Buletin Ketawanggede Edisi VI Mei - Juni 2015

Page 21

Opini

Pemaknaan Anarkisme dan Konsep Budaya Bebas

D

Oleh: Rahmawati Nur Azizah

alam wawancara dengan Tri Hendra Wahyudi, salah satu dosen Ilmu Politik, narasumber mengenai demonstrasi mahasiswa, dirinya mengeluhkan pemaknaan kata ‘anarki’ yang tidak sesuai tempatnya. Dari sini, saya mencoba mengantar pembaca kepada sebuah gerbang yang sering disalahartikan, yaitu paham anarkisme. Referensi yang digunakan bersumber pada laman anarkis.org dan Budaya Bebas karya Lawrence Lessig. Sekali lagi ini hanyalah penjelasan anarkisme yang dijelaskan secara umum dan hanya menyentuh permukaannya saja. Anda dapat mengakses laman tersebut untuk penjelasan yang lebih rinci dan dalam. Anarkisme adalah paham yang sering sekali di-salahartikan. Umumnya kata ‘anarki’ atau ‘anarkisme ’ tersebut digunakan untuk mengartikan ‘chaos’ atau kekacauan, dan keadaan ‘menolak konstitusi’. Akibatnya, paham tersebut disinyalir sebagai sesuatu yang hanya mengingin-kan kekacauan. Tak jarang orang mengartikannya sebagai bentuk tindakan destruktif atau merusak. Hal ini dipercayai orang tanpa melihat asal usulnya. Tindakan seperti ini adalah buah pikiran yang keliru yang sudah umum dipercayai publik (common fallacy). Orang-orang menganggap ide tersebut benar demikian, anarki selalu merujuk pada kekacauan, padahal ide tersebut tidak benar, namun sudah terlanjur menyebar luas di masyarakat yang kemudian diterima dan terinternalisasi. Mengartikan ‘Anarki’ dan ‘Anarkisme’ Anarkisme pertama kali muncul dari pemberontakan petani Eropa abad pertengahan, tepat-

nya pada puncak revolusi Perancis 1789. Namun, masyarakat mulai menggunakan istilah anarkisme pada abad ke-19 untuk menggambarkan secara positif ideologi sosial serta politik yang tak memerlukan kehadiaran pemerintah. Para penggiat gagasan ini adalah Pierre Joseph Proudhon, Michael Bakunin dan Peter Kropotkin. Kata ‘anarki’ berasal dari bahasa Yunani, awalan an atau a berarti ‘tidak’ atau ‘ketiadaan’ sedangkan archos berarti ‘peraturan’ , “penguasa”. Anarki bisa diartikan sebagai keadaan dimana tidak ada suatu aturan. Jadi Anarkisme, seperti yang di katakan P.J Proudhon, adalah teori politik yang bertujuan menciptakan anarki, “ketiadaan tuan, tanpa raja yang berkuasa.” Dalam kata lain, anarkisme adalah paham yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat yang di dalamnya individu bebas berkumpul bersama secara sederajat. Dengan adanya istilah demokrasi, maka istilah anarki ini akan semakin diarahkan pada pemberontakkan. Anarki dengan tegas menolak kekuasaan, sementara demokrasi mengambil seorang yang kemudian dijadikan sebagai pemimpin tertinggi dalam sebuah negara. Demokrasi menganggap jika tidak ada pemerintahan, negara akan menjadi kacau, maka wajar saja jika anarki, yang menolak pemerintahan, sering dimaknai sebagai tindakan kekacauan. Namun, makna anarki tak sekedar berarti anti-pemerintah, atau anti-negara. Anarkisme terutama adalah gerakan yang melawan hierarki. Mengapa? Karena hierarki adalah struktur organisasional yang mewujudkan kekuasaan. Negara adalah bentuk “tertinggi” dari hierarki, golongan anarkis, seperti definisi, adalah anti-negara. Namun definisi

KETAWANGGEDE EDISI VI/MEI-JUNI 2015

21


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.