisisme hanyalah membicarakan suatu masalah. Tetapi, sekarang bagaimana solusi itu menjadi sangat penting. Sebelum kemerdekaan masyrakat dan mahasiswa


Bukan Hanya Demo

rilia Tri W*

ini. Saya setuju pada apa yang dikatakan oleh Budiman. Apakah dengan demo dan berkeringat itu tampak terlihat keren? Saya menyoroti sosoknya yang dulu seorang aktivis ‘98 yang saat itu ramainya aksi dan konfrontasi mahasiswa. Dia menantang hegemoni orde baru dan mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Justru sosoknya saat ini tidak setuju terhadap mahasiswa yang suka melakukan demo karena dirasa kurang efektif. Jika menurutnya, generasi milenial bisa membuat perubahan lewat teknologi atau suatu karya karena zaman sudah berubah dibandingkan dengan berdemo hingga menggangu lingkungan sekitar. Zaman semakin maju dan teknologi semakin canggih kita bisa memanfaatkan semua itu hari ini. Jangan samakan dengan masa sebelum dan sesudah kemerdekaan yang saat itu pendidikan dan teknologi belum terlalu berkembang. Seharusnya kita sebagai mahasiswa bisa menunjukkan dan memanfaat zaman dengan bijak dan baik.

mengusir penjajah dengan bambu runcing. Zaman setelah kemerdekaan mahasiswa hanya cukup dengan berdemo tidak dengan perang saat menggulingkan orde baru. Jika sekarang segala persoalan dapat diselesaikan dengan teknologi atau penemuan-penemuan baru, kenapa harus memaksakan diri untuk tampak berkeringat? Pesan Budiman yang sangat menarik bagi saya adalah demikian “Jadi kalau dituntut pada generasi sekarang bukan soal apa yang dilakukan namun, hasil apa yang sudah diberikan.� Sejenak menjadi sebuah perenungan bagi saya, sudahkah saya dan diantara kalian memberikan hasil terhadap perubahan Brawijaya dan bangsa

Daripada berdemo, sibuk aksi sana-sini yang berujung pada kericuhan hingga aksi bakar ban, mengganggu lalu lintas dan buang sampah sembarang. Akankah lebih baiknya kita sebagai mahasiswa benar-benar menerapkan perubahan untuk diri kita dan masyrakat. Hal itu dapat ditunjukkan lewat karya dengan menciptakan sebuah teknologi atau penyelesaian masalah misalnya dengan menulis dan merubah tindakan orang lain melalui pola pikir. Mahasiswa berkeringat melalui karya bukan berteriakteriak dengan menggangu orang lain. Ada banyak cara yang bisa dilakukan jika keilmuan kita tidak bisa menciptakan teknologi. Banyak program-program pengabdian dikampus dan diluar kampus saat ini yang bisa diikuti.Banyak media dan situs-situs blog yang mau menerima tulisan untuk diterbitkan. Seperti kata pepatah “banyak jalan menuju roma� begitu banyak pula jalan yang bisa dilakukan untuk perubahan kampus dan negara. *Mahasiswa Antropologi, awak kavling10*


Susi Pudjiastuti Menjadi Pemateri acara PK2MU UB

Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani Ar., MS. mendampingi Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan RI menjadi pemateri acara PK2MU Raja Brawijaya 2018 di Gedung Samantha Krida UB (Foto: Abdi)

MALANG-KAV.10 Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan RI memberikan materi mengenai topik kelautan perikanan kepada mahasiswa baru 2018 di Gedung Samantha Krida.Dia mengungkapkan penenggelaman 383 kapal penangkap ikan secara ilegal di wilayah laut Indonesia. Menteri Susi menjadi pemateri dalam acara PKp2 MU pada jam 10.00 WIB diGedung Samantha KridaUniversitas Brawijaya.

3 mil. Menurutnya hal ini bisa memecah NKRI. Karena wilayah Indonesia dibatasi dengan adanya laut internasional. Namun, dengan pencetusan Deklarasi Djuanda membuat pulau-pulau kecil di Indonesia dapat disatukan. United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) juga mengakui Exclusive Economi Zona (EEZ) Indonesia yang awalnya 3 mil menjadi 200 mil.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastutimelakukan penandatanganan kontrak kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan bersamaRektor UB, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani Ar., MS. dengan, di Gedung Samantha Krida.

Seperti biasa, Susi Pudjiastuti juga mengatakan dengan gamblang mengenai penenggelaman kapal yang menangkap ikan secara ilegal di wilayah laut Indonesia. Dia bersama satuan gabungan yang lain sampai detik ini sudah menenggelamkan kapal pencuri ilegal sebanyak 383 kapal. Penenggelaman ini sudah mendapat persetujuan resmi dari Presiden RI, Joko Widodo. Menurutnya kapal-kapal ilegal itu memang pantas untuk ditenggelamkan.

“Luar biasa.” Begitulah sapaan Susi Pudjiastutiyang membuat peserta PK2MU berteriak semangat. Setelah selama tiga hari Susi Pudjiastuti memberikan materi di tiga universitas. Berakhir di Universitas Brawijaya dengan membawakansebuah topik mengenai kelautan dan perikanan di Indonesia. Menurutnya kesejahteraan Indonesia seharusnya berasal dari kehidupan laut. Karena laut di Indonesia jauh lebih luas dibandingkan dengan daratannya. “Mestinya kita dapat kesejahteraan dari laut. Kehidupan dari laut.Laut menjadi masa depan bangsa. Tapi kita sebagai orang Indonesia tidak bisa menikmatinya. Banyak pencuri ikan dari negara tetangga.” ujarnya. Susi juga menjelaskan mengenai Deklarasi Djuanda 1957 yang menjadi awal bagi kehidupan laut di Indonesia sekarang ini. Sebelum adanya deklarasi ini laut yang dimiliki kontingen Indonesia hanya seluas

“Dulu mencuri ikan, sekarang menjadi rumah ikan.” ujarnya yang mengundang tawa seluruh peserta PK2MU Raja Brawijaya 2018. Di akhir materi,Menteri Kelautan dan Perikanan ini juga memberikan bekal kepada mahasiswa baru 2018. Pesan tersebut diharapkan nantinya dapat membuat mahasiswa baru menjadi manusia-manusia yang berguna. “Jaga kejujuran dan integritas. Karena ini will make you different. Kita punya banyak orang hebat, pintar, dan berbakat. Namun, tidak banyak yang punya kehebatan begitu bicara tentang integritas.” ujarnya.(ken/dan)


Sulit Sterilkan UB, Gladi Bersih PSM Molor MALANG-KAV.10 PK2MU Universitas Brawijaya hari ini (14/08) dibuka dengan berbagai penampilan oleh beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dimulai dengan penampilan Unit Aktivitas Karawitan dan Tari (UNITANTRI) yang menampilkan 75 penari dengan berbagai tarian, UKM BASIC Shooting Club yang menampilkan performa menembaknya, hingga Paduan Suara Mahasiswa (PSM) yang turut menyanyikan 15 lagu-lagu nasionalis. Namun, terjadi beberapa kendala teknis saat persiapan acara.

“Sudah tau ada acara kayak gini, tapi jalan tidak segera disterilkan. Pengumuman yang bersifat teknis diumumkan H-1 jam, sementara saya harus menghandle orang sebanyak ini. Kami baru bisa gladi jam 7 sampai 9 malam,” ungkap Cahyo Lintang selaku Humas Internal PSM UB.

PSM menjadi langganan untuk tampil di acara Raja Brawijaya setiap tahunnya. Mereka melakukan persiapan maksimal selama dua minggu terakhir dengan jumlah 35 anggota yang tampil. Namun menurutnya ada beberapa kendala, baik dari internal PSM yaitu beberapa anggota terlambat datang, dan koordinasi dengan panitia Raja Brawijaya yang terkesan mendadak.

“Mensterilkan UB ini susah, baru bisa malam karena banyak sekali aktivitas. Walaupun hari senin dan hari aktif juga,” ujarnya. (gem/jef)

Koordinator Acara Raja Brawijaya 2018, Andri Hardinata Putra, mengungkapkan jika panitia sulit mensterilkan UB.

Karyawan dan Mahasiswa Terobos Gerbang KPRI KPRI untuk mengantar anaknya sekolah. Sambhoo menjelaskan mungkin karyawan tersebut coba-coba masuk. “Mungkin anaknya bersekolah di Brawijaya Smart School (BSS), sehingga dia masuk kesini (melewati gerbang KPRI, red)” tambahnya.

MENEROBOS – Beberapa karyawan dan mahasiswa diperbolehkan masuk (Foto: Tri)

MALANG-KAV.10 Bertepatan dengan PK2MU seluruh area UB dalam kondisi steril dari kendaraan. Hal tersebut dimaksudkan agar mobilisasi mahasiswa baru oleh panitia tidak terganggu. Salah satu gerbang yang ditutup adalah Gerbang KPRI yang berada di Jalan M.T. Haryono tetapi, ada saja oknum yang ingin menerobos. Kepala Markas Komando (MAKO) Sambhoo Durrachman mengatakan bahwa UB setiap harinya selalu dijadikan jalan pintas untuk aktivitas sehari-hari mungkin, mereka merasa hari ini tidak ada kegiatan padahal sebenarnya ada PK2MU. “Hari ini khusus gerbang KPRI dibuka hanya untuk pimpinan raja brawijaya, tim medis dan pengantar catering,” ungkapnya. Dalam kenyataannya, salah seorang karyawan UB tetap diperbolehkan untuk masuk gerbang

Sambhoo memberikan solusi terhadap kejadian tersebut seharusnya diadakan sosialisasi menyeluruh terhadap internal UB, karyawan, mahasiswa dan masyarakat sekaligus imbuhan banner satu minggu sebelum hari PK2MU. “Sosialisasi diperlukan supaya masyarakat yang biasa melewati UB akan paham dan bisa mencari alternatif lain karena UB sedang disterilkan, sosialisasi tersebut perlu disempurnakan lagi agar masyrakat paham, area steril buka jam 9 sampai jam 3 hingga kita sterilkan lagi untuk kepulangan maba,” ujarnya. Menanggapi masalah karyawan dan mahasiswa yang seharusnya tidak boleh masuk, salah seorang anggota satpam Dyanto mengatakan bahwa dia memperbolehkan mahasiswa dan karyawan UB masuk ke Gerbang KPRI karena merasa kasihan. “Kasihan mungkin dia (mahasiswa, red) punya keadaan darurat atau sedang menyusun skripsi yang penting tidak melewati area steril didalam UB dan Karyawan diperbolehkan masuk karena mengantar anaknya sekolah,” ujarnya. (trk/atw)


PERSIAPAN MINIM, 75 PENARI MELUNCUR BUAT SAMBUT MABA eh berbenturan sama liburan semester. Akhirnya bisa ngumpul 75 baru akhir Juli,” ujar Mahasiswa FMIPA 2015 (13/08)

MENARI - Barisan Penari menyambut Maba (Foto: Triska)

MALANG-KAV.10 Sempat absen tahun lalu, Unitantri kembali sambut maba dengan tarian nusantara dalam upacara penyambutan mahasiswa baru Raja Brawijaya 2018 di Lapangan Rektorat. Konsep penari yang ditampilkan dengan durasi 13 menit menggambarkan tarian dari daerah nusantara, jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Kalimantan dan Sumatera. Mariza Dinda selaku PJS (Penanggung Jawab Sementara) Unitantri mengungkapkan bahwa salah satu alasan minimnya persiapan di tahun ini adalah terlambatnya panitia menghubungi pihak penari untuk ikut andil sambut maba. “Karena memang dari oprec hingga ke latihan, kita tuh serba dadakan, dan panitianya memintanya tuh juga mintanya baru gitu. Jadi waktu kita udah oprec,

Senada dengan pernyataan tersebut, Andri Hardinata Putra juga mengungkapkan bahwa alasan utamanya terletak pada pembentukan kepanitiaan yang baru dilaksanakan di pertengahan semester, “Jadi, mungkin konsep kita itu baru kepikiran pembentukan panitia itu bulan April. Jadi kita memikirkan konsep tarian nusantara ini sekitar bulan Mei, langsung hubungin pihak Unitantrinya,” tutur Koordinator Acara PK2MU tersebut. Walaupun tidak semua penari berasal dari UKM Unitantri, nampak bahwa jumlah penari tahun ini tidak sebanyak waktu 2016 lalu yang berjumlah 100 penari. Namun terkumpulnya 75 penari juga merupakan usaha campur tangan pihak panitia, yakni ikut melakukan penyebaran informasi OPREC. Hingga akhirnya terkumpul 75 personil sesuai dengan ungkapan Mariza, “Ya alhamdulilahnya itu di tahun ini panitia mau ikut men jarkom kan. Kalo di tahun 2016 memang panitianya bener bener memprasahkan itu ke kita, gitu,” ujarnya. (Ter)

UB Menjadi Pilihan Terfavorit Se Indonesia MALANG-KAV.10 Pelaksanaan PK2MU di gedung Gor Pertamina pagi tadi di hadiri oleh Rektor UB dan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti. Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil menyampaikan sambutannya mengenai prestasi dan jumlah mahasiswa baru universitas brawijaya. Nutfil juga menyampaikan bahwa Universitas Brawijaya mempunyai peminat terbanyak se Indonesia dan menerimaan mahasiswa terbanyak juga seindonesia.” kampus ini peminatnya terbanyak seindonesia dan juga universitas mahasiswa yang terbanyak.” ujarnya. UB mempunyai jumlah program study sekitar 176 , program study ini mengalahkan jumlah program study di unversitas gajah mada yang menjadi saingan UB.” jumlah program studynya juga 176 sudah melampaui dari universitas gajah mada, jadi brawijaya sudah mengalahkan patihnya”. tutur Nuhfil. Banyaknya peminat di UB karena menduduki peringakat 10 besar indonesia dan 800 besar dunia turut membuat

UB menjadi favorit pilihan masiswa baru tahun ini .” Brawijaya saat ini termasuk universitas 10 besar terbaik se Indonesia rangking 800 plus di dunia.”ungkap Nuhfil. Indikator lain UB menjadi universitas favorit adalah satu-satunya universitas dengan prestasi yang baik yakni menjadi 6 kali juara pimnas dan 3 kali berturut-turut menjadi juara.” kemahasiswaan brawijaya adalah 6 kali juara pimnas 3kali juaran berturutturut pimnas”. Ujar Nuhfil. (azk/nzf)


Mahasiswa Disabilitas Tempati Klaster Khusus Saat Upacara Pembukaan RAJA Brawijaya MALANG-KAV.10 Sejak pukul 04.30 WIB, sebanyak 16 mahasiswa disabilitas berkumpul di Gerbang Utama Veteran untuk kemudian dimobilisasi oleh panitia menggunakan mobil. Mereka bersama para pendamping dari Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) menuju Gedung Widyaloka sembari menunggu upacara pembukaan. Menurut pendamping dari PSLD Aisyah Sekar ada lebih dari 20 mahasiswa disabilitas yang diterima di Universitas Brawijaya tahun ini. Namun, tidak semua mahasiswa disabilitas berada dalam kelompok tersebut. “Jadi di klaster 18 ini, ada sekitar 16 orang mahasiswa disabilitas, yang lainnya tersebar di klaster lain. Jadi yang dipisahin di sini (kelompok,red) itu, mereka yang butuh bantuan lebih,” jelasnya. Aisyah menjelaskan bahwa mahasiswa yang butuh bantuan lebih itu seperti, tunawicara, tunadaksa, tuli, mental, low-vision, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas yang disebut ADHD. Ia sendiri mendampingi seorang mahasiswa ADHD, yang butuh bantuan untuk mendengar suara yang terlalu keras.

Koordinator Acara RAJA Brawijaya 2018 Andri Hardinata membenarkan hal tersebut. Mahasiswa disabilitas memang dikhususkan menempati klaster 18, namun ditempatkan di bagian belakang barisan. Meski mendapat penempatan khusus, mahasiswa disabilitas tetap diperlakukan sama seperti mahasiswa lainnya. Andri menuturkan bahwa panitia hanya menyediakan fasilitas seperti pemisahan tempat duduk mahasiswa disabilitas yang berada di tribun Samantha Krida. “Mereka tidak diperlakukan berbeda, hanya diberikan fasilitas. Karena temen-temen dari PSLD juga mau temen-temen disabilitas ini tidak terlalu ‘diagungkan’,” ungkap Andri. Sepanjang rangkaian acara RAJA Brawijaya 2018, mahasiswa disabilitas terlihat antusias dan bisa mengikuti rangkaian acara. Para pendamping menjadi penerjemah bahasa bagi mahasiswa disabilitas selama kegiatan berlangsung. (ara/sad)

Materi Anti Radikalisme Masuk Rangkaian Raja Brawijaya

“Ini juga kan karena UB sendiri menurut BNPT masuk tujuh kampus terindikasi paham radikalisme, tapi kan tanda kutip, tapi kita kan belum tahu persis ya radikalnya kenapa, tetapi kan kita harus antisipasi yang begitu itu” ungkap beliau. Rektor UB Nuhfil Hanani mengatakan bahwa Materi Anti Radikalisme itu tidak ada bedanya dengan Materi Bela Negara atau Cinta Tanah Air. PENUH - Deretan Maba Penihi Jalan Utama UB (Foto: Rinto) Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya tidak MALANG-KAV.10 Pasca aksi teror bo.m yang terjadi di masalah apabila pihak UB yang mengundang Surabaya Mei lalu, banyak pemberitaan, seminar, dan BNPT, TNI dan Polri. diskusi seputar Radikalisme dan Terorisme. Bahkan rilis dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ada tujuh kampus yang disinyalir “Namanya aja yang beda, karena ya ada isu terpapar paham radikalisme, dan salah satunya adalah radikalisme ya maka namanya gitu” ucap Universitas Brawijaya. Hal itu kemudian direspon dengan Nuhfil. memasukkan materi mengenai isu radikalisme termasuk Dampak penyebutan UB sebagai kampus pada rangkaian Raja Brawijaya hari ini (14/08). terdampak paham radikalisme direspon Dalam rangkaian acara yang sudah disusun panitia, ada oleh pihak Eksekutif Mahasiswa Brawijaya, acara “Materi Anti Radikalisme” yang diisi oleh Direktur Heri mengatakan bahwa adanya Materi Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Hamli. Ditemui di ruangan, Anti Radikalisme karena tekanan dari pihak Wakil Rektor III Arief Prayitno mengatakan bahwa ini salah luar.“Jelas ya sikap dari EM itu gimana nanti satu respon dari kampus terkait kasus-kasus nasional yang mahasiswa di UB ini bersatu, melawan atau menangkal isu-isu seperti ini. Dan jelasnya terjadi di negara kita. kita usahakan menanggulanginya lah”. Ucap Menteri Pergerakan EM UB itu. (agn/sad)


Setidaknya Menulislah Jika Tak Mau Berbicara “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)

memang mampu memberi kekuatan magis dalam hal-hal ini.

Perkenalkan kami Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UAPKM) Universitas Brawijaya yang lazim disebut Kavling10. Kami tidak muncul sekadar sebagai angin lewat belaka dalam momentum ospek atau pengenalan kehidupan kampus. Juga tidak muncul untuk mencari perhatian kawan-kawan mahasiswa baru. Tetapi kami memiliki misi suci yang mulia yakni memberikan informasi kepada khalayak dengan menerbitkan Buletin Jurnal Ospek selama rangkaian kegiatan ini berlangsung. Kami meyakini akses informasi terkait keberlangsungan ospek tidak seharusnya ditutup-tutupi. Aktivitas tulis menulis tidak hanya sekadar mengabdikan karya, tetapi mampu memberikan pengaruh bagi lingkungan sekitar. Harian Rakyat, Kompas, Tempo, Tirto dan media jurnalistik lain termasuk Lembaga Pers Mahasiswa berusaha memanifestasikan harapan untuk membentuk manusia yang mampu berpikir kritis dan merdeka. 35 tahun lamanya kami eksis dalam kepenulisan jurnalistik mahasiswa. Memilih jalan kepenulisan sebagai misi bukan berarti menandakan kami merasa ciut dan tak mampu menyampaikan pendapat dengan berorasi layaknya singa podium. Kami ada di barisan masyarakat yang memimpikan suatu saat jalan demokrasi yang diambil pendiri bangsa akan mengantarkan negeri tercinta ini pada kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Berkontribusi lewat menulis adalah salah satu kendaraan yang kami percaya akan membawa kita kesana. Lewat menulis, nalar dan daya kritis terasah dan tak jarang berkat membaca sebuah tulisan, kita mampu terpingkal-pingkal, marah, merenung. Bahkan tulisan mampu menjadi alat membangkitkan militansi, membuat penakut jadi berani, membuat kuat manusia yang lemah. Sadar atau tidak, rangkaian kata-kata

Berkaitan konteks diatas, tentu kita akan menakar diri tentang bagaimana untuk menjadi seseorang yang berpikir kritis dan inovatif. Secara historis kontribusi pemuda menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari negara, karena memiliki peran yang begitu besar terhadap perkembangan bangsa Indonesia. Dengan memahami problematika di lingkungan sekitar merupakan hal mungil yang dapat mengantarkan menjadi pribadi yang kritis. Akan tetapi berpikir kritis bisa diimbangi dengan inovasi-inovasi yang mampu memahami problematika sekaligus menemukan solusi tepat untuk menyelesaikan. Melakukan aktivitas menulis dengan selalu mencari kebenaran-kebanaran misalnya. Memberikan informasi kepada masyarakat menjadi hal yang mudah untuk dilakukan. Karena keberadaan mahasiswa menjadi bagian dari sebuah harapan kecil masyarakat untuk dapat merubah kondisi bangsa dan menjadi penerus bangsa. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kemaslahatan bersama yakni memberikan dan mendapatkan informasi yang sebenarnya terjadi. Kita mengetahui amanat konstitusi citacita bangsa Indonesia sudah jelas, yakni mewujudkan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tetapi apakah kita sebagai pemuda sudah mengambil langkah untuk menyelesaikan problematika? Jangan takut untuk mengungkapkan kebenaran lewat menulis. Menjadi bagian dari pers mahasiswa adalah langkah mungil untuk mampu menghadapi problematika dan memperbaiki keadaan dilingkungan sekitar. Bung Karno mengatakan apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. Maka kalau kita sepakat atas harapan menghidupkan demokrasi negara ini dengan sebaikbaiknya, mari gemakan suara soal kebenaran. Kalau takut bicara, mari lantangkan lewat tulisan. Mudah-mudahan risalah yang ditulis secara tergesa-gesa dan dalam keadaan serba sulit ini akan memberikan manfaat kepada mahasiswa, dosen dan masyarakat Indonesia raya! Andika P. Y. Sitorus


Orang Tua Takut Radikalisme Akut



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.