Juros 2015 #3

Page 1

JURNAL PKK MAHASISWA BARU UB

Kavling 10 Tulis dan Kabarkan!

Kamis 3 Sept 2015

EDISI 3

www.kavling10.com

Sampah Atribut Ospek Hiasi Trotoar Jalan Veteran

Tumpukan sampah sisa penjualan atribut ospek di trotoar Jalan Veteran (Dok. Ajeng) Malang-KAV.10 Pasca rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas (PKK-MU) Brawijaya, pedagang atribut ospek yang memadati area trotoar depan gerbang Veteran UB dari jauh hari sebelum dimulainya PKK-Maba, mulai meninggalkan lokasi. Selain trotoar yang menjadi lengang, yang terjadi setelah perginya penjual atribut ospek adalah penumpukan sampah sisa pembuatan atribut ospek yang tersebar di sepanjang trotoar gerbang Veteran-BNI. Selain itu, banyak juga sisa tali dan iklan pembuatan atribut ospek yang masih melekat di pepohonan dan halte. Dari pengamatan wartawan Kavling10 di lapangan, sisa-sisa sampah yang ditinggalkan oleh para pedagang itu tak ayal menimbulkan pemandangan yang tidak sedap bagi pengguna jalan Veteran, khususnya para pejalan kaki yang melewati trotoar tersebut. Ketika dimintai keterangan, tiga pedagang yang terlihat sedang membereskan dagangannya menolak untuk diwawancarai dengan alasan sibuk me-

masukkan barang dagangannya ke dalam satu angkutan umum yang kemungkinan telah disewa khusus untuk mengangkut sisa dagangan. “Maaf, kita mau buru-buru ini,” ujar seorang lelaki paruh baya yang disebut pedagang lain sebagai ‘juragan’. Menurut Wakil Kepala Keamanan UB, Widodo, hal tersebut tidak bisa ditanggapi begitu saja oleh pihak keamanan UB dikarenakan perbedaan daerah kewenangan. “Itu daerahnya pemerintah (Pemerintah Kota Malang, red), dan yang berwenang adalah Satpol PP, bukan kami. Kami hanya mengawasi bagian dalam UB,” jelasnya. Perihal semrawut-nya trotoar ketika pedagang atribut masih berjualan, otomatis juga bukan kewenangan pihak keamanan UB untuk menangani. “Kecuali apabila ada koordinasi dari pemerintah dan UB, baru mungkin kami bisa bertindak,” tambahnya. Hal itu juga dibenarkan oleh Rois, salah satu petugas keamanan gerbang Veteran. “Untuk yang di wilayah dalam kampus saja kita kekurangan orang,” katanya. (agm/aya)

Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya

1


UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

DAFTAR ISI

Diterbitkan oleh:

Sampah Atribut Ospek Hiasi Trotoar Veteran

1

Susunan Redaksi

2

Editorial

3

Kegiatan Jurusan Ramaikan PKKMaba FT

4

Belajar Disiplin Lewat Lagu Bangun Tidur

4

Panitia FH Buat Plotting Area Liputan Pers

5

Pengenalan PKM pada Maba FKH Tambah Hari

5

PKK-Maba Kedua FP Angkat Tema Keagamaan

6

Aturan Open House FPIK Menuai Kritik

6

Waket Kemahasiswaan Vokasi: Atribut ini Bukan Bentuk Plonco

7

Tugas Maket Tiga Dimensi Untuk Maba FIA

7

OPINI : Bahaya Laten Kultur Stereotip 8 Nilai Organisasi untuk Maba

10

Gelak Tawa Warnai PKK-Maba FIB

10

Toilet Kurangi Kenyamanan Upacara 11 Bareng DBL, PKK Maba FTP Tetap Jalan

12

Catatan PU : Pendidikan Berkesadaran Menuju Ketiadaan Penindasan

13

Karikatur : Ospek Ini Menghantuiku

14

Open Recruitment

15

Iklanan Layanan Masyarakat

16

2

PELINDUNG: Rektor Universitas Brawijaya PEMBIMBING: Asvi Manzilati PENANGGUNG JAWAB: M. Iqbal Yunazwardi PEMIMPIN REDAKSI: Efrem Siregar REDAKTUR PELAKSANA: Bunga Astana REPORTER: Ajeng Gradianti, Fardha Amalia, Ilham Ramadhi, Sri Kisarah, Khoyruddin, Fitria Hayulinda Putri, Agil Adi Darma, Rahmawati Nur Azizah, Ainun Syahida, Raditya Sumardani, Riko Wiratama. EDITOR: Arditha Mauluddin, Aulia Nabila, Efrem Siregar, Iqbal Yunazwardi, Michael Gibran, Elivya Inayah. KARIKATUR: Rizqi Nurhuda, Raditya Sumardani, Ilham Ramadhi. LAYOUTER: Rizqi Nurhuda. SIRKULASI DAN PEMASARAN: Ach. Ridlo Zamzami

12

Senam Aerobik mewarnai PKK-Maba FMIPA

Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas Brawijaya

Kritik dan saran bisa disampaikan langsung ke alamat email kami onlinekavling10@gmail.com atau langsung di Sekertariat Bersama UKM Jl. MT Haryono 169 Malang Untuk Hak Jawab Hubungi Efrem (082218840691) Setiap Wartawan Jurnal PKK Maba dibekali kartu pers dan seragam

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 3

Kamis, 3 September 2015

EDITORIAL

Librida Librisida, momen kebencian terhadap buku dalam beragam pelarangan dan sensor. Maupun pembakaran di hadapan umum dan penghancuran perpustakaan itu sudah cukup menjelaskan semua ketakutan dan kebencian terhadap buku. Di Barat, Gereja Katolik rutin memuat daftar bukubuku yang ‘haram’ dibaca dan dikeluarkan dengan tujuan melindungi umat dari pahampaham yang kontroversial. Kata Robertus Robet pelarangan rupanya boleh dibilang sebuah bentuk kekerasan yang relatif lembut. Librisida, maksudnya pemurnian masyarakat dan demokrasi yang cacat. Ada banyak yang terjadi demikian di Indonesia. Takutnya, kampus turut menjadi semacam Librisida dan memang benar pula (itu terjadi). Fernando Baez menemukan bahwa buku-buku dihancurkan bukan oleh ketidaktahuan awam atau kurangnya pendidikan, melainkan justru oleh kaum terdidik dengan motif ideologis masing-masing. Maka, Nietzsche orang gila yang dikagumi, mengingatkan pembaca bahwa klaim

www.kavling10.com

apapun tentang kebenaran objektif adalah kekeliruan yang dalam. “...kebenaran adalah ilusi-ilusi yang telah dilupakan bahwa kebenaran itu adalah ilusi...� Lalu kita yang mengklaim tentang kebenaran buku dan segala di dalamnya, tentang kebenaran universal dan satu-satunya. Dari diri sendiri, orang lain telah menjadi guru yang mengatakan kebenaran dan mana yang salah. Manakah mahasiswa yang tidak miris melihat hanya satu dari sepuluh ribu orang Indonesia membaca buku, lalu berlari sampai pusuk bukit berteriak atas klaim kebenaran sebuah buku? Tepat semuanya itu adalah kita, orang sok pintar dan suka mengangkat diri agar dikenal sebagai guru atas orang lain. Tiada makna dibalik kata, juga kita tak mengerti jelas orang yang menulisnya. Kata-kata tertulis dengan pensil atau sayatan, di atas kertas atau seonggok kayu, setelah itu ditinggalkan penulisnya . Buku tak bertuan dan selanjutnya buku itu milik orang yang sungguh-sungguh mem-

@uapkm_ub

3


BERITA PKK-MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

Kegiatan Jurusan Ramaikan PKK-Maba FT MALANG KAV. 10 Dalam serangkaian acara PKK-Maba tahun 2015 ini, Fakultas Teknik (FT) melangsungkan kegiatan yang sedikit berbeda dari fakultas lain. PKK-Maba Teknik sudah diisi dengan PKK-Maba jurusan. Seperti yang dinyatakan oleh Pembantu Dekan (PD) III FT, Slamet Wahyudi. “Fakultas Teknik itu berbeda dengan fakultas lain. Fakultas Teknik itu kan satu hari pertama full fakultas. Untuk hari kedua, sudah diserahkan ke himpunan dan jurusan,” tuturnya.Di FT itu sendiri terdapat 7 jurusan dan 1 prodi. Tujuh jurusan tersebut meliputi: Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Pengairan, Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah Kota (PWK), Teknik Elektro, dan Teknik Sipil. Sedangkan 1 prodi tersebut adalah Teknik Kimia. Dari masing-masing jurusan tersebut, terlihat hari ini bahwa para panitia jurusan telah mengambil alih untuk mengendalikan masing-masing Maba-nya. Rizqi Gumilang selaku Ketua Pelaksana Mahasiswa pada PKK-Maba FT 2015 memberikan alasan terkait konsep PKK-Maba yang sedikit berbeda dari tahun kemarin. Selain itu

Rizqi juga membenarkan pernyataan dari PD III Teknik bahwa PKK-Maba Teknik berbeda dari fakultas lain. Rizqi mengatakan bahwa konsep yang digunakan harus lebih relevan. “Karena jika pembagian antara PKK-Maba fakultas dan PKK-Maba jurusan tidak seimbang, maka materi yang diberikan kepada Maba menjadi tidak istimewa lagi karena cenderung diulang-ulang,” ujar mahasiswa jurusan Teknik Mesin 2013 tersebut. Konsep yang berbeda ini sepenuhnya merupakan konsep dari panitia mahasiswa. Karena meski Ketua Pelaksana utama PKKMaba Teknik dipegang oleh PD III FT, namun untuk konsep, teknis, dan pelaksanaan sepenuhnya diatur oleh mahasiswa. Slamet Wahyudi pun membenarkan hal ini dan menambahkan “Meski sepenuhnya di konsepkan oleh mahasiswa, namun untuk tahun ini, pihak dekanat sangat mendukung dan telah berkoordinasi baik dengan BEM,” ujarnya. Kegiatan jurusan tersebut akan dilaksanakan sehari penuh setelah sebelumnya aktivitas PKK-Maba dipegang oleh ranah fakultas. (hun/miy)

Belajar Disiplin Lewat Lagu Bangun Tidur MALANG-KAV.10 Rangkaian PKK-Maba di Fakultas Kedokteran (FK) UB diikuti lebih kurang 850 mahasiswa baru. Setelah dua hari sebelumnya mengikuti PKK-MU Universitas dan PKK-Maba Fakultas, Kolega 2015, julukan untuk mahasiswa baru FK, hari ini (3/9) dibagi menjadi dua kelompok besar. Masing-masing kelompok kemudian diberikan materi yang sama di Graha Medika dan Gedung Faal FK UB. Membawa misi untuk mencetak tenaga kesehatan yang professional dan beretika, Maba FK mendapat “sarapan pagi” materi yang menarik dari dr. Eriko Prawestiningtyas. Untuk menjadi calon tenaga kesehatan yang professional harus diniatkan dari sekarang dan dimulai dengan disiplin. Lewat lagu anak-anak yang berjudul Bangun Tidur, Eriko membawa Kolega 2015 belajar arti disiplin yang berbeda melalui sedikit rombakan pada lirik lagu tersebut. “Disiplin sebagai anak-anak berbeda dengan disiplin sebagai orang dewasa,” ucap Eriko. Tidak cukup hanya dengan disiplin, Maba FK dituntut untuk memiliki etika yang baik. Lebih utama lagi Eriko mengatakan bahwa kerja dokter merupakan kerja dengan 3 H yakni head, hand, dan heart. Melihat fenomena dokter saat ini yang menyimpang karena iming-iming materi,

4

Eriko berpesan agar Maba tetap ingat untuk mengutamakan kepentingan pasien. “Hargailah pasien seperti pasien menghargai profesi adik-adik,” ujar Eriko. “Ketika mengobati pasien, kembalikan perasaan pasien seperti ketika adik-adik sedang sakit. Coba seperti apa adik-adik ingin diperlakukan?” tanya dokter spesialis forensik tersebut. Eriko menambahkan agar Maba FK selalu bantumembantu dalam hal kebaikan, tulus kasih, dan empati. Melalui PKK-Maba FK, Eriko berharap Maba dapat lebih cepat menyesuaikan diri dari siswa SMA menjadi mahasiswa. Ia menerangkan bahwa kini Maba memiliki tanggung jawab yang lebih dibandingkan dulu saat masih menjadi siswa. Safira Amanda salah satu mahasiswa baru FK mengungkapkan memang butuh penyesuaian dari siswa SMA menjadi mahasiswa. Bagi Safira paling sulit menyesuaikan diri dengan cara belajar yang pasti berubah. “Dulu ketika masih siswa kan masih ada guru yang membimbing, kalo mahasiswa sudah harus bisa memahami sendiri,” kata Safira. Ia berharap, PKK-Maba ini bisa membantu Maba untuk lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Ia sepakat seandainya PKK-Maba di FK dapat berlangsung selama satu semester. (ain/ard)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 3

BERITA PKK MABA Panitia FH Buat Plotting Area Liputan Pers Kamis, 3 September 2015

MALANG-KAV.10 Hari kedua PKK-Maba Fakultas Hukum (FH), Kamias (3/9) diawali dengan apel pagi dan pada pukul 06.30 peserta mulai memasuki ruangan. Sama seperti hari sebelumnya, Rabu (2/9) wartawan Kavling10 hanya boleh meliputi kegiatan di area luar gedung saja. Sebagai persyaratan izin liputan, wartawan diberi ID card khusus dari panitia dan hanya diizinkan satu wartawan saja dari Kavling10 untuk meliput. “Setelah koordinasi dengan pihak dosen, untuk pers Fakultas Hukum berada di dalam dan sementra untuk Kavlings10 hanya boleh meliput di bagian luar saja, agar tidak saling berbenturan,” jelas Markus Hafian selaku Ketua Pelaksana PKK-Maba FH dari kepanitiaan mahasiswa. Dalam hal ini Lucky Endrawati selaku Ketua Panitia Dosen PKK-Maba FH menyampaikan bahwa bukannya melarang, namun paling tidak ini bisa memberikan kesempatan bagi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FH untuk tampil di fakultasnya sendi-

ri. Sebagai tindak lanjut dari tujuan Fakultas Hukum yaitu untuk membentuk mahasiswa yang organisatoris, maka kegiatan seperti ini menjadi wadah LPM Fakultas Hukum untuk tampil. “Dari Kavling 10 ‘kan angggotanya dari seluruh fakultas, ya mohon maaf karena fakultas kita memiliki lembaga pers dan mereka juga memiliki otonomi sendiri,” ujar Lucky. Lucky menambahkan bahwa tidak ada maksud untuk memblokir ataupun melarang liputan. “Kalau saja acaranya lebih dari lima hari mungkin kami bisa mengundang semua LPM fakultas untuk terlibat, kami malah senang fakultas kami terkenal,” tutupnya dalam akhir wawancara. PKK-Maba FH sendiri dilaksanakan selama dua hari. Untuk hari ini, sebagian besar kegiatan dilakukan di dalam ruangan. Kegiatan diisi dengan pengenalan kehidupan kampus, pengenalan kegiatan mahasiswa, dan pengenalan lembaga otonom fakultas. (irp/aya)

Pengenalan PKM pada Maba FKH Tambah Hari Malang-KAV.10 Panitia Pengenalan Kegiatan Kampus Mahasiswa Baru (PKK Maba) FKH 2015 mengadakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diikuti oleh seluruh Maba Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). Program ini menuntut kreativitas dari para Maba dalam mengemukakan gagasan penyelesaian masalah seputar kedokteran Hewan dalam tulisan berformat resmi. Dalam pidatonya pada apel pagi hari ini (03/09), Eddy Sudjarwo selaku PD III FKH mengatakan akan pentingnya PKM sebagai tonggak dari FKH itu sendiri. Di sisi lain, acara ini juga akan memberi Maba bekal untuk mengerjakan skripsi nantinya. PKM pada PKK Maba yang rutin diselenggarakan tiap tahun, hari ini dilaksanakan pada pukul 10.55 WIB dan dibuat menyerupai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), yaitu disajikan dalam bentuk presentasi dan akan ditanggapi oleh para juri yang juga adalah kalangan Maba 2015. Menurut Ratna Anggraeni, Staf Bendahara

www.kavling10.com

PKK Maba 2015, PKM Maba diadakan untuk mengajarkan dan mengenalkan format PKM resmi dari Dikti. Hal ini diharapkan agar Maba FKH angkatan kedelapan ini menjadi kompeten dan bisa bersaing dengan mahasiswa fakultas lain sedini mungkin, mengikuti jejak senior-senior FKH yang aktif mengikuti PKM dan mendapat dana penelitian dari Dikti. Menurut Brian Permadi Widagdo selaku Ketua Pelaksana PKK Maba FKH 2015, Presentasi PKM yang dilaksanakan selama dua hari merupakan evaluasi dari PKK Maba tahun lalu yang mengadakan PKM hanya dalam waktu satu hari yang dirasa kurang. Ratna juga mengungkapkan bahwa selain dalam hal PKM, PKK Maba FKH juga mengalami peningkatan, yakni dalam kuantitas, antusiasme, kualitas kepanitiaan, dan susunan acara. “Pelaksanaan Krida Mahasiswa yang ditiadakan tahun lalu juga sudah direncanakan. Tapi belum ada konfirmasi dari pihak atas,” tambahnya. (agm/dan)

@uapkm_ub

5


BERITA PKK MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

PKK-Maba Kedua FP Angkat Tema Keagamaan MALANG-KAV.10 Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK-Maba) Fakultas Pertanian hari kedua kamis (3/9) mengangkat materi religiusitas atau keagamaan. Pemateri untuk acara ini adalah Elmo Juanara, Ketua Unit Aktifitas Kerohanian Islam Universitas Brawijaya (UAKI UB). Dirinya menjelaskan hubungan antara agama toleransi juga modernisme. “Zaman harus menyesuaikan agama, bukan agama yang menyesuaikan zaman.” begitu ungkap mahasiswa Fakultas Teknik ini di depan Maba FP yang berada di areal Gazebo Universitas Brawijaya. Elmo, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa di era modern seperti sekarang ini agama harus tetap dikedepankan agar tidak terjadi degradasi akhlak. “Manusia modern lebih mengutamakan logika, agama tidak bisa dilogika.” katanya. Selain itu, dirinya menyebutkan bahwa UB bukanlah kampus yang agamis sehingga mahasiswanya perlu mempelajari agama sendiri. Ditemui di tempat lain, Ahmad Khoiruddin Ketua Pelaksana PKK-Maba FP menjelaskan dipilihnya religiusitas ini menjadi materi ini supaya mahasiswa lebih mengedepankan sifat religius. “Saya suka mahasiswa yang menjadi aktivis, tapi agama

juga penting soalnya.” tambahnya. Pada hari sebelumnya telah diberikan materi tentang nasionalisme. Mahasiswa baru diharuskan untuk mencatat semua materi yang di berikan baik materi Ordik juga Ormawa. Selain mengenai religiusitas, materi yang diberikan hari ini diantaranta mengenai Uang Kuliah Tunggal, Etika, dan Motivasi. Sementara itu, terjadi kesalahan pendataan mahasiswa baru FP. Sebelumnya diberitakan (Juros Edisi 2-red) bahwa Maba FP tahun ini sejumlah 1.168 mahasiswa, namun setelah direkap ulang ternyata jumlah tersebut berubah menjadi 1.202 Maba. “Kemarin ada sedikit kekeliruan penghitungan, jadi itu penghitungan terakhir dari kami. Nanti akan kami update lagi.” Ungkap Dwi Retnoningsih Staf Wadek III FP. Ia juga meluruskan mengenai mahasiswa yang masuk melalui Seleksi Alih Program(SAP). Mahasiswa tersebut juga diwajibkan mengikuti PKKMaba, karena mereka juga membutuhkannya. selain itu, PKM atau Program Kreatifitas Mahasiswa masih merupakan rangkaian PKK-Maba yang diwajibkan untuk seluruh mahasiswa baru. Namun untuk mahasiswa baru SAP masih belum ditentukan. “Kalau PKM untuk SAP akan kita bahas lagi” pungkasnya. (ziz/ard)

Aturan Open House FPIK Menuai Kritik MALANG-KAV.10 Hari kedua PKKMaba FPIK, kamis (3/9) mahasiswa baru menghadiri Open House Lembaga Kemahasiswaan FPIK. Seluruh LOF (Lembaga Otonom Fakultas) dan LSO (Lembaga Semi Otonom) yang berjumlah 19 mengikuti kegiatan yang berlangsung di Lapangan Basket FPIK. Kritik atas aturan Open House Lembaga Kedaulatan Mahasiswa ini datang dari beberapa pimpinan Lembaga Kemahasiswaan di FPIK. Muhammad Izzatul Islam salah satunya. Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aqua mengungkapkan bahwa ada aturan yang terlihat aneh. Keanehan aturan yang menyebut setiap LKM tidak boleh mencantum Contact Person dan membatasi pembagian brosur. Disebutkan juga dalam peraturan Open

6

House, anggota LKM tidak diperbolehkan mencatat data mahasiswa baru. Kritik yang sama juga disampaikan Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan M. Nafar Amani Syams. Dia menyebut aturan ini tidak masuk akal. “Panitia terlalu mengekang. ”tuturnya. Lanjut Nafar, Panitia seperti belum mempersiapkan Open House ini dengan matang. Ditemui di waktu lain, Ketua Pelaksana PKK-Maba FPIK Amita Sofia Farahany tidak menjelaskan secara rinci alasan dibuatnya aturan tersebut. Menurutnya, aturan tersebut sudah menjadi kesepakatan seluruh panitia sehingga harus dijalani, “Ini kan hanya pengenalan saja, toh nantinya setiap LKM akan membuat Open Recruitment sendiri,” jelas Amita. (ziz/eff/ard)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 3

BERITA PKK MABA Waket Kemahasiswaan Vokasi: Atribut ini Bukan Bentuk Plonco Kamis, 3 September 2015

MALANG-KAV.10 Dari semua fakultas yang menjalankan rangkaian PKK-Maba, Program Vokasi tampil sedikit berbeda lewat atribut yang digunakan mabanya. Dari pengamatan wartawan Kavling 10 di lapangan, dari 16 fakultas yang ada, hanya maba Vokasi yang menggunakan tas karung sebagai salah satu atributnya. Tas ini yang disandang maba Vokasi selama dua hari mengikuti PKK-Maba. Ari Wahjudi, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Program Vokasi, mengatakan itu memiliki fungsi bagi maba. Sama seperti atribut lainnya seperti name tag yang digunakan seluruh maba UB. “Kalau saya menangkap atribut ini bukan bentuk perploncoan, karena tidak menunjukkan hal aneh-aneh kepada maba,” ujarnya. Apakah ini menimbulkan perbedaan mencolok terhadap maba lainnya, Ari menilai pandangan semacam ini tidak perlu lagi terjadi ke depannya. “Tanpa sadar kita mulai terbawa kon-

sep divide et impera era penjajahan Belanda,” terang Ari. Dari konsep itu, tambah Ari, mahasiswa dibuat seolah terpisah-pisah kemudian setelah terpisah dibuatlah sebuah persaingan antar mahasiswa. Potensi perploncoan tetap ada, meski PKK-Maba cenderung lebih baik dari beberapa tahun belakangan. Ari menilai praktek tersebut hanya berubah bentuk, lewat pemberian tugas salah satunya. Tugas yang diberikan kepada maba mestinya sesuai dengan kompeten masingmasing bidang fakultas dan tidak perlu mempersulit mereka. “Di Vokasi, panitia memang detail memberikan aturan tugas, tetapi maba berhak menyesuaikan dengan keinginanya,” kata Ari. Terkait manja atau tidak, itu nanti ada evaluasi terkait akademik kepada maba. PKK-Maba Program Vokasi hari kedua dilaksanakan di gedung Sport Center UB dengan mengusung tema Proud of Vokasi. Sekitar 810 mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa Vokasi. (eff)

Tugas Maket Tiga Dimensi Untuk Maba FIA MALANG-KAV.10 Rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa (PKK-Maba) FIA UB hari kedua (3/09), Maba mendapatkan tugas kelompok membuat maket tiga dimensi tentang salah satu struktur organisasi Lembaga Otonomi Fakultas (LOF) FIA. Tugas ini diberikan oleh divisi event crew PKK-Maba FIA, dalam menyesuaikan tema hari kedua PKK-Maba FIA yaitu Organisasi Mahasiswa (ORMAWA). Vungky Novriyani Eka Putri, perwakilan divisi event crew selaku penanggung jawab tool and task menjelaskan, masing-masing pleton diwajibkan memilih salah satu LOF FIA dan menyusun struktur organisasinya dalam bentuk maket tiga dimensi. Selain hal ini dilakukan untuk menyesuaikan tema hari kedua PKK Maba FIA yaitu ORMAWA, diharapkan maba FIA tahun ini dapat memilih LOF sesuai minat dan kemampuan.

www.kavling10.com

Tentang penugasan, kriteria dan ketentusan tugas kelompok dinilai oleh seluruh anggota divisi event crew. Nantinya, bagi pleton yang mendapatkan point terbanyak akan mendapatkan reward dari panitia sebagai apresiasi atas solidaritas kelompok dalam mengerjakan tugas. Sri Mangesti, Pembantu Dekan III FIA memberikan tanggapan dalam penugasan yang diberikan panitia kepada peserta PKK-Maba, yaitu jangan memberatkan dan dapat memberikan bermanfaat. Memberatkan dalam artian, selama dua hari kegiatan PKK Maba ini peserta harus fokus terhadap materi ruangan yang diberikan, “Materi ini berisikan arahan mahasiswa yang mengacu pada peraturan Dikti, diharapkan peserta tidak mengantuk saat materi berlangsung karena kelelahan dalam mengerjakan tugas” jelasnya. (rco/ ard).

@uapkm_ub

7


OPINI

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

Bahaya Laten Kultur Stereotip oleh: Aulia Nabila*

“Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan … dengan tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asalusul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain.” -- Pasal 2 Deklarasi Universal HAM Stereotip menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Definisi lainnya menurut Cardwell adalah “a fixed, over generalized belief about a particular group or class of people” yang berarti suatu anggapan yang tetap mengenai satu kelompok atau kelas masyarakat tertentu. Stereotip dapat jadi menguntungkan di satu situasi, misalnya ketika terdapat satu masalah yang berkaitan dengan satu kelompok masyarakat tertentu yang memerlukan keputusan atau tindakan penyelesaian yang cepat. Namun, dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat, stereotip cenderung merugikan karena tidak adil bagi suatu individu atau kelompok tertentu apabila suatu pandangan yang tidak tepat dilontarkan kepadanya tanpa usaha mengenalnya lebih jauh sebagai pribadi. Mari menengok sejenak ke Amerika Serikat, negeri yang mengelu-elukan bahkan menjadi pioneer lahirnya hak asasi manusia. Di era yang sudah sangat maju ini pun orang-orang Afrika-Amerika dan Latin-Amerika di sana masih sering dianggap ‘gangster’ yang suka membuat onar atau sebagai ‘spesialis’ penjual narkoba. Wanita kulit putih dengan rambut pirang masih

8

sering dianggap bodoh. Walau di era ini stereotip dan diskriminasi sudah jauh berkurang, tapi hal tersebut masih sangat kentara seperti dalam lelucon, film, bahkan pebisnis tersohor seperti Donald Trump yang sedang dalam kampanye pencalonan presiden AS, dengan santainya di muka umum melontarkan komentar rasis yang menyinggung kaum imigran Meksiko dan keturunannya. Stereotip memang akan selalu mengiringi satu tempat yang dihuni oleh manusia-manusia yang beragam, baik yang dalam lingkup kecil seperti pemukiman ataupun lingkup yang luas dan kompleks seperti negara. Indonesia pun tak dapat dikecualikan dalam hal ini, apalagi ketika negeri yang besar dan indah ini memiliki ribuan suku, enam agama, bahkan ras-ras

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 3

Kamis, 3 September 2015

berbeda yang hidup berdampingan. Contoh dari stereotip khas Indonesia adalah orang Batak dianggap orang yang keras dan suka berargumen, orang keturunan Tionghoa identik dengan profesi pedagang, orang-orang timur seperti orang Ambon dianggap pintar menyanyi, orang Papua dianggap suka kekerasan dan terbelakang. Stereotip dalam Kampus Kultur stereotipikal ini merambah ke tempat yang dianggap sebagai tempat berkumpulnya kaum intelektual: kampus. Kampus memang merupakan tempat yang bagaikan miniatur sebuah negara, lengkap dengan struktur kabinet eksekutif, lembaga legislatif, unit-unit kegiatan, berbagai tipe manusia yang datang dari berbagai latar belakang suku, agama, dan ras. Elemen organisasiorganisasi ekstra pun memicu dan memanaskan dinamika politik di kalangan mahasiswa. Pandangan stereotipikal pun terlontar di setiap sisi kehidupan kampus. Akan banyak didengar komentar-komentar seperti “Yang pakai baju tertutup dan sederhana seperti itu ya pasti anak organisasi A” atau “yang banyak tingkah dan suka buat onar itu pasti anak organisasi B”. Tidak terkecuali pandangan terhadap daerah tertentu seperti “mahasiswa asal daerah X pasti berduit dan hobi nongkrong di tempat-tempat bagus saja”. Apabila pandangan-pandan-

www.kavling10.com

OPINI

gan macam ini tidak keluar dari sekedar perbincangan-perbincangan kecil, mungkin masih boleh-boleh saja. Akan tetapi bahaya laten akan muncul apabila cara pandang stereotipikal ini kemudian terbentuk menjadi suatu pola berpikir. Karena, segala yang didapatkan mahasiswa selama kehidupan kampusnya akan memengaruhi pola berpikir dan cara pandangnya terhadap hidup bermasyarakat. Bayangkan jika lulusan-lulusan perguruan tinggi hidup secara judgmental di masyarakat dengan melemparkan penillaian-penilaian satu sama lain berdasarkan apa yang tampak di mata saja, bukan atas dasar saling kenal atau setidak-tidaknya karena pernah berdiskusi satu sama lain. Alangkah baiknya jika kita bisa hidup bersama-sama tanpa saling lempar prasangka yang tidak baik. Karena, betapa sedihnya jika di era yang sudah sangat maju ini seseorang masih dihakimi berdasarkan apa ia miliki dan tidak bisa ia pilih sejak lahir. Betapa sedihnya jika di era ini seseorang masih ragu untuk bekerja sesuai cita-citanya karena pekerjaan tersebut ‘tidak cocok’ dengan latar belakang kesukuan atau rasnya. Betapa sedihnya apabila orang-orang mulai saling menghakimi benar dan salah hanya karena saling berbeda pandangan politik. Betapa sedihnya jika di era yang sangat maju ini, anak-anak muda negeri kita sudah belajar cara menghakimi orang tanpa mengenal kualitas pemikiran dan kepribadiannya. Betapa sedihnya jika Anda sebagai seorang manusia, dihakimi berdasarkan oleh seseorang yang bahkan tidak mengenal Anda.

*awak Kavling 10 dan calon sarjana hukum

@uapkm_ub

9


BERITA PKK MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

Nilai Organisasi untuk Maba MALANG-KAV.10 Pengenalan tentang organisasi dari panitia bagi mahasiswa baru (Maba) merupakan agenda utama PKK-Maba pada hari ini. Menurut panitia, pengenalan ini merupakan hal yang penting. Karena organisasi merupakan wadah untuk belajar berinterkasi dalam kelompok. Annisa selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan (Fapet) mengatakan bahwa selain pendidikan akademik, mahasiswa juga perlu berorganisasi untuk pembelajaran hidup bermasyarakat. “Menurut saya penting bagi mahasiswa mengikuti kegiatan organisasi sebab, akan dapat banyak manfaat”, tuturnya. Organisasi merupakan wadah edukasi bagi mahasiswa untuk bersosialisasi. Mahasiswi berkacama itu mengatakan, bahwa dengan berorganisasi kita belajar bersosialisasi dengan orang lain. Terlebih mahasiswa baru butuh pengalaman untuk berinteraksi dengan orang lain karena dunia kampus berbeda dengan dunia sekolah. Dimana kampus merupukan miniatur dari kehidupan bermasyarakat. Selain itu organisasi juga dinilai dapat memini-

malisir kegiatan negatif yang di lakukan remaja saat ini. “Dengan ikut organisasi mahasiswa bisa jadi punya banyak pengalaman juga sebagai bekal untuk nanti bersaing dikehidupan bermasyarakat” jelasnya. Di Fapet terdapat delapan organisasi mahasiswa. Organisasi-organisasi tersebut terbagi menjadi dua macam, yakni Lembaga Otonom Fakultas dan Lembaga Semi Otonom. Diharapkaan para maba dapat menyalurkan bakatnya sembari mengembangkan organisasiorganisasi tersebut. “Di Fapet terdapat tiga Lembaga Otonom Fakultas, dan juga ada lima Lembaga Semi Otonom”, terangnya. Sepanjang pegelaran PKK-Maba yang dilakukan hari ini, mater yang disampaikan terkait dengan wawasan kebangsaan, motivasi, kewirausahaan, pendidikan karakter, dan lainlain. Adapun pengenalan organisasi dilakukan dengan menyelipkan nilai-nilai keorganisasian pada materi-materi tersebut sehingga maba mengetahui langkah-langkah untuk berorganisasi. Diharapkan nantinya semua maba dapat ikut berpartisipasi dalam organisasi. (fam/ gib)

Gelak Tawa Warnai PKK-Maba FIB MALANG-KAV.10 PKK-Maba FIB hari kedua (03/09) dimulai pukul 05.30 - 15.30 WIB. Pada pukul 05.30 WIB maba FIB telah berbaris rapi dilapangan untuk bersiap mengikuti kegiatan. Rangkaian acara hari ini terkait dengan pemberian orientasi mahasiswa kepada mahasiswa baru. “Untuk hari ini PKK-Maba FIB diisi dengan materi ormawa yang akan disampaikan oleh Wakil Dekan III, BEM & DPM FIB, alumni FIB yang telah sukses, dan LKM FIB,” ucap Wakil Ketua Pelaksana PKK-Maba FIB dari pihak dosen Maulfi Syaiful Rizal. Layaknya warisan dari leluhur, setiap tahunnya pada acara PKK-Maba FIB terdapat penyuluhan anti narkoba yang diisi oleh UKM TEGASZ. Namun tahun ini panitia PKK-Maba FIB membatalkannya, Maulfi menjelaskan bahwa penyuluhan anti narkoba tetap ada tetapi diisi oleh pihak internal FIB sendiri. Alih-alih diisi oleh UKM Tegasz, penyuluhan kali ini diisi oleh panitia. “Penyuluhan anti narkoba tetap ada, kita tidak membatalkannya dalam acara. Namun nanti akan diisi oleh pihak FIB sendiri,” jelas Maulfi Novi Yanti salah satu anggota Tegasz

10

mengatakan bahwa ia sedikit kecewa, namun tetap berharap yang terbaik untuk PKK-Maba FIB. “Kami sedikit kecewa sih, namun tetap berharap yang terbaik untuk PKK-Maba FIB, semoga remaja dan mahasiswa Indonesia bebas dari jerat narkoba,” sebutnya. Setelah materi, acara dilanjutkan inagurasi oleh para maba. Namun sebelum melaksanakan inagurasi, maba FIB berlatih bersama teman-temannya yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan prodi. Pembagian kelompok ini dilakulan agar maba dapat berlatih bersama rekan-rekan kelompoknya untuk persiapan inagurasi siang nanti. Diraut wajah mereka nampak rona bahagia dan penuh gelak tawa. Walaupun sempat ada konflik antar panitia dosen dan panitia mahasiswa, namun maba masih menikmati jalannya PKKMaba FIB. Peserta pun mengAku tidak terbebani dengan agenda yang disusun. “Saya senang dengan PKK-Maba FIB (ini), simpel tidak ribet, acaranya lumayan seru, panitianya baik-baik. Semoga tahun depan semakin baik lagi,” kata Eka Rahma P, maba jurusan Seni Rupa Murni. (fhp/ gib)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 3

BERITA PKK MABA Toilet Kurangi Kenyamanan Upacara Kamis, 3 September 2015

MALANG-KAV10 Pada hari kedua gelaran PKK Maba Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), toilet umum Dinas Kebersihan Kota Malang yang digunakan pada hari Selasa dinilai mengganggu oleh panita. Mereka menilai toilet yang terletak di samping panggung sebelah kiri halaman filkom tersebut mengganggu pemandangan. Alhasil kegiatan PKK Maba kemarin dan hari ini (Kamis 03/09) dirasa kurang nyaman. Sejatinya toilet tersebut digunakan pada kegiatan RAJA Brawijaya 2015. Padahal kegiatan tersebut sudah berakhir semenjak sealasa sore lalu dan toilet seharusnya sudah kembali berada di Dinas Kebersihan. Namun hingga berita ini diterbitkan, toilet tersebut masih terparkir di halaman Filkom. Baihaqy selaku ketua pelaksana PKK Maba Filkom 2015 mengatakan bahwa pihaknya sudah menanyakan keberadaan toilet tersebut baik ke panitia RAJA Brawijaya 2015 ataupun pihak rektorat. “Kita sudah konfirmasi ke pihak rektorat dan panitia RAJA (Brawijaya 2015, red) sejak kemarin. Saya sudah hubungi Djairan (ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2015, red) dan juga (divisi) perlengkapan RAJA. Mereka sudah bersikeras ingin memindahkan, tapi ini kan tanggung jawab pihak rektorat dan pihak rektorat

seperti tidak terlalu menanggapi,” tutur mahasiswa angkatan 2013 tersebut. Sementara pihak Rektorat UB yang ditemui Kavling 10 mengatakan bahwa hal tersebut sudah dibicarakan dengan pihak Dinas Kebersihan. Siti Marpuah selaku Kassubag Rumah Tangga Rektorat UB telah mengkonfirmasi kepada Dinas Kebersihan untuk mengambil kembali toilet umum tersebut karena sudah selesai digunakan.“Kita sudah hubungi Dinas Pemkot dan sudah kita suruh untuk diambil kembali. Kita kan cuma pinjam buat satu hari. Tapi ya sampai sekarang masih belum dijemput,” sesalnya. Menurut salah seorang Pagawai Bagian Rumah Tangga, toilet tersebut tak kunjung diambil oleh Dinas Kebersihan karena lalu lintas di seputar gerbang UB yang padat akibat rangkaian acara PKK Maba hingga menyulitkan kendaraan yang hendak mengangkut toilet. “Sudah kita hubungi kok mas, tapi di gerbang sana kan banyak sampeyan-sampeyan (maba) jadinya macet. Toilet itu kan harus diderek sama mobil dan itu ukurannya besar, jadinya ya masih belum bisa. Kemaren sudah kesini tapi karena tidak memungkinkan terpaksa belum bisa dibawa,” timpalnya. (aad/gib)

Media ini mengandung 30% doa orang tua, 50% kerja keras, dan 20% niat baik. www.kavling10.com Tetap Eksis Sejak1983

www.kavling10.com

@uapkm_ub

11


BERITA PKK MABA

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

Bareng DBL, PKK Maba FTP Tetap Jalan

MALANG-KAV.10 Hari terakhir PKK-Maba Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) diserahkan ke masing-masing jurusan di fakultas tersebut. Ada tiga jurusan, antara lain Teknologi Industri Pertanian (TIP), Keteknikan Pertanian (TEP), dan Teknologi Hasil Pertanian (THP). Kebijakan ini sudah dimulai sejak tahun 2014 atas persetujuan Wakil Dekan III FTP yang berkaca pada perubahan SK Rektor. Hal ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi panitia jurusan dalam mengenalkan jurusan masing-masing. Sesuai dengan jurusan, PKK-Maba FTP diadakan di tiga tempat yang berbeda. Jurusan TIP bertempat di Gedung Widyaloka, TEP di Aula FTP, dan THP di Samantha Krida. Ketiga jurusan tersebut berorientasi memberikan materi tentang akademik. Dibanding tahun sebelumnya, jurusan TIP mempunyai inovasi baru berupa lomba business plan untuk Maba. Metode yang dipakai menggunakan model kanvas. Berbekal satu lembar kertas A3, nantinya kertas dibagi menjadi sembilan. “Mereka harus sudah merampungkan semua mulai dari bahan baku sampai sasaran

target penjualan dalam satu hari,” ujar Bayu Anggito Nugroho selaku Ketua Pelaksana (Kapel) jurusan TIP. Menurut Faisal Yuandi Riski Akbar selaku kapel TEP, menuturkan pemberian materi dikemas dalam bentuk talk show dan seminar. Berbeda lagi dengan jurusan THP, penyampaian materi dipadukan dengan games. “Semacam ada Tarzan yang kesusahan mencari bahan pangan, adik-adik diajak untuk problem solving,” tutur Kapel jurusan THP, Dendy Fernando. Di hari yang sama, PKK-Maba FTP bebarengan dengan kegiatan Development Basketball League (DBL). Meski DBL baru dimulai setelah maghrib, namun supporter diperkirakan sudah berdatangan saat sore hari, ketika pengkondisian Maba untuk pulang. “Kita mau pengkondisian pulang dilihat orang luar kan juga nggak enak,” ujar mahasiswa angkatan 2014 ini. Saat berlangsung kegiatan pengenalan kehidupan kampus seperti ini, Dendy berharap, UB meniadakan acara lain. (bun/ely)

Senam Aerobik mewarnai PKK-Maba FMIPA MALANG-KAV.10 Ada yang berbeda di hari kedua PKK-Maba Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) kali ini. Pasalnya pembukaan acara hari ini yang berlangsung di Hutan FMIPA diwarnai dengan kegiatan senam aerobik bersama-sama. Senam diikuti oleh para Maba, dosen Juga jajaran Dekanat FMIPA. Gerak maju, mundur, kiri, kanan diikuti irama musik dan sorak-sorai mewarnai jalannya acara senam ini. Darjito Wakil Dekan III FMIPA selaku ketua pelaksana PKK-Maba FMIPA menyatakan bahwa kegiatan senam ini sudah berjalan sejak tahun lalu. “Sebenarnya kegiatan senam seperti ini sudah dilaksanakan sejak dua tahun lalu,” tuturnya. Meski sempat terjadi sedikit masalah karena musik senam dianggap mengganggu oleh panitia PKK-Maba Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) yang akan melaksanakan upacara, namun akhirnya dapat berjalan dengan normal sampai akhir. Mengomentari hal tersebut Darjito Mengatakan bahwa ini hanya masalah koordinasi saja, karena pihak FMIPA sebelumnya sudah menginformasikan pada pihak Teknik

12

Elektro bahwa FMIPA akan mengadakan kegiatan senam di Hutan FMIPA. Seharusnya hal ini sudah dikoordinasikan dengan baik saat koordinasi aliansi BEM se-UB. “Radius Elektro dengan MIPA sebenarnya cukup jauh jadi tidak terlalu bermasalah dan hal-hal ini harus dikoordinasikan oleh aliansi BEM dan jangan sampai saling intimidasi”, tegasnya. Purnomo selaku perwakilan Humas PKK-Maba Teknik Elektro menjawab bahwa sebenarnya dari pihak Teknik Elektro sudah tahu apabila di FMIPA diadakan senam, tetapi tidak tahu kalau pakai sound. “Biasanya kalau di Teknik itu senamnya tanpa musik jadi kami tidak tahu kalau FMIPA pakai sound keras,” ujarnya. Kegiatan senam seperti ini cukup dapat apresiasi dari para Maba FMIPA, karena jauh dari persepsi awal maba bahwa PKK-Maba itu menakutkan. “Seru sih dan mutu banget pagi-pagi sudah diajak senam asyik gitu jadi gak hanya diam dan kegiatannya lebih bervariasi,” Jelas Dinda Sherlyndra Hapasari Maba Biologi 2015.(krd/Rad)

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


CATATAN PU Pendidikan Berkesadaran Menuju Ketiadaan Penindasan

EDISI 3

Kamis, 3 September 2015

As The Oppresed, fighting to be human, take away the oppressor power to dominate and suppress, they restore to the oppresors the humanity they had los in the exercise of oppresion – Paulo Freire Hari Kedua bagi anda, para mahasiswa baru yang mengikuti rangkaian PKK Maba di ranah fakultas. Sesekali saya ingin mendengarkan memberikan dua kata yang mungkin akan ada di benak kalian, yang pertama adalah sadar dan kedua adalah lawan. Sebagai seorang mahasiswa baru, kalian tentu harus beradapatasi dengan sistem yang ada. Sistem tersebut dimulai dari rangkaian pengenalan kehidupan kampus ini hingga akhirnya kuliah telah dimulai dan mulai masuk pada ranah akademik. Baiknya mulai saat ini, kalian juga tidak tinggal diam saat misalnya hal aneh di dalam sistem tersebut tersebut mulai membuat kalian jengah. Biasanya, dikegiatan PKK Maba ini kegiatan-kegiatan seperti perploncoan dan bentakmembentak adalah hal yang menjengkelkan. Hal ini tidak substansial mengingat umur kita yang bisa dikatakan “Tanpa harus membentak, kita bisa mengerti apa yang anda perintahkan panitia tersayang”. Teman, mungkin kita harus memahami dulu bahwa mereka melakukan seperti itu dikarenakan beberapa faktor. Faktor tersebut terdiri atas status “mulia” sang panitia, kekuasaan yang Ia punya hingga dominasi terhadap kuasa kalian sebagai orang baru yang harus diajar untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Tapi apa mereka melakukan metodologi pendidikan dalam setiap langkahnya tersebut, atau hanya menjadikan wadah PKK Maba ini sebagai ajang eksis dirinya demi kepentingan-kepentingan tertentu. Sejak zaman dimana Presiden Soeharto “Babeh” masih selalu tersenyum dengan lekuk muka segarnya. Deideologisasi telah dimulai dan sangat sukses mematron pikiran-pikiran manusia Indonesia, hingga mereka-mereka yang belum pernah merasakan keadaan hidup di Orde Baru sekalipun. Hal tersebut juga berakhir pada kuasa Soeharto atas dunia pendidikan di Indonesia. Peran pendidikan pada zaman itu membentuk manusia untuk patuh kepada pemimpinnya. Kita sering terbawa pada arus yang meyakini bahwa apa yang guru kita bicarakan adalah hal yang permanen dan tidak bisa di ganggu gugat lagi. Sering kali keadaan pendidikan juga menolak untuk melaku-

www.kavling10.com

kan dialog atas kesalahan berpikir yang dilakukan oleh orang-orang tua lakukan kepada anak muda. Keadaan ini juga didukung oleh kalian, anak-anak muda yang mengamini dan malah mempraktekan keadaan tersebut kepada generasi generasi muda lainnya. Kreatifitas dan inovasi adalah titik mutlak pendidikan dapat berkembang dan tidak saklek terhadap kesalahan keselahan sistem di masa lalu. Pendidikan pembebasan juga mengajarkan kita untuk merefleksikan apa yang kita dapat ditengah realitas yang ada dengan pemahaman kritis. Pendidikan seperti ini membuat kita yakin bahwa program pendidikan yang baik tidak dapat dihadirkan tanpa dicari secara serius dan berani untuk melakukan dialog diantara pihak “mental sok kuasa” dan pihak yang merasa ditindas oleh sistem yang ada. Seperti yang dipaparkan diatas, mari kita analogikan dengan keadaan teman-teman yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa baru. Coba untuk menganalisis nasib kalian dalam sistem tersebut. Keadaan-keadaan dalam penindasan harus dilawan melalui dialog antara kalian dengan panitia-panitia yang ada. Sopan santun, cinta dan kerendahan hati akan membedakan kalian dengan mereka mereka “yang masih lupa belajar mendidik dirinya sendiri “. Kita adalah sebuah gerakan intelektual. Mengemukakan pendapat adalah satu cara yang berpotensi membuat kita ikut andil dalam memanusiakan dunia. Ketakutan yang ada dalam diri kalian ada sebuah manipulasi. Manipulasi yang diciptakan untuk menghalangi individu untuk tidak bisa bertindak bebas dan mengikuti kata hati. Mengutarakan pendapat secara baik juga akan menciptakan tabiat berpendidikan yang menghantarkan kalian pada tujuan pendidikan yaitu sebagai saran mencapai kebebasan yang bertangung jawab. Ayo saling memanusiakan diri! Tak perlu adanya perubahan misalkan perlawanan terhadap penindasan saja sudah cukup untuk mengembalikan sisi kemanusiaan “si penindas”.

@uapkm_ub

13


NAMA RUBRIK

14

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015


EDISI 3

Kamis, 3 September 2015

www.kavling10.com

@uapkm_ub

NAMA RUBRIK

15


NAMA RUBRIK

UNIT AKTIVITAS PERS KAMPUS MAHASISWA UB

“Mahasiswa berhak mendapat informasi dan berpikir secara terbuka tanpa ada tekanan apapun, dari siapapun.”

“Hanya orang-orang piciklah yang membatasi pemikiran dengan ketakutan.”

16

JURNAL PKK MAHASISWA BARU 2015 www.kavling10.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.